Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 9

PERBEDAAN PENDIDIKAN KESEHATAN MENGGUNAKAN VIDEO DAN

LEAFLET TERHADAP PERILAKU IBU HAMIL TRIMESTER I DALAM


DETEKSI DINI INFEKSI MENULAR SEKSUAL (IMS)
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WATES

The Differences In Health Education Using Videos And Leaflets On The Behavior Of The First
Trimester Pregnant Women In Early Detection Of Sexually Transmitted Infections (STIs) In The
Working Area Of Community Health Center Wates

Siti Nuradhawiyah, Triatmi Andri Yanuarini, Koekoeh Hardjito


Poltekkes Kemenkes Malang
Prodi Kebidanan Kediri JL. KH. Wakhid Hasyim 64 B Kediri
dhawiyah1997@gmail.com

Abstract : Sexually transmitted infections are infections that are transmitted through sexual contact. Sexual infections
are more risky when having sexual intercourse by changing partners through vagina, oral, or anal. This infection can
be transmitted during pregnancy, from mother to fetus through the placenta, vaginal fluid, blood and feces during
labor. The purpose of this study was to determine the difference between the use of video media and leaflets on the
behavior of early detection of sexually transmitted infections in first trimester pregnant women. This type of research
was a quasi-experimental pretest and posttest study without Control Group Design. The sampling technique is simple
random sampling. The number of samples in this study were 32 pregnant women. The research measuring instrument
uses a questionnaire. Statistical tests using the Wilcoxon Match Pairs Test and Mann Withney. The results of statistical
tests showed that there were differences in health education about early detection of sexually transmitted infections
with video media (p = 0.002) and with leaflet media (p = 0.001) on the behavior of respondents. Mann Withney Test
results show p-value of 0.551 (p-value> 0.05). The conclusion of this study is that there is no difference in the behavior
of early detection of sexually transmitted infections of pregnant women in the video group and leaflets. The use of
videos and leaflets has a significant influence on improving the behavior of pregnant women. It is recommended for
future researchers to use other media and add instruments to be able to measure behavior more objectively.
Keywords: Early Detection, Sexually Transmitted Infections, Leaflets, Behavior, Video.

Abstrak : Infeksi menular seksual adalah infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual. Infeksi seksual lebih
beresiko apabila melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan melalui vagina, oral, maupun anal.
Infeksi ini dapat ditularkan saat kehamilan yaitu dari ibu ke janin melalui plasenta, cairan vagina, darah dan feses saat
proses persalinan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan antara penggunaan media video dan leaflet
terhadap perilaku deteksi dini infeksi menular seksual pada ibu hamil trimester I. Jenis penelitian ini adalah quasi
eksperimen dengan rancangan penelitian Pretest and Posttest without Control Group Design. Teknik pengambilan
sampel adalah simpel random sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini 32 ibu hamil. Alat ukur penelitian
menggunakan kuesioner. Uji statistik menggunakan Wilcoxon Match Pairs Test dan Mann Withney. Hasil uji statistik
menunjukkan terdapat perbedaan pendidikan kesehatan tentang deteksi dini infeksi menular seksual dengan media
video (p=0.002) dan dengan media leaflet (p=0,001) terhadap perilaku responden. Hasil Uji Mann Withney
menunjukkan p-value sebesar 0,551 (p-value > 0.05). Kesimpulan penelitian ini adalah tidak terdapat perbedaan
perilaku deteksi dini infeksi menular seksual ibu hamil pada kelompok video dan leaflet. Penggunaan video dan leaflet
sama-sama memiliki pengaruh signifikan terhadap peningkatan perilaku ibu hamil. Disarankan bagi peneliti selanjutnya
untukmemanfaat media lain dan menambah istrumen agar dapat mengukur perilaku dengan lebih obyektif .
Kata Kunci : Deteksi Dini, Infeksi Menular Seksual, Leaflet, Perilaku, Video

PENDAHULUAN
Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah produksi mukosa vagina yang tebal dan
berbagai penyakit yang diakibatkan oleh banyak mengandung glikogen ini membentuk
infeksi dari berbagai mikroorganisme berupa rabas vagina yang kental dan berwarna putih
virus, bakteri, parasit atau jamur dapat yaitu leukore. Leukore ini berwarna keabuan
menyebabkan gejala klinik pada saluran dan berbau tidak sedap. Selama masa
kemih dan reproduksi dan penularannya kehamilan, pH vagina menjadi asam dari 4
melalui hubungan seksual. Perubahan pada menjadi 6,5 (Romauli, 2011).
sistem reproduksi pada wanita hamil Berdasarkan survey The Centers for
dipengaruhi oleh meningkatnya kadar hormon Disease Control and Prevention (CDC)
esterogen. Hormon esterogen mempengaruhi menyatakan bahwa pada tahun 2017, terdapat
918 kasus sifilis konginetal termasuk 64 kasus ibu dengan kehamilan normal usia kehamilan
kelahiran bayi mati karena sifilis dan 13 20-30 minggu terdapat 13 ibu hamil yang
kematian janin (Centers for Disease Control mengalami infeksi Chlamydia tracomatis.
and Prevention, 2018). Laporan Penelitian tersebut membuktikan bahwa
Perkembangan HIV-AIDS & Penyakit Infeksi infeksi Chlamydia tracomatis berdampak
Menular Seksual (PIMS) Triwulan IV Tahun dengan kejadian abortus.
2017 diperoleh data HIV di Indonesia Pemberian pendidikan kesehatan pada ibu
sebanyak 14.640 orang dengan kejadian hamil mengenai IMS merupakan salah satu
terbanyak pada umur 25-49 (69,2%), diikuti bentuk upaya pencegahan bertambahnya
umur 20-24 tahun(16,7%) dan > 50 tahun angka kejadian IMS pada ibu hamil. Dalam
(7,6%). Sedangkan kasus IMS yang menyampaikan pendidikan kesehatan dapat
ditemukan pada ibu hamil salah satunya dilakukan menggunakan berbagai media atau
adalah sifilis. Pada ibu hamil yang melakukan alat bantu. Diantaranya visual aids seperti
kunjungan ANC pertama dan dilakukan leaflet dan audio aids berupa video.
pemeriksaan dari 25.698 ibu hamil terdapat Penggunaan alat bantu ini mempermudah
497 ibu dengan positif terinfeksi sifilis. Dari penerimaan informasi oleh sasaran atau
jumlah ibu yang terinfeksi bakteri sifilis masyarakat. Berdasarkan penelitian para ahli,
hanya 158 ibu hamil yang terobati(RI, 2018). indera mata mampu menyalurkan informasi
Angka kejadian IMS setiap tahun ke otak sebesar 75% - 87% dan 13% - 25%
mengalami peningkat. Catatan kasus di Dinas lainnya menggunakan indera pendengaran.
Kesehatan Provinsi Jawa Timur, pada tahun Dapat ditarik kesimpulan bahwa alat bantu
2013 terdapat 192 kasus ibu hamil dengan visual lebih mempermudah cara penyampaian
HIV positif dan dari 82 bayi yang dites dan penerimaan informasi kesehatan
terdapat 47 bayi dengan HIV(Dinas (Notoatmodjo, 2012).
Kesehatan Provinsi Jawa Timur, 2015). Tujuan umum penelitian ini untuk
Pengalaman praktik peneliti di Puskesmas mengetahui adanya perbedaan diberikannya
Wates, diperoleh data bulan Januari - Oktober pendidikan kesehatan menggunakan media
2018 dari jumlah ibu hamil yang melakukan video dan leaflet terhadap perilaku ibu hamil
pemeriksaan kehamilan sebanyak 624 dan trimester I dalam deteksi dini IMS. Tujuan
diperiksa IMS sebanyak 244 orang terdapat 6 khusus penelitian adalah: 1)Menganalisis
ibu hamil yang mengalami IMS positif. perbedaan perilaku ibu hamil trimester I
Diantaranya 3 ibu hamil (50%) yang sebelum dan sesudah diberikan pendidikan
mengidap HIV, 2 ibu hamil (33,33%) dengan kesehatan menggunakan video dalam deteksi
HBsAg positif dan 1 ibu hamil (16,67%) dini IMS di Wilayah Kerja Puskesmas Wates,
dengan Sifilis. Jumlah tersebut mengalami 2)Menganalisis perbedaan perilaku ibu hamil
peningkatan dibandingkan dengan tahun 2017 trimester I sebelum dan sesudah diberikan
yang hanya ada 1 ibu hamil dengan positif pendidikan kesehatan menggunakan leaflet
IMS. Kasus lain yang ditemui adalah adanya dalam deteksi dini IMS di Wilayah Kerja
3 (15%) dari 20 ibu yang melakukan ANC Puskesmas Wates dan 3) Menganalisis
Terpadu adalah hamil diluar nikah pada perbedaan pendidikan kesehatan
remaja. Hal tersebut juga menjadi faktor menggunakan video dan leaflet terhadap
predisposisi kejadian IMS dikarenakan seks perilaku ibu hamil trimester I dalam deteksi
bebas sebelum menikah. dini IMS.
Penelitian (Ahmadi et al., 2016) yang
berjudul “The Relationship between METODE PENELITIAN
Chlamydia trachomatis Genital Infection and Metode penelitian dalam penelitian ini
Spontaneus Abortion” menyatakan dari 109 merupakan metode penelitian kuantitatif.
ibu hamil yang mengalami abortus spontan Jenis penelitian yang dipakai adalah Quasy
pada rentang usia kehamilan 10-20 minggu Eksperiment dengan rancangan Pretest and
(kelompok kasus) terdapat 25 (22,9%) yang Posttest without control group design.
mengalamai infeksi Chlamydia tracomatis. Penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja
Sedangkan pada kelompok control dari 109
Puskesmas Wates pada tanggal 06 April – 03 Data umum penelitian ini meliputi
Juni 2019. karakteristik respoden berdasarkan usia,
Populasi dalam penelitian ini sebanyak 57 tingkat pendidikan, pekerjaan,
ibu hamil trimester I. Teknik sampling dalam terpaparnya informasi dan sumber
penelitian ini adalah simple random sampling, informasi.
sehingga jumlah sampel sebanyak 32 Tabel 1. Karakteristik Responden berdasarkan usia,
responden yang memenuhi kriteria inklusi dan tingkat pendidikan, pekerjaan, terpaparnya informasi
eksklusi. Kriteria inklusi penelitian yaitu 1) dan sumber informasi
Ibu hamil trimester I yang bersedia menjadi Kategori N %
Usia
responden dan berada diwilayah kerja
< 20 tahun 1 3
Puskesmas Wates, 2) Ibu hamil trimester I 26
20-35 tahun 81
yang belum melakukan ANC Terpadu, 3) > 35 tahun 5 16
Mengikuti pretest dan posttest dan 4) Dapat Jumlah 32 100
menulis dan membaca. Dalam penelitian ini, Pendidikan
responden dibagi menjadi dua kelompok yaitu SD
kelompok I yang diberikan pendidikan SMP 13 41
SMA 18 56
kesehatan menggunakan media video dan Perguruan Tinggi 1 3
kelompok II yang diberikan pendidikan Jumlah 32 100
kesehatan dengan media leaflet. Pekerjaan
Instrumen yang digunakan dalam PNS
penelitian ini adalah kuesioner dan lembar Wiraswasta 3 9
IRT 25 78
rekapitulasi. Kuesioner yang digunakan telah Lain-lain 4 13
dilakukan uji validitas dan realibilitas yang Jumlah 32 100
terdiri dari 11 pertanyaan. Prosedur Informasi
pengambilan data dilakukan dengan Pernah 12 38
mendapatkan izin dari Ketua Program Studi Tidak Pernah 20 62
Jumlah 32 100
Kebidanan Kediri, mendata ibu hamil Sumber Informasi
trimester I, menentukan jumlah sampel, Tenaga Kesehatan 6 50
membagi menjadi dua kelompok, Keluarga 1 8
mengumpulkan ibu hamil, memberikan Teman 1 8
penjelasan sebelum penelitian dan informed Koran/Majalah 2 17
TV/Radio 2 17
consent, penilaian pretest, pemberian
Jumlah 12 100
pendidikan kesehatan dan melakukan posttest
Berdasarkan tabel 1 diatas, pada
16 setelah pretest. Metode pengolahan data
penelitian yaitu ibu hamil trimester I yang
dengan cara editing, coding, tabulating,
berusia < 20 tahun sejumlah 1 responden
processing dan cleaning.
(3%), responden yang berusia 20-35 tahun
Analisis data dilakukan dengan uji
sejumlah 26 responden (81%), dan responden
Wilcoxon Match Pairs Test dan Mann
yang berusia >35 tahun sejumlah 5 responden
Withney U-Test dengan nilai signifikansi
(16%).
0,05. Pengambilan kesimpulan sebagai
Mengacu dari data status pendidikan
berikut : Ha ditolak jika p > 0,05 dan Ha
sebagian besar respon menempuh pendidikan
diterima jika p < 0,05. Etika pengambilan
terakhir SMA/SMK sejumlah 18 responden
data dalam penelitian ini meliputi informed
(56%), hampir setengah dari jumlah
consent, anonymity, confidentily dan ethical
responden berpendidikan SMP sejumlah 13
clearance dengan nomor register 094 /
responden (41%), 1 responden (3%)
KEPK-POLKESMA/ 2019 pada tanggal 9
menempuh pendidikan terakhir perguruan
April 2019.
tinggi dan tidak ada satupun responden
dengan pendidikan terakhir SD. Dalam
penelitian ini, dari 32 responden sebagian
besar bekerja sebagai ibu rumah tangga yaitu
HASIL PENELITIAN sejumlah 25 responden (78%), sebagian kecil
wiraswasta yaitu 3 responden (9%) dan tidak Tabel 6.
Data perilaku ibu hamil trimester I
ada satu responden yang bekerja sebagai PNS. sesudah diberikan pendidikan kesehatan
Berkaitan dengan informasi mengenai menggunakan media leaflet
deteksi dini infeksi menular seksual sebanyak Kategori N %
20 responden (62%) tidak pernah Baik 16 100
Cukup
mendapatkan informasi yang artinya sebagian
Kurang
besar responden tidak mengetahui informasi Jumlah 16 100
tersebut. Pada penelitian ini hanya 12
responden (38%) yang pernah mendapatkan Tabel 7. Tabulasi silang perubahan perilaku dalam
informasi. Dari 12 responden tersebut 6 deteksi dini Infeksi Menular Seksual (IMS) pre test
responden (50%) mendapatkan informasi dari dan post test menggunakan media leaflet
tenaga kesehatan pada saat memeriksakan Kategori PRE TEST POST TEST p-
kehamilan dan pada kehamilan anak yang Perilaku N % N % value
sebelumnya. Baik 13 81 16 100
Cukup 2 13 0,001
Sedangkan data khusus meliputi data
Kurang 1 6
berikut : Jumlah 16 100 16 100
Tabel 2. Data perilaku ibu hamil trimester I
sebelum diberikan pendidikan kesehatan
Tabel 8. Perbedaan antara Pendidikan Kesehatan
menggunakan media video Menggunakan Media Video dan Leaflet terhadap
Kategori N % Perilaku Deteksi Dini Infeksi Menular Seksual (IMS)
Baik 10 62 Media Jumlah p-
Cukup 3 19 Perbedaan
N % Mean valu
Kurang 3 19 Mean
e
Jumlah 16 100 Video 16 50 16,00
1,00 0,551
Leafet 16 50 17,00
Tabel 3. Data perilaku ibu hamil trimester Jumlah 16 100
I sesudah diberikan pendidikan kesehatan Berdasarkan Tabel 2 diperoleh data
menggunakan media video perilaku sebelum diberikan pendidikan
Kategori N % kesehatan tentang deteksi dini Infeksi
Baik 16 100 Menular Seksual (IMS) dengan menggunakan
Cukup media video dalam kategori baik yaitu sebesar
Kurang
10 responden (62%), kategori cukup 3
Jumlah 16 100
responden (19%) dan kategori kurang 3
Tabel 4. Tabulasi silang perubahan perilaku dalam responden (19%).
deteksi dini Infeksi Menular Seksual (IMS) pre test Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan
dan post test menggunakan media video perilaku sesudah diberikan pendidikan
Kategori PRE TEST POST kesehatan menggunakan video seluruh
Perilaku TEST p-value responden memiliki perilaku dalam kategori
N % N % baik yaitu sebanyak 16 responden (1005).
Baik 10 62 16 100
Tabel 4 menunjukkan keseluruhan
Cukup 3 1919 0,002
Kurang 3 responden memiliki kategori perilaku baik
Jumlah 16 100 16 100 sebanyak 16 responden (100%). Berdasarkan
uji Wilcoxon Match Pair Test. Hasilnya
Tabel 5. Data perilaku ibu hamil trimester diperoleh dari nilai p (signifikansi) bernilai
I sebelum diberikan pendidikan kesehatan 0,002. Karena nilai p ≤ α yaitu 0.002 ≤ 0.05,
menggunakan media leaflet maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima.
Kategori N % Tabel 5 menunjukkan sebelum
Baik 13 81 diberikan pendidikan kesehatan tentang
Cukup 2 13 deteksi dini Infeksi Menular Seksual (IMS)
Kurang 1 6
Jumlah 16 100
dengan menggunakan media leaflet dalam
kategori baik yaitu sebesar 13 responden
(81%), kategori cukup 2 responden (13%) dan
kategori kurang 1 responden (6%).
Tabel 6 menunjukkan bahwa sesudah tersebut diharapkan dapat membawa
diberikan pendidikan kesehatan menggunakan perubahan perilaku sasaran (Notoatmodjo,
leaflet seluruh responden memiliki perilaku 2012).
dalam kategori baik yaitu 16 responden Perubahan perilaku diawali dengan
(100%). adanya perubahan sikap. Dalam penelitian ini
Berdasarkan tabel 7 sebelum diberikan terlihat dari item soal pada aspek afektif yaitu
pendidikan kesehatan 13 responden (81%) nomor 6 dan 10. Sebagian besar responden
memiliki kategori baik dan setelah pendidikan menjawab benar. Hal ini sesuai dengan teori
kesehatan seluruh responden memiliki Reaction And Action yang menyatakan sikap
perilaku kategori baik (100%). Dilanjutkan merupakan faktor penentu terjadinya
dengan uji statistic Wilcoxon diperolah nilai perubahan perilaku. Pemilihan media video
signifikansi 0,001 < 0,05, yang berarti sebagai media pendidikan kesehatan dapat
terdapat perbedaan sebelum dan sesudah diterima dengan baik oleh responden. Media
pemberian pendidikan kesehatan dengan ini menawarkan penyuluhan yang menarik
media leaflet. dan tidak monoton.
Pada tabel 8 menunjukkan persentase Video mampu menampilkan gambar
kelompok video (50%) dan kelompok leaflet bergerak, efek suara, sehingga lebih terlihat
(50%). Hasil uji statistik Mann Withney hidup dan dapat merangsang panca indera
didapatkan hasil yang tidak bermakna seseorang. Penggunaan video dalam
( p=0,551; α = 0,05). penelitian ini terbukti mampu meningkatkan
pengetahuan, merubah sikap dan memiliki
PEMBAHASAN kecenderungan untuk melakukan suatu
1. Perbedaan Perilaku Ibu Hamil tindakan yang di realisasikan melalui
Trimester I tentang Deteksi Dini keikutsertaan dalam kegiatan ANC Terpadu.
Infeksi Menular Seksual (IMS) Hasil dari penelitian ini, sejalan
Sebelum dan Sesudah Diberikan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hasil
Pendidikan Kesehatan Menggunakan penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
Media Video dilakukan oleh (Arianti, 2018) yang
Tingkat pengetahuan berperan dalam menyatakan bahwa pemberian edukasi video
mempengaruhi perilaku individu. Sesuai animasi mobilisasi dini mampu meningkatkan
dengan pernyataan Meliono (2007) dalam kecepatan pemeulihan berjalan pada pasien
(Larasati, Susanti and Prasetyo, 2015) bahwa pasca pembedahan. Hasil penelitian
semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang (Chusniyah and Santy, 2016) tentang
akan semakin menyadarkan seseorang untuk pengaruh bimbingan imajinasi menggunakan
berperilaku hidup sehat dalam menjaga media audio visual terbukti mampu
kesehatan sistem reproduksinya. Pernyataan menurukan stres hospitalisasi pada anak yang
tersebut diperkuat dengan teori (Notoatmodjo, mana hampir seluruh responden setelah
2012), bahwa pengetahuan adalah faktor Pemberian bimbingan imajinasi dengan media
penting yang dapat mempengaruhi sikap dan audio visual mengalami stress ringan (83,3%).
tindakan individu. Semakin baik pengetahuan Penelitian lain menyatakan bahwa
maka semakin baik pula dalam bersikap dan penyuluhan menggunakan media audio visual
menentukan tindakan. juga efektif dalam meningkatkan pengetahuan
Pendidikan kesehatan adalah suatu dan sikap perawat dalam 5 Moment For Hand
kegiatan atau usaha menyampaikan pesan Hygiene dengan hasil penelitian sebelum
kesehatan kepada masyarakat, kolompok atau diberikan perlakuan menunjukkan
individu. Dengan adanya pesan kesehatan pengetahuan kurang (72,73%) dan sikap
tersebut diharapkan masyarakat, kelompok negatif (90,91%) dan sesudah perlakuan
atau individu dapat memperoleh pengetahuan menunjukkan pengetahuan menjadi baik
tentang kesehatan yang lebih baik. (100%) dan sikap menjadi positif (72,73%)
Pengetahuan tersebut diharapkan pada (Mateus Andhi Kurniawan, 2016).
akhirnya akan berpengaruh terhadap sikap Penelitian lain yang dilakukan oleh
dan perilaku, adanya pendidikan kesehatan (Patma and Nofiyanto, 2017), menyatakan
bahwa pemberian terapi menggunakan audio Hampir seluruh responden bekerja
visual mampu menurunkan kecemasan pada sebagai ibu rumah tangga (81,25%).
anak usia preschool yang dilakukan Walaupun pekerjaan responden sebagai ibu
pemasangan infus di UGD RSUD Wates rumah tangga, tidak menutup kemungkinan
dengan hasil p-value sebesar 0,005. Selain responden meningkatkan pengetahuan , sikap
dalam bidang kesehatan, penelitian yang dan tindakan dalam upaya deteksi dini IMS
dilakukan oleh Selain dalam bidang yang didapatkan dari pengalaman dan sumber
kesehatan, penelitian yang dilakukan oleh informasi. Hampir sebagian responden pernah
(Eko Ribawati, 2015), menyatakan jika mendapatkan informasi tentang IMS
media video juga berpengaruh terhadap (43,85%).
motivasi dan hasil belajar siswa dalam Berdasarkan teori Skinner dalam
pembelajaran IPS di SMP Negeri 2 Tempeh (Notoatmodjo, 2012), menyatakan bahwa
Lumajang. adanya perubahan perilaku pada dasarnya
Peningkatan pengetahuan, sikap dan merupakan sama-sama proses belajar,
tindakan ibu setelah diberikan perlakuan rangsangan yang telah diterima individu,
merupakan akibat dari pemberian pendidikan maka individu mengolah rangsangan tersebut
kesehatan menggunakan video. Dengan sehingga terjadi kesediaan untuk bertindak
demikian media video efektif digunakan (bersikap). Dengan didukung oleh lingkungan
sebagai media pendidikan kesehatan untuk dan fasilitas yang ada maka rangsangan
memberikan peningkatan pengetahuan, tersebut mempunyai efek tindakan (perubahan
merubah sikap dan tindakan sesuai dengan perilaku). Pada Kelompok leaflet, respon
tujuan pendidikan kesehatan. tindakan berupa keikutsertaan dalam ANC
Terpadu dari 16 responden sebanyak 11
2. Perbedaan Perilaku Ibu Hamil responden sudah melakukan pemeriksaan. 5
Trimester I tentang Deteksi Dini responden belum melakukan ANC Terpadu
Infeksi Menular Seksual (IMS) dikarenakan 4 responden belum terjadwal
Sebelum dan Sesudah Diberikan ANC dan 1 responden berada diluar kota.
Pendidikan Kesehatan Menggunakan Hasil penelitian ini menyatakan bahwa
Media Leaflet terdapat perbedaan yang signifikan antara
Hasil penelitian menunjukkan sebelum dan sesudah pemberian pendidikan
mayoritas responden berusia 20-35 tahun kesehatan menggunakan media leaflet dengan
(68,8%). Usia tersebut masuk dalam kategori nilai signifikansi (p = 0,001). Didukung
usia dewasa muda. Hal ini didukung oleh dengan penelitian (Nana Kartika, 2010) yang
pendapat (Budiman and Riyanto, 2014) menyatakan bahwa pemberian media leaflet
bahwa usia mempengaruhi daya tangkap dan dalam penyuluhan secara signifikan dapat
pola pikir seseorang. Selain itu pada usia ini meningkatkan perilaku responden dalam
seseorang akan berperan aktif untuk mencari memilih dan menggunakan obat batuk anak
informasi guna meningkatkan pengetahuan. oleh ibu-ibu di Desa Sukerojo. Penelitian
Pada penelitian ini setengah dari (Raharjo, Putra and Dermawan, 2017) bahwa
responden (50%) memiliki pendidikan SMA pemberian pendidikan kesehatan
dan setengah dari responden (50%) memiliki menggunakan leaflet meningkatkan perilaku
pendidikan SMP. Meskipun tingkat pengunjung dalam cuci tangan di Rumah
pendidikan responden pada tingkat menengah, Sakit Umum Bali Royal. Hasil penelitian (R.
responden dapat meningkatkan pengetahuan Irinne Devita Ariany, 2016) menyatakan
melalui beberapa faktor lain, seperti bahwa penggunaan media leaflet efektif
pengalaman, informasi dari berbagai sumber dalam sosialisasi program gerakan bebas
misalnya media cetak, media elektronik dan plastik. Hal tersebut dibuktikan dengan
sumber yang lain. Hal ini didukung dengan adanya perubahan pengetahuan, sikap dan
penelitian (Putri, 2014) yang menyatakan perilaku responden setelah diberikan
bahwa pengetahuan dipengaruhi oleh faktor sosialisasi menggunakan leaflet.
pendidikan. Penelitian yang dilakukan oleh
(Kawurian, Fajarsari and Mulidah, 2010)
yang menyatakan bahwa media leaflet sangat ibu hamil trimester I dalam deteksi dini
efektif dalam meningkatkan skor pengetahuan Infeksi Menular Seksual (IMS). Kedua media
remaja putri mengenai dismenorea. tersebut memiliki keefektifitasan yang setara
Dibuktikan dengan hasil skor sebelum dalam menyampaikan informasi dan
mendapatkan pendidikan kesehatan meningkatkan perilaku ibu hamil dalam
menggunakan media leaflet pengetahuan deteksi dini infeksi menular seksual yang
remaja putri sebesar 55,20 dan sesudah dilihat dari nilai pre dan post pada masing-
mendapatkan pendidikan kesehatan skor masing media.
pengetahuan meningkat menjadi 74,00. Selain Berdasarkan pemikiran Edgar Dale
itu, penelitian (Gani, Istiaji and Kusuma, tentang kerucut pengalaman (Cone Of
2014) yang menyatakan bahwa hasil analisis Experience) mengenai hasil belajar yang
perbedaan praktik pencegahan HIV/AIDS diperoleh seseorang baik dengan melihat
pada kelompok leaflet menunjukkan hasil p- gambar ataupun melihat video/film memiliki
value =0,001 maka secara signifikan (p-value persentase yang sama yaitu 30%. Hal tersebut
<0,05) sehingga terdapat perbedaan yang membuktikan bahwa penggunaan media
signifikan pada praktik pencegahan leaflet maupun video dalam penyampaian
HIV/AIDS. informasi mengenai deteksi dini infeksi
Menurut hasil penelitian (Budiarto et menular seksual dalam kehamilan mampu
al., 2016) menunjukkan bahwa media leaflet meningkatkan pengetahuan dan merangsang
berpengaruh terhadap kepatuhan pasien sikap dan perilaku kesehatan yang dinilai
hipertensi yang menunjukkan peningkatan memiliki kefektivitasan yang setara.
dari 25,92% menjadi 44,44% dan tekanan Hasil penelitian ini sejalan dengan
darah menurun dengan rata-rata dari 142/85 penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
mmHg menjadi 134/84 mmHg. (Hayati, Fevriasanty and Choiriyah, 2018)
Media leaflet merupakan salah satu yang menyatakan tidak terdapat perbedaan
media komunikasi yang biasa digunakan perilaku hygiene genetalia eksterna ibu hamil
dalam proses komunikasi, seperti punyuluhan, pada kelompok intervensi (kelompok audio-
sosialisasi dan iklan. Media ini berfungsi visual) dan kelompok kontrol (kelompok
edukatif dan berisi pesan informatif leaflet). Penggunaan media audio-visual dan
memenuhi unsur pembelajaran (perubahan leaflet sama-sama memiliki pengaruh
perilaku). Kelebihan media ini dengan bentuk terhadap peningkatan perilaku hygiene
yang praktis, mudah dibawa kemana-mana, genetalia eksterna pada ibu hamil.
dilengkapi gambar dan tulisan sederhana Sejalan dengan penelitian yang
sehingga menarik sasaran untuk membaca. dilakukan oleh (Hermaningsih and Nargis,
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa 2010), menunjukkan tidak terdapat perbedaan
dalam penelitian ini media leaflet efektif yang signifikan antara penggunaan media
sebagai media penyampai pesan dan leaflet dan video dalam perubahaan perilaku
informasi, yang dapat meningkatkan perawatan diri anak pra remaja di sekolah
pengetahuan, mengubah sikap dan menengah pertama di Kecamatan Buah Batu
kecenderungan perilaku ibu hamil di Wilayah Kota Bandung. Dengan hasil uji statistik
Kerja Puskesmas Wates. menunjukkan p sebesar 0,600 > 0,05.
3. Perbedaan antara Pendidikan Hasil penelitian ini berbeda engan
Kesehatan Menggunakan Media Video penelitian (Morriz, 2016) yang menyatakan
dan Leaflet terhadap Perilaku Ibu bahwa media video lebih efektif dibandingkan
Hamil Trimester I dalam Deteksi Dini dengan media leaflet dalam peningkatan
Infeksi Menular Seksual (IMS) di pengetahuan, sikap dan perilaku pencegahan
Wilayah Kerja Puskesmas Wates kekerasan seksual pada anak di Sekolah Dasar
Hasil penelitian yang telah dilakukan Negeri Tulangamping dengan hasil p-value <
pebeliti di Wilayah Kerja Puskesmas Wates α (0,000 < 0,05).
didapatkan hasil tidak terdapat perbedaan Peneliti berasumsi bahwa penggunaan
yang signifikan dari media video dengan media video dan leaflet memiliki efektivitas
leaflet terhadap perubahan perilaku perilaku yang setara. Media video selain digunakan
sebagai media hiduran dan komunikasi juga (IMS) di wilayah kerja Puskesmas Wates
berguna sebagai media edukasi. Media ini Kabupaten Kediri.
menarik untuk digunakan dalam pendidikan Saran
kesehatan karena mampu menampilkan Saran yang dapat diberikan ari
gambar bergerak, efek suara yang dapat penelitian ini adalah :
menarik perhatian responden dan 1. Bagi Peneliti Selanjutnya
meningkatkan motivasi dalam penerimaan Peneliti selanjutnya diharapkan dapat
informasi. Pemanfaatan media video dapat meneliti menggunakan media lain seperti
diterapkan dalam lingkup kognitif, afektif dan papan flannel dan benda-benda tiruan atau
psikomotorik. miniatur dalam memberikan pendidikan
Begitupun dengan penggunaan media kesehatan dan membandingkan hasilnya
leaflet yang memliki kelebihan bentuk menggunakan media dalam penelitian ini,
sederhana, mempunyai beragam gambar, dapat menggunakan instrument tambahan
warna serta desain yang unik. Selain itu juga berupa lembar check list terkait observasi
media leaflet ini mudah dijadikan media perilaku sehingga dapat mengukur perilaku
penyampaian materi penyuluhan dengan cara dengan lebih obyektif dan menggunakan
yang menarik, sehingga responden tidak cakupan sampel yang lebih luas dengan
jenuh dengan materi yang disampaikan. sampel yang lebih banyak sehingga hasil
Penggunaan media leaflet sebagai alat bantu penelitian dapat digeneralisasikan lebih luas.
dalam penyuluhan juga memiliki kelebihan 2. Bagi Responden
lain, dimana responden dapat membaca sesuai Diharapkan bagi ibu hamil dapat
dengan kecepatan masing-masing sehingga memanfaatkan teknologi yang dimiliki seperti
masing-masing responden dapat memahami Handphone untuk mengakses informasi
dan menguasai materi. Selain itu, responden secara cepat dan mudah sehingga dapat
dapat mengulangi membaca materi dalam alat menambah wawasan, meningkatkan
bantu leaflet dan dapat mengikuti urutan pengetahuan dan berpengaruh terhadap
pikiran secara logis sesuai dengan perilaku deteksi dini Infeksi Menular Seksual
pemahaman responden. Sehingga (IMS) dalam kehamilan. Selain itu,
disimpulkan bahwa penggunaan media video diharapkan responden secara kritis
maupun leaflet dapat mempengaruhi memanfaatkan fasilitas yang disediakan oleh
pengetahuan, merubah sikap dan puskesmas seperti leaflet yang disediakan
kecenderungan bertindak. secara gratis di pelayanan kesehatan guna
menambah informasi.
SIMPULAN DAN SARAN 3. Bagi Tempat Penelitian
Simpulan Bagi Puskesmas Wates diharapkan dalam
Berdasarkan hasil penelitain yang memberikan penyuluhan kepada ibu hamil
disesuaikan dengan tujuan penelitian dapat memanfaatkan dan mengembangkan
disimpulkan, yaitu : semua media seperti perpaduan antara media
1. Pendidikan kesehatan menggunakan video dan media leaflet karena kedua media
video dapat meningkatkan perilaku ibu tersebut sama-sama efektif dalam
hamil trimester I dalam deteksi Infeksi meningkatkan pengetahuan dan dapat
Menular Seksual (IMS) di wilayah kerja mempengaruhi perilaku positif yang akan
Puskesmas Wates Kabupaten Kediri. dibentuk.
2. Pendidikan kesehatan menggunakan
leaflet efektif meningkatkan perilaku ibu DAFTAR PUSTAKA
hamil trimester I dalam deteksi Infeksi
Menular Seksual (IMS) di wilayah kerja
Puskesmas Wates Kabupaten Kediri.
3. Penggunaan media video dan leaflet
sama-sama efektif dalam meningkatkan
perilaku ibu hamil trimester I dalam
deteksi dini Infeksi Menular Seksual

You might also like