Professional Documents
Culture Documents
Sintesis Antioksidan 4,6-Dialil-2-Metoksifenol Dari Alil Eugenol Melalui Penataan Ulang Claisen
Sintesis Antioksidan 4,6-Dialil-2-Metoksifenol Dari Alil Eugenol Melalui Penataan Ulang Claisen
1, 2008
ABSTRACT
The objectives of this study was to synthesized 4,6-diallyl-2-methoxyphenol (DMP) from allyl
eugenol by Claisen rearrangement. The reaction was carried out at temperature 170-200oC and the reaction
time was 30 minutes. The synthesis of DMP by heating at 170-200oC for a certain period of time appears to
be a fairly good and simple method. The synthesis compounds were elucidated by infrared (IR), nuclear
magnetic resonance (1H-NMR), and mass spectrometry (MS) techniques. Antioxidant activity
evaluated the based on the heating of coconut oil. At higher temperatures of reaction the yield will be higher
and at the reaction time 30 minutes will produce will produce higher yield which was 59,19%. The gas
chromatographic analysis showed that the purity of DMP was 96,45% The structure of 4,6-diallyl-2-
methoxyphenol was identified by IR spectrometry which shows strong absorption at 3527 cm-1 indicating
hydroxyl group from the phenolic compound and 1H NMR spectra showed that the number of protons of
aromatic ring was two hydrogen while the mass spectrometry showed the molecular ion peak at m/z 204 as
base peak and absence of peak at (M-41)+ as the indicator of ally eugenol. The addition of DMP at
concentration 200 ppm in coconut oil exhibited excellent inhibition of oxidation reaction more than BHT as
control positive. The result concluded that 4,6-diallyl-2-methoxyphenol had antioxidant activity on
heating of coconut oil at 80oC for 30 day.
BAHAN DAN METODE 2x5 mL eter, terjadi lapisan atas (A-3) dan
lapisan bawah (B-3). Lapisan (A-2) dan (A-
Bahan dan Alat
3) digabungkan dan dicuci sampai netral
Alil eugenol diperoleh dari
dengan air kemudian dikeringkan dengan
laboratorium organik FMIPA UGM
natrium sulfat anhidrous dan disaring. Fasa
Yogyakarta dengan kemurnian 96,52%.
cair diuapkan pelarutnya dengan evaporator
Minyak kelapa diperoleh dari pasar lokal di
Buchi dan dianalisis dengan kromatografi gas
Manado. Beberapa bahan kimia yang akan
(GC), infra merah (IR), resonansi magnetik
digunakan adalah petroleum eter, aseton,
inti (1H NMR) dan kromatografi gas-
natrium hidroksida, natrium sulfat diperoleh
spektrometer massa (GC-MS).
dari MERCK (Darmstadt, Germany). Alat
alat yang digunakan dalam penelitian ini
Penentuan aktivitas antioksidan pada
adalah satu set alat distilasi fraksinasi
minyak kelapa
pengurangan tekanan, satu set alat refluk,
Prosedurnya menurut metode Sherwin
evaporator Buchii, kromatografi Gas
(1972), dimasukkan minyak tanpa
(Shimadzu GC-14B), spektrofotometer IR,
antioksidan dan dengan antioksidan, masing-
(Shimadzu FTIR 8201 PC), spektrometer 1H
masing konsentrasi antioksidan sebanyak 200
NMR (JEOL, JNM-MY 60), kromatografi
ppm ke dalam gelas piala berkapasitas 100
gas-Spektrometer massa, GC-MS (Shimadzu
mL tanpa tutup. Selanjutnya dimasukkan ke
GC-17 A, OP-5000).
dalam oven dan dipanaskan pada temperatur
80oC selama 30 hari dan ditentukan angka
Metode
peroksidanya menurut AOCS (1990).
Sintesis 4,6-dialil-2-metoksifenol melalui
penataan ulang Claisen
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sebanyak 8,16 g (0,04 mol) alil
eugenol dimasukkan ke dalam labu leher tiga Sintesis 4,6-dialil-2-metoksifenol
berkapasitas 250 mL yang telah dilengkapi Reaksi penataan ulang Claisen
termometer dan seperangkat alat pendingin menggunakan bahan dasar alil eugenol
bola. Selanjutnya dipanaskan pada 170, 180, (96,52%), penataan ulang ini pertama
190 dan 200˚C selama 30, 60, 90, 120 dan dilakukan dengan merefluk selama 30 menit
150 menit dan setiap interval waktu di atas dengan variasi suhu reaksi (170, 180, 190,
diambil sampelnya dengan menggunakan 200˚C), sampel diambil dengan
pipet ukur setelah dingin ditambahkan 5 mL menggunakan pipet ukur sebanyak 1,5 ml.
NaOH, selanjutnya di ekstrak dengan 2x5 Kemudian optimasi kemurnian dianalisis
mL petroleum eter, terbentuk lapisan atas (A- dengan menggunakan kromatografi gas,
1) dan lapisan bawah (B-1). Kemudian adapun kemurnian hasil penataan ulang dapat
lapisan (B-1) diasamkan dengan HCl 5 M dilihat pada Tabel 1 berikut ini:
sampai pH 2-3, lapisan atas (A-2) diambil
dan lapisan bawah (B-2) diekstrak dengan
Tabel 1. Hasil reaksi penataan ulang selama 30 menit dengan variasi suhu reaksi
(X: hasil penataan ulang)
Berdasarkan data di atas menunjukkan rendemen yang diperoleh. Ini berarti bahwa
adanya hubungan kenaikan suhu dengan reaksi penataan ulang Claisen sangat
kemurnian dan rendemen, makin meningkat dipengaruhi oleh pemanasan reaksi, karena
suhu reaksi makin besar kemurnian dan apabila suhu dinaikkan makin cepat
reaksinya, ini dapat dijelaskan sebagai memanaskan sistim. Dari hasil berbagai suhu
berikut. Makin naik suhu reaksi akan pemanasan sistim maka pemanasan pada
menyebabkan energi tiap-tiap partikel alil suhu 200˚C selama 30 menit diperoleh hasil
eugenol akan makin besar pula. Akibatnya terbesar dengan tingkat kemurnian 90,62%
makin besar energi partikel maka pertikel- dan rendemen 59,19%.
partikel akan makin besar kecepatan Berdasarkan data ini diperoleh hasil
geraknya dan dengan makin besar kecepatan yang sangat baik bila dilakukan pemanasan
gerak partikel menyebabkan makin banyak reaksi penataan ulang pada suhu lebih
tumbukan yang terjadi. Oleh karena itu, rendah. Karena pemanasan suhu tinggi diatas
dengan jalan pemanasan sistim maka reaksi 200˚C dapat mengakibatkan hasil reaksi
penataan ulang Claisen akan mendapatkan samping atau terurainya zat yang diharapkan.
tambahan energi kinetik sehingga dapat Atas dasar itu maka pemanasan reaksi
melewati suatu keadaan transisi yang penataan ulang ini tidak dilakukan pada suhu
memiliki energi potensial yang cukup tinggi di atas 200˚C. Reaksi penataan ulang ini
dari pada energi produk penataan ulang. selanjutnya memvariasikan suhu refluk pada
Kenyataan ini membuktikan bahwa reaksi suhu 200 ˚C dengan waktu divariasi selama
penataan ulang Claisen terhadap alil eugenol 30, 60, 90, 120 dan 150 menit, kemurniannya
tidak dapat berlangsung pada suhu kamar, diperiksa dengan kromatografi gas, hasilnya
karena reaksi penataan ulang ini sangat adalah sebagai berikut :
membutuhkan energi tambahan dari luar dan
energi itu diperoleh dengan cara
Tabel 2. Hasil reaksi penataan ulang pada suhu 200˚C dengan variasi
waktu refluk (X: hasil penataan ulang)
Hasil kromatogram pada suhu 200˚C gugus fungsi yang terdapat pada senyawa
dengan waktu reaksi 30 menit mempunyai hasil penataan ulang. Uji gugus fungsi
kemurnian 95,16% dan waktu retensi 12,39 terhadap senyawa hasil sintesis penataan
diperkirakan senyawa hasil penataan ulang ulang dilakukan dengan spektrometer IR.
dan waktu retensi 11,32 menunjukkan alil Adapun yang dibandingkan adalah gugus
eugenol sisa, sedangkan waktu retensi 12,37 fungsi antara alil eugenol (Gambar 1) dan
dengan kemurnian 96,45% diperkirakan hasil terutama gugus fungsi OH pada
senyawa hasil penataan ulang dan waktu spektrum IR, pita kuat pada frekuensi 3527
retensi 11,33 merupakan alil eugenol yang cm-1 menunjukkan adanya gugus OH pada
tersisa. senyawa hasil sedangkan pada alil eugenol
Berdasarkan hasil reaksi penataan tidak muncul. Pita lemah dan tajam pada
ulang pada waktu 90 menit dengan tingkat sekitar 3000-2800 cm-1, serapan
kemurnian 96,45% selanjutnya dilakukan menunjukkan adanya gugus alkyl sehingga
analisis dan identifikasi struktur kimia pita pada daerah ini mengandung gugus
dengan kromatografi gas (GC), infra merah metilen (-CH2-) dan gugus metil (-CH3-).
(IR), resonansi magnetik inti (1H NMR) dan Spektrum renggang C-H 3076 cm-1
kromatografi gas-spektrometer massa (GC- menunjukkan kemungkinan adanya Ar-H
MS). senyawa aromatis. Hal ini didukung oleh pita
Hasil analisis IR senyawa hasil kuat dan tajam pada frekuensi 1500 cm-1
penataan ulang dapat dilihat pada Gambar 2. yang menunjukkan retangan gugus C=C
Analisis dengan IR berguna untuk aromatis. Sedangkan serapan disekitar 1300-
mendapatkan keterangan tentang gugus- 1200 cm-1 menunjukkan adanya gugus C-O
dari ester dimana pita pada frekuensi ini merupakan karakteristik untuk aril ester.
Spektra resonansi magnetik inti ekuivalen pada satu proton. Hasil analisis
1
senyawa X dalam pelarut CDCl3 disajikan HMR disajikan pada Tabel 2.
pada Gambar 3. Spektra senyawa X
menunjukkan 5 jenis proton dengan jumlah
keseluruhan 15 buah. Senyawa X
memberikan serapan pada pergeseran kimia
antara δ 6,45 ppm, menunjukkkan adanya
serapan khas proton aromatik. Pergeseran
kimia pada daerah 3,76 ppm merupakan
serapan khas proton –OCH3 (Silverstein et
al., 1991). Singal singlet melebar dengan
harga pergeseran kimia 5,70 ppm dengan
satu atom hidrogen diduga berasal dari atom
hidrogen yang terikat pada gugus hidroksi.
Doblet pada pergeseran kimia pada δ 4,82
ppm merupakan serapan khas dari olefin
dengan intergrasi yang relatif
Tabel 2. Analisis spektrum 1H NMR senyawa X dari hasil reaksi penataan ulang
Analisis spektrometer massa (MS) ini dibuktikan pada puncak dasarnya, yaitu
bertujuan untuk menentukan massa molekul 204, spektrum massanya adalah sebagai
yang dilihat dari fragmentasi yang terjadi. berikut: Lepasnya CH3 (M-15) menghasilkan
Hasil spektroskopi senyawa X (Gambar 4) pecahan dengan m/z 189 yang distabilkan
menunjukkan puncak ion molekul (M+) pada oleh resonansi, pecahan m/z 189 mengalami
m/z 204. Puncak ion molekul m/z 204 pecahan lanjut menghasilkan m/z = 161.
diperkirakan adalah 4,6-dialil-2-metoksifenol
H H H H
CH2 CH CH2 CH2 CH CH2
M+ = 204
CH3
OH OH
CH2 CH CH2 O CH2 CH CH2 O
H H H H
CH2 CH CH2 CH2 CH CH2
OH
CH2 CH CH2 H
H CH2 CH CH2
m/e = 161
OH OH
CH2 CH CH2 O CH2 CH2 CH CH2 H
H
CH2O
H H H H
CH2 CH CH2 CH2 CH CH2
H+
OH
CH2 CH CH2 H
H
CH2 CH CH2
m/e = 173
OH OH
CH2 CH CH2 OCH3 CH2 CH CH2 O CH2
H
CH CH2
H H H H
CH2 CH CH2 CH2 CH CH2
M+ = 204 m/e = 177
CH2O
OH
CH2 CH CH2 H
H H
CH2
m/e = 147
Berdasarkan hasil spektroskopi IR, 1H- berwarna kuning kemungkinan struktur kimia
NMR dan MS serta penelusuran pustaka, senyawa 4,6-dialil-2-metoksifenol
maka senyawa X yang berupa minyak
9
8
Angka peroksida (meq/kg)
7
6
5
4
3
2
1
0
BHT DM kontrol