Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) (e

Volume 5, Nomor 3, Juli 2017 (ISSN: 2356-3346)


3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

FAKTOR-FAKTOR
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU
PERSONAL HYGIENE REMAJA PUTRI DALAM PENANGANAN DAN
PENCEGAHAN KEPUTIHAN PADA SISWI SMK NEGERI 11
SEMARANG

Susanti Handayani, Kusyogo Cahyo, Ratih Indraswari


Bagian Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Fakultas Kesehatan
Masyarakat,
Universitas Diponegoro
Email: santibub05@gmail.com

Abstract
One of adolescent reproductive health problems that need to be observed is a
disease of reproductive tract infectios one of which is whitish.Physiologic vaginal
discharge when behavior in reproduction health keeping is poorly in feminine
area.The purpose of this study was to analyze the factors correlated with
personal hygiene behavior of female adolescent in treatment and preventation
vaginal discharge of SMK Negeri 11 Semarang students.
The study was quantitative method with cross sectional approach. The number of
samples were 70 students. The data was analyzed by chi-square.
chi square.
The result of this research showed that the majority of respondets had poor
knowledge (67,1%), had non-permissive
non permissive attitude (72,1%), had poor acces to
health service (62,9%), had poor information availability (54,3%), had mother's
support is less supportive (91,4%), had poor behaviour (54,3%) about treatment
and preventation vaginal discharge. The result of bivariate analysis showed that
knowledge (p= 0,042) correlates with the personal hygiene behaviour of female
adolescent in treatment and preventation vaginal discharge on the other hand,
attitude
de (p=0,711), acces to health service (p=0,760), information availability
(p=0,587) and mother's support (p=0,516) does not correlates with the personal
hygiene behaviour of female adolescent in treatment and preventation vaginal
discharge of SMK Negeri 11 Semarang.

Keywords : Female Adolescent, Vaginal Discharge, Personal Hygiene

PENDAHULUAN perkembangan remaja, yaitu: remaja


Masa remaja merupakan awal (early adolescence), remaja
masa peralihan dari anak-anak
anak madya (middle adolescence),
adolescence remaja
menuju ke dewasa, bukan hanya akhir (late adolescence) (Sarwono,
dalam arti psikologis tetapi juga 2013).
dalam arti fisik. Perubahan fisik yang Kesehatan reproduksi
terjadi merupakan gejala primer merupakan keadaan sejahtera fisik,
dalam pertumbuhan remaja, mental, dan sosial dalam segala hal
sedangkan perubahan psikologis yang berkaitan dengan fungsi,
muncul sebagaiai akibat dari peran, dan sistem reproduksi.
perubahan fisik. Batasan usia Sedangkan, kesehatan reproduksi
remaja Indonesia adalah 11–24 11 remaja merupakan suatusu kondisi
tahun dan belum menikah. Proses sehat yang menyangkut sistem,
dalam penyesuaian diri menuju fungsi, dan proses reproduksi yang
kedewasaan ada tiga tahap dimiliki oleh remaja. Setiap remaja

629
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) (e
Volume 5, Nomor 3, Juli 2017 (ISSN: 2356-3346)
3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

memperoleh hak yang sama dalam sudah pernah berhubungan intim.


menjaga kesehatan reproduksinya. Keputihan yang dialami remaja
Organ reproduksi merupakan organ dalam 3 bulan berturut-turut
berturut dan
tubuh yang sensitif dan memerlukan tidak diobati dengan benarakan
perawatan khusus.
husus. Pengetahuan menyebabkan terjadinya kanker
dan perawatan yang baik dalam servik.10 Jumlah wanita di Dunia
menjaga kebersihan organ yang permah mengalami keputihan
reproduksi dapat memelihara 75%, sedangkan wanita Eropa yang
kesehatan reproduksi. (
(Effendi, mengalami keputihan sebesar 25%.
2009) (Octaviyanti,2009)
Keputihan merupakan Di Indonesia sebanyak 75%
sekresi vaginal abnormal pada wanita pernah mengalami keputihan
wanita. Keputihan yang disebabkan minimal satu kali dalam hidupnya
infeksi biasanya disertai dengan denga dan 45% diantaranya b
bisa
rasa gatal di dalam vagina dan di mengalami keputihan sebanyak dua
sekitar bibir vagina bagian luar. Jika kali atau lebih. (BKKBN,2009)
di biarkan dan tidak ditangani sedini Keputihan merupakan masalah
mungkin infeksi ini dapat menjalar kesehatan reproduksi yang normal
dan menimbulkan peradangan ke terjadi pada wanita, terutama pada
saluran kencing, sehingga remaja. Data awal di SMK Negeri 11
menimbulkan rasa pedih saat si Semarang dari 28 siswi, seluruh
penderita buang air kecil.k (Nenk, siswi menyatakan bahwa mereka mer
2010) pernah mengalami keputihan.
Keputihan merupakan hal Banyak faktor yang dapat
yang selalu dianggap sepele oleh menyebabkan keputihan pada
wanita padahal jika di biarkan remaja seperti faktor pendukung,
berlarut - larut akan berakibat fatal faktor fisiologis dan faktor patologis.
seperti persalinan premature pada Faktor pendukung terjadinya
ibu hamil, kemandulan dan kanker keputihan pada remaja adalah
serviks.(Tri Indah Setiani, 2004) anemia, gizi rendah, kelelahan dan
Keputihan dapat disertai obesitas.
s. Faktor fisiologis keputihan
gejala atau tanpa ada gejala yang yang lebih banyak dipengaruhi oleh
dirasakan, tetapi jika dilakukan faktor hormonal yang normal seperti
penelitian dan pemeriksaan lebih saat ovulasi, sebelum dan sesudah
dalam akan terlihat adanya jamur haid, rangsangan seksual, serta
Candida, spp.. Selain Candida emosi. faktor patologis yang sering
albicans,, penyebab lain adalah mengakibatkan keputihan adalah
Candida glabrata yang kasusnya infeksi bakteri, parasit,
para jamur, dan
mempunyai ai kecenderungan virus (Pudiastuti,2010). Kurangnya
meningkatkan bahkan dapat perilaku dalam menjaga kebersihan
menyebabkan timbulnya kanker organ kewanitaan juga merupakan
serviks ( kanker mulut Rahim ) yang faktor yang bisa mengakibatkan
sudah banyak mengancam wanita keputihan, sehingga bakteri dan
sampai kematian akibat kanker jamur akan tumbuh dengan cepat
serviks. (Tri Indah Setiani, 2004) pada tempat kotor dan lembab dapat
Keputihan yang dialami menimbulkan n infeksi yang kemudian
remaja saat ini akibat faktor menyebabkan keputihan patologis.
keinginan remaja putri untuk Agar perilaku remaja putri dalam
melakukan hubungan intim, 56% mencegah keputihan patologis bisa
remaja putri berusia 13-1613 tahun baik, maka diperlukan pengetahuan

630
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) (e
Volume 5, Nomor 3, Juli 2017 (ISSN: 2356-3346)
3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

yang baik tentang keputihan dan Populasi penelitian adalah seluruh


sikap yang baik dalam melakukan siswi perempuan kelas X SMK
tindakan pencegahan keputihan Negeri 11 Semarang yang berjumlah
patologis.
logis. Pengetahuan dan sikap 189 siswi perempuan. Sampel
merupakan domain yang ada dalam menggunakan metode probability
membentuk perilaku seseorang sampling (systematic random
(Notoadmodjo, 2010). Jika sampling). Analisis data dilakukan
pengetahuan baik dan sikap dalam secara univariat, bivariat
melakukan tindakan baik, maka menggunakan uji chi-square.
chi
diharapkan juga pada akhirnya
seseorang akan melakukan perilaku HASIL DAN PEMBAHASAN
atau tindakan yang baik juga. Gambaran Umum Lokasi
Berdasarkan uraian data dan Penelitian
fakta tersebut, peneliti ingin Sekolah Menegah Kejuruan
mengetahui faktor - faktor apa saja Negeri 11 Semarang beralamat di
yang mempengaruhi perilaku jalan Cemara Raya Banyumanik RT
personal hygiene remaja putri dalam 08 RW 11, Kelurahan Padangsari,
penanganan dan pencegahan Kecamatan Banyumanik, Kota
keputihan pada siswi SMK Negeri 11 Semarang, Provinsi Jawa Tengah
Semarang.Tujuan khus
khusus dari Pengetahuan
penelitian ini ialah menganalis Jumlah
faktor-faktor
faktor yang berhubungan Pengetahuan
dengan perilaku personal hygiene f %
remaja putri dalam penanganan dan
pencegahan keputihan pada siswi Kurang baik 47 67,1
SMK Negeri 11 Semarang. Dan Baik 23 32,9
tujuan umum penelitian ini ialah
Total 70 100,0 %
Mengidentifikasi pengetahuan,
sikap, akses pelayanan kesehatan,
keterpaparan informasi, dukungan Hasil penelitian menujukkan
ibu dan perilaku personal bahwa tingkat pengetahuan
hygienedalam
dalam penanganan dan responden tentang penanganan dan
pencegahan keputihan pada siswi pencegahan keputihan pada siswi
SMK Negeri 11 Semarang serta SMK Negeri 11 semarang sebagian
hubungan antara pengetahuan, besar tergolong kurang baik
sikap, akses layananyanan kesehatan, sebanyak 67,1%
keterpaparan informasi dan Hasil pengujian hipotesis dengan
dukungan ibu dihubungankan menggunakan Chi Square Test
dengan perilaku penanganan dan didapatkan p-value
value 0,042 < 0,05
pencegahan keputihan pada siswi sehingga dapat disimpulkan bahwa
SMK Negeri 11 Semarang. ada hubungan antara pengetahuan
responden dengan peril
perilaku
METODE PENELITIAN penanganan dan pencegahan
Penelitian ini merupakan keputihan pada siswi SMK Negeri 11
penelitian analitik deskriptif dengan Semarang.
menggunakan metodemeto penelitian Hal ini sesuai dengan teori yang
kuantitatif pendekatan cross dikemukakan Green tentang
sectional study. Pengumpulan data perubahan
bahan perilaku bahwa salah
dilakukan dengan wawancara satu faktor yang mempengaruhi
dengan instrument berupa kuesioner perilaku seseorang adalah faktor

631
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) (e
Volume 5, Nomor 3, Juli 2017 (ISSN: 2356-3346)
3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

predisposisi. Pengetahuan dengan sendirinya”. Sebanyak 70%


merupakan salah satu yang terwujud menyatakan setuju. Bersikap setuju
dalam faktor predisposisi. pada pernyataan yang salah
Dari hasil penelitian tersebut mengenai keputihan, oleh karena itu
didapat distribusi pengetahuan baik peneliti berasumsi bahwa penyebab
dan pengetahuan tentang keputihan rendahnya sikap remaja tentang
yang baik mempunyai presentase keputihan dikarenakan umumnya
yang hampir berimbang oleh karena remaja putri yang mengalami
itu peneliti berasumsi bahwa keputihan tidak mencari informasi
penyebab rendahnya pengetahuan yang bena tentang keputihan, hal ini
remaja tentang keputihan akan mempengaruhi perilaku
dikarenakan
enakan sedikitnya informasi responden Maka dapat disimpulkan
tentang keputihan yang di dapat bahwa
hwa , sikap yang tidak
remaja baik dari buku, keluarga, mendukung dapat mempengaruhi
keluarga, media ataupun petugas perilaku seseorang.
kesehatan.
Akses Layanan Kesehatan
Sikap Jumlah
Jumlah Akses Layanan
Informasi f %
Sikap
f %
Kurang Baik 44 62,9
Tidak Permisif 51 72,9 37,1
27,1 Baik 26
Permisif 19
Total 70 100,0 %
Total 70 100,0 %

Hasil penelitian menunjukkan bahwa


Hasil penelitian menujukkan
Akses Layanan
bahwa sikap responden tentang
Kesehatanresponden
responden yang di dapat
penanganan dan pencegahan
di sekolahyang berhubungan
keputihan pada siswi SMK Negeri 11
dengan penanganan dan
Semarang lebih dari setengah
pencegahan keputihan pada siswi
responden tidak permisif sebanyak
SMK Negeri 11 Semarang sebagian
72,9%
besar tergolong kurang baik
Hasil pengujian hipotesis dengan
sebanyak62,9%.
menggunakan Chi Square Test
Hasil pengujian hipotesis dengan
didapatkan p-value
value 0,711 > 0,05
menggunakan Chi Square Test
sehingga dapat disimpulkan bahwa
didapatkan p-value
value 0,760 > 0,05
tidak ada hubungan antara sikap
sehingga dapat disimpulkan bahwa
responden dengan perilaku
tidak ada hubungan antara akses
penanganan dan pencegahan
layanan kesehatan responden
keputihan pada siswi SMK Negeri 11
dengan perilaku penanganan dan
Semarang.
pencegahan keputihan pada siswi
Seperti pada penelitian Emi
SMK Negeri 11 Semarang.
Badaryati (2012), sebanyak 62%
Disimpulkan bahwa ada beberapa
responden menyatakan setuju.
setuju Lalu
kemungkinan yang menyebabkan
pada penelitian ini dengan
hal tersebut, diantaranya bahwa
pernyataan “Menurut saya, tidak
penilaian terhadap pelayanan
perlu memeriksakan keputihan
kesehatan bagi setiap orang
karena keputihan akan sembuh
berbeda - beda, hal ini dipengaruhi

632
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) (e
Volume 5, Nomor 3, Juli 2017 (ISSN: 2356-3346)
3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

oleh pengalaman, perasaan dan siswi memperoleh informasi tentang


faktor internal lainnya. Selain itu keputihan paling banyak berasal
berasa dari
tingkat kepuasan akan pelayanan orangtuanya, ini menunjukkan ada
masing - masing orang tidak sama, kecenderugan remaja menganggap
salah satu contoh misalnya informasi bahwa permasalahan kesehatan
yang diberikan oleh petugas reproduksi khususnya tentang
kesehatan sama tetapi tingkat keputihan bukanlah hal yang tabu.
kejelasan antar individu terhadap Sehingga potensi siswi untuk
informasi tersebut bervaiasi atau memperoleh informasi yang benar
berbeda. Kualitas informasi juga lebih besar, karena orang tua
sangat dipengaruhi oleh sikap dan merupakan
rupakan salah satu sumber yang
kompetensi
nsi dari petugas kesehatan bisa dipertanggung jawabkan.
tersebut. Faktor lain yang Semakin banyak siswi terpapar
menyebabkan variable pelayanan dengan informasi yang benar
kesehatan ini tidak bermakna ada tantang keputihan, maka semakin
kemungkinan karena bentuk besar peluang siswi berperilaku
kuesioner yang masih belum variasi pencegahan dan penanganan
jadi belum menggambarkan tujuan keputihan dengan baik. Namun
yang hendak dicapai. informasi yang diberikan
rikan oleh orang
tua memberikan informasi kepada
Keterpaparan Informasi
ormasi anak dengan tingkat kejelasan antar
Jumlah individu terhadap informasi tersebut
Keterpaparan bervaiasi atau berbeda. Penerimaan
Informasi f % informasipun berbeda-beda
berbeda pada
setiap individunya yang membuat
Kurang Baik 38 54,3 kesimpang siuran akan informasi
Baik 32 45,7 menjadi
njadi berbeda
berbeda-beda
penerimaanya.
Total 70 100,0 %
Dukungan Ibu
Hasil penelitian diketahui bahwa Jumlah
Keterpaparan Infomasi responden Dukungan Ibu
f %
yang di dapat di sekolahyang
berhubungan dengan penanganan 91,4
dan pencegahan keputihan pada Kurang Mendukung 64
Mendukung 6 8,6
siswi SMK Negeri 11 Semarang
sebagian besar tergolong kurang 100,0 %
Total 70
baik sebanyak 54,3%.
Hasil pengujian hipotesis dengan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
bahw
menggunakan Chi Square Test Dukungan Ibu responden dalam
didapatkan p-value
value 0,587 > 0,05 penanganan dan pencegahan
sehingga dapat disimpulkan bahwa keputihan pada siswi SMK Negeri 11
tidak ada hubungan antara Semarang sebagian besar tergolong
keterpaparan informasi
informas responden kurang mendukung sebanyak
dengan perilaku penanganan dan 91,4%.
pencegahan keputihan pada siswi Hasil pengujian hipotesis dengan
SMK Negeri 11 Semarang. menggunakan Chi Square Test
Disimpulkan bahwa ada beberapa didapatkan p-value
value 0,516 > 0,05
kemungkinan yang menyebabkan sehingga dapat disimpulkan bahwa
b
hal tersebut, diantaranya bahwa tidak ada hubungan antara

633
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) (e
Volume 5, Nomor 3, Juli 2017 (ISSN: 2356-3346)
3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

dukungan ibu responden dengan sekitarnya. Di samping itu remaja


perilaku penanganan dan mempunyai kebutuhan dan
pencegahan keputihan pada siswi kesehatan seksual tersebut, dimana
SMK Negeri 11 Semarang. pemenuhan kebutuhan seksual
Peran ibu sangat penting dalam tersebut sangat bervariasi.
proses pertumbuhan dan (Notoatmojo,2003)
perkembangan anak, terutama pada
masa remaja. Remaja mulai KESIMPULAN
mengenal
ngenal berbagai proses seksual 1. Sebagian
gian besar responden
yang sedang terjadi pada tubuh dan (67,1%) memiliki pengetahuan
jiwanya pertama kali melalui ibu kurang baik mengenai
(Sarwono, 2008). Umumnya anak penanganan dan pencegahan
perempuan akan memberi tahu keputihan.
ibunya saat putrinya mendapati 2. Sebagian besar responden
keputihan atau flek (Santrock, 2003). (72,1%) memiliki sikap tidak
Perilaku permisif mengenai penanganan
Jumlah dan pencegahan keputihan.
Dukungan Ibu 3. Sebagian besar responden
f % (62,9%) memiliki ki akses layanan
kesehatan kurang baik
Kurang Baik 38 54,3 mengenai penanganan dan
Baik 32 45,7 pencegahan keputihan.
4. Sebagian besar responden
Total 70 100,0 % (54,3%) memiliki keterpaparan
informasi kurang baik mengenai
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penanganan dan pencegahan
Perilaku Responden dalam keputihan.
penanganan dan pencegahan 5. Sebagian besar responden
keputihan sebagian besar tergolong (91,4%) memiliki dukungan
dukung ibu
kurang baik sebanyak 54,3%. kurang mendukung mengenai
penanganan dan pencegahan
Menurut teori L.Green perilaku keputihan.
manusia dari tingkat kesehatan 6. Sebagian besar responden
seseorang atau masyarakat (54,3%) memiliki perilaku
dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, kurang baik mengenai
yakni factor perilaku (behavior penanganan dan pencegahan
cause) dan factor dari luar perilaku keputihan.
(non-behavior
behavior cause). Dan dapat 7. Variabel yang berhubungan
disimpulkan bahwa perilaku dengan perilaku penanganan
seseorang
ng atau masyarakat yang dan pencegahan keputihan
bersangkutan. Disamping itu pada siswi SMK Negeri 11
ketersediaan fasilitas, sikap dan Semarang : pengetahuan
perilaku para petugas kesehatan (p=0,042)
terhadap kesehatan juga akan 8. Variabel yang berhubungan
mendukung dan memperkuat dengan perilaku penanganan
terbentuknya perilaku. Remaja dan pencegahan keputihan
mempunyai sifat yang unik, salah pada siswi SMK Negeri 11
satunya adalah sifat ingin meiru Semarang : sikap (p=0,711),
(
sesuatu hal yang dilihat, kepada akses layanan kesehatan
keadaan, serta lingkungan di (p=0,760),
), keterpaparan

634
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) (e
Volume 5, Nomor 3, Juli 2017 (ISSN: 2356-3346)
3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

informasi (p=0,587
p=0,587), dukungan Semarang, Skripsi, Tidak di
ibu (p=0,516). publikasikan
3. Anonimous, 2013, Pentingnya
SARAN Merawat Daerah Kewanitaan,
1. Bagi SMK Negeri 11 Semarang http://www.seputarduniawanita.co
Diharapkan pihak sekolah dapat m/2013/01/pentingnya
m/2013/01/pentingnya-merawat-
menyusun program kesehatan daerah-kewanitaan.html
kewanitaan.html diakses
dengan memasukkan materi pada tanggal 21 maret 2017
tentang kesehatan reproduksi 4. Arikunto, S, 2006, Prosedur
pada umumnya dan bekerja sama Penelitian Suatu Pendekatan
dengan tenaga kesehatan untuk Praktik, Rineka Cipta, Jakarta
memberikan penyuluhan tentang 5. Arikunto, S, 2010, Prosedur
kesehatan reproduksi khususnya penelitian suatu pendekatan
tentang keputihan kepada siswi praktik, Edisi Revisi 2010, Rineka
SMK Negeri 11 Semarang, Cipta, Jakarta
sehingga siswa teredukasi 6. Azwar, S, 2003, Sikap Manusia,
dengan baik. Teori, dan Pengukurannya,
2. Bagi Dinas Pendidikan Provinsi Pustaka Pelajar, Yogyakarta
Semarang 7. Friedman, M., 1998, Keperawatan
enyediakan dan menyebarkan
Menyediakan Keluarga : Teori dan Praktek,
media informasi yang memadai diterjemahkan oleh Ina Debora
berupa media cetak seperti dan Yoakim,EGC, Jakarta
leaflet, poster untuk menambah 8. Green, L.W. & Kreuter, M.W.,
pengetahuan mengenai personal 1991, Health Promotion Planning
hygiene kesehatan reproduksi. An Educational and
3. BagiDinas Kesehatan Kota Environmental Approach, Second
Semarang Edition, Mayfield Publishing
a. Mengoptimalkan program Company, USA
pelayanan kesehatan peduli 9. Hockenberry, M., Wilson D, 2007,
remaja di seluruh puskesmas Wong’s Nursing Care of Infants
di Kota Semarang, dengan and Children, ed.8, Mosby,
demikian dapat mengetahui St.Louis
langsung
angsung permasalahan pada 10. Hurlock, E.B., 2010,
remaja. Psikologi Perkembangan Suatu
b. Meningkatkan koordinasi Pendekatan Sepanjang Rentang
Re
dalam hal pelayanan Kehidupan,Edisi Kelima,
kesehatan ke sekolah-sekolah
sekolah Erlangga,Jakarta
berupa penyuluhan maupun 11. Isroin, Laily & Andarmajo,
seminar. Sulistyo, 2012, Personal
Hygiene Konsep, Proses dan
REFRENSI Aplikasi dalam Praktik
1. Agustini, Sheila.2013.Keputihan
Sheila. Keperawatan, Graha Ilmu,
Si Putih yang Mengganggu.
Mengganggu Jakarta
http://www.medikaholistik.com/me 12. Kozier, Erb, Berman, Snyder,
dika 2004, Fundamental of Nursing :
2. Anggita, 2010, Hubungan Concets, Process,ss, and Practice,
Pengetahuan, Sikap, dan Praktek Seventh Edition,
Edition New Jersey :
Vulva Hygiene dengan Kejadian Pearson Education Inc
Keputihan pada Siswi Kelas VII
SMP Negeri 1 Ungaran

635
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) (e
Volume 5, Nomor 3, Juli 2017 (ISSN: 2356-3346)
3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

13. Manuaba, I.B.G, 2007, Menarche Pada Siswa Kelas 5


Pengantar Kuliah Obstetri,
Obstetri EGC, SD di SDN Nginden
Jakarta Jangkungan 1 Surabaya,
Surabaya Skripsi
14. Marista, Enda, 2012 Sikap FKP Unair, Tidak di publikasikan
Remaja Terhadap Personal 24. Swandayani, M, 2012,
Hygiene Organ Reproduksi, Pengaruh FGD terhadap
Skripsi, Tidak dipublikasikan Kesiapan menghadap Menarche
15. Notoatmodjo, Soekidjo,
Soek 2010, pada Siswi Kelas 4-5 4 SD
Ilmu Perilaku Kesehatan
Kesehatan, Muhammadiyah 15 Sumberasri
Rineka Cipta, Jakarta, hal 20-33
20 Kabupaten Banyuwangi,
Banyuwangi Skripsi
16. Notoatmodjo, Soekidjo, 2012, FKP Unair, Tidak di publikasikan
Promosi Kesehatan dan 25. Tarjono, N, 2010, Hubungan
Perilaku Kesehatan, Rineka antara pengetahuan tentang
Cipta, Jakarta, hal 131-147
131 personal (vulva) hygiene
17. Notoatmodjo, S, 2012, dengan penggunaan cairan
Metodologi Penelitian pembersih vulva pada siswi putri
Kesehatan,, Rineka Cipta, di SMK Kawung Surabaya,
Surabaya
Jakarta Skripsi
ipsi FKP Unair, Tidak di
18. Nursalam,
rsalam, 2013, Metodologi publikasikan.
penelitian ilmu keperawatan : 26. Wong, Donna L, 2009, Buku
pendekatan praktis, Edisi 3, Ajar Keperawatan Pediatrik
Salemba Medika, Jakarta Wong, Ed.6, Vol.1, EGC,
19. Ocviyanti, D, 2008, Kesehatan Jakarta
Reproduksi Wanita
Wanita, FKUI,
Jakarta
20. Pedoman Layanan Konseling
Kesehatan Reproduksi dan
Seksualitas Untuk Mahasiswa
oleh Konselor Profesional, 2009,
Jaringan Epidemiologi Nasional
(JEN) dengan Perkumpulan
Keluarga Berencana Indonesia
(PKBI), Badan Litbankes
Depkes RI, Jakarta
21. Santrock, J.W., 2003,
Adolescent Perkembangan
Remaja, Erlangga, Jakarta
22. Sari, Ervina et al, 2012,
Pengaruh
ngaruh Pendidikan
Kesehatan Tentang Hygiene
Saat Menstruasi Terhadap
Pengeahuan dan Keterampilan
Remaja Putri dam Merawat
Perineum Saat Menstruasi,
Jurnal Ilmu Keperawatan dan
Kebidanan,, Vol.1 No.1 hal 96
23. Sari, Renchy Kumala, 2010,
Pengaruh Pedidikan Kesehatan
Keseh
tentang Menarche terhadap
Kesiapan Menghadapi

636

You might also like