Professional Documents
Culture Documents
Organized
Organized
ABSTRACT
Vermicelli is a processed product with yarn forms which are made from rice flour. Canna flour
can replace the main ingredient of rice flour in making vermicelli. The manufacture of vermicelli
flour composite requires protein ingredients such as mung bean flour to increase the protein content
of vermicelli. The purpose of this study was to determine the good ratio of manufacture of vermicelli
made from canna and mung bean composite flour and knowing the best formulation based on the
most preferred of vermicelli. The research used Completely Random Design (CRD) with one factor
method i.e substitution of canna flour and mung bean flour with five variations treatments. The
treatments were controls (vermicelli rice commercial), P1 (60%:5%:35%), P2 (50%:15%:35%), P3
(40%:25%:35%), P4 (30%:35%:35%), P5 (20%:45%:35%). This result showed that the ratio of
canna flour and mung bean flour effected on ash content, fat content, protein content, carbohydrate,
color, rehydration, elasticity and organoleptic, but no effected on moisture content, taste, flavor and
overall. Vermicelli favored on P4 treatment (30%: 35%: 35%) produced had value of preferences
color 5,46 (netral), flavor 5,46 (neutral), taste 5,23 (nettral), texture 5,92 (netral), overall 5,92.
Chemical properties of moisture content 9.85%, ash content 0.05%, fat content 1.74%, protein
content 9.83%, carbohydrate content 78,60%, and color (lightness) 54,94, elasticity 7,32 %and
power of Rehydration 24,77%.
128
Karakterisasi Sifat Fisik, Kimia dan Sensoris Bihun....
Jurnal Agroteknologi Vol. 11 No. 2 (2017)
angka secara acak. Sebanyak 25 panelis dengan tepung ganyong (0.70%). Kadar air
tidak terlatih diminta untuk berkaitan dengan kandungan protein pada
mengemukakan tingkat kesukaan tergadap bahan yang digunakan, dimana air akan
sifat bihun yang meliputi warna, rasa, diikat oleh protein melalui ikatan
aroma, tekstur dan keseluruhan. Panelis hidrogen, karena melemahnya ikatan
diminta untuk memberikan skor hidrogen ini maka molekul air dapat
berdasarkan skala yang telah ditentukan masuk diantara molekul protein dan pati
pada kuisioner. Skala penilaian yang (Soeparno, 2005).
digunakan adalah sebagai berikut : Selain itu, kadar air juga dipengaruhi
1. Sangat tidak suka kadar pati pada bahan, kandungan pati
2. Tidak suka pada tepung ganyong sebesar 40,2%
3. Agak tidak suka (Richana dan Sunarti, 2004), sedangkan
4. Sedikit tidak Suka kandungan pati pada tepung kacang hijau
5. Netral sebesar 30,9% (Tan et al., 2006). Menurut
6. Sedikit suka Kearsley dan Dzeidzic (1995), kandungan
7. Agak suka amilosa dan amilopektin juga berpengaruh
8. Suka terhadap kadar air. Semakin tinggi
9. Sangat suka kandungan amilosanya, maka akan
semakin tinggi daya kadar air produk yang
dihasilkan. Kandungan amilosa tepung
HASIL DAN PEMBAHASAN ganyong sebesar 18,7% sedangkan tepung
kacang hijau sebesar 33%.
Sifat Kimia Bihun
Kadar air Kadar abu
Kadar air pada bihun berkisar antara Kadar abu pada bihun berkisar
8,4 % - 10,51 % dapat dilihat pada antara 0.01% - 0.06%. Rasio tepung
Gambar 1. Rasio tepung ganyong, tepung ganyong, tepung kacang hijau dan tapioka
kacang hijau dan tapioka berpengaruh tidak berpengaruh nyata terhadap kadar
nyata terhadap kadar air bihun yang abu bihun yang dihasilkan.
dihasilkan.
0,07 0.06 b
12 0,06 0.05 ab
10.26 a
9.38 a 9.53 a 9.70 a 9.85 a
Kadar abu (%)
10 0,05 0.04 ab
8,34
Kadar air (%)
0,04 0.03 a
8
0,03 0.02 a
6 0,02 0,01
4 0,01
0,00
2 Kontrol P1 P2 P3 P4 P5
0 Formulasi bihun
Kontrol P1 P2 P3 P4 P5 Gambar 2. Kadar abu bihun campuran tepung
Formulasi bihun ganyong, tepung kacang hijau dan
Gambar 1. Kadar air bihun tepung komposit tapioka 0.01% - 0.06%
ganyong dan tepung kacang hijau
8.34%- 10.26%. Semakin tinggi proporsi tepung
kacang hijau yang ditambahkan,
Semakin tinggi proporsi tepung
menghasilkan kadar abu yang dihasilkan
kacang hijau menghasilkan kadar air bihun
semakin meningkat. Hal ini disebabkan
semakin meningkat. Hal ini disebabkan
karena tepung kacang hijau memiliki
karena kandungan protein tepung kacang
kandungan mineral yang cukup tinggi
hijau lebih tinggi (22,2 %) dibandingkan
131
EKUILIBRIUM ISSN : 1412-9124
Vol. 9. No. 1. Halaman : 23 – 27 Januari 2010
*Email : endangmastuti@gmail.com
Abstract : After peeled, cassava bark is usually just thrown away or being used for fodder.
Cassava bark mainly consists of carbohydrate, and potentially to convert it to be glucose by acid
hydrolysis. The objectives of this research are to determine acid concentration, reaction time
and temperature effects to glucose-yield. The experiment was developed in three-necked bottle
equipped with thermometer, stirrer and heater. Hydrochloric acid was used as catalyst. The
higher concentration of the acid gave the higher concentration of glucose. It was the same as
the effect of time and reaction temperature. The highest glucose concentration was resulted on
0.1 N hydrochloric acid concentration, at the boiling point and 60 minutes reaction. The reaction
rate constant was 0.0003/minute.
23
asam encer, dimana kecepatan reaksinya Dari persamaan reaksi diatas bila dianggap
sebanding dengan konsentrasi asam (Groggins, reaksi elementer dan reaksi samping diabaikan,
1958). Reaksi hidrolisis pati dituliskan sebagai maka persamaan kecepatan reaksinya adalah:
berikut :
-rA = k CA CBn ................................... . (1)
(C6H10O5)n + nH2O nC6H12O6 dengan :
CA = konsentrasi pati
Tetapi reaksi antara air dan pati jalannya sangat CB = konsentrasi air
lambat sehingga diperlukan bantuan katalisator
untuk memperbesar keaktifan air. Katalisator Karena konsentrasi B sangat besar, maka
yang biasa digunakan adalah asam klorida, konsentrasi B dapat dianggap tetap untuk setiap
asam nitrat dan asam sulfat. Bila hidrolisis harga n. Maka persamaan (1) menjadi:
dilakukan dengan bantuan katalisator asam, -
n
hasil reaksi harus dinetralkan dulu dengan basa - rA = k’ CA dengan k’ = k CB
untuk menghilangkan sifat asamnya. Dalam - dCA = k’ CA ................................ (2)
industri umumnya digunakan asam klorida dt
sebagai katalisator. Pemilihan ini didasarkan
bahwa garam yang terbentuk setelah penetralan dengan CA = CAo ( 1-x) maka jika persamaan
hasil merupakan garam yang tidak berbahaya, (2) diselesaikan dengan batas t dari 0 sampai t
yaitu garam dapur. dan x dari 0 sampai x maka akan diperoleh
Faktor-faktor yang berpengaruh pada persamaan
hidrolisis pati antara lain : suhu reaksi, waktu kecepatan reaksi yang menjadi operasional
reaksi, pencampuran pereaksi, konsentrasi sebagai berikut:
asam dan kadar suspensi pati. Dari kinetika
reaksi kimia, semakin tinggi suhu reaksi makin - ln (1-x) = k’ t + K .................................. (3)
cepat pula jalannya reaksi, seperti yang
diberikan oleh persamaan Arhenius. Tetapi jika Persamaan (3) menunjukkan hubungan
berlangsung pada suhu yang terlalu tinggi konversi reaksi (x) dengan waktu (t). Konversi
konversi akan menurun. Hal ini disebabkan reaksi merupakan perbandingan jumlah glukosa
adanya glukosa yang pecah menjadi arang yang terbentuk jumlah pati mula-mula dan K
(warna larutan hasil semakin tua). Semakin lama adalah suatu tetapan (Levenspiel,1972).
waktu hidrolisis, konversi yang dicapai semakin
besar sampai pada batas waktu tertentu akan METODE PENELITIAN
diperoleh konversi yang relatif baik dan apabila Bahan baku yang digunakan adalah kulit
waktu tersebut diperpanjang, pertambahan ketela pohon, larutan HCl, air, glukosa anhidrat
konversi kecil sekali. Karena pati tidak larut dan larutan Fehling.
dalam air, maka pengadukan perlu sekali Alat–alat yang digunakan adalah labu
dilakukan agar persentuhan butir-butir pati leher tiga, pendingin, pengaduk, pemanas,
dengan air dapat berlangsung dengan baik. termometer dan peralatan gelas yang lain.
Penambahan katalisator bertujuan Susunan alat digambarkan pada gambar
memperbesar kecepatan reaksi, sesuai dengan sebagai berikut :
persamaan Arhenius. Jadi makin banyak asam
yang dipakai makin cepat reaksi hidrolisis, dan Keterangan
dalam waktu tertentu pati yang berubah menjadi gambar :
5
glukosa juga meningkat. Tetapi penggunaan 1. pemanas
2. labu leher tiga
asam sebagai katalisator sedapat mungkin
3. termometer
terbatas pada nilai terkecil agar garam yang 4
6 4. penyangga
tersisa dalam hasil setelah penetralan tidak 5. motor listrik
mengganggu rasa manis. Perbandingan antara 3 6. pengaduk
air dan pati yang tepat akan membuat reaksi
hidrolisis berjalan cepat. Penggunaan air yang 2
berlebihan akan memperbesar penggunaan 1
energi untuk pemekatan hasil. Sebaliknya, jika
pati berlebihan, tumbukan antara pati dan air
akan berkurang sehingga mengurangi
kecepatan reaksi Gambar 1. Rangkaian alat hidrolisis
Reaksi hidrolisis yang terjadi: kulit ketela pohon
(C6H10O5)n+nH2O n(C6H12O6)
ABSTRAK
Kulit buah durian secara proporsional mengandung unsur selulosa sekitar 50-60 % sehingga
memiliki potensi sebagai sumber penghasil gula pereduksi jika dihidrolisis. Penelitian ini
dilakukan sebagai upaya untuk optimalisasi produksi gula pereduksi pada hidrolisis kulit buah
durian dengan menggunakan katalis asam sulfat dan asam maleat. Hidrolisis kulit buah durian
dengan asam sulfat konsentrasi 0,5-2,5 N dengan suhu divariasikan 75-95 oC sedangkan
hidrolisis kulit buah durian dengan asam maleat konsentrasi 0,17-0,85 N dengan variasi suhu
yang sama. Hasil analisis gula pereduksi secara kuantitatif menunjukkan kadar optimum gula
pereduksi hasil hidrolisis dengan menggunakan katalis asam sulfat diperoleh pada konsentrasi
1,5 N pada suhu 900C yaitu 317,68 mg/ml. Sedangkan kadar optimum gula pereduksi hasil
hidrolisis menggunakan katalis asam maleat diperoleh pada konsentrasi 0,68 N pada suhu 95
0
C yaitu 0,119 mg/ml. Data ini mengindikasikan bahwa gula pereduksi yang dihasilkan dari
hidrolisis kulit buah durian dengan menggunakan katalis asam sulfat jauh lebih banyak daripada
menggunakan katalis asam maleat.
Kata kunci : Kulit buah durian, hidrolisis, gula pereduksi, asam sulfat, asam maleat
67
JKK, Tahun 2015, Volume 4(1), halaman 67-74 ISSN 2303-1077
yang diperoleh dari hidrolisis kulit buah katalisator asam maleat variasi
durian. konsentrasinya 0,17 N, 0,34 N, 0,51 N, 0,68
N dan 0,85 N).
METODE PENELITIAN
Penentuan Kadar Gula Pereduksi dengan
Bahan Penelitian
Metode Lane-Eynon (Dewati et al., 1997)
Sampel yang digunakan adalah kulit
Diambil 10 ml larutan sampel kemudian
buah durian yang diperoleh dari tempat
diencerkan dengan akuades ke dalam labu
sampah Pasar Mawar Pontianak, Jl. Hos
takar 250 ml. Diisi buret dengan larutan
Cokroaminoto, Kabupaten Pontianak,
sampel yang sudah diencerkan. Selanjutnya
Kalimantan Barat.
diambil 5 ml Fehling A dan 5 ml Fehling B,
Alat dan Bahan dan ditambahkan 15 ml larutan sampel ke
dalam erlenmeyer. Dipanaskan larutan
Alat-alat yang digunakan dalam
pada erlenmeyer sampai mendidih dan
penelitian ini adalah pemanas, neraca
tetap mendidihkannya selama 2 menit.
analitik, spatula, cawan petri, oven, labu
Kemudian ditambahkan 1 ml indikator
leher tiga, termometer, magnetik stirer,
Methylen Blue dan dititrasi dengan larutan
statif, corong kaca, corong buchner, pompa
sampel hingga terbentuk endapan merah
vakum, tabung reaksi, pipet volume, pipet
bata. Dicatat volume larutan sampel yang
tetes, pengaduk, buret, bulp, erlenmeyer
dibutuhkan untuk titrasi. Diulangi perlakuan
dan spektrofotometer ultraviolet-visible (UV-
sebanyak 3 kali dan dihitung volume rata-
VIS).
rata titrasi tersebut. Dihitung kadar glukosa
Bahan-bahan yang digunakan adalah
dalam sampel dengan rumus :
kulit buah durian, akuades (H2O), asam
sulfat (H2SO4), asam maleat, kertas saring,
larutan fehling, metilen biru dan pereaksi Ket : G = Total gula yang dibutuhkan
arsenomolibdat. untuk mereduksi larutan fehling
dicari dalam Tabel Lane-Eynon.
Prosedur Penelitian T = Volume titrasi larutan sampel
Preparasi Sampel
Buah durian dikupas dan diambil Penentuan Kadar Gula Pereduksi dengan
kulitnya, kemudian dipisahkan antara kulit Metode Nelson-Somogyi (Sudarmadji et
bagian dalam yang lunak (berwarna putih) al., 1997)
dengan kulit bagian luar (yang berduri). Dipipet 1 ml filtrat hasil hidrolisat kulit
Setelah itu kulit yang lunak dikeringkan di buah durian lalu diencerkan dalam labu
bawah sinar matahari sampai benar-benar ukur 50 ml dan diambil 1 ml untuk dianalisa.
kering. Selanjutnya kulit yang sudah kering Ditambahkan 1 ml larutan Nelson kemudian
dihaluskan hingga menjadi serbuk lalu dipanaskan hingga mendidih selama 30
diayak dengan ayakan 60 mesh. menit dan didinginkan. Ditambahkan 1 ml
larutan arsenomolibdat lalu dikocok.
Hidrolisis Kulit Buah Durian (Dewati et Ditambahkan 7 ml akuades lalu dikocok
al., 1997) hingga homogen. Diukur serapannya pada
Serbuk kulit buah durian ditimbang panjang gelombang 540 nm sehingga dapat
sebanyak 20 gram, lalu dimasukkan ke dihitung kadar gula pereduksinya.
dalam labu leher tiga 500 ml. Setelah itu
ditambahkan 100 ml akuades dan HASIL DAN PEMBAHASAN
ditambahkan juga 200 ml asam sulfat pada Preparasi Sampel
variasi konsentrasi 0,5 N, 1 N, 1,5 N, 2 N
Kulit buah durian merupakan sumber
dan 2,5 N. Selanjutnya dilakukan hidrolisis
sampah yang berasal dari buah durian yang
kulit buah durian pada variasi suhu yaitu
sudah diambil daging buahnya.
75oC, 80oC, 85oC, 90oC dan 95oC selama
Pemanfaatan kulit buah durian masih
120 menit. Setelah hidrolisis selesai,
kurang sekali dan hanya dianggap sebagai
hidrolisat didinginkan terlebih dahulu
sesuatu yang tidak berguna dan dibuang
sampai mencapai suhu ruangan sebelum
sebagai sampah. Sampel kulit buah durian
disaring dengan menggunakan kertas
yang digunakan sebagai bahan pada
saring untuk diambil filtratnya. (Untuk
68
Konversi, Volume 3 No. 2, Oktober 2014
*E-mail: dhiena_deena@yahoo.com
Abstrak- Jerami padi merupakan salah satu limbah yang mengandung hemiselulosa yang salah satu
komponen utamanya adalah pentosan. Pentosan dapat diubah menjadi furfural dengan suatu reaksi
hidrolisis berkatalis asam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu reaksi hidrolisis
dan konsentrasi katalisator H2SO4 terhadap yield furfural dari jerami padi. Sintesis furfural dari jerami
padi dilakukan dengan cara menghaluskan jerami padi, kemudian menghidrolisisnya dalam larutan asam
sulfat dengan konsentrasi yang berbeda (1%, 3%, dan 5% v/v) dan dengan variasi waktu 1 jam, 2 jam, 3
jam, 4 jam, dan 5 jam. Cairan hasil hidrolisis didistilasi untuk memisahkan furfural dari larutan asam
sulfat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa yield furfural yang diperoleh dari hidrolisis jerami padi
berbanding terbalik dengan konsentrasi katalisator asam sulfat dan waktu hidrolisis. Yield furfural
tertinggi diperoleh pada konsentrasi katalisator asam sulfat 1% dan waktu hidrolisis 1 jam, yaitu 5,441
%.
Abstract-Rice straws are one of the hemicellulose-contained wastes, which one of its main components is
pentosan. Pentosan can be reacted into furfural with acid catalytic hydrolysis reaction. This research is
intended to find out the effect of hydrolysis durations and sulfuric acid (H2SO4) catalyst concentrations
towards yield of furfural from rice straws. The synthesis of furfural from rice straws is conducted by
refined the rice straws, then hydrolyze it with different concentrations of sulfuric acid solution (1%, 3%,
and 5% v/v) and with different durations of hydrolysis reaction (1 hour, 2 hours, 3 hours, 4 hours, dan 5
hours). This hydrolisis reaction produced liquid, which are distilled to separate furfural from sulfuric
acid solution. The results of this research show the yield of furfural from rice straws hydrolysis is
inversely proportional to sulfuric acid catalyst concentration and hydrolysis duration. The best yield of
furfural was 5,441%, which obtained with 1% sulfuric acid catalyst concentration and 1 hour hydrolysis
duration.
1
Konversi, Volume 3 No. 2, Oktober 2014
industri nitroselulosa, selulosa asetat, pewarna konsentrasi ion H, bukan jenis asamnya.
sepatu, sebagai bahan baku insektisida, herbisida, Meskipun demikian di dalam industri umumnya
dan fungisida serta bahan baku sintesis untuk dipakai asam klorida. Umumnya dipergunakan
senyawa turunan seperti tetrahidrofuran, furfuril larutan asam yang mempunyai konsentrasi asam
alkohol, dan asam furoic (Saputri, 2009). lebih tinggi.
Proses yang biasanya dilakukan pada 2. Suhu
pembuatan furfural adalah proses memberikan Pengaruh suhu terhadap kecepatan reaksi
hasil mengenai konsentrasi katalisator asam dan mengikuti persamaan Arhenius: semakin tinggi
waktu reaksi terbaik untuk menghasilkan jumlah suhu, semakin cepat jalannya reaksi. Kecepatan
furfural yang paling banyak dari hidrolisis batang reaksi hidrolisis akan meningkat hampir 2 kali
padi. Jerami merupakan batang padi yang terdiri untuk setiap kenaikan suhu 10oC (Groggins,
dari batang, pucuk, kelopak, daun, dan kaya akan 1958).
serat kasar. Limbah jerami padi belum 3. Pencampuran (pengadukan)
dimanfaatkan secara efektif. Di Indonesia, jerami Supaya zat pereaksi dapat saling bertumbukan
padi merupakan limbah yang besar kuantitasnya, dengan sebaik-baiknya, maka perlu adanya
tetapi masih dijadikan sebagai bahan makanan pencampuran. Untuk proses batch, hal ini dapat
ternak dan pembuatan kertas, dan sisanya dibakar. dicapai dengan bantuan pengaduk atau alat
Membakar jerami padi menghasilkan polusi udara, pengocok.
termasuk karbon monoksida (CO), karbon dioksida 4. Perbandingan zat pereaksi
(CO2), nitrogen oksida (NOx), sulfur dioksida Kalau salah satu zat pereaksi berlebihan
(SO2), dan produksi hidrokarbon aromatik jumlahnya maka kesetimbangan dapat bergeser
polynuclear dalam bentuk gas dan partikulat, yang ke sebelah kanan dengan baik.
kebanyakan bersifat karsinogenik. Untuk setiap ton
jerami padi, jumlah karbon dioksida yang Hidrolisa adalah suatu proses antara reaktan
dipancarkan adalah 893,9 kg. dengan air agar suatu senyawa pecah atau terurai.
Pada saat panen, kadar air jerami biasanya Reaksi ini merupakan reaksi orde satu, karena air
lebih dari 60%. Namun dalam cuaca kering, jerami yang digunakan berlebih, sehingga perubahan
dapat dengan cepat menjadi kering dengan kadar reaktan dapat diabaikan. Asam yang biasa
air keseimbangannya sekitar 10-12%. Karena digunakan adalah asam asetat, asam fosfat, asam
kadar proteinnya rendah, jerami tidak membusuk klorida dan asam sulfat. Asam sulfat banyak
sama mudahnya seperti jerami dari tanaman biji- digunakan di Eropa dan asam klorida banyak
bijian yang lain seperti gandum atau barley. digunakan di Amerika. Laju proses hidrolisa akan
(Sashikala dan Ong, 2009). Menurut Sun dan bertambah oleh konsentrasi asam yang tinggi.
Cheng (2005), batang padi/jerami padi sendiri Selain dapat menambah laju proses hidrolisa,
tersusun atas 40%-45% selulosa, 17%-25% konsentrasi asam yang tinggi juga akan
hemiselulosa, 20% lignin, dan 0,016%-0,02% mengakibatkan terikatnya ion-ion pengontrol
mineral fosfor serta 0,4% kalsium. Berdasarkan seperti SiO2, fosfat, dan garam-garam seperti Ca,
hasil dari beberapa penelitian sebelumnya, Mg, Na, dan K dalam pati (Retno, 2009).
hemiselulosa dapat diubah menjadi pentosan yang Katalis asam yang sering digunakan adalah
selanjutnya menjadi furfural dengan suatu reaksi asam klorida (HCl) dan asam sulfat (H2SO4), asam
hidrolisa. Juwita dan Syarif (2012) mensintesis lainnya masih dalam tahap penelitian, diantaranya
furfural dari sekam padi yang memiliki kandungan asam formiat dan asam trikloroasetat. Konsentrasi
pentosan sebesar 18% dan Andaka (2010) asam yang digunakan dapat bervariasi mulai dari
mensintesis furfural dari ampas tebu yang sangat pekat sampai dengan sangat encer. Asam
memiliki kandungan pentosan sebesar 17%. sulfat paling umum digunakan sebagai katalisator,
Hidrolisa merupakan reaksi pengikatan gugus karena dapat dipisahkan dari campurannya dengan
hidroksil/OH oleh suatu senyawa. Gugus OH dapat penambahan alkali seperti kalsium, sehingga dapat
diperoleh dari senyawa air. Variabel-variabel yang diendapkan dalam bentuk kalsium sulfat
berpengaruh terhadap reaksi hidrolisa (Prasetyo, (Perwitasari, 2004).
2011): Proses hidrolisa menggunakan katalisator
1. Katalisator asam sulfat memberikan perolehan kadar furfural
Hampir semua reaksi hidrolisa memerlukan yang lebih besar daripada penggunaan katalisator
katalisator untuk mempercepat jalannya reaksi. asam klorida. Hal ini dapat terjadi karena asam
Katalisator yang dipakai dapat berupa enzim atau sulfat memiliki jumlah ion H+ yang lebih banyak
asam, karena kerjanya lebih cepat. Asam yang daripada asam klorida sehingga pemutusan ikatan
dipakai beraneka ragam mulai dari asam klorida, menjadi monomer-monomer berlangsung lebih
asam sulfat, sampai asam nitrat. Yang baik. Kecepatan reaksi hidrolisa dipengaruhi oleh
berpengaruh terhadap kecepatan reaksi adalah keberadaan ion H+ dalam larutan, sehingga
2
Konversi, Volume 3 No. 2, Oktober 2014
semakin besar jumlah ion H+ maka kecepatan Karena ikatan-ikatan glikosida seperti itu mudah
reaksi semakin meningkat dan memberikan produk dapat dihidrolisis, serangkaian hasil degradasi
hasil hidrolisa yang semakin besar. Dengan lebih lanjut mungkin dapat dibentuk, dimana
konsentrasi yang sama pada katalisator yang sebagian adalah senyawa aromatik dan senyawa
berbeda, baik asam sulfat maupun asam klorida kondensasi. Produk degradasi yang paling penting
memiliki jumlah air yang sama, tetapi asam sulfat dari segi hasil dan kemungkinan penggunaannya
memiliki ion H+ yang lebih banyak daripada asam adalah senyawa siklis furfural yang dibentuk dari
klorida yang mengakibatkan pemutusan ikatan pentosa dan asam uronat dan hidroksimetilfurfural
berlangsung lebih baik, sehingga gugus radikal (HMF) dari gula heksosa, terutama glukosa. Hasil-
bebas yang diikat air menjadi lebih banyak pula hasil yang tinggi dari senyawa-senyawa ini hanya
(Juwita dan Syarif, 2012). diperoleh dalam asam pekat pada suhu tinggi.
Asam berfungsi sebagai katalisator yang Hidrolisis sebaiknya dilaksanakan pada
membantu kerja air dalam proses hidrolisis temperatur yang tinggi dengan konsentrasi katalis
mempunyai pengaruh yang besar terhadap hasil yang optimal, tetapi waktu yang singkat agar
furfural. Dengan naiknya konsentrasi asam yang furfural yang terbentuk segera terpisah dari
ditambahkan sampai pada konsentrasi yang suasana hidrolisis (Suharto, 2006). Menurut
optimum maka hasil furfural akan bertambah Palmqvist dan Hahn-Hagerdal (2000), pada
besar. Banyaknya hasil furfural juga dipengaruhi hidrolisis bahan lignoselulosa dalam suasana
oleh lamanya waktu reaksi. Hasil furfural akan asam, hemiselulosa terdegradasi menjadi xilosa,
semakin meningkat dengan semakin lamanya manosa, asam asetat, galaktosa, dan glukosa.
waktu reaksi sampai pada waktu optimum Sementara pada suhu dan tekanan tinggi xilosa
(Groggins, 1958). terdegradasi menjadi furfural dan HMF
Hidrolisis dalam suasana asam, akhirnya (hidroksimetilfurfural).
menghasilkan pemecahan ikatan glikosida, Konsentrasi katalisator asam yang besar
berlangsung dalam tiga tahap. Dalam tahap dapat menyebabkan furfural yang telah terbentuk
pertama proton yang berperan sebagai katalisator segera terdegradasi menjadi senyawa-senyawa
asam berinteraksi cepat dengan oksigen glikosida organik lain, dimana furfural berperan sebagai
yang menghubungkan dua unit gula (I), produk antara. Reaksi pembentukan furfural
membentuk asam konjugat (II). Langkah ini diikuti sebagai intermediate product merupakan reaksi
dengan pemecahan yang lambat dari ikatan C-O, seri yaitu Pentosan→ C5-sugars →
dalam kebanyakan hal menghasilkan zat antara furfural→senyawa-senyawa organik lain (Suharto,
kation karbonium siklis (III). Protonasi dapat juga 2006)
terjadi pada oksigen cincin (II*), menghasilkan Furfural merupakan senyawa turunan dari
pembukaan cincin dan kation karbonium non siklis monosakarida, yang berbentuk senyawa
(III*). Tidak ada kepastian jenis ion karbonium heterosiklik yang mengandung satu gugus aldehid
mana yang paling mungkin dibentuk. Mungkin pada atom C yang terdekat dengan atom hetero
kedua modifikasi protonasi terjadi dengan (Mulyati, 2008). Furfural dapat dibuat dari semua
kemungkinan terbesar pada kation siklis dalam bahan yang mengandung pentosan seperti limbah
kebanyakan hal. Akhirnya kation karbonium mulai hasil pertanian antara lain: sekam padi, gergajian
mengadisi molekul air dengan cepat, membentuk kayu, kulit gandum, tongkol jagung, ampas tebu,
hasil akhir yang stabil dan melepaskan proton dan lain-lain (Hidajati, 2006).
(Fengel dan Wegener, 1995). Pentosan merupakan senyawa yang tergolong
Reaksi-reaksi dehidrasi secara khusus terjadi sebagai polisakarida yang apabila dihidrolisis akan
selama perlakuan panas terhadap polisakarida. Di pecah menjadi monosakarida-monosakarida yang
samping itu mereka juga merupakan reaksi-reaksi mengandung 5 atom karbon yang disebut pentosa.
samping yang tak dapat dihindari pada keadaan Bila hidrolisis dilanjutkan dengan pemanasan
hidrolisis yang bersifat asam menyebabkan dalam asam sulfat atau asam klorida encer dalam
dekomposisi gula yang terhidrolisis. Tergantung waktu 2-4 jam maka akan terjadi dihidrasi dan
pada konsentrasi asam dan suhu yang digunakan, siklisasi membentuk senyawa heterosiklik yang
banyak produk reaksi yang mungkin dihasikan, disebut furfural. Furfural merupakan zat cair tak
kebanyakan agak kurang stabil atau terdapat hanya berwarna yang digunakan sebagai bahan baku
dalam konsentrasi yang sangat rendah (Fengel dan pembuatan senyawa-senyawa furan, tetrahidro
Wegener, 1995). furan, pural, pembuatan plastik, sebagai bahan
Menurut Fengel dan Wegener (1995), pembantu dalam industri karet sintetik dan lain-
dehidrasi yang dikatalisis asam pada kondisi lunak lain (Hidajati, 2006).
menghasilkan pembentukan gula anhidro dengan Menurut Kazemi dan Zand-Monfared (2009),
ikatan glikosida antarmolekul, yang dihasilkan dari hasil pengolahan furfural diantaranya adalah
eliminasi molekul air dari dua gugus hidroksil. furfural alkohol, tetra hidro furfuril alkohol, furan
3
KIMIA.STUDENTJOURNAL, Vol. 1, No. 1, pp. 36-42 UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
Received, 7 January 2013, Accepted, 10 January 2013, Published online, 1 February 2013
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Brawijaya
Jl. Veteran Malang 65145
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk membuat bioetanol dari biji durian yang telah dihidrolisis oleh asam
klorida. Glukosa hasil hidrolisis difermentasi menjadi etanol dengan bantuan S.cerevisiae dengan variasi pH
fermentasi. Kadar etanol yang dihasilkan ditentukan menggunakan metode cawan conway. Berdasarkan
penelitian yang telah dilakukan diperoleh kadar glukosa tertinggi dengan hidrolisis menggunakan HCl 4 M pada
sirup glukosa sebesar 36400 ppm dan pada cake glukosa sebesar 20100 ppm pada hidrolisis menggunakan 1 M
HCl. Dengan konsentrasi substrat glukosa 8000 ppm, kadar etanol tertinggi dihasilkan pada pH fermentasi 4
sebesar 1,61% (v/v).
Kata kunci : biji durian, bioetanol, cawan conway, fermentasi, hidrolisis
ABSTRACT
This research aim to produce bioethanol from durian seeds that have been hydrolyzed by hydrochloric
acid. Hydrolysis yield glucose fermented into ethanol by S.cerevisiae with variation of fermentation pH.
Produced ethanol levels were determined using the method cawan conway. Based on the research that has been
conducted with the highest glucose levels were obtained in glucose syrup for 36400 ppm by hydrolysis using 4
M HCl and glucose on the cake for 20100 ppm by hydrolysis using 1 M HCl. With a glucose substrate
concentration 8000 ppm, the highest levels of ethanol produced for 1.61% (v/v) at fermentation pH 4.
Keywords : durian seeds, bioethanol, cawan conway, fermentation, hydrolysis
PENDAHULUAN
Sejak beberapa tahun terakhir Indonesia mengalami penurunan produksi minyak
nasional yang disebabkan menurunnya secara alamiah cadangan minyak serta pertambahan
jumlah penduduk, meningkatnya penggunaan transportasi dan aktivitas industri yang
berakibat pada peningkatan kebutuhan konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) [1]. Untuk
mengatasi keadaan tersebut diperlukan adanya bahan bakar alternatif yang dapat diperbaharui
serta ramah lingkungan [2]. Salah satu alternatif pengganti bahan bakar minyak adalah
bioetanol. Bioetanol merupakan etanol yang berasal dari sumber hayati. Bioetanol bersumber
dari gula sederhana, amilum dan selulosa [3]. Amilum yang berbentuk polisakarida dapat
dihidrolisis menjadi glukosa melalui pemanasan, menggunakan katalis dan pemanfaatan
enzim. Glukosa selanjutnya difermentasi menghasilkan etanol [4-13].
36
Mekanisme reaksi hidrolisis karbohidrat pada biji durian adalah :
Polisakari
da
Glukosa Polisakarida yang lebih pendek
2
1.5
% v/ 1
v 0.5
0
0 2 4 pH 6 8 10
40
http://choalialmu89.blogspot.com/2010/10/percobaan-i-analisa-pati.html
Fehling’s Solution
The history of the test goes back to 1849 when German chemist Hermann von Fehling developed
the reaction.
Fehling’s
Test Glucose
SECTION 1: Identification
1.1. Identification
Product form : Substance
Substance name : Methylene Blue
CAS-No. : 61-73-4
Product code : LC16850
Formula : C16H18N3S.Cl
Synonyms : 3,7-bis(dimethylamino)phenazathionium chloride / 3,9-
bis(dimethylamino)phenazothioniumchloride / aizen methylene blue / basic blue 9 / basic lake
blue / C.I.52015 / calcozine blue ZF / chromosmon / D and C blue number 1 / duasyn basic
blue IAD / external blue 1 / hidaco methylene blue salt free / leather pure blue HB / methylene
blue 2B / methylene blue 2BN / methylene blue chloride / methylene blue polychrome /
methylene blue R / methylene blue, zinc free / methylthionine / methylthionine chloride / mitsui
methylene blue / sandocryl blue BRL / schultz No. 1038 / solvent blue 8 / swiss blue /
tetramethylene blue / tetramethylthionine chloride / urolene blue / yamamoto methylene blue B /
yamamoto methylene blue ZF
1.2. Recommended use and restrictions on use
Use of the substance/mixture : For laboratory and manufacturing use only.
Recommended use : Laboratory chemicals
Restrictions on use : Not for food, drug or household use
1.3. Supplier
LabChem, Inc.
Jackson's Pointe Commerce Park Building 1000, 1010 Jackson's Pointe Court
Zelienople, PA 16063 - USA
T 412-826-5230 - F 724-473-0647
info@labchem.com - www.labchem.com
Measures in case of dust release : In case of dust production: keep upwind. Dust production: have neighbourhood close doors and
windows.
Hand protection:
Gloves
Eye protection:
Safety glasses. In case of dust production: protective goggles
Respiratory protection:
Not regulated
Not regulated
Transport by sea
Not regulated
Air transport
Not regulated
All components of this product are listed, or excluded from listing, on the United States Environmental Protection Agency Toxic
Substances Control Act (TSCA) inventory
CANADA
Methylene Blue (61-73-4)
Listed on the Canadian DSL (Domestic Substances List)
EU-Regulations
No additional information available
National regulations
No additional information available
California Proposition 65 - This product does not contain any substances known to the state of California to cause cancer, developmental and/or
reproductive harm
Hazard Rating
Health : 1 Slight Hazard - Irritation or minor reversible injury possible
Flammability : 0 Minimal Hazard - Materials that will not burn
Physical : 0 Minimal Hazard - Materials that are normally stable, even under fire conditions, and will NOT
react with water, polymerize, decompose, condense, or self-react. Non-Explosives.
Personal protection : E
E - Safety glasses, Gloves, Dust respirator
SDS US LabChem
Information in this SDS is from available published sources and is believed to be accurate. No warranty, express or implied, is made and LabChem Inc assumes no liability resulting from the use of this
SDS. The user must determine suitability of this information for his application.
SECTION 1: Identification
1.1. Identification
Product form : Mixtures
Product name : Sodium Hydroxide, 0.5N (0.5M)
Product code : LC24330
1.2. Recommended use and restrictions on use
Use of the substance/mixture : For laboratory and manufacturing use only.
Recommended use : Laboratory chemicals
Restrictions on use : Not for food, drug or household use
1.3. Supplier
LabChem, Inc.
1010 Jackson's Pointe Ct.
Zelienople, PA 16063 - USA
T 412-826-5230 - F 724-473-0647
info@labchem.com - www.labchem.com
Hand protection:
Wear chemically resistant protective gloves. Wear protective gloves.
Eye protection:
Chemical goggles or face shield
Respiratory protection:
In case of inadequate ventilation wear respiratory protection. Wear appropriate mask
Water (7732-18-5)
LD50 oral rat ≥ 90000 mg/kg
ATE US (oral) 90000 mg/kg body weight
Skin corrosion/irritation : Causes severe skin burns.
pH: ≥ 14
Serious eye damage/irritation : Causes serious eye damage.
pH: ≥ 14
Respiratory or skin sensitization : Not classified (Based on available data, the classification criteria are not met)
Germ cell mutagenicity : Not classified (Based on available data, the classification criteria are not met)
Carcinogenicity : Not classified (Based on available data, the classification criteria are not met)
Reproductive toxicity : Not classified (Based on available data, the classification criteria are not met)
STOT-single exposure : Not classified (Based on available data, the classification criteria are not met)
STOT-repeated exposure : Not classified (Based on available data, the classification criteria are not met)
Transport by sea
Air transport
All components of this product are listed, or excluded from listing, on the United States Environmental Protection Agency Toxic
Substances Control Act (TSCA) inventory
CANADA
Water (7732-18-5)
Listed on the Canadian DSL (Domestic Substances List)
Sodium Hydroxide (1310-73-2)
Listed on the Canadian DSL (Domestic Substances List)
EU-Regulations
No additional information available
National regulations
No additional information available
California Proposition 65 - This product does not contain any substances known to the state of California to cause cancer, developmental and/or
reproductive harm
Hazard Rating
Health : 3 Serious Hazard - Major injury likely unless prompt action is taken and medical treatment is
given
Flammability : 0 Minimal Hazard - Materials that will not burn
Physical : 1 Slight Hazard - Materials that are normally stable but can become unstable (self-react) at high
temperatures and pressures. Materials may react non-violently with water or undergo
hazardous polymerization in the absence of inhibitors.
Personal protection : D
D - Face shield and eye protection, Gloves, Synthetic apron
SDS US LabChem
Information in this SDS is from available published sources and is believed to be accurate. No warranty, express or implied, is made and LabChem Inc assumes no liability resulting from the use of this
SDS. The user must determine suitability of this information for his application.
GHS05 GHS07
Signal word (GHS-US) : Danger
Hazard statements (GHS-US) : H302 - Harmful if swallowed
H314 - Causes severe skin burns and eye damage
H318 - Causes serious eye damage
H335 - May cause respiratory irritation
Precautionary statements (GHS-US) : P260 - Do not breathe mist, spray, vapours
P264 - Wash exposed skin thoroughly after handling
P270 - Do no eat, drink or smoke when using this product
P271 - Use only outdoors or in a well-ventilated area
P280 - Wear eye protection, face protection, protective clothing, protective gloves
P301+P330+P331 - IF SWALLOWED: Rinse mouth. Do NOT induce vomiting
P303+P361+P353 - IF ON SKIN (or hair): Remove/Take off immediately all contaminated
clothing. Rinse skin with water/shower
P304+P340 - IF INHALED: Remove person to fresh air and keep comfortable for breathing
P305+P351+P338 - If in eyes: Rinse cautiously with water for several minutes. Remove contact
lenses, if present and easy to do. Continue rinsing
P310 - Immediately call a POISON CENTER/doctor/…
P363 - Wash contaminated clothing before reuse
P403+P233 - Store in a well-ventilated place. Keep container tightly closed
P405 - Store locked up
P501 - Dispose of contents/container to Comply with applicable regulations
2.3. Other hazards
Other hazards not contributing to the : None.
classification
Water (7732-18-5)
LD50 oral rat ≥ 90000 mg/kg
Skin corrosion/irritation : Causes severe skin burns and eye damage.
pH: < 1
Serious eye damage/irritation : Causes serious eye damage.
pH: < 1
Respiratory or skin sensitisation : Not classified
Germ cell mutagenicity : Not classified
Carcinogenicity : Not classified
Hydrochloric Acid, 37% w/w (7647-01-0)
IARC group 3
Reproductive toxicity : Not classified
Specific target organ toxicity (single exposure) : May cause respiratory irritation.
Specific target organ toxicity (repeated : Not classified
exposure)
Aspiration hazard : Not classified
Symptoms/injuries after inhalation : Dry/sore throat. Coughing. Irritation of the respiratory tract. Irritation of the nasal mucous
membranes. EXPOSURE TO HIGH CONCENTRATIONS: Respiratory difficulties. Possible
laryngeal spasm/oedema. Corrosion of the upper respiratory tract. FOLLOWING SYMPTOMS
MAY APPEAR LATER: Risk of pneumonia. Risk of lung oedema.
Symptoms/injuries after skin contact : Caustic burns/corrosion of the skin.
Symptoms/injuries after eye contact : Corrosion of the eye tissue. Permanent eye damage.
Symptoms/injuries after ingestion : Burns to the gastric/intestinal mucosa. Blood in vomit. Possible esophageal perforation. Shock.
Overland transport
Packing group (ADR) : II
Class (ADR) : 8 - Corrosive substances
Hazard identification number (Kemler No.) : 80
Classification code (ADR) : C1
Danger labels (ADR) : 8 - Corrosive substances
Orange plates :
Transport by sea
DOT Vessel Stowage Location : C - The material must be stowed ‘‘on deck only’’ on a cargo vessel and on a passenger vessel.
EmS-No. (1) : F-A
EmS-No. (2) : S-B
Air transport
DOT Quantity Limitations Passenger aircraft/rail : 1L
(49 CFR 173.27)
DOT Quantity Limitations Cargo aircraft only (49 : 30 L
CFR 175.75)
EU-Regulations
No additional information available
Information in this SDS is from available published sources and is believed to be accurate. No warranty, express or implied, is made and LabChem Inc assumes no liability resulting from the use of
this SDS. The user must determine suitability of this information for his application.
SECTION 1: Identification
1.1. Identification
Product form : Mixtures
Product name : Fehling's Solution B, Alkaline No. 2
Product code : LC14210
1.2. Recommended use and restrictions on use
Use of the substance/mixture : For laboratory and manufacturing use only.
Recommended use : Laboratory chemicals
Restrictions on use : Not for food, drug or household use
1.3. Supplier
LabChem Inc
Jackson's Pointe Commerce Park Building 1000, 1010 Jackson's Pointe Court
Zelienople, PA 16063 - USA
T 412-826-5230 - F 724-473-0647
info@labchem.com - www.labchem.com
GHS05
Signal word (GHS-US) : Danger
Hazard statements (GHS-US) : H314 - Causes severe skin burns and eye damage
Precautionary statements (GHS-US) : P260 - Do not breathe mist, spray, vapors
P264 - Wash exposed skin thoroughly after handling
P280 - Wear eye protection, face protection, protective clothing, protective gloves
P301+P330+P331 - IF SWALLOWED: rinse mouth. Do NOT induce vomiting
P303+P361+P353 - IF ON SKIN (or hair): Remove/Take off immediately all contaminated
clothing. Rinse skin with water/shower
P304+P340 - IF INHALED: Remove victim to fresh air and keep at rest in a position
comfortable for breathing
P305+P351+P338 - If in eyes: Rinse cautiously with water for several minutes. Remove contact
lenses, if present and easy to do. Continue rinsing
P310 - Immediately call a poison center or doctor/physician
P363 - Wash contaminated clothing before reuse
P405 - Store locked up
P501 - Dispose of contents/container to comply with local, state and federal regulations
2.3. Other hazards which do not result in classification
Other hazards not contributing to the : None.
classification
2.4. Unknown acute toxicity (GHS US)
Not applicable
Water (7732-18-5)
Not applicable
Hand protection:
Wear protective gloves
Eye protection:
Chemical goggles or face shield
Respiratory protection:
Respiratory protection not required in normal
conditions
Other information:
Do not eat, drink or smoke during use.
Potential Adverse human health effects and : Based on available data, the classification criteria are not met.
symptoms
Symptoms/effects after inhalation : Corrosion of the upper respiratory tract.
Symptoms/effects after skin contact : Caustic burns/corrosion of the skin. Blisters. Destruction of tissue.
Symptoms/effects after eye contact : Causes serious eye damage.
Symptoms/effects after ingestion : Bleeding of the gastrointestinal tract. Burns to the gastric/intestinal mucosa. Diarrhoea.
Nausea. Vomiting.
Symptoms/effects upon intravenous : Not available.
administration
Chronic symptoms : No specific information available.
UN-No.(DOT) : UN1824
Proper Shipping Name (DOT) : Sodium hydroxide solution
Transport hazard class(es) (DOT) : 8 - Class 8 - Corrosive material 49 CFR 173.136
Packing group (DOT) : II - Medium Danger
All components of this product are listed, or excluded from listing, on the United States Environmental Protection Agency Toxic
Substances Control Act (TSCA) inventory
National regulations
Hazard Rating
Health : 3 Serious Hazard - Major injury likely unless prompt action is taken and medical treatment is
given
Flammability : 0 Minimal Hazard - Materials that will not burn
Physical : 1 Slight Hazard - Materials that are normally stable but can become unstable (self-react) at high
temperatures and pressures. Materials may react non-violently with water or undergo
hazardous polymerization in the absence of inhibitors.
Personal protection : C
C - Safety glasses, Gloves, Synthetic apron
SDS US LabChem
Information in this SDS is from available published sources and is believed to be accurate. No warranty, express or implied, is made and LabChem Inc assumes no liability resulting from the use of this
SDS. The user must determine suitability of this information for his application.
SECTION 1: Identification
1.1. Identification
Product form : Mixtures
Product name : Fehling's Solution A, Copper No. 1
Product code : LC14200
1.2. Recommended use and restrictions on use
Use of the substance/mixture : For laboratory and manufacturing use only.
Recommended use : Laboratory chemicals
Restrictions on use : Not for food, drug or household use
1.3. Supplier
LabChem Inc
Jackson's Pointe Commerce Park Building 1000, 1010 Jackson's Pointe Court
Zelienople, PA 16063 - USA
T 412-826-5230 - F 724-473-0647
info@labchem.com - www.labchem.com
GHS09
Hazard statements (GHS-US) : H411 - Toxic to aquatic life with long lasting effects
Precautionary statements (GHS-US) : P273 - Avoid release to the environment
P391 - Collect spillage
P501 - Dispose of contents/container to comply with local, state and federal regulations
2.3. Other hazards which do not result in classification
Other hazards not contributing to the : None.
classification
2.4. Unknown acute toxicity (GHS US)
Not applicable
Water (7732-18-5)
Not applicable
Hand protection:
Wear protective gloves
Eye protection:
Chemical goggles or safety glasses
Respiratory protection:
Respiratory protection not required in normal
conditions
Other information:
Do not eat, drink or smoke during use.
pH : No data available
Melting point : No data available
Freezing point : No data available
Boiling point : No data available
Flash point : No data available
Relative evaporation rate (butyl acetate=1) : No data available
Flammability (solid, gas) : Non flammable.
Vapor pressure : No data available
Relative vapor density at 20 °C : No data available
Relative density : 1.06
Solubility : Soluble in water.
Log Pow : No data available
Auto-ignition temperature : No data available
Decomposition temperature : No data available
Viscosity, kinematic : No data available
Viscosity, dynamic : No data available
Explosion limits : No data available
Explosive properties : Not applicable.
Oxidizing properties : None.
9.2. Other information
No additional information available
Potential Adverse human health effects and : Based on available data, the classification criteria are not met.
symptoms
Symptoms/effects after inhalation : None under normal use.
Symptoms/effects after skin contact : Slight irritation.
Symptoms/effects after eye contact : May cause slight irritation.
Symptoms/effects after ingestion : Nausea. Vomiting. Diarrhoea.
Symptoms/effects upon intravenous : Not available.
administration
Chronic symptoms : Affection of the renal tissue. Enlargement/affection of the liver.
All components of this product are listed, or excluded from listing, on the United States Environmental Protection Agency Toxic
Substances Control Act (TSCA) inventory
Chemical(s) subject to the reporting requirements of Section 313 or Title III of the Superfund Amendments and Reauthorization Act (SARA) of
1986 and 40 CFR Part 372.
Copper (II) Sulfate, Pentahydrate CAS-No. 7758-99-8 6.93%
EU-Regulations
No additional information available
National regulations
Copper (II) Sulfate, Pentahydrate (7758-99-8)
Listed on the Canadian IDL (Ingredient Disclosure List)
Hazard Rating
Health : 1 Slight Hazard - Irritation or minor reversible injury possible
Flammability : 0 Minimal Hazard - Materials that will not burn
Physical : 0 Minimal Hazard - Materials that are normally stable, even under fire conditions, and will NOT
react with water, polymerize, decompose, condense, or self-react. Non-Explosives.
Personal protection : B
B - Safety glasses, Gloves
SDS US LabChem
Information in this SDS is from available published sources and is believed to be accurate. No warranty, express or implied, is made and LabChem Inc assumes no liability resulting from the use of this
SDS. The user must determine suitability of this information for his application.
No katalog 108337
Nomor Registrasi REACH Nomor registrasi tidak tersedia untuk bahan ini karena bahan atau
penggu naannya dibebaskan dari pendaftaran sesuai dengan Pasal 2
peraturan REAC H (EC) No 1907/2006, tonase tahunan tidak
memerlukan pendaftaran atau pe ndaftaran diantisipasi untuk batas
waktu pendaftaran akan datang.
No-CAS 50-99-7
1.2 Penggunaan yang relevan dari bahan atau campuran yang diidentifikasi dan penggunaan yang disarankan
terhadap
1.4 Nomor telepon darurat Customer Call Centre : + 62 0800 140 1253 (TollFree)
Lembar data keselamatan bahan untuk produk-produk di dalam katalog, juga tersedia di www.merckgroup.com
Halaman 1 dari 12
LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN
menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006
No katalog 108337
Nama Produk D(+)-Glukosa anhidrat untuk biokimia Reag. Ph Eur
3.1 Bahan
No-EC 200-075-1
3.2 Campuran
Tidak berlaku
Lembar data keselamatan bahan untuk produk-produk di dalam katalog, juga tersedia di www.merckgroup.com
Halaman 2 dari 12
LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN
menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006
No katalog 108337
Nama Produk D(+)-Glukosa anhidrat untuk biokimia Reag. Ph Eur
Bila terjadi kontak kulit: Tanggalkan segera semua pakaian yang terkontaminasi. Bilaslah kulit
dengan air/ pancuran air.
Setelah kontak pada mata : bilaslah dengan air yang banyak. Lepaskan lensa kontak.
Setelah tertelan: beri air minum kepada korban (paling banyak dua gelas). Konsultasi kepada
dokter jika merasa tidak sehat.
4.3 Indikasi pertolongan medis pertama dan perawatan khusus yang diperlukan
Tidak tersedia informasi.
Lembar data keselamatan bahan untuk produk-produk di dalam katalog, juga tersedia di www.merckgroup.com
Halaman 3 dari 12
LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN
menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006
No katalog 108337
Nama Produk D(+)-Glukosa anhidrat untuk biokimia Reag. Ph Eur
6.1 Langkah-langkah pencegahan diri, alat pelindung dan prosedur tanggap darurat
Nasihat untuk personel nondarurat Hindari penghisapan debu. Evakuasi dari daerah bahaya,
amati prosedur darurat, hubungi ahli.
Tindakan higienis
Ganti pakaian yang terkontaminasi . Cuci tangan setelah bekerja dengan bahan tersebut.
Lembar data keselamatan bahan untuk produk-produk di dalam katalog, juga tersedia di www.merckgroup.com
Halaman 4 dari 12
LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN
menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006
No katalog 108337
Nama Produk D(+)-Glukosa anhidrat untuk biokimia Reag. Ph Eur
Perlindungan mata/wajah
Kacamata-pengaman
Perlindungan tangan
kontak penuh:
Bahan sarung tangan: Karet nitril
Tebal sarung tangan: 0,11 mm
Waktu terobosan: 480 min
kontak percikan:
Bahan sarung tangan: Karet nitril
Tebal sarung tangan: 0,11 mm
Waktu terobosan: 480 min
Lembar data keselamatan bahan untuk produk-produk di dalam katalog, juga tersedia di www.merckgroup.com
Halaman 5 dari 12
LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN
menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006
No katalog 108337
Nama Produk D(+)-Glukosa anhidrat untuk biokimia Reag. Ph Eur
Sarung tangan pelindung yang digunakan harus mengikuti spesifikasi pada EC directive
89/686/EEC dan standar gabungan d EN374, untuk contoh KCL 741 Dermatril® L (kontak
penuh), KCL 741 Dermatril® L (kontak percikan).
Waktu terobosan yang disebutkan diatas ditentukan oleh KCL dalam uji laboratorium
berdasarkan EN374 dengan sampel tipe sarung tangan yang dianjurkan.
Rekomendasi ini berlaku hanya untuk produk yang disebutkan dalam lembar data keselamatan
dan disuplai oleh kami sesuai tujuan yang kami maksud. Ketika dilarutkan dalam atau dicampur
dengan bahan lain dan dalam kondisi yang menyimpang dari yang disebutkan dalam EN374
silahkan hubungi suplier sarung tangan CE-resmi (misalnya KCL GmbH, D-36124 Eichenzell,
Internet: www.kcl.de).
Perlindungan pernapasan
diperlukan ketika debu dihasilkan.
Jenis filter yang direkomendasikan: Filter P 1 (menurut DIN 3181) untuk partikel padat bahan
inert
Pengusaha harus memastikan bahwa perawatan, pembersihan, dan pengujian perangkat
perlindungan pernafasan telah dilakukan sesuai dengan petunjuk dari pabriknya. Tindakan ini
harus didokumentasikan dengan benar.
Bentuk padat
Lembar data keselamatan bahan untuk produk-produk di dalam katalog, juga tersedia di www.merckgroup.com
Halaman 6 dari 12
LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN
menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006
No katalog 108337
Nama Produk D(+)-Glukosa anhidrat untuk biokimia Reag. Ph Eur
Lembar data keselamatan bahan untuk produk-produk di dalam katalog, juga tersedia di www.merckgroup.com
Halaman 7 dari 12
LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN
menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006
No katalog 108337
Nama Produk D(+)-Glukosa anhidrat untuk biokimia Reag. Ph Eur
10.1 Reaktifitas
Rrisiko ledakan debu.
Lembar data keselamatan bahan untuk produk-produk di dalam katalog, juga tersedia di www.merckgroup.com
Halaman 8 dari 12
LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN
menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006
No katalog 108337
Nama Produk D(+)-Glukosa anhidrat untuk biokimia Reag. Ph Eur
(RTECS)
Iritasi kulit
Informasi ini tidak tersedia.
Iritasi mata
Informasi ini tidak tersedia.
Sensitisasi
Informasi ini tidak tersedia.
Karsinogenisitas
Informasi ini tidak tersedia.
Teratogenisitas
Informasi ini tidak tersedia.
Lembar data keselamatan bahan untuk produk-produk di dalam katalog, juga tersedia di www.merckgroup.com
Halaman 9 dari 12
LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN
menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006
No katalog 108337
Nama Produk D(+)-Glukosa anhidrat untuk biokimia Reag. Ph Eur
Bahaya aspirasi
Informasi ini tidak tersedia.
12.1 Toksisitas
Keracunan untuk ikan
LC0 ikan: 60.000 mg/l
(MSDS eksternal)
Lembar data keselamatan bahan untuk produk-produk di dalam katalog, juga tersedia di www.merckgroup.com
Halaman 10 dari 12
LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN
menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006
No katalog 108337
Nama Produk D(+)-Glukosa anhidrat untuk biokimia Reag. Ph Eur
Lihat www.retrologistik.com untuk mengetahui proses pengembalian bahan k imia dan wadah,
atau hubungi kami di sana jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut.
Tidak bersangkut-paut
14.7 Transportasi dalam jumlah besar berdasarkan pada MARPOL 73/78 Lampiran II dan IBC
Code
Tidak bersangkut-paut
15.1 Regulasi tentang lingkungan, kesehatan dan keamanan untuk produk tersebut
Lembar data keselamatan bahan untuk produk-produk di dalam katalog, juga tersedia di www.merckgroup.com
Halaman 11 dari 12
LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN
menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006
No katalog 108337
Nama Produk D(+)-Glukosa anhidrat untuk biokimia Reag. Ph Eur
Perundang-undangan nasional
Kelas penyimpanan 10 - 13
Untuk produk ini, penilaian keselamatan kimia sesuai dengan peraturan EU REACH No
1907/2006 tidak dilakukan.
Nasehat pelatihan
Menyediakan informasi, instruksi dan pelatihan yang memadai bagi operator.
Perwakilan regional
Alamat Merck Indonesia Kantor Pusat: Jl T.B Simatupang No 8 Pasar Rebo Jakarta 13760 *
Phone: +62 21 8400081, +62 21 87791415 Kantor Marketing: Gedung PP Plaza Jl. T.B
Simatupang No 57 Jakarta 13760 * Phone: +62 21 8413889* email: Chemicals@merck
Informasi yang terkandung di dalam ini berdasarkan pada pengetahuan terkini. Informasi ini menggambarkan produk
sesuai dengan tindakan pencegahan dan keselamatan. Informasi ini tidak menjamin sifat dari produk.
Lembar data keselamatan bahan untuk produk-produk di dalam katalog, juga tersedia di www.merckgroup.com
Halaman 12 dari 12