Penggunaan Bahasa Dalam Bimbingan Dan Konseling

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

Jurnal Fokus Konseling , Volume 3, No.

2 (2017), 114-122
ISSN Cetak : 2356-2102
ISSN Online : 2356-2099
DOI: https://doi.org/10.26638/jfk.426.2099

Penggunaan Bahasa dalam Bimbingan dan Konseling


Mujiyati
Bimbingan dan Konseling STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
E-mail koresponden: muji2112@gmail.com

Abstract: The language arising from interaction between individuals gives a meaning that
the relationship of language and culture has its own influence for the habit of thinking and
behaving individually. This is because language is a means of expressing the mind so that it
reflects the individual's self-image of the behavior he is showing. Language is a means of
thinking and communication for the individual, so communication skills can be defined as
language skills. In the context of education, language is the medium of instruction, while in
the realm of guidance and counseling, language is a reflection of the counselee's mind by
reflecting from his world view, so that by understanding the language, the counselor will
understand the counselee's perspective. Language is closely tied to individual feelings and
activities or behaviors. In the context of guidance and counseling, the language used by
counselors can be a weapon and should be used wisely. The language should be cohesive,
coherent, accurate, and meaningful in the process of guidance and counseling services to
enable effective communication between counselors and counselors. The direction of
research that will be done more emphasis on the topic of language use by the counselor and
the language response of the counselee as an effort to examine more in the use of language
appropriate to the educational situation.
Keywords: Language, Communication, Education, Guidance and Counseling

Abstrak: Bahasa yang ditimbulkan dari interaksi antar individu memberikan sebuah makna
bahwa hubungan bahasa dan budaya memiliki pengaruh tersendiri bagi kebiasaan berpikir
dan berperilaku individu. Hal ini disebabkan karena bahasa merupakan sarana untuk
mengekspresikan pikiran sehingga terlihat cerminan diri individu dari tingkah laku yang
ditunjukkannya. Bahasa merupakan sarana berpikir dan komunikasi bagi individu, sehingga
keterampilan komunikasi dapat didefinisikan sebagai keterampilan menggunakan bahasa.
Dalam konteks pendidikan, bahasa merupakan media pengantar keilmuan, sedangkan dalam
ranah bimbingan dan konseling, bahasa merupakan cerminan pikiran konseli dengan
merefleksi dari pandangan dunianya, sehingga dengan memahami bahasanya, konselor akan
memahami cara pandang konseli. Bahasa terikat erat dengan perasaan dan aktivitas atau
perilaku individu. Dalam konteks bimbingan dan konseling, bahasa yang digunakan oleh
konselor dapat menjadi senjata dan harus digunakan secara bijaksana. Bahasa tersebut harus
kohesif, koheren, akurat, dan bermakna dalam proses layanan bimbingan dan konseling agar
terjadi komunikasi yang efektif antara konselor dengan konseli. Arah riset yang akan
dilakukan lebih menekankan pada topik tentang penggunaan bahasa oleh konselor dan
respon bahasa dari konseli sebagai upaya mengkaji lebih dalam penggunaan bahasa yang
sesuai dengan situasi pendidikan.
Kata kunci: Bahasa, Komunikasi, Pendidikan, Bimbingan dan Konseling

Artikel diterima: 2 Agustus 2017; direvisi: 20 Agustus 2017; disetujui: 29 Agustus 2017

Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.


Tersedia online di : http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus

114
Penggunaan Bahasa dalam Bimbingan dan Konseling……

1. PENDAHULUAN pengembangan optimal terhadap potensi


yang dimiliki oleh konseli. Untuk
Ketika seseorang berkomunikasi,
mencapai hal tersebut, konselor harus
maka terjadi sebuah interaksi yang
memahami cara konseli memandang
melibatkan media komunikasi yang
dunia, budayanya, dan cara dia berbicara
dinamakan bahasa, dengan begitu
tentang isu-isu (Young, 2013), bahasa
individu dapat menerima pesan dari
merupakan senjata yang digunakan
komunikasi yang dilakukan. Bahasa
konselor untuk dapat membangun
muncul akibat adanya interaksi yang
hubungan dan mengintervensi perilaku
dapat saling dipahami, sehingga bahasa
konseli.
cenderung lebih mudah melekat ketika
Konselor juga diharapkan memiliki
muncul dari kehidupan sehari-hari. Hal
keterampilan untuk merespon kembali
ini membangun kontruk berfikir bahwa
pernyataan konseli, sehingga konseli dapat
manusia secara aktif bekerja dari
memperoleh klarifikasi, pemahaman dan
pengalaman mereka, melalui bahasa dan
pemecahan masalah yang dihadapinya
keyakinan maka terbangun realitas yang
(Adiputra dan Saputra, 2015). Oleh karena
selaras dengan orang lain (Mahoney,
itu, diperlukan sebuah komunikasi yang
2004).
efektif antara konselor dengan konseli
Bahasa yang ditimbulkan dari
melalui penggunaan bahasa yang sesuai
interaksi antar manusia memberikan
dengan situasi pendidikan agar
sebuah makna bahwa hubungan bahasa
pelaksanaan layanan bimbingan dan
dan budaya memiliki pengaruh tersendiri
konseling dapat berjalan dengan baik.
bagi kebiasaan berpikir dan berperilaku
individu. Hal ini disebabkan karena
2. PEMBAHASAN
bahasa merupakan sarana untuk
Bahasa Sebagai Simbol Komunikasi
mengekspresikan pikiran sehingga
Bahasa merupakan alat komunikasi
terlihat cerminan diri individu dari
sosial yang berupa sistem simbol bunyi
tingkah laku yang ditunjukkannya
yang dihasilkan dari ucapan manusia.
(Whorf, 1944).
Simbol bunyi menghasilkan sebuah
Pendidikan adalah upaya normatif
makna (Frege, 1892; Russell, 1905,
yang mengantarkan individu untuk
1910). Makna dalam bahasa inilah yang
bertanggung jawab kepada dirinya.
merupakan dasar dari filsafat bahasa,
Begitu pula dalam bimbingan dan
sehingga ketika individu berbahasa maka
konseling, yang mengupayakan
115
Mujiyati…

individu tersebut menyampaikan makna Bahasa sebagai sebuah sistem


yang ditujukan kepada orang yang diberi komunikasi mampu membuat manusia
pesan. saling memahami satu sama lain sehingga
Dari sudut pandang sosial, individu manusia mampu bekerjasama (Evans &
membutuhkan sarana untuk berinteraksi Levinson 2009; Van Valin & Robert,
dengan individu lainnya di masyarakat 2001). Fungsi sosial bahasa membuat
(Keraf, 1997). Dalam interaksi sosial penggunanya mampu untuk
tersebut, dibutuhkan suatu wahana mengekspresikan diri dan untuk
komunikasi yang disebut bahasa sehingga memanipulasi obyek di lingkungannya,
dari sudut padang sosial, bahasa sehingga bahasa dianggap sebagai alat
dipandang sebagai sarana interaksi. Di pengekspresian diri (Lado, 1964).
setiap tataran masyarakat memiliki
Pengaruh Bahasa terhadap Pola Pikir
bahasa yang berbeda-beda dan gaya
dan Perilaku
bahasa yang berbeda-beda pula, yang
Bahasa merupakan sarana berpikir
mencirikan identitas lingkungannya,
dan komunikasi bagi individu, sehingga
seperti lingkungan budaya Yogyakarta
keterampilan komunikasi dapat
dengan lingkungannya yang lemah
didefinisikan sebagai keterampilan
lembut dan sopan santun, memiliki
menggunakan bahasa, yang tergabung
bahasa dan gaya bahasa yang lemah
dalam karakteristik individu. Sering kali
lembut dan sopan santun pula, hal ini
kita dapat memahami seseorang dari cara
berbeda dengan lingkungan Sumatera
berbahasanya. Ketika individu mampu
yang cenderung berbahasa dan
mengidentifikasi dan mengatur jalan
menampilkan gaya bahasa dengan
pikirannya dan kemudian memilih kata-
bersuara lebih tinggi.
kata yang tepat, menempatkan kata-kata
Hal ini didukung oleh teori tata
tersebut ke dalam urutan yang benar dan
bahasa yang menjelaskan bahwa bahasa
mengucapkan kalimat, maka individu
sebagai hasil dari suatu proses adaptif
tersebut dianggap orang yang cerdas. Ini
(Evans & Levinson 2009; Van Valin &
adalah proses mekanik yang beroperasi
Robert, 2001). Dalam proses adaptif ini,
secara otomatis dan secara bersamaan
tata bahasa "disesuaikan" untuk melayani
dalam penggunaan bahasa yang
kebutuhan komunikatif penggunanya.
mencerminkan individu (Aksan, 1990).

116
Penggunaan Bahasa dalam Bimbingan dan Konseling……

Saat menulis, memungkinkan untuk mempermudah dan memperlancar


individu untuk berpikir dan menemukan proses komunikasi, d). kata menandakan
kata-kata yang cocok yang dapat atau berarti komponen bahasa apa yang
mengekspresikan ide (Yaman dan dimaksudkan untuk menyampaikan, e).
Erdogan, 2007). Tulisan merupakan komponen pemikiran ini adalah Ide, f).
bagian dari bahasa yang memiliki tingkat Ide satu orang tidak dapat dirasakan oleh
proses pemikiran yang lebih dan orang lain, g). hubungan antara kata-kata
mendalam dibandingkan berkata- dan apa yang mereka menandakan atau
kata,sehingga tulisan dianggap sebagai maksud adalah arbitrer.
bahasa tinggi. Bahasa mempengaruhi Bahasa terikat erat dengan perasaan
perkembangan seseorang dalam dan aktivitas atau perilaku manusia
memandang dunia (Ivey, Ivey, & Simek- (Lado, 1964), sehingga bahasa dapat
Morgan, 1997), sehingga kemampuan mencerminkan kepribadian individu.
berbahasa mencerminkan cara pandang Selain itu menurut Aksoy (1991), bahasa
terhadap dunia. adalah cara yang paling signifikan dan
Bahasa memiliki tata bahasa, yang berguna yang muncul dari kehidupan
diasumsikan memiliki norma-norma komunal, karena bahasa selalu digunakan
kebenaran konvensional dan sosial, tetapi dalam kehidupan sehari-hari.
penggunaan bahasa yang sesuai dengan Bahasa juga dianggap sebagai
norma kebenaran seharusnya dibimbing kunci dalam mengumpulkan dan
oleh orang yang mampu melihat memberikan pengetahuan serta
kebenaran itu sendiri, rasional, atau pembelajaran bagi inidvidu (Ünal,
cerdas dalam berpikir (Whorf, 1940). Ini Menderes & Yagci, Mustafa, 2014), hal
merupakan tugas konselor untuk dapat ini mengingat metode pembelajaran dan
membimbing konseli membangun pengajaran menggunakan bahasa sebagai
perilaku normatif dan dijadikan pribadi medianya, baik dalam pembelajaran
yang bertanggung jawab. pendidikan maupun pembelajaran
Morris (2007) menjelaskan bahwa kehidupan. Hal tersebut yang melahirkan
alur bahasa yang dapat mempengaruhi cara memandang dunia yang mengacu
ide seseorang antara lain; pada pandangan seseorang tentang diri,
a). sifat bahasa didefinisikan oleh orang lain, dan lingkungan (Koltko-
fungsinya, b). fungsi bahasa adalah untuk Rivera, 2004).
berkomunikasi, c). bahasa bertujuan

117
Mujiyati…

Peran Bahasa dalam Pendidikan, yang digunakan oleh konselor dapat


Bimbingan dan Konseling
menjadi senjata dan harus digunakan
Makna merupakan dasar dari secara bijaksana. Bahasa tersebut harus
filsafat bahasa (Frege, 1892; Russell, kohesif, koheren, akurat, bermakna dan
1905, 1910), ketika individu berbahasa benar untuk aktivitas yang dijelaskan.
maka individu tersebut telah Bahasa dapat menerjemahkan dan
menyampaikan makna yang dimaksudkan menyampaikan intensitas pengalaman
kepada orang yang diberi pesan. Hal ini hidup bermakna seseorang. Dalam
juga berlaku dalam konteks pendidikan konseling sangat penting bahwa bahasa
yang merupakan usaha membangun yang digunakan menggambarkan gaya
hakikat manusia, begitu juga dengan atau cara seseorang hidup di dunia (Kidd,
bimbingan dan konseling. Pelaksanaan 1980).
Bimbingan dan konseling adalah proses Bahasa merupakan cerminan
yang dilakukan konselor untuk pikiran, apa yang individu katakan adalah
membantu peserta didik atau konseli agar refleksi dari pandangan dunianya.
dapat membuat keputusan atau Konselor sering menyarankan bahwa
pemecahan suatu masalah melalui klien menggunakan jargon baru atau
pemahaman terhadap fakta, harapan, menggunakan kata-kata tertentu yang
kebutuhan, dan perasaan klien. memperkuat gagasan bahwa klien
Tujuannya adalah agar klien dapat bertanggung jawab untuk hidupnya
melihat permasalahannya secara lebih sendiri, pikiran, dan perasaan. Misalnya,
jelas sehingga dapat memilih sendiri jalan ketika seorang klien mengatakan, "saya
keluarnya (Shertzer & Stone, 1971). tampaknya tidak bisa bekerja tepat
Pendidikan adalah upaya normatif waktu," konselor menantang kurangnya
yang membawa manusia untuk klien tanggung jawab dengan
merealisasikan diri (Kartadinata, 2011) menyarankan bahwa ulang kata-kata
sehingga dalam pendidikan bahasa yang klien sebagai berikut:" Saya tidak akan
digunakan sebaiknya bahasa yang pergi bekerja tepat waktu, "atau" Saya
mampu menciptakan atau mewujudkan memilih untuk tidak" konselor juga
tata pergaulan pendidikan. Begitupula menantang klien ketika mereka terlibat
dengan bimbingan dan konseling, bahasa dalam. berpikir hitam-putih dengan

118
Penggunaan Bahasa dalam Bimbingan dan Konseling……

menggunakan istilah-istilah seperti selalu (error of language); 4). kesalahan


dan tidak pernah. (Young, 2013). mengambilkeputusan (error of
Sebagian besar konselor bekerja juggement); dan 5). kesalahan dalam
membantu menemukan jalan klien dalam keyakinan (error of omnipotence).
berbagai konteks kehidupan termasuk Sedangkan fungsi bahasa dalam
pendidikan, pekerjaan, hubungan, dan bimbingan dan konseling memiliki
keluarga, selama masa hidup. Tugas berbagai aspek (Keraf, 1997) antara lain:
konselor adalah mendefinisikan upaya pertama, bahasa sebagai alat ekspresi
klien dengan aturan dan konsultasi dari diri. Bahasa merupakan sarana untuk
proses konseling. Konselor dan klien mengungkapkan segala sesuatu yang ada
terlibat dalam proses konseling terutama dalam diri seseorang, baik berbentuk
dalam melakukan kegiatan bersama-sama perasaan, pikiran, gagasan, dan keinginan
dengan mengandalkan bahasa dalam yang dimilikinya. Bahasa juga digunakan
komunikasi verbal mereka. Dengan untuk menyatakan dan memperkenalkan
demikian, penting untuk setiap keberadaan diri seseorang kepada orang
konseptualisasi dalam konseling baik lain dalam berbagai tempat dan situasi.
teori maupun praktek kedua belah pihak Ada beberapa unsur yang membuat
(yaitu konselor dan konseli) manusia mengeluarkan ekspresi diri
menggunakan bahasa dan berbicara di antara lain: agar menarik perhatian orang
satu sisi, dan melakukan hal-hal seperti lain, keinginan untuk membebaskan diri
berperilaku atau terlibat dalam kegiatan dari semua tekanan emosi.
di sisi lainnya (Young & Valach, 2016). Kedua, bahasa sebagai alat
Seorang konselor harus mampu komunikasi. Bahasa menjadi alat
berkomunikasi secara efektif untuk komunikasi untuk dapat berinteraksi
melakukan perubahan yang diinginkan antara yang satu dengan yang lain
pada klien atau peserta didik. Namun, sehingga pesan yang hendak disampaikan
sering kali seorang konselor menemui dapat dimengerti. Komunikasi
kendala-kendala dalam konseling. merupakan akibat dari ekspresi diri.
Kesalahan ini, menurut Conte (2009) Komunikasi tidak akan sempurna bila
meliputi lima hal, yaitu: 1). kesalahan ekspresi orang tidak diterima atau
pendekatan (error of approach); dipahami oleh orang lain. Dengan
2).kesalahan interpretasi (error of komunikasi seseorang dapat
interpretation): 3). kesalahan berbahasa menyampaikan semua yang dirasakan,

119
Mujiyati…

pikiran, dan yang diketahuinya kepada sosial yang sangat mudah diterapkan
orang lain. Sebagai alat komunikasi, adalah sebagai alat peredam rasa marah.
bahasa merupakan media penyampaian Menulis merupakan salah satu cara yang
pesan yang melahirkan perasaan dan sangat efektif untuk meredakan rasa
menciptakan kerja sama antar individu. amarah. Tuangkanlah rasa dongkol dan
Dalam pengalaman sehari-hari, fungsi amarah ke dalam bentuk tulisan.
bahasa mengalami perkembangan dari Biasanya, pada akhirnya, rasa amarah
jaman ke jaman sesuai dengan berangsur-angsur menghilang dan dapat
perkembangan intelektual manusia dan melihat persoalan secara lebih jelas dan
kekayaan cipta karya manusia sebagai tenang.
hasil dari kemajuan intelektual itu Keempat, bahasa sebagai alat
sendiri. integrasi dan adaptasi sosial. Bahasa di
Ketiga, bahasa sebagai kontrol samping sebagai salah satu unsur
sosial. Berbagai penerangan, informasi, kebudayaan, memungkinkan pula
maupun pendidikan disampaikan melalui manusia memanfaatkan pengalaman-
bahasa. Buku-buku pelajaran dan buku- pengalaman mereka, mempelajari dan
buku instruksi adalah salah satu contoh mengambil bagian dalam pengalaman-
penggunaan bahasa sebagai alat kontrol pengalaman itu, serta belajar berkenalan
sosial. Ceramah agama atau dakwah dengan orang-orang lain. Anggota-
merupakan contoh penggunaan bahasa anggota masyarakat hanya dapat
sebagai alat kontrol sosial. Lebih jauh dipersatukan secara efisien melalui
lagi, orasi ilmiah atau politik merupakan bahasa. Bahasa sebagai alat komunikasi,
alat kontrol sosial. Iklan layanan lebih jauh memungkinkan tiap orang
masyarakat atau layanan sosial juga untuk merasa dirinya terikat dengan
merupakan salah satu wujud penerapan kelompok sosial yang dimasukinya, serta
bahasa sebagai alat kontrol sosial. Semua dapat melakukan semua kegiatan
itu merupakan kegiatan berbahasa yang kemasyarakatan dengan menghindari
memberikan informasi kepada seseorang, sejauh mungkin bentrokan-bentrokan
untuk memperoleh pandangan baru, sikap untuk memperoleh efisiensi yang
baru, perilaku dan tindakan yang baik. setinggi-tingginya. Ia memungkinkan
Contoh fungsi bahasa sebagai alat kontrol integrasi (pembauran) yang sempurna

120
Penggunaan Bahasa dalam Bimbingan dan Konseling……

bagi tiap individu dengan masyarakatnya Aksoy, Ö. A. (1991). Language is One.


Adam Publications: Istanbul.
(Keraf, 1997).
Conte, Christian. (2009). Advanced
Cara berbahasa tertentu selain Techniques for Counseling and
Psychotherapy. New York:
berfungsi sebagai alat komunikasi,
Springer Publishing Compani,
berfungsi pula sebagai alat integrasi dan LLC.
Evans, Nicholas, and Stephen C.
adaptasi sosial. Pada saat beradaptasi
Levinson. "The myth of language
kepada lingkungan sosial tertentu, universals: Language diversity and
its importance for cognitive
seseorang akan memilih bahasa yang
science." Behavioral and brain
akan digunakannya bergantung pada sciences 32.5 (2009): 429-448.
doi:10.1017/S0140525X0999094X
situasi dan kondisi yang dihadapinya.
Frege, G. (1960). Uber Sinn und
Bedeutung: Zeitschrift Fur
3. KESIMPULAN Philosophie Und 3 Philosophische
Kritik. The Philosophical Writings
Bahasa merupakan alat komunikasi of Gottlob Frege. Oxford, England:
Blackwell Scientific Publications.
yang digunakan dalam pendidikan,
Ivey, A. E., Ivey, M. B., & Simek-
bimbingan dan konseling. Melalui Morgan, L. (1997). Counseling and
psychotherapy: A multicultural
bahasa, individu akan menghasilkan
perspective. Boston: Allyn &
sebuah kecakapan baru, seperti: cara Bacon.
Kartadinata, S. (2011). Menguak Tabir
berpikir (way of thinking), cara
Bimbingan dan Konseling sebagai
berkomunikasi, dan memanipulasi Upaya Pedagogis. Bandung: UPI
Press.
atmosfer pendidikan atau situasi
Keraf, G. (1997). Komposisi: Sebuah
pendidikan. Bahasa terikat erat dengan Pengantar Kemahiran Bahasa.
Flores: Nusa Indah.
perasaan dan aktivitas atau perilaku
Kidd, S. D. (1980). The Language of
manusia, sehingga bahasa dapat Counseling, pp. 1-5.
Koltko-Rivera, M. E. (2004). The
mencerminkan kepribadian individu dan
psychology of worldviews. Review
cara pandang individu tersebut terhadap of General Psychology, 8(1), 3. doi:
10.1037/1089-2680.8.1.3
dunia.
Lado, R. (1964). Language Teaching: A
Scientific Approach. New York:
4. DAFTAR PUSTAKA McGraw Hill.
Mahoney, M. J. (2004). What is
Adiputra, S., & Saputra, W. N. E. (2015). constructivism and why is it
Teori Dasar Konseling. growing. Contemporary
Lampung: Aura Publishing. Psychology, 49(3), 360-363..
Aksan, D. (1990). The Language in All Morris, M. (2007). An Introduction to the
Aspects. Turkish Language Institute Philosophy of Language. New
Publications: 439, Ankara. York: Cambridge University Press.

121
Mujiyati…

Russell, B. (1905). On denoting. Mind,


14(56), 479-493.
Russell, B. (1910). Knowledge by
acquaintance and knowledge by
description. In Proceedings of the
Aristotelian Society (Vol. 11, pp.
108-128). Aristotelian Society,
Wiley.
Shertzer, B. & Stone, Shelley C. (1971).
Fundamental of Guidance. New
York: Houghton Mifflin Company.
Ünal, M., & Yagci, M. (2014). Self
evaluation of students’ language in
the frame of information and
communication technologies.
Procedia-Social and Behavioral
Sciences, 116, 3090-3095. doi:
10.1016/j.sbspro.2014.01.713
Van Valin, Jr, Robert, D. (2001).
"Functional Linguistics". Di Mark
Aronoff and Janie Rees-Miller. The
Handbook of Linguistics.
Blackwell. pp. 319–337.
Whorf, B. L. (1940). Science and
linguistics (pp. 207-219). Bobbs-
Merrill.
Whorf, B. L. (1944). The relation of
habitual thought and behavior to
language. Etc: a review of general
semantics, 197-215.
Yaman, H, and Erdogan, Y. (2007).
Internet Kullaniminin Türkçeye
Etkileri: Nitel Bir Arastirma.
Journal of Language and Linguistic
Studies, 3 (2).
Young, M. E. (2013). Learning the Art of
Helping: Building Blocks and
Techniques. Fifth Edition. Boston:
Pearson Education, Inc.
Young, R. A., & Valach, L. (2016).
Action and language: Contextual
action theory in counselling.
Psychologie Française, 61(1), 31-
42. doi: 10.1016/j.psfr.2013.03.001

122

You might also like