Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 13

PERAN UNITED NATIONS ENVIRONMENT PROGRAMME (UNEP) DALAM

MENANGANI POLUSI MARINE PLASTIC DEBRIS DI LAUT ASIA TIMUR

Oleh : Junida Siregar


Junidasiregar@gmail.com
Pembimbing : Dra. Den Yealta, M.Phill
Jurusan Ilmu Hubungan Internasional
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Riau
Kampus Bina Widya, Jl. H.R. Soebrantas Km 12,5 Simp. Baru, Pekanbaru 28293 Telp/Fax.
0761-63277

Abstract

This study is a contemporary study that provides an analysis of the role of UNEP in
addressing marine plastic debris pollution in the East Asian Seas (EAS). This study aims to
explain the causes and impacts of marine plastic debris pollution in the EAS. The excessive
use of plastic and poor waste management systems are common factors causing marine
plastic debris pollution in the EAS. These have caused a lot of damage and losses to the
marine and coastal environment of the EAS. UNEP as the leading global environmental
authority is concerned to address marine plastic debris pollution in the EAS.
This research was developed based on the framework of pluralism perspective that
is supported by the theory of international organization and environmentalism, as well as
the level of analysis using international organization as the main actor in international
relations. The concept leads to qualitative methods and the study of literature as a source
of information.
The roles of UNEP are as a catalyst, advocate, educator and facilitator. The roles
of UNEP can be seen from the efforts it has made regionally and globally which have
significant impacts in the East Asian Seas.
Keywords: Marine Plastic Debris, Seas Pollution, Role, UNEP, East Asian Seas

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 1


PENDAHULUAN Ancaman polusi marine plastic
debris sangat dirasakan di Laut Asia
Kini limbah plastik telah Timur (EAS). Negara-negara di kawasan
mencemari lautan dunia karena sifatnya EAS dalam beberapa dekade terakhir
yang sulit untuk terurai dan sifat mengalami pertumbuhan ekonomi yang
tambahan lainnya yang telah terbukti signifikan namun tidak memedulikan
memiliki efek toksik pada makhluk dampak pertumbuhan tersebut pada
hidup. Pertumbuhan ekonomi yang diikuti lingkungan lautnya. Ketidakpedulian
dengan perubahan pola konsumsi dan tersebut mengakibatkan EAS menjadi
produksi menyebabkan pesatnya lingkungan laut yang paling tercemar oleh
1
peningkatan limbah plastik di dunia. marine plastic debris, di mana enam
Lebih dari 8 juta ton plastik menemukan negara di kawasan ini menempati
jalan menuju lautan setiap tahun, setara peringkat sepuluh dunia sebagai
dengan membuang truk berisi sampah penyumbang marine plastic debris
2 terbanyak, dengan perkiraan pada tahun
plastik setiap menit ke laut.
6
Plastik yang ada di lautan disebut 2010 yaitu Tiongkok 1.32-3.53 mmt ,
sebagai marine plastic debris. Marine Indonesia 0.48-1.29 mmt, Filipina 0.28-
plastic debris bisa berasal dari daratan 0.75 mmt, Vietnam 0.28-0.73 mmt,
(land-based sources) atau aktifitas yang Thailand 0.15-0.41 mmt dan Malaysia
berbasis di perairan laut (sea-based 0.14-0.37 mmt.7
sources) tetapi land-based sources-lah Ada banyak faktor penyebab
yang menjadi penyumbang 80 besarnya polusi marine plastic debris di
3
persennya. Marine plastic debris adalah EAS, seperti: rendahnya tingkat
jenis polutan yang paling mendominasi kesadaran lingkungan masyarakat,
dalam sampah lautan, di mana 60-90 kebiasaan atau tradisi masyarakat, sistem
persen sampah lautan terdiri dari polimer pengelolaan limbah yang buruk dan lain-
plastik yang berbeda-beda. 4 Penyebab lain. Sama seperti kawasan lainnya di
banyaknya plastik di lautan karena proses dunia, polusi marine plastic debris juga
fotodegradasi 5 terjadi sangat lambat di mengancam habitat, ekosistem dan
dalam laut yang dingin dan kurang keanekaragaman hayati EAS. Aktivitas
cahaya matahari. ekonomi yang terkena dampak dari polusi
tersebut yaitu pelayaran, perikanan,
akuakultur, pariwisata dan rekreasi
1
dengan biaya kerugian yang besar untuk
UNEP, Marine Plastic Debris &
Microplastic: Global Lessons and Research to menangani dampak tersebut.8
Inspire Action and Guide Policy Change, 2016, Dalam menangani permasalahan
hlm. 2. ini, salah satu aktor yang paling berperan
2 http://web.unep.org/unepmap/un- adalah United Nations Environment
declares-war-ocean-plastic, diakses pada 16
November 2018.
Programme (UNEP). Sebagai badan
3 http://www.un.org/Depts/los/consulta 6
tiv e_process/consultative_process.htm, diakses pada Mmt adalah singkatan dari juta metrik
14 November 2018. ton.
4 http://www.cleanseas.org/did-you-know, 7 J.R. Jambeck, et al., “Plastic
diakses pada 15 November 2018. Waste Inputs from Land into the Ocean”. Science,
5 Fotodegradasi adalah pemecahan Vol.
senyawa dengan bantuan cahaya. 347, Issue 6223, 2015, p. 768-771.
8 Ibid.

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 2


lingkungan hidup yang terdepan secara Polusi marine plastic debris
global, UNEP bertanggung jawab untuk adalah masalah trans-batas sosial,
membantu penanganan polusi marine ekonomi dan lingkungan dengan solusi
plastic debris di EAS. yang tidak mudah. Tidak ada solusi
Peran UNEP dalam menangani tunggal dalam menangani polusi marine
polusi marine plastic debris di EAS pada plastic debris. Peran UNEP dalam
dasarnya terletak pada setiap upaya yang menangani polusi marine plastic debris di
dilakukan oleh UNEP. Salah satu upaya EAS sangat dipengaruhi oleh tantangan
tersignifikan UNEP yaitu menjalankan dan hambatan yang dihadapinya dan
Regional Marine Litter Action Plan untuk menyelesaikannya diperlukan
(RAP-MALI) yang merupakan rencana upaya kolektif dari seluruh pihak di
aksi untuk menangani polusi marine kawasan EAS.
plastic debris di EAS. Berdasarkan rumusan masalah
Selain program regional, beberapa yang telah dipaparkan, maka peneliti
upaya secara global untuk menangani membuat permasalahan tersebut ke dalam
polusi marine plastic debris juga telah suatu pertanyaan penelitian, yaitu
dilakukan oleh UNEP yang sangat “Bagaimanakah peran United Nations
berdampak bagi EAS. Beberapa upaya Environment Programme (UNEP)
UNEP tersebut seperti: mengampanyekan dalam menangani polusi marine plastic
pengurangan penggunaan plastik, debris di Laut Asia Timur?”
terkhusus plastik sekali pakai; membahas Perspektif yang penulis gunakan
dan menetapkan kerangka kerja dalam penelitian ini yaitu Pluralisme.
internasional terkait marine plastic debris Kaum pluralis menganggap bahwa studi
melalui badan-badan koordinasi UNEP; dalam Hubungan Internasional bukan
memberikan panduan terkait penanganan hanya pada hubungan antara negara-
marine plastic debris; membentuk aksi negara saja, karena dalam hubungan
global untuk mencegah bertambahnya internasional didalamnya terdapat pula
limbah plastik dari land-based sources hubungan antara masyarakat, kelompok-
memasuki lautan; dan mendukung kelompok dan organisasi-organisasi yang
Agenda 2030 dan Tujuan Pembangunan berasal dari negara berbeda atau lintas
Berkelanjutan PBB (SDGs). batas internasional. Penelitian ini
Namun beberapa upaya UNEP menggunakan tingkat analisis Organisasi
tersebut masih belum cukup efektif dalam Internasional. Tingkat analisis Organisasi
menangani polusi marine plastic debris di Internasional berasumsi bahwa terfokus
EAS. Hal ini dikarenakan berbagai pada aktor-aktor yang berperan dalam
tantangan dan hambatan yang dihadapi hubungan internasional, seperti negara
oleh UNEP, seperti prioritas dan interaksinya dalam sistem
pembangunan nasional negara-negara di internasional yang mana menjadi fokus
kawasan EAS yang bersaing, kurangnya utama adalah United Nations
instrumen hukum multilateral regional Environment Programme (UNEP).
tentang perlindungan lingkungan laut, Secara definisi teori adalah alat
kurangnya hukum dan peraturan yang yang paling efektif dalam penataan dan
relevan dan/atau penegakan hukum yang mengorganisir fakta yang diteliti dalam
buruk dan lain-lain.

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 3


9
penelitian. Suatu teori terdiri dari Contohnya Perserikatan Bangsa-
10 Bangsa (PBB) dan Badan-Badan
seperangkat proposisi yang saling
berhubungan. Hubungan tersebut tersusun Internasional dibawah PBB seperti
dalam suatu sistem yang memungkinkan ILO, UNICEF, UNESCO.
kita memiliki pengetahuan yang 2. Organisasi non-Pemerintah atau
sistematis mengenai suatu peristiwa. Non-Governmental Organizations
Suatu teori memiliki tujuan untuk (NGO). Organisasi ini
memberikan gambaran yang sistematis beranggotakan kelompok-
mengenai suatu fenomena atau gejala kelompok swasta di bidang
ataupun kejadian. Proposisi yang dapat keilmuan, keagamaan,
menjadi sebuah teori apabila telah kebudayaan, bantuan teknik atau
dibuktikan kebenarannya melalui suatu bantuan ekonomi. Contohnya
penelitian. adalah Palang Merah Internasional
Teori yang peneliti gunakan dan Green Peace.
dalam penelitian ini adalah Organisasi Teori yang kedua yaitu
Internasional dan Environmentalism. Environmentalism, adalah teori
Teori yang pertama, yaitu Organisasi lingkungan yang menerima kerangka
internasional didefinisikan oleh Clive kerja yang eksis dalam realitas politik,
Archer sebagai suatu struktur formal dan sosial, dan ekonomi, serta struktur
11
berkelanjutan yang diwujudkan dengan normatif yang ada dalam dunia politik.
persetujuan antara sedikitnya dua negara Teori ini tidak mencoba merubah struktur
yang berdaulat dengan tujuan mencapai yang sudah ada untuk memperbaiki
kepentingan-kepentingan bersama lingkungan, melainkan bekerja dengan
negara-negara anggota. Menurut Clive, struktur tersebut.12
salah satu peran organisasi internasional
yaitu sebagai pelaku (aktor), bahwa POTENSI POLUSI MARINE
organisasi internasional juga bisa PLASTIC DEBRIS DI LAUT ASIA
merupakan aktor yang otonom dan TIMUR
bertindak dalam kapasitasnya sendiri
sebagai organisasi internasional dan Laut Asia Timur (EAS)
bukan lagi sekedar pelaksanaan membentang dari belahan Utara ke
kepentingan anggota-anggotanya. belahan Selatan Pesisir Pasifik bagian
Organisasi Internasional dapat Barat, dan menjadi penghubung antara
digolongkan menjadi dua kategori, yaitu: Samudra Pasifik dan Hindia yang
1. Organisasi antar Pemerintah atau memisahkan bagian Timur benua Asia
Inter-Governmental dari benua Australia. 13 Jika keseluruhan
Organizations (IGO). Organisasi wilayah lautnya digabungkan maka
ini ini beranggotakan delegasi
resmi pemerintah negara-negara.
9 11
Mohtar Mas’oed, Studi Hubungan Matthew Patterson, in; Scott Burchill et
Internasional: Tingkat Analisa dan Teorisasi, al., Theories of International Relations, Palgrave,
(Yogyakarta: PAU-SS-UGM, 1989), hlm. 184. 2001, hlm. 237.
12
10
Rancangan usulan; ungkapan yang Ibid., 252.
dapat dipercaya, disangsikan, disangkal, atau 13 COBSEA, Marine Litter in the
dibuktikan benar-tidaknya. East Asian Seas Region, 2008, hlm. 4.

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 4


luasnya sekitar 30 persen dari ruang laut Penelitian ini juga mengatakan
dunia di bawah yurisdiksi nasional.14 bahwa dengan mengurangi 65%
Salah satu ancaman lingkungan kebocoran di lima negara EAS
terbesar yang dihadapi EAS saat ini tersebut maka dapat mengurangi
adalah polusi marine plastic debris. kebocoran global sekitar 45%
Beberapa penelitian yang menjelaskan pada tahun 2025.
tentang polusi marine plastic debris di 3. Penelitian Wallace dalam
EAS: dokumen “Ocean Plastic from
1. Penelitian Jambeck, dalam Rivers,”
17
menunjukkan bahwa
dokumen “Plastic Waste Inputs sungai berkontribusi antara 410
15
from Land into the Ocean,” ribu dan 4 juta ton per tahun untuk
memperkirakan 275 juta metrik marine plastic debris, dengan 88
ton (MT) limbah plastik hingga 95% berasal dari sepuluh
dihasilkan secara global pada sungai, di mana Yangtze, Kuning,
tahun 2010 dan 4,8 hingga 12,7 Hai Dia, Pearl, Amur dan Mekong
juta MT memasuki lautan. Untuk berasal dari Asia Timur. Para
mencapai pengurangan 75% ilmuwan menyimpulkan bahwa
dalam massa limbah plastik yang dengan mengurangi beban plastik
tidak terurus, pengelolaan limbah hingga 50% di 10 sungai teratas
harus ditingkatkan sebesar 85% di akan mengurangi total muatan
35 negara peringkat teratas. Tanpa river-based sebesar 45%.
perbaikan infrastruktur
pengelolaan limbah, kuantitas Dampak Umum Polusi Marine Plastic
kumulatif dari sampah plastik Debris di Laut Asia Timur
yang memasuki lautan dari land- Dalam melakukan penelitian ini,
based sources diprediksi akan masih sedikit data atau referensi tentang
meningkat pada tahun 2025. diferensiasi sumber, zona akumulasi dan
2. Penelitian Ocean Conservancy tingkat dampak ekologi, lingkungan dan
dalam dokumen “Stemming the sosial ekonomi, marine plastic debris di
18
Tide: Land-based Strategies for A EAS. Namun meskipun begitu dampak
16 yang disebabkan oleh polusi marine
Plastic-free Ocean,”
menunjukkan bahwa limbah land- plastic debris di EAS pada umumnya
19
based sources dari lima negara sebagai berikut:
teratas penyumbang marine 1. Membelit, menjerat dan tertelan
plastic debris di kawasan EAS, oleh berbagai mamalia laut, reptil,
75% berasal dari sampah yang burung dan ikan. Dalam banyak
tidak dikumpulkan, sedangkan kasus, insiden ini menyebabkan
sisa 25%-nya bocor dari sistem
pengelolaan limbah itu sendiri. 17 https://cosmosmagazine.com/biology/ju
st-10-rivers-to-blame-for-millions-of-tonnes-ofocean-plastic,
diakses pada 20 Desember 2018.
14 18 Ibid.
Ibid.
15
Jambeck, Op.Cit., 28. 19 UNEP, Marine Plastic Debris
16
Ocean Conservancy, Stemming the & Microplastic: Global Lessons and Research to
Tide: Land-based Strategies for a Plastic-free Inspire Action and Guide Policy Change, Op.Cit.,
Ocean, 2017, hlm. 48. 88-110.

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 5


cedera akut dan kematian kronis. laut. 21 Macro dan microplastic
UNEP memperkirakan bahwa debris menampung kumpulan
salah satu dampak terbesar di EAS spesies yang beragam, beberapa
adalah dari Abandoned, Lost or berbeda dari habitat laut
otherwise Discarded Fishing sekitarnya karena dibawa dari
Gear (ALDFG), yaitu alat tangkap tempat yang jauh. Hal ini dapat
yang hilang atau sengaja dibuang mengakibatkan dampak
di lautan, karena besarnya ekologis.22
industri perikanan namun 5. Macroplastic debris dapat
pengaturan yang tidak efektif serta menyebabkan ghost fishing karena
tingginya tingkat Illegal, ALDFG. Disebut ghost fishing
Unregulated and Unreported karena jaring dan jebakan yang
(IUU) fishing di EAS.20 ditinggalkan masih terus
2. Merusak habitat terumbu karang menangkap ikan dan kerang,
dan tanaman bakau. Pada terumbu menyebabkan tingkat kematian
karang terjadi karena ALDFG. yang signifikan terhadap stok
Sementara, pada tanaman bakau komersial.
terjadi karena marine plastic 6. Menurunkan nilai makanan laut
debris yang banyak terkumpul di komersialkarenatelah
sekitarnya menyebabkan habitat terkontaminasi oleh plastik.
tersebut bertindak sebagai Mikroplastik ditemukan dalam
penyerap parsial bagi plastik perdaganganikan,bivalvia
3. Mikroplastik yang tertelan moluska, krustasea dan
menyebabkan transfer zat kimia echinodermata.
berbahaya, POPs dan PBTs yang 7. Mikro dan nanoplastik telah
diserap plastik dalam rantai mengontaminasi manusia melalui
makanan. konsumsi makanan laut. Suatu
4. Rafting adalah pengangkutan studi pada tahun 2015
organisme yang biasanya melekat menemukan bahwa 55 persen ikan
pada bahan alami yang terapung, di pasar Indonesia menunjukkan
seperti kayu, alga makro dan batu bukti telah mencerna plastik.
apung. Plastik yang mengapung Plastik juga ditemukan pada 28
menjadi “rafting” non-alami di persen ikan yang dijual di pasar
23
lautan, namun permasalahannya Makassar.
plastik memiliki umur yang jauh 8. Marine plastic debris yang
lebih panjang daripada bahan mengapung dapat mengakibatkan
alami tersebut sehingga
menyebabkan rentang rafting
yang sekarang menjadi lebih 21 M. C. Goldstein et al.,
“Increased oceanic microplastic debris enhances
panjang. Hal ini berpotensi oviposition in an endemic pelagic insect”. Biology
mengubah distribusi organisme Letters
8(5), 2012, 817-820.
22 D. K. A. Barnes and P. Milner,
“Drifting plastic and its consequences for sessile
organism dispersal in the Atlantic Ocean”.
20
COBSEA, Op.Cit., 12. Marine Biology 146(4), 2005, 815-825.
23 Ocean Conservancy, Loc.Cit.

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 6


baling-baling kapal terbelit, pipa Salah satu penyebab utama
masuk air terblokir dan benturan, banyaknya jumlah marine plastic debris
yang beberapa kasus berujung di EAS adalah karena rendahnya tingkat
pada kecelakaan. Hal ini juga kesadaran pemerintah, penduduk, industri
dapat menambah biaya yang tidak dan sektor swasta di kawasan EAS
seharusnya untuk perbaikan kapal. terhadap dampak pemakaian plastik yang
9. Menurunkan nilai tempat tidak bijaksana pada lingkungan lautnya.
pariwisata laut karena Oleh karena itu, salah satu upaya UNEP
berkurangnya minat wisatawan dalam menangani polusi marine plastic
untuk rekreasi, sehingga debris di EAS adalah dengan kampanye
menyebabkan hilangnya mengenai penggunaan plastik yang
pendapatan dan lapangan kerja bijaksana, yaitu:
pada sektor ekonomi lokal dan 1. Kampanye Clean Seas
regional. Dampak ini bisa sangat Kampanye Clean Seas
berarti pada wilayah ekonomi diluncurkan di Economist World
lokal yang sangat bergantung pada Ocean Summit pada 23 Februari
sektor pariwisata. Di Indonesia, 2017, Bali, Indonesia. Pada hari
sekitar $166 juta hilang dalam yang sama, Indonesia
pendapatan pariwisata karena mengumumkan bergabung dalam
kondisi sanitasi, termasuk kampanye ini dan berjanji untuk
kurangnya pengelolaan limbah mengurangi jejak plastiknya
yang efisien dan faktor lainnya.24 sebesar 70 persen pada tahun
25
10. Memberikan beban yang tidak 2025. Kampanye Clean Seas
semestinya pada pemerintah untuk bertujuan untuk melibatkan dan
biaya pembersihan laut. menghubungkan pemerintah,
masyarakat sipil, industri dan
PERAN UNITED NATIONS sektor swasta dalam perjuangan
ENVIRONMENT PROGRAMME melawan pencemaran marine
(UNEP) DALAM MENANGANI plastic debris beserta bahaya yang
POLUSI MARINE PLASTIC DEBRIS ditimbulkannya. 26 Beberapa
DI LAUT ASIA TIMUR negara di kawasan EAS yang juga
turut bergabung dalam kampanye
Peran UNEP sebagai Katalisator ini adalah Filipina dan Thailand.
Berperan sebagai katalisator Selama lima tahun ke depan,
dalam menangani polusi marine plastic UNEP akan membahas akar
debris di Laut Asia Timur berarti UNEP penyebab polusi marine plastic
berupaya mengubah perilaku masyarakat debris di EAS dengan
yang tidak bijaksana dalam penggunaan menargetkan pada produksi dan
plastik dan memengaruhi negara, industri, konsumsi dari plastik sekali pakai
sektor swasta, lembaga pendidikan, dan dan yang sulit terurai. Contoh
pihak lainnya di kawasan EAS untuk
mempercepat penanganan polusi marine
plastic debris. 25 http://www.cleanseas.org/clean-
seas-timeline, diakses pada 5 Oktober 2018.
26 http://www.cleanseas.org/about,
24 diakses pada 15 Oktober 2018.
Ibid.

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 7


implementasi Kampanye Clean bijaksana dalam kehidupan
Seas di EAS yaitu: UNEP mereka, menggunakan daya beli
mengadakan kegiatan Back to mereka dengan menolak plastik
School Plastic Challenge yaitu 28
sekali pakai. Contoh
tantangan yang mendorong implementasi Kampanye Beat
sekolah-sekolah dan komunitas Plastic Pollution di EAS yaitu:
mereka di kawasan EAS untuk UNEP memberikan wadah bagi
mulai mengurangi kebiasaan individu, komunitas dan
konsumsi berlebihan terhadap organisasi di kawasan EAS
plastik. dengan membuka situs World
2. Kampanye Beat Plastic Pollution Environment Day untuk
Kampanye Beat Plastic Pollution mengampanyekan Beat Plastic
adalah tema untuk Hari Pollution. Tujuannya adalah untuk
Lingkungan Hidup Dunia 2018. membangun komunitas global
Tema ini berupaya untuk yang bersama-sama memerangi
memengaruhi perubahan pada sampah lautan. Aksi mereka dapat
empat bidang utama, yaitu difokuskan secara lokal, nasional
mengurangi penggunaan plastik dan global.
29
sekali pakai, memperbaiki
pengelolaan limbah, penghapusan Peran UNEP sebagai Advokat
mikroplastik dan mendorong Berperan sebagai advokat dalam
penelitian lebih lanjut terhadap menangani polusi marine plastic debris di
dampakplastik. 27UNEP Laut Asia Timur berarti UNEP
mendorongpemerintahdi berwenang sebagai penasihat dengan
kawasan EAS untuk merekomendasikan atau mendukung
memberlakukan kebijakan model sebuah kebijakan, ide, pengembangan
desain dan produksi plastik yang atau cara menangani polusi marine
lebih melingkar serta UU yang plastic debris di kawasan EAS melalui
membatasi produksi dan badan-badan koordinasi UNEP.
penggunaan plastik sekali pakai Peran tersebut dapat dilihat dari
yang tidak perlu; sektor swasta yang pertama, upaya UNEP bekerja
harus berinovasi dengan dalam badan regionalnya di EAS, yaitu
mengadopsi model bisnis yang COBSEA. Oleh karena besarnya ancaman
mengurangi dampak hilir produk polusi marine plastic debris di EAS,
mereka serta bertanggung jawab COBSEA membuat Regional Action Plan
atas polusi yang disebabkannya, on Marine Litter (RAP-MALI) yang
dan segera berinvestasi dalam diadopsi pada pertemuan kesembilan
desain yang berkelanjutan; warga belas COBSEA, di Siem Reap, Kamboja
negara harus bertindak sebagai 22-23 Januari 2008. Tujuan dari
konsumen yang berpengetahuan,
menuntut produk yang 28 https://wedocs.unep.org/bitstream/h
and
berkelanjutan dan merangkul
le/20.500.11822/25398/WED%20Messaging%20
kebiasaankonsumsiyang Two-Page%2027April.pdf?
sequence=12&isAllowed=y
27
Ibid. , diakses pada 3 Desember 2018.
29
Ibid.

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 8


COBSEA RAP-MALI adalah yang mendorong penghapusan
meningkatkan kualitas lingkungan laut partikel mikroplastik primer
dan pesisir EAS dengan menangani polusi dalam produk, juga mengakui
marine litter melalui kerjasama regional bahwa limpasan permukaan,
dan kemitraan. sungai dan saluran pembuangan
Implementasi RAP-MALI di merupakan jalur penting untuk
kawasan EAS yaitu: kegiatan COBSEA pemindahan sampah (termasuk
tentang marine litter selama beberapa mikroplastik) dari darat ke laut
tahun berfokus utama pada partisipasi (Lampiran 3); 34 UNEA-3
dalam konferensi dan acara yang mengadopsi resolusi 3/7, yaitu
diselenggarakan dan didukung oleh menekankan pentingnya
organisasi internasional dan regional, penghapusan jangka panjang
pengembangan dan pelaksanaan kegiatan pembuangan sampah dan
kerjasama regional dan bantuan kepada mikroplastik ke lautan dan
negara-negara yang berpartisipasi dalam menghindari kerusakan ekosistem
mengembangkan proposal pendanaan. 30 laut dan kegiatan manusia yang
Implementasi RAP-MALI berjalan belum bergantung pada mereka dari
cukup efektif karena COBSEA sampah laut dan mikroplastik,
menghadapi hambatan kekurangan dana mendesak semua aktor untuk
yang membatasi pelaksanaannya, seperti meningkatkan tindakan pada 2025
menyebabkan penundaan marine litter untuk mencegah dan secara
regional workshops dan kampanye clean signifikan mengurangi
31
up regional. pencemaran laut dari semua jenis,
Kedua, dalam menangani polusi khususnya dari aktivitas land-
marine plastic debris di EAS, UNEP based, termasuk marine debris
perlu menetapkan peraturan yang dapat dan polusi nutrisi, mendorong
diberlakukan di EAS untuk melindungi semua negara anggota,
lingkungan lautnya. Peraturan-peraturan berdasarkan pengetahuan terbaik
tersebut yaitu: yang tersedia tentang sumber dan
1. Ketiga resolusi UNEA, yaitu 32 tingkat marine litter dan
UNEA-1 mengadopsi resolusi 1/6 mikroplastik di lingkungan, untuk
tentang “Marine Plastic Debris memprioritaskan kebijakan dan
and Microplastics” (Lampiran tindakan pada skala yang tepat
2); 33 UNEA-2 menindaklanjuti guna menghindari marine litter
resolusi UNEA-1 tentang “Marine dan mikroplastik memasuki
Plastic Debris and Microplastics” lingkungan laut (Lampiran 4).35
2. Resolusi United Nations General
30
COBSEA, Op.Cit., 26.
Assembly(UNGA)yaitu
31
Ibid. menghasilkan pendahuluan
32 ketentuan terkait marine debris ke
http://web.unep.org/environmentassembly/node/4 dalam resolusi tahunan laut dan
1214, diakses pada 5 September 2018.
33
UNEP, Marine Plastic Debris &
Microplastic: Global Lessons and Research to
34
Inspire Action and Guide Policy Change, Op.Cit., Ibid.
2. 35
Beat Plastic Pollution, Loc.Cit.

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 9


hukum laut; 36 resolusi 71/312 keputusan juga mendampingi dokumen
“Our ocean, our future: call for ini.
action ” diadopsi, untuk semakin Dokumen ini dijadikan panduan
menguatkan SDGs 14 dalam oleh negara-negara di kawasan EAS
melindungi lautan (Lampiran 5). dalam menangani polusi marine plastic
Implementasi ketiga resolusi 37
debris dan mengundang badan-badan
UNEA dan UNGA tersebut di EAS yaitu internasional, seperti World Trade
dijadikan pedoman dalam tindakan Organization dan Basel, Rotterdam and
penanganan terkait polusi marine plastic Stockholm Conventions untuk bersama-
debris, di mana seluruh negara di sama menangani polusi marine plastic
kawasan EAS adalah anggota dari UNEA debris di EAS. Contoh implementasi
dan UNGA. Sebagai contoh, dokumen ini di EAS yaitu memasukkan
pembentukan RAP-MALI dan hukum pelajaran mengenai polusi marine plastic
nasional terkait penanganan polusi debris di kurikulum beberapa lembaga
marine plastic debris di negara-negara pendidikan di kawasan EAS.38
EAS.
Peran UNEP sebagai Fasilitator
Peran UNEP sebagai Edukator Berperan sebagai fasilitator dalam
Berperan sebagai edukator dalam menangani polusi marine plastic debris di
menangani polusi marine plastic debris di Laut Asia Timur berarti UNEP
Laut Asia Timur berarti UNEP memfasilitasi dengan menyediakan
memberikan edukasi berupa panduan, fasilitas dan/atau memberikan
arahan dan penjelasan kepada seluruh bantuan/bimbingan untuk menangani
pihak di kawasan EAS mulai dari polusi marine plastic debris kepada
mengenai produksi plastik, distribusi seluruh pihak di kawasan EAS.
menuju lautan, dampaknya pada seluruh Pertama, peran tersebut dapat
sektor hingga cara yang tepat menangani dilihat dari upaya UNEP menangani
polusi marine plastic debris. polusi dari land-based sources melalui
Peran tersebut dapat dilihat dari program Global Programme of Action for
upaya UNEP yang menerbitkan dokumen the Protection of the Marine Environment
“Marine Plastic Debris from Land-based Activities (GPA). GPA
and bertujuan untuk menjadi sumber panduan
Microplastics-Global Lessons and konseptual dan praktis yang bisa
Research to Inspire Action and Guide digunakan oleh pemerintah nasional
Policy Change” yang menjelaskan secara dan/atau regional untuk merancang dan
komprehensif mengenai marine plastic menerapkan tindakan berkelanjutan untuk
debris, mulai dari produksi, distribusi, mencegah, mengurangi, mengendalikan
sumber, jenis, dampak, kerangka kerja dan/atau menghapuskan degradasi laut
yang ada, hingga langkah-langkah dari aktivitas land-based.
pengurangan dan lain-lain. Seperangkat GPA telah banyak membantu
rekomendasi kebijakan untuk pengambil perkembangan pengendalian pencemaran
laut yang berasal dari land-based di EAS
36
UNEP, Marine Plastic Debris & 37
COBSEA, Op.Cit, 79.
Microplastic: Global Lessons and Research to 38
Inspire Action and Guide Policy Change, Op.Cit., Ibid.
8.

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 10


39
melalui program-programnya. GPA menyetujui norma-norma lingkungan
mendukung dan memfasilitasi global, mengintegrasikan kerangka kerja
implementasi Rencana Aksi Laut Asia yang normatif, memanfaatkan kemitraan
Timur terhadap land-based untuk meningkatkan pengaruh dan
42
sources/activities. Contoh implementasi bekerja di semua wilayah dunia.
GPA di EAS yaitu, melalui Memorandum Contoh implementasi dukungan
of Understanding (MoU) antara GPA dan UNEP terhadap tercapainya tujuan SDG’s
Sekretariat COBSEA, pada tahun 2006 terkait penanganan polusi marine plastic
diluncurkan berbagai kegiatan yang debris di EAS yaitu melalui program
ditujukan untuk menangani marine litter. RAP-MALI dan GPA, di mana melalui
Kegiatan ini termasuk persiapan dokumen program tersebut UNEP memfasilitasi
RAP-MALI dan penyelenggaraan negara-negara di kawasan EAS untuk
pertemuan regional dari otoritas nasional menangani polusi marine plastic debris di
dan ahli mengenai marine litter. 40 GPA negaranya.
juga selama tahun 2008 memberikan
bantuan kepada tiga negara di kawasan Tantangan UNEP di Laut Asia Timur
EAS (Kamboja, Indonesia dan Vitenam) Tantangan UNEP dalam
berupa kegiatan percontohan untuk menangani polusi marine plastic debris di
meningkatkan kesadaran dan memperkuat Laut Asia Timur yaitu:43
kapasitas pada marine litter di tingkat 1. Tingkat kesadaran yang sangat
nasional.41 rendah terkait isu marine
Kedua, peran tersebut dapat litter/debris dan dampaknya di
dilihat dari upaya UNEP dalam antara semua pemangku
mendukung Tujuan Pembangunan kepentingan di masing-masing
Berkelanjutan PBB (SDGs). Peran UNEP negara;
secara garis besar dalam mendukung 2. Kurangnya data tingkat nasional
SDGs adalah mempromosikan tentang sifat dan tingkat masalah;
lingkungan yang berkelanjutan sebagai 3. Kurangnya lembaga utama yang
faktor pendukung yang penting dalam ditunjuk dan koordinasi antara
penerapan SDGs dan menjamin kesehatan lembaga pemerintah dan
Bumi, dengan cara membangun kapasitas pemangku kepentingan lainnya,
negara, menggunakan ilmu pengetahuan termasuk sektor swasta;
dalam kebijakan yang dibuat, 4. Biayamenggunakanfasilitas
memberikan dukungan dan bimbingan penerimaanpelabuhan
teknis untuk tata kelola lingkungan, berdasarkan biaya untuk
meyakinkan pemangku kepentingan agar pendekatan layanan (mencegah
operator kapal menggunakannya);
39 5. Untuk Australia dan Indonesia
Tantia Rahmadhina, Land-Based
Sources sebagai Sumber Pencemaran Lingkungan
(dan sampai batas tertentu
Laut Internasional, Skripsi Universitas Indonesia,
Depok: 2012, hlm. 65.
40 https://wedocs.unep.org/bitstream/h 42 https://www.unenvironment.org/e
and xplor e-topics/sustainable-development-goals/what-
le/20.500.11822/20366/IGRIIIImplementationGP we-do/delivering-effectively, diakses pada 26
AthroughRSCAP.pdf?sequence=1&isAllowed=y, September 2018.
diakses pada 19 Desember 2018. 43 COBSEA, Op.Cit., 20.
41 Ibid.

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 11


Filipina), geografi yang luas dan Indonesia, Filipina, Vietnam, Thailand
kompleks dan banyak daerah dan Malaysia).
terpencil; Ada banyak faktor penyebab
6. Tidak terstrukturnya, strategi dan polusi ini, seperti: rendahnya tingkat
rencana aksi nasional terhadap kesadaran masyarakat terhadap
marine debris yang terkoordinasi- lingkungan, sistem pengelolaan sampah
kegiatannya cenderung bersifat yang buruk, pembangunan ekonomi tanpa
ad-hoc44 di semua negara; memedulikan konsekuensinya terhadap
7. Implementasi UNEP GPA NPAs lingkungan, kurangnya instrumen hukum
yang sangat buruk; tentang perlindungan lingkungan laut, dan
8. Beberapa negara peserta sebagainya. Polusi marine plastic debris
COBSEA tidak menjadi bagian memengaruhi habitat, ekosistem dan
dariAnnex VMARPOL keanekaragaman hayati lautan EAS.
(Indonesia, Thailand, dan Aktivitas ekonomi yang terkena dampak
Vietnam); dari polusi marine plastic debris adalah
9. Kurangnya implementasi Kode pelayaran, perikanan, akuakultur,
Etik FAO untuk Perikanan yang pariwisata dan rekreasi dengan biaya
Bertanggung Jawab dalam kerugian yang banyak.
kaitannya dengan LAFG; Sebagai badan lingkungan hidup
10. Kurangnya hukum dan peraturan yang terdepan secara global, UNEP
yang relevan, dan/atau penegakan bertanggung jawab untuk membantu
hukum dan peraturan yang buruk; penanganan polusi marine plastic debris
11. Kurangnya atau inefisiensi sistem di EAS. Peran UNEP dalam menangani
pengelolaan limbah nasional yang polusi marine plastic debris di EAS pada
lebih luas; dan dasarnya terletak pada setiap upaya yang
12. Tidak adanya model lintasan dilakukan oleh UNEP. Setiap upaya
marine litter. UNEP tersebut terdapat empat peran di
dalamnya yang terikat satu sama lain,
Penutup yaitu sebagai katalisator, advokat,
Ancaman polusi marine plastic edukator dan fasilitator.
debris sangat dirasakan di Laut Asia Polusi marine plastic debris
Timur (EAS). Kawasan EAS dalam adalah masalah trans-batas sosial,
beberapa dekade terakhir mengalami ekonomi dan lingkungan dengan solusi
pertumbuhan ekonomi yang signifikan yang tidak mudah. Dalam berperan
namun tanpa memedulikan lingkungan menangani polusi marine plastic debris di
lautnya. Ketidakpedulian tersebut kawasan EAS, UNEP menghadapi
menyebabkan kawasan EAS sebagai berbagai macam tantangan yang untuk
lingkungan laut yang paling tercemar oleh menyelesaikannya diperlukan usaha
marine plastic debris, di mana enam kolektif dari seluruh pihak.
negaranya menempati peringkat sepuluh
besar sebagai penyumbang marine plastic Daftar Pustaka
debris terbanyak di dunia (Tiongkok, JURNAL
Barnes, D. K. A. and P. Milner. Drifting
44 plastic and its consequences for
Ad hoc berarti dibentuk atau
dimaksudkan untuk salah satu tujuan saja. sessile organism dispersal in the

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 12


Atlantic Ocean. Marine Biology http://wedocs.unep.org/bitstream/handle/2
146(4), 2005. 0.500.11822/25398/WED%20Mess
Goldstein, M. C., M. Rosenberg and L. aging%20Two-
Cheng. Increased oceanic Page%2027April.pdf?sequence=12
microplastic debris enhances &isAllowed=y, diakses pada 3
oviposition in an endemic pelagic Desember 2018.
insect. Biology Letters 8(5). 2012. http://www.cleanseas.org/about, diakses
Jambeck, J. R., Geyer, R., Wilcox, C., pada 15 Oktober 2018.
Siegler, T. R., Perryman, M.,
Andrady, A., Narayan, R., Lavender http://www.cleanseas.org/clean-seas-
Law, K. Plastic waste inputs from timeline, diakses pada 5 Oktober
land into the ocean. Science, Vol. 2018.
347, Issue 6223. 2015. http://www.cleanseas.org/did-you-
Ocean Conservancy. Stemming the tide: know, diakses pada 15 November 2018.
Land-based strategies for a plastic- http://www.unenvironment.org/explore-
free ocean. 2017. topics/oceans-seas/what-we-
do/addressing-land-based-
BUKU: pollution/why-does-addressing-
COBSEA. Marine Litter in the East land, diakses pada 12 Oktober 2018.
Asian Seas Region. 2008. http://www.un.org/Depts/los/consultative
Patterson, Matthew, in; Scott Burchill et _process/consultative_process.htm,
al. Theories of International diakses pada 14 November 2018.
Relations. Palgrave, 2001.
UNEP. Marine plastic debris and SKRIPSI
microplastics–Global lessons and
research to inspire action and guide Rahmadhina, Tantia. “Land-Based
policy change, 2016. Sources sebagai Sumber
Pencemaran Lingkungan Laut
WEBSITE Internasional”. Skripsi Universitas
http://cosmosmagazine.com/biology/just- Indonesia. Depok: 2012.
10-rivers-to-blame-for-millions-of-
tonnes-ofocean-plastic, diakses pada
20 Desember 2018.
http://web.unep.org/environmentassembly
/node/41214, diakses pada 5
September 2018.
http://web.unep.org/unepmap/un-
declares-war-ocean-plastic, diakses
pada 16 November 2018.
http://wedocs.unep.org/bitstream/handle/2
0.500.11822/20366/IGRIIIImpleme
ntationGPAthroughRSCAP.pdf?seq
uence=1&isAllowed=y, diakses
pada 19 Desember 2018.

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 13

You might also like