Professional Documents
Culture Documents
Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Terjadinya Hipertensi Di Daerah Perkotaan (Analisis Data Riskesdas 2007) Julianty Pradono
Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Terjadinya Hipertensi Di Daerah Perkotaan (Analisis Data Riskesdas 2007) Julianty Pradono
Julianty Pradono1
1Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat, Balitbangkes
ABSTRACT
The increasing of blood-pressure is a one main risk factor to stroke and heart diseases. Blood-pressure
increased could be caused by genetic factor, as well as behaviour and environment which might triggered
the risk factor. This was much worst with the absence of the particular symptoms, therefore the
increasing of blood-pressure was unrealized and could be resulted a very serious impact. Some studies
shown that hypertension prevalens were continously rising in a young age group. This analysis aimed to
identify factors influenced the rising of blood-pressure for preventing effort. Data sources for this study
were Basic Health Research (Riskesdas) 2007. Blood-pressure was measured by using Digital
Sphygmoma-nometer. The sample size consisted of 18,601 respondents, included age above 15 years old
both males and females from 10 percent of urban area in Indonesia. A multivariate analysis had been done
for describing factors influenced the blood-pressure increased. The results shown that respondents ≥ 45
years were the most contributed factor for the inceasing of blood-pressure (OR=2,4), followed by
overweight-obese (OR=2,3), obese-central (OR=1,6), hyperglychemic (OR=1,5), duration of smoking
(OR=1,5), mental disorder (OR=1,3), economic status (OR=1,2), and unmarried status (OR=1,2). On the
otherhand, the better consumption grilled foods, and foods with preservatives might reduce the blood-
pressure of respondents (anova, p=0,000). Prediction asumption towards blood-pressure based on those
factors was 16,0 percent (R-squared). This study showed that lifestyle modification is essential in
preventing urban adults from hypertension. Targeting adults with promotional efforts Healthy Behavior to
raise awareness of risk factors for hypertension.
H
ipertensi adalah meningkatnya tekanan darah masih jauh dari yang diharapkan. Hal ini
darah dan menetap di atas dari batas kemungkinan disebabkan karena meningkatnya
yang disepakati. Batasan tekanan darah tekanan darah tidak menunjukkan gejala-gejala,
normal, apabila tekanan darah sistolik kurang di samping kurangnya pengetahuan tentang
dari 140 mmHg dan atau tekanan darah faktor risiko tentang meningkatnya tekanan
diastolik kurang dari 90 mmHg. Peningkatan darah tersebut.
tekanan darah di atas nilai normal yang Meningkatnya tekanan darah selain
ditentukan merupakan salah satu faktor risiko dipengaruhi oleh faktor keturunan, beberapa
dalam proses terjadinya penyakit pembuluh penelitian menunjukkan, erat hubungannya
darah seperti stroke, infark miokard, kematian dengan perilaku responden. Kisjanto dalam
kardiovaskular, dan semua penyebab kematian penelitiannya menunjukkan, perilaku santai
yang berhubungan dengan naiknya tekanan yang ditandai dengan lebih tingginya asupan
darah. Studi Framingham menemukan bahwa kalori dan kurang aktivitas fisik merupakan
tekanan darah meningkat sesuai dengan faktor risiko terjadinya penyakit jantung, yang
peningkatan umur dan peningkatan tekanan biasanya didahului dengan meningkatnya
darah sistolik pada wanita lebih cepat daripada tekanan darah.3 Perilaku santai yang
laki-laki.1 Hasil Survei Kesehatan Rumah digambarkan dengan adanya kemudahan
Tangga (SKRT) tahun 1992, 1995, dan 2001, akses, kurang aktivitas fisik, ditambah dengan
menunjukkan bahwa hipertensi sebagai semakin semaraknya makanan siap saji, kurang
penyebab kematian selalu menduduki peringkat mengonsumsi makanan berserat seperti buah
pertama dengan prevalensi terus meningkat dan sayur, kebiasaan merokok, dan kebiasaan
59
Gizi Indon 2010, 33(1):59-66 Faktor-faktor yang Memengaruhi Terjadinya Hipertensi Julianty P.
minum minuman beralkohol merupakan faktor faktor risiko (berat badan lebih, lingkar perut
risiko meningkatnya tekanan darah. Hal berisiko, hiperglikemia).
tersebut juga merupakan cerminan kehidupan di Analisis dilakukan dengan menggunakan
daerah perkotaan. Faktor lain yang juga perangkat lunak SPSS versi 15. Untuk
merupakan pemicu meningkatnya tekanan menentukan faktor yang mempengaruhi
darah adalah bertambahnya tingkat persaingan hipertensi, analisis dilakukan 3 tahapan,6 yaitu
hidup di perkotaan, seperti tingginya analisis univariat, bivariat dan multivariat.
pengangguran, kemiskinan, kepadatan hunian Analisis univariat untuk melihat distribusi
yang dapat menyebabkan gangguan mental responden dari masing-masing variabel, analisis
emosional, dan semakin meningkatnya status bivariat untuk melihat hubungan antara variabel
disabilitas.4 tidak terikat dengan variabel terikat, sedangkan
Di Indonesia pada tahun 20075 telah multivariat7 untuk mencari model yang paling
melakukan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) sederhana yang dapat menggambarkan
yang meliputi 33 Provinsi. Riskesdas hubungan antara variabel terikat (hipertensi)
melaporkan, pada kelompok umur 18 tahun dengan variabel tidak terikat (faktor individu,
atau lebih, prevalensi hipertensi di daerah faktor perilaku, status kesehatan, dan faktor
perkotaan secara nasional adalah 30,8 persen. risiko). Setelah didapatkan model akhir
Hal ini menunjukkan betapa seriusnya dilakukan uji interaksi dan uji konfonding.
permasalahan peningkatan hipertensi yang Eliminasi interaksi variabel dilakukan dengan
sedang terjadi di Indonesia, kalau tidak diikuti membandingkan antara model dengan interaksi
dengan peningkatan pengetahuan kesehatan dan model tanpa interaksi dengan
yang berkaitan dengan perilaku. Berdasarkan menghilangkan interaksi yang mempunyai nilai
permasalahan di atas, analisis ditujukan untuk p Wald paling besar. Uji statistik dilakukan
mengetahui faktor-faktor risiko yang dengan uji log-likelihood ratio yang dapat dilihat
mempengaruhi terjadinya hipertensi, sehingga dari tes uji Chi-kuadrat dengan p < 0,05.
dapat digunakan sebagai masukan dalam Sedangkan penilaian konfounder dilakukan
penyusunan program penyuluhan maupun dengan melihat besar perubahan rasio odds
dalam kerangka kebijakan dalam (OR) terhadap variabel terikat yang terdapat
penanggulangan pencegahan terjadinya pada model lengkap, hanya perubahan OR
hipertensi. yang > 10% dapat dianggap sebagai
konfounder.
Adapun batasan variabel yang digunakan
METODE PENELITIAN
untuk analisis adalah: (1) Hipertensi, apabila
tekanan darah sistolik ≥140mmHg dan atau
Disain yang digunakan dalam penelitian ini tekanan darah diastolik ≥90mmHg.8; (2)
adalah potong lintang yaitu penelitian kelompok umur di Dikelompokkan menjadi 2
observasional untuk mengetahui hubungan yaitu kelompok umur kurang dari 45 tahun dan
variabel tidak terikat dengan variabel terikat ≥ 45 tahun; (3) Status ekonomi, tergolong
dengan pendekatan pengambilan data sesaat. miskin adalah responden dengan kuintil 1 dan
Sampel adalah responden laki-laki maupun 2. Sedangkan kaya apabila termasuk dalam
perempuan, kelompok umur 15 tahun atau lebih kelompok kuintil 3 atau lebih; (4) Lama
di daerah perkotaan. Daerah perkotaan yang merokok, dibedakan yang merokok kurang dari
dimaksud merupakan 10 persen dari daerah 20 tahun dan ≥ 20 tahun; (5) Minum alkohol
perkotaan sampel Riskesdas 2007 yang terpilih “Ya”, apabila dalam 1 bulan terakhir minum
sebagai sampel biomedis di 33 Provinsi. alkohol. Lainnya termasuk “tidak”; (6) Aktivitas
Dalam analisis, sebagai variabel terikat fisik dinyatakan “cukup”, apabila melakukan
adalah hipertensi, sedangkan variabel tidak kegiatan minimal 10 menit dalam 1 kegiatan,
terikat meliputi karakteristik individu (umur, jenis tanpa henti, dengan kumulatif minimal 30 menit
kelamin, status kawin, tingkat pendidikan, perhari. Kegiatan dilakukan minimal 5 hari
pekerjaan, status ekonomi), faktor perilaku dalam 1 minggu.9; (7) Konsumsi buah-sayur
(lama merokok, minum alkohol, aktivitas fisik, dinyatakan “cukup”, apabila konsumsi buah dan
makan makanan berisiko), status kesehatan atau sayur 5 porsi atau lebih dalam satu hari;
(status disabilitas, kesehatan mental), dan (8) Status disabilitas, merupakan penilaian
60
Gizi Indon 2010, 33(1):59-66 Faktor-faktor yang Memengaruhi Terjadinya Hipertensi Julianty P.
kondisi kesehatan responden sendiri dalam satu pembebanan >140 mg/dl (termasuk toleransi
bulan terakhir dengan menggunakan 20 glukosa terganggu).13
pertanyaan. Penilaian dalam 5 kategori yaitu 1)
Tidak ada gangguan; 2) Gangguan Ringan; 3) HASIL
Gangguan Sedang; 4) Gangguan Berat; dan 5) Sebanyak 18 601 data dari responden yang
Sangat berat. Penilaian sebagai “Tidak berumur 15 tahun ke atas dan tinggal di 10
bermasalah” bila responden menjawab 1 atau 2 persen daerah perkotaan, yang mempunyai
pada 20 pertanyaan, sedangkan “Bermasalah”
data hasil pemeriksaan darah beserta data
bila responden menjawab 3,4 atau 5 untuk kesehatan masyarakat dilakukan analisis. Hasil
salah satu dari keduapuluh pertanyaan seleksi penentuan hipertensi mendapatkan
tersebut.10; (9) Kesehatan mental dinilai dengan sebanyak 31 persen responden menderita
Self Reporting Questionnaire (SRQ) yang terdiri hipertensi. Gambaran karakteristik
dari 20 butir pertanyaan. Apabila responden menunjukkan persentase responden dengan
menjawab minimal 6 atau lebih jawaban “ya”, hipertensi meningkat sejalan dengan
maka responden tersebut diindikasikan meningkatnya kelompok umur. Pada kelompok
mengalami gangguan mental emosional.11; (10) umur 45 tahun atau lebih, meningkat 2,7 kali
Makanan berisiko “ya”, apabila makan makanan dibandingkan dengan kelompok umur kurang
manis, asin, berlemak, jeroan, panggang, dari 45 tahun. Sementara responden dengan
mengandung bahan pengawet, mangandung hipertensi lebih banyak berstatus kawin yaitu
bahan penyedap setiap hari atau 1-5 kali dalam 33,7 persen, dengan tingkat pendidikan rendah
1 minggu; (11) Berat badan lebih, apabila (pendidikan belum lulus SMP) sebesar 41,2
indeks massa tubuh ≥25,0 Kg/m2; (12) Lingkar persen. Sebaliknya responden yang berada
perut berisiko pada laki-laki dengan lingkar pada kuintil 3,4, dan 5 lebih banyak yang
perut > 90 cm, dan pada perempuan dengan termasuk dalam kelompok hipertensi (31,7%)
lingkar perut >80 cm.12 (13) Hiperglikemia,
daripada responden yang berada pada kuintil 1
apabila kadar gula darah 2 jam setelah dan 2 (29,4%).(Tabel 1)
Tabel 1
Persentase Hipertensi menurut Karakteristik, Riskesdas 2007
61
Gizi Indon 2010, 33(1):59-66 Faktor-faktor yang Memengaruhi Terjadinya Hipertensi Julianty P.
makanan jeroan, makanan dipanggang, menderita hipertensi. Hal sebaliknta terjadi pada
makanan dengan pengawet, dan makanan responden yang minum minuman berkafein.
dengan bumbu penyedap lebih sedikit yang
Tabel 2
Persentase hipertensi menurut Faktor Perilaku, Status Kesehatan, dan Faktor Risiko
62
Gizi Indon 2010, 33(1):59-66 Faktor-faktor yang Memengaruhi Terjadinya Hipertensi Julianty P.
Tabel 3
Hasil uji regresi logistik, Riskesdas 2007
63
Gizi Indon 2010, 33(1):59-66 Faktor-faktor yang Memengaruhi Terjadinya Hipertensi Julianty P.
64
Gizi Indon 2010, 33(1):59-66 Faktor-faktor yang Memengaruhi Terjadinya Hipertensi Julianty P.
65
Gizi Indon 2010, 33(1):59-66 Faktor-faktor yang Memengaruhi Terjadinya Hipertensi Julianty P.
8. The Seventh Report of the Joint National 17. Marmot, M. G., Elliott, P., Shipley, M. J. et
Committee on Prevention, detection, al. Alcohol and blood pressure: the
evaluation, and treatment of High Blood INTERSALT study. British Medical
Pressure. 2003 Journal,1994, 308: 1263–1267.
9. World Health Organization. The WHO 18. Hamer, Mark; Batty, G David; Stamatakis,
STEPwise Approach to Surveillance Emmanuel; Kivimaki, Mika. The combined
(STEPS) of NCD Risk Factors. Geneva: influence of hypertension and common
WHO, 2001. mental disorder on all-cause and
10. International Classification Of Functioning, cardiovascular disease mortality Journal of
Disability And Health (ICF). Geneva: World Hypertension, 2010, 28(12), p 2401–2406
Health Organization, 2001. 19. Schmieder, RE, Messerli, FH. Does obesity
11. Hartono, Uji validasi nilai Self Reporting influence early target organ damage in
Questionnaire. Jakarta: Badan Litbangkes, hypertensive patients? Circulation 1993;
1995. 87:1482.
12. World Health Organization Asia-Pasifik, 20. Rose Stamler, et.all. Weight and blood
2005. pressure (findings in hypertension
Screening of 1 Million Americans. JAMA,
13. World Health Organization 1999 dan
1978,240(15):1607-1610.
American Diabetic Association 2003.
21. Liu L, Ikeda K, Chen M, Yin W, Mizushima
14. Yadlapalli S.K.,Bontha V.B., Jammigumpula
S, Miki T, Nara Y, Yamori Y. Obesity,
M.N. Prevalence of Hypertention in some
emerging risk in China: trend of increasing
cross-cultural Populations of
prevalence of obesity and its association
Visakhapatnam District, South India, Ethn
with hypertension and
Dis. 2004;14:250-259.
hypercholesterolaemia among the Chinese.
15. Departemen Kesehatan RI. “Survei Clin Exp Pharmacol Physiol. 2004, 31
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 2004, (Suppl 2):S8-10.
Volume 3, Sudut Pandang Masyarakat
22. De Fronzo RA, Ferrannini E. Insulin
mengenai Status, Cakupan, Ketanggapan,
resistance: a multifaceted syndrome
dan Sistem Pelayanan Kesehatan”,
responsible for NIDDM, obesity,
Jakarta: Badan Litbangkes, 2006.
hypertension, dyslipidemia, and
16. Thuy, et.all. The association between atherosclerotic cardiovascular disease.
smoking and hypertension in a population- Diabetes Care, 1991, 14: 173–194.
based sample of Vietnamese men. Journal
of Hypertension, 2010, 28(2): p 245–250.
66