Professional Documents
Culture Documents
Skripsi Tanpa Bab Pembahasan
Skripsi Tanpa Bab Pembahasan
(Skripsi)
Oleh
NURCAHYA NUGRAHA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
i
ABSTRACT
By
NURCAHYA NUGRAHA
elbow has good flexibility, so it can minimize stress due to thermal expansion. The
loads received by the piping elbow are bending load, thermal load and internal
pressure. The bending load causes ovalization on the piping elbow. If internal
pressure is added, internal pressure will tend to act against the effects caused by
can cause nonlinear behavior. In actual conditions, the load received by piping
elbow are thermal load which give the same effect as in-plane bending. In this
under thermal load and internal pressure compared to in-plane bending load and
internal pressure.
Mechanical APDL 15.0). The material used is titanium alloy (Ti-6Al-4V) which
assumed behave elastic-perfectly plastic. The results of the study show that
nonlinear behavior only occurs in in-plane bending load and internal pressure.
Whereas for thermal load and internal pressure there is not nonlinear behavior.
ii
For thermal loading, internal pressure has the same effect on displacement
caused by thermal load. For in-plane bending loading, internal pressure has the
opposite effect on displacement caused by in-plane bending load. The stress due
to in-plane bending load is greater than the thermal load. Internal pressure
increases the stress due to thermal loading and reduces stress due to in-plane
bending loading.
Key words: piping elbow, nonlinear behavior, thermal load, in-plane bending
iii
ABSTRAK
Oleh
NURCAHYA NUGRAHA
Pipa elbow adalah komponen yang penting pada sistem perpipaan. Pipa
tegangan akibat ekspansi termal. Beban yang diterima oleh pipa elbow adalah
beban bending, beban termal dan tekanan internal. Beban bending menyebabkan
ovalisasi pada pipa elbow. Jika tekanan internal ditambahkan, maka tekanan
internal akan cenderung bertindak melawan efek yang disebabkan oleh beban
bending. Jika beban in-plane bending dan tekanan internal diberikan secara
beban yang diterima oleh pipa elbow adalah beban termal yang memberikan efek
cenderung sama seperti beban in-plane bending. Pada penelitian ini dilakukan
analisis untuk menilai perilaku nonlinier pipa elbow yang diberikan beban termal
dan tekanan internal dibandingkan dengan beban in-plane bending dan tekanan
internal.
hingga (ANSYS Mechanical APDL 15.0). Material yang dipakai adalah titanium
in-plane bending dan tekanan internal. Sedangkan pada pembebanan termal dan
tekanan internal tidak terjadi perilaku nonlinier. Pada pembebanan termal, tekanan
internal memberikan efek yang searah dengan perpindahan yang disebabkan oleh
efek yang berlawanan dengan perpindahan yang disebabkan oleh beban in-plane
bending. Tegangan akibat beban in-plane bending lebih besar dibandingkan beban
Kata kunci: pipa elbow, perilaku nonlinier, beban termal, in-plane bending
PERILAKU NONLINIER PIPA ELBOW BERTEKANAN YANG DIBERI
BEBAN TERMAL DAN IN-PLANE BENDING
Oleh
NURCAHYA NUGRAHA
Skripsi
Pada
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
ix
RIWAYAT HIDUP
Sekolah Dasar Kartika II-5 Bandar Lampung, lulus tahun 2007. Selanjutnya
pada tahun 2013 melalui jalur seleksi Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi
sebagai Staf Departemen Kajian Syiar Islam Forum Silaturahim dan Studi Islami
akademik. Pada tahun 2016 sebagai Juara Harapan I Kategori Umum Lomba
Pengembangan Inovasi Daerah Provinsi Lampung. Pada tahun 2016 sebagai Juara
Lampung Tengah.
MOTTO
“...dan di atas setiap orang yang berpengetahuan ada yang lebih mengetahui.”
(HR. Tirmidzi)
xii
PERSEMBAHAN
SANWACANA
Segala puji dan syukur hanya milik Allah SWT, yang berkat rahmat, karunia dan
pertolongan-Nya skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Shalawat dan salam
kepada jalan yang lurus. Kepada keluarga, sahabat dan para pengikutnya semoga
mendapatkan syafaatnya.
Skripsi ini dibuat sebagai sebuah karya untuk kemajuan dan perkembangan ilmu
syarat untuk mencapai gelar Sarjana Teknik pada Jurusan Teknik Mesin
Universitas Lampung. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat oleh para
pembacanya.
Selama proses penulisan skripsi ini, penulis telah menerima banyak masukan,
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Sehubungan dengan hal itu, penulis
Lampung.
2. Bapak Ahmad Su’udi, S.T., M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin
3. Dr. Asnawi Lubis, S.T., M.Sc. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
4. Dr. Jamiatul Akmal, S.T., M.T. selaku Dosen Pembahas Skripsi yang telah
menjadi bekal yang berharga bagi penulis untuk menghadapi masa depan.
6. Kedua orang tua penulis yang selalu memberikan dukungan, motivasi dan
Semoga Allah SWT membalas kebaikan semua pihak yang telah membantu.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan kepada
Nurcahya Nugraha
xv
DAFTAR ISI
Halaman
I. PENDAHULUAN ...........................................................................................1
C. Fleksibilitas ..............................................................................................11
A. Simpulan ..................................................................................................57
B. Saran ......................................................................................................58
LAMPIRAN ..........................................................................................................62
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
13. Tegangan Maksimum akibat Beban Termal dan In-Plane Bending .............. 52
14. Pengaruh Tekanan Internal terhadap Tegangan Termal dan Bending ........... 54
15. Nilai Stress Intensification Factor pada Finite Element dan ASME ............. 55
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
5. Fleksibilitas. ................................................................................................... 12
10. Perubahan bentuk pada pipa elbow akibat momen bending .......................... 16
26. Pemberian beban termal dan tekanan internal pada pipa elbow. ................... 38
27. Pemberian beban in-plane bending dan tekanan internal pada pipa elbow. .. 40
30. Grafik perilaku nonlinier pipa elbow yang diberikan beban termal dan
31. Grafik perilaku nonlinier pipa elbow yang diberikan beban in-plane
bending . ......................................................................................................... 52
33. Grafik pengaruh tekanan internal terhadap tegangan pipa elbow pada
34. Grafik nilai stress intensification factor pada finite element dan ASME....... 56
36. Tegangan pembebanan termal + pressure pada pipa elbow sch 5s. .............. 89
37. Tegangan pembebanan bending pada pipa elbow sch 5s. .............................. 89
38. Tegangan pembebanan bending + pressure pada pipa elbow sch 5s. ............ 89
40. Tegangan pembebanan termal + pressure pada pipa elbow sch 10s. ............ 90
41. Tegangan pembebanan bending pada pipa elbow sch 10s. ............................ 90
42. Tegangan pembebanan bending + pressure pada pipa elbow sch 10s. .......... 90
43. Tegangan pembebanan termal pada pipa elbow sch 10. ................................ 91
44. Tegangan pembebanan termal + pressure pada pipa elbow sch 10. .............. 91
45. Tegangan pembebanan bending pada pipa elbow sch 10. ............................. 91
46. Tegangan pembebanan bending + pressure pada pipa elbow sch 10. ........... 91
47. Tegangan pembebanan termal pada pipa elbow sch 20. ................................ 92
48. Tegangan pembebanan termal + pressure pada pipa elbow sch 20. .............. 92
49. Tegangan pembebanan bending pada pipa elbow sch 20. ............................. 92
50. Tegangan pembebanan bending + pressure pada pipa elbow sch 20. ........... 92
51. Tegangan pembebanan termal pada pipa elbow sch std. ............................... 93
52. Tegangan pembebanan termal + pressure pada pipa elbow sch std. ............. 93
53. Tegangan pembebanan bending pada pipa elbow sch std. ............................. 93
54. Tegangan pembebanan bending + pressure pada pipa elbow sch std. ........... 93
xxi
DAFTAR SIMBOL
Co persentase ovalisasi
Ct persentase penipisan
Fa gaya berat N
h karakteristik fleksibilitas
k faktor fleksibilitas
n faktor keamanan
r jari-jari pipa mm
T torsi Nmm
t ketebalan mm
U perpindahan (displacement) mm
V gaya geser N
xxiii
ε regangan
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
A. Listing Program
D. Tegangan Maksimum
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dari suatu tempat ke tempat tertentu, misalnya pada industri air minum,
minyak, gas, pembangkit listrik tenaga uap dan pabrik kimia. Pada umumnya
sistem perpipaan digunakan untuk mengalirkan cairan, gas atau uap yang
diperhatikan ketika proses desain, analisis dan uji coba. Hal ini berguna untuk
pada sistem perpipaan disebabkan oleh beban pada pipa yang melebihi batas
diterima pipa dapat berupa beban termal, aksial, torsi, bending dan tekanan
pipa lurus, elbow, tee, cross, dan reducer. Salah satu komponen yang banyak
terdapat pada sistem perpipaan adalah pipa elbow atau pipa lengkung. Pipa
2
mengubah arah aliran fluida. Pipa elbow memiliki fleksibilitas yang lebih
tinggi dibandingkan pipa lurus dengan ukuran dan material yang ekivalen,
Beban yang diterima oleh pipa elbow dapat berupa beban bending, beban
tegangan yang tinggi pada daerah crown pipa elbow. Akan tetapi apabila
tekanan internal diberikan pada pipa elbow yang sudah diberi beban bending,
Pada kondisi aktual di lapangan, beban yang diterima oleh pipa elbow adalah
beban termal. Pemberian beban termal pada pipa elbow, memberikan efek
yang cenderung sama seperti pipa elbow yang diberi beban bending.
Pemberian tekanan internal pada pipa elbow yang sudah diberi beban termal
tentunya akan berefek pada pipa elbow. Yang menjadi pertanyaan adalah
apakah efek akibat tekanan internal pada pipa elbow yang diberikan beban
termal sama dengan efek tekanan internal pada pipa elbow yang diberikan
beban bending.
perbandingan perilaku nonlinier pada pipa elbow yang diberikan beban termal
3
dan perilaku nonlinier pada pipa elbow yang diberikan beban in-plane
tegangan yang disebabkan beban termal dan in-plane bending serta pengaruh
Pipa elbow yang diberikan beban termal dan beban in-plane bending
memiliki efek yang serupa, yaitu terjadi ovalisasi pada penampang pipa
elbow. Hal ini yang menjadi hipotesis awal dan menjadi acuan bahwa pada
pipa elbow yang diberikan beban termal dan tekanan internal serta pada pipa
elbow yang diberikan beban in-plane bending dan tekanan internal memiliki
Pada penelitian ini dilakukan analisis metode elemen hingga (finite element
yang diberikan beban termal, beban in-plane bending, dan tekanan internal.
Pada penelitian ini hasil yang akan didapat adalah hubungan antara beban,
pipa elbow.
B. Tujuan Penelitian
tegangan maksimum.
C. Batasan Masalah
4. Panjang pipa tangen (tengent pipe) sebesar tiga kali diameter pipa elbow.
D. Sistematika Penulisan
dan diagram alir penelitian yang digunakan pada penelitian ini. Bab IV
gambar dan grafik. Bab V berisikan tentang simpulan dan saran yang didapat
A. Pipa Elbow
Pipa elbow atau pipe bend adalah pipa yang terpasang di antara dua pipa dan
berfungsi untuk merubah arah aliran fluida. Pipa elbow adalah pilihan yang
paling ekonomis untuk merubah arah aliran fluida. Salah satu kelebihan pipa
efek dari ekspansi termal pada sistem perpipaan dapat diminimalisir. Pipa
t
ϴ
r
R
L
terhindar dari kegagalan plastis dan kegagalan fatig. Pipa elbow dirancang
agar beban hanya bekerja pada daerah elastisnya, oleh karena itu, material
pipa elbow yang dipakai harus memiliki tegangan luluh yang lebih besar
dibandingkan dengan tegangan akibat beban yang bekerja pada pipa elbow.
Hal ini bertujuan agar pipa elbow terhindar dari deformasi plastis dan
kegagalan (Chen dkk, 2011). Beberapa hal yang berhubungan dengan pipa
elbow adalah:
1. Ovalisasi
(Michael dkk, 2011). Ovalisasi penampang pipa elbow dapat dilihat pada
Gambar 2.
L Thickening t
Thinning
R
tmax tmin
Dmax
Dmin
-
Co = x 100% (1)
2. Penipisan
Penipisan dinding pipa elbow terjadi pada bagian extrados, hal ini terjadi
-
Ct = x 100% (2)
3. Penebalan
Penebalan dinding pipa elbow terjadi pada bagian intrados, hal ini terjadi
pipa elbow bisa dihitung dengan persamaan berikut (Michael dkk, 2011):
-
Cth = x 100% (3)
4. Beban Collapse
(TES). Grafik metode TES dapat dilihat pada Gambar 3. Pada Gambar 3,
8
tegangan regangan adalah batas beban collapse (Patel & Kumar, 2014).
P
Collapse
Limit Line
Pϕ
Deformation δ
Pipa adalah sebuah silinder berongga yang memiliki standar ukuran. Pipa
berfungsi untuk merubah arah aliran fluida yang berbentuk cair, gas atau
udara. Fluida yang mengalir pada pipa memiliki karakteristik sifat fisik,
kimia, tekanan dan temperatur yang bervariasi. Karakteristik sifat fluida ini
yang menimbulkan tegangan pada pipa. Apabila tegangan bekerja pada pipa
radial dan tegangan geser. Arah tegangan pada pipa dapat dilihat pada
ζc ζr
ζl ηs
ζl
ζr ζc
1. Tegangan longitudinal
ζlp = (4)
ζlb = (5)
ζla = (6)
10
Jika semua tegangan longitudinal bekerja pada arah yang sama, maka
(Helguero, 1986):
ζ ζ ζ ζ (7)
2. Tegangan Circumferential
ζc = (8)
3. Tegangan Radial
ζ - (9)
4. Tegangan Geser
geser atau momen puntir. Tegangan geser akibat gaya geser dapat
ηv = (10)
( )
ηt = (11)
η η η (12)
C. Fleksibilitas
Pada sistem perpipaan terdapat berbagai macam jenis pipa dan berbagai jenis
sambungan seperti elbow, tee, cross, dan reducer. Kegagalan plastis, fatig,
rupture dan creep dapat terjadi pada rangkaian pipa dan sambungan (fitting)
yang saling terhubung akibat berbagai jenis pembebanan yang berasal dari
berat pipa, temperatur, tekanan internal dan eksternal bahkan gempa bumi.
h= (13)
12
Jenis sambungan yang umum digunakan pada sistem perpipaan adalah pipa
diberikan momen bending. Jika sebuah pipa lurus dengan panjang l diberikan
extrados
M
extrados
r α
Undeformed
undeformed
k
deformed
(a) Deformed
R α Δα
intrados
RR
ϴ
M
M
M
M
kΔα
k
(b) (a)
(a) (b)
R
Gambar 5. Fleksibilitas (a) Pipa lurus (b) Pipa elbow (Lubis & Tanti, 2010).
,
k= (14)
Perilaku yang berbeda akan ditunjukkan pipa lurus dan pipa elbow yang
diberikan momen bending. Reaksi seperti beam akan ditunjukkan pipa lurus
13
ditunjukkan pipa elbow yang diberi beban bending. Karena terjadi ovalasi
pada pipa elbow, bagian luar (extrados) elbow bergerak mendekati titik
pipa lurus dan pipa elbow secara berturut-turut dapat dihitung dengan
ζbs = (15)
ζbe = (16)
SIF pada pipa elbow dapat didefinisikan sebagai rasio tegangan bending yang
timbul akibat momen bending pada pipa elbow terhadap tegangan bending
pada pipa lurus dengan diameter, ketebalan, panjang dan material pipa yang
ekivalen. Oleh karena itu, SIF pada pipa elbow dapat dinyatakan dengan
Momen bending yang sama jika diberikan pada pipa elbow akan
tegangan bending yang timbul pada pipa lurus, hal ini terjadi karena
kemampuan ovalisasi pada penampang pipa elbow. Itulah sebabnya nilai SIF
pipa elbow akan selalu lebih besar atau sama dengan 1. Berdasarkan ASME
B31.3, SIF pada pipa elbow akibat momen bending dapat dihitung dengan
,
iin-plane = (18)
,
iout-plane = (19)
Pembebanan pada pipa elbow berasal dari berat pipa, beban termal, tekanan
sambungan. Perilaku yang berbeda ditunjukkan oleh pipa elbow dan pipa
lurus apabila diberikan momen bending yang sama. Akibat momen bending
bending pada pipa elbow lebih besar dibandingkan dengan tegangan bending
pada pipa lurus. Perilaku pipa elbow dan pipa lurus akibat momen bending
Ovalization Max
Stress
M
M M
M
(a) (b)
menjadi tiga jenis, yaitu in-plane bending, out-plane bending dan torsi. Arah
momen bending yang bekerja pada pipa elbow dapat dilihat pada Gambar 7
berikut ini.
15
Mt
Mi
Mo
Mi
Mt
Mo
kearah pusat jari jari kelengkungan pipa elbow, sedangkan in-plane opening
bending bekerja ke arah luar pusat jari jari kelengkungan pipa elbow.
ovalisasi pada pipa elbow dapat dilihat pada Gambar 8 dan Gambar 9. Garis
bending.
0o
Extrados -M
90o 270o
Intrados
180o
0o
Extrados +M 270o
90o Intrados
180o
Teori yang digunakan pada pipa lurus sangat sederhana dan terdapat
hubungan antara gaya, rotasi dan defleksi. Sebaliknya teori untuk pipa elbow
perpipaan (Natarajan & Blomfield, 1974). Pipa elbow yang diberikan beban
yang terlihat pada Gambar 10. Hubungan antara beban in-plane bending dan
( - ) α
(20)
α
extrados
r α
Undeformed
undeformed
deformed
Deformed
intrados
RR
ϴ
M
M
(a)
kΔα
k
R
Gambar 10. Perubahan bentuk pada pipa elbow akibat momen bending
(Lubis & Tanti, 2010).
(b)
17
Terdapat batas beban maksimum yang dapat diterima pipa elbow sebelum
pipa disebut limit moment. Besarnya limit moment pipa elbow yang diberi
- , ( ) (21)
- , ( ) (22)
tekanan internal yang berasal dari fluida. Persamaan (21) dan (22) hanya
dari tekanan internal. Besarnya limit moment pipa elbow yang diberi tekanan
(Goodall, 1978):
Ml = 1,04 ( - ζ
) ( ) (23)
Pada persamaan (23) terlihat bahwa dengan adanya tekanan internal, maka
terjadi penurunan limit moment pada pipa elbow. Fenomena ini disebut
Pada semua sistem perpipaan terdapat rentang suhu operasi yang besarnya
lebih rendah atau lebih tinggi dari suhu nonoperasionalnya. Suhu operasi
18
pada sistem perpipaan idealnya bersifat konstan dan kontinyu, tetapi pada
perlahan. Akibat perubahan suhu ini, timbul tegangan ekspansi atau tegangan
termal.
Material pipa pada sistem perpipaan diasumsikan berbahan logam yang akan
diterima oleh pipa yang memiliki perbedaan temperatur apabila tidak terdapat
hampir tidak ditemukan pipa yang tidak terdapat pembatas. Apabila pipa
berubah arah, maka tegangan akan dipengaruhi oleh perubahan arah tersebut,
Stress
seperti yang terlihat pada Gambar 11. Tegangan akibat ekspansi termal tidak
19
akan timbul apabila tidak ada pembatas. Hal ini ditunjukkan pada tegangan
( , , ) (24)
Tegangan ekspansi termal harus lebih kecil dari atau sama dengan rentang
tegangan ekspansi izin. Kegagalan pada pipa terjadi akibat tegangan ekspansi
termal lebih besar dari rentang tegangan ekspansi izin. Tegangan ekspansi
Se = (25)
√ (26)
G. Teori Kegagalan
Pada perancangan teknik, sangat penting untuk diketahui batas tegangan yang
menyebabkan kegagalan dari suatu produk. Ada tiga teori kegagalan yang
terjadi apabila salah satu dari tiga tegangan utama (principal stress) sama
dengan atau lebih dari tegangan puncak material. Jika tegangan utama
20
terjadi pada kondisi apabila tegangan utama lebih besar dari tegangan
ζ (27)
pada kondisi apabila tegangan utama lebih besar dari tegangan luluh
ζ (28)
ζB
ζB
Sut
Load line 1
o ζA
Sut
ζA
-Suc Sut
Load line 2
Gambar 12. Tegangan normal maksimal (a) Grafik teori tegangan normal
maksimal (b) Garis beban yang telah diplotkan
(Budynas & Nisbett, 2006).
teori ini dapat dinyatakan sebagai berikut (Budynas & Nisbett, 2006):
ζmax = (29)
ζmax = (30)
21
Teori tegangan geser maksimum dikemukakan oleh Tresca. Pada teori ini
terjadi pada setiap titik mencapai tegangan geser luluh dari material
material tersebut.
Ssy = (31)
τmax = (32)
Mises. Pada teori ini dijelaskan bahwa kegagalan terjadi bila energi
tegangan biaksial atau triaksial sama dengan atau lebih besar dari pada
energi regangan distorsi per satuan volume pada material yang diperoleh
Teori ini dapat dijelaskan seperti diilustrasikan pada Gambar 13. Sebuah
oleh ζ1, ζ2 dan ζ3. Tegangan ζAV adalah tegangan yang bekerja pada arah
22
yang terlihat pada Gambar 13(b). Secara sederhana ζAV dapat dinyatakan
ζ ζ ζ
σAV = (33)
elemen seperti terlihat pada Gambar 13(b). Jika dianggap ζAV adalah
komponen dari ζ1, ζ2 dan ζ3, maka komponen ini dapat dikurangi.
Resultan dari tegangan dapat dilihat pada Gambar 13(c). Distorsi angular
ζ2 ζAV ζ2 - ζAV
ζAV ζ1 - ζAV
ζ1
Gambar 13. Tegangan triaksial pada elemen kubus (a) Elemen dengan
tegangan triaksial (b) Elemen dengan tarikan hidrostatik
hanya mengalami perubahan volume (c) Elemen dengan
distorsi anggular tanpa perubahan volume
(Budynas & Nisbett, 2006).
ζ
u= εζ (34)
Energi regangan total adalah jumlah energi yang dihasilkan oleh setiap
tegangan, maka pada Gambar 13(a), besarnya energi regangan per satuan
u = (ε ζ ε ζ ε ζ ) (35)
u= ζ ζ ζ - (ζ ζ ζ ζ ζ ζ ) (36)
diperoleh dengan subtitusi ζAV untuk ζ1, ζ2 dan ζ3 pada persamaaan (36).
ζ
uv = ( - ) (37)
( - )
uv = (ζ ζ ζ ζ ζ ζ ζ ζ ζ ) (38)
persamaan:
( - ) (ζ - ζ ) (ζ - ζ ) (ζ - ζ )
ud = u – uv = [ ] (39)
Nilai energi distorsi akan bernilai nol apabila ζ1= ζ2= ζ3. Nilai tegangan
diperoleh dengan uji tarik, maka pada titik luluh didapatkan nilai ζ1= Sy
( - )
ud = (40)
pada kondisi:
(ζ - ζ ) (ζ - ζ ) (ζ - ζ )
[ ] (41)
Jika dilakukan pengujian uji tarik, maka kegagalan akan terjadi ketika
tegangan ekivalen yang berasal dari nilai ζ1, ζ2 dan ζ3. Tegangan ekivalen
ini juga disebut dengan tegangan von Mises, ζ’. Persamaan (41) dapat
disederhanakan menjadi:
ζ (42)
(ζ - ζ ) (ζ - ζ ) (ζ - ζ )
𝜎’ [ ] (43)
Pada kondisi tegangan bidang, hanya ada dua tegangan utama yang
ζ (ζ - ζ ζ ζ ) (44)
Persamaan (44) merotasikan bentuk oval pada bidang ζA, ζB, seperti yang
ζB
Sy
ζA
-Sy Sy
Struktur nonlinier sering ditemui pada banyak hal. Salah satu contohnya
U
Gambar 15. Ilustrasi perilaku nonlinier staples.
tetapi asal mula perilaku nonlinier dapat berbeda, sehingga analisis nonlinier
dapat diklasifikasikan berdasarkan asal usul utama prilaku nonlinier. Ada dua
1. Geometrik nonlinier
bila pada bagian benda terdapat deformasi yang besar dan terlihat dengan
nonlinier dilakukan jika deformasi lebih besar dari 1/20 dimensi terbesar
bagian tersebut. Faktor penting lain yang perlu diperhatikan adalah pada
kasus deformasi yang besar pada beam, arah beban dapat berubah karena
pada beam.
(a) (b)
Gambar 16. Deformasi beam (a) Arah beban yang mengikuti deformasi
(b) Arah beban yang tidak mengikuti deformasi.
kecil. Contoh sederhanannya adalah pada pelat datar yang bengkok karena
Pada awalnya, beban tekanan hanya ditahan oleh pelat tersebut dengan
pada Gambar 18. Kekakuan pelat berubah akibat deformasi, sehingga pelat
Bending
stiffness
Bending Membrane
stiffness stiffness
2. Material nonlinier
Stress
Strain
deformasi plastis yang terjadi, dan setelah beban dihilangkan, model akan
selalu kembali ke bentuk semula. Hal yang berbeda jika beban cukup
satu contohnya adalah perilaku plastik, karet dan elastomer yang diberi
beban dan memiliki regangan sangat tinggi, hal ini adalah perilaku
nonliniar material.
Salah satu asumsi sifat material dalam analisis nonlinier adalah material
Strain
analisis desain yang telah digunakan, salah satunya adalah metode elemen
hingga (finite element method). Penemuan penemuan bidang riset dan industri
banyak dihasilkan oleh penelitian berbasis metode elemen hingga, hal ini
dikarenakan metode elemen hingga dapat berperan sebagai research tool pada
aliran fluida, dan permasalahan elektrik serta aplikasi pada bidang medis
(Sonief, 2003).
30
1. Tahap preprocessing
elemen hingga, yaitu geometri dibagi kedalam titik hubung (node) dan
elemen hingga, proses ini juga disebut proses meshing. Tahap selanjutnya
2. Tahap solusi
titik hubung.
31
3. Tahap post-processing
dalam bentuk grafik, tabel, vektor, perubahan kontur dan berbagai nilai
yang berbasis metode elemen hingga. Secara garis besar, pada software
ANSYS Mechanical APDL 15.0 terdiri dari tiga tahap, yaitu preprocessing,
1. Tahap preprocessing
a. Pemodelan geometri
(a) (b)
Gambar 21. Pemodelan pipa elbow (a) Tampak depan (b) Isometrik.
Sch d r t R
t/r h
Number (mm) (mm) (mm) (mm)
Sch 5S 448,81 226,5 4,19 679,51 0,018 0,056
Sch 10S 447,64 226,21 4,77 678,63 0,021 0,063
Sch 10 444,5 225,42 6,35 676,27 0,028 0,085
Sch 20 441,35 224,63 7,92 673,91 0,035 0,106
Sch Std 438,15 223,83 9,52 671,51 0,042 0,128
34
b. Tipe elemen
Pada analisis ini diasumsikan pipa elbow berupa shell dinding tipis,
node yaitu translasi pada arah sumbu x, y dan z serta rotasi terhadap
rotasi besar dan nonlinier dengan regangan yang besar. Pada elemen
c. Properti material
Modulus Koefisien
Tegangan Luluh Poison Ratio
Elastisitas Ekspansi Termal
115x103 MPa 830 MPa 0,33 9,5x10-6/oC
persamaan elastis.
e. Kondisi Batas
dan rotasi node pada ujung pipa tangen vertikal dan horizontal
bernilai nol (fully fix). Pada sisi simetris pipa ebow perpindahan
hanya pada ujung pipa tangen vertikal yang bernilai nol (fully fix).
(a) (b)
f. Pembebanan
a) Termal + pressure
b) Pressure + termal
Gambar 26.
yaitu:
a) Bending + pressure
b) Pressure + bending
sebelumnya.
Gambar 27.
40
2. Tahap solusi
KBC,0.
3. Tahap post-processing
berupa tabel, grafik maupun perubahan kontur pada model. Data yang
perpindahan node pada posisi crown searah sumbu z yang terjadi akibat
41
posisi crown terletak pada bagian pipa elbow seperti yang terlihat pada
Gambar 28.
Node
z
x
y
y
Data perpindahan node dan efek nonlinier akibat tekanan internal yang
Beban Bending
Langkah Pembebanan Perpindahan (mm)
(Nmm)
1
2
3
dst
Tekanan Internal
Langkah Pembebanan Perpindahan (mm)
(MPa)
1
2
3
dst
Mulai
Pemodelan Geometri
Pipa Elbow
Meshing
Pembebanan:
1. Beban termal dan tekanan internal
2. Beban in-plane bending dan tekanan internal
Solve
Solution is Tidak
done
Ya
Simpulan
Selesai
A. Simpulan
bending.
B. Saran
maksimum.
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
ASME, 2004, Welded and Seamless Wrought Steel Pipe. American Society of
Mechanical Engineers, United States of America.
Bhende, G. dan Tembhare, G., 2013, Stress Intensification & Flexibility in Pipe
Stress Analysis. International Journal of Modern Engineering Research
(IJMER) Vol. 3, Issue 3 pp 1324-1329.
Beer, F.P., Johnston, E.R., Dewolf, J.T., Mazurek, D.F., 2012, Mechanics of
Materials, Sixth Edition. McGraw-Hill Companies Inc., New York.
Chen, H., Ure, J., Li, T., Chen, W., Mackenzie, D., 2011, Shakedown and limit
Analysis of 90o Pipe Bends Under Internal Pressure, Cyclic In-Plane
Bending and Cyclic Thermal Loading. International Journal of Pressure
Vessels and Piping 88 (2011) 213-222.
Goodall, I.W., 1978, Lower Bound Limit Analysis of Curved Tubes Loaded by
Combined Internal Pressure and In-plane Bending Moment. Research
Division Report RD/B/N4360, Central Electricity Generating Board, UK.
Helguero, V., 1986, Piping Stress Handbook Second Edition. Gulf Publishing
Company, Texas.