Professional Documents
Culture Documents
Tinjauan, D-Asam Amino Oksidase Dari Mikroba: Produksi Dan Aplikasi
Tinjauan, D-Asam Amino Oksidase Dari Mikroba: Produksi Dan Aplikasi
Tinjauan, D-Asam Amino Oksidase Dari Mikroba: Produksi Dan Aplikasi
net/publication/322139247
CITATIONS READS
0 1,264
2 authors, including:
Ahmad Wibisana
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
9 PUBLICATIONS 3 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Ahmad Wibisana on 27 January 2018.
JURNAL
BIOTEKNOLOGI & BIOSAINS INDONESIA
TINJAUAN
D-ASAM AMINO OKSIDASE DARI MIKROBA:
PRODUKSI DAN APLIKASI
A Review
Microbial D-amino Acid Oxidase: Production and Application
Ahmad Wibisana & Indria Puti Mustika
Balai Pengkajian Bioteknologi BPPT, Gedung 630 Kawasan PUSPIPTEK,
Setu, Tangerang Selatan, Banten 15314
E-mail: ahmad.wibisana@bppt.go.id
ABSTRACT
D-amino acid oxidase (DAAO) is a flavin adenine dinucleotide-containing enzyme that
catalyzes the oxidative deamination of amino acid D-isomers with high stereospecificity,
which results in α-keto acids, ammonia and hydrogen peroxide. Having high
stereospecificity, DAAO is used in a variety of applications such as drug, biocatalyst,
biosensor and preparation of transgenic plants. DAAO is widespread in nature, found in
microorganisms to mammals. Microbial DAAO is considered more important than
mammalian DAAO for biotechnology application. DAAO production in submerged
fermentation is influenced by several factors, such as carbon source, nitrogen source,
inducer, dissolve oxygen, temperature and pH. The influence of those factors on DAAO
production by microbial origin, DAAO production by microbial recombinant, and its
application in biotechnology are discussed in this review.
ABSTRAK
Enzim D-asam amino oksidase (DAAO) merupakan enzim yang mengandung Flavin
Adenine Dinucleotide yang bekerja mengkatalisis reaksi oksidasi deaminasi D-asam amino
dengan stereospesifisitas yang tinggi menghasilkan α-asam keto, amonia dan hidrogen
peroksida. Karena mempunyai karakteristik sreteospesifisitas yang tinggi, enzim DAAO
banyak digunakan untuk berbagai aplikasi seperti obat, biokatalis, biosensor dan penyiapan
tanaman transgenik. Enzim ini dapat dihasilkan oleh organisme mulai dari bakteri hingga
mamalia, namun untuk aplikasi dibidang bioteknologi, enzim DAAO yang berasal dari
mikroorganisme dipandang lebih penting dari pada yang berasal dari mamalia. Produksi
enzim dari DAAO dari mikroorganisme dalam kultur cair dipengaruhi oleh beberapa faktor
seperti sumber karbon, nitrogen, senyawa penginduksi, oksigen terlarut, temperatur dan pH
medium. Pengaruh dari faktor-faktor tersebut terhadap produksi enzim DAAO, produksi
enzim DAAO menggunakan mikroba rekombinan serta aplikasinya dalam bidang
bioteknologi dibahas dalam tinjauan.
88
Tinjauan: D-Asam Amino Oksida… Wibisana & Mustika
PENDAHULUAN
89
J Bioteknol Biosains Indones – Vol 2 No 2 Thn 2015 Hal 88-96
PRODUKSI ENZIM DAAO DAAO tidak terjadi meskipun sel tetap dapat
tumbuh dengan baik seperti pada medium
Pengembangan medium produksi DAAO yang mengandung Zn sulfat. Konsentrasi Zn
Enzim DAAO merupakan metabolit sulfat yang diperlukan untuk mencapai kondisi
sekunder yang dihasilkan oleh produksi enzim DAAO dan pertumbuhan sel
mikroorganisme. Berbagai studi telah yang baik berkisar antara 20 hinggga 420 mM,
dilakukan untuk memperoleh kondisi dan menghasilkan aktifitas spesifik DAAO
lingkungan dan komposisi nutrisi yang optimal yang maksimum pada konsentrasi 70 mM.
dari mikroba alami. Produksi enzim DAAO Penggunaan Zn sulfat di atas 280 mM dapat
dalam kultur cair dipengaruhi oleh jenis dan menyebabkan terhambatnya pertumbuhan sel
konsentrasi sumber karbon, nitrogen, ion (Horner et al. 1996).
logam, senyawa penginduksi (Gupta et al. Induksi enzim DAAO dengan
2012) dan konsentrasi oksigen terlarut (Gabler menggunakan berbagai jenis asam amino baik
& Fischer 1999). Kondisi lingkungan seperti yang dapat dimetabolisme maupun turunan
pH dan temperatur juga dilaporkan asam amino yang tidak dapat dimetabolisme
berpengaruh terhadap perolehan enzim DAAO oleh sel juga telah dilaporkan oleh beberapa
(Saleem et al. 2012; Gupta et al. 2012). peneliti. Gabler & Fischer (1999) melaporkan
Studi pengaruh jenis sumber karbon bahwa D-alanin merupakan senyawa
terhadap produksi enzim DAAO telah penginduksi terbaik untuk produksi DAAO dari
dilakukan dengan menggunakan berbagai F. oxysporum. Hal yang sama dilaporkan oleh
monosakarida dan disakarida seperti glukosa, Kuan et al. (2008) untuk produksi enzim
fruktosa, galaktosa, sukrosa, maltosa dan DAAO dari R. gracilis. Penggunaan D-alanin
laktosa. Penggunaan monosakarida sebagai pada kultivasi F. oxysporum mampu
sumber karbon untuk produksi DAAO dari T. meningkatkan aktifitas spesifik enzim DAAO
variabilis menghasilkan produktifitas yang lebih sebesar 13 kali dibandingkan dengan tanpa
tinggi dibanding dengan disakarida dan penggunaan senyawa penginduksi (Gabler &
polisakarida. Diantara monosakarida, glukosa Fischer 1999). Hal yang menarik adalah
merupakan sumber karbon terbaik untuk induksi DAAO semakin meningkat ketika
menginduksi enzim DAAO (Horner et al. 1996; senyawa penginduksi yang digunakan
Ballagi 1999; Prell et al. 2001 & Gupta et al. merupakan campuran antara D dan L-alanin.
2012). Hal ini menunjukkan penggunaan Perbandingan D dan L alanin yang optimal
sumber karbon yang mudah diasimilasi dapat untuk produksi DAAO adalah 3:1. Dengan
meningkatkan produksi enzim DAAO. Hal pertimbangan faktor ekonomi maka asam
yang sama juga dilaporkan untuk produksi amino rasemat D,L-alanin lebih banyak
DAAO dari F. oxysporum (Gabler & Fisher digunakan sebagai senyawa penginduksi.
1999), Fusarium heterosporum dan Nectria Berbeda dengan F. oxysporum, produksi
haematococca (Saleem et al. 2012). DAAO dari T. variabilis dilaporkan lebih sesuai
Sumber nitrogen juga merupakan salah menggunakan senyawa penginduksi berupa
satu komponen yang esensial dalam medium turunan asam amino yang tidak dapat
fermentasi karena berpengaruh terhadap dimetabolisme oleh sel. Dibandingkan dengan
pembentukan asam amino, asam nukleat induksi DAAO menggunakan D-alanin,
maupun protein dalam sel mikroba. penggunaan N-Carbamoyl-D-alanine mampu
Penggunaan amonium sulfat sebagai sumber meningkatkan aktifitas DAAO dalam sel
nitrogen dilaporkan dapat menghasilkan sebesar 4,2 kali (Horner et al. 1996) serta
produksi enzim DAAO dari T. variabilis yang penggunaan 3-(3,4-Dihydroxyphenyl) D,L-
maksimal (Horner et al. 1996; Ballagi 1999; alanin meningkatkan sebesar 4,1 kali (Gupta
Prell et al. 2001). Hal yang sama juga et al. 2012).
dilaporkan oleh Gabler & Fisher (1999) untuk Gabler & Fischer (1999) melaporkan
produksi DAAO dari F. oxysporum. bahwa pembatasan konsentrasi oksigen
Pengaruh produksi enzim DAAO dari T. terlarut pada kultivasi T. variabilis dalam
variabilis yang signifikan juga ditunjukkan oleh fermentasi cair sangat penting. Oksigen
penggunaan Zn sulfat dalam medium terlarut dalam jumlah yang cukup diperlukan
produksi. Tanpa penambahan Zn sulfat, pada fase pertumbuhan sel (setelah 12 jam
medium produksi yang mengandung glukosa, kultivasi) dan menurun menjadi pO2 < 10%
amonium sulfat dan D-alanin, induksi enzim hingga fase stasioner (sekitar jam ke 18).
90
Tinjauan: D-Asam Amino Oksida… Wibisana & Mustika
Pada fase stasioner DAAO disintesis secara 2300 U/L dan aktifitas spesifik 930 U/g sel
maksimal ketika konsentrasi oksigen berada (Molla et al. 1998). Dengan desain kombinasi
dalam jumlah yang terbatas serta tersedianya gen dan heterologues over-expression
senyawa penginduksi. Hal ini disebabkan RgDAAO dalam Pichia pastoris dapat
karena tejadinya reaksi reoksidasi FAD dihasilkan enzim RgDAAO dengan
(kofaktor enzim DAAO) sangat bergantung produktifitas 3,1 kUnit/L.jam dan aktifitas
pada konsentrasi oksigen terlarut. Sel volumetrik mencapai 350 kUnit/L yang
merespon kondisi menurunnya proses diperoleh melalui fermentasi secara fed-batch
asimilasi D-asam amino dan terbatasnya (Abad et al. 2011). Dengan menggunakan
konsentrasi oksigen terlarut dengan teknik optimasi bertahap, Pichia pastoris
meningkatkan sintesis DAAO. Hal ini mampu mengekspresikan TvDAAO dengan
menyebabkan pertumbuhan sel menjadi spesifik aktifitas enzim mencapai 1,3 kU/g sel
terhambat. kering serta aktifitas volumetrik 218 kU/L yang
Temperatur merupakan faktor yang diperoleh dengan menggunakan metanol
secara umum berpengaruh terhadap senyawa penginduksi (Abad et al. 2010).
fermentasi. Gabler & Fisher (1999) TvDAAO yang diekspresikan oleh E. coli
melaporkan bahwa produksi DAAO dari F. menggunakan sistem, berturut-turut,
oxysporum mencapai aktifitas DAAO dan pTvDAAO dan pET-DAAO serta senyawa
pertumbuhan miselia yang maksimum pada penginduksi IPTG dan laktosa dapat
temperatur inkubasi 30°C dalam waktu 7 hari. menghasilkan aktifitas enzim 9700 dan 11.700
Penurunan temperatur inkubasi menjadi 15°C U/L (Dib et al. 2007; Hwang et al. 2000).
atau kenaikan temperatur menjadi 40°C
mengakibatkan tidak terbentuknya DAAO. APLIKASI ENZIM DAAO DARI MIKROBA
Hal yang sama juga dilaporkan untuk
produksi DAAO dari T. variabilis (Gupta Karakteristik utama enzim DAAO
(2012), F. heterosporum dan N. adalah spesifisitas kerja yang tinggi terhadap
haematococca (Saleem et al. 2012), substrat isomer D-asam amino, dan bersifat
sedangkan temperatur optimum untuk tidak aktif terhadap substrat isomer L-asam
produksi DAAO oleh R. gracillis dilaporkan amino (Khoronenkova & Tishkov 2008; Kuan
pada 37°C (Simmonetta et al. 1998). et al. 2008). Berdasarkan karakteristik
pH medium juga sangat berpengaruh tersebut, enzim DAAO banyak digunakan
terhadap produksi DAAO. Horner et al. (1996) dalam industri untuk memperoleh senyawa
melaporkan bahwa pada kultivasi T. enantiomer murni L-asam amino dan α-
variabilis, pH medium turun dari 6,0 menjadi asam keto, sintesis bahan antara 7-
sekitar 2,2 pada akhir fermentasi. Dengan aminocephalosporanic acid (7-ACA) di
menggunakan senyawa penginduksi N- industri farmasi dan pembuatan biosensor
carbamoyl-D,L-alanine serta tanpa perlakuan untuk deteksi D-asam amino guna
pengontrolan pH medium (pH akhir fementasi keperluan analitik maupun klinik (Pollegioni
2,2), produksi DAAO lebih tinggi jika & Molla 2011). Senyawa α-asam keto dan L-
dibandingkan dengan perlakuan kontrol pH asam amino dibutuhkan oleh industri
(pH medium dikontrol antara 3,8-6,0). Hal ini makanan dan farmasi. Sebagai contoh α-
diduga terkait dengan proses pemanfaatan asam keto digunakan sebagai agen
senyawa penginduksi yang dipengaruhi oleh terapeutik untuk pengobatan uremia yang
pH medium. Pada proses kultivasi dengan kronik, sedangkan L-asam amino banyak
perlakuan kontrol pH, sel dapat tumbuh lebih digunakan untuk aditif makanan dan
baik, namun enzim DAAO yang dihasilkan komponen dalam cairan infus.
lebih sedikit.
Produksi senyawa antara 7-ACA
Produksi DAAO dari mikroba rekombinan Aplikasi enzim DAAO yang paling
Guna meningkatkan produksi enzim, penting adalah penggunaan dalam industri
mikroba rekombinan telah digunakan untuk antibiotik untuk proses konversi sefalosporin
mengekspresikan enzim DAAO. E. coli C menjadi senyawa antara 7-ACA. Proses
rekombinan yang dihasilkan dari sistem pT7- produksi 7-ACA secara enzimatis
DAAO mampu mengekspresikan enzim mempunyai beberapa keunggulan
RgDAAO dengan aktifitas volumetrik sebesar
91
J Bioteknol Biosains Indones – Vol 2 No 2 Thn 2015 Hal 88-96
Gambar 2. Konversi sefalosporin C menjadi 7-ACA menggunakan dua tahap reaksi yang melibatkan enzim DAAO
dan glutaril-7- ACA asilase (kiri) dan satu tahap reaksi yang dikatalisis oleh enzim sefalosporin asilase
(kanan) (Pollegioni 2008)
92
Tinjauan: D-Asam Amino Oksida… Wibisana & Mustika
93
J Bioteknol Biosains Indones – Vol 2 No 2 Thn 2015 Hal 88-96
94
Tinjauan: D-Asam Amino Oksida… Wibisana & Mustika
plants. Nat Biotechnol 22(4):455-458. Maddess ML, Tackett MN, Ley SV (2008)
Gabler M, Fisher L (1999) Production of a Total synthesis studies on macrocyclic
new D-amino acid oxidase from the pipecolic acid natural products: FK506,
fungus Fusarium oxysporum. Appl the antascomicins and rapamycin.
Environ Microbiol 65:3750-3753 Progress in Drug Research 66:15-186
Garcia-Garcia M, Martinez-Martinez I, Massey V, Hemmerich P (1980) Active-site
Sanchez-Ferrer A, Garcia-Carmona F probes of flavoproteins. Biochem Soc
(2008) Production of the apoptotic Trans 8:246-257
cellular mediator 4-methylthio-2- Molla G, Vegezzi C, Pilone MS, Pollegioni L
oxobutyric acid by using an enzymatic (1998) Overexpression in Escherichia
stirred tank reactor with in situ product coli of a recombinant chimeric
removal. Biotechnol Prog 24:187-191 Rhodotorula Gracilis D-amino acid
Gupta N, Gundampati RK, Debnath M oxidase. Protein Expr Purif 14:289-294
(2012) Screening of Novel Inducer for Patel RN (2001) Enzimatic synthesis of
D-amino Acid Oxidase by Trigonopsis chiral intermediate for Omapatrilat, an
variabilis. Int J of Bioscience Biochem anti-hypertensive drug. Biomol Eng
Bioinformat 2:200-2002 17:167-182
Hashimoto K, Fukushima T, Shimizu E, Patel RN (2001) Enzymatic synthesis of
Komatsu N, Watanabe H, Shinoda N, chiral intermediate for drug
Nakazato M, Kumakiri C, Okada S, development. Adv Synth Catal
Hasegawa H, Imai K, Iyo M (2003) 343:527-546
Decreased serum levels of D-serine in Pilone MS, Pollegioni L (2010) Enzymes, D-
patients with schizophrenia: evidence amino acid oxidases in Encyclopedia
in support of the N-methyl-Daspartate of Industrial Biotechnology:
receptor hypofunction hypothesis of Bioprocess, Bioseparation, and Cell
schizophrenia. Arch Gen Psychiatry Technology (Flickinger, M.C., ed.), pp.
60:572-576 1–11, John Wiley & Sons
Horner R, Wagner F, Fisher L (1996) Plecko B, Hikel C, Korenke GC, Schmitt B,
Induction of the D-amino acid oxidase Baumgartner M, Baumeister F, Jakobs
from Trigonopsis variabilis. Appl C, Struys E, Erwa W, Stockler-Ipsiroglu
Environ Microbiol 62:2106-2110 S (2005) Pipecolic acid as a diagnostic
Hwang TS, Fu HM, Lin LL, Hsu WH (2000) marker of pyridoxine-dependent
High-level expression of Trigonopsis epilepsy. Neuropediatrics 36:200-205
variabilis D-amino acid oxidase in Pollegioni L, Molla G, Sacchi S, Rosini E,
Escherichia coli using lactose as Verga R, Pilone MS (2008) Properties
inducer. Biotechnol Lett 22:655-658 and applications of microbial D-amino
Khoronenkova SV, Tishkov VI (2008) D- acidoxidases: current state and
Amino Acid Oxidase: Physiological perspectives. Appl Microbiol Biotechnol
Role and Applications. Biochem 78:1-16
73:1511-1518 Pollegioni L, Piubelli L, Sacchi S, Pilone MS,
Kuan I, Liao R, Hsieh H, Chen K, Yu C Molla G (2007a) Physiological
(2008) Properties of Rhodotorula functions of D-amino acid oxidases:
gracilis D-amino acid oxidase from yeast to humans. Cell Mol Life Sci
immobilized on magnetic beads 64:1373-1394
through His-Tag. J Biosci Bioeng Pollegioni L, Sacchi S, Caldinelli L, Boselli A,
105:110-115 Pilone MS, Piubelli L, Molla G (2007b)
Pollegioni L, Molla G (2011) New biotech Engineering the properties of D-amino
applications from evolved D-amino acid oxidases by a rational and a
acid oxidases. Trends Biotechnol directed evolution approach. Curr
29:276-283 Protein Pept Sci 8:600-618
Lin SY, Wang JD, Lin JH (2009) Expression Pollegioni L, Molla G, Sacchi S, Rosini E,
of Trigonopsis variabilis D-amino acid Verga R, Pilone MS (2008) Properties
oxidase in transgenic rice for and applications of microbial D-amino
cephalosporin production. Botanical acid oxidases: current state and
Stud 50:181-192 perspectives. Appl Microbiol
95
J Bioteknol Biosains Indones – Vol 2 No 2 Thn 2015 Hal 88-96
96