Tinjauan, D-Asam Amino Oksidase Dari Mikroba: Produksi Dan Aplikasi

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/322139247

TINJAUAN, D-ASAM AMINO OKSIDASE DARI MIKROBA: PRODUKSI DAN


APLIKASI

Article · December 2015


DOI: 10.29122/jbbi.v2i2.514

CITATIONS READS

0 1,264

2 authors, including:

Ahmad Wibisana
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
9 PUBLICATIONS   3 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

cephalosporin acylase View project

All content following this page was uploaded by Ahmad Wibisana on 27 January 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


VOLUME 2  NOMOR 2  DESEMBER 2015 ISSN 2442 - 2606

JURNAL
BIOTEKNOLOGI & BIOSAINS INDONESIA

Homepage Jurnal: http://ejurnal.bppt.go.id/index.php/JBBI

TINJAUAN
D-ASAM AMINO OKSIDASE DARI MIKROBA:
PRODUKSI DAN APLIKASI
A Review
Microbial D-amino Acid Oxidase: Production and Application
Ahmad Wibisana & Indria Puti Mustika
Balai Pengkajian Bioteknologi BPPT, Gedung 630 Kawasan PUSPIPTEK,
Setu, Tangerang Selatan, Banten 15314
E-mail: ahmad.wibisana@bppt.go.id

ABSTRACT
D-amino acid oxidase (DAAO) is a flavin adenine dinucleotide-containing enzyme that
catalyzes the oxidative deamination of amino acid D-isomers with high stereospecificity,
which results in α-keto acids, ammonia and hydrogen peroxide. Having high
stereospecificity, DAAO is used in a variety of applications such as drug, biocatalyst,
biosensor and preparation of transgenic plants. DAAO is widespread in nature, found in
microorganisms to mammals. Microbial DAAO is considered more important than
mammalian DAAO for biotechnology application. DAAO production in submerged
fermentation is influenced by several factors, such as carbon source, nitrogen source,
inducer, dissolve oxygen, temperature and pH. The influence of those factors on DAAO
production by microbial origin, DAAO production by microbial recombinant, and its
application in biotechnology are discussed in this review.

Keywords: Enzyme, DAAO, D-amino acid, production, application

ABSTRAK
Enzim D-asam amino oksidase (DAAO) merupakan enzim yang mengandung Flavin
Adenine Dinucleotide yang bekerja mengkatalisis reaksi oksidasi deaminasi D-asam amino
dengan stereospesifisitas yang tinggi menghasilkan α-asam keto, amonia dan hidrogen
peroksida. Karena mempunyai karakteristik sreteospesifisitas yang tinggi, enzim DAAO
banyak digunakan untuk berbagai aplikasi seperti obat, biokatalis, biosensor dan penyiapan
tanaman transgenik. Enzim ini dapat dihasilkan oleh organisme mulai dari bakteri hingga
mamalia, namun untuk aplikasi dibidang bioteknologi, enzim DAAO yang berasal dari
mikroorganisme dipandang lebih penting dari pada yang berasal dari mamalia. Produksi
enzim dari DAAO dari mikroorganisme dalam kultur cair dipengaruhi oleh beberapa faktor
seperti sumber karbon, nitrogen, senyawa penginduksi, oksigen terlarut, temperatur dan pH
medium. Pengaruh dari faktor-faktor tersebut terhadap produksi enzim DAAO, produksi
enzim DAAO menggunakan mikroba rekombinan serta aplikasinya dalam bidang
bioteknologi dibahas dalam tinjauan.

Kata Kunci: Enzim, DAAO, D-asam amino, produksi, aplikasi

88
Tinjauan: D-Asam Amino Oksida… Wibisana & Mustika

PENDAHULUAN

D-asam amino oksidase (D-amino acid


oxidase; DAAO; EC 1.4.3.3,) merupakan
enzim yang mengandung flavin adenine
dinucleotide (FAD) yang bekerja mengkata-
lisis reaksi oksidasi deaminasi D-asam Gambar 1. Siklus katalitik konversi D-asam amino
amino menghasilkan asam imino dan menjadi asam imino yang dikatalisis oleh
D-asam amino oksidase dan selanjutnya
hidrogen peroksida. Asam imino selanjutnya secara spontan bereaksi menjadi α- asam
dengan reaksi non-enzimatis dihidrolisis keto (Verrall 2010)
menjadi α-asam keto dan amonia,
sedangkan FADH2 yang terbentuk dioksidasi Tanaman dilaporkan tidak mampu
kembali oleh oksigen menghasilkan hidrogen menghasilkan enzim DAAO.
peroksida (Gambar 1). Enzim DAAO Untuk aplikasi di bidang bioteknologi
merupakan enzim yang digolongkan dalam enzim DAAO yang berasal dari mamalia
sub-grup flavoprotein kelompok kurang mendapat perhatian karena
dehydrogenase-oksidase, di mana seluruh jumlahnya sangat sedikit dan bersifat tidak
enzim dalam bentuk tereduksi dapat stabil. Enzim DAAO yang dihasilkan oleh
bereaksi cepat dengan oksigen, mikroorganisme lebih berpotensi untuk
menstabilkan radikal anion flavin melalui aplikasi diberbagai bidang bioteknologi
mekanisme perpindahan satu ion dan karena mempunyai turnover number yang
menghasilkan flavin N(5)-sulfit (Massey & lebih tinggi, ikatan dengan koenzim yang
Hemmerich 1980). lebih kuat, gen pengekspresi yang lebih
Enzim DAAO dapat dihasilkan oleh banyak serta mampu menggunakan substrat
berbagai makhluk hidup mulai dari bakteri secara efesien. Hingga saat ini enzim DAAO
hingga manusia dengan fungsi fisiologi yang yang potensial diaplikasikan untuk industri
berbeda-beda. Pada mikroorganisme, enzim berasal dari Rhodotorula gracilis (RgDAAO)
DAAO berperan sebagai katabolik (sebagai dan Trigonopsis variabilis (TvDAAO),
contoh enzim DAAO diperlukan agar kapang sedangkan dari sumber lainnya secara teknis
dapat menggunakan D-asam amino untuk dianggap kurang penting (Khoronenkova et
tumbuh), sedangkan pada sel mamalia al. 2008; Sacchi et al. 2004).
enzim DAAO berperan penting pada tingkat Upaya penerapan enzim DAAO dalam
fisiologi asam amino dalam meregulasi industri menghadapi dua permasalahan utama
berbagai proses metabolisme seperti yaitu terkait dengan produktifitas dan stabilitas
penuaan, kontrol sinyal saraf, sekresi enzim. Dalam upaya memperoleh mikroba
hormon dan lain sebagainya (Rosini 2009). penghasil DAAO baru dengan karakteristik
Tinjauan peran fisiologi enzim DAAO pada enzim yang lebih baik, maka skrining mikroba
berbagai organisme telah dilakukan oleh penghasil DAAO tetap dilakukan oleh
Pollegioni et al. (2007a). Pada mamalia, beberapa peneliti. Saleem et al. (2012)
enzim DAAO dapat ditemukan di berbagai melakukan skrining terhadap berbagai spesies
jaringan, seperti ginjal, hati dan otak. jamur (40 spesies) dan memperoleh Fusarium
Keberadaan enzim DAAO dalam jaringan heterosporum dan Nectria haematococca
mamalia tergantung dari jenis hewannya, sebagai penghasil enzim DAAO dengan
sebagai contoh pada babi, enzim DAAO aktifitas tertinggi 210,41 dan 207,94 unit/mL.
dapat ditemukan di hati dan ginjal, Permasalahan stabilitas enzim DAAO
sedangkan pada tikus hanya dapat terutama terkait dengan konsentrasi protein,
ditemukan dalam ginjal saja. Berbagai oligomerisasi, ikatan ko-faktor dan oksidasi
mikroorganisme seperti jamur rantai samping asam amino. Peningkatan
(Cephalosporium acremonium, Neurospora- stabilitas enzim DAAO dapat dilakukan
crassa, Fusarium solani dan Fusarium dengan imobilisasi dalam penyangga padat,
oxysporum), alga (Chlorella vulgaris), seperti magnetik, agarose maupun beads
kapang (Candida tropicalis, Trigonopsis epoksi. Peningkatan produktifitas dan stabilitas
variabilis dan Rhodotorula gracilis) serta enzim juga telah dilakukan melalui rekayasa
bakteri (Alcali-genes denitrificans) mampu genetika dengan teknik random mutagenesis,
menghasilkan enzim DAAO (Saleem 2012). error prone PCR maupun mutasi terarah.

89
J Bioteknol Biosains Indones – Vol 2 No 2 Thn 2015 Hal 88-96

PRODUKSI ENZIM DAAO DAAO tidak terjadi meskipun sel tetap dapat
tumbuh dengan baik seperti pada medium
Pengembangan medium produksi DAAO yang mengandung Zn sulfat. Konsentrasi Zn
Enzim DAAO merupakan metabolit sulfat yang diperlukan untuk mencapai kondisi
sekunder yang dihasilkan oleh produksi enzim DAAO dan pertumbuhan sel
mikroorganisme. Berbagai studi telah yang baik berkisar antara 20 hinggga 420 mM,
dilakukan untuk memperoleh kondisi dan menghasilkan aktifitas spesifik DAAO
lingkungan dan komposisi nutrisi yang optimal yang maksimum pada konsentrasi 70 mM.
dari mikroba alami. Produksi enzim DAAO Penggunaan Zn sulfat di atas 280 mM dapat
dalam kultur cair dipengaruhi oleh jenis dan menyebabkan terhambatnya pertumbuhan sel
konsentrasi sumber karbon, nitrogen, ion (Horner et al. 1996).
logam, senyawa penginduksi (Gupta et al. Induksi enzim DAAO dengan
2012) dan konsentrasi oksigen terlarut (Gabler menggunakan berbagai jenis asam amino baik
& Fischer 1999). Kondisi lingkungan seperti yang dapat dimetabolisme maupun turunan
pH dan temperatur juga dilaporkan asam amino yang tidak dapat dimetabolisme
berpengaruh terhadap perolehan enzim DAAO oleh sel juga telah dilaporkan oleh beberapa
(Saleem et al. 2012; Gupta et al. 2012). peneliti. Gabler & Fischer (1999) melaporkan
Studi pengaruh jenis sumber karbon bahwa D-alanin merupakan senyawa
terhadap produksi enzim DAAO telah penginduksi terbaik untuk produksi DAAO dari
dilakukan dengan menggunakan berbagai F. oxysporum. Hal yang sama dilaporkan oleh
monosakarida dan disakarida seperti glukosa, Kuan et al. (2008) untuk produksi enzim
fruktosa, galaktosa, sukrosa, maltosa dan DAAO dari R. gracilis. Penggunaan D-alanin
laktosa. Penggunaan monosakarida sebagai pada kultivasi F. oxysporum mampu
sumber karbon untuk produksi DAAO dari T. meningkatkan aktifitas spesifik enzim DAAO
variabilis menghasilkan produktifitas yang lebih sebesar 13 kali dibandingkan dengan tanpa
tinggi dibanding dengan disakarida dan penggunaan senyawa penginduksi (Gabler &
polisakarida. Diantara monosakarida, glukosa Fischer 1999). Hal yang menarik adalah
merupakan sumber karbon terbaik untuk induksi DAAO semakin meningkat ketika
menginduksi enzim DAAO (Horner et al. 1996; senyawa penginduksi yang digunakan
Ballagi 1999; Prell et al. 2001 & Gupta et al. merupakan campuran antara D dan L-alanin.
2012). Hal ini menunjukkan penggunaan Perbandingan D dan L alanin yang optimal
sumber karbon yang mudah diasimilasi dapat untuk produksi DAAO adalah 3:1. Dengan
meningkatkan produksi enzim DAAO. Hal pertimbangan faktor ekonomi maka asam
yang sama juga dilaporkan untuk produksi amino rasemat D,L-alanin lebih banyak
DAAO dari F. oxysporum (Gabler & Fisher digunakan sebagai senyawa penginduksi.
1999), Fusarium heterosporum dan Nectria Berbeda dengan F. oxysporum, produksi
haematococca (Saleem et al. 2012). DAAO dari T. variabilis dilaporkan lebih sesuai
Sumber nitrogen juga merupakan salah menggunakan senyawa penginduksi berupa
satu komponen yang esensial dalam medium turunan asam amino yang tidak dapat
fermentasi karena berpengaruh terhadap dimetabolisme oleh sel. Dibandingkan dengan
pembentukan asam amino, asam nukleat induksi DAAO menggunakan D-alanin,
maupun protein dalam sel mikroba. penggunaan N-Carbamoyl-D-alanine mampu
Penggunaan amonium sulfat sebagai sumber meningkatkan aktifitas DAAO dalam sel
nitrogen dilaporkan dapat menghasilkan sebesar 4,2 kali (Horner et al. 1996) serta
produksi enzim DAAO dari T. variabilis yang penggunaan 3-(3,4-Dihydroxyphenyl) D,L-
maksimal (Horner et al. 1996; Ballagi 1999; alanin meningkatkan sebesar 4,1 kali (Gupta
Prell et al. 2001). Hal yang sama juga et al. 2012).
dilaporkan oleh Gabler & Fisher (1999) untuk Gabler & Fischer (1999) melaporkan
produksi DAAO dari F. oxysporum. bahwa pembatasan konsentrasi oksigen
Pengaruh produksi enzim DAAO dari T. terlarut pada kultivasi T. variabilis dalam
variabilis yang signifikan juga ditunjukkan oleh fermentasi cair sangat penting. Oksigen
penggunaan Zn sulfat dalam medium terlarut dalam jumlah yang cukup diperlukan
produksi. Tanpa penambahan Zn sulfat, pada fase pertumbuhan sel (setelah 12 jam
medium produksi yang mengandung glukosa, kultivasi) dan menurun menjadi pO2 < 10%
amonium sulfat dan D-alanin, induksi enzim hingga fase stasioner (sekitar jam ke 18).

90
Tinjauan: D-Asam Amino Oksida… Wibisana & Mustika

Pada fase stasioner DAAO disintesis secara 2300 U/L dan aktifitas spesifik 930 U/g sel
maksimal ketika konsentrasi oksigen berada (Molla et al. 1998). Dengan desain kombinasi
dalam jumlah yang terbatas serta tersedianya gen dan heterologues over-expression
senyawa penginduksi. Hal ini disebabkan RgDAAO dalam Pichia pastoris dapat
karena tejadinya reaksi reoksidasi FAD dihasilkan enzim RgDAAO dengan
(kofaktor enzim DAAO) sangat bergantung produktifitas 3,1 kUnit/L.jam dan aktifitas
pada konsentrasi oksigen terlarut. Sel volumetrik mencapai 350 kUnit/L yang
merespon kondisi menurunnya proses diperoleh melalui fermentasi secara fed-batch
asimilasi D-asam amino dan terbatasnya (Abad et al. 2011). Dengan menggunakan
konsentrasi oksigen terlarut dengan teknik optimasi bertahap, Pichia pastoris
meningkatkan sintesis DAAO. Hal ini mampu mengekspresikan TvDAAO dengan
menyebabkan pertumbuhan sel menjadi spesifik aktifitas enzim mencapai 1,3 kU/g sel
terhambat. kering serta aktifitas volumetrik 218 kU/L yang
Temperatur merupakan faktor yang diperoleh dengan menggunakan metanol
secara umum berpengaruh terhadap senyawa penginduksi (Abad et al. 2010).
fermentasi. Gabler & Fisher (1999) TvDAAO yang diekspresikan oleh E. coli
melaporkan bahwa produksi DAAO dari F. menggunakan sistem, berturut-turut,
oxysporum mencapai aktifitas DAAO dan pTvDAAO dan pET-DAAO serta senyawa
pertumbuhan miselia yang maksimum pada penginduksi IPTG dan laktosa dapat
temperatur inkubasi 30°C dalam waktu 7 hari. menghasilkan aktifitas enzim 9700 dan 11.700
Penurunan temperatur inkubasi menjadi 15°C U/L (Dib et al. 2007; Hwang et al. 2000).
atau kenaikan temperatur menjadi 40°C
mengakibatkan tidak terbentuknya DAAO. APLIKASI ENZIM DAAO DARI MIKROBA
Hal yang sama juga dilaporkan untuk
produksi DAAO dari T. variabilis (Gupta Karakteristik utama enzim DAAO
(2012), F. heterosporum dan N. adalah spesifisitas kerja yang tinggi terhadap
haematococca (Saleem et al. 2012), substrat isomer D-asam amino, dan bersifat
sedangkan temperatur optimum untuk tidak aktif terhadap substrat isomer L-asam
produksi DAAO oleh R. gracillis dilaporkan amino (Khoronenkova & Tishkov 2008; Kuan
pada 37°C (Simmonetta et al. 1998). et al. 2008). Berdasarkan karakteristik
pH medium juga sangat berpengaruh tersebut, enzim DAAO banyak digunakan
terhadap produksi DAAO. Horner et al. (1996) dalam industri untuk memperoleh senyawa
melaporkan bahwa pada kultivasi T. enantiomer murni L-asam amino dan α-
variabilis, pH medium turun dari 6,0 menjadi asam keto, sintesis bahan antara 7-
sekitar 2,2 pada akhir fermentasi. Dengan aminocephalosporanic acid (7-ACA) di
menggunakan senyawa penginduksi N- industri farmasi dan pembuatan biosensor
carbamoyl-D,L-alanine serta tanpa perlakuan untuk deteksi D-asam amino guna
pengontrolan pH medium (pH akhir fementasi keperluan analitik maupun klinik (Pollegioni
2,2), produksi DAAO lebih tinggi jika & Molla 2011). Senyawa α-asam keto dan L-
dibandingkan dengan perlakuan kontrol pH asam amino dibutuhkan oleh industri
(pH medium dikontrol antara 3,8-6,0). Hal ini makanan dan farmasi. Sebagai contoh α-
diduga terkait dengan proses pemanfaatan asam keto digunakan sebagai agen
senyawa penginduksi yang dipengaruhi oleh terapeutik untuk pengobatan uremia yang
pH medium. Pada proses kultivasi dengan kronik, sedangkan L-asam amino banyak
perlakuan kontrol pH, sel dapat tumbuh lebih digunakan untuk aditif makanan dan
baik, namun enzim DAAO yang dihasilkan komponen dalam cairan infus.
lebih sedikit.
Produksi senyawa antara 7-ACA
Produksi DAAO dari mikroba rekombinan Aplikasi enzim DAAO yang paling
Guna meningkatkan produksi enzim, penting adalah penggunaan dalam industri
mikroba rekombinan telah digunakan untuk antibiotik untuk proses konversi sefalosporin
mengekspresikan enzim DAAO. E. coli C menjadi senyawa antara 7-ACA. Proses
rekombinan yang dihasilkan dari sistem pT7- produksi 7-ACA secara enzimatis
DAAO mampu mengekspresikan enzim mempunyai beberapa keunggulan
RgDAAO dengan aktifitas volumetrik sebesar

91
J Bioteknol Biosains Indones – Vol 2 No 2 Thn 2015 Hal 88-96

Gambar 2. Konversi sefalosporin C menjadi 7-ACA menggunakan dua tahap reaksi yang melibatkan enzim DAAO
dan glutaril-7- ACA asilase (kiri) dan satu tahap reaksi yang dikatalisis oleh enzim sefalosporin asilase
(kanan) (Pollegioni 2008)

dibandingkan dengan proses sintesis secara permeabilisasi sel. Kelemahan utama


kimiawi. Proses sintesis 7-ACA secara penggunaan sel utuh adalah adanya enzim
kimiawi memerlukan pelarut organik yang yang lain seperti katalase dan esterase yang
toksik serta membutuhkan banyak tenaga. dapat menurunkan baik perolehan maupun
Sebagai alternatif produksi 7-ACA dapat kualitas produk glutrail 7-ACA.
dilakukan dengan transformasi secara
enzimatik melalui dua tahap reaksi (Gambar Sintesis L-asam amino dan α-asam keto
2). Tahap I: Reaksi deaminasi sefalosporin C Karakteristik enzim DAAO yang
menjadi 7-(5-oxoadipoamido) cephalosporanic mempunyai spesifitas tinggi terhadap D-
acid yang dikatalisis oleh enzim DAAO dan asam amino dapat dimanfaatkan untuk
selanjutnya reaksi dekarbosilasi menjadi produksi α-asam keto maupun pemurnian L-
glutaril 7-ACA terjadi secara spontan dengan asam amino dari campuran rasemik D,L-
adanya H2O2. Tahap II: Reaksi hidrolisis asam amino. Senyawa α-asam keto dan
glutaril 7-ACA menghasilkan 7-ACA asam amino non-alami yang murni secara
dilakukan dengan menggunakan enzim optik telah mendapat perhatian sejak lama
glutaril asilase. Dalam industri biokonversi, oleh industri kimia dan farmasi, khususnya
enzim DAAO amobil pada umumnya untuk penemuan obat.
digunakan untuk meningkatkan stabilitas Enzim DAAO dari hati babi (pkDAAO)
enzim. Imobilisasi enzim DAAO yang digunakan pertama kali pada tahun 1971
dihasilkan oleh R. gracilis dengan untuk membuat L-pipecolic acid dari
menggunakan matrik glioksi agarose campuran rasemik melalui oksidasi D-
teraktifasi dapat meningkatkan stabilitas isomer. L-pipecolic acid merupakan senyawa
sekitar 15.000 kali (Betancor et al. 2003). antara hasil katabolisme L-Lisin dari
Proses biokonversi yang dikatalisis oleh organisme yang mengalami kondisi disfungsi
enzim DAAO juga dapat dilakukan dengan peroksisom (Tranchant et al. 1993). Asam
menggunakan sel utuh. Faktor pembatas amino ini mempunyai peranan yang sangat
yang berupa hambatan difusi substrat ke penting terutama yang berkaitan dengan
dalam sel dapat diatasi dengan teknik penyakit pada sistem saraf (Plecko et al.

92
Tinjauan: D-Asam Amino Oksida… Wibisana & Mustika

2005). Berbagai turunan L-pipecolic acid Staphylococcus epidermidis ATCC 12228,


disintesis untuk digunakan sebagai obat Escherichia coli ATCC 29425, Pseudomonas
neuroprotektif, imunodepresan dan aeuriginosa ATCC 11921 dan Xanthomonas
antikanker (Maddess 2008). Pada vesicatoria ATCC 11633. Aktifitas antibakteri
perkembangan terakhir, enzim DAAO dari T. dari asam amino di atas dilaporkan relatif
variabilis dan R. gracilis digunakan untuk rendah, dengan nilai konsentrasi hambat
menggantikan enzim DAAO dari hati babi. minimum (KHM) berada dalam rentang
Senyawa penting dalam industri milimolar. Aktifitas antibakteri tertinggi
farmasi lainnya adalah 4-Methylthio-2- ditunjukkan oleh D-lisin diikuti oleh D-alanin
oxobutyric acid (MTOBA). Sebagai prekursor (Sanaa 2014). Hal yang menarik adalah
metabolit dari senyawa methional, yaitu penggunaan D-asam amino yang
senyawa penginduksi yang kuat untuk dikombinasikan dengan antibiotik lain
proses apoptosis, MTOBA dapat digunakan sebagai antibakteri menunjukkan hubungan
sebagai obat antikanker. Pada sel kanker yang sinergistik sehingga meningkatkan
yang bersifat methionine-dependent, aktifitas antibakteri. Kombinasi D-lisin dan D-
kandungan MTOBA lebih kecil dibandingkan alanin dengan sodium sefuroksim dilaporkan
dengan sel normal. Sintesis MTOBA dapat dapat menurunkan KHM dengan rentang
dilakukan dari oksidasi deaminasi dari D- berturut-turut antara 5,0-6,5 kali dan 3,7-5,3
metionin. Metode terbaru yang lebih kali terhadap bakteri uji yang digunakan.
ekonomis untuk produksi MTOBA adalah Aktifitas antijamur dari D-lisin dan D-alanin
berdasar pada pengolahan campuran juga dievaluasi terhadap Candida albicans,
rasemik D,L-metionin (Garcia-Garcia 2008). salah satu patogen utama penyebab infeksi
Senyawa penting lainnya yang nosokomial. Kedua asam amino
dihasilkan dengan menggunakan enzim menunjukkan aktifitas antijamur yang
DAAO adalah L-6-hydroxynorleucine. moderat dengan KHM berturut-turut, 39 dan
Senyawa kiral ini digunakan untuk sintesis 18 μg μL-1. Kombinasi kedua asam amino
Omapatrilat dan seluruh seri inhibitor dengan ampoterisin B mampu menurunkan
metalloproteinase (Patel 2001). Omapatrilat KHM sebesar 6 kali.
adalah inhibitor dari enzim pengkonversi
angiotensin dan endopeptidase netral Biosensor
sehingga efektif digunakan sebagai obat Enzim DAAO juga telah dimanfaatkan
antihipertensi (Patel 2001). Produksi L-6- sebagai biosensor untuk deteksi D-asam
hydroxynorleucine stereoisomer dapat amino yang dihasilkan oleh organisme.
dilakukan menggunakan bahan baku Meskipun analisa D-asam amino dengan
campuran rasemik 6-hydroxynorleucine metode kromatografi telah menghasilkan
sebagai (Taylor 1998). metode yang sensitif, tepat dan akurat,
L-asam amino yang mengandung namun mempunyai kelemahan yaitu
kelompok naptalen banyak digunakan untuk memerlukan waktu lama, peralatan mahal
pengembangan obat baru. Sebagai contoh dan metode yang sulit. Oleh karena itu
L-2-naphthylalanine merupakan komponen deteksi D-asam amino yang berbasis pada
dari obat peptide Naferelin (Caligiuri 2006a). kerja enzim DAAO sangat diperlukan untuk
Asam amino ini dapat dihasilkan dari keperluan analitik maupun klinik (Pilone &
campuran rasemik 2-naphthylalanine, Pollegioni 2010). Di bidang kesehatan,
dengan melibatkan tiga enzim, yaitu deteksi D-asam amino dalam tubuh dapat
RgDAAO, katalase, dan L-aspartate digunakan sebagai indikator berbagai
aminotransferase (Caligiuri 2006b). penyakit yang terkait dengan kelainan fungsi
Perkembangan terbaru potensi aplikasi syaraf dan psikiatrik seperti scizoprenia
senyawa D-asam amino untuk terapeutik (Chumakov et al. 2002; Hashimoto et
adalah sebagai antibakteri, antijamur dan al.2003; Tsai et al. 2006; Bendikov et al.
aktifitas sitotoksitas. Aktifitas antibakteri dari 2007), iskemia, epilepsi dan nyeri kronik
beberapa senyawa D-asam amino yaitu D- yang disebabkan oleh saraf (Zhao et al.
alanin, D-lisin, D-serin dan D-prolin telah 2010). Di bidang pangan, biosensor yang
diuji terhadap berbagai patogen, yaitu bekerja berdasar atas enzim DAAO telah
Bacillus subtilis ATCC 11562, digunakan untuk deteksi kontaminasi
Staphylococcus aureus ATCC 6538, makanan oleh bakteri. D-asam amino

93
J Bioteknol Biosains Indones – Vol 2 No 2 Thn 2015 Hal 88-96

merupakan komponen peptidoglikan dari DAFTAR PUSTAKA


dinding sel bakteri sehingga keberadaannya
dalam makanan dapat digunakan sebagai Abad S, Nahalka J, Bergler G, Arnold SA,
indikator terjadinya kontaminasi oleh bakteri Speight R, Fotheringham I, Nidetzky B,
(Sacchi et al. 2004). Glieder A (2010) Step wise
engineering of a Pichia pastoris D-
Enzim DAAO untuk bidang pertanian amino acid oxidase whole cell catalyst.
Dalam bidang pertanian, kontribusi Microb Cell Fact 9:1-12
penting bioteknologi terkait dengan tanaman Abad S, Nahalka J, Winkler M, Bergler G,
transgenik. Tanaman mempunyai Speight R, Glieder A, Nidetzky B
kemampuan yang terbatas dalam (2010) High-level expression of -amino
metabolisme D-asam amino, tetapi dapat acid oxidase in Pichia pastoris.
menyerap D-asam amino yang berasal dari Biotechnol Lett 33:557-563
lingkungan. Karena sel tanaman tidak Ballagi A (1999) High cell density-
mempunyai enzim DAAO indigenous maka fermentation of Trigonopsis variabilis
akumulasi D-asam amino dalam tanaman with D-amino acid oxidase production.
akan meningkat sehingga mengakibatkan M.Sc. Thesis, Biochemistry and
terhambatnya pertumbuhan tanaman Biotechnology Department, The
(Erikson et al. 2004). Guna mengatasi Technical University of Braunschweig
masalah tersebut, tanaman transgenik Bendikov I, Nadri C, Amar S, Panizzutti R,
Arabidopsis thaliana yang dapat De Miranda J, Wolosker H, Agam G
mengekspresikan RgDAAO telah berhasil (2007) A CSF and postmortem brain
dikembangkan Erikson et al. (2004). tudy of D-serine metabolic parameters
Tanaman transgenik ini mampu in schizophrenia. Schizophr Res 90:41-
mengkonversi D-asam amino menjadi D- 45
asam α-keto yang tidak berbahaya bagi Caligiuri A, Rosini E, D’arrigo P, Tessaro D,
tanaman sehingga pertumbuhan tanaman Molla G, Pollegioni L (2006b)
tidak terhambat. Sistem ini telah dikonfirmasi Enzymatic conversion of unnatural
menggunakan tanaman transgenik padi, dan amino acids by yeast D- amino acid
dilaporkan bahwa ekspresi TvDAAO ke oxidase. Adv Synth Catal 348:2183-
dalam tanaman tidak menimbulkan 2190
abnormalitas tanaman (Lin et al. 2009). Caligiuri A, D’arrigo P, Gefflaut T, Molla G,
Pollegioni L, Rosini E, Servi S (2006a)
KESIMPULAN Multistep enzyme catalysed
deracemisation of 2-naphthyl alanine.
DAAO merupakan enzim yang penting Biocatal Biotransfor 24:409-413
untuk aplikasi di bidang bioteknologi pangan, Chumakov I, Blumenfeld M, Guerassimenko
kesehatan maupun pertanian. Potensi O, Cavarec L, Palicio M, Abderrahim
aplikasi enzim DAAO terus berkembang H, Bouqueleret L, Barry C, Tanaka H,
seiiring dengan ditemukannya berbagai La Rosa L, Puech A, Tahri N, Cohen-
aplikasi baru. Pada awalnya enzim DAAO Akenine A (2002) Genetic and
dihasilkan dari ginjal babi, sehingga tidak physiological data implicating the new
sesuai untuk aplikasi dalam skala besar. human gene G72 and the gene for D-
Sebagai alternatifnya, DAAO dapat amino acid oxidase in schizophrenia.
dihasilkan dengan menggunakan mikroba. Proc Natl Acad Sci USA 99:3675-
Selain dapat mengatasi masalah yang terkait 13680
dengan keekonomian, enzim DAAO dari Dib I, Stanzer D, Nidetzky B (2007)
mikroba juga menunjukkan karakteristik Trigonopsis variabilis D-amino acid
yang lebih baik, seperti produktifitas dan oxidase: control of protein quality and
stabilitas enzim. Dengan memanfaatkan opportunities for biocatalysis through
bioteknologi modern melalui rekayasa production in Escherichia coli. Appl
genetika dan pemahaman fungsi struktur Environ Microbiol 73:331-333
yang lebih baik, maka diharapkan dapat Erikson O, M Hertzberg, T Näsholm (2004) A
dihasilkan varian baru enzim DAAO dengan conditional marker gene allowing both
karakteristik yang baru. positive and negative selection in

94
Tinjauan: D-Asam Amino Oksida… Wibisana & Mustika

plants. Nat Biotechnol 22(4):455-458. Maddess ML, Tackett MN, Ley SV (2008)
Gabler M, Fisher L (1999) Production of a Total synthesis studies on macrocyclic
new D-amino acid oxidase from the pipecolic acid natural products: FK506,
fungus Fusarium oxysporum. Appl the antascomicins and rapamycin.
Environ Microbiol 65:3750-3753 Progress in Drug Research 66:15-186
Garcia-Garcia M, Martinez-Martinez I, Massey V, Hemmerich P (1980) Active-site
Sanchez-Ferrer A, Garcia-Carmona F probes of flavoproteins. Biochem Soc
(2008) Production of the apoptotic Trans 8:246-257
cellular mediator 4-methylthio-2- Molla G, Vegezzi C, Pilone MS, Pollegioni L
oxobutyric acid by using an enzymatic (1998) Overexpression in Escherichia
stirred tank reactor with in situ product coli of a recombinant chimeric
removal. Biotechnol Prog 24:187-191 Rhodotorula Gracilis D-amino acid
Gupta N, Gundampati RK, Debnath M oxidase. Protein Expr Purif 14:289-294
(2012) Screening of Novel Inducer for Patel RN (2001) Enzimatic synthesis of
D-amino Acid Oxidase by Trigonopsis chiral intermediate for Omapatrilat, an
variabilis. Int J of Bioscience Biochem anti-hypertensive drug. Biomol Eng
Bioinformat 2:200-2002 17:167-182
Hashimoto K, Fukushima T, Shimizu E, Patel RN (2001) Enzymatic synthesis of
Komatsu N, Watanabe H, Shinoda N, chiral intermediate for drug
Nakazato M, Kumakiri C, Okada S, development. Adv Synth Catal
Hasegawa H, Imai K, Iyo M (2003) 343:527-546
Decreased serum levels of D-serine in Pilone MS, Pollegioni L (2010) Enzymes, D-
patients with schizophrenia: evidence amino acid oxidases in Encyclopedia
in support of the N-methyl-Daspartate of Industrial Biotechnology:
receptor hypofunction hypothesis of Bioprocess, Bioseparation, and Cell
schizophrenia. Arch Gen Psychiatry Technology (Flickinger, M.C., ed.), pp.
60:572-576 1–11, John Wiley & Sons
Horner R, Wagner F, Fisher L (1996) Plecko B, Hikel C, Korenke GC, Schmitt B,
Induction of the D-amino acid oxidase Baumgartner M, Baumeister F, Jakobs
from Trigonopsis variabilis. Appl C, Struys E, Erwa W, Stockler-Ipsiroglu
Environ Microbiol 62:2106-2110 S (2005) Pipecolic acid as a diagnostic
Hwang TS, Fu HM, Lin LL, Hsu WH (2000) marker of pyridoxine-dependent
High-level expression of Trigonopsis epilepsy. Neuropediatrics 36:200-205
variabilis D-amino acid oxidase in Pollegioni L, Molla G, Sacchi S, Rosini E,
Escherichia coli using lactose as Verga R, Pilone MS (2008) Properties
inducer. Biotechnol Lett 22:655-658 and applications of microbial D-amino
Khoronenkova SV, Tishkov VI (2008) D- acidoxidases: current state and
Amino Acid Oxidase: Physiological perspectives. Appl Microbiol Biotechnol
Role and Applications. Biochem 78:1-16
73:1511-1518 Pollegioni L, Piubelli L, Sacchi S, Pilone MS,
Kuan I, Liao R, Hsieh H, Chen K, Yu C Molla G (2007a) Physiological
(2008) Properties of Rhodotorula functions of D-amino acid oxidases:
gracilis D-amino acid oxidase from yeast to humans. Cell Mol Life Sci
immobilized on magnetic beads 64:1373-1394
through His-Tag. J Biosci Bioeng Pollegioni L, Sacchi S, Caldinelli L, Boselli A,
105:110-115 Pilone MS, Piubelli L, Molla G (2007b)
Pollegioni L, Molla G (2011) New biotech Engineering the properties of D-amino
applications from evolved D-amino acid oxidases by a rational and a
acid oxidases. Trends Biotechnol directed evolution approach. Curr
29:276-283 Protein Pept Sci 8:600-618
Lin SY, Wang JD, Lin JH (2009) Expression Pollegioni L, Molla G, Sacchi S, Rosini E,
of Trigonopsis variabilis D-amino acid Verga R, Pilone MS (2008) Properties
oxidase in transgenic rice for and applications of microbial D-amino
cephalosporin production. Botanical acid oxidases: current state and
Stud 50:181-192 perspectives. Appl Microbiol

95
J Bioteknol Biosains Indones – Vol 2 No 2 Thn 2015 Hal 88-96

Biotechnol 78:1-16 Prospects for new therapeutic agents.


Prell A, Kujan P, Safar H, Holler P, J Med Bioeng 3:195-198
Plhackova K, Sobotka A (2001) D- Simonetta PM, Verga R, Fretta A, Hanozet
amino acid oxidase an improved GM (1989) Induction of D-amino acid
production of the enzyme by the yeast oxidase by D-alanine in Rhodotorula
Trigonopsis variabilis in laboratory gracilis grown in identified medium.
fermentor. Folia Microbiol 46:427-431 Microbiology 135:593-600
Rosini E, Pollegioni L, Ghisla S, Orru R, Taylor PP, Pantaleone DP, Senkpeil RF,
Molla G (2009) Optimization of D- Fotheringham IG (1998) Novel
amino acid oxidase for low substrate biosynthetic approaches to the
concentrations towards a cancer en- production of unnatural amino acids
zyme therapy. FEBS J 276:4921-4932 using transaminases. Trends
Sacchi S, Rosini E, Molla G, Pilone MS, Biotechnol 16:412-418
Pollegioni L (2004) Modulating D- Tranchant C, Aubourg P, Mohr M,
amino acid oxidase substrate Rocchiccioli F, Zaenker C, Warter JM
specificity: production of an enzyme for (1993) A new peroxisomal disease
analytical determination of all D-amino with impaired phytanic and pipecolic
acids by directed evolution. Protein acid oxidation. Neurology 43:2044-
Eng Des Sel 17:517-525 2048
Sacchi S, Bernasconi M, Martineau M, Tsai GE, Yang P, Chang YC, Chong MY
Mothet JP, Ruzzene M, Pilone MS, (2006) D-Alanine added to
Pollegioni L, Molla G (2008) pLG72 antipsychotics for the treatment of
modulates intracellular D-serine levels schizophrenia. Biol Psychiatry 59:230-
through its interaction with D-amino 234
acid oxidase: effect on schizophrenia Verrall L, Burnet PWJ, Betts JF, Harrison PJ
susceptibility. J Biol Chem 283:22244- (2010) The neurobiology of D-amino
22256 acid oxidase (DAO) and its
Saleem A, Moharram AM, Fathy N (2012) involvement in schizoprenia. Mol
Production and optimization of D- Psychiatry 15:122-137
amino acid oxidase which is involved Zhao WJ, Gao ZY, Wei H, Nie HZ, Zhao Q,
in the biosynthesis of β-lactam Zhou XJ, Wang YX (2010) Spinal D-
antibiotics. African Journal of amino acid oxidase contributes to
Microbiology Research 6:4365-4376 neuropathic pain in rats. J Pharmacol
Bardaweel SK (2014) D-amino Acids: Exp Ther 332:248-254

96

View publication stats

You might also like