Kadek Amerta Sabhuana (1881811015) 30.04.2020

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 12

PENGARUH UNIVERSITAS DHYANA PURA

RUA TERHADAP PERKEMBANGAN LAHAN TERBANGUN DI


NG DESA DALUNG
SPA
Oleh : Kadek Amerta Sabhuana
CE

Abstract
An area will experience significant development if it is influenced by a catalyst as a trigger for the
growth of the region. The catalyst is identified as a building that triggers the development of
buildings around it and becomes a supporting function of a catalyst. Based on the theory of urban
development, colleges or universities are one of the catalysts that have a strong influence on the
surrounding land use. Dhyana Pura University is the main attraction to trigger developments in the
surrounding area. Urban Catalysts can incorporate the function or quality of space in certain
locations that are expected to significantly improve the quality of space and social and have wider
implications to the surrounding area. the purpose of this study is to prove the radius of development
of residential areas that occur due to the presence of Dhyana Pura University. The method used to
obtain research objectives is in the form of analysis of land cover change, analysis of geographic
information systems (GIS), Figure Ground Analysis and analysis of evidence of influence. Based
on the analysis conducted, it can be concluded that the presence of Dhyana Pura University has
significantly influenced (by 70%) the occurrence of changes in land cover in the surrounding area
as evidenced by the radius of influence of the campus presence, the pattern of regional
development that tends to cluster around a linear environmental path and most of the surrounding
land use is used to support the activities of Dhyana Pura University.
Keyword : Urban Catalyst, Triggers the development, University

Abstrak
Sebuah kawasan akan mengalami perkembangan secara signifikan jika dipengaruhi oleh sebuah
katalis sebagai pemicu pertumbuhan kawasan tersebut. Katalis tersebut teridentifikasi sebagai
sebuah bangunan yang memicu perkembangan bangunan disekitarnya dan menjadi fungsi
penunjang sebuah katalis. Berdasarkan teori perkembangan kota, perguruan tinggi atau Universitas
merupakan salah satu katalisator yang memiliki pengaruh yang kuat terhadap pemanfaatan lahan
disekitarnya. Universitas Dhyana Pura menjadi tarikan utama untuk memicu perkembangan di
kawasan sekitarnya. Urban Katalis dapat memasukkan fungsi atau kualitas ruang di lokasi-lokasi
tertentu yang secara signifikan diharapkan mampu meningkatkan kualitas ruang dan sosialnya serta
mempunyai implikasi yang lebih meluas ke daerah sekitarnya. tujuan dari penelitian ini adalah
untuk pembuktian radius perkembangan kawasan permukiman yang terjadi akibat keberadaan
Universitas Dhyana Pura. Metode yang dilakukan untuk memperoleh tujuan penelitian adalah
berupa analisis tata guna lahan, analisis sistem informasi geografis (SIG), Analisis keterkaitan
sistem kegiatan dan Analisis Figure Ground. Berdasakan analisis yang dilakukan, diperoleh
kesimpulan bahwa keberadaan Universitas Dhyana Pura telah mempengaruhi secara signifikan
(sebesar 70%) terhadap terjadinya perubahan tutupan lahan di kawasan sekitarnya yang dibuktikan
dengan radius pengaruh keberadaan kampus, pola perkembangan kawasan yang cenderung
mengelompok disekitar jalan lingkungan yang berbentuk linier serta sebagian besar pemanfaatan
lahan disekitarnya dipergunakan sebagai pendukung aktivitas Universitas Dhyana Pura.
Keyword : Urban Katalis, Perkembangan Lahan Terbangun, Universitas
Kadek Amerta Sabhuana ISSN: 2355-570X

1. Pendahuluan
Perguruan tinggi merupakan sarana yang menyediakan jasa pendidikan bagi
masyarakat. Perguruan tinggi sebagai wadah bagi masyarakat dalam memperoleh
pendidikan tingkat lanjut dapat menjadi pusat pertumbuhan baru yang menyebabkan
perubahan terhadap kawasan sekitarnya. Keberadaan perguruan tinggi secara tidak
langsung dapat mempengaruhi perkembangan suatu kawasan yang ditandai dengan
perkembangan kawasan permukiman.
(Wahyuni, 2002) menyatakan bahwa sebagai sebuah institusi pendidikan, kampus
merupakan suatu komunitas masyarakat besar yang mempunyai kebutuhan akan barang
dan jasa untuk menunjang segala aktivitasnya. Penelitian tersebut mennunjakkan bahwa
perkembangan terjadi akibat munculnya multiplier effect dari keberadaan perguruan tinggi
dimana selalu didukung oleh keberadaan fasilitas barang dan jasa untuk menunjang segala
bentuk kegiatan pendidikan tersebut. Sehingga, kawasan disekitar perguruan tinggi
tersebut juga akan ikut berkembang. Adanya perkembangan kawasan permukiman juga
dapat disebabkan oleh adanya pemusatan aktivitas masyarakat pada suatu kawasan.
Universitas Dhyana Pura merupakan salah satu perguruan tinggi yang memiliki bangkitan
pergerakan cukup tinggi di Kelurahan Dalung. Lokasinya yang berada pada pinggiran kota
Denpasar mengakibatkan perkembangan terhadap wilayah desa menjadi semakin padat dan
pemanfaatan lahan pada kawasan ini juga dipengaruhi oleh keberadaan kampus.
(A.Munggiarti, I.Buchori, 2015) menyatakan bahwa keberadaan perguruan tinggi
Unsoed Purwekerto telah mempengaruhi secara signifikan (lebih dari 80%) terhadap
terjadinya perubahan morfologi kawasan pada radius 500 meter di sekitar perguruan tinggi.
Berdasarkan teori perkembangan kota, perguruan tinggi atau Universitas merupakan salah
satu katalisator yang memiliki pengaruh yang kuat terhadap pemanfaatan lahan
disekitarnya.
Urban Katalis atau disebut juga dengan Katalisator adalah sebuah kutub
perkembangan dimana fungsi bangunannya menarik fungsi bangunan lainnya untuk
mendekat, tumbuh, dan berkembang. Universitas Dhyana Pura menjadi bangkitan utama
untuk memicu perkembangan spasial di Jalan Kubu Gunung, Kelurahan Dalung. Rentetan
kemunculan katalisator ini diawali dari kepadatan permukiman yang memiliki potensi
untuk berkembangnya fungsi lahan berupa perdagangan dan jasa akibat kebutuhan sosial
yang menyertainya. Dengan adanya kebutuhan tersebut maka munculah sebuah bangkitan
awal atau katalisator utama yang memenuhi kebutuhan sosial dengan radius pelayanan
skala wilayah. Semakin potensial lahan pada sebuah kawasan maka akan memunculkan
bangkitan-bangkitan kecil dengan radius pelayanan yang lebih kecil dari katalisator utama.
Berdasarkan permasalahan diatas, maka pertanyaan pada penelitian ini adalah sejauh mana
radius perkembangan kawasan permukiman yang terjadi akibat keberadaan Universitas
Dhyana Pura. Dengan perubahan yang diakibatkan oleh universitas terhadap kawasan
disekitarnya, maka sangat penting untuk melakukan penelitian ini. Dimana, tujuan dari
penelitian ini adalah untuk pembuktian radius perkembangan kawasan permukiman yang
terjadi akibat keberadaan Universitas Dhyana Pura. Sasaran yang akan dicapai yaitu
pertama, menganalisis perkembangan kawasan permukiman di kawasan sekitar Universitas

2 SPACE - VOLUME X, NO. X, BULAN TAHUN


ISSN: 2355-570X

Dhyana Pura. Kedua, menganalisis perubahan kepadatan bangunan di kawasan sekitar


Universitas Dhyana Pura. Ketiga, pembuktian radius pengaruh Universitas Dhyana Pura.

2. TEORI URBAN CATALYST


Trancik (1943) dalam bukunya Finding The Lost Space mendefinisikan urban
catalyst atau katalisator merupakan sebuah proses perkembangan kawasan yang
diakibatkan dari masuknya fungsi atau kualitas ruang di lokasi-lokasi tertentu yang secara
signifikan diharapkan dapat mempertinggi kualitas ruang serta mempunyai implikasi yang
lebih meluas ke daerah sekitarnya. Katalisator dapat diimplementasikan dalam urban
design sebagai pemacu pertumbuhan kota. Dalam konteks desain ruang publik, katalis
dapat berupa elemen bentuk ataupun gubahan fungsi yang mampu merangsang kehidupan
baru dan mempengaruhi perilaku, kegiatan hingga karakter dan kualitas dari ruang publik.
Adapun sifat katalisator yaitu sebagai berikut :
1. Mengenalkan suatu elemen baru (bentuk/fungsi) yang menyebabkan reaksi
yang memodifikasi elemen eksisting dalam suatu tempat.
2. Nilai dari elemen eksisting dipertahankan atau bertransformasi menjadi lebih
baik, dimana kebutuhan baru tidak mengurangi dan menghilangkan nilai lama,
bahkan mengembalikannya;
3. Identitas design katalis tidak akan hilang pada saat ia menjadi bagian yang lebih
besar.
Kamil (2012) dalam jurnal arsitek yang meneliti tentang urban catalyst, menyatakan
bahwa urban catalyst merupakan pengembangan skala kecil bangunan, sekelompok
bangunan dan kompleks bangunan. Semakin kecil unsur sebuah katalis maka pengaruhnya
terhadap perkembangan kawasan akan semakin besar. Urban catalyst merujuk pada proses
ekonomi, tipikalnya adalah sebuah fungsi bangunan atau kompleks bangunan yang
menjadi pemicu kawasan sekitarnya berkembang. Karakteristik dari urban catalyst adalah
sebagai berikut:
1. Elemen baru memodifikasi elemen sekitarnya yang telah ada.
2. Elemen yang telah ada diperkuat atau bertransformasi kearah yang lebih baik.
3. Reaksi katalis tidaklah merusak konteksnya.
4. Semua reaksi katalis tidaklah sama karena dipengaruhi jenis katalis, lokasi atau
kawasan disekitarnya.
5. Katalis tetap dapat diidentifikasi.
Berdasarkan pemahaman terhadap teori urban catalyst, dalam konteks tata ruang
katalis dapat berupa elemen bentuk ataupun sebuah fungsi bangunan yang mampu
mempengaruhi perubahan kawasan disekitarnya serta mempengaruhi sense of place dari
sebuah kawasan. Urban catalyst merupakan sebuah proses aksi dan reaksi yang
menyajikan karakter visual pada sebuah kawasan. Katalisasi dapat juga membentuk fitur
yang esensial untuk pembangunan kota/kawasan, yaitu kegiatan untuk menghidupkan
tindakan lainnya. Fokusnya adalah pada interaksi dari elemen baru dan elemen lama dan
dampaknya pada bentuk kota masa mendatang. Sebagai contoh dari proses katalisasi yaitu
Perguruan tinggi merupakan salah satu katalisator yang kuat yang dapat mempengaruhi
kawasan sekitarnya. Keberadaan perguruan tinggi terutama yang berlokasi di Kota,

RUANG - VOLUME X, NO. X, BULAN TAHUN 3


Kadek Amerta Sabhuana ISSN: 2355-570X

kawasan disekitarnya akan menghadirkan fungsi bangunan pendukung perguruan tinggi


yaitu berupa tempat fotocopy, cafe/coffe shop dan toko buku sebagai pendukung kegiatan
belajar mahasiswa. Kos-kosan, laundry, dan tempat makan sebagai pendukung kegiatan
sehari-hari mahasiswa yang merantau dari luar daerah. Semakin dekat dengan lokasi
Perguruan Tinggi maka kompleksitas dari rona kawasan akan semakin beragam. Inilah
yang kemudian menjadikan sebuah kawasan akan sangat dipengaruhi oleh katalisator
utamanya.
Adapun proses terjadinya perubahan kawasan akibat pengaruh katalisator dapat
dilihat pada gambar berikut ini.

Universitas Dhyana Pura


Gambar 1. Ilustrasi Urban Katalis
Sumber : Hasil Analisis Penulis, 2020

3. Metodologi
Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dan
kuantitatif (mixed method), yaitu pendekatan penelitian yang bersumber pada fakta
empirik dan didukung teori. Dalam penelitian ini data kuantitaif dan kualitatif digunakan
sebagai bukti empiris untuk menjawab rumusan masalah penelitian. Adapun metodologi
penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
A. Jenis Data
Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah dikelompokkan menjadi dua
macam, yaitu Data Primer dan Data Sekunder.
 Data primer yaitu data yang diperoleh langsung melalui kegiatan observasi di
lapangan untuk memperoleh pola penggunaan lahan.
 Data Sekunder diperoleh dari telaah terhadap beberapa dokumen perencanaan,
seperti RTRW Kabupaten Badung tahun 2013-2033.

B. Metode Pengumpulan Data

4 SPACE - VOLUME X, NO. X, BULAN TAHUN


ISSN: 2355-570X

Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu:


 Observasi, digunakan untuk mengetahui sistem kegiatan yang muncul akibat
keberadaan kampus yang berimplikasi pada lahan terbangun.
 Wawancara, dilakukan kepada pelaku usaha yang berada disekitar kampus.
 Studi Literatur, digunakan untuk mengumpulkan data spasial yang menunjang
analisis terhadap kawasan perencanaan.

C. Teknik Sampling
Untuk mengetahui kegiatan atau jenis usaha di sekitar Universitas Dhyana Pura yaitu
dengan menggunakan purposif sampling. Adapun kriteria yang ditentukan dalam
menentukan sampel yaitu:
 Usaha yang berdiri sebagian besar untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa.
 Usaha yang sifatnya berkumpul pada suatu tempat atau lokasi.

Tabel 1. Klasifikasi Sistem Kegiatan yang Muncul


N
Guna Lahan Kegiatan
o Konsumen Utama
Perguruan
tinggi
1 Pendidikan SMA
SMP
SD
Perumahan
2 Permukiman
Kos-kosan
Konsumen utama
Tempat makan
yaitu mahasiswa dan
fotocopy
penduduk sekitar
Laundry
Perdagangan Minimarket
3
dan jasa Apotek
Rental
komputer
Bengkel
4 Peribadatan Tempat Ibadah
 
Sumber : Hasil Analisis Penulis, 2020

D. Analisis Sistem Informasi Geografis (SIG)


Metode yang digunakan untuk penelitian ini berbasis penginderaan jauh dengan
menggunakan analisis Sistem Informasi Geografis (SIG), yaitu interpretasi visual dan
metode tumpang susun atau overlay hasil interpretasi. Data yang digunakan pada
penelitian ini adalah data spasial lahan terbangun dalam rentang waktu 10 tahun yaitu
tahun 2002, 2010 dan 2020 yang bersumber dari citra google tahun 2002, 2010 dan
2020 serta peta citra Badan Informasi Geospasial (BIG) tahun 2015, dan juga data
statistik. Tahapan penelitian adalah sebagai berikut:

RUANG - VOLUME X, NO. X, BULAN TAHUN 5


Kadek Amerta Sabhuana ISSN: 2355-570X

1. Input Data: yaitu proses mengimput data spasial dan data non-spasial kedalam
peta analog.
2. Manipulasi Data : yaitu proses filtering data dimana memilih tipe atau jenis data
yang diperlukan agar sesuai dengan sistem yang dipergunakan.
3. Manajemen Data : yaitu proses pengelolaan dan pengolahan data.
4. Analisis Overlay : yaitu proses penyatuan data dari lapisan layer yang berbeda.
5. Visualisasi : Hasil akhir yang diwujudkan kedalam peta atau grafik.

4. HASIL
4.1. Rona Wilayah Desa Dalung
A. Wilayah Administrasi
Adapun batas-batas administratif wilayah perencanaan adalah sebagai berikut :
 Sebelah utara : Kelurahan Abianbase
 Sebelah Selatan : Desa Tibubeneng
 Sebelah Timur : Kelurahan Sempidi dan Padang Sambian Kaja
 Sebelah Barat : Desa Buduk

Peta 1. Batas Administrasi Desa Dalung

Sumber : Hasil Olah Data Penulis, 2020

B. Analisis Tata Guna Lahan

6 SPACE - VOLUME X, NO. X, BULAN TAHUN


ISSN: 2355-570X

Berdasarkan analisis tata guna lahan di Desa Dalung, menunjukkan bahwa Desa
Dalung merupakan sebuah wilayah yang padat dan cepat berkembang meskipun secara
eksisting masih didominasi oleh lahan pertanian. Kepadatan ini didasari oleh rasio
perbandingan lahan terbangun dengan lahan tidak terbangunnya yang dihitung berdasarkan
luas wilayah. Adapun persentase lahan terbangun yaitu sebesar 46% dan persentase lahan
tidak terbangunnya sebesar 44%. Adapun distribusi luasan paling banyak yaitu
penggunaan lahan pertanian sebesar 298,08 Ha, diikuti dengan penggunaan lahan kawasan
permukiman yaitu sebesar 258,97 Ha. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dan
peta berikut ini.

Tabel 2. Penggunaan Lahan Desa Dalung Tahun 2020


N
Penggunaan Lahan Luas (Ha) % luas
o
1 Permukiman 258,97 38,33
2 Perdagangan dan jasa 29,87 4,42
3 Perkantoran 32,30 4,78
4 Pendidikan 11,35 1,68
5 Peribadatan 4,46 0,66
6 kesehatan 0,08 0,01
7 Sosial Budaya 1,25 0,19
8 Olahraga dan rekreasi 2,61 0,39
9 Pertanian 298,08 44,11
10 Hankam 0,05 0,01
11 RTH 1,50 0,22
12 Terminal 0,13 0,02
13 Jalan 30,58 4,53
14 Sungai 4,46 0,66
Jumlah 675,71 100,00
Sumber : Hasil Analisis Penulis, 2020

RUANG - VOLUME X, NO. X, BULAN TAHUN 7


Kadek Amerta Sabhuana ISSN: 2355-570X

Peta 2. Penggunaan Lahan Desa Dalung Tahun 2020


Sumber : Hasil Analisis Penulis, 2020

C. Analisis Tren Pertumbuhan Penduduk


Analisis tren pertumbuhan penduduk di Desa Dalung menunjukkan pertumbuhan
jumlah penduduk yang semakin meningkat. Semakin besar jumlah penduduk maka
semakin besar kebutuhan terhadap lahan hunian. Yang menjadi pemicu pertumbuhan
penduduk yang pesat salah satunya adalah lahan potensial untuk dihuni yang dikarenakan
sudah terdapat berbagai macam fasilitas seperti fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan dan
lain sebagainya. berdasrkan hasil analisis menunjukkan trend pertumbuhan penduduk Desa
Dalung mengalami peningkatan penduduk dengan laju pertumbuhan sebesar 1 % dari
tahun 2010 dengan jumlah penduduk 16.386 jiwa bertambah menjadi 17.286 jiwa ditahun
2014. Pertumbuhan penduduk tertinggi terdapat di Banjar Cepaka yaitu sebanyak 4,4 %
dan pertumbuhan penduduk terdendah yaitu di Desa Camas kauh yang mengalami
penurunan yaitu sebanyak -0,4 %. Untuk lebih jelas mengenai laju pertumbuhan penduduk
di Desa Dalung dapat dilihat pada tabel dan diagram berikut ini.

Tabel 3. Tren Pertumbuhan Penduduk Desa Dalung


N Kepadatan Penduduk Laju
Banjar
o 2010 2011 2012 2013 2014
1 Tegal Jaya 1.131 1.153 1.176 1.167 1.170 0,7
2 Celuk 417 429 438 433 439 1,0
3 Pendem 801 819 822 837 857 1,4
4 Gaji 459 462 465 471 469 0,4

8 SPACE - VOLUME X, NO. X, BULAN TAHUN


ISSN: 2355-570X

N Kepadatan Penduduk Laju


Banjar
o
5 Untal-untal 961 980 988 996 990 0,6
6 Kwanji 1.376 1.397 1.432 1.451 1.425 0,7
7 Kaja 642 653 667 665 683 1,2
8 Tegeh 932 933 934 946 940 0,2
9 Cepaka 544 591 620 649 675 4,4
10 Lebak 370 370 363 364 364 -0,3
11 Kung 407 421 443 435 445 1,8
12 Dukuh 445 438 451 456 462 0,8
13 Padang Bali 438 451 456 461 471 1,5
14 Pengilian 915 992 1.025 1.071 1.106 3,9
15 Pegending 791 804 873 925 951 3,8
16 Tuka 829 849 839 827 830 0,0
17 Lingga Bumi 884 901 895 902 895 0,2
18 Bhinus Kauh 925 934 930 924 916 -0,2
19 Bhinus Kangin 774 755 749 770 791 0,4
20 Camas Kauh 882 901 899 890 866 -0,4
21 Camas Kangin 664 682 673 679 678 0,4
22 Tegal Luwih 640 655 671 670 671 1,0
23 Taman Tirta 159 160 160 168 164 0,6
Jumlah 16.386 16.730 16.969 17.157 17.258 1,0
Sumber : Hasil Analisis Penulis, 2020

Diagram 1. Tren Pertumbuhan Penduduk Desa Dalung


Sumber : Hasil Analisis Penulis, 2020

4.2. Analisis Keterkaitan Sistem Kegiatan


Keberadaan Universitas Dhyana Pura telah memberikan dampak terhadap
perkembangan aktivitas perekonomian pada kawasan sekitar kampus. Kegiatan atau fungsi
bangunan yang muncul merupakan kegiatan yang dipengaruhi oleh keberadaan Universitas
Dhyana Pura secara langsung maupun tidak langsung. Dampak secara langsung yaitu
banyaknya lahan kosong disekitar kampus yang berpotensi untuk dibangun dan
dikembangkan untuk kegiatan perekonomian.
Dampak secara tidak langsung adalah mulai berjamurnya kegiatan atau fungsi
bangunan yang menunjang kebutuhan mahasiswa seperti kos-kosan, warung makan, caffe,
tempat print dan fotocopy, ATK, laundry, dan lain sebagainya. Beberapa dampak secara
tidak langsung yang muncul maka dapat diggolongkan kedalam beberapa sistem kegiatan

RUANG - VOLUME X, NO. X, BULAN TAHUN 9


Kadek Amerta Sabhuana ISSN: 2355-570X

yang ada seperti sistem kegiatan bermukim, perdagangan dan jasa, rekreasi dan penunjang.
Dalam hal ini, kegiatan yang muncul diatas akan diuji keterkaitannya dengan universitas,
dimana munculnya beberapa kegiatan diatas memiliki keterkaitan dengan keberadaan
universitas seperti yang terlihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4. Keterkaitan Antar Jenis Kegiatan dengan Universitas Dhyana Pura


N Jasa Pendidikan Universitas Dhyana Pura Total
o Sistem Kegitaan Perkuliahan Privat Ekonomi Sosial
1 Bermukim    3
2 Perdagangan dan Jasa     4
3 Rekreasi  1
4 Penunjang   2

Sumber : Hasil Analisis Penulis, 2020

Setelah dilakukan analisis, dapat dilihat jenis kegiatan perdaganagan dan jasa
memiliki total nilai 4, kegiatan bermukim memiliki total nilai 3, kegiatan penunjang
memiliki total nilai 2 dan kegiatan rekreasi memiliki total nilai sebanyak 1. Dalam
menggunakan tabel diatas sudah dapat diketahui kegiatan manakah yang lebih banyak
terkait dengan keberadaan Universitas Dhyana Pura. Sehingga dapat diambil kesimpulan
bahwa kegiatan perdaganagan dan jasa memiliki nilai paling tinggi diantara kegiatan
lainnya atau bisa dikatakan bahwa kegiatan yang paling banyak terkait dengan Universitas
Dhyana Pura.
4.3. Analisis Perubahan Lahan yang Terjadi Karena Munculnya Sistem Kegiatan di Sekitar
Universitas Dhyana Pura
Pola penggunaan lahan dapat berubah sesuai dengan perkembangan dan perubahan
kebutuhan dasar manusia. Perubahan pola pemanfaatan lahan akan menimbulkan
multiplier effect yaitu perubahan satu pemanfaatan lahan yang memicu perubahan rona
kawasan serta pertumbuhan luasan lahan terbangun. Seperti contohnya adalah,
pemanfaatan lahan yang pada awalnya memiliki fungsi pertanian pada koridor jalan
kemudian dibangun kegiatan perdagangan dan jasa. Universitas Dhyana Pura membawa
pengaruh yang sangat besar terhadap perubahan tata guna lahan disekitarnya. Adapun
lahan yang semula berupa areal prsawahan secara perlahaan berubah menjadi bangunan
yang memiliki kegiatan sebagai penunjang Universitas Dhyana Pura. Berikut merupakan
perubahan lahan yang terjadi di Desa Dalung yang dianalaisis melalui ArcGIS dan
menggunakan peta basemap google tahun 2002, tahun 2010 dan tahun 2020.

10 SPACE - VOLUME X, NO. X, BULAN TAHUN


ISSN: 2355-570X

Peta 3. Perubahan Lahan Terbangun Di Desa Dalung


Sumber : Hasil Analisis Penulis, 2020

Luasan peta tahun 2002, 2010, 2020 dan analisis perbandingan, rasio sedang dalam progres

5. Kesimpulan
Keberadaan Universitas Dhyana Pura membawa dampak yang cukup besar terhadap
perkembangan kawasan sekitarnya. Selain itum pertumbuhan penduduk juga menjadi salah satu
akibat dari keberadaan Universitas Dhyana Pura selain juga karena terdapat perumahan Dalung
Permai sebagai pemicu lahan potensi untuk masyarakat bermukim. Berdasarkan hasil analisis yang
dilakukan terlihat bahwa keberadaan Universitas sangat membawa pengaruh terhadap
perkembangan lahan terbangun. Kegiatan yang mendominasi di sekitar Universitas adalah berupa
kegiatan perdagangan dan jasa yang menunjang aktivitas mahasiswa seperti kos-kosan, warung
makan, cafe, tempat print/foto copy, laundry, dan lain sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA
Ariyadi, B. 2014. Analisis Pola Morfologi dan Interaksi Spasial Perkotaan di Kota Yogyakarta
Dengan Wahana Citra Landsat. Jurnal. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Kamil, E. 2012. Urban Catalyst. Jurnal. Univesitas Muhamaddiyah Palembang.
Munggiarti, A. 2015. Pengaruh Keberadaan Perguruan Tinggi Terhadap Perubahan Morfologi
Kawasan Sekitarnya.
Nugroho. 2010. Konsep Design Catalyst Dalam Revitalisasi Kawasan: Studi Kasus Penataan
Kawasan Kota Agung Kabupaten Tanggamus.

RUANG - VOLUME X, NO. X, BULAN TAHUN 11


Kadek Amerta Sabhuana ISSN: 2355-570X

T.Yoyok, Wahyu S. 2001. Model Pola Ruang Konsentris Untuk Restrukturisasi Daerah Pinggiran
Kota (Urban Fringe) Di Indonesia Studi Kasus: Daerah Istimewa Yogyakarta. Lembaga
Penelitian. Universitas Gadjah Mada.
Wahyuni, N. 2002. Pengaruh Keberadaan Perguruan Tinggi Terhadap Perkembangan Struktur dan
Bentuk Kawasan Pinggiran (Studi Kasus : Kawasan Sekaran). Universitas Diponegoro.

12 SPACE - VOLUME X, NO. X, BULAN TAHUN

You might also like