Jurnal Packing PDF

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

JURNAL MANAJEMEN INDUSTRI DAN LOGISTIK VOL. 02 NO.

02 NOVEMBER 2018

Available online at : http://jurnal.poltekapp.ac.id/

Jurnal Manajemen Industri dan Logistik


| ISSN (Print) 2622-528X | ISSN (Online) 2598-5795 |

Logistic Management

ANALISIS PROSES PACKAGING DAN STUFFING PERUSAHAAN FURNITUR


LOKAL DALAM MENJAGA EKSISTENSI PERSAINGAN GLOBAL
(STUDI KASUS: UD SURYA ABADI FURNITURE, SUKOHARJO, JAWA TENGAH)

ANALYSIS OF THE PACKAGING AND STUFFING PROCESS OF LOCAL FURNITURE


COMPANIES IN MAINTAINING GLOBAL COMPETITION EXISTENCE
(CASE STUDY: UD SURYA ABADI FURNITURE, SUKOHARJO, JAWA TENGAH)

Yogi Pasca Pratama1, Dicky Afisena2, Bambang Sarosa3


E-mail: yogipasca@gmail.com
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sebelas Maret
Jl. Ir. Sutami No.36A, Jebres, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Kode Pos 57126, Indonesia

Diterima: 05 10 2018 Disetujui: 28 11 2018 Dipublikasi: 30 11 2018

ABSTRACT

Indonesia has great potential in developing the furniture industry sector. The abundance of raw materials and high labor
numbers should be optimized to encourage the furniture industry in Indonesia in the international furniture trade. However,
in reality, the Indonesian furniture industry has increasingly been eliminated in the arena of international furniture trade.
Therefore, it is necessary to consider how the furniture industry actually manages the company. One of the influential factors
in furniture exports is how to manage the supply chain or logistics of the furniture industry, where one of them is related to
the process of packaging and stuffing of furniture products. As a representation, this study tries to describe how the packaging
and stuffing process is carried out by UD Surya Abadi Furniture, one of the furniture industries located in Sukoharjo Regency,
Central Java. This research is a descriptive study, where data is collected by observation, interview, and documentation
techniques. The results of this study discuss the packaging procedures, materials used and feasibility tests, and how the
procedures and benefits obtained from the stuffing process at UD Surya Abadi Furniture. The conclusion obtained is that the
description of the packaging and stuffing process that is carried out is quite good with the use of materials that meet the
standards. Nevertheless, the process of packaging and stuffing at UD Surya Abadi Furniture is still done with manual counting
so that it is not optimal.

Keywords: furniture industry, packaging, stuffing

ABSTRAK

Indonesia mempunyai potensi besar dalam mengembangkan sektor industri furnitur. Melimpahnya bahan baku serta angka
tenaga kerja yang tinggi seharusnya dapat dioptimalkan untuk mendorong industri furnitur di Indonesia dalam perdagangan

Page | 159
Yogi Pasca Pratama / Jurnal Manajemen Industri dan Logistik – Vol. 2 No. 2, November 2018

furnitur internasional. Akan tetapi pada kenyataanya, industri furnitur Indonesia semakin tahun semakin tersingkir dalam
kancah perdagangan funitur internasional. Oleh karena itu, perlu diperhatikan bagaimana sebenarnya industri furnitur
dalam mengelola perusahaannya. Salah satu yang berpengaruh dalam ekspor furnitur adalah bagaimana mengelola rantai
pasok atau logistik industri furnitur, dimana salah satunya berhubungan dengan proses packaging dan stuffing produk
furnitur. Sebagai representasi, penelitian ini mencoba mendeskripsikan bagaimana proses packaging dan stuffing yang
dilakukan oleh UD Surya Abadi Furniture, salah satu industri furnitur yang terletak di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, di mana pengumpulan data dengan teknik observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Hasil penelitian ini membahas mengenai prosedur packaging, bahan yang digunakan serta uji kelayakan, serta
bagaimana prosedur dan manfaat yang diperoleh dari proses stuffing di UD Surya Abadi Furniture. Kesimpulan yang
didapatkan yaitu deskripsi proses packaging dan stuffing yang dijalankan sudah cukup baik dengan penggunaan bahan yang
memenuhi standar. Meskipun demikian, proses packaging dan stuffing pada UD Surya Abadi Furniture masih dilakukan
dengan penghitungan manual sehingga kurang optimal.

Kata Kunci: industri furnitur, packaging, stuffing

1. PENDAHULUAN pakaian, dan lain sebagainya. Furnitur pada


umumnya diproses sehingga menghasilkan produk
Sebagai salah satu negara dengan sumber daya yang memiliki tekstur dan warna yang indah
alam yang melimpah, Indonesia mempunyai potensi disebabkan proses akhir yang halus.[2]
besar dalam mengembangkan sektor industri
furnitur. Melimpahnya bahan baku untuk furnitur Indusrti furnitur mencakup pengolahan bahan
terutama yang berbahan dasar kayu, rotan maupun baku seperti kayu, rotan, atau bahan baku lainnya.
bambu, pada kenyataannya belum mampu membawa Bahan baku tersebut kemudian diolah untuk
posisi Indonesia dalam kancah perdagangan furnitur meningkatkan nilai tambah dan manfaat yang lebih
global dibandingkan dengan negara-negara lain. tinggi menjadi produk barang jadi furnitur. Sehingga
industri furnitur dalam pengertian ini merupakan
Posisi Indonesia sebagai negara penghasil pihak yang mengolah bahan baku sampai menjadi
furnitur di dunia masih sangat minim dengan barang furnitur yang siap dikonsumsi oleh
kontribusi kurang dari 1 persen terhadap pasar global konsumen.[3]
industri furnitur. Pencapaian Indonesia masih relatif
rendah jika dibandingkan dengan Brazil, Vietnam Konsentrasi industri furnitur terbanyak ada di
dan Polandia yang mencapai 2 persen. Lebih jauh daerah Jepara, Klaten, Pasuruan, Sidoarjo, Gresik,
lagi dibandingkan dengan Tiongkok yang mampu Cirebon, Sukoharjo, Surakarta, dan Jakarta – Bogor
menyumbang 31 persen produksi mebel dunia di – Depok – Tangerang - Bekasi (Jabodetabek) [3].
tahun 2011.[1] Sentra di Provinsi Jawa Tengah sendiri terdapat di
daerah Jepara, Semarang, dan Solo. Pada tahun
Hal tersebut cukup disayangkan karena selain tersebut, di provinsi Jawa Tengah memiliki 374
sumberdaya alam yang melimpah, ketersediaan perusahaan yang bergerak di bidang furnitur dengan
tenaga kerja di Indonesia juga tinggi. Hal ini sesuai 46.786 tenaga kerja. [4]
dengan karakteristik industri furnitur yang memang
membutuhkan banyak tenaga kerja karena pada Salah satu perusahaan furnitur yang ada di Jawa
umumnya merupakan industri padat karya. Tengah adalah UD Surya Abadi Furniture.
Perusahaan ini berdiri sejak tahun 2002 dan berlokasi
Terminologi furnitur digunakan untuk di Desa Trangsan, Kecamatan Gatak, Kabupaten
mendeskripsikan perabotan rumah tangga yang Sukoharjo, Provinsi Jawa Tengah. Produk yang
mempunyai berbagai fungsi, seperti untuk tempat dihasilkan UD Surya Abadi Furniture terdiri dari
penyimpanan barang, berfungsi sebagai tempat berbagai jenis dengan bahan utama adalah kayu dan
duduk, sebagai tempat tidur, untuk menulis sesuatu rotan. Meskipun masih tergolong industri sedang
atau meletakkan sesuatu di atasnya. Contoh furnitur dengan 80 orang pekerja, UD Surya Abadi Furniture
yang mempunyai fungsi sebagai tempat menyimpan berfokus pada pasar internasional. Negara yang
barang pada umumnya dilengkapi dengan pintu, rak diekspor antara lain seperti Amerika Serikat, Belgia,
dan laci, dalam bentuk seperti lemari buku, lemari Perancis, Belanda, dan Spanyol.

Page | 160
Yogi Pasca Pratama / Jurnal Manajemen Industri dan Logistik – Vol. 2 No. 2, November 2018

Kendala yang dihadapai industri furnitur dalam Berkaitan dengan hal tersebut, maka proses
perdagangan furnitur di pasar global setidaknya packaging dan stuffing menjadi hal yang penting.
harus memperhatikan empat pilar utama. Empat pilar Proses packaging sendiri pada intinya merupakan
yang menentukan daya saing produk ekspor furnitur proses pengemasan/pengepakan/pembungkusan
Indonesia yaitu, bahan baku, proses produksi, desain setiap produk untuk menjamin produk yang
dan inovasi, serta pemasaran. Terkait dengan bahan dikirimkan aman sampai ke tangan konsumen.
baku, faktor yang mempengaruhi adalah standarisasi Sedangkan stuffing sendiri merupakan aktivitas
kualitas bahan baku, stabilitas harga, kepastian dalam penataan dan penempatan produk yang sudah
pasokan, efisiensi mata rantai distribusi, teknologi di-packing dan dikirim melalui kontainer. Dengan
pengelolaan, keberlangsungan jangka panjang, dan sistem packaging dan stuffing yang baik, produsen
infrastruktur. [3] dapat meminimalkan kerusakan produk pada saat
distribusi, serta dapat mengoptimalkan kontainer
Salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam sebaik mungkin agar dapat mengangkut produk
usaha ekspor seperti yang telah dijelaskan secara optimal sesuai kapasitas kontainer.
sebelumnya adalah yang terkait dengan mata rantai
distribusi. Supply chain atau rantai pasok atau Pengemasan merupakan salah satu keputusan
logistik merupakan salah satu faktor penting untuk penting dalam pembuatan produk ritel, selain
meningatkan keunggulan perusahaan dalam keputusan lain seperti, penentuan atibut produk,
persaingan global [5]. Supply chain management branding, labeling, dan layanan purna jual [9].
sebagai koordinasi dari keseluruhan kegiatan rantai Pengemasan merupakan kegiatan mewadahi produk,
pasokan, dimulai dari bahan baku dan diakhiri melindungi, menjaga kondisi, memindahkan, dan
dengan pelanggan yang puas [6]. Tujuan dari supply menginformasikan produk agar produk terjual dan
chain management adalah untuk mengoordinasi digunakan konsumen. Pengemasan sendiri
kegiatan dalam rantai pasokan untuk merupakan gabungan dari ilmu pengetahuan, seni,
memaksimalkan keunggulan kompetitif dan manfaat desain, dan teknologi untuk membungkus, menutupi,
dari supply chain bagi konsumen akhir, sehingga atau melindungi suatu produk agar produk tidak
diperlukan rekonsiliasi antara kebutuhan pelanggan rusak selama proses distribusi, penyimpanan,
akhir dengan kemampuan sumber daya yang ada penjualan, hingga penggunaannya oleh konsumen
pada jaringan rantai pasok [7]. Supply chain [10]. Melihat persaingan bisnis yang semakin ketat,
management berfokus pada upaya mengintegrasikan setiap proses produksi harus mampu menghasilkan
dan mengelola aliran barang dan jasa dan informasi nilai tambah (value added) agar mampu bertahan
melalui supply chain untuk membuatnya responsif dalam persaingan.[11]
terhadap kebutuhan pelanggan sambil menurunkan
total biaya.[8] Packaging dapat dikategorikan menjadi beberapa
jenis. Pengelompokkan pengemasan dalam konteks
Pada umumya kesalahan dalam proses logistik tersebut antara lain, pengemasan primer,
pengiriman barang dari manufaktur kepada yaitu bahan yang membungkus dan mewadahi
konsumen (Forward Logistics, FL) tersebut langsung suatu produk; pengemasan sekunder, yaitu
mengakibatkan adanya proses pengiriman kembali untuk menyatukan beberapa pengemasan primer;
produk kepada manufaktur (Reverse Logistics, RL) dan pengemasan tertier, yaitu pengemasan untuk
untuk diperbaiki. Kemudian, produk yang telah menangani pengemasan sekunder dalam jumlah
diperbaiki akan dikirimkan ulang ke retailer. Dengan lebih banyak untuk penyimpanan di gudang ataupun
kata lain, terjadi dua kali aktivitas distribusi untuk pengangkutan dalam kontainer.[10]
produk yang mengalami cacat akibat distribusi.
Selain itu, produk yang cacat akan merugikan secara Dalam konteks pengemasan, terdapat enam
bisnis karena memunculkan biaya perbaikan persyaratan pengemasan yang baik. Pertama, dapat
(service), memunculkan backlog dan menurunkan melindungi dan menjaga isi barang. Produk yang
tingkat kepuasan konsumen.[7] disimpan dalam kemasan membutuhkan
perlindungan terhadap getaran, benturan,
elektrostatis, tekanan, temperatur, dan lain- lain.

Page | 161
Yogi Pasca Pratama / Jurnal Manajemen Industri dan Logistik – Vol. 2 No. 2, November 2018

Selain itu, kemasan harus dapat menjaga produk dari produk, yaitu pada saat penataan produk di dalam
paparan oksigen, air, dan debu. Kedua, mewadahi kontainer. Penataan yang baik akan berdampak pada
dalam satuan kemasan (unitization). Barang-barang pengoptimalan penggunaan ruang yang tersedia di
kecil biasanya dikelompokkan dalam satu kemasan kontainer, sehingga dapat memuat lebih banyak
untuk efisiensi penanganan. Ketiga, indentifikasi dan barang. Selain itu, penataan yang baik juga
informasi yang jelas di setiap tahapan proses logistik. berdampak pada berkurangnya resiko kerusakan
Kemasan dan label juga berisi informasi tentang barang pada saat pengiriman.
bagaimana menggunakan, menyimpan, mengangkut,
menangani, me-recycle, dan bagaimana membuang Berdasarkan hasil observasi, UD Surya Abadi
produk atau kemasan itu sendiri. Keempat, Furniture mengalami beberapa kendala terkait proses
kemenarikan kemasan dalam pemasaran (market packaging dan stuffing. Kendala dalam proses
appeal). Pengepakan dan label dapat digunakan oleh packaging meliputi kerusakan produk pada saat akan
tim pemasaran untuk meyakinkan calon pembeli agar dikemas, permintaan tertentu dari konsumen terkait
membeli produk tersebut. Desain grafis kemasan bahan packaging, dan beberapa masalah seperti
maupun desain dari kemasan itu sendiri merupakan ukuran karton box yang tidak sesuai dengan produk.
bagian penting dan inovasi yang terus dilakukan. Kemudian pada proses stuffing juga mengalami
Komunikasi marketing dan desain grafis dibuat pada berbagai kendala, seperti kesalahan dalam
permukaan bahan kemasan dan sering pula dibuat penumpukkan barang di dalam kontainer, waktu
pada point of sale display. Kelima, keamanan stuffing yang lama sedangkan konsumen
terhadap keutuhan isi kemasan. Pengepakan menginginkan proses stuffing dapat berjalan cepat,
memainkan peranan yang penting dalam mengurangi serta kurangnya pengecekan pada kondisi kontainer
risiko keamanan dalam pengiriman. Pengepakan yang terkadang terdapat kebocoran.
dapat dibuat dengan anti-pendodosan untuk Berbagai kendala tersebut tentu berdampak pada
mencegah terjadinya pendodosan, dan sebaliknya tingkat kepuasan konsumen, terutama pada produk
dapat juga dibuat agar bila terjadi pendodosan akan ekspor. Kendala tersebut dapat merugikan bagi
tampak bekasnya sehingga dapat dengan cepat konsumen atau produsen dalam contoh kasus ketika
diketahui. Terakhir, keenam, kemudahan proses barang dikembalikan karena setelah sampai pada
penanganan dan perlakuan dalam transport. konsumen ternyata terdapat produk yang mengalami
Pengepakan harus dirancang agar mudah dalam kerusakan. Dan kerusakan ini karena kurangnya
penggunaan atau proses pengepakannya, perhatian pada proses packaging dan stuffing yang
penanganan secara manual, maupun penanganan diberlakukan di UD Surya Abadi Furniture.
dengan mekanisasi atau otomatisasi. Pengepakan
harus dirancang agar memberi kemudahan dalam Atas dasar latar belakang itulah, peneliti
unitisasi, pendistribusian, penumpukan, melakukan penelitian untuk melihat bagaimana
penyimpanan, tidak membuang ruang, display, kondisi sistem packaging dan stuffing yang
penjualan, mudah dibuka, mudah ditutup lagi, mudah diterapkan pada UD Surya Abadi Furniture. Hal ini
digunakan, dibuang, dan digunakan.[10] karena melihat UD Surya Abadi Furniture sebagai
salah satu representasi industri furnitur lokal,
Setelah proses packaging, maka proses khususnya di Provinsi Jawa Tengah yang hingga kini
selanjutnya yang berkaitan dengan distribusi produk masih mampu bertahan untuk memproduksi produk
adalah stuffing. Stuffing adalah kegiatan penataan furnitur dan mengekspornya ke berbagai negara.
barang yang telah selesai dikemas ke dalam Oleh karena itu, penelitian ini merumuskan
kontainer dengan memberikan kode-kode yang pertanyaan penelitian: pertama, bagaimanakah
sudah ditentukan dalam shiping mark dan dihitung sistem packaging yang diterapkan di UD Surya
untuk dasar pembuatan packaging list dan invoice. Abadi Furniture? Kedua, bagaimanakah sistem
[12] stuffing yang dilakukan di UD Surya Abadi
Inti dari proses stuffing adalah bagaimana Furniture?
mencapai efisiensi dalam salah satu tahap distribusi

Page | 162
Yogi Pasca Pratama / Jurnal Manajemen Industri dan Logistik – Vol. 2 No. 2, November 2018

Melaui penelitian ini, peneliti bertujuan untuk tidak terstruktur, serta dokumentasi. Peneliti
dapat menjelaskan bagaimana proses kegiatan melibatkan diri dalam keseharian pelaku yang
packaging dan stuffing yang dilakukan oleh salah diteliti, mengamati apa yang dikerjakan orang,
satu industri furnitur yang ada di Jawa Tengah. mendengarkan apa-apa yang diucapkan, dan
Sehingga dengan demikian, dapat dipaparkan berpartisipasi dalam aktivitas terteliti [14]. Melalui
deskripsi kegiatan packaging dan stuffing di industri teknik pengumpulan data ini, yang menjadi
furnitur lokal. Hal ini menjadi penting melihat instrumen utama penelitian adalah peneliti sendiri.
persaingan industri furnitur yang semakin ketat, serta Sehingga peneliti dapat mengumpulkan data berupa
posisi industri furnitur Indonesia yang semakin deskripsi tentang bagaimana berjalannya proses
sedikit proporsinya dalam peta persaingan usaha packaging dan stuffing yang dilakukan di UD Surya
industri furnitur dunia. Selain itu, hasil penelitian Abadi Furniture.
juga dapat dimanfaatkan oleh perusahaan furnitur
lokal, khususnya UD Surya Abadi Furniture sebagai Teknik Analisis Data
bahan telaah dan bahan koreksi dalam Teknik analisis data yang dilakukan dalam
mengembangkan proses packaging dan stuffing yang penelitian ini dilakukan dalam tiga prosedur.
lebih baik. Pertama adalah reduksi data, yang dilakukan dengan
merangkum, memilah hal-hal yang pokok, kemudian
2. METODE PENELITIAN
mencari pola dan temanya. Kedua adalah penyajian
Ruang Lingkup penelitian data, yaitu mendeskripsikan sekumpulan informasi
dengan tujuan untuk memudahkan pemahaman atas
Penelitian ini dilakukan di salah satu industri apa yang terjadi selama penelitian dijalankan.
furnitur, yaitu UD Surya Abadi Furniture, yang Terakhir adalah verifikasi data, yaitu penyesuaian
berlokasi di Desa Trangsan, Kecamatan Gatak, data dengan kondisi yang sebenarnya terjadi
Kabupaten Sukoharjo, Provinsi Jawa Tengah. sehingga dapat membangun kesimpulan yang
Peneltian ini dilakukan pada rentang waktu: bulan kredibel dan dapat dipercaya.
Februari sampai bulan Maret Tahun 2016.
Perusahaan ini dipilih karena UD Surya Abadi 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Furniture merupakan salah satu perusahaan furnitur
yang telah berhasil mengekspor produknya ke Packaging UD Surya Abadi Furniture
berbagai negara. Perusahaan ini juga telah berdiri Sebagai bentuk upaya menjaga kualitas produksi,
sejak tahun 2002, dan konsisten dalam memproduksi UD Surya Abadi Furniture memberikan perhatian
produk furnitur terutama yang berbahan utama rotan lebih terhadap proses akhir produksi, yaitu
dan kayu. packaging. Hal ini berlandasakan komitmen
Sumber Data perusahaan untuk memberikan hasil produksi yang
berkualitas sampai pada tangan konsumen. Tahap
Sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini packaging kemudian secara opsional disertai dengan
berupa data primer dan data sekunder. Data primer uji packaging untuk mengukur sejauh mana tingkat
berupa deskripsi atas pengamatan yang peneliti kemanan produksi yang telah dikemas dan siap
lakukan, wawancara, tata cara drop test, dan kirim.
dokumentasi kegiatan. Data sekunder yang peneliti
peroleh digunakan sebagai pendukung dalam Uji packaging yang dimaksud adalah dengan
penyusunan hasil penelitian ini. Data tersebut pelaksanaan drop test. Drop test secara konseptual
merupakan tulisan ilmiah yang berkaitan dengan berfungsi untuk menguji bagaimana kekuatan
packaging dan stuffing dalam pengelolaan industri. packing yang dilakukan dapat melindungi produk
yang dikirim. Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam
Metode Pengumpulan Data proses pengiriman barang, besar kemungkinan paket
yang dikirim dapat terjatuh, tertumpuk, dan
Metode pengumpulan data yang digunakan terlempar sehingga kemungkinan berakibat pada
peneliti adalah observasi partisipatif, wawancara paket yang penyok bahkan rusak. Meskipun

Page | 163
Yogi Pasca Pratama / Jurnal Manajemen Industri dan Logistik – Vol. 2 No. 2, November 2018

demikian, drop test dilakukan oleh UD Surya Abadi Bahan packaging yang digunakan oleh UD Surya
Furniture secara opsional, artinya berdasarkan Abadi Furniture mengikuti standar ISO, hal ini untuk
permintaan konsumen. Hal ini karena pelaksanaan menjaga kualitas barang produksi. Setidaknya ada 5
drop test membutuhkan biaya tambahan, sehingga jenis bahan utama yang digunakan dalam proses
konsumen yang menginginkan pengujian drop test packaging, antara lain sebagai berikut.
harus bersedia membayar biaya tambahan.
1. Single Face
Proses packaging yang dilakukan UD Surya Abadi Single face merupakan jenis bahan pembungkus
Furniture melalui mekanisme yang sudah utama untuk produk furnitur yang tidak
terlembaga. Proses tersebut ditunjukkan dalam beraturan.
gambar berikut. 2. Carton Box
Carton box digunakan untuk packing dengan
bentuk beraturan seperti persegi dan persegi
Instruksi Koordinasi
panjang.
3. Polywarp
Polywrap digunakan untuk melindungi stainless
dari gesekan/goresan saat packing dan stuffing.
Pengecekan Ambil Bahan 4. Onionskin
Onionskin merupakan bahan packaging yang
digunakan untuk melapisi permukaan produk
dari gesekan/goresan.
5. Gabus
Packaging Monitoring Gabus berfungsi sebagai peredam benturan
pada produk furnitur.
Proses packaging produk furnitur yang dilakukan
oleh UD Surya Abadi Furniture dilakukan dalam
Laporan
beberapa tahap. Pertama-tama adalah
mempersiapkan alat yang digunakan, seperti tali
Gambar 1. Alur Proses Packaging UD rafia, cutter, gunting, penjapit, lem, klem, stapping
Surya Abadi Furniture band, serta label produk. Langkah selanjutnya adalah
pengecekan pada produk, jika diperlukan maka
Gambar tersebut menjelaskan mengenai dilakukan pengamplasan pada bagian produk yang
mekanisme packaging di UD Surya Abadi Furniture masih kurang rapi. Kemudian melapisi bagian ujung
yang dimulai dari proses intruksi dan diakhiri dengan sisi produk dengan onionskin, yang bertujuan agar
penyusunan laporan. Tahap instruksi maksudnya warna tetap terlindungi ketika terjadi gesekan.
kepala produksi mengintruksikan kepada kepala regu Bagian rangka stainless dibalut dengan polywrap
packaging untuk melakukan packaging berdasarkan serta mengemas aksesori produk dengan plastik.
perencanaan shipment yang diterima. Tahap Kemudian memasang bahan packaging dengan
selanjutnya yaitu koordinasi kepala regu packaging single face secara menyeluruh pada tiap bagian untuk
dengan pegawai bagian packaging. Kemudian, melindungi produk dari gesekan saat stuffing.
pegawai packaging mengambil bahan dan label Terakhir, memasang label yang sesuai dengan nama
sesuai instruksi kerja kepada bagian gudang, yang produk pada sisi carton box sebagai identitas produk.
dilanjutkan dengan pengecekan dari kepala regu Drop Test
packaging. Setelah bahan siap, pegawai packaging
melakukan proses packaging dengan dibawah Mekanisme drop test merupakan uji untuk
monitor kepala regu packaging. Proses terakhir mengetahui tingkat keamanan barang yang telah di-
adalah pembuatan laporan yang berisikan hasil kerja packing. Melalui uji ini, diharapkan dapat
packaging. meminimalkan terjadinya kerusakan pada saat

Page | 164
Yogi Pasca Pratama / Jurnal Manajemen Industri dan Logistik – Vol. 2 No. 2, November 2018

pengiriman. Seperti yang telah dijelaskan pengiriman. Selain itu, stuffing yang baik juga dapat
sebelumnya, pelaksanaan drop test merupakan mengurangi biaya transportasi. Hal tersebut dapat
permintaan dari pembeli, dan bukan disediakan meningkatkan citra baik produsen di mata
secara otomatis oleh produsen. Hal ini karena uji konsumen, serta secara tidak langsung dapat
dengan drop test diperlukan biaya tambahan dengan menngkatkan keuntungan perusahaan.
kualitas bahan packaging yang lebih baik serta
memerlukan waktu yang lebih lama dibandingkan Proses stuffing pada UD. Surya abadi Furniture
dengan waktu yang diperlukan packaging biasa. dilakukan dalam tahap-tahap sebagai berikut:

Packaging dengan drop test membutuhkan bahan 1. Pembuatan ceklist sesuai dengan packing
yang lebih berkualitas. UD Surya Abadi Furniture list.
menambahkan tambahan bahan pelindung (foam) 2. Pemeriksaan kontainer seperti light test,
dan carton box yang lebih tebal dengan penggunaan kebersihan, bebas bau, kering, bebas hama,
double wol. Penggunaan tambahan barang ini dapat kondisi pintu apakah dapat ditutup dengan
meningkatkan keaman produk furnitur yang akan baik, dan kondisi atap apakah tidak berkarat
dikirim. atau berlubang.
3. Penataan barang sesuai dengan pola
Pelaksanaan packaging dengan drop test dan penyusunan, meratakan berat dan menyusun
tidak dengan drop test sebenarnya sama saja, dengan rapi dan teratur.
terkecuali dengan penggunaan material tambahan 4. Pemaksimalan dan pengoptimalisasian
packaging seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. kapasitas kontainer serta pengikatan barang
Setelah produk selesai packaging, tahap drop test dengan tali agar tidak goyah pada saat
dapat dimulai. UD Surya Abadi Furniture melakukan perjalanan.
drop test secara manual dengan pengujian 5. Stuffing selesai, kemudian dilakukan proses
menjatuhkan barang pada titik dan sudut tertentu fumigasi.
serta pada ketinggian tertentu sesuai aturan yang ada. 6. Terakhir adalah pemasangan sealing dan
Pelaksaan drop test ini diawasi langsung oleh kepala gembok pada kontainer.
bagian produksi. Setelah proses uji menjatuhkan
barang selesai, kemudian dilakukan unpackaging Mekanisme dalam stuffing pada intinya
untuk mengecek kondisi barang serta menganalisis mengoptimalkan penggunaan ruang kontainer untuk
tingkat keamanan serta kerusakan yang mungkin diisi dengan barang produksi yang akan dikirim. UD
dapat terjadi. Pelakasanaan drop test ini juga Surya Abadi Furniture menggunakan metode stuffing
didokumentasikan guna dikirim kepada pembeli dengan mengecek perbandingan antara volume
sebagai laporan atas pelaksanaan drop test. kontainer dengan volume barang. Penghitungan ini
dapat digunakan sebagai acuan dalam melihat
Stuffing UD Surya Abadi Furniture seberapa banyak barang yang dapat masuk ke
kontainer. Selain itu, juga dilihat bagaimana
Setelah packaging serta drop test selesai menentukan pengaturan posisi barang di dalam
dijalankan, maka selanjutnya yang perlu dilakukan kontainer. Hal ini dilakukan dengan melihat ukuran
adalah pelaksanaan stuffing. Stuffing pada intinya kontainer dengan carton box.
merupakan upaya untuk menata barang yang akan
dikirim secara optimal sehingga dapat No Jenis Ukuran Ukuran Ukuran Perban-
memaksimalkan ruang terbatas pada kontainer. dalam Luar dingan
kontainer Carton
Proses stuffing ini mempunyai peran penting 40” Box
dalam rangkaian pengiriman produksi UD Surya 1 Ukuran Panjang 12032 1430 8,41
Abadi Furniture. Melalui penataan yang baik dengan mm mm
mempertimbangkan pola penyusunan yang rapi, Lebar 2352 mm 440 5,34
pembagian berat yang rata, dan packaging yang mm
berkualitas, dapat memberikan perlindungan lebih Tinggi 2698 mm 560 4,81
baik pada resiko kerusakan barang pada waktu mm

Page | 165
Yogi Pasca Pratama / Jurnal Manajemen Industri dan Logistik – Vol. 2 No. 2, November 2018

2 Kapa- m3 76 m3 0,34 223,52 proses ini. Bahan yang digunakan untuk proses
sitas m3 packaging juga sudah memenuhi standar untuk
Tabel 1. Perbandingan Ukuran dalam Container pengemasan produk furnitur, sehingga dapat
Dengan Ukuran Karton Box meminimalkan tingkat kerusakan produk furnitur
dalam proses pengiriman. Oleh karena itu,
Penghitungan pada tabel di atas menjadi acuan
perusahaan ini tetap dapat bertahan dalam persaingan
UD Surya Abadi Furniture dalam melakukan
pasar furnitur dunia.
mekanisme stuffing. Meskipun masih dilakukan
secara manual, UD Surya Abadi Furniture Waktu dan sumberdaya dalam proses packaging
menganggap hal ini masih dapat digunakan dan stuffing di UD Surya Abadi Furniture masih
walaupun dengan tingkat akurasi yang kurang tinggi. terdapat celah untuk dioptimalkan. Pengembangan
teknologi, pengadaan pelatihan bagi pekerja serta
Waktu yang dibutuhkan dalam proses stuffing UD
menjaga produktivitas pekerja yang tinggi dapat
Surya Abadi Furniture bervariasi tergantung pada
meningkatkan mutu [13]. Pelaksanaan metode drop
kapasitas kontainer dan jumlah barang. Pada
test, meskipun hanya dilakukan ketika ada
kontainer dengan ukuran 20` dibutuhkan waktu
permintaan dari konsumen, tetapi pelaksanaannya
kurang lebih 2 jam. Pada ukuran kontainer 40`
masih dilakukan secara manual. Oleh sebab itu
standar dibutuhkan waktu kurang lebih 3 jam.
disarankan agar UD. Surya Abadi Furniture dapat
Kemudian pada ukuran kontainer 40` highcube
menggunakan alat drop tester sehingga lebih
dibutuhkan waktu kurang lebih 4 jam.
terpercaya di mata konsumen dan mendapatkan hasil
Menurut UD. Surya Abadi Furniture, stuffing yang lebih optimal. Selain itu, proses stuffing juga
yang dilakukan dengan efektif dapat memberikan masih menggunakan penghitungan secara manual
berbagai keuntungan. Pertama, perlindungan lebih untuk menyiapkan rancangan penataan barang pada
baik pada kerusakan barang. Penataan yang tepat kontainer. Hal ini dapat dimaksimalkan, baik
yaitu dengan pembagian berat yang merata, pola mengurangi waktu dan tenaga dengan cara
penyusunan yang rapi, dan didukung packaging yang menggunakan software pengaturan stuffing,
berkualitas, maka dimungkinkan dapat menekan sehingga proses stuffing dapat dilakukan secara
angka kerusakan produk seminimal mungkin dalam optimal dengan memanfaatkan seluruh ruang di
proses distribusi. Kedua, mengurangi biaya kontainer secara maksimal.
transport. Penataan barang yang maksimal dengan
cara memanfaatkan setiap ruang kosong di kontainer,
hal tersebut mengindikasikan barang yang dimuat 5. DAFTAR PUSTAKA
semakin banyak, sehingga berpengaruh pada biaya
trucking yang menjadi lebih rendah. Ketiga, [1] E. Mundai, “Furnitur, Produk Berdaya Saing
meningkatkan keuntungan perusahaan. Hal ini Yang Butuh Perhatian,” in Info Komoditi
terkait dengan dua keuntungan sebelumnya, dimana Furnitur, Z. Salim and E. Munadi, Eds.
perusahaan dapat meminimalkan biaya serta Jakarta: Badan Pengkajian dan
menjamin kualitas barang tetap terjaga sampai pada Pengembangan Perdagangan, Kementerian
tangan konsumen, sehingga secara tidak langsung Perdagangan Republik Indonesia, 2017.
juga dapat meningkatkan citra baik perusahaan [2] Bank Indonesia, “Pola Pembiayaan Usaha
terhadap konsumen. Kecil (PPUK) Furnitur Kayu,” Jakarta, 2008.
4. KESIMPULAN [3] Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia,
Berdasarkan hasil penelitian yang telah “Roadmap Industri Mebel dan Kerajinan
dilakukan, UD. Surya Abadi Furniture menjalankan Indonesia ‘Target Pencapaian Ekspor 5
mekanisme packaging dan stuffing secara baik dan Milyar USD,’” Jakarta, 2015.
tersistem. Sudah terdapat divisi tersendiri yang [4] Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan
bertanggungjawab pada bagian packaging dan Indonesia, “10 Langkah Meningkatkan Daya
stuffing menunjukkan perhatian perusahaan pada

Page | 166
Yogi Pasca Pratama / Jurnal Manajemen Industri dan Logistik – Vol. 2 No. 2, November 2018

Saing Industri Mebel dan Kerajinan di Pasar [10] Zaironi, “Packaging,” Supply Chain
Global.” Himpunan Industri Mebel dan Indonesia, 2017. [Online]. Available:
Kerajinan Indonesia (HIMKI), Jakarta, 2016. http://supplychainindonesia.com/new/packag
ing/. [Accessed: 03-Jun-2016].
[5] Supply Chain Council, “Supply Chain
Operations Reference Model Overview,” [11] S. P. Puar and M. T. Siregar, “Rancangan
Supply Chain Council, 2010. [Online]. Sistem Elektronik Kanban untuk
Available: supply-chain.org. [Accessed: 07- Meningkatkan Efektivitas Produksi Just In
May-2016]. Time,” J. Manaj. Ind. dan Logistik, vol. 1,
no. 1, pp. 86–93, 2017.
[6] J. Heizer and R. Barry, Operations
Management: Sustainability and Supply [12] R. P. Suyono, Shipping Pengangkutan
Chain Management, 11th ed. Jakarta: Intermodal Ekspor Impor Melalui Laut, 3rd
Salemba Empat, 2014. ed. Jakarta: PPM, 2003.
[7] P. K. Ariningsih, I. . Sandy, and I. C. D. [13] A. Darmawi, Darsono, D. T. Kartono, and S.
Adventia, “Pengembangan Sistem Anantanyu, “Pengaruh Variabel Peningkatan
Operasional Downstream Logistics dengan Produktivitas, Penguasaan Teknologi Baru
Modifikasi P1R2,” J. Metris, vol. 17, pp. dan Pelatihan Terhadap Pengendalian Mutu
71–80, 2016. Terpadu Karyawan Pada Industri Tekstil dan
Garmen di Surakarta,” J. Manaj. Ind. dan
[8] R. R. S. and T. B. W, Operation Logistik, vol. 2, no. 1, pp. 3–13, 2018.
Management. United States of America:
Wiley, 2006. [14] Y. P. Pratama. Penelitian Kualitatif: Modul
Metode Pengumpulan Data. Riau: CV. Draft
[9] P. Kotler and G. Amstrong, Principles of Media
Marketing, 13th ed. United States of
America: Pearson, 2010.

Page | 167

You might also like