Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

Jurnal GeoEco ISSN: 2460-0768

Vol. 3, No. 1 (Januari 2017) Hal. 33-39


POLA KERUANGAN BUDAYA MERARIQ MASYARAKAT LOMBOK TIMUR
(Implementasinya Sebagai Pengayaan Pembelajaran Geografi Kelas XI
Pada Pokok Bahasan Budaya Nasional dan Interaksi Global)

Susiana Minawati1, Moh. Gamal Rindarjono2, Sarwono3


Email: susianaminawati90@gmail.com

ABSTRACT

This study aims to determine the spatial pattern merariq culture, public perception of merariq culture,
trends merariq cultural change, and the implementation of research results as enrichment materials on the
subject of national culture and global interaction. Field work in the district are still often do merariq which
is in District Sakra and rarely do merariq in District Aikmel, using descriptive qualitative method. The
sampling technique using snowball sampling and random sampling. Data were collected through
documentation, in-depth interviews (depth interview) in order to obtain information about the distribution
and trends of cultural change merariq and questionnaires are used to obtain information about the public
perception of culture merariq and to obtain student feedback on the implementation of the research results
as a material for enrichment. The data has been analyzed using interactive techniques, conducted since the
beginning of the study and during the study process is implemented. The results showed that people's
perceptions of the fundamental principles of doing merariq (elope), the public perception of the
implementation merariq, and the public perception of the procession merariq most communities in the
District Aikmel perception cons so that the downward trend in culture merariq higher, while in District
Sakra have the perception that pro so that the tendency of decrease in the low merariq culture. Subdistrict
Community Sakra most have royalty notch group so that they often do merariq, spread in the village Sakra,
Suangi village, village news, Sakra village south, Rumbuk Village East Village East Village Suangi Moyot.
people who rarely do merariq is Keselet Village and Village Rumbuk. While in the District Aikmel majority
of communities have rarely do merariq because most of the people included in the group of students that
emphasizes the line of Islam, spread in the village Aikmel, Village Aikmel East Village Aikmel West Village
Aikmel North, Village Toya, Village Bagiq Nyaka Pupils, Village Kalijaga, Village Kalijaga East, Central
Kalidjaga village, village Lenek Kalibambang, Lenek Village, Duren Lenek village, village and village
Kembangkerang Sukarema. As well as residents who often do merariq (elope) is located in the village of
Lenek power, Kembang Kerang Power, New Kalidjaga Village, Village Lenek Lauk, New Lenek Village and
Village Lenek Pesiraman. Student and teacher responses to the indicators content / material, linguistic
indicators and indicators presentation mode high values obtained on the criterion strongly agree (SS) and
agree (S). With these criteria that the spatial patterns of material culture Aikmel merariq in the District and
in the District of Sakra can support students' horizons in understanding the subject matter of the national
culture and global interaction.
Keywords: Merariq, Spatial Pattern, Perception, Enrichment

PENDAHULUAN semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat


Indonesia merupakan salah satu negara dalam rangka kehidupan masyarakat yang
kepulauan yang kaya akan budaya, masing- dijadikan milik diri manusia dengan belajar.
masing pulau yang terdiri dari beberapa Jadi budaya itu adalah sesuatu hal yang
wilayah memiliki kebudayaan tersendiri pernah dilakukan masyarakat secara turun
sesuai dengan lingkungan dan kondisi alam temurun dan sangat bersangkutan dengan
yang ditinggali. Koentjaraningrat (1981:180), adat istiadat masyarakat. Pulau Lombok
menyatakan bahwa kebudayaan adalah Budaya-budaya yang ada pada masyarakat

33
*1 Mahasiswa S2 PKLH FKIP UNS
*2,3 Staff Mengajar Prodi S2 PKLH FKIP UNS
Jurnal GeoEco ISSN: 2460-0768
Vol. 3, No. 1 (Januari 2017) Hal. 33-39
Lombok berupa tari jangger, hadrah rebana, pemberitahuan dilanjutkan dengan nyelabar
tarung peresean, bau nyale, dan Merariq. atau kesepakatan mengenai biaya
Budaya masyarakat Lombok yang pernikahan. kemudian proses pelaksanaan
banyak mendapat sorotan adalah budaya pernikahan dalam adat merariq bisa
Merariq yang merupakan adat pernikahan dilanjutkan hingga ke proses yang terahir
Lombok, Adat istiadat merupakan tata yaitu nyongkolan, acara ini biasanya
kelakuan yang kekal dan turun temurun dari dilakukan dengan memperkenalkan kedua
generasi kegenerasi lain sebagai warisan mempelai ke masyarakat luas dengan
sehingga kuat integrasinya dengan pola-pola berjalan melewati desa-desa, baik dari desa
perilaku masyarakat (Kamus besar bahasa mempelai wanita dan pria.
indonesia, 1988:5,6). Menurut JC. Seiring dengan perkembangan zaman
Mokoginta (1996:77), “adat istiadat adalah budaya Merariq ini sudah mulai ditinggalkan
bagian dari tradisi yang sudah mencakup oleh masyarakat Lombok, sehingga terjadi
dalam pengertian kebudayaan. Karena itu, perubahan kebudayaan, yang disebabkan
adat atau tradisi ini dapat dipahami sebagai oleh adanya faktor-faktor perubahan dari
pewarisan atau penerimaan norma-norma dalam (intern) masyarakat serta dari luar
adat istiadat”. adat istiadat adalah sebuah (ekstern) masayarakat itu sendiri. Faktor
aturan yang ada dalam suatu masyarakat intern merupakan faktor yang berasal dari
yang di dalamnya terdapat aturan-aturan masyarakat itu sendiri yang menyebabkan
kehidupan manusia serta tingkah laku perubahan kebudayaan. Faktor
manusia didalam masyarakat tersebut, tetapi ekstern merupakan faktor yang berasal dari
bukan merupakan aturan hukum. Adat luar masyarakat melalui interaksi sosial yang
pernikahan masyarakat Lombok salah mendorong terjadinya suatu perubahan
satunya yaitu merariq, di mana perempuan kebudayaan, (Soekanto, 1990). Setiap orang
apabila mereka mau dinikahkan oleh seorang memiliki persepsi yang berbeda-beda
lelaki maka yang perempuan harus dilarikan terhadap budaya merariq, seperti yang
dulu kerumah keluarga dari pihak laki-laki. dikatakan oleh Mulyana (2000: 75) setiap
Kawin lari dalam bahasa Sasak disebut orang memiliki gambaran yang berbeda-beda
merariq (Salam, 1992: 82). sehari setelah mengenai realitas disekelilingnya. Untuk itu
dilarikan maka akan diutus salah seorang perlu diketahui bagaimana persepsi
untuk memberitahukan kepada pihak masyarakat di Kecamatan Sakra dan di
keluarga perempuan bahwa anaknya akan Kecamatan Aikmel terhadap budaya merariq.
dinikahkan oleh seseorang, ini yang disebut Setelah persebaran budaya merariq di
dengan masejati. Setelah diadakan Kecamatan Aikmel dan di Kecamatan Sakra

34
Jurnal GeoEco ISSN: 2460-0768
Vol. 3, No. 1 (Januari 2017) Hal. 33-39
telah diketahui serta faktor-faktor yang digunakan untuk mengetahui persepsi
berpengaruh terhadap perubahan merariq dan masyarakat terhadap budaya merariq dengan
persepsi masyarakat, penulis merasa bahwa jumlah reponden yang telah di tentukan.
hasil penelitian ini harus di bagikan kepada Teknik pengumpulan data dalam
bidang pendidikan di Sekolah dengan penelitian ini adalah menggunakan teknik
diimplementasikan sebagai materi sebagai berikut:
pengayaan, supaya siswa lebih mengetahui 1. Wawancara Mendalam (indepth
faktor-faktor yang ada di lingkungan interview)
sekitarnya yang mempengaruhi perubahan Wawancara mendalam digunakan untuk
budaya merariq serta dengan tujuan supaya memperoleh data mengenai faktor-faktor
dapat memebrikan pemahaman yang lebih dari kecendrungan perubahan atau
terhadap Pokok Bahasan Budaya Nasional penurunan budaya merariq dan pola
dan Interaksi Global yangdiajarakna pada persebaran budaya merariq di lombok
mata pelajaran Geografi kelas XI semester 2. timur.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti 2. Angket
tertarik untuk mengadakan penelitian Angket ini ditujukan kepada responden di
mengenai “ Pola Keruangan Budaya Merariq lokasi penelitian untuk megetahui persepsi
Adat Masyarakat Lombok (Implementasinya masyarakat terhadap budaya merariq.
Sebagai Pengayaan Pembelajaran Geografi Metode angket ini dilakukan dengan
di Kelas XI Pada Pokok Bahasan Budaya cara memberi seperangkat
Nasional dan Interaksi Global). pertanyaan/pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawab. Angket yang

METODE PENELITIAN digunakan dalam penelitian ini adalah

Metode penelitian ini adalah penelitian angket terbuka dan angket tertutup.

kualitatif menggunakan jenis deskriptif,.


Teknik pengambilan sampel dalam penelitian
ini menggunakan teknik Snowball Sampling 3. Dokumentasi

dan Kuota Sampling. Untuk pengambilan Mengumpulkan sejumlah dokumen yang

sampel secara snowball terlebih dahulu diperlukan sebagai bahan data informasi

peneliti memilih atau menentukan informan sesuai dengan masalah penelitian, seperti

yang berkaitan dan dianggap mampu peta, data statistik, data penduduk dan

memberikan informasi atau data dalam foto.

penelitian ini. Teknik Kuota Sampling Teknik analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah model analisis

35
Jurnal GeoEco ISSN: 2460-0768
Vol. 3, No. 1 (Januari 2017) Hal. 33-39
interaktif, dimana analisis data dilakukan diperoleh dari masyarakat Lombok Timur
sejak awal penelitian dan selama proses mengenai faktor-faktor perubahan budaya
penelitian dilaksanakan. Setalah Data merariq.
diperoleh, kemudian dikumpulkan untuk 2. Triangulasi Teknik, peneliti menggunakan
diolah secara sistematis, yang dimulai dari teknik pengumpulan data yang berbeda-
wawancara, observasi, mengedit, beda untuk mendapatkan data dari sumber
mengklasifikasi, mereduksi, selanjutnya yang sama. Dimana peneliti menggunakan
aktivitas penyajian data serta menyimpulkan wawancara mendalam dan dokumentasi
data, (Miles dan Huberman, dalam Sugiyono, untuk sumber data yang sama secara
2011: 91). seperti pada gambar berukut: serempak.

PENGUMPULAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHA-


DATA
SAN
PENYAJIAN
DATA 1. Persepsi Masyarakat terhadap Budaya
Merariq (kawin lari) di Kabupaten
Lombok Timur
REDUKSI
DATA
Persepsi terhadap prestise keluarga
KESIMPULAN perempuan sudah berubah dengan banyaknya
/VERIFIKASI
jumlah responden yang mempersepsikan
bahwa perempuan yang akan dinikahkan tidak
Gambar 1. Analisis data model interaktif
harus dilarikan akan tetapi dengan cara datang
Pemeriksaan terhadap keabsahan data langsung kepada orang tua perempuan untuk
dalam penelitian kualitatif merupakan bagian lamaran, karena dengan cara lamaran
yang sangat penting, yaitu untuk mengetahui perempuan merasa istimewa. Responden di
derajat kepercayaan dari hasil penelitian yang Kecamatan Aikmel lebih banyak menganggap
telah dilakukan. Pengecekan data untuk bahwa dengan lamaran merupakan cara yang
memperoleh keyakinan terhadap kebenaran sangat istimewa dan cara yang lebih baik dari
data dalam Penelitian ini digunakan cara merariq dibandingkan dengan responden
triangulasi sumber data dan triangulasi teknik, di Kecamatan Sakra. Pada prinsip
(Sugiyono, 2011:330). superioritas dan inferioritas responden di

1. Triangulasi Sumber, guna mendapatkan Kecamatan Sakra lebih banyak menganggap

data dari sumber yang berbeda-beda bahwa rasa superioritas dan inferioritas sudah

dengan teknik yang sama, dalam hal ini biasa sehingga masyarakat tidak memandang

sumber datanya adalah informasi yang rendah pada perempuan yang dibawa merariq

36
Jurnal GeoEco ISSN: 2460-0768
Vol. 3, No. 1 (Januari 2017) Hal. 33-39
jika dibandingkan dengan persepsi responden budaya kawin lari perlu untuk
di Kecamatan Aikmel. Persepsi responden dilestarikan.
terhadap tawar menawar pisuke dalam d. Merariq (kawin lari) merupakan
merariq bahwa responden di Kecamatan sebuah bentuk dari simbol kejantanan
Aikmel lebih banyak mempersepsikan prosesi seorang laki-laki.
tawar menawar pisuke dalam merariq sangat 3. Pola Keruangan Budaya Merariq
penting untuk dilakukan karena dengan (kawin lari) di Kabupaten Lombok
adanya tawar menawar dapat mencegah Timur.
timbulnya permasalahan diantara kedua belah Berdasarkan hasil wawancara mendalam
pihak. dengan beberapa narasumber di Kecamatan
Aikmel dan Kecamatan Sakra bahwa sejak
2. Kecendrungan Perubahan Budaya
tahun 2009 budaya merariq sudah mulai
Merariq (kawin lari) di Lombok Timur
ditinggalkan oleh masyarakat. namun
Masyarakat yang cenderung melakukan
perubahan itu terdapat di beberapa Desa,
merariq sebagian besar terdapat di Kecamatan
terutama desa yang menjadi pusat kota
Sakra dan yang cederung memilih tidak
kecamatan
melakukan merariq terdapat di Kecamatan
Aikmel. Setelah melakukan wawancara 4. Hasil Implemetasi sebagai Pengayaan
mendalam (indept intervew) dengan beberapa dalam Pembelajaran Geografi pada
narasumber dapat diketahui kecendrungan Pokok Bahasan Budaya Nasional dan
masyarakat melakukan merariq didorong oleh Interaksi Global
beberapa motif, yaitu: Hasil dari implementasi sebagai materi
pengayaan di Kelas XIa-d pada siswa yang
a. Merasa malu dan merasa segan untuk
sudah mencapai kriteria ketuntasan minimal
meminta izin atau meminta restu dari
(KKM), untuk indikator isi/materi diperoleh
orang tua, karena takut dan khawatir
persentase tinggi pada kriteria sangat setuju
tidak diizinkan menikah.
(SS) dan Setuju (S). Indikator kebahasaan
b. Supaya uang pisuke yang akan
nilai persentase yang tinggi terdapat pada
diberikan kepada perempuan tidak
kriteria sangat setuju (SS) dan setuju (S),
terlalu tinggi.
artinya bahasa yang digunakan dalam
c. Pandangan masyarakat yang sudah
penyusunan materi pengayaan mudah
menganggap cara kawin lari
dipahami. Indikator penyajian, berdasarkan
merupakan sebuah budaya yang sudah
kriteria yang paling banyak dipilih oleh siswa
diwarisi oleh nenek moyang sehingga
yaitu sangat setuju (SS), setuju (S) dan netral

37
Jurnal GeoEco ISSN: 2460-0768
Vol. 3, No. 1 (Januari 2017) Hal. 33-39
(N) bahwa penyajian materi serta gambar tetapi beberap desa di Kecamatan Sakra
dalam pengayaan pola keruangan budaya masyarakatnya sebagian besar tidak
merariq di Kecamatan Aikmel dan di melakukan merari (kawin lari).
Kecamatan Sakra sangat jelas dan sistematis 4. Hasil penelitian pola keruangan budaya
sehingga tidak membuat siswa bingung. merariq (kawin lari) sangat mendukung
untuk menambah wawasan siswa dalam
KESIMPULAN
memahami pembelajaran dalam materi
1. Masyarakat di Kecamatan Aikmel sudah
pokok budaya nasional dan interaksi
banyak mempersepsikan bahwa budaya
global.
merariq (kawin lari) kurang pantas untuk
dilakukan, begitu juga dengan persepsi DAFTAR PUSTAKA
terhadap prosesi dalam merariq akan Liberman, Alvin M. 1985. The Motor Theory
berubah. Berbeda dengan di Kecamatan of Speech Perception Revised. Cognition.
Vol. 21 (1): 1-36
Sakra yang sangat menjunjung tinggi nilai
adat dalam budaya merariq (kawin lari) Muzayyanah, DF, Iklilah, Perempuan dalam
Perdebatan Ijbar, dalam Jurnal Istiqra':
oleh karena itu persepi masyarakat di Jurnal Penelitian Islam Indonesia, Vol. 07
Kecamatan Sakra terhadap merariq (kawin no. 1, tahun 2008, Jakarta: Depag RI,
2008.
lari) tidak berubah
Mulyana, Deddy. 2000. Ilmu Komunikasi:
2. Ada 5 motif masayrakat lebih cendrung Suatu Pengantar. Bandung:
melakukan merariq (kawin lari), dengan Remaja Rosdakarya
motif tersebut sehingga menyebabkan Markus, Hazel R, Kitayama dan Shinobu.
1991. Culture and The Self: Implications
penurunan budaya merariq sejak dahulu
For Cognition, Emotion, and Votivasion.
hingga sekarang penurunannya sangat tipis Psychological Review.Vol. 89 (2): 224-
253
3. Budaya merariq (kawin lari) di Kecamatan
Aikmel dan di Kecamatan Sakra sudah Prastowo, Andi S. M. 2011. Memahami
Metode-Metode Penelitian. Jogjakarta: Ar-
mulai ditinggalkan oleh masyarakat, Ruzz Media.
sebagian besar desa-desad di Kecamatan
Pabundu, Moh, H. Tika. 2005. Metode
Aikmel masyarakatnya sebagian besar Penelitian Geografi. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
tidak melakukan merariq, untuk
kedepannya budaya merariq (kawin lari) di Rizkan , Lalu Akhmad. 2012. Perkawainan
Adat Sasak Lombok, (Online).
Kecamtan Aikmel akan semakin menurun. (http://laluakhmadrizkan.blogspot.com/,
Sedangkan di desa-desa Kecamatan Sakra diunduh 3 November 2014)

masyarakatnya sebagian besar masih Ratmaja, Lalu Bahrie, dan Sudirman. 2012.
Prosesi Perkawinan Masyarakat Gumi
melakukan merariq (kawin lari), akan

38
Jurnal GeoEco ISSN: 2460-0768
Vol. 3, No. 1 (Januari 2017) Hal. 33-39
Sasak. Lombok Timur: KSU Primaguna
Kerjasama Pusat Studi dan Kajian Budaya.
Rakhmat, Jalaludin. 2009. Psikologi
komunikasi. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Riduwan. 2014. Dasar-dasar Statistika.
Bandung: Alfabeta
Robbins, S.P. 2001. Psikologi Organisasi,
(Edisi ke-8). Jakarta: Prenhallindo.
Soekanto, S, 1990. Sosiologi Suatu
Pengantar. Jakarta: Gatindo
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian
Kuantitatif, kualitatif dan R & D.
Bandung: Alfabeta.
Sobur, Alex. 2003. Psikologi Umum.
Bandung: CV Pustaka Setia.
Sinaga, Maruli. 1995. Pengetahuan peta.
Yogakarta: Fakultas Geografi Universitas
Gajdah Mada.
Sumaatmadja, Nursid. 2002. Pendidikan
Pemanusiaan Manusia Manusiawi.
Bandung: Alpabeta

39

You might also like