Professional Documents
Culture Documents
Kepuasan Masyarakat Terhadap Layanan Keagamaan Oleh Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat (Ditjen Bimas) Buddha
Kepuasan Masyarakat Terhadap Layanan Keagamaan Oleh Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat (Ditjen Bimas) Buddha
01 Juni 2019
Website Journal: http://blasemarang.kemenag.go.id/journal/index.php/smart
DOI: https://doi.org/10.18784/smart.v5i1.761
ABSTRAK
Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat (Ditjen Bimas) Buddha merupakan satuan
kerja di lingkungan Kementerian Agama yang memiliki tugas melakukan pelayanan
terhadap umat agama Buddha. Layanan keagamaan ini telah diselenggarakan oleh
Ditjen Bimas Buddha sejak tahun 2007. Penelitian ini hendak melihat apakah pelayanan
keagamaan yang dilakukan Ditjen Bimas Buddha ini memenuhi kepuasan masyarakat
pengguna layanan yang sebagian berkultur desa. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui: 1) tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan keagamaan Ditjen
Bimas Buddha Kementerian Agama pada tahun layanan 2018, dan 2) unsur pelayanan
yang perlu mendapatkan prioritas perbaikan di tahun 2019. Penelitian ini merupakan
penelitian kuantitatif dengan tehnik pengumpulan data melalui survey secara online berupa
e-questionair kepada responden di 34 provinsi. Analisisnya menggunakan metode servqual
yang bersesuaian dengan Permenpan Nomor 14 Tahun 2017 tentang Pedoman Survei
Kepuasan Masyarakat. Temuan penelitian ini adalah: 1) tingkat kepuasan masyarakat
terhadap pelayanan keagamaan Ditjen Bimas Buddha Kemenag pada tahun layanan 2018
adalah sebesar 3,0045 pada skala 4 kategori “C” dengan mutu “Kurang Baik”, 2) unsur
pelayanan yang perlu mendapatkan prioritas perbaikan di tahun 2019 adalah unsur
sarana dan prasarana khususnya pada kapasitas ruang pelayanan, kelengkapan sarana
dan prasarana, unsur waktu pelayanan khususnya ketepatan waktu penyerahan produk
pelayanan, dan percepatan penyerahan produk pelayanan
Kata kunci: Manajemen; Kepuasan Masyarakat; Layanan Keagamaan; servqual; Zona
Integritas
73
Jurnal SMaRT Volume 05 Nomor 01 Juni 2019
74
Kepuasan Masyarakat Terhadap Layanan Keagamaan oleh Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat (Ditjen Bimas) Buddha
Dian Hafit Syaifullah, halaman 73-84
semata-mata untuk kegiatan pelayanan publik Umat Buddha berdasarkan sensus BPS (Na’im,
(PP Pelayanan Publik, 2012). Dalam tataran 2010: 42) pada tahun 2010 berjumlah 1.703.254
Kementerian Agama pelayanan publik tersebut orang. Sedangkan distribusi kitab suci pada
diselenggarakan oleh Menteri Agama yang untuk tahun 2018 sudah tidak ada lagi semenjak kasus
selanjutnya mendelegasikannya kepada satuan korupsi pengadaan buku/kitab suci pada tahun
kerja di Kementerian Agama. 2012 (Rahman, 2016).
75
Jurnal SMaRT Volume 05 Nomor 01 Juni 2019
Hubungan antara servqual dan unsur Tabel 2.Tingkat Kepuasan Masyarakat Terhadap
pelayanan dalam Kemenpan RB tersebut Layanan Keagamaan Ditjen Bimas Buddha Tahun
diilustrasikan dalam matrik berikut: Layanan 2018
76
Kepuasan Masyarakat Terhadap Layanan Keagamaan oleh Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat (Ditjen Bimas) Buddha
Dian Hafit Syaifullah, halaman 73-84
77
Jurnal SMaRT Volume 05 Nomor 01 Juni 2019
menanyakan persyaratan. Masyarakat bahkan sistem online relatif siapapun yang mengakses
sudah bisa mulai memenuhi persyaratannya dan membacanya akan sama kapanpun waktu
sejak dari rumahnya. Bila sudah dilakukan secara mengakses dan membacanya. Sistem online juga
online masyarakat tidak perlu berkali-kali ke dipercaya masyarakat akan mengurangi waktu
kantor hanya untuk berkonsultasi persyaratan. meninggalkan aktivitas utama demi mengurus
Informasi yang disajikan secara online layanan.
diharapkan bukan saja jenis dokumennya tetapi Unsur Pelayanan Waktu Penyelesaian
juga form standar tentang dokumen tersebut Tabel 6. Tanggapan Responden Terhadap Tingkat Ke-
yang dibuat dalam bentuk MS-Word sehingga cepatan Unsur Pelayanan Waktu Penyelesaian
memudahkan masyarakat untuk melakukan copy
paste dalam memenuhi bentuk standar tersebut. Tingkat Kecepatan Bobot Frekuensi Persentase
78
Kepuasan Masyarakat Terhadap Layanan Keagamaan oleh Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat (Ditjen Bimas) Buddha
Dian Hafit Syaifullah, halaman 73-84
tertinggi di antara seluruh unsur pelayanan Kurang Sopan, Kurang Ramah 2 1 3,1
Tidak Sopan, Tidak Ramah 1 0 0,0
lainnya. Sebagai perbandingan kategori ini juga
Jumlah 32 100,0
sama dengan nilai rata-rata unsur pelayanan
kompetensi pelaksana Layanan Haji (Abidin. sumber: data diolah 2018
2017: 11). Unsur pelayanan Perilaku Pelaksana
Keluhan masyarakat terhadap kompetensi memiliki nilai rata-rata 3,0938. Berdasarkan
pelaksana adalah tidak seragamnya standar Menpan RB nilai ini berada pada kategori
pengetahuan di antara pegawai yang satu “Baik”. Walau sudah dipersepsi baik namun baru
dengan yang lain. Hal ini menyebabkan 12,5% perilaku pelaksana layanan keagamaan
terjadinya inkonsistensi informasi yang Ditjen Bimas Buddha yang dipersepsi masyarakat
diperoleh masyarakat dari pelaksana yang memiliki kualitas tertinggi.
berbeda. Untuk itu diperlukan koordinasi Fakta bahwa unsur pelayanan Perilaku
dan kerjasama antar pelaksana layanan agar Pelaksana berada pada urutan ketiga dalam nilai
pengetahuan mereka seragam dan informasi rata-rata setelah unsur pelayanan Kompetensi
yang disampaikan menjadi konsisten. Pelaksana dan unsur pelayanan Penanganan
Pelaksana yang kurang kompeten dalam Pengaduan, Saran, dan Masukan perilaku ini
suatu layanan yang bersifat offline dan tidak sejalan dengan hasil penelitian studi kasus
adanya sarana informasi dari media lain di Universitas Diponegoro (Wahyudin et al,
sehubungan dengan layanan tersebut merupakan 2018: 1) yang menyatakan bahwa Dimensi
pemicu dari rendahnya persepsi masyarakat Konsekuensional (pengamalan) dalam
pada unsur pelayanan lainnya. Pelaksana terminologi Glock& Stark berpengaruh secara
yang kurang kompeten akan menyebabkan signifikan terhadap organizational citizenship
masyarakat yang bertanya kebingungan behavior (OCB). Istilah OCB diartikan sebagai
terhadap unsur pelayanan Persyaratan kesediaan pegawai untuk melakukan pekerjaan
sehingga terjadi komentar “dipermudah lagi secara sukarela terhadap hal-hal yang sebetulnya
dari persyaratan awal”. Persyaratan yang bukan menjadi tanggung jawabnya. Dimensi
sangat sederhana namun disampaikan oleh konsekuensional adalah sejauh mana seseorang
pelaksana layanan yang kompetensinya rendah itu mau berkomitmen dengan ajaran agamanya
akan menyebabkan mislead kepada masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya;
sehingga persyaratan yang sederhana tersebut menolong orang lain, bersikap jujur, mau berbagi,
nampak sangat berat. Begitu juga Kompetensi tidak mencuri yaitu segala sesuatu yang dekat
Pelaksana yang rendah akan berdampak pada dengan aspek sosial.
kesan Sistem, Mekanisma, dan Prosedur yang Keluhan yang disampaikan sebagian
ditetapkan untuk memperoleh layanan tersebut masyarakat adalah masih kurangnya
menjadi tidak konsisten/berubah-ubah keramahan. Di komentar masyarakat tentang
79
Jurnal SMaRT Volume 05 Nomor 01 Juni 2019
peningkatan perilaku pelaksana adalah untuk 3,1875. Berdasarkan standar Menpan RB nilai ini
“Tingkatkan pelayanan dengan senyum, sapa, berada pada kategori “Baik”.
dan salam”. Masyarakat yang baru berhubungan Penanganan Pengaduan, Saran, dan
dengan pelaksana layanan menyatakan Masukan idealnya mengacu pada Menpan,
menginginkan persamaan perilaku ramah 2014. Regulasi tersebut mengatur bahwa
kepada “semua tamu baik sudah kenal atau mempermudah penanganan pengaduan, perlu
tidak dan menghargai orang yang lebih tua”. dibuatkan prosedur pengelolaan pengaduan
Masyarakat pengguna layanan senang dengan dengan menginformasikan secara jelas nama
perilaku “ketulusan dalam pelayanan” sehingga petugas, nomor telepon, alamat email, dan
akan tercipta citra “petugas lebih ramah dan alamat kantor yang dapat dihubungi. Bentuk
sabar”. pengelolaan umum dalam pengaduan adalah
Kultur masyarakat pengguna layanan penyediaan kotak saran, sms, portal pengaduan,
keagamaan dekat dengan laku keagamaan dan petugas penerima pengaduan. Hal tersebut
(meditatif dalam agama Buddha) sehingga secara tersembunyi mengandung arti bahwa
berbagai kekurangan petugas maupun ada petugas khusus yang berfungsi sebagai
mekanisme dan fasilitas kantor akan terhapus pengelola pengaduan masyarakat atas layanan
oleh sikap sopan dan ramah yang ditampakkan yang diberikan bila layanan tersebut tidak sesuai
pelaksana. Masyarakat yang tulus menginginkan dengan harapan. Dikarenakan tidak dinyatakan
lebih kepada ketulusan dan kesabaran pelaksana secara eksplisit tentang petugas tersendiri maka
dalam pelayanannya. Pelayanan yang sudah adanya kenyataan tentang petugas lain atau atasan
prima pun akan dianggap buruk kualitasnya langsung pelaksana yang bersangkutan yang
bila masyarakat pengguna layanan diperlakukan menerima pengaduan langsung bisa dianggap
dengan cara yang kurang dalam sambutannya. Hal sebagai petugas penerima pengaduan. Hal
ini akan tambah bermasalah jika senyum, sapa, terpenting yang harus dicapai dari penanganan
dan salam hanya diberikan pada yang dikenal pengaduan ini adalah terselesaikannya hajat
saja maka akan menimbulkan “kecurigaan liar” masyarakat pengguna layanan keagamaan secara
terhadap diskriminasi tersebut walaupun sang memuaskan.
pelaksana memperlakukan segala sesuatunya Peristiwa yang secara umum terjadi di
sesuai dengan aturan. lapangan adalah layanan di tingkat Kantor
Penanganan Pengaduan, Saran, Dan Wilayah Kementerian Agama dilaksanakan
Masukan oleh Pembimbing Masyarakat (Pembimas)
Buddha yang memiliki staf sangat terbatas.
Tabel 10. Tanggapan Responden Terhadap Unsur Pe-
Seluruh Kantor Wilayah Kementerian Agama
layanan Penanganan Pengaduan, Saran, Dan Masukan
se-Indonesia memiliki Pejabat eselon III dan
Tingkat Kualitas Bobot Frekuensi Persentase IV urusan agama Buddha berjumlah 33 orang
yang dibantu oleh 59 Jabatan Pelaksana/
Layanan pengaduan dikelola 4 18 56,3
dengan baik JFU (Simpeg, 2019). Kekuatan personil yang
Layanan pengaduan fung- 3 7 21,9 terbatas tersebut akan menjadi tulang punggung
sinya kurang maksimal
pelayanan bila masyarakat merasakan adanya
Ada tim pengaduan layanan 2 2 6,3
tapi tidak berfungsi ketidaknyamanan dalam pelayanan. Masyarakat
Tidak ada tim yang menan- 1 5 15,6 tidak sungkan-sungkan akan berusaha
gani pengaduan
menghubungi atasan langsung Jabatan
Jumlah 32 100,0
Pelaksana/JFU yang bersangkutan. Sejauh
sumber: data diolah 2018 ini berdasarkan nilai rata-rata yang termasuk
Unsur pelayanan Penanganan Pengaduan, dalam kategori “Baik” pola ini dapat dikatakan
Saran, dan Masukan memiliki nilai rata-rata efektif.
80
Kepuasan Masyarakat Terhadap Layanan Keagamaan oleh Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat (Ditjen Bimas) Buddha
Dian Hafit Syaifullah, halaman 73-84
81
Jurnal SMaRT Volume 05 Nomor 01 Juni 2019
Unsur pelayanan dengan nilai rata-rata terhadap jawaban terbuka responden yang tersaji
tersebut terutama Sarana dan Prasarana perlu sebagai berikut:
mendapatkan prioritas utama dalam perbaikan Tabel 13. Coding Keluhan Responden Terhadap Wak-
di tahun 2019. Sedangkan tiga unsur pelayanan tu Pelayanan
lainnya yang telah mencapai kategori “Baik” No Coding Jawaban terbuka responden
harus dipertahankan adalah: Era digital semua layanan harus
express. Contoh kementerian perda-
1. Unsur Pelayanan Perilaku Pelaksana dengan 1
Percepatan penyele
gangan lebih cepat, PTSP, KPP, dll. Ke-
saian dengan online
nilai rata-rata 3,0938 menterian Agama ketinggalan prestasi
administrasinya.
2. Unsur Pelayanan Penanganan Pengaduan 2
Percepatan penyerahan Kami mengharapkan untuk pelayanan
produk lebih cepat lebih baik
Saran dan Masukandengan nilai rata-rata Percepatan penyerahan
4 Lebih cepat lagi
3,1875 produk
3. Unsur Pelayanan Kompetensi Pelaksana Ketepatan waktu penye Butuh konsistensi dalam penyampaian
5
rahan produk info biar lebih efektif.
dengan nilai rata-rata 3,2188 Ketepatan waktu penye
6 Selalu tepat waktu
rahan produk
Perbaikan pada dua unsur pelayanan
terendah tersebut agar lebih berdaya guna, sumber: data diolah 2018
maka kedua unsur pelayanan tersebut harus Berdasarkan coding terhadap jawaban
mengarah kepada permasalahan mendasar yang terbuka responden atas unsur pelayanan Waktu
dikeluhkan oleh masyarakat pengguna layanan. Pelayanan maka perbaikan Waktu Pelayanan
Untuk mengidentifikasi hal tersebut maka harus menyelesaikan 3 hal berikut:
dilakukan tabulasi dan coding atas jawaban 1. Ketepatan waktu penyerahan produk
terbuka responden. 2. Percepatan penyerahan produk
Tabel 12. Coding Keluhan Responden Terhadap Sa- 3. Percepatan penyelesaian dengan online
rana dan Prasarana
Hal tersebut menunjukkan tabulasi
No Coding Jawaban terbuka responden
coding antara dua unsur pelayanan Sarana
1 Kapasitas Tempat perlu ditingkatkan
dan Prasarana serta Waktu Penyelesaian yang
Ruang pelayanan
2 Kapasitas Ruangan terlalu sepit dijadikan prioritas dalam perbaikan untuk tahun
Ruang pelayanan 2019 terdapat satu kata kunci yang mencakup
3 Layanan online Untuk sarpras mesti disesuaikan dg jaman semua perbaikan yang dibutuhkan yaitu: online.
now dimana segala sesuatunya bisa berjalan
sesuai yg di kehendaki. CEPAT, SINGKAT, Menjadikan layanan keagamaan dalam platform
TEPAT. online di masa disrupsi saat ini adalah sebuah
4 Kelengkapan Lebih diperhatikan lagi untuk kelengkapan
sarana dan prasana keniscayaan.
Sarpras
5 Kelengkapan Sarana prasarana Penutup
Sarpras Secara umum temuan penelitian
sumber: data diolah 2018 menunjukkan bahwa tingkat kepuasan
Berdasarkan coding terhadap jawaban masyarakat atas pelayanan keagamaan yang
terbuka responden atas unsur pelayanan Sarana diselenggarakan Ditjen Bimas Buddha pada
dan Prasarana maka perbaikan Sarana dan tahun layanan 2018 berada pada kategori
Prasarana harus menyelesaikan 3 hal berikut: “Kurang Baik”. Nilai kepuasan tersebut adalah
1. Kapasitas ruang pelayanan sebesar 3,0045 dalam skala 4. Dalam terminologi
mutu pelayanan Kemenpan RB, nilai tersebut
2. Meng-online-kan layanan
berada pada “mutu pelayanan C”.
3. Kelengkapan sarana dan prasarana
Walaupun secara umum berada pada
Pengidentifikasian perbaikan waktu nilai “Kurang Baik” namun beberapa unsur
pelayanan dilakukan dengan proses coding pelayanan tertentu dianggap masyarakat telah
82
Kepuasan Masyarakat Terhadap Layanan Keagamaan oleh Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat (Ditjen Bimas) Buddha
Dian Hafit Syaifullah, halaman 73-84
memenuhi kepuasan dengan tingkat “Baik”. Fakhriati serta JPT Sekretariat Balitbang Diklat
Unsur pelayanan yang dipersepsi masyarakat yaitu: Harriyah dan Rini yang telah membantu
telah memenuhi tingkat “Baik” adalah: 1) unsur hingga terwujudnya tulisan ini.
pelayanan perilaku pelaksana 2) unsur pelayanan
penanganan pengaduan saran dan masukan Daftar Pustaka
serta, 3) unsur pelayanan kompetensi pelaksana. Abidin, Zaenal et al. 2017. Laporan Ringkas
Hasil Survei Kepuasan Pelayanan
Temuan penelitian juga menunjukkan
Haji di Indonesia Tahun 2017. Jakarta:
terdapat empat unsur pelayanan yang Puslitbang Bimas Agama dan Layanan
memerlukan prioritas perbaikan. Empat Keagamaan.
unsur pelayanan tersebut tingkat kepuasan
Alpizar et al. 2014. “Civil Religion (Fenomena
masyarakatnya berada pada tingkat “Kurang
Ajaran Tridharma Di Riau)”. TOLERANSI:
Baik”. Unsur pelayanan yang paling memerlukan Media Komunikasi Umat Beragama.
prioritas perbaikan adalah sarana dan prasarana Volume 6 Nomor 1, Januari – Juni 2014.
karena nilai rata-ratanya terendah dari yang lain Hlm. 133 – 152
yaitu 2,7188. Unsur pelayanan yang menjadi Dharmadjie, Miguel. 2018. “Tim Monev Ditjen
prioritas kedua untuk diperbaiki adalah waktu Bimas Buddha Evaluasi Kinerja Penyuluh
pelayanan yang nilai rata-ratanya sebesar 2,8125. Agama Buddha Non PNS Sulsel”. http://
Sedangkan unsur pelayanan persyaratan dan makassar.tribunnews.com/2018/12/10/
unsur pelayanan sistem, mekanisme dan prosedur tim-monev-ditjen-bimas-buddha-
keduanya memiliki nilai tingkat kepuasan yang evaluasi-kinerja-penyuluh-agama-
buddha-non-pns-sulsel diakses 28
sama sehingga berada pada urutan prioritas
Januari 2019 pukul 17.16 WIB
perbaikan yang setara urgensinya.
Dirjen Bimas Buddha. 2017. Keputusan Direktur
Penelitian ini juga menghasilkan rekomendasi
Jenderal Agama Buddha Nomor 322
sebagai berikut: 1) Ditjen Bimas Buddha perlu Tahun 2017 Tentang Tanda Daftar Rumah
memprioritaskan pengalokasikan sumber Ibadah Agama Buddha.
daya finansial dan sumber daya manusianya
Dirjen Bimas Buddha. 2017. Keputusan Direktur
untuk meningkatkan kepuasan masyarakat atas Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha
Layanan Keagamaan untuk Tahun Layanan Nomor 323 Tahun 2017 Tentang Tanda
2019 agar mutu pelayanan meningkat menjadi Daftar Organisasi Keagamaan Buddha.
“Baik”. 2) Ditjen Bimas Buddha perlu menggali Kadir R, Abd. 2014. “Umat Minoritas Dalam
cara-cara baru dalam bentuk pemanfaatan Pelayanan Kementerian Agama:
teknologi informasi yakni berupa layanan online Menyasar Penganut Agama Budha di
sehingga dengan input sumber daya finansial Kota Jayapura Provinsi Papua”. Jurnal
maupun sumber daya manusia yang sama akan “Al-Qalam”. Volume 20 Nomor 1, Juni
menghasilkan tingkat kepuasan yang lebih tinggi. 2014 . Hlm. 57-64
83
Jurnal SMaRT Volume 05 Nomor 01 Juni 2019
84