Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

Jurnal Warta LPM

Vol. 23, No. 1, Maret 2020, hlm. 45-53


p-ISSN: 1410-9344; e-ISSN: 2549-5631
homepage: http://journals.ums.ac.id/index.php/warta

Deteksi Dini Penyakit Jantung Koroner di Desa Kalimanggis dan Madiasari


Kabupaten Tasikmalaya

Nur Lina, Dian Saraswati


Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Siliwangi
Email:nurlina@unsil.ac.id

Article Info Abstract


Coronary heart disease (CHD) is a disease caused by plaque that builds
Submitted: 11Oktober 2019 up in the coronary arteries that supplies oxygen to the heart muscle. One
Revised: 23 Oktober 2019 of the basic steps in controlling CHD is by screening for hypertension,
Accepted: 23 Desember 2019 which is blood pressure testing, and education by carrying out activities
Published: 23 Januari 2020 of IbBM Awareness of heart disease in patients with hypertension which is
education to find hypertension which is very useful in order to encourage
Keywords: awareness, CHD, hypertension sufferers to seek treatment to prevent heart disease. .
hypertension
Awarenes heart disease is part of the management of non-communicable
diseases, especially heart disease. The implementation of IbBM activities
was carried out in collaboration with 2 (two) community groups PKK
of Kalimanggis Village, Manonjaya District and Madiasari Village,
Kecamatang Cineam, Tasikmalaya Regency. The methods used at this
stage are (1) showing direct evidence through checking for tension; (2)
changes in perception, partners receive information through observing,
demonstrating, and using media or props. The method used at this stage
is counseling (3) Adoption. After awareness of heart disease in patients
with hypertension, an increase in the average pretest value from 51.52
to 93.22. Awareness of heart disease was able to detect the incidence of
hypertension in the community and increase community participation
to check blood pressure and reduce blood pressure and prevent heart
disease.

Kata kunci: deteksi dinis, PJK, Abstrak


Hipertensi
Masyarakat yang mempunyai tekanan darah dengan kategori hipertensi
memiliki potensi menderita penyakit jantung koroner (PJK). Deteksi
dini PJK salah satunya dengan melakukan pemeriksaan tekanan
darah. Tujuan dari pengabdian masyarakat untuk meningkatkan
pengetahuan, sikap dan ketrampilan mitra untuk melakukan deteksi
dini PJK yaitu penyakit yang disebabkan adanya plak menumpuk di
dalam arteri koroner yang mensuplai oksigen ke otot jantung. Metode
yang digunakan yaitu penyuluhan untuk memberikan edukasi PJK
dan pelatihan pemeriksaan tekanan darah dengan praktek langsung

45
Lina, dan Saraswati - Deteksi Dini Penyakit Jantung Koroner ...

menggunakan tensimeter. Hasil menunujukkan bahwa penyuluhan


untuk memberikan edukasi mengenai PJK mampu meningkatkan
pengetahuan pada mitra sebesar 25,4%. Pelatihan pemeriksaan
tekanan darah untuk menentukan masuk kategori hipertensi atau tidak.
dengan menggunakan tensimeter mampu meningkatkan ketrampilan
mitra sebesar 41.7% Hasil uji statistik wilcoxon menunjukkan nilai p
value 0.00 artinya ada perbedaan yang signifikan antara pengetahuan
sebelum dan sesudah pemberian penyuluhan risiko menderita penyakit
jantung pada penderita hipertensi. Pengetahuan mitra meningkat ke
arah positif dan berpersepsi ke arah lebih baik dalam mengetahui risiko
menderita penyakit jantung pada penderita hipertensi.Simpulan dari
pengabdian ini yaitu deteksi dini penyakit jantung mampu mendeteksi
kejadian hipertensi di masyarakat. Peningkatan pengetahuan dan
ketrampilan mitra pengabdian dapat mendorong partisipasi masyarakat
untuk melakukan pencegahan PJK melalui pemeriksaan tekanan darah
secara rutin.

1. PENDAHULUAN laki-laki lebih penting. Fakta sekarang American


Penyakit jantung koroner (PJK) adalah Heart Association (AHA) mengatakan lebih
penyakit yang disebabkan adanya plak dari 1/3 perempuan dewasa menderita salah
yang menumpuk di dalam arteri koroner satu bentuk penyakit kardiovaskuler terutama
yang mensuplai oksigen ke otot jantung. penyakit jantung koroner dan jumlah kematian
Penyakit ini termasuk bagian dari penyakit pada perempuan melebihi laki-laki. Tahun 2012,
kardiovaskuler yang paling umum terjadi. sekitar 56% penyebab kematian perempuan
Penyakit kardiovaskuler merupakan gangguan adalah penyakit kardiovaskuler dan terbanyak
dari jantung dan pembuluh darah termasuk adalah penyakit jantung koroner (Salam T, 2013).
stroke, penyakit jantung rematik dan kondisi Masyarakat dengan status ekonomi rendah
lainnya (WHO, 2013). Penyakit jantung koroner (miskin) pada kuintil 1 dan 2, lebih berisiko
mempunyai komplikasi-komplikasi tersendiri dibandingkan dengan status ekonomi menengah
seperti aritmia, gagal jantung kongestif, infark ke atas (tidak miskin) pada kuintil 3,4 dan 5.
miokardial, dan kematian (Kumar P., 2012). Responden dengan pendidikan kurang tinggi
Penelitian faktor risiko dominan penderita lebih berisiko dibandingkan yang berpendidikan
jantung koroner di Indonesia menggunakan tinggi. Penderita hipertensi berisiko 5,34 kali
data sekunder dari Survei Riset Kesehatan Dasar mengalami PJK dibanding yang tidak (Lannywati,
Indonesia tahun 2013 didapatkan dari 722.329 2016).
responden usia ≥ 15 tahun didapat prevalensi Townsend (2013) menyatakan bahwa
penyakit jantung koroner sebesar 1,5 % (95 % penderita penyakit jantung koroner di negara
CI 1,4–1,5). Prevalensi penyakit jantung koroner berkembang terjadi disebabkan oleh hipertensi.
terlihat lebih besar pada perempuan yaitu 1,6% Hal ini menunjukkan bahwa hipertensi adalah
sedangkan pada laki-laki hanya 1,3%. Penderita salah satu faktor risiko utama terjadinya
jantung koroner lebih banyak di perdesaan. Jenis penyakit jantung koroner. Jumlah penderita
kelamin perempuan berisiko 1,22 kali terjadinya penyakit jantung koroner terus meningkat di
penyakit jantung koroner dengan p=0,0001, Indonesia. Penyakit ini dapat menimbulkan rasa
95% CI 1,17-1,27. kesakitan, kecacatan dan beban sosial ekonomi
Namun demikian, akibat pengaruh budaya bagi keluarga penderita, masyarakat, dan
dan cara pandang masyarakat, kesadaran akan negara. Oleh karena itu pemerintah serius dalam
pentingnya kesehatan jantung pada kaum upaya mengendalikan penyakit jantung koroner
perempuan masih rendah, masyarakat sering melalui program bersediapun kegiatan tahunan
beranggapan bahwa kesehatan suami atau kaum yang diselenggarakan.

46 Warta LPM, Vol. 23, No. 1, Maret 2020


Lina, dan Saraswati - Deteksi Dini Penyakit Jantung Koroner ...

Kabupaten Tasikmalaya merupakan PSP (pengetahuan, sikap, praktek). Prinsip


salah satu kabupaten dengan angka kejadian pembelajaran yang menekankan bahwa transfer
hipertensi yang tinggi. Berdasar profil Ipteks dimulai dengan transfer knowledge,
Puskesmas Monanjaya dan Puskesmas Cineam perubahan persepsi atau sikap dan mengadopsi
tahun 2018, penyakit hipertensi merupakan melalui praktek.
sepuluh besar penyakit yang banyak diderita Transfer Ipteks tersebut meliputi
masyarakat. Kondisi tersebut mendorong tim tahapan kegiatan (1) transfer knowledge
pelaksana untuk berkontribusi dalam upaya yaitu memberikan informasi dengan
pengendalian penyakit jantung koroner melalui mendengarkan, menyimak, dan menanggapi.
kegiatan pengabdian Deteksi Dini Penyakit Metode yang digunakan pada tahap ini
Jantung Koroner. Tim memberikan penyuluhan adalah menunjukkan bukti langsung melalui
dalam mengedukasi masyarakat tentang pemeriksaan tensi; (2) perubahan persepsi,
hipertensi dan penyakit jantung koroner sehingga mitra menerima informasi melalui mengamati,
dapat mendorong penderita hipertensi untuk demonstrasi, dan penggunaan media atau alat
mencegah terjadinya penyakit jantung dengan peraga. Metode yang digunakan pada tahap ini
melakukan pemeriksaan. adalah penyuluhan (3) Adopsi, mitra menerima
Deteksi dini penyakit jantung merupakan informasi dengan berlatih dan menerapkan.
bagian dari manajemen terhadap terjadinya Metode yang dilakukan pada tahap ini adalah
penyakit tidak menular khususnya penyakit pelatihan penggunaan tensimeter pada ibu ibu
jantung. Pelaksanaan kegiatan pengabdian yang menderita hipertensi.
kali ini dilakukan dengan melibatkan 2 (dua) Tujuan penyampaian informasi pada
kelompok masyarakat yaitu ibu-ibu PKK di Desa setiap tahapan adalah sebagai berikut; (1)
Kalimanggis kecamatan Manonjaya dan ibu Identifikasi penyakit hipertensi dengan tujuan
ibu PKK di Desa Madiasari Kecamatan Cineam untuk melakukan deteksi dini terhadap penyakit
Kabupaten Tasikmalaya. Kegiatan penyuluhan hipertensi. (2) Sosialisasi bertujuan untuk
disampaikan kepada seluruh ibu-ibu PKK di desa memberikan pengetahuan dan pemahaman
Kalimanggis dan Madiasari sedangkan pelatihan kepada mitra mengenai risiko penyakit jantung
pemeriksaan tekanan darah menggunakan pada penderita hipertensi, dilakukan dengan
tensimeter diberikan pada ibu ibu yang penyuluhan yang bertujuan agar mitra bersikap
menderita hipertensi. atau berpersepsi baik sehingga bersedia
Hasil pertemuan dan diskusi dengan mitra, melakukan pemeriksaan tekanan darah
disepakati bahwa upaya pemecahan masalah secara teratur (3) pelatihan dilakukan untuk
dilakukan dengan; (1) deteksi dini penyakit memastikan mitra dapat mampu menggunakan
hipertensi dengan cara pengukuran tekanan alat pengukur tensi. Melalui tahapan-tahapan
darah, (2) edukasi kepada ibu-ibu mengenai tersebut diharapkan proses transfer Ipteks
faktor risiko penyakit jantung pada penderita yang diberikan dapat dilakukan secara
hipertensi 3) Pelatihan pengukuran tekanan rutin dan berkelanjutan, menjadi kebiasaan
darah menggunakan tensimeter pada ibu-ibu yang dilakukan oleh mitra dan mitra dapat
penderita hipertensi. membagikan kemampuan yang dimiliki kepada
ibu-ibu lain yang menderita hipertensi.
2. METODE PELAKSANAAN Adapun tahapan pelaksanaan pemberian
Ipteks bagi bina masyarakat adalah sebagai
Mitra dalam kegiatan pengabdian kali
berikut:
ini adalah ibu-ibu PKK di Desa Kalimanggis
kecamatan Manonjaya dan Desa Madiasari a. Pemeriksaan tensi dengan tujuan untuk
Kecamatang Cineam Kabupaten Tasikmalaya. melakukan deteksi dini terhadap penyakit
Upaya yang dilakukan oleh tim pengusul agar hipertensi
mitra memiliki kesadaran terhadap pencegahan b. Penyuluhan risiko penyakit jantung pada
penyakit jantung sehingga bersedia melakukan penderita hipertensi, untuk memberikan
pemeriksaan tekanan darah secara teratur pengetahuan, pemahaman sehingga
dilakukan dengan menggunakan prinsip mendorong sikap atau persepsi baik untuk

Warta LPM, Vol. 23, No. 1, Maret 2020 47


Lina, dan Saraswati - Deteksi Dini Penyakit Jantung Koroner ...

bersedia melakukan pemeriksaan tekanan orang peserta pengabdian IbBM (28.81%)


darah secara teratur menderita hipertensi.
c. Pelatihan pengukuran tekanan darah b. Penyuluhan risiko penyakit jantung pada
menggunakan tensimeter untuk penderita hipertensi
memastikan mitra mampu menggunakan Penyuluhan risiko penyakit jantung pada
alat pengukur tekanan darah (tensimeter) penderita hipertensi dilakukan diawali
yang dibagikan. dengan pemberian pre tes yang berisi
Melalui tahapan-tahapan tersebut 10 soal kemudian diberikan penyuluhan.
diharapkan proses transfer Ipteks yang Materi penyuluhan yang diberikan meliputi
diberikan dapat berkelanjutan, menjadi besarnya masalah penyakit jantung di
kebiasaan yang dilakukan oleh mitra dan mitra dunia dan di Indonesia, faktor risiko pemicu
dapat membagikan kemampuan yang dimiliki terjadinya serangan jantung, hipertensi
kepada ibu-ibu lain yang menderita hipertensi. dan risiko menderita penyakit jantung,
identifikasi penyakit hipertensi, cara
mencegah dan mengendalikan hipertensi
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
agar tidak menderita penyakit jantung.
Deteksi dini penyakit jantung koroner Setelah selesai penyuluhan kemudian
diikuti oleh ibu-ibu yang berasal dari 2 Desa peserta diberikan post test.
yaitu Desa Kalimanggis Kecamatan Manonjaya
Penyuluhan risiko penyakit jantung pada
dan Desa Madiasari Kecamatan Cineam. Desa
penderita hipertensi dilakukan di Balai
Kalimanggis terletak 10 km dari Universitas
Desa Kalimanggis pada tanggal 22 Juni 2019
Siliwangi sedangkan desa Madiasari terletak 15
yang dihadiri oleh Kepala Desa Kalimanggis
km dari Universitas Siliwangi. Jumlah peserta
yang kebetulan juga perempuan dan 29 ibu
pengabdian masyarakat sebayak 59 orang.
PKK desa Kalimanggis.
Umur rata rata peserta deteksi dini penyakit
jantung 46 tahun dengan umur paling muda 22
tahun dan umur paling tua 74 tahun dan standar
deviasi 12.

Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan pengabdian dimulai dengan
melaksanakan pembahasan rencana kegiatan
pengabdian masyarakat yang dihadiri pengurus
PKK desa Kalimanggis dan desa Madiasari. Hasil
dari kegiatan ini adalah adanya kesepakatan
waktu pelaksanaan pengabdian masyarakat
yang dimulai pada tanggal 22 Juni 2019 di Balai
Desa Kalimanggis dan tanggal 29 Juni 2019 di Gambar 1 Pemeriksaan Tekanan Darah
Balai Desa Madiasari. Selanjutnya dilakukan
permohonan perijinan di Desa Kalimanggis
dan Desa Madiasari, Kecamatan Manonjaya dan
Kecamatan Cineam, Puskesmas Manonjaya dan
Puskesmas Cineam. Detail pelaksanan kegiatan
IbBM yang dilakukan sebagai berikut :
a. Pemeriksaan tekanan darah
Kegiatan pemeriksaan tekanan darah
bertempat dilakukan oleh tim pengabdian
masyarakat dengan menggunakan
tensimeter digital merek Omron dan
diikuti oleh 59 orang. Hasiil pemeriksaan
tensi didapatkan bahwa sebanyak 17 Gambar 2. Penyuluhan Risiko Penyakit Jantung
48 Warta LPM, Vol. 23, No. 1, Maret 2020
Lina, dan Saraswati - Deteksi Dini Penyakit Jantung Koroner ...

Penyuluhan risiko penyakit jantung pada tekanan darah sistole dan diastole disebut
penderita hipertensi dilakukan di Balai hipertensi. Sedikit mitra tidak mengetahui
Desa Madiasari dihadiri oleh ketua tim (18.6%) bahwa hipertensi dapat berisiko
penggerak PKK yang juga merupakan terkena penyakit jantung koroner.
bidan yang bertugas di Puskesmas Cineam Penyuluhan deteksi dini penyakit jantung
Kabupaten Tasikmalaya.Tim melakukan pre mampu meningkatkan pengetahuan
test dan post test untuk mengetahui tingkat sebagian besar responden tentang penyakit
pemahaman mitra tentang penyakit jantung jantung, tugas jantung, gejala penyakit
koroner.Pre test dan post test dilakukan jantung, faktor pemicu, mengetahui
cara pencegahan hipertensi dan dapat
secara tertulis karena seluruh responden
menjelaskan batas tekanan darah disebut
masih mampu membaca dan menulis. hipertensi. Hal yang masih kurang
Hasilnya terlihat dalam tabel 1. dipahami oleh peserta adalah terkait
Berdasar tabel 1, mitra sudah pernah bagaimana mekanismenya hipertensi
mendengar bahwa penyakit jantung dalam menyebabkan penyakit jantung.
merupakan pembunuh nomor satu di Mitra mampu melakukan pemeriksaan
dunia. Sebagian besar responden sudah tekanan darah dengan tensimeter
mengetahui bahwa fungsi jantung adalah dan mengetahui indikator menderita
hipertensi jika tekanan darah sistol lebih
memompa darah. Hanya sedikit mitra
dari atau sama dengan 140/90 mmHg.
yang mengetahui gejala penyakit jantung Mitra mendengarkan, menyimak, dan
sebelum penyuluhan (39%), setelah menanggapi materi tentang penyakit
penyuluhan 91.5% mitra mengetahui gejala hipertensi dan risikonya menderita
penyakit jantung. Kurang dari setengah penyakit jantung. Terbukti dengan
responden yang mengetahui bahwa banyaknya pertanyaan yang muncul antara
faktor risiko terjadinya penyakit jantung lain makanan apa yang dapat mencegah
adalah konsumsi lemak, kurang olahraga hipertensi, apa yang harus dilakukan jika
menderita hipertensi, apa bedanya nyeri
dan hipertensi. Belum semua mintra
dada karena penyakit jantung dan nyeri
mengetahui bahwa Penyakit jantung dapat dada karena penyakit lain serta berbagai
terjadi jika tekanan darah tinggi.Hanya pertanyaan lainnya.
sedikit mitra (3.4%) mengetahui batas

Tabel 1 Distribusi Hasil Soal Pretes dan Postes


Pretes Postes
No. Soal Tes
n % n %
1 Pengetahuan tentang Penyakit sebagai pembunuh nomor satu 43 72.9 58 98.3
di dunia
2 Pengetahuan mengenai tugas jantung manusia sebagai organ 55 98.2 58 98.3
untuk memompa darah
3 Pengetahuan mengenai gejala gejala penyakit Jantung 23 39,0 54 91,5
4 Pengetahuan mengenai faktor pemicu terjadinya serangan 28 47.5 56 94.9
jantung
5 Penyakit yang dapat terjadi jika tekanan darah tinggi 44 74.6 59 100
6 Cara mencegah Hipertensi 57 96.6 58 98.3
7 Lama aktifitas fisik minimal per hari untuk menjaga kesehatan 37 62.7 59 100
jantung
8 Batas Normal Tekanan darah sistole 2 3.4 55 93.2
9 Batas Normal Tekanan darah diastole 19 32.2 59 100
10 Hipertensi menyebabkan penyakit jantung 11 18.6 33 55.9

Warta LPM, Vol. 23, No. 1, Maret 2020 49


Lina, dan Saraswati - Deteksi Dini Penyakit Jantung Koroner ...

Mitra mendapatkan informasi dengan Tabel 2 Penghitungan Statistik Nilai Pretes dan
menyimak materi yang disampaikan dan Postes
terjadi peningkatan pengetahuan tentang ẋ ±SD
PJK sebesar 41,70% yaitu dari 51.52% Nilai P Value
(min-max)
menjadi 93,22% ngabdian masyarakat
Pretes 51.5±13.5 0.00
juga dilakukan dengan kampanye makan
buah dan mendemonstrasikannya kepada (30-80)
mitra yaitu makan buah pisang bersama. Postes 93.2±8.8
Harapannya masyarakat terutama yang (60-100)
menderita hipertensi selalu menyediakan
sayur dan buah buahan lokal seperti pisang
Hasil uji statistik wilcoxon didapatkan
yang banyak tersedia dan murah.
nilai p value 0.00 yang artinya ada
Melalui tahapan-tahapan tersebut perbedaan yang signifikan antara nilai
diharapkan proses transfer pengetahuan rata rata tes pengetahuan sebelum dan
yang diberikan dapat berkelanjutan, sesudah pemberian penyuluhan risiko
menjadi kebiasaan yang dilakukan oleh menderita penyakit jantung pada penderita
mitra dan mitra dapat membagikan hipertensi. Ada peningkatan nilai rata rata
kemampuan yang dimiliki kepada ibu- post test sebesar 41,7% dari nilai rata
ibu lain yang menderita hipertensi. Untuk rata pretes 51,5% meningkat menjadi
mengevaluasi bahwa mitra mengetahui 93,2%. Peningkatan ini menunjukkan
hipertensi berisiko menderita penyakit bahwa pengetahuan mitra meningkat ke
jantung diketahui dengan memberikan soal arah positif, artinya mitra berpersepsi ke
post test. Soal tes yang diberikan berisikan arah lebih baik dalam mengetahui risiko
10 pertanyaan mengenai penyakit menderita penyakit jantung pada penderita
jantung sebagai pembunuh nomor satu, hipertensi.
pengetahuan mengenai tugas jantung
Ibu-ibu mengetahui bahwa penyakit
bagi manusia, pengetahuan mengenai
jantung adalah pembunuh nomor satu di
gejala gejala menderita penyakit jantung,
dunia sehingga diharapkan nantinya ibu
pengetahuan mengenai faktor pemicu
mempunyai kesadaran untuk melakukan
terjadinya serangan jantung, penyakit yang
upaya pencegahan penyakit jantung. Ibu
dapat terjadi jika tekanan darah tinggi, Cara
mengetahui bahwa tugas jantung sangat
mencegah hipertensi, lama aktivitas fisik
penting sebagai alat untuk memompa
minimal per hari untuk menjaga kesehatan
darah sehingga diharapkan ibu-ibu akan
jantung, batas normal tekanan darah sistole
selalu menjaga kesehatan jantung. Ibu-
dan diastole, serta bagaimana penyakit
ibu juga mengetahui gejala penyakit
hipertensi dapat menyebabkan penyakit
jantung, sehingga diharapkan apabila
jantung.
merasakan nyeri dada atau melihat ada
Keberhasilan mitra diketahui dari hasil anggota keluarganya yang merasakan nyeri
perbandingan antara nilai tes pengetahuan dada, sesak nafas, mudah lelah, pusing
mitra sebelum dan sesudah menerima dan pingsan, segera berobat ke fasilitas
kegiatan sosialisasi risiko menderita pelayanan kesehatan.
penyakit jantung pada penderita hipertensi.
Ibu-ibu juga mengetahui bahwa faktor
Hasil uji normalitas Kolmogorof Smirnov
yang memicu terjadinya penyakit
menunjukkan nilai p value hasil pre test
jantung adalah tekanan darah tinggi atau
0.11 artinya data berdistribusi normal dan
hipertensi sehingga diharapkan melakukan
nilai postes mempunyai p value 0.00 artinya
pengukuran tekanan darah untuk
data berdistribusi tidak normal sehingga uji
mengetahui menderita hipertensi atau tidak.
statistik yang digunakan untuk mengetahui
Ibu-ibu juga meningkat pengetahuannya
berbedaan nilai rata rata pretes dan postes
mengenai cara mencegah hipertensi salah
adalah uji statistik wilcoxon.
satunya dengan mengkonsumsi sayur dan

50 Warta LPM, Vol. 23, No. 1, Maret 2020


Lina, dan Saraswati - Deteksi Dini Penyakit Jantung Koroner ...

buah buahan minimal 5 porsi per hari penyebab paling penting yang dapat
serta melakukan aktifitas fisik minimal 30 dicegah dari penyakit. Jika dibiarkan tidak
menit per hariatau 150 menit per minggu terkendali hipertensi dapat menyebabkan
untuk mencegah terjadinya hipertensi dan serangan jantung, pembesaran jantung dan
penyakit jantung (Kemenkes, 2015). akhirnya gagal jantung. Pembuluh darah
Konsumsi buah dan sayur >400 gr/hari dapat mengembang membentuk tonjolan
dapat menurunkan risiko hipertensi. (aneurisma) dan cenderung tersumbat
Rekomendasi yang cukup untuk dan pecah. Konsekuensi kesehatan dari
mengonsumsi buah dan sayur yaitu hipertensi dapat diperparah oleh faktor-
sebanyak 400 gram atau 3-5 porsi sehari. faktor lain yang meningkatkan kemungkinan
Hal ini tidak saja disebabkan oleh aktivitas serangan jantung. Penderita hipertensi
antioksidan dalam buah dan sayur, dapat mengalami krisis hipertensi. Krisis
tetapi juga karena adanya komponen hipertensi adalah sebuah sindroma klinis
lain seperti serat, mineral Kalium, dan yang ditandai dengan peningkatan tekanan
Magnesium. Konsumsi sayur dan buah akan darah mendadak pada pendertia hipertensi
mempercepat rasa kenyang. Keadaan ini jika tekanan darah sistolik (TDS) > 180
menguntungkan karena dapat mengurangi mmHg dan tekanan darah diastolik (TDD)
pemasukan energi dan obesitas, selain itu > 120 mmHg. Krisis Hipertensi biasanya
kandungan serat dalam buah dan sayur terjadi jika lama menderita hipertensi
akan menurunkan risiko hipertensi (WHO, antara 1-5 tahun (Sri W, 2018).
2014). Konsumsi sayur dan buah lokal sangat
Aktivitas fisik dapat mempengaruhi diutamakan, tidak perlu membeli namun
tekanan darah, karena seseorang yang dapat memetik dari pekarangan, atau
memiliki aktivitas fisik yang rendah kebun sendiri. Pangan lokal sesuai dengan
cenderung memiliki tekanan darah tinggi. kebiasaan dan sosial budaya setempat, tanpa
Kriteria aktivitas fisik aktif yaitu ketika perlu biaya yang mahal namun memiliki
seseorang melakukan aktivitas fisik berat kandungan gizi yang tinggi. Di samping itu,
atau sedang atau keduanya. Sedangkan dapat melanjutkan konsumsi pangan lokal
kriteria kurang aktif ketika individu tidak secara mandiri (Lilik Hidayanti, 2019).
melakukan aktivitas fisik sedang maupun Gejala penyakit jantung koroner termasuk
berat. Perilaku sedentari seperti duduk nyeri dada dan kesulitan bernapas,
atau berbaring baik di tempat kerja terutama dengan aktivitas. Namun,
(kerja di depan komputer, membaca), di beberapa orang yang memiliki penyakit
rumah (menonton TV, bermain game), jantung tidak memiliki gejala sehingga
di perjalanan/transportasi, tetapi tidak pengetahuan tentang faktor risiko penyakit
termasuk waktu tidur (Khairani, , 2018). jantung sangat penting sebagai upaya
Ibu-ibu juga mengetahui bahwa hipertensi pencegahan. Secara umum, orang yang
jika tekanan darah sistolik lebih dari atau berisiko lebih tinggi karena menderita
sama dengan 140 mmHg dan tekanan darah hipertensi mendapat manfaat lebih karena
distolik lebih dari atau sama dengan 90 mengetahui bahwa menderita hipertensi
mmHg. Harapannya ibu-ibu akan menyadari sehingga diharapkan pengetahuan
menderita hipertensi jika tekanan darahnya tersebut mendorong terjadinya perubahan
lebih dari atau sama dengan 140/90 mmHg perilaku hidup sehat dan rajin melakukan
sehingga akan melakukan pengobatan di pengontrolan terhadap tekanan darah.
fasilitas pelayanan kesehatan dan mengikuti Hipertensi meningkatkan beban kerja
kegiatan posbindu (pos pembinaan terpadu) jantung, menyebabkan otot jantung menebal
penyakit tidak menular (Kemenkes, 2015). dan menjadi lebih kaku. Pengerasan otot
Semakin tinggi tekanan darah, semakin jantung ini tidak normal dan menyebabkan
tinggi risiko kerusakan jantung dan jantung berfungsi tidak normal. Ketika
pembuluh darah. Hipertensi adalah tekanan darah tinggi terjadi bersamaan

Warta LPM, Vol. 23, No. 1, Maret 2020 51


Lina, dan Saraswati - Deteksi Dini Penyakit Jantung Koroner ...

dengan obesitas, merokok, kadar kolesterol tekanan darah tinggi, salah satunya dengan
darah tinggi atau diabetes, risiko serangan melakukan pemeriksaan tekanan darah dan
jantung semakin meningkat (https://www. mencegah hipertensi.
heart.org/en/healthtopics/heart-attack/ d. Kegiatan Pemberdayaan
understand-your-risks-to-prevent-a-heart-
Kegiatan pemberdayaan bertujuan agar
attack)
peserta pelatihan bersedia melanjutkan
c. Pelatihan pemeriksaan tekanan darah kegiatan pengabdian masyarakat yaitu
dengan menggunakan tensi meter. melakukan pemeriksaan tensi secara
Pelatihan ini dilakukan terhadap 11 orang teratur minimal 1 bulan sekali dengan
ibu yang menderita hipertensi berdasar menggunakan alat tensimeter yang ada
hasil pemeriksaan tekanan darah yang telah di ketua tim penggerak PKK desa dan
dilakukan sebelumnya. Pelatihan bertujuan mencatat hasil pemeriksaan tensi di buku
untuk memastikan mitra bahwa mampu hasil pemeriksaan tensi.
menggunakan alat pengukur tensi secara Mitra mengadopsi perilaku kesadaran
mandiri. Pelatihan dilaksanakan setelah risiko menderita penyakit jantung pada
pelaksanaan sosialisasi risiko menderita hipertensi dilakukan dengan cara :
penyakit jantung pada penderita hipertensi.
1) Melakukan monitoring untuk
Pada saat pelatihan tim pelaksana terlebih melakukan pengecekan apakah
dahulu membagikan leaflet yang berisi penderita hipertensi yang sudah
tentang materi penyakit jantung dan dilatih melakukan pemeriksaan
hipertensi lalu kemudian melakukan tekanan darah setelah satu bulan
demonstrasi cara pengukuran tensi. Dalam
2) Perubahan tekanan darah mitra setelah
kegiatan pelatihan juga dilakukan sesi tanya
satu bulan.
jawab dengan peserta pelatihan. Beberapa
pertanyaan yang ditanyakan adalah pada
saat mengukur tensi dapat dilakukan Tabel 3. Perubahan Tekanan darah dalam
sendiri atau harus dibantu orang lain, pada Kegiatan Monitoring Setelah Satu Bulan
saat diukur tensi boleh berbicara atau tidak. Tekanan darah Jumlah %
Selanjutnya peserta pelatihan berlatih Tetap 4 36,4
menggunakan alat tensi. Tim pengabdian Menurun 7 63,6
juga menitipkan tensimeter pada ketua tim Total 11 100
penggerak PKK dan meminta agar penderita
hipertensi yang melakukan pemeriksaan
tensi pada saat dilakukan kegiatan PKK Hasil kegiatan monitoring didapatkan pada
pada bulan Juli tahun 2019. bulan Agustus 2019 sebanyak 11 orang
dari 17 orang yang menderita Hipertensi
Sedangkan untuk mengevaluasi bahwa
didapatkan sebanyak 7 orang dari 11
mitra mampu menggunakan alat
orang yang periksa (63,6%) mengalami
pengukur tensi, meminta 2 orang peserta
penurunan tekanan darah.
mempraktekkan cara mengukur tensi dan
menyebutkan berapa tekanan darah sistole
dan berapa tekanan darah diastole serta 4. SIMPULAN
menyebutkan tekanan darahnya tinggi atau Penyuluhan risiko penyakit jantung koroner
tidak. pada penderita hipertensi dapat meningkatkan
Hasi Riskesdas 2018 menunujukkan bahwa pengetahuan mitra sebesar 41,7%. Deteksi dini
terjadi peningkatan prevalensi faktor risiko penyakit jantung dapat mengetahui kejadian
penyakit jantung dari hipertensi dari 25.8 % hipertensi di masyarakat. Partisipasi masyarakat
menjadi 34.1% pada Riskesdas (Kemenkes meningkat untuk melakukan pemeriksaan
2018). Tingginya prevalensi hipertensi tekanan darah, menurunkan tekanan darah dan
di Indonesia menunjukkan pentingnya mencegah terjadinya penyakit jantung yang
masyarakat untuk selalu mewaspadai ditandai dengan hasil monitoring takanan darah
52 Warta LPM, Vol. 23, No. 1, Maret 2020
Lina, dan Saraswati - Deteksi Dini Penyakit Jantung Koroner ...

dimana 63,6% penderita hipertensi mengalami memberikan hibah pengabdian Ipteks bagi bina
penurunan tekanan darah. Masyarakat (IbBM), Kepala Desa Kalimanggis
Kecamatan Manonjaya dan Kepala Desa Madiasari
Kecamatan Cineam Kabupaten Tasikmalaya,
5. PERSANTUNAN
PKK Desa Kalimanggis dan Desa Madiasari,
Penulis mengucapkan terima kasih Puskesmas Manonjaya dan Puskesmas Cineam,
kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian mahasiswa kesehatan masyarakat yang terlibat
masyarakat Universitas Siliwangi yang telah dalam kegiatan ini.

REFERENSI
Delima, 2009, prevalensi dan factor determinan penyakit jantung di Indonesia, Bul. Penelit. Kesehat.,
Vol. 37, No. 3,2009 : 142 - 159
Khairani, N., Effendi, S. U., & Utamy, L. W. (2018). Aktivitas Fisik Dan Kejadian Obesitas Sentral Pada
Wanita Di Kelurahan Tanah Patah Kota Bengkulu. Chmk Nursing Scientific Journal, 2(1), 11–17.
https://Doi.Org/10.1016/B978-0-12-375073- 0.50041-5.)
Kemenkes, 2015, Petunjuk Teknis Surveilans Penyakit Tidak Menular, Kementerian Kesehatan
Ri Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan Direktorat
Pengendalianpenyakit Tidak Menular
Kemenkes, 2018, Kemenkes 2018, HASIL UTAMA. RISKESDAS 2018. Kementerian Kesehatan. Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 1. Balitbangkes, 071118.
Kumar P., 2012. Coronary Artery Disease Clinical Medicine Eight Edition, International Edition, Spain.
723-724
Ghani, Lannywati., Made Dewi Susilawati dan Harli Novriani, 2016, Faktor Risiko Dominan Penyakit
Jantung Koroner di Indonesia, Buletin Penelitian Kesehatan, Vol. 44, No. 3, September 2016 : 153–
164.
Hidayanti, Lilik., dan Sri Maywati, 2019, Program Kemitraan: PMT Penyuluhan Pangan Lokal di Desa
Sukarame Kecamatan Sukarame Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat, Warta LPM, Vol 22, No. 1,
Maret 2019: 38-46.
Salam, T. , Watson KE, 2013,Predictor of cardiovascular risk in women. Womens Health 2013; 9(5): 491-
498.
Townsend,N, 2013, Medical Risk Factor Coronary Heart Statistics Acomoendium of Health Statistic.
Departement of Health. Public, University Oxford;2013.
WHO, 2013, About Cardiovascular diseases. World Health OrganizLation. Geneve. [cited 2016 Apr 26].
Available from: http://www.who. int/cardiovascular_diseases/about_cvd/en/
Wahyuningsih, S, 2018, Pengaruh Derajat Hipertensi, Lama Hipertensi dan Hiperlipidemia Dengan
Gangguan Jantung Dan Ginjal Pasien Hipertensi Di Posbindu Cisalak Pasar, Jurnal Kesmas
Indonesia, Volume 10, Nomor 1, Januari 2018, Hal. 54-67
World Health Organization. Global Status Report On Noncommunicable Diseases. Geneva: WHO, 2014.
https://www.heart.org/en/healthtopics/heart-attack/understand-your-risks-to-prevent-a-heart-
attack.

Warta LPM, Vol. 23, No. 1, Maret 2020 53

You might also like