Fakhrurrazi Jurnal4 PDF

You might also like

Download as pdf
Download as pdf
You are on page 1of 7
Vol.:4, No. 2, Dec 2012 Preece ae eup es (escoie Prodi Kecokteran Gigi FakultéS| KedokceransUnive Peer ea tinea tei cic, a iaG ISSN: 2085-546X CAKRADONYA DENTAL JOURNAL. Alamat Redaksi: Prodi Kedakteran Gigi PK Unsyiah Darussalam Banda Acch 23111. Tel/Fax 0651-7555183 Website: cdj.pskg.fk-unsyiah.ac.id cmail: cakradonyadcntaljournal/@ gmail.com Pelindung: Dekan Fakultas Kedokteran Unsyiah Penanggung Jawab: Ketua Prodi Kedokteran Gigi FK Unsyiah Ketua Penyunting: Sunnati, drg, Sp. Perio Wakil Ketua Penyunting: Basti A Gani, dh, M.Si Peayunting Ahli: Prof. drg. Bambang Irawan, Ph) (FKG UD Prof. Dr. dry. Narlan Sumawinata, Sp.KG (PKG UD Prof. Dr. drg. Elza Ibrahim Auekari, M. Biomed (FKG UD) Prof. Dr. drg. Eki S. Soemantri, Sp. Ortho (FKG UNPAD) Prof, drg. Ismet Danial Nasution, Sp. Prostho, Ph.D (FKG USU) Prof. Dr. drg, Tet Supardi, Sp.BM (K) (UNPAD) Prof. Dr. drg. Dewi Nurul, MS, Sp. Perio (FKG UI} drg, Gus Permana Subita, PaD, Sp.PM (FGK Ul) Prof. Dr, dig, Hanna B. Iskandar, Sp. RKG (FKG Ul) Prof. Dr. deg. Retno Hayati, Sp.KGA (K) (FKG UI) Dr. Syahrul, Sp.S (FK Unsyiah) drg. Zalci Mubarak, MS (FK. Unsyiah) Penyunting Pelaksana: Liana Rahmayani, drg, Sp.Pros Abdillah Imron Nasution, drh, M.Si Sri Fitriyani, S.Si, M.Si Pelaksana Tata Usaha: Nurmalawati, ST Edy Zuhaimi, SE i Cakradonya Dent J 2012; 4(2):473-542 PERAWATAN MUKOKEL PADA ANAK-ANAK (Laporan Kasus) Fakhrurrazi ‘Stat Pengajar Program Studi Kedokteran Gigi-FK Universitas Syiah Kuala ABSTRAK Mukokel merupakan suatu lesi mukosa oral yang disebabkan oleh perubahan dari kelenjar saliva minor sehingge terjadinya akumulasi mukus. Dilaporkan suatu kasus mukokel pada anak-anak yang kemudian dilakukon perawatan dengan cara ekstirpasi di bawah anestes| umum. Pengangkatan ‘Kelenjar saliva minor yang berdekaian dengan ekstravasasi mukus sangat diperlukan untuk mencegah rekurensi Kata kunci: mukokel, ekstirpasi, rekurensi ABSTRACT ‘Mucocele is 2 common lesion of the oral mucosa that result from an alteration duct of minor salivary glands and duc to a mucous accumulation. Reported mucocele in children that was dane treatment by extirpation method: under general anesthesia. Removing minor salivary gland adjacent mucous extravasation is most important to prevent recurence. Keyworé: snucocele, extirpation, recurrence 512 s PENDAHULUAN Mukokel merupakan suatu lesi mukesa oral yang discbabkan olch akumulast saliva pads temopet terjadinya trauma atau obstruksi duktus glandula saliva minor.'* Pembentukan, mukokelmenyehabkan —mukosa yang melapisinya meninggi, tipis, longgar yang tampak schagai vesikel yang terisi dengan makus bening atau bir keabu-abuan. Lesi berwarna kebiru-biruan ketika mukus berada pada superfisial."* Lesi yang lebih dalam dapat lebih menyebar dan ditutupi_olch mukosa yang tampak normal tenpa ‘erlihat berwama kebiruan, seperti wama mukosa mulut! Mukokel dapat mengenai semua umur dengan insidensi paling sering pada dekade kedua dan jarang mengensi anak: di bawah usie 1 tahun." Dalam penelitian diungkapkan bahwa mukokel dapat terjadi pada usia 2-63 tahun, dengan persentase teitings mengenai pasion yang berusia 20 tahun.” Persentase asus mukokel yang terjadi pads anak yang berusia di bawah 15 tahun adalah 34.6% dan 21% terjadi pada pasien yang berusia di bawah 10 tahun.’ Walaupun sering mengenai anak- anak dan remaja, tetepi belum ada penelitian mukoxel yang dilakukan dengan populasi yang spesifile Mukokel dapat terjadi pada pri maupua wanita, Penclitian di Spanyol dari 68 kasus mukokel, $8,8% terjadi pada lakilaki dan 41,2% terjadi pada perempuan.”* Penelitian i San Paulo dari 173 kasus, 60,12% terjadi pada ‘wanita dan 39,88% pada laki-laki.” Bagizn yang paling sering terkena adalah bibir bawah, mukosa bukal, permukaan anterior-vertral idah, dasar mulut.'* Aspek lateral dari bibir bawah merupakan tenapat paling sering terjadinya rekurensi mukokel.” Penelitian di Sao Paulo Brazil menyebutkan bahwa sebesar 78% Kasus mukoKel terjadi pada bibir buwab, 9,83% pada ventral lidah, 9.25% pads dasar mulut dan sisanya terjadi pada mukosa bukal.” Penelitian pada 312 pasien, didapatkan 73,7% lesi terjadi pada bibir bawah, pada lidah (15.4%). Selain itu, lesi mukokel dapat pula ditenmakan pada mukosa bukal dan peletum, jarang ditemukan pada region retromoler dan dorsal lidah bagian posterior.’ Perawatan yang dilakukan untuk asus mukokel adalah bedah eksisi, Karena mengangkat Kelenjar saliva yang. terkena adalah cara yang penting untuk mencegah 513 Cakradonya Dent J 2012; 4(2):475-542 terjadinya rekurensi.'** Berikut ini adalah Iaporan kasus mukokel LAPORAN KASUS Seorang pasicn perempuan berusia 6 tahun dating diantar orang tanya ke Poliklinik Gigi dan Mulut BLUD RSUD Mearaxa Banda Aceh dengan keluhan adanya benjolan di bibir bawah sebelah kanan (Gambar 1), Dari anamnesa didapatkan benjolan pertama kali dirasakan 1 bulen yang Tatu, Benjolan pemzh pecah dan mengecil, kemudian kire-kira 1 minggu yang lala benjolan membesar Kembali scbesar ukuran Kacang tanah. Pasien memiliki riwayat sering menggigit bibir bawah. Pemeriksaan intra oral di bibir terlihat ‘massa yang berukuran + 1 x Ix 0,5 em dengan konsistensi lunak yang berfluktuasi, berwarna transtusen merch kebiruan, palpasi tidak nyeri Berdasarkan riwayat_—penyskit dan pemeriksaan fisik yang dilakukan, maka lest ini didiagnosa suspck mukokel at regio Jabii inferior. Rencana terapi akan dilakukan ekstirpasi di bawah anestesi umum karena pasien kurang kooperatif. Pemeriksazn penunjang dalam hal ini yaitu —pemeriksaan —laboretorium yang dilekukan adalah pemeriksaan darah rutin (HD, Hit, leukosit, trombosit), pemeriksean masa petdarahan, dan masa pembekuan dara, Seroua hasil pemeriksean laboratorium dalam batas normal. Pemeriksaan ini diperluken Karena perawatan pasien ini adalah dengan anestesi unum. Pertama dilakukan tindakan asepsis dan antiseptik di daerah sekitar massa, dilanjutken dengan injeksi larutan pekacain 1:200.000 di sekeliling massa, Kemudian massa tersebut diinsisi dengan sayatan berbentuk clips serta dilakakan diseksi dengan gunting. Massa diangkat dengan pinsct anatomis beserta Kapsulnya. Sebelum dilakukan penjahitan Tuka, dilakukan isigasi dengan leruten salin NaC] 0,9%. Penjahitan interrupted dilakukan cengan benang safil 3.0. Massa direndam alam Jarutan formalin 10% untuk kemudian Gildrim ke bagian Patologi Anstomi. . Dari hasil pemeriksean spesimen di Laboratorium Patologi Anatomi Rumzh Sakit Umum dr. Zainocl Abidin Pemerintah Acch isimpulkan mukokel dengan gambaran mikroskopik edanya jaringan dilapisi epitel skuamosa berlapis dan sub epitel tampak Kelenjar liur sebagian melebar kistik dan tidak dijumpai tanda keganasen pada sediaan ini. Tujuh hari kemudian pasien Kembali untuk foliow up serta melepas jzhitan Gambar 1. (a) Mukokel pre-operasi, terlihat mukokel pada bibir bawah sebelah Kanan; (b) Mukokel setelah diaagkat; (©) Jahitan posi-operasi; (8) Seminggu ppasca operasi, jahitan dilepas. DISKUSI ‘Mukokel (mucocele) berasal dari kata ‘mucus (mmukus) dan koilia (rongga). Mukokel diartikan sebagai dilatasi suatu rongga akibat adanya skumulasi sekresi mukus.'" Terdapat Gua tipe mukokel yaitu ckstravesesi dan retensi. Mukokel exstravasasi disebabkan oleh Kerusakan saluran kelenjer saliva don berkumpalnya makus ke dalam jaringan lunak Gisekeliling kelenjar tersebut. Mukokel retensi Gisebabkan oleh penuranan atau absemnya selresi glandular akibat penyumbatan saluran kkelenjar saliva. Tidak ada perbedaan Klinis antara_mukokel ekstravasasi dan retensi.’ Mukokel merupakan massa yang timbul dengan permukazn yang lunak dan relatif tidak nyeri dengan ukuran diameternya beberapa millimeter sampai 2 cm.” Pada kasus ini, mukokel berakuran 1 x 1x 0,5 em. Pasien dalam kasus ini memiliki Kebiesan menggigit bibit bawah dan dicurigai merupakan ponycbab terbentuknya mukokel. Saluran saliva, khususnya kelenjar saliva minor yang mengalami trauma terutama karena “kebiasaan menggigit bibir dapat terputus di bawah permukasn mukosa_? Terputusnya seluren ekskretori kelenjar saliva minor akibat trauma ini menyebabken Keluamya mukus atau ekstravasasi ke dalam jaringan iket di sekellingnya, Akibataya, tae Secsloitavnae? ath Cakradonya Dent J 2012; 4(2):475-542 tunak. Dari waktu ke waktu, sekresi Derakumulasi di dalam jaringan dan memproduksi pseudocyst (tanpa lapisan epite] nyata) yang mengandung saliva yang keatal.”* Bibir bawah merupakan tempat yang paling sering mengalami trauma, oleh kerenanya mukokel paling sering terjadi pada daerah ini. Diikuti pada permukaan anterior-ventral lidah (okasi deri kelenjar Blandin-Nuhn), dasar mulut, dan daerah retromolar juga sering terkena. Losi jarang ditemukan pada dacrah intraoral lain ‘yang juga terdapat kelenjar saliva, hal ini mungkin disebabkan karena kurangnya kerentanan begian tersebut terhadap tcoums? Pemeriksaan —_histopatologi —_lesi menunjukkan adanya jeringan dilapisi epitel skuamosa betlapis dan sub epitel tampak kelenjar liur sebagian melebar kistik dan tidak dijumpai taada keganasan (Gambar 2). Ini merupakan gamberan mikroskopis dari mukokel retensi yang dapat disebabkan oleh adanya genangan mukus dalam duktus ckskresi yang tersumbat dan melebar. Genangan mukus dalam duktus ckskresi yang tersumbat dan meleber dapat disebabkan arene inflamesi yang menekan duktus glandula saliva minor lala mengakibatkan terjadinya penyumbaten pada duktus glandula saliva minor tersebut, terjadi dilatasi akibat cairan mukus yang mengenang dan menumpak pads duktus glandula, dan pada akhioya ruptur, kemudian lapisan sub epitel digenangi oleh cairan mukus den menimbulkan pembengkakan pada mukosa mulut."” Gambar 2: Gambaran_mikroskopis_menunjukkex adanya jaringindilapisi pie’ skuamosa berlepis dan sub epite! ‘ampak Kelenjar liar sebagian meicba: Kastik dim tidak dijempoi anc Keganosan Remaja dan anak-anak lebih sering terkena daripada dewase, Hal ini disebabken karena lebih tingginya resiko trauma yang terjadi pada usia ini” Lesi dapat berubah ukurannya Karena pecabnya mukosa di atas genangan mukus. Pasion sering mencoritekan riwayat lesi yang terisi_ dengan cairan, Kemvdian lesi tersebut peceh dan kemudian esi tersebut terisi Kembali dengan cairan mukus.*’ Pada kebanyakan kasus, mukokel mengalami regresi secara_spontan tanpa bedah," Dalam kasus ini, pasien mengaku lesi pemah pecah dan kembali membesar schingga

You might also like