Professional Documents
Culture Documents
Penanganan Buah Pisang Pasca Panen Melalui Pengaturan Suhu Penyimpanan
Penanganan Buah Pisang Pasca Panen Melalui Pengaturan Suhu Penyimpanan
Penyimpanan
ABSTRACT
Banana is one kind of fruits thats have many benefit and also have economic
value, but because of large amounts, most of bananas handling is not god, that
make bananas quickly rot. Many factor that influence the bananas in the process
of maturation, one of important factor is ethylene gas. On this research, process
of maturation bananas with influence of ethylene gas will be assessed
mathematically. Temperature is one of important factor that influence to ethylene
gas. That why on this research will do optimal control of bananas maturation
process with optimum temperature settings. Optimal control will determined with
pontryagin minimum principle. The result on this research that show, before
optimum temperature settings, that 20 bananas would really rotten on 7th days,
but after that give optimum temperature settings, that 20 bananas would really
rotten on 9th days. Its shows, with optimum temperature settings can extend 20
bananas for 2 days. For 50 bananas would really rotten on 4th days, but after
that give optimum temperature settings, that 50 bananas would really rotten on
8th days. Its shows, with optimum temperature settings can extend 50 bananas for
4 days. Optimization shelf life of bananas performed by administering S
parameter (temperature of bananas storage) as ethylene gas controller. With
pontryagin minimum principle obtained equations control :
{(
−λ1 [−ε 1 Pm P−ε 3 Pm
S ( t ) =min 0 , maks ( −λ2 [ε 1 Pm P+ε 3 Pml P+ ε 5 Pl P+ε 9 Pb P ¿−ε 4 Pml Pm−ε 7 Pb Pm]−λ3 [−ε 6 Pml P
−λ5 [ε 4 Pml Pm+ ε
Optimal control for extend shelf life of bananas with temperature setting by 0 -
0.5 C ̊ and can give effective results, shows by shelf life of bananas that can be
extended.
Key word: Optimal Control, Pontryagin Minimum Principle, Ethylene Gas.
1
ABSTRAK
Buah pisang adalah salah satu buah yang memiliki banyak manfaat dan juga
memiliki nilai ekonomis. Namun, karena jumlah yang banyak, penangan buah
pisang pasca panen biasanya dilakukan secara tidak baik yang membuat buah
pisang cepat busuk. Banyak faktor yang mempengaruhi buah pisang dalam proses
pematangan, salah satu faktor yang penting untuk ditinjau adalah gas etilen.
Dalam penelitian ini proses pematangan buah pisang yang dipengaruhi oleh gas
etilen akan dikaji secara matematis. Suhu merupakan salah satu parameter yang
sangat berpengaruh terhadap gas etilen. Oleh karena itu, dalam penelitian ini juga
akan dilakukan kendali optimal proses pematangan buah pisang dengan
pengaturan suhu yang optimum. Kendali optimal ditentukan dengan prinsip
minimum pontryagin. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebelum diberi
pengaturan suhu optimum, buah pisang yang banyaknya 20 buah akan benar-
benar busuk pada hari ke 7, tapi setelah diberi pengaturan suhu yang optimum
buah pisang yang sebanyak 20 akan benar-benar busuk pada hari ke 9. Hal ini
menunjukkan, pengaturan suhu optimum dapat memperpanjang buah pisang yang
sebanyak 20 buah selama 2 hari. Untuk buah pisang yang banyaknya 50 buah
akan benar-benar busuk pada hari ke 4, tapi setelah diberi pengaturan suhu yang
optimum buah pisang yang sebanyak 50 akan benar-benar busuk pada hari ke 8.
Hal ini menunjukkan, pengaturan suhu optimum dapat memperpanjang buah
pisang yang sebanyak 50 buah selama 4 hari. Pengoptimalan masa simpan buah
pisang dilakukan dengan pemberian parameter S (suhu ruang penyimpanan)
sebagai pengontrol etilen. Dengan menggunakan metoda Minimum Pontryagin
diperoleh persamaan kendali :
{(
−λ1 [−ε 1 Pm P−ε 3 Pm
S ( t ) =min 0 , maks ( −λ2 [ε 1 Pm P+ε 3 Pml P+ ε 5 Pl P+ε 9 Pb P ¿−ε 4 Pml Pm−ε 7 Pb Pm]−λ3 [−ε 6 Pml P
−λ5 [ε 4 Pml Pm+ ε
Kendali optimal untuk memperpanjang masa simpan buah pisang adalah dengan
pengaturan suhu sebesar 0 - 0.5 C ̊ dan memberikan hasil yang efektif, dilihat dari
masa simpan buah pisang yang dapat diperpanjang.
Kata Kunci : Kendali Optimal, Prinsip Minimum Pontryagin, Gas Etilen
PENDAHULUAN
2
Pisang merupakan tanaman pematangan, kandungan etilen yang
yang banyak tumbuh di Indonesia yang ada di dalamnya kira-kira 0 – 0.5 ppm
dikenal sebagai salah satu negara dan akan meningkat pada saat puncak
produsen pisang dunia. Indonesia klikmaterik dengan kandungan etilen
menempati urutan ke 5 dengan kurang lebih 130 ppm.
produksi 3.165.730 ton, namun
melimpahnya produksi pisang serta Seperti halnya buah-buahan
penanganan buah pisang pasca panen klimakterik lainnya, proses pematangan
yang kurang baik membuat nilai buah pisang perlu diatur agar daya
ekonomis buah pisang menjadi rendah. simpan buah dapat di perpanjang. Hal
ini disebabkan proses pematangan yang
Buah pisang merupakan jenis cepat mempersulit penanganan pasca
buah klimakterik yaitu buah yang panen seperti penyortiran,
mengalami peningkatan laju respirasi penyimpanan, serta pendistribusian
yang tinggi selama proses pematangan. untuk diolah (Fenny M, 2002).
Jenis buah klimaterik adalah buah yang Penelitian ini akan membangun model
tetap melanjutkan proses proses pematangan buah pisang pasca
pematangannya meskipun sudah panen yang merepresentasikan interaksi
dipetik. antara kelompok populasi buah pisang
mentah, buah pisang mentah yang luka,
Sebagai buah klimakterik, buah buah pisang setengah matang, buah
pisang menghasilkan lebih banyak pisang setengah matang yang luka,
etilen endogen daripada buah buah pisang matang, buah pisang
nonklimakterik. Gas etilen yang matang yang luka, dan buah pisang
dihasilkan akan mempengaruhi busuk. Kestabilan model akan dikaji di
pematangan buah pisang lain yang ada titik kritisnya. Pengaturan proses
disekitarnya, bahkan buah pisang yang peatangan buah pisang pasca panen
cacat/luka akan menghasilkan gas dilakukan dengan menentukan kendali
etilen yang lebih banyak dari pada buah optimal model melalui pengaturan suhu
pisang yang normal. Selain keberadaan penyimpanan.
pisang yang luka, produksi etilen juga
dipengaruhi oleh faktor suhu. Suhu TUJUAN
rendah dapat menekan produksi gas
etilen pada buah klimaterik, oleh Mengetahui model proses
karena itu suhu rendah banyak pematangan buah pisang pasca panen
dipergunakan dalam pengaturan serta bagaimana kendali optimal suhu
penyimanan buah buahan klimaterik. penyimpanan yang meminimumkan gas
Namun demikian suhu yang terlalu etilen sehingga dapat memperpanjang
rendah juga dapat membuat buah masa penyimpanan buah pisang pasca
menjadi rusak. panen
3
pisang kemudian membangun model interaksi antar sub populasi. Aliran
matematika dengan melihat literatur, perpindahan kelompok sub populasi
menganalisis kestabilan model dinyatakan pada gambar diagram 1
matematika menggunakan matrix Garis hitam mempresentasikan alur
Jacobi dan Kriteria Routh-Hurwitz perpindahan sub populasi, sedangkan
serta menyelesaikan kendali optimal garis merah mempresentasikan
model proses pematangan buah pisang interaksi antar sub populasi akibat
melalui pengaturan suhu penyimpanan aliran gas etilen.
dengan metoda Minimum Pontryagin.
4
dPml CBμD
=δPl+ ε 6 Pml Pl +ε 2 Pm Pl Pl=
dt E
dPm
CEADμ =αP+ Sε 1 Pm P+ S ε 3 Pml P
P= dt
F
+ S ε 5 Pl P+ S ε 9 Pb P−βPm−¿
(7)
S ε 4 Pml Pm−S ε 7 Pb Pm
5
dPl + λ1¿
=B−δPl−S ε 6 Pml Pl−Sε 2 Pm Pl
dt
(8) −S ε 5 Pl P−S ε 9 Pb P ¿+ λ2 ¿
−Sε 10 Pb Pl
dPml Pm P+S ε 3 Pml P+ S ε 5 Pl P+ S ε 9 Pb P
=δPl+ S ε 6 Pml Pl+ S ε 2 Pm Pl
dt
−βPm−S ε 4 Pml Pm−S ε 7 Pb Pm ¿+¿
+ S ε 10 Pb Pl−θPml−¿
(9)
S ε 8 Pb Pml λ3¿
dPb −S ε 10 Pb Pl ¿+ λ4 ¿
=βPm+ S ε 4 Pml Pm+ S ε 7 Pb Pm+¿
dt ( 10 )
θPml+ S ε 8 Pb Pml−μPb + S ε 2 Pm Pl ∓ S ε 10 Pb Pl−θPml
Untuk meminimumkannya, ∂H
=B−δPl−S ε 6 Pml Pl−S ε 2 Pm Pl
metode Minimum Pontryagin ∂ λ3
menyatakan penentuan fungsi
Hamiltonian sebagai berikut : −S ε 10 Pb Pl
H=f ( x , S , t ) + λ g( x , S ,t ) ∂H
=δPl+S ε 6 Pml Pl + S ε 2 Pm Pl
∂ λ4
H= [ P−Pm+ Pl−Pml+ Pb+S 2 ]
+ S ε 10 Pb Pl−θPml−S ε 8 Pb Pml
6
∂H + λ 5 [S ε 7 Pm+ S ε 8 Pml−μ]
= βPm+S ε 4 Pml Pm+ S ε 7 Pb Pm
∂ λ5
+θPml+ S ε 8 Pb Pml−μPb C. Kondisi Stasioner
∂H −ε 7 Pb Pm ¿+ λ3 ¿
=1−λ 1 S ε 1 P+ λ2 ¿
∂ Pm
( 11 ) −ε 2 Pm Pl−ε 10 Pb Pl ¿+ λ4 ¿
−S ε 4 Pml−S ε 7 Pb¿ – λ3 ¿
+ ε 2 Pm Pl ∓ ε 10 Pb Pl−θPml−ε 8 Pb Pml ¿
+ λ 4 S ε 2 Pl ¿+ λ5 ¿
+ λ 5 [ε 4 Pml Pm +ε 7 Pb Pm +ε 8 Pb Pml]=0
+ S ε 7 Pb ¿
∂H
=1− λ1 S ε 5 P ¿+ λ2 S ε 5 P+ λ3 ¿ −λ 1 [−ε 1 Pm P−ε 3 Pml P−ε 5 Pl P−ε 9 Pb P ]−λ 2 [ε 1 P
∂ Pl
−S ε 6 Pml−S ε 2 Pm−S ε 10 Pb ¿ S=
−S ε 4 Pm ¿−λ3 S ε 6 Pl+ λ4 ¿
{
S(t )= S ( t ) ,0< S (t )<20
14 , S (t)≤20
∂H
∂ Pb
=1−λ1 S ε 9 P+ λ2 [S ε 9 P−S ε 7 Pm]
7
θ 1 Asumsi
Simulasi 0.0845
8
pertama dapat dilihat jumlah dari jumlah 29 buah lalu untu P dan Pl
masing-masing populasi yaitu, P = 6, menurun ke jumlah masing-masing 4
Pl = 6, Pm = 3, Pml = 3, dan Pb = 2. buah dan Pm juga menurun ke jumalah
Pada hari kedua jumlah poplasi P dan 7 buah dan juga Pml menurun ke 6
Pl semakin menurun begitu juga pada buah. Pb akan terus meningkat hingga
jumlah populasi pada Pm dan Pml yang mencapai puncaknya pada antara hari
juga semakin menurun tetapi jumlah kedua dan ketiga lalu akan menurun,
populasi Pb semakin meningkat ini sedangkan P, Pl, Pm, dan Pml akan
mengidentifikasikan bahwa populasi mencapai angka 0 pada hari ke empat.
pisang mulai memasuki fase Hal ini memperlihatkan pada populasi
pembusukan. Populasi Pb akan terus pisang yang nilai awalnya P = 10, Pl =
meningkat hingga akan mencapai 10, Pm = 10, Pml = 10 dan Pb = 10
puncak pada antara hari ke 4 dan hari akan lebih cepat masa simpannya dari
ke 5 dan selanutnya akan terus pada populasi pisang dengan nilai awal
menurun dan populasi P , Pl, Pm, dan P = 10, Pl = 10, Pm = 0, Pml = 0 dan
Pml akan terus menurun hingga pada Pb = 0.
hari ke 7 semua pisang pada fase P, Pl,
Pm, dan Pml akan habis. Kurva dengan kondisi awal
P ( 0 )=10 , Pm ( 0 ) =0 , Pl ( 0 )=10 , Pml ( 0 )=0 ,
Kurva dengan kondisi awal dan Pb ( 0 )=0 dengan pengaturan suhu
P ( 0 )=10 , Pm ( 0 ) =10 , Pl ( 0 )=10 , Pml ( 0optimal
)=10 ,
dan Pb ( 0 )=10
9
pengaturan suhu optimal populasi P, pada hari 4 sedangkan pada gambar 5
Pl, Pm, dan Pml akan habis pada hari dengan pengaturan suhu optimal P, Pl,
ke 9, begitu juga untuk masa puncak Pm, dan Pml akan habis pada hari ke 8,
Pb pada gambar 2 terletak antara hari begitu juga untuk masa puncak Pb pada
ke 4 dan ke 5 seangkan pada gambar 4 gambar 3 terletak antara hari ke dua
dengan kendali suhu optimal terletak dan ke tiga sedangkan pada gambar 5
pada antara hari ke 5 dan ke 6. dengan kendali suhu optimal terletak
pada antara hari ke 3 dan ke 4.
10
ε 1 , ε 2 , ε 3 , ε 4 , ε 5 , ε 6 , ε 7 , ε 8 , ε 9 , ε 10 . Dalam
−ε 4 Pml Pm−ε 7 Pb Pm penelitian ini suhu optimal diperoleh
adalah antara 0 – 0.5.
dPl 3. Hasil simulasi menunjukan bahwa
=C−δPl−ε 6 Pml Pl−ε 2 Pm Pl
dt masa simpan populasi buah pisang
yang hanya terdapat buah pisang
−ε 10 Pb Pl mentah dan buah pisang mentah yang
luka akan lebih lama dari pada masa
dPml simpan populasi buah pisang yang
=D+δPl+ ε 6 Pml Pl +ε 2 Pm Pl
dt terdapat buah pisang mentah, buah
pisang mentah yang luka, buah pisang
+ ε 10 Pb Pl−θPml−ε 8 Pb Pml yang matang, buah pisang matang yang
luka, dan buah pisang yang busuk.
dPb
=βPm+ ε 4 Pml Pm +ε 7 Pb Pm+ ¿ Penyimpanan populasi buah pisang
dt dengan kendali suhu optimal dapat
memperpanjang masa simpan buah
θPml+ε 8 Pb Pml−μPb
pisang, masa simpan populasi buah
pisang yang terdapat populasi buah
2. Pengendalian dari proses
pisang mentah dan buah pisang mentah
pematangan buah pisang pasca
yang luka yang awalnya masa
panen melalui :
simpannya 7 hari dengan kendali suhu
a. Membangun Performance Index
optimal dapat diperpanjang masa
unuk mengoptimalkan proses
simpannya hingga 9 hari, begitu juga
pematangan buah pisang pasca
dengan masa simpan populasi buah
panen
pisang yang terdapat buah pisang
b. Menyelesaikan persamaan
mentah, buah pisang mentah yang luka,
kontrol optimal yang dilakukan
buah pisang yang matang, buah pisang
dengan menentukan fungsi
matang yang luka, dan buah pisang
Hamiltonian
yang busuk yang awalnya masa
c. Fungsi Hamiltonian memberikan
simpannya 4 hari dapat diperpanjang
persamaan state, co-state dan
masa simpannya hingga 8 hari.
kondisi stasioner. Dengan
menyeesaikan persamaan-persamaan DAFTAR PUSTAKA
tersebut, diperoleh kontrol optimal
untuk parameter ρ sebagai berikut : [1] Fenny, M. 2002. Bercocok
Tanam Buah-buahan.
Aneka Ilmu. Semarang
{(
−λ1 [−ε 1 Pm P−ε 3 Pm
(
S ( t ) =min 0 , maks
−λ2 [ε 1 Pm P+ε 3 Pml P+[2]
ε 5 Pl P+ε 9 Pb P ¿−ε
Hadiwiyoto 4 Pml
dan Pm−ε 7 Pb
Soehardi.
Penanganan Lepas Panen
Pm]−λ3 [−ε 6 Pml P
1981.
1. Departemen pendidikan
−λ5 [ε 4 Pml Pm+ ε
11
Horticulture Crops.
Agriculture and Natural
Resources Publication,
Univ. of California.
Barkeley.
12