Professional Documents
Culture Documents
Jurnal PJK Mahfudz PDF
Jurnal PJK Mahfudz PDF
Keywords: Tuberculosis,
Correspondence : Rahmad Wahyudi S.Kep.Ns.,M.AP.,M.Kep , Pulmonary function
capacity ,Physical exercise 6 minutes walking test
Jl. R.E. Martadinata No 45 , Mlajah-Bangkalan
70
PENDAHULUAN menurunkan kontraktilitas miokard
sehingga curah jantung pun menurun
Indonesia Saat Ini menghadapi
(Nurarif, 2015)
tantangan besar penyakit kardiovaskuler
Sumbatan pada arteri koroner
merupakan penyakit tidak menular yang
menimbulkan oksigenasi kedalam jaringan
menyebabkan sebanyak lebih 17 juta
jantung terganggu. Penurunan kadar
kematian di dunia. Perubahan pola gaya
oksigen pada pasien PJK menyebabkan
hidup menjadi penyebab utama. penyakit
penurunan sediaan energi dalam tubuh
jantung menjadi penyebab nomor satu
dikarenakan proses penghasilan ATP juga
penyakit di dunia.
berkurang, tubuh merespon dengan
Pada Tahun 2012 WHO melaporkan
melakukan metabolism anaerob yang
31 % dari 17,5 juta meninggal akibat
menghasilkan zat sisa berupa asam laktat.
penyakit jantung. Prevalensi secara global
Penumpukan asam laktat pada otot yang
Sebanyak 7,4 juta jumlah kematian global
berlebih akan menyebabkan kelelahan
disebabkan oleh penyakit jantung koroner
sehingga muncul gelaja mudah lelah, sesak
dan 6,7 juta disebabkan oleh stroke (WHO,
nafas, yang pada akhirnya merujuk pada
2015). Di Indonesia Kematian akibat
intoleransi aktifitas dan pembatasan
penyakit jantung coroner dan stroke akan
aktifitas pada sebagian besar pasien
terus meningkat.
dengan PJK yang dapat menurunkan
Dokter mendiagnosis tahun 2013
kualitas hidup pasien, selain itu psikologis
sebesar 0,5% atau diperkirakan sekitar
penderita penyakit jantung juga mengalami
883.447 orang, sedangkan sebesar 1,5%
depresi hal ini yang memicu terjadinya
atau diperkirakan sekitar 2.650.340 orang
angina (Lee, 2010)
di observasi masih merupakan tanda gejala
Kelelahan dapat diartikan dimana
(Kementerian Kesehatan RI, 2014).
segala aktifitas fisik yang dilakukan
Berdasarkan hasil studi pendahuluan,
berdampak pada perasaan letih dan lemah
angka kejadian PJK di unit perawatan
menandakan ada penurunan fungsi fisik
intensif (ICU) RSUD Syamrabu
dan mental (Skala Penilaian fatique
Kabupaten Bangkalan pada tahun 2015
(kelelahan) dengan menggunakan skala
yaitu 190 orang, sedangkan pada tahun
numeric dengan indicator skor 0 : tidak ada
2016 bertambah 10,5% menjadi 210 orang,
keletihan, skor 1-3 : tingkat ringan, skor 4-
dan semakin meningkat lagi yaitu 19%
6 : tingkat sedang , skor 7-9 : tingkat berat,
atau 250 orang per Desember 2017 dimana
skor 10 : tingkat luar biasa (Arum, 2015).
50-60% (125-150 orang). Dari 10 orang
PJK membutuhkan penanganan
yang di lakukan anamnesa mengeluh sesak
yang cepat dan tepat jika terlambat dalam
, mudah lelah saat melakukan aktivitas
pengobatan dan penatalaksanannya,
ringan sekalipun sehingga kelelahan
penderita penyakit jantung dikhawatirkan
tersebut menganjurkan seorang penderita
berdampak pada kondisi yang parah Majid
penyakit jantung untuk intoleransi
(2007). Penatalaksaan PJK dapat dilakukan
aktifitas. Sebagian besar mengeluh tingkat
secara farmakologi dan non-farmaklogi
kelelahan dari sedang sampai berat.
secara farmakologi biasanya digunakan
Penyakit jantung disebabkan suplai
obat-obatan golongan analgetik, Nitrat,
darah dan oksigen ke miokardium yang
trombolitik, betablocker, untuk keadaan
tidak adekuat mengakibatkan
yang membutuhkan revaskularisasi
ketidakseimbangan suplai aliran darah
pembuluh coroner, meliputi Coronary
akibat sumbatan plak pada arteri koroner
Artery Bypass Graft (CABG) dan
(Black,2014). Hal ini dapat menyebabkan
Percutaneus Coronary Intervention (PCI),
iskemik pembuluh darah jantung dan bisa
serta tindakan dengan menggunakan teknik
berlanjut ke infark. Akibat iskemik dapat
invasif yaitu Percutaneus Transluminal
71
Coronary Angioplasty (PTCA) sedangkan perlakuan dan diobservasi kembali.
pengobatan non farmakologi dianjurkan Variabel independen yaitu breathing
merubah pola hidup, berhenti merokok, exercise, dan variabel dependennya
olahraga ringan, diet pencegahan yaitu tingkat fatique (kelelahan) pada
hiperkolesterolimia (Kementerian penderita Penyakit Jantung Koroner.
Kesehatan RI, 2014) Jumlah populasi penelitian sebanyak 21
Pasien pasca revaskularisasi responden dalam estimasi satu bulan,
jantung, baik CABG maupun PCI, dan sampel penelitian ini 20 responden.
pengelolaan gaya hidup penting untuk Pengambilan sampel menggunakan Non
penderita jantung dan dilakukan perawatan Probability sampling yaitu Accidental
rehabilitasi jantung (Mathes, 2007). Untuk Sampling, dengan instrumen Standart
mengatasi fatique (kelelahan) latihan yang Operasional Prosedur (SOP) Breating
dianjurkan adalah latihan fisik ringan salah exercise sedangkan untuk tingkat
satunya adalah Breathing exercise. fatique (kelelahan) penelitian yang
Breating exercise salah satu latihan digunakan adalah lembar observasi
nafas dengan pendekatan holistic care yang dengan menggunakan fatique scale. Uji
dapat diaplikasikan pada seseorang dengan statistik yang digunakan Wilcoxon
gangguan atau keluhan seperti fatique, Signed Rank Test dengan kemaknaan α
nyeri, stress, ancietas, insomnia. latihan ini 0,05.
secara fisiologis menstimulasi system saraf
parasimpatik yang dapat meningkatkan HASIL PENELITIAN
hormone endorphin yang dapat mencegah Pemberian Breathing exercise
terjadinya takikardi, meningkatkan memberikan pengaruh terhadap penurunan
ekspansi paru secara maksimal, relaksasi tingkat kelelahan pada pasien PJK
otot nafas dan dada membuat input (Penyakit Jantung Koroner) dengan hasil
oksigen adekuat (Potter,2009). O2 sig 0.002 < 0,05. Hal ini menunjukkan
berperan penting dalam system respirasi bahwa ada perbedaan pengaruh yang
tubuh dan sirkulasi tubuh salah satunya signifikan.
peningkatan metabolisme dan membuang Tabel 1 Tingkat Fatique (Kelelahan )
zat sisa metabolisme tubuh, serta Pasien PJK Sebelum Diberikan
memproduksi energy dan menurunkan Breathing Exercise
tingkat kelelahan (fatique) (Cahyu,2013).
Pre Test
Dalam hal ini peneliti tertarik
Responden Skor Kategori
sebagai seorang perawat diharapkan 1 6 Sedang
mampu mengaplikasikan peran perawat 2 5 Sedang
dalam tindakan mandiri dengan 3 8 Berat
mengajarkan dan melatih seorang 4 7 Berat
penderita jantung dengan latihan Breating 5 3 Ringan
6 5 Sedang
exercise untuk mengatasi tingkat fatique 7 4 Sedang
(kelelahan) yang sering menjadi keluhan 8 4 Sedang
penderita jantung 9 5 Sedang
10 4 Sedang
BAHAN DAN METODE 11 3 Ringan
12 3 Ringan
1. Desain Penelitian yang 13 3 Ringan
digunakan “Eksperimental” dengan 14 7 Berat
pendekatan One Group Pre Test – Post 15 7 Berat
Test design dimana pada sampel 16 8 Berat
kelompok yang telah ditentukan 17 9 Berat
18 9 Berat
tersebut diobservasi terlebih dahulu 19 8 Berat
kemudian diberikan intervensi 20 8 Berat
72
Berdasarkan tabel 2 didapatkan dari tabel
4.8 di atas didapatkan bahwa persentase
No Skor Kategori Frekuensi Persent terbanyak berdasarkan tingkat kelelahan
ase (%) sesudah diberikan breathing exercise pada
1 0 Tidak lelah 0 0
pasien PJK adalah lelah ringan yaitu 9
2 1-3 Ringan 4 20
3 4-6 Sedang 7 35 (45%) responden.
4 7-9 Berat 9 45
5 10 Sangat berat 0 0 Tabel 3 Hasil Statistik Uji Wilcoxon
20 100 Perbedaan Antara Sebelum Dan
Sesudah Diberikan Breathing Exercise
Berdasarkan tabel 1 didapatkan
dari tabel 4.7 diatas diketahui bahwa Pre Test Post Test
persentase tertinggi berdasarkan tingkat Responden Skor Kategori Skor Kategori
kelelahan pada pasien PJK sebelum 1 6 Sedang 5 Sedang
diberikan breathing exercise yaitu 2 5 Sedang 5 Sedang
3 8 Berat 6 Sedang
mengalami lelah berat sebanyak 9 (45%)
4 7 Berat 5 Sedang
responden. 5 3 Ringan 2 Ringan
6 5 Sedang 3 Ringan
Tabel 2 Tingkat Kelelahan Pasien PJK 7 4 Sedang 3 Ringan
8 4 Sedang 2 Ringan
Setelah Diberikan Breathing Exercise
9 5 Sedang 3 Ringan
10 4 Sedang 3 Ringan
Post Test 11 3 Ringan 3 Ringan
Responden Responden Responden 12 3 Ringan 1 Ringan
1 5 Sedang 13 3 Ringan 3 Ringan
2 5 Sedang 14 7 Berat 4 Sedang
3 6 Sedang 15 7 Berat 7 Berat
4 5 Sedang 16 8 Berat 6 Sedang
5 2 Ringan 17 9 Berat 8 Berat
6 3 Ringan 18 9 Berat 7 Berat
7 3 Ringan 19 8 Berat 6 Sedang
8 2 Ringan 20 8 Berat 8 Berat
9 3 Ringan Prosentase Tidak lelah : 0 Tidak lelah : 0
10 3 Ringan (%) responden responden
11 3 Ringan Ringan : 4 Ringan : 9
12 1 Ringan responden responden
13 3 Ringan (20%) (45%)
14 4 Sedang Sedang : 7 Sedang : 7
15 7 Berat responden responden
16 6 Sedang (35%) (35%)
17 8 Berat Berat : 9 Berat : 4
18 7 Berat responden responden
19 6 Sedang (45%) (20%)
20 8 Berat Sangat berat : 0 Sangat berat : 0
responden responden
N Skor Kategori Frekuensi Persent Uji Mean : 3,25 Mean : 2,75
o ase (%) Normalitas Minimum : 2 Minimum : 2
1 0 Tidak lelah 0 0 Ρ<α Maksimum : 4 Maksimum : 4
2 1-3 Ringan 9 45 0,001 < Std Deviation : Std Deviation :
3 4-6 Sedang 7 35 0,05 0,786 0,786
4 7-9 Berat 4 20
5 10 Sangat berat 0 0 Uji Ρ value (0,002) α : (0,05)
20 100 Wilcoxon
73
Berdasarkan hasil uji statistik penanganan ketika terjadi fatique
Wilcoxon Signed Rank Test didapatkan (kelelahan).
hasil signifikan ρ value = 0.002 < 0,05 Perubahan neuro biokimia akan
yang artinya bahwa ada perbedaan tingkat terjadi sebagai mekanisme kompensasi
kelelahan yang signifikan antara sebelum yang menyertai perubahan fungsi pada
dan sesudah diberikan breathing exercise pasien gagal jantung. Perfusi perifer akan
pada pasien PJK di unit perawatan intensif mengalami penurunan dikarenakan
(ICU) RSUD Syamrabu Kabupaten penurunan curah jantung yang
Bangkalan, dimana dari 20 pasien yang mengakibatkan vasokontriksi vaskiuler.
telah diberikan tindakan breathing exercise Kondisi tersebut akan berkaitan dengan
10 pasien diantaranya mengalami intolerasi aktivitas karena kelelahan yang
penurunan tingkat kelelahan dan 10 pasien dialami pasien (Woung-Ru, Chiung-Yao,
lainnya tidak mengalami perubahan tingkat & San-Jou, 2010).
kelelahan antara sebelum dan sesudah Hal ini sesuai dengan teori yang
diberikan breathing exercise. dikemukakan (Black,2014) bahwa
kelelahan sebagai salah satu dampak atau
PEMBAHASAN gejala dari PJK dimana kelelahan yang
2. Tingkat Kelelahan Pasien PJK muncul pada penderita PJK terjadi karena
Sebelum Diberikan Breathing pengaruh dari sirkulasi ke jaringan yang
Exercise Di unit perawatan intensif tidak adekuat akibat adanya sumbatan pada
(ICU) RSUD Syamrabu Kabupaten arteri koroner sehingga konsumsi O2 ke
Bangkalan jaringan juga mengalami penurunan.
Penurunan kadar oksigen pada pasien PJK
Berdasarkan hasil penelitian menyebabkan penurunan sediaan energi
diperoleh bahwa persentase tertinggi dalam tubuh dikarenakan proses
berdasarkan tingkat kelelahan pada pasien penghasilan ATP juga berkurang, tubuh
PJK sebelum diberikan breathing exercise merespon dengan melakukan metabolisme
yaitu mengalami lelah berat dengan skor anaerob yang menghasilkan zat sisa berupa
mean 3,25. asam laktat. Penumpukan asam laktat pada
Hal ini sejalan dengan penelitian otot yang berlebih akan menyebabkan
(Smith, Kupper, De Jonge, & Denollet, kelelahan sehingga penderita penyakit
2010). Terjadinya penurunan kontraktilitas jantung mudah lelah, sesak sehingga butuh
jantung disebabkan suplai oksigen ke pembatasan aktivitas.
jantung menurun sehingga jantung gagal Presentase tingkat lelah terendah
menjalankan fungsinya. Penyumbatan yaitu pada tingkat lelah ringan yaitu
arteri akibat aterosklerosis maka alirah sebanyak 20%. Hal ini dikarenakan pada
darah ke arteri coroner berkurang sehingga tingkat kelelahan pasien satu dengan yang
terjadi kelelahan. Pada penderita jantung lain dapat berbeda tergantung dari
biasanya mengeluh cepat lelah sehingga seberapa besar ketidakmampuan jantung
berdampak pada activity daily living. dalam memompa darah akibat
Kelelahan pada penderita penyakit jantung penyumbatan arteri koroner. Hal ini juga
merupakan tanda dan gejala yang biasa didukung dari hasil data yang menyatakan
dikeluhkan (Li-Huan, Chung-Yi, Shyh- bahwa 35% pasien PJK berusia 56-65 th
Ming, Wei-Hsian, & Ai- Fu, 2010). yang menganggap bahwa rasa lelah yang
Analisis peneliti terjadinya dirasakan adalah bagian dari proses lanjut
kelelahan pada penderita jantung usia sehingga menilainya ringan. Hal ini
dikarenakan penderita jantung tidak sesuai dengan teori (Black,2014) yang
memahami dan mengetahui aktivitas apa mengatakan bahwa kebanyakan penderita
saja yang boleh dilakukan dan tidak boleh PJK pada usia lanjut menganggap
dilakukan serta pencegahan dan
74
kelelahan yang dirasakan adalah bagian sehingga irama detak jantung tidak teratur
dari proses penuaan. hingga menimbulkan gangguan pada
jantung (Lee, 2010).
75
Jablonski & Chonchol (2012) (ICU) RSUD Syamrabu Kabupaten
berpendapat teknik relaksasi nafas Bangkalan.
Breathing exercise dalam yang dilakukan 3. Pasien Penyakit Jantung Koroner
mampu meminimalkan stress oksidatif, sebelum dan sesudah diberikan
sehingga menghasilkan produksi energi Breathing Exercise mengalami
meningkatkan elastisitas pembuluh darah perbedaan tingkat kelelahan di Ruang
dan memperlancar sirkulasi ke seluruh unit perawatan intensif (ICU) RSUD
jaringan sehingga tubuh bisa memproduksi Syamrabu Kabupaten Bangkalan.
energi, sehingga hasil akhirnya dapat
mengurangi bahkan mengatasi kelelahan. SARAN
Latihan pernafasan yang intensif mampu
memperbaiki aliran darah pada paru-paru 1. Teoritis
sehingga oksigen berdifusi ke kapiler paru Bagi penderita PJK atau keluarga
dan terjadi peningkatan volume paru pasien PJK diharapkan dapat
(Khotimah, 2011) menambah pengetahuan tentang
Selain itu terdapat data dari hasil pengaruh breathing exercise yang dapat
penelitian yang menyatakan bahwa 10 dari mengurangi tingkat kelelahan yang
20 pasien PJK yang telah diteliti dan dirasakan sebagai salah satu dampak
diberikan breathing exercise tidak PJK.
mengalami perubahan tingkat kelelahan
antara sebelum dan sesudah diberikan 2. Praktis
breathing exercise. Hal ini dikarenakan Bagi petugas kesehatan, diharapkan
penyakit fisik akan mempengaruhi kondisi dapat menolong pasien dengan cara
psikologik seseorang. Demikian juga membuat program aktivitas pada setiap
penderita penyakit jantung koroner pasien PJK untuk mengurangi kelelahan
berdampak pada aspek fisik dan psikologi. yang dirasakan akibat penyakitnya,
Aspek fisik yang biasa ditemukan adalah salah satunya yaitu Breathing exercise.
keleahan, sesak, mual dan mengalami Sedangkan bagi peneliti
keterbatasan aktifitas kehidupan sehari- selanjutnya diharapkan dapat meneliti
harinya. Sedangkan dari aspek psikologis lebih dalam faktor yang mempengaruhi
biasanya ditemukan cemas, putus asa, kelelahan pasien PJK karena banyaknya
depresi (Rosidawati, et.al, 2016) yang faktor yang diketahui berkontribusi
menimbulkan perangsangan saraf simpatis terhadap kualitas fatique dan
sehingga irama detak jantung tidak teratur diharapkan dapat dilakukan dengan
hingga menimbulkan gangguan pada jumlah sampel yang lebih banyak
jantung (Black, 2014). dengan metodologi penelitian yang
lebih beragam
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Arum. 2015. Pemberian Tindakan Breathing
1. Pasien Penyakit Jantung Koroner
Exercise Terhadap Level Fatique Pada
sebelum diberikan breathing exercise
Asuhan Keperawatan Tn. L Dengan
mengalami tingkat kelelahan berat
Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani
yaitu sebanyak 45% di Ruang Hemodialisa Di Bangsal Melati I RSUD
Intensive Care Unit RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Karya Tulis
SYAMRABU Bangkalan. Ilmiah Tahun 2015.
2. Pasien Penyakit Jantung Koroner
setelah diberikan breathing exercise Black, M. Joyce & Hawks J. H. (2014).
mengalami penurunan tingkat Keperawatan Medikal Bedah Edisi Bahasa
kelelahan (ringan) yaitu sebanyak 45% Indonesia 8, Buku2. Elsevier : Singapore.
di Ruang unit perawatan intensif
76
Cahyu. (2013). Pengaruh breathing exercise HasanSadikin Bandung. Jurnal
terhadap level fatigue pasien hemodialysis Keperawatan Padjadjaran, 4(2).
di RSPAD Gatot Subroto. Jurnal
Keperawatan Soedirman, 8 (1), 15-17 Smith, O. F., Kupper, N., de Jonge, P., & Denollet,
J. (2010). Distinct trajectories of fatigue in
Chen, L. H., Li, C. Y., Shieh, S. M., Yin, W. H., & chronic heart failure and their association
Chiou, A. F. (2010). Predictors of fatigue in with prognosis. European Journal Of Heart
patients with heart failure. Journal of Failure, 12(8), 841-848.
Clinical Nursing, 19(11‐ 12), 1588-1596. doi:10.1093/eurjhf/hfq075.
El-Batanouny, M.M., Amin, M.A.,Salem, E.Y. & Stanley et al (2011). Benefits of a holistic breathing
El-Nahas, H.E. 2009. Effect of exercise technique in patients on hemodialysis.
on ventilatory function in welders. Egyptian Nephrology Nursing Journal: 38 (2)149-152
Journal of Bronchology, Volume 3.
World Health Organization.(2015). Global health
Jablonski& Chonchol. (2012). Frequent obseravatory (GHO) data.diakses dari
hemodialysis: a way to improve physical htttp://who.int/gho/en/ pada tanggal 17
function USA. Clinical Journal of the November 2016.
American Society of Nephrology, 45 (6),
1122-1131 Woung-Ru, T., Chiung-Yao, Y., & San-Jou, Y.
(2010). Fatigue and its related factors in
Kementrian Kesehatan RI. (2014). Situasi patients with chronic heart failure. Journal
kesehatan jantung. Jakarta selatan: of Clinical Nursing, 19(1/2), 69-78.
kementrian kesehatan RI. doi:10.1111/j.1365-270 .
77