Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 14

66 Bhumi: Jurnal Agraria dan Pertanahan Vol. 6 No.

1 Mei 2020

BHUMI: Jurnal Agraria dan Pertanahan


Received: January 16, 2020; Reviewed: April 7, 2020; Accepted: May 5, 2020.
To cite this article: Artika, IGK, Utami, W 2020, ‘Percepatan pembenahan data bidang tanah kluster 4 melalui
survei data pertanahan’, Bhumi, Jurnal Agraria dan Pertanahan, vol. 6, no. 1, hlm. 66-79.
DOI: 10.31292/jb.v6i1.425
Copyright: ©2020 I Gede Kusuma Artika & Westi Utami. All articles published in Jurnal Bhumi are licensed
under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International license.

PERCEPATAN PEMBENAHAN DATA BIDANG TANAH KLUSTER 4 MELALUI


SURVEI DATA PERTANAHAN
ACCELERATION OF CLUSTER 4 LAND DATA DEVELOPMENT THROUGH LAND
DATA SURVEY

I Gede Kusuma Artika & Westi Utami


Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional
Email : kusumalemux@ymail.com & westiutami@stpn.ac.id

Abstract: The Complete Systematic Land Registration (PTSL) as a strategic program of the Ministry of Agrarian
Affairs and Spatial Planning / National Land Agency (ATR/BPN) has problems. One of the problems is the
identif ication related to data on land plots that are already certif ied (Cluster-4 / K-4) but not yet entered into
the Geospatial Database of the Land Off ice (Geo-KKP). This study aims to accelerate the data collection of
Cluster-4,so that land parcels data that has been certif ied are integrated into the Geo-KKP appropriately and
correctly. The improvement method of the potential areas of Cluster-4 was carried out through a survey of land
plots that had previously been certif ied by the Prona in Sif nana Village. Data analysis was carried out spatially
through an analog map overlay along with the results of f ield surveys with Geo-KKP data to obtain spatially
integrated land registration data. The results of the study show that land parcels mapping through land survey
data is able to accelerate the process of identifying the K-4 and encourage the realization of a Complete Village.
The acceleration of land parcels mapping through land survey data is also able to provide clarity on the un-
mapped land parcels data to support the planning of PTSL activities in 2020.
Keywords: PTSL, Geo-KKP, Land Data Survey

Intisari: Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap (PTSL) sebagai program strategis Kementerian Agraria dan
Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) memiliki kendala salah satunya adalah identif ikasi terkait
dengan data bidang tanah yang sudah bersertipikat (Kluster-4/K-4), namun belum masuk ke dalam sistem basis
data Geospasial Komputerisasi Kantor Pertanahan (Geo-KKP). Kajian ini bertujuan untuk melakukan percepatan
pendataan potensi Kluster-4, sehingga bidang tanah yang telah bersertipikat terintegrasi dalam Geo-KKP secara
tepat dan benar. Metode penyelesaian terhadap bidang-bidang potensi Kluster-4 ini dilakukan melalui survei
terhadap bidang tanah yang sebelumnya telah dilakukan sertipikasi program Prona di Desa Sifnana. Analisis
data dilakukan secara spasial melalui overlay terhadap peta-peta analog beserta hasil survei di lapangan dengan
data Geo-KKP, sehingga diperoleh data spasial pendaftaran tanah yang terintegrasi secara utuh. Hasil kajian
menunjukkan bahwa pemetaan bidang tanah melalui survei data pertanahan mampu mempercepat proses
identif ikasi potensi K-4 dan mampu mendorong terwujudnya Desa/Kelurahan Lengkap. Percepatan pemetaan
bidang tanah melalui survei data pertanahan ini juga mampu memberikan kejelasan terhadap data spasial bidang-
bidang tanah yang belum terpetakan, sehingga mampu memberikan basis data terhadap perencanaan kegiatan
PTSL pada target tahun 2020.
Kata Kunci: PTSL, Geo-KKP, Survei Data Pertanahan.
I Gede Kusuma Artika, Westi Utami, Percepatan pembenahan data bidang tanah kluster 4 ... 66-79 67
A. Pendahuluan ATR/Kepala BPN Nomor 6 Tahun 2018. Seba-
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN gaimana arahan Presiden Joko Widodo, target
mendasarkan pada Peraturan Presiden Nomor 17 PTSL yang dibebankan kepada Kementerian ATR/
Tahun 2015 dan Peraturan Presiden Noomor 20 BPN setiap tahunnya akan terus bertambah guna
Tahun 2015 memiliki tugas menyelenggarakan mempercepat proses pendaftaran tanah sehingga
urusan pemerintahan di bidang agraria/perta- diharapkan pada tahun 2025 seluruh bidang ta-
nahan dan tata ruang untuk membantu Presiden nah telah memiliki sertipikat hak atas tanah
dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. (Mujiburohman 2018).
Dilihat dari sejarah kelembagaan menunjukkan Dalam melaksanakan program pendaftaran
fakta bahwa kegiatan pendaftaran tanah oleh BPN tanah berbagai kendala dan hambatan dijumpai
telah dilaksanakan sejak tahun 1955 atau sudah di lapangan. Beberapa kajian yang dilakukan
berlangsung selama 63 tahun. Namun berdasar- menyebutkan bahwa PTSL mengalami kendala
kan data yang dilaporkan Kementerian ATR/BPN baik internal maupun eksternal, kendala internal
pada tahun 2018, dari total kurang lebih 126 juta diantaranya: 1) Sumber Daya Manusia (SDM)
bidang tanah di Indonesia masih terdapat 82 juta dimana terdapat ketidaksinkronan antara beban
bidang tanah yang belum bersertipikat. Sehingga kerja/jumlah target yang telah ditetapkan dengan
selama Lembaga ini berdiri yakni 63 tahun jumlah jumlah tenaga yang tersedia (Bangsawan 2019),
sertipikasi bidang tanah yang berhasil dilaksana- permasalahan lain terkait SDM yakni belum
kan baru mencapai angka sekitar 44 juta yang semua tenaga memahami pemanfaatan teknolo-
tersebar di seluruh wilayah Indonesia (Kemente- gi/inovasi pengukuran, pemetaan serta belum
rian ATR/BPN 2018). Belum tersertipikatkannya memahami aspek yuridis dalam pendaftaran
semua bidang tanah ini menjadikan Kementerian tanah secara komprehensif (Hidayat, Engkus,
ATR/BPN belum memiliki basis data yang lengkap, Afra 2018, 2) Keterbatasan anggaran dan pem-
benar, akurat dan terstruktur mengenai perta- biayaan: salah satunya anggaran dari DIPA
nahan (Chandra 2020). Kementerian ATR/BPN yang belum memadai
Kondisi inilah yang ditengarai sebagai salah untuk pencapaian target dan penyelesaian
satu faktor penyebab timbulnya sengketa, konflik masalah dalam PTSL, selain itu beberapa kendala
dan perkara pertanahan di Indonesia kian me- terkait pembiayaan dalam PTSL adalah terkait
ningkat (Zakie 2016), tingginya jumlah tumpang BPHTB dan PPh bagi masyarakat yang kurang
tindih pemilikan maupun penguasaan tanah mampu (Ayu 2019, 3) Keterbatasan peralatan
(Permadi 2016), ketidakadilan penguasaan tanah, dimana untuk mampu melaksanakan pengu-
ketimpangan kepemilikan tanah serta ketidak- kuran dan pemetaan dengan cepat memerlukan
jelasan kepastian hak atas tanah (Nasir 2012; peralatan/inovasi/teknologi sebagai contohnya
Mohammad 2018), terjadinya penyerobotan lahan GNSS RTK (Kementerian ATR/BPN 2019), semen-
garapan oleh perusahaan masih tinggi dikarena- tara pemenuhan kebutuhan peralatan setiap
kan belum tuntasnya pendaftaran tanah dan Kantor Pertanahan tersebut belum tercukupi; 4)
administrasi pertanahan yang masih bermasalah Keterbatasan data, dimana dalam melaksanakan
(Konsorsium Pembaruan Agraria 2018). Oleh PTSL dibutuhkan basis data peta kerja yang
karena itu salah satu agenda prioritas yang diama- lengkap dan benar namun kondisi yang terjadi
natkan Presiden Joko Widodo kepada Kemente- belum setiap kantor pertanahan memiliki keter-
rian ATR/BPN adalah menuntaskan permasa- sediaan peta kerja tersebut.
lahan agraria/pertanahan agar tanah dapat mem- Selain kendala internal, beberapa kondisi
berikan keadilan dan mampu meningkatkan eksternal yang menghambat PTSL meliputi: 1)
perekonomian masyarakat dengan melaksanakan Kurangnya kesadaran masyarakat akan penting-
Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap/PTSL nya PTSL (Rachma 2019) dimana di beberapa
yang diatur lebih lanjut dalam Peraturan Menteri wilayah menunjukkan bahwa masyarakat kurang
68 Bhumi: Jurnal Agraria dan Pertanahan Vol. 6 No. 1 Mei 2020

peduli/ kurang antusias terhadap PTSL. Hal ini BPN dapat mencatatnya di dalam buku tanah dan
tentunya berdampak terhadap kurang optimalnya pada Kluster 3 dimana bidang tanah data yuridis-
partisipasi masyarakat dalam program PTSL. nya tidak dapat dibukukan dan diterbitkan
Selain itu beberapa kajian juga menunjukkan sertipikatnya maka Kementerian ATR/BPN hanya
bahwa dalam pelaksanaan PTSL beberapa masya- dapat mencatatnya di dalam daftar tanah (Mar-
rakat masih belum memiliki pemahaman yang yanti & Purbawa 2018; Kementerian ATR/BPN
cukup mengenai pendaftaran tanah (Ardani 2018; Adensyah, Hermawan, Yulianti 2019).
2019); 2) Permasalahan lain yang sering dihadapi Terhadap permasalahan terkait kondisi PTSL yang
yakni adanya ketidakjelasan batas bidang tanah dikategorikan pada Kluster 41 dimana hasil pengu-
di lapangan yang menyulitkan petugas ukur kuran maupun pendaftaran tanahnya telah
untuk melaksanakan pengukuran; 3) ketidakleng- dilakukan namun belum sinkron di dalam data
kapan data yuridis sebagai alas hak pendaftaran base Geo-KKP, sebenarnya merupakan potensi
tanah (Audina 2018; Sahprada 2018; Nugroho yang lebih mudah untuk diselesaikan. Akan tetapi
2017); 4) Masih terdapatnya beberapa tanah ab- permasalahan terhadap Kluster-4 ini seringkali
sentee dan jumlah tanah yang masuk dalam masih menjadi kendala di beberapa Kantor
sengketa dan konflik pertanahan masih cukup Pertanahan.
tinggi (Muhammad 2015; Rahmawati 2018; Berbagai kondisi tersebut di atas semakin kom-
Mujiburahman 2018; Rizkiyah 2018). pleks penyelesaiannya bagi kantor Pertanahan
Kajian yang dilakukan oleh Sahprada (2018), yang sebelumnya berupa kantor perwakilan,
Hidayat (2018), Wardani (2018), Maryanti (2018) namun mengalami perubahan menjadi kantor
menyebutkan bahwa untuk menanggulangi per- def initif seperti contohnya di Kabupaten Kepu-
masalahan tersebut, Kementerian ATR/BPN telah lauan Tanimbar, Provinsi Maluku.
melaksanakan kerjasama dengan Pemerintah Beberapa persoalan yang dihadapi akibat
Daerah, melibatkan Desa/Kelurahan dalam perubahan status kantor dari kantor perwakilan
penyelesaian pengumpulan data yuridis maupun menjadi kantor definitif diantaranya ialah keter-
data fisik, melakukan optimalisasi pemberdayaan sediaan data spasial serta arsip-arsip administrasi
masyarakat melalui partisipasi masyarakat dalam pendaftaran tanah yang kurang lengkap serta
program PTSL, menerapkan aplikasi teknologi kesulitan di dalam sinkronisasi basis data pada
berupa Smart PTSL, SANTRI PTSL dan upaya Geo-KKP. Problematika inilah yang menjadi salah
pengadaan peralatan berupa drone, GNSS RTK, satu kendala terhadap terwujudnya desa/
citra satelit resolusi tinggi dan teknologi pengu- kelurahan lengkap pada wilayah kajian yakni di
kuran lainnya serta melakukan kerjasama dengan Desa Sifnana. Mendasarkan pada problematika
pihak ketiga untuk pengukuran dan pemetaan tersebut di atas, maka kajian ini bertujuan untuk
dalam program PTSL. mengidentif ikasi bidang tanah yang telah ber-
Upaya percepatan untuk menyelesaikan pen- sertipikat namun belum terdata. Pada kajian ini
daftaran tanah khususnya pada permohonan baru penulis juga memberikan solusi terhadap perma-
sebagaimana tersebut di atas sudah banyak dilaku- salahan sinkronisasi data spasial terhadap data-
kan oleh Kementerian ATR/BPN, hal ini ditun- data bidang tanah yang sebelumnya telah berser-
jukkan dengan pencapaian target PTSL di berbagai tipikat (K-4) namun belum sinkron di dalam data
wilayah dapat dipenuhi yakni pada Kluster 1
(bidang tanah yang data yuridisnya memenuhi
1
syarat untuk dapat diterbitkan sertipikat). Semen- Kluster 4 (K4) adalah bidang tanah yang objek dan
subyeknya sudah terdaftar dan sudah bersertipikat, baik
tara untuk Kluster 2 yakni bidang tanah yang yang belum maupun yang sudah dipetakan, namun tidak
data yuridisnya memenuhi syarat untuk diterbit- sesuai dengan kondisi lapangan atau terdapat perubahan
kan sertipikat namun terdapat sengketa, konflik, data f isik sehingga wajib dilakukan pemetaannya ke dalam
Peta PTSL dengan hasil kegiatan berupa Peta Bidang Tanah
atau perkara di pengadilan, Kementerian ATR/ yang sudah ditingkatkan kualitasnya (Juknis PTSL 2019).
I Gede Kusuma Artika, Westi Utami, Percepatan pembenahan data bidang tanah kluster 4 ... 66-79 69
Geo-KKP terutama terhadap Kabupaten yang bersertipikat namun belum ter-entry dalam data-
mengalami perubahan status dari Kantor Perwa- base Geo-KKP dapat diidentifikasi.
kilan menjadi Kantor Def initif. Dalam rangka peningkatan kualitas layanan di
kantor pertanahan, BPN mulai melaksanakan
B. Klusterisasi dalam PTSL dan Geo-KKP komputerisasi layanan sejak tahun 1997 yakni
Sebagai upaya mempercepat pendaftaran ta- diawali dengan aplikasi LOC (Land Off ice Com-
nah melalui kegiatan PTSL, diperlukan pendataan puterization). Selanjutnya untuk dapat meng-
dan pemetaan bidang tanah secara menyeluruh integrasikan data tekstual dengan data geospasial
pada setiap desa sehingga tidak ada lagi bidang serta dalam rangka membangun basis data guna
tanah yang tidak teridentif ikasi. Berdasarkan mengurangi permasalahan administrasi perta-
Petunjuk Teknis PTSL Nomor: 01/JUKNIS- nahan pada tahun 2009 aplikasi LOC berubah
300.01.01/II/2019 dijelaskan bahwa PTSL meru- menjadi Geo-KKP/Geospasial Komputerisasi
pakan kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama Kantor Pertanahan. Aplikasi ini telah digunakan
kali yang dilakukan secara serentak bagi semua oleh kantor pertanahan di seluruh wilayah Indo-
objek pendaftaran tanah di seluruh wilayah nesia (Mustofa, Aditya & Sutanta 2018). Geo-KKP
Republik Indonesia dalam satu wilayah desa/ merupakan program lanjutan dari KKP-Desktop
kelurahan atau nama lainnya yang setingkat dimana KKP-Desktop adalah implementasi awal
dengan itu, meliputi pengumpulan data fisik dan dari proses pengembangan Komputerisasi Kantor
data yuridis mengenai satu atau beberapa objek Pertanahan (KKP). Implementasi Geo-KKP
pendaftaran tanah untuk keperluan pendaf- bertujuan menyediakan informasi spasial bersama
tarannya. dengan informasi yuridis atau tekstual dalam
Dalam kegiatan PTSL dikenal klusterisasi suatu referensi sistem koordinat. Penambahan
bidang tanah yang bertujuan untuk memudah- fitur geo-referensi pada KKP-Desktop kemudian
kan identif ikasi dan mempercepat proses penda- dilanjutkan ke tahap akhir KKP yaitu KKP Web
taan bidang tanah. Klusterisasi adalah penge- (Mustofa, Aditya & Sutanta 2018).
lompokan jenis keluaran/output/hasil kegiatan Dengan digunakannya Aplikasi Geo-KKP ini
PTSL. Berdasarkan hasil penelitian terhadap data/ maka digitalisasi seluruh peta bidang tanah yang
dokumen fisik dan yuridis, klusterisasi terdiri dari ada di Kantor Pertanahan dapat dilakukan secara
Kluster 1 (K1), Kluster 2 (K2), Kluster 3 (K3) dan serentak dan harapannya semua bidang dapat
Kluster 4 (K4) (Juknis PTSL 2019; Marryanti, S & dilandingkan di atas peta secara tepat dan benar
Purbawa, Y 2018). baik koordinat, luas dan bentuknya. Sebagai alat
Dari keempat kluster tersebut, hanya Kluster 1 kontrol kualitas terhadap data-data terebut maka
yang produk akhirnya berupa sertipikat hak atas dicanangkan kualif ikasi data pertanahan, yang
tanah sedangkan K2 dan K3 hanya sampai pada mana menurut Pusat Data dan Informasi BPN
tahap penerbitan peta bidang tanah. Kluster 4 (K4) dikategorikan dalam enam kelas kualitas (BPN
adalah bidang tanah yang objek dan subyeknya 2011 dalam Mustofa, Aditya & Sutanta 2018). Tiga
sudah terdaftar dan sudah bersertipikat, baik yang kelas teratas adalah KW1, KW2 dan KW3 dikla-
belum maupun yang sudah dipetakan, namun sif ikasikan sebagai data pertanahan yang baik.
tidak sesuai dengan kondisi lapangan atau Sementara data kelas KW4, KW5 dan KW6 diang-
terdapat perubahan data fisik. Terhadap data ini gap masih belum layak dijadikan data pertanahan
maka perlu dilakukan pemetaannya ke dalam yang baik sehingga perlu mendapat perhatian
Peta PTSL dengan hasil berupa Peta Bidang untuk dilakukan perbaikan/peningkatan kualitas
Tanah yang sudah ditingkatkan kualitasnya data pertanahannya. Upaya peningkatan kualitas
(Juknis PTSL 2019). Pemetaan K4 ini bertujuan data ini diatur di dalam Juknis PTSL Tahun 2019
untuk melengkapi peta pendaftaran yang telah dimana pada data kelas KW4, KW5 dan KW6 ini
ada sehingga bidang-bidang tanah yang telah diklasif ikasikan sebagai K4 PTSL. Beberapa
70 Bhumi: Jurnal Agraria dan Pertanahan Vol. 6 No. 1 Mei 2020

penyebab terjadinya KW 4,5 dan 6 ini dapat Tenggara Barat hendak berubah statusnya dari
dikategorikan menjadi 2 (dua) yakni 1). Di dalam kantor perwakilan menjadi kantor definitif. Salah
sertipikat tidak terdapat Gambar Situasi (GS); 2) satu permasalahan pokok adanya perubahan sta-
Sertipikat dengan Gambar Situasi/Surat Ukur tus tersebut yakni pemisahan dan pemindahan
belum/tidak dipetakan pada sistem KKP (Juknis arsip serta warkah dari kantor induk ke kantor
Nomor: 01/JUKNIS-300.01.01/II/2019). definitif yang baru yakni pada Kantor Pertanahan
Kabupaten Maluku Tenggara Barat. Penyimpanan
C. Problematika Kantor Perwakilan data baik data tekstual dan data spasial yang be-
menuju Kantor Def initif lum dilaksanakan secara sistematis dan belum
Kantor Pertanahan Kabupaten Kepulauan dilaksanakan secara online di tahun 1980-an
Tanimbar mengalami perubahan nama sejak hingga tahun 1990-an menjadikan beberapa data
ditetapkan melalui Permen ATR/Ka. BPN Nomor tercecer dan beberapa data tidak tersusun secara
5 Tahun 2019, dimana sebelumnya merupakan terstruktur dengan rapi pada kantor def initif baru.
Kantor Pertanahan Kabupaten Maluku Tenggara Proses serah terima arsip dalam kondisi yang ku-
Barat. Kantor Pertanahan ini telah melaksanakan rang lengkap dan tidak tersusun secara sistematis
kegiatan pendaftaran tanah pertama kali sejak inilah yang menjadikan ketersediaan data pada
tahun 1980. Hingga kajian ini dilakukan, data kantor def initif di Kabupaten Maluku Tenggara
spasial dan data tekstual hasil pendaftaran tanah Barat seringkali bermasalah.
masih berupa data analog, dimana data ini meru- Kondisi ketidaklengkapan data semakin
pakan produk dari Kantor Pertanahan Kabupaten diperparah dengan musibah kebakaran yang
Maluku Tenggara. Kondisi ini terjadi karena pada terjadi pada tahun 2007 di Kantor Pertanahan
tahun 1980-2006, wilayah kerja kantor pertanahan Kabupaten Kepulauan Tanimbar. Dampak keba-
Kabupaten Maluku Tenggara meliputi dua Kabu- karan ini telah menghanguskan beberapa peta
paten yaitu Kabupaten Maluku Tenggara dan analog dan arsip-arsip penting terutama hasil
Kabupaten Maluku Tenggara Barat (sekarang sertipikasi terdahulu (Pemkab Kepulauan Tanim-
Kabupaten Kepulauan Tanimbar). Meskipun bar 2019). Jika dikaitkan antara tingkat ketersedian
terdapat dua pelayanan pertanahan, kondisi yang data arsip pendaftaran tanah terdahulu (1980-
terjadi di Kabupaten Kepulauan Tanimbar saat itu 2006) dengan waktu dimulainya komputerisasi
hanya berupa kantor perwakilan. Konsekuensi kantor pertanahan (2009) maka data KW4, KW5,
dari adanya kantor perwakilan tersebut dian- dan KW6 tidak akan muncul pada aplikasi KKP-
taranya pelayanan pertanahan dapat dilakukan web atau bisa dikatakan kantor pertanahan
akan tetapi semua arsip dan warkah hasil pendaf- Kabupaten Kepulauan Tanimbar tidak memiliki
taran tanah masih disimpan di Maluku Tenggara data KW4, KW5 dan KW6 yang lengkap dan valid.
sebagai kantor induk (wawancara dengan pega- Hal tersebut terjadi karena 1) Tidak lengkapnya
wai senior di Tanimbar 2019). data tekstual dan data spasial yang dapat didigi-
Keberadaan pelayanan pertanahan yang sudah talisasi ketika integrasi pada Geo-KKP; 2) Produk
dilakukan cukup lama yakni mulai tahun 1980 sertipikat yang telah terbit pada periode 1980-2006
hingga 2006 pada kantor perwakilan di Kabupaten masih tercatat sebagai produk Kantor Pertanahan
Maluku Tenggara Barat memberikan kemudahan Kabupaten Maluku Tenggara (sebagai kantor
pelayanan dan mendekatkan akses masyarakat induk/kantor def initif Kantor Pertanahan
dalam mengurus sertipikat tanah. Akan tetapi Kabupaten Kepulauan Tanimbar). Ketidakleng-
penyimpanan arsip dan warkah yang disimpan kapan data, belum validnya data serta belum
di kantor def initif yakni di Kabupaten Maluku sinkronnya data spasial dan data tekstual khusus-
Tenggara dimana pengelolaan datanya pada saat nya ketiadaan data KW4, KW5 dan KW 6 ini
itu kurang sistematis dan terstruktur menjadikan menyebabkan Kantor Pertanahan Kabupaten
permasalahan ketika Kantor Pertanahan Maluku Kepulauan Tanimbar tidak mampu menentukan
I Gede Kusuma Artika, Westi Utami, Percepatan pembenahan data bidang tanah kluster 4 ... 66-79 71
berapa target PTSL khususnya K4 serta mengaki- D. Pelaksanaan
batkan kondisi peta pendaftaran Kantor Perta- 1. Pengumpulan Data Pertanahan
nahan Kabupaten Kepulauan Tanimbar kurang Melalui Survei Data Pertanahan
lengkap. Apabila kondisi ini tidak segera dilakukan Survei data pertanahan dalam konteks pengum-
perbaikan/peningkatan kualitas data maka akurasi pulan data pertanahan bertujuan mengumpulkan
target PTSL serta upaya mewujudkan Desa Leng- data nomor hak dan posisi bidang tanah pada peta
kap tentunya akan sulit terwujud. kerja yang telah disiapkan. Semua informasi
Survei data pertanahan dengan melibatkan tersebut dapat diperoleh melalui sertipikat yang
partisipasi aparat desa dapat dijadikan solusi untuk ditunjukkan oleh pemilik tanah baik berupa
melakukan pendataan bidang-bidang tanah yang sertipikat asli maupun fotocopy. Dalam
telah bersertipikat. Dengan terkumpulnya data pelaksanaan survei data pertanahan ini, data utama
tersebut maka dapat dilakukan updating dan yang dibutuhkan ialah sertipikat bidang tanah yang
digitalisasi data baik tekstual maupun spasial. sudah dimiliki oleh masyarakat Desa Sif nana
Terwujudnya peta pendaftaran tanah yang leng- namun belum ada dalam data Geo-KKP. Perolehan
kap dan mutakhir merupakan suatu tahapan informasi melalui survei ini dijadikan sebagai ba-
peningkatan ketersediaan infrastruktur pertanahan sis data untuk melengkapi data luas, letak dan
untuk mendukung segala bentuk pembangunan bentuk bidang tanah serta data nomor hak yang
dimulai dari tingkat desa. Selain itu, Peta akan dientrikan pada data Geo-KKP.
Pendaftaran tanah juga dapat dimanfaatkan sebagai Kegiatan survei data pertanahan ini dilaksa-
“saringan pertama” dalam menganalisa ketika sebuah nakan oleh pegawai Kantor Pertanahan Kabu-
bidang tanah akan diterbitkan sertipikat pertama paten Kepulauan Tanimbar dibantu oleh aparat
kali. Peta ini tentunya menjadi kendali dan dasar desa dan peneliti. Keterlibatan aparat desa sangat
untuk menghindari terjadinya sertipikat ganda yang penting dalam menyukseskan kegiatan ini,
seringkali menjadi penyebab sengketa, konflik dan terutama untuk menyampaikan maksud dan
perkara pertanahan (Kusmiarto 2017). tujuan dari kegiatan survei pertanahan dimana
Dalam mendukung ketersediaan salah satu diperlukan komunikasi yang santun dan hu-
infrastruktur pertanahan ini peran pemerintah manis. Aparat desa yang dianggap sebagai pihak
desa sangatlah penting terutama sebagai leading tetua dalam sistem tanah Petuanan (sistem adat
sector untuk memberikan arahan kepada masya- di Maluku) lebih dipercaya dan dipatuhi oleh
rakat desa. Menurut Mondong (2013), peme- masyarakat adat di Maluku. Kondisi ini tentunya
rintah desa dalam hal ini kepala desa bertindak dapat membantu proses percepatan pendataan
sebagai dinamisator yaitu memberikan bim- dan inventarisasi dalam kegiatan survei yang
bingan, pengarahan, maupun dalam mengajak dilakukan oleh Tim. Dalam pembagian kerjanya
masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam setiap setiap petugas terbagi kedalam beberapa tim
pembangunan. Dalam konteks ini Cahyaningtyas dimana setiap tim berangotakan staf kantor per-
(2018) juga mengungkapkan bahwa kepala desa/ tanahan dan aparat desa. Sebelum para petugas
kelurahan memiliki peran penting dalam pendaf- melaksanakan survei, aparat desa diberikan
taran tanah dikarenakan sebagai pihak yang pelatihan terlebih dahulu terkait kegiatan survei
mengetahui dan memahami data f isik dan data data pertanahan, serta tata cara pengisian for-
yuridis. Lebih lanjut Horukie (2015) menyebutkan mulir survei dan menggunakan peta kerja.
bahwa keterlibatan pemerintah desa sangat
penting di dalam pendaftaran tanah karena 2. Sistematika dalam Kegiatan
memiliki peran sebagai fasilitator, mampu Pembenahan Kluster-4
melakukan pendampingan serta sebagai pihak
Gambaran detail alur kerja dalam pelaksanaan
yang dapat memberikan surat keterangan di
kegiatan Survei data pertanahan ini tersaji dalam
dalam proses sertipikasi tanah.
Gambar 1 dengan penjelasan tahapan sebagai berikut:
72 Bhumi: Jurnal Agraria dan Pertanahan Vol. 6 No. 1 Mei 2020

maka melalui kegiatan survei data pertanahan ini


diharapkan lokasi pada lembar peta yang hilang
dapat dikumpulkan dan dilengkapi datanya.
Berikut lembar peta hasil Prona tahun 1986 di
Desa Sifnana.

Gambar 2. Peta Pendaftaran Analog


(Sumber: Kantor Pertanahan Kabupaten Kepulauan
Tanimbar)

2.2 Pembuatan Draft Peta Kerja dan


Digitasi Peta Analog
Gambar 1. Alur Kerja Survei Data Pertanahan
Pembuatan peta kerja survei data pertanahan
2.1 Persiapan dilaksanakan di kantor pertanahan dengan tujuan
Pada tahap persiapan, peneliti mengumpulkan untuk memudahkan dalam mengakses data
data yang diperlukan terutama untuk membuat ataupun mendapatkan informasi yang diperlukan
peta kerja yang nantinya menjadi acuan petugas agar pembuatan peta kerja lebih efektif dan
survei untuk melaksanakan pendataan di la- ef isien. Dalam pembuatan peta kerja ini diawali
pangan. Data yang diperlukan dalam penyusunan dengan melakukan overlay antara peta hasil down-
peta kerja ini meliputi: 1) Peta hasil download Geo- load Geo-KKP dengan peta batas administrasi desa
KKP Desa Sifnana; 2) Citra satellite BingMaps Im- indikatif, hal ini sangat penting dilakukan agar
agery 2013; 3) Peta Batas Administrasi Desa Sifnana; petugas dapat mengetahui batas desa yang akan
4) Keterangan aparat desa terkait lokasi Prona didata sampai pada unit terkecil yaitu RT. Setelah
tahun 1980-1990 Desa Sifnana. Dalam pembuatan overlay pertama antara peta batas administrasi
peta kerja ini diperlukan beberapa aplikasi GIS indikatif dengan peta hasil download selesai
seperti AutoCAD dan ArcGIS. dilaksanakan, maka tahapan selanjutnya yakni
Selain menyiapkan data untuk membuat peta dengan melakukan overlay terhadap basemap
kerja survei data pertanahan, dalam kegiatan ini yang digunakan yaitu citra BingMaps.
juga dilakukan pengumpulan peta-peta analog Pada tahap overlay dengan basemap citra sate-
yang belum didigitalisasi khususnya Peta Pendaf- lite, tim belum menemukan dan belum dapat
taran Desa Sifnana hasil Prona tahun 1980-1990. memastikan dimana lokasi yang akan dilakukan
Peta analog ini tersaji di kantor pertanahan dalam survei. Dalam hal ini maka keterangan dari pihak
jumlah 2 (dua) lembar peta hasil Prona tahun desa sangat diperlukan untuk menentukan di-
1986. Berdasarkan kedua lembar peta tersebut di mana lokasi Prona tahun 1980-1990, untuk selan-
jutnya keterangan tersebut dicocokkan dengan
dalam keterangan tepi peta yakni pada bagian inset
data di kantor pertanahan. Berdasarkan data
peta diperoleh informasi bahwa pada Prona tahun
tersebut maka dapat dilakukan deliniasi di atas
1986 hendaknya terdapat 3 (tiga) lembar peta
basemap yang pada akhirnya peta tersebut dija-
namun dalam kenyataanya hanya ditemukan 2
dikan sebagai dasar untuk melakukan survei data
lembar peta. Mendasarkan pada temuan tersebut
pertanahan sebagaimana tersaji pada Gambar 3.
I Gede Kusuma Artika, Westi Utami, Percepatan pembenahan data bidang tanah kluster 4 ... 66-79 73

Gambar 3. Peta Kerja Survei Data Pertanahan. (Sumber: Analisis Data Tahun 2019)

Digitasi peta pendaftaran analog dilaksanakan rumah dengan menanyakan secara langsung
setelah dilakukan scan 2 (dua) lembar peta yang kepada pemilik tanah apakah bidang tanah yang
ada di kantor pertanahan. Hasil digitasi on-screen ditempati sudah memiliki sertipikat atau belum.
tersebut belum dapat ditumpangsusunkan pada Di dalam melaksanakan survei, para pemilik tanah
peta kerja karena letak pasti kedua lembar belum diminta memperlihatkan sertipikatnya kepada
dapat diidentifikasi. Hal ini terjadi karena infor- petugas agar dicatat informasi terkait pertanahan
masi yang tertera pada peta pendaftaran analog pada formulir survei. Selain informasi pada serti-
tersebut hanya bidang tanah dan nomor haknya pikat, petugas survei juga mengambil koordinat
saja. Dengan melaksanakan survei data perta- bidang tanah mengunakan GPS yang akan
nahan diharapkan data yang dikumpulkan dapat digunakan untuk memposisikan hasil digitasi peta
dijadikan acuan untuk memposisikan kedua analog. Untuk lebih menguatkan data lapang,
lembar peta sesuai dengan kondisi sebenarnya. petugas mengumpulkan fotocopy sertipikat (jika
ada) dan melakukan pengambilan foto pemilik
2.3 Pengumpulan Data Lapang/Survei tanah beserta sertipikatnya di depan rumah ma-
Data Pertanahan sing-masing, sebagaimana tersaji pada Gambar 4.
Pelaksanaan survei data pertanahan diawali
dengan distribusi peta kerja dan formulir survei
kepada setiap tim survei sesuai dengan pembagian
wilayah kerja masing masing. Setiap tim yang
memperoleh peta kerja secara langsung melaku-
kan orientasi terhadap wilayah mana saja yang
menjadi tanggung jawab kerjanya. Pengumpulan
data pertanahan ini dilakukan dari rumah ke
74 Bhumi: Jurnal Agraria dan Pertanahan Vol. 6 No. 1 Mei 2020

Tabel 1. Rekapitulasi Survei Data Pertanahan

Sumber: Hasil pengolahan data survei data


pertanahan

Gambar 4. Pelaksanaan Survei Data Pertanahan


(Sumber: Hasil Survei Lapang, 2019)
2.5 Plotting dan Overlay Data Survei
dengan Digitasi Peta Analog
Dalam setiap kegiatan pasti terdapat kendala Pengumpulan data yang dilakukan oleh
yang terjadi di lapangan seperti misalnya pada petugas survei di lapangan menghasilkan data
survei ini terdapat beberapa pemilik tanah yang analog yang tentunya belum tergeorefensi. Hal
tidak berada di rumah pada jam kerja, sehingga ini disebabkan karena bidang-bidang tanah yang
petugas harus melakukan pengambilan data pada berhasil didata hanya dicatat nomor haknya pada
malam hari (tentunya dengan konfirmasi terlebih peta kerja yang berisi sketsa kasar hasil deliniasi
dahulu). Selain itu sangat dimungkinkan pemilik batas bidang tanah. Sehingga pada tahap selan-
tanah yang bertindak sebagai ahli waris tidak jutnya diperlukan plotting hasil survei pada peta
mengetahui kondisi riwayat tanah sehingga infor- digital agar data hasil survei dapat ditumpang-
masi yang diperoleh kurang akurat. Untuk susunkan dengan peta-peta lainnya.
mengatasi hal ini petugas selalu melakukan Langkah pertama yang dilakukan setelah hasil
pengecekan melalui bidang tanah yang berse- survei terkumpul adalah dengan mengidentifika-
belahan yang biasanya dicantumkan dalam NIB si nomor hak beberapa bidang tanah yang dipasti-
atau nomor hak tanah-tanah berbatasan. kan ada pada peta pendaftaran hasil digitasi. Sete-
lah nomor hak tersebut teridentifikasi maka peta
2.4 Rekapitulasi Data Survei pendaftaran hasil digitasi dapat ter-georeference
Berdasarkan data hasil Survei yang diperoleh sesuai dengan koordinat bidang tanah. Proses geo-
dari beberapa tim di lapangan, data-data tersebut referensi tersebut dapat dilakukan oleh tim dengan
selanjutnya dikumpulkan menjadi satu kemudian mendasarkan hasil pengambilan data koordinat
dibuat rekapitulasi dan dibuatkan tabel hasil saat tim melaksanakan survei di lapangan.
survei. Rekapitulasi ini penting dilakukan untuk Pada tahapan selanjutnya peta pendaftaran ha-
mengetahui berapa jumlah bidang tanah yang sil digitasi yang telah ter-georeference sebagai-
berhasil didata kemudian lokasinya tersebar di mana tersebut di atas dilakukan proses pengisian
mana saja dengan lokus terkecil adalah wilayah data hasil survei berupa nomor hak yang belum
RT. Dengan mengetahui hasil survei secara tercantum dalam peta pendaftaran hasil digitasi.
menyeluruh petugas survei dapat memastikan Proses input data ini perlu dilakukan karena ter-
seluruh data telah diambil sesuai dengan peren- dapat beberapa bidang tanah pada peta pendaf-
canaan kerja yang telah ditetapkan. taran yang tidak memiliki atribut nomor hak.
Berikut adalah rekapitulasi hasil survei data Tahapan selanjutnya adalah melakukan scan
pertanahan yang dilaksanakan dalam waktu satu surat ukur hasil survei, digitasi dan plotting sesuai
hari di lapangan koordinat yang telah diambil di lapangan, serta
melakukan deliniasi terhadap bidang tanah yang
I Gede Kusuma Artika, Westi Utami, Percepatan pembenahan data bidang tanah kluster 4 ... 66-79 75
teridentif ikasi nomor haknya namun pemilik
tanah tidak memberikan data ketika survei
dilakukan. Langkah terakhir adalah melakukan
overlay antara peta pendaftaran hasil digitasi yang
telah ter-georeference dengan hasil plotting data
survei sebagaimana tersaji pada Gambar 5, Gambar
6 dan Gambar 7.

Gambar 8. Peta Informasi Bidang Tanah Hasil Survei


Pertanahan. (Sumber: Analisis Data Tahun 2019)

E. Survei Pertanahan Guna Percepatan


Pembenahan K-4 dan Penyusunan
Basis Data Desa Lengkap
Gambar 5. Hasil Digitasi. Gambar 6. Hasil Plotting. Kluster-4 dalam PTSL tentunya membutuhkan
terobosan dan inovasi agar pembenahan dan
peningkatan kualitas datanya dapat dilaksanakan
oleh setiap Kantor Pertanahan. Upaya percepatan
yang dilaksanakan melalui kegiatan survei data
pertanahan di Desa Sif nana ini cukup efektif
dimana pada pelaksanaannya dalam waktu satu
hari tim survei berhasil mengumpulkan informasi
sejumlah 69 bidang tanah (lihat Tabel 1). Bidang-
bidang tanah yang berhasil disurvei tersebar pada
8 (delapan) wilayah RT dimana lokasi RT tersebut
berada pada target lokasi sesuai dengan peta kerja
yang telah disiapkan sebelumnya. Upaya perce-
patan tersebut tentunya tidak terlepas dari peran
Gambar 7. Hasil overlay tokoh desa yang memiliki andil dalam hal menun-
jukkan lokasi tanah yang telah dilaksanakan Prona
2.6 Pengolahan dan Penyajian Akhir pada tahun 1980-1990, untuk selanjutnya dija-
Setelah seluruh data survei pertanahan terpe- dikan dasar dalam pelaksanaan survei pertanahan.
takan pada peta pendaftaran maka dapat diha- Keterlibatan pihak desa dalam pelaksanaan survei
silkan peta pendaftaran baru yang lebih lengkap, data pertanahan juga membantu percepatan
mutakhir dan tentunya dapat dijadikan sebagai proses inventarisasi dan verif ikasi terhadap
acuan dalam merencanakan atau membuat suatu masyarakat yang telah memiliki sertipikat hak atas
kebijakan di bidang pertanahan. Hasil survei tanah. Keterbukaan dan kerjasama masyarakat
pertanahan dan hasil pengolahan data yang telah peserta Prona pada tahun 1980 - 1990 juga mem-
dilakukan oleh tim berupa peta informasi bidang bantu tim untuk mendapatkan data/informasi
tanah sebagaimana disajikan pada Gambar 8. guna meningkatkan kualitas data dan pembe-
76 Bhumi: Jurnal Agraria dan Pertanahan Vol. 6 No. 1 Mei 2020

nahan data pada Geo-KKP untuk mewujudkan terian ATR/BPN, sehingga proses pengambilan
basis data Desa/Kelurahan lengkap. keputusan dan pengelolaan bidang-bidang tanah
Berdasarkan hasil plotting data survei yang tidak membutuhkan koordinasi dengan pihak
telah dilaksanakan, data ini dapat dijadikan se- kehutanan.
bagai acuan untuk melakukan georeferensi- digi- Peta kawasan hutan dan peta pendafataran
tasi peta analog. Sebagaimana mendasarkan pada hasil survei data pertanahan yang telah
dua lembar peta analog prona Desa Sifnana tahun ditumpangsusunkan ini selanjutnya mampu
1986-1988, jumlah bidang tanah yang telah ter- menghasilkan informasi bidang tanah mana saja
daftar dan terpetakan sebanyak 414 bidang tanah yang belum terpetakan. Hasil analisis tersebut
dimana yang telah memiliki informasi nomor hak tentunya dapat menjadi dasar dalam menentukan
adalah 400 bidang tanah. Melalui kegiatan survei potensi luas bidang tanah yang belum terpetakan
data pertanahan ini, maka Kantor Pertanahan yang menjadi ranah kerja Kementerian ATR/BPN.
Kabupaten Kepulauan Tanimbar memperoleh
tambahan informasi peta pendafataran tanah Tabel 3. Luas Bidang Tanah Terpetakan tahun
sejumlah 450 bidang tanah. Dimana bidang- 2019
bidang tanah tersebut merupakan bidang yang
telah memiliki sertipikat dari hasil prona tahun
1986-1988. Hasil dari penambahan dan pembe-
nahan data ini tentunya sangat penting untuk Sumber : Hasil pengolahan dan analisis data
dijadikan acuan dalam mengambil suatu kebi- Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan bahwa ke-
jakan pertanahan terutama dalam kaitannya giatan survei data pertanahan yang dilakukan di
dengan pendaftaran tanah pertama kali. Desa Sifnana cukup efektif dan ef isien untuk me-
Desa Sifnana merupakan salah satu desa di ningkatkan jumlah bidang tanah yang terpetakan.
Kecamatan Tanimbar Selatan yang berada di pusat Kondisi ini tentunya mampu meningkatkan ku-
pemerintahan Kabupaten Kepulauan Tanimbar. alitas dan kuantitas data yang ada pada Geo-KKP
Meskipun berada di pusat pemerintahan, desa ini Kantor Pertanahan.
memiliki kondisi yang cukup unik dimana Selain meningkatkan jumlah bidang tanah
sebagian wilayahnya masuk dalam kawasan yang terpetakan, survei data pertanahan ini juga
hutan. Berdasarkan hasil overlay peta administrasi dapat dijadikan dasar untuk menentukan bidang
Desa Sifnana dengan peta kawasan hutan maka tanah yang belum terpetakan dan belum pernah
pembagian kawasannya dapat disajikan sebagai- menjadi objek program strategis nasional yakni
mana Tabel 2 berikut: sekitar 50.53 Ha atau sekitar 26.38 %. Ketersediaan
informasi berupa data spasial secara jelas dan be-
Tabel 2. Luas Desa Sifnana Berdasarkan nar ini tentunya dapat memudahkan kantor
Kawasan tahun 2019
pertanahan dalam menyusun rencana kerja PTSL
di tahun mendatang sehingga target terwujudnya
basis data bidang pertanahan secara lengkap dapat
terwujud. Basis data bidang tanah ini tentunya
Sumber : Laporan KKNP-PTLP STPN tahun 2019
menjadi sesuatu hal yang dinanti oleh berbagai
Merujuk pada data di atas maka yang menjadi stakeholders untuk merumuskan kebijakan yang
objek hukum/kewenangan Kementerian ATR/ tepat terhadap bidang-bidang tanah baik untuk
BPN hanyalah bidang tanah yang berada pada dasar mewujudkan kebijakan Rencana Detail Tata
Area Penggunaan Lain (APL) yaitu seluas 191,48 Ruang (RDTR) ataupun zonasi atau juga untuk
Ha atau 23.82% dari keseluruhan luas Desa Sif- kebutuhan perizinan serta inventarisasi terhadap
nana. Dalam konteks ini maka luasan bidang tanah-tanah yang dapat dialokasikan untuk
tanah sebesar 23,82% menjadi domain Kemen- Tanah Objek Reforma Agraria.
I Gede Kusuma Artika, Westi Utami, Percepatan pembenahan data bidang tanah kluster 4 ... 66-79 77
F. Kesimpulan Bapak Stanislaus Sesermudi selaku Kepala Desa
Survei data pertanahan sangat efektif dan Sifnana beserta seluruh staff Desa Sifnana, serta
ef isien dilaksanakan untuk memetakan potensi tentunya ucapan terima kasih yang setinggi-
K4 PTSL khususnya untuk wilayah yang pernah tingginya kami sampaikan kepada Bapak Ivan
menjadi objek proyek sertipikasi massal yang peta Frits, S.T. selaku Kasi Infrastruktur Pertanahan
pendaftaran analognya masih tersedia ataupun dan Bapak Lukas Sohuwat, A. Ptnh. selaku Kepala
terhadap bidang tanah yang telah tersertipikasi Kantor Pertanahan atas dukungan, ijin dan
namun belum terpetakan. Upaya percepatan
bimbinganya selama penelitian ini.
untuk pembenahan K-4 ini tentunya membu-
Ucapan terima kasih juga kami sampaikan
tuhkan keterlibatan pemerintah desa dalam tahap
kepada seluruh jajaran Kanwil ATR/BPN Provinsi
pelaksanaannya, dimana desa merupakan pihak
yang dianggap paling memahami dan mengerti Maluku terkhusus bapak Dr. Oloan Sitorus, S.H.,
aspek f isik maupun yuridis pertanahan di desa M.S. yang telah memberikan kami kesempatan
tersebut. Selain itu partisipasi dan kerjasama untuk dapat menyelesaian penelitian ini. Dan ten-
masyarakat untuk menunjukkan sertipikat tanah tunya terima kasih yang sedalam dalamnya
serta informasi pertanahan sangat penting agar kepada Lembaga STPN yang selalu memberikan
pengumpulan data bidang tanah dapat dilaksa- dukungan kepada civitas akademika untuk
nakan secara tepat, lengkap dan benar. menggali potensi diri melalui penelitian di daerah.
Inovasi dan percepatan pembenahan bidang Terakhir penulis ingin mengapresiasi Taruna D-
tanah yang masuk dalam K4 ini tentunya mampu IV Angkatan XXV Kelompok KKNP-PTLP 2019
mendorong bagi terwujudnya basis data bidang
Kantor Pertanahan Kabupaten Kepulauan Ta-
pertanahan secara lengkap serta menyisir bidang
nimbar (Fuad, Pedro & Andrew) karena tanpa
ataupun luasan tanah yang belum tersertipikat
hasil dan data yang diperoleh oleh mereka artikel
sehingga target PTSL menjadi lebih jelas dan
terarah. Peningkatan terhadap pebaikan/pembe- ini tidak akan bisa hadir.
nahan data K4 ini tentunya penting dilakukan
agar setiap kantor pertanahan mampu menyajikan
Daftar Pustaka
data pertanahan yang berkualitas dan tepat sesuai
dengan letak koordinat, luasan mapun bentuk Adensyah, B, Hermawan, D, Yulianti, D 2019,
bidangnya. Upaya ini tentunya mampu memper- Implementasi program pendaftaran tanah
cepat terwujudnya desa/kelurahan lengkap sistematis lengkap di Kecamatan Bangun
sebagai basis data spasial dengan skala besar di Rejo, Kabupaten Lampung Tengah, Adminis-
Indonesia. trativa: Jurnal Birokrasi Kebijakan dan
Pelayanan Publik, Vol. 1 No. 1
Ucapan Terima Kasih Alawiya, S, Kristiyanto, Wicaksono, A 2018, ‘Pelak-
Secara khusus penulis mengucapkan terima sanaan kegiatan projek percepatan pelaksa-
kasih kepada Kadga Kinantan, S.Tr. (Kasubsi naan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap
(PTSL) di Desa Sukobubuk, Kecamatan
Pengukuran dan Pemetaan Kadastral) yang telah
Margorejo, Kabupaten Pati’, Jurnal Suara
membantu penulis selama penelitian di Desa
Keadilan, Universitas Muria Kudus,Vol. 19,
Sifnana. Apresiasi juga kami sampaikan kepada
No. 2.
teman-teman vokasi Kantor Pertanahan Kabu- Ardani, MN 2019, ‘Tantangan pelaksanaan ke-
paten Kepulauan Tanimbar dan Bapak Aritonang giatan Pendaftaran Tanah Sistematis Leng-
Prasto Wibowo & Felisianus Nusmesse yang kap dalam rangka mewujudkan pemberian
terlibat dalam pelaksanaan survei. Tidak lupa kepastian hukum’, Jurnal Gema Keadilan,
ucapan terimakasih kami sampaikan juga kepada Vol.6, Edisi III.
78 Bhumi: Jurnal Agraria dan Pertanahan Vol. 6 No. 1 Mei 2020

Audina, B 2018, ‘Pelaksanaan pendaftaran hak atas Masyarakat Di Desa Ponto Kecamatan Wori
tanah pertama kali secara sporadik menurut Kabupaten Minahasa Utara’, Jurnal Acta
Undang-Undang Pokok Agraria yang tidak Diurna.
dilakukan oleh masyarakat di Desa Punggur Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Kecil, Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Pertanahan Nasional, https://
Kubu Raya’, Journal Fatwa Hukum Faculty www.atrbpn.go.id/Berita/Siaran-Pers/
of Law Universitas Tanjungpura, Vol. 1, No. menteri-atrkepala-bpn-masyarakat-senang-
1, 2018 (2018), dilihat pada 14 Januari 2019 terima-sertipikat-tanah-75162
(jurnal.untan.ac.id/index.php/jfh). Kusmiarto, 2017, ‘Problematika pembenahan data
Ayu, IK 2019, ‘Problematika pelaksanaan pendaf- spasial bidang tanah di Kementerian Agraria
taran tanah melalui Pendaftaran Tanah dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasio-
Sistematis Lengkap di Kota Batu’, Jurnal Le- nal’, Prosiding Seminar: Problematika Perta-
gality, Vol. 27, No.1, hlm. 27-40. nahan dan Strategi Penyelesaiannya, Yog-
Bangsawan, MI 2019, ‘Kebijakan sertifikasi tanah yakarta, diakses pada selasa, 13 Agustus 2019,
dan implikasinya terhadap kesejahteraan https://www.researchgate.net/publication/
masyarakat’, Publikasi Ilmiah pada Fakultas 320211528.
Hukum Universitas Muhamadiyah Surakar- Laporan Kuliah Kerja Nyata Pertanahan Praktik
ta. Tata Laksana Pertanahan Sekolah Tinggi
Cahyaningtyas, F 2018, ‘Fungsi Kepala Desa Selaku Pertanahan Nasional 2019 di Kabupaten
Anggota Panitia Ajudikasi dalam Membantu Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku.
Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Sistematis Marryanti, S & Purbawa, Y 2018, ‘Optimalisasi
Lengkap (PTSL) (Studi di Desa Pablengan Faktor-faktor yang mempengaruhi keberha-
Kecamatan Matesih Kabupaten Karang- silan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap’,
anyar)’, Thesis pada Pascasarjana Kenota- Bhumi: Jurnal Agraria, Vol. 4, No. 2, hlm. 190-
riatan, UNS. 207.
Catatan akhir tahun 2017 Konsorsium Pembaruan Mondong, H 2013, ‘Peran Pemerintah Desa dalam
Agraria 2017, Reforma Agraria di bawah Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam
bayangan investasi gaung besar di pinggir Pembangunan Desa’, diakses pada selasa, 13
jalan, KPA. Agustus 2019, https://ejournal.unsrat.ac.id/
Chandra, ROF 2020, ‘Penyelesaian sengketa index.php/governance/article/download/
sertifikat ganda hak atas tanah menurut PP 1800/1412.
No.24/1997 tentang Pendaftaran Tanah’, Mohammad, AN, Nayoan, H, Kaawoan 2018,
Dinamika, Jurnal Ilmiah Ilmu Hukum, Vol. ‘Kebijakan Pendaftaran Tanah Sistematis
26, No. 3, Hlm. 358 – 371. Lengkap di Kota Manado’, Eksekutif Jurnal,
Hidayat, A, Engkus, Afra, H 2018, ‘Implementasi Jurusan Ilmu Pemerintahan, Vol. 1, No. 1.
kebijakan Menteri Agraria dan Tata Ruang Mujiburohman, D A, 2018, ‘Potensi Permasalahan
tentang percepatan Pelaksanaan Pendaf- Pendaftaran Tanah Sitematis Lengkap’,
taran Tanah Sistematis Lengkap di Kota Bhumi: Jurnal Agraria dan pertanahan, Vol.
Bandung’, Jurnal Pembangunan Sosial, Vol. 4, No. 1, hlm. 88-101.
1. No. 1. Muhammad, R 2015, ‘Hambatan dan solusi dalam
Hidayat, S 2018, ‘Kajian yuridis terhadap pene- pelaksanaan Proyek Operasi Nasional Agrar-
rapan Pendaftaran Tanah Sistematis Leng- ian (PRONA) secara gratis di Kota Malang’,
kap studi di Kota Mataram’, Skripsi, Univer- Skripsi, Universitas Brawijaya.
sitas Mataram Mustofa, FC, Aditya, T & Sutanta, H 2018, ‘Sistem
Horukie, A 2015, ‘Peranan Pemerintah Desa mem- informasi pertanahan partisipatif untuk
beri perlindungan Hak Milik Atas Tanah pemetaan bidang tanah, sebuah tinjauan
I Gede Kusuma Artika, Westi Utami, Percepatan pembenahan data bidang tanah kluster 4 ... 66-79 79
pustaka komprehensif (participatory land Sahprada, KG, Sumarja, FX, Nurmaryani 2018,
information system for land parcel mapping: ‘Pendaftaran tanah melalui program
a comprehensive literature review)’, Majalah Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap di
Ilmiah Globe, Vol. 20 No. 1 April 2018, Kota Bandar Lampung’, Jurnal Ilmiah Hukum
Departemen Teknik Geodesi Fakultas Teknik Administrasi Negara, Fakultas Hukum Uni-
Universitas Gadjah Mada. versitas Lampung, Vo. 5, No. 1
Nasir, MM 2012, ‘Resolusi konf lik terhadap Wardani, AEP 2018, ‘Percepatan Pendaftaran
sengketa penguasaan lahan dan pengelolaan Tanah Sistematis Lengkap di Provinsi Bali’,
sumber daya alam’, Kertas Kerja Epistema, Prosiding Seminar Nasional Geomatika,
No. 03/2012 Penggunaan dan Pengembangan Produk
Nugroho, RN 2017, ‘Pelaksanaan Pendaftaran Hak Informasi Geospasial Mendukung Daya
Milik atas tanah secara sistematis lengkap Saing Nasional
dengan berlakunya Peraturan Menteri Ag- Zakie, M 2016, ‘Konflik Agraria yang tak pernah
raria dan Tata Ruang/Kepala Badan Perta- reda’, Legality, Vol.24 No.1, hlm 40-55.
nahan Nasional Nomor 36 Tahun 2016 di
Kabupaten Sleman’, e-journal.uajy.ac.id. Peraturan Perundang-undangan
Pemerintah Kabupaten Kepulauan Tanimbar Peraturan Presiden Nomor 17 Tahun 2015 tentang
2019, Penantian panjang peresmian Kantor Kementerian Agraria dan Tata Ruang.
BPN Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2015 tentang
Diakses melalui: https://mtbkab.go.id/post/ Badan Pertanahan Nasional.
berita/penantian-panjang-peresmian- Peraturan Menteri ATR/BPN Nomor. 6 Tahun
kantor-bpn-kabupaten-kepulauan-tanimbar, 2018 Tentang Pendaftaran tanah Sistematis
dilihat pada tanggal 14 Januari 2019 Lengkap.
Permadi, I 2016, ‘Perlindungan hukum terhadap Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/
pembeli tanah bersertif ikat ganda dengan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik
cara itikad baik demi kepastian hukum’, Indonesia Nomor 5 Tahun 2019 tentang
Yustisia, Vol. 5, No. 2. Perubahan Nama Kantor Pertanahan
Rachma, Y 2019, ‘Pelayanan Pendaftaran Tanah Kabupaten Maluku Tenggara Barat Menjadi
Sistematis Lengkap (PTSL) oleh Kantor Kantor Pertanahan Kabupaten Kepulauan
Pertanahan Kabupaten Pangandaran di Desa Tanimbar Provinsi Maluku.
Wonoharjo Kecamatan Pangandaran Kabu- Petunjuk Teknis Pengukuran dan Pemetaan
paten Pangandaran’, Jurnal Moderat, Vol. 5, Bidang Tanah Sistematis Lengkap Nomor:
No. 4. 01/JUKNIS-300.01.01/II/2019.
Rahmawati, Y 2018, ‘Tinjauan hukum terhadap Petunjuk Teknis Nomor 1069/3.1-100/IV/2018
pelayanan Pendaftaran Tanah Sistematis tentang Pelaksanaan Anggaran Pendaftaran
Lengkap (PTSL) di Badan Pertanahan Nasio- Tanah Sistematis Lengkap Tahun 2018.
nal Kota Surakarta’, Skripsi, Universitas
Muhamadiyah Surakarta.

You might also like