Machine - Scheduling - Lecture - Indonesia 2015

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 35

Penjadwalan Jangka Pendek

(Short-term Scheduling)

1
Referensi Utama

 Scheduling Algorithm, Peter Brucker, Springer,


Fifth Edition

2
Implikasi Strategis dari Penjadwalan
Jangka Pendek

 Dengan menjadwalkan secara efektif maka perusahaan


mendayagunakan aset secara efektif dan membuat
kapasitas yang lebih besar dalam setiap Rupiah yang
diinvestasikan yang pada akhirnya, Biaya produksi yang
lebih rendah
 Dengan bertambahnya kapasitas dan flexibilitas berakibat
pada pengiriman yang lebih cepat yang pada akhirnya
berimplikasi pada pelayanan konsumen yang lebih baik
 Penjadwalan yang baik merupakan sebuah competitive
advantage yang berkontribusi pada dependable delivery

3
Competitive Advantage: Overall
Equipment Effectiveness

 A (Availability rate)
= Uptime/Total Availability Rate

 P (Performance rate)
= Actual Output/Standard Output

 Q (Quality rate)
= Good Output/Actual Output

 OEE = A x P x Q
4
Setup times FG 40 Unit 50 40
for resources

SU Resource 9 R3-18 Menit/Unit R3-6 R3-10


15 R1 8

120 R2
7 R4-20 R5-9 R4-7

6 R3-15
60 R3

30 R4 5 R2-15 R1-6 R1-28 R1-14

4 25 WIP 10
0 R5

R2-4 15 R4-20
3

2 R4-18 R3-12

1 R2-4 R2-5 R3-9 R2-15

RM RM A RM C RM E RM F 5
A B C D E F
Capacity Planning, Aggregate Scheduling, Master
Schedule, and Short-Term Scheduling
Capacity Planning
1. Facility size Long-term
2. Equipment procurement

Aggregate Scheduling
1. Facility utilization Intermediate-term
2. Personnel needs
3. Subcontracting

Master Schedule
1. MRP Intermediate-term
2. Disaggregation of master plan

Short-term Scheduling
1. Work center loading Short-term
2. Job sequencing

6
Production System-Decision Hierarchy
Inputs Process Outputs Planning
Horizon
 Long Range Economic Forecasts Strategic  Operating Facilities Years
 Financial Choices Planning  Product Line (Families)
 Technologies
 Processing Technologies/Efficiency Aggregate  Production Level Months
 Medium Range Product Production  Workforce Level
 Family Forecasts Planning  Family Inventories
 Machine Schedules

 Production Levels Disaggregation  Master Production Schedule (MPS) Weeks


 Workforce Levels - Final Assembly by item
 Current Inventory Status  Item Inventories
 Changeover Times and Costs
 Item Forecasts
 MPS Production  Job Priorities Days-Shift
 Bill of Materials Scheduling  Order Releases
 Process Plans  Machine Schedules
 Labor Status Shop Floor  Machine Priorities Real Time –
 Machine Status Control  Job Status Minutes
 Job Priorities  Labor Reporting
 Order Releases  Material Handling Tasks
 Machine Schedules  Load/Prices/Unload Authorization 7
Contoh Perjadwalan Jangka Pendek
 Rumah Sakit
 Ruang Operasi
 Universitas
 Ruang Kelas
 Pabrik
 Produksi

© 1984-1994 T/Maker Co.


8
Forward and Backward Scheduling
 Forward scheduling: Jadwal ditentukan
berdasarkan kebutuhannya yang telah diketahui
 Pekerjaan dilakukan berdasarkan pesanan konsumen
 Jadwal dapat dipenuhi walaupun batas waktunya
terlewati
 Sering menimbulkan adanya WIP
 Backward scheduling: Jadwal ditentukan berdasar
batas waktu operasi terakhir; schedules jobs in
reverse order
 Banyak digunakan di sistem manufaktur, katering dan
penjadwalan bedah operasi di rumah sakit

9
Penjadwalan Jangka Pendek
 Berhubungan dengan waktu dari suatu operasi
 Fokus jangka pendek: Jam, Harian, Mingguan
 Types
Forward Scheduling Backward Scheduling

B E B E

Hari ini Batas Waktu Hari ini Batas Waktu

10
Tujuan Penjadwalan Jangka
Pendek
 Minimasi completion time
 Minimasi Flow Time
 Maksimisasi utilization (Mengefektifkan
penggunaan tenaga kerja dan mesin)
 Minimasi WIP inventory (Menjaga tingkat
persediaan tetap rendah)
 Minimasi customer wait time
 Minimasi average lateness
 Minimasi average tardiness, dan lain-lain 11
Worker: Utilization Evaluation (Ushada et al., 2014)
 Over Capacity Worker is a worker which has µ Capacity > the ʎ arrival rate of material
and causing low utility (utility is less than 50%)
 Capacity Constrained Worker (CCW) is a worker which has µ < ʎ and causing high
workload and high risk to hazard (Utility is more than 100%)
 Normal Worker is a worker which has µ close or equal to ʎ (Utility is between 50% and
100%)
 Worker status is difficult to be derived due to the complexity of Motion and Time Study
to measure the µ Capacity

Fish Chips Bakpia Tempe Crackers


Proportion of Worker Performance
Evaluation (Ushada et al., 2014)

No Food Industry Normal (%) CCW (%) Over Capacity


(%)
1. Tempe 20 60 20
2. Bakpia 60 40 0
3. Fish Chips 20 60 20
4. Crackers 40 30 30

13
Sistem Penjadwalan Pekerja/Mesin Di UKM
(Ushada et al., 2014)
Worker Worker Worker Shift
Measurement Assignment Scheduling

Rapid Total Mood


Measuremen Disturbance
t
Before Data Heart Rate
Working Logger1
Workplace Worker
Data
Temperature Performance
Daily Check-in/ Logger2
Evaluation
Check-out
Data Relative
Logger3 Humidity

Data Light
After Working
Logger4 Intensity

Noise
Data
Level
Logger5
Workplace Environment Workplace
Measurement Set Point Maintenance
Machine: Productive and Non-productive Time

15
Istilah yang harus dimengerti (Scheduling Objectives):

Processing Time: Waktu yand diestimasi untuk menentukan


berapa lama yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan (Termasuk setup time)
pj : WAKTU UNTUK MEMPROSES PEKERJAAN j.

Release Time: Waktu dimana sebuah pekerjaan siap untuk


diproses
rj : RELEASE TIME (OR RELEASE DATE) DARI PEKERJAAN j.

Completion Time: Waktu dimana sebuah pekerjaan telah


diselesaikan
Cj : WAKTU UNTUK MENYELESAIKAN PEKERJAAN j

Due Date: Batas waktu yang telah ditentukan untuk sebuah


pekerjaan yang akan dipahami sebagai Tardy
dj : DUE TIME (OR DUE DATE) DARI PEKERJAAN j.

Slack Time: Waktu tersisa akibat perbedaan antara due date


dan processing time
16
SLj = dj - pj: SLACK TIME PEKERJAAN j
Lateness: Perbedaan antara completion time dan due date dari
sebuah pekerjaan.
LATENESS, Lj = Cj – dj (Lj < 0 DENOTES EARLINESS)

Tardiness: Ukuran dari positive Lateness


TARDINESS, Tj = max{0, Lj}

Earliness: Ukuran dari negative Lateness:


EARLINESS, Ej = max{0, - Lj}

Flow Time: Waktu rentang yang tersedia saat dimana sebuah


pekerjaan tersedia untuk diproses dan saat dimana pekerjaan
telah diselesaikan (Sama dengan processing time ditambah
waiting time sebelum dilakukan pemrosesan)
FLOW TIME, Fj = Cj – rj (Fj > 0).

Makespan: Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan


seluruh set pekerjaan n
MAKESPAN = Cmax = max{Cj} or M s   p j
j1
17
Penjadwalan Job Shop

 Disaggregasi Master Production Schedule


(MPS)/jadwal induk produksi
 Merinci aktivitas berdasarkan fase waktu
(Mingguan, harian, dan setiap jam).
 Mengendalikan kemajuan pesanan
pekerjaan, mempercepat pesanan, dan
penyesuaian kapasitas.

18
Penjadwalan Job Shop
 Penjadwalan dan sistem kendali harus mampu:
 Mengalokasikan pesanan, mesin peralatan dan tenaga
kerja ke stasiun kerja atau lokasi lain yang telah
ditentukan.
 Menentukan urutan (sequence) kinerja pesanan.
 Pemberian perintah kerja kepada sistem produksi.
 Menjaga dan mengendalikan aktifitas produksi untuk
mereview status pesanan dan mempercepat order-order
pesanan yang akan datang atau yang bersifat kritis.
 Revisi jadwal untuk menandakan perubahan dalam
status pesanan.
 Menjamin kebutuhan pengendalian kualitas tetap
terpenuhi.
19
Classification of Scheduling Problem

 Job Shop Data: Single Processor

 Job Shop Characteristic: Precedence relation,


Occurrence, Paralel and Series

 Flow Shop

 Optimality Criteria: Objective Function

20
Penjadwalan n Pekerjaan pada 1 Mesin
n PEKERJAAN 1 MESIN

1
MESIN
2

4 n

21
Penjadwalan n Pekerjaan pada 1 Mesin

n PEKERJAAN YANG BERBEDA AKAN DIPROSES SEBUAH


UNIT (m = 1) MESIN.

KEPUTUSAN YANG TEPAT:

• SEQUENCING: URUTAN, PEKERJAAN MANA YANG AKAN


DIDAHULUKAN.

• SCHEDULING: PENUGASAN START AND COMPLETION TIMES


PADA SETIAP PEKERJAAN.

22
Chart for Sequencing & Scheduling
 Gantt Chart menunjukan beban kerja relatif dalam
sebuah fasilitas
Kelemahannya:
 Tidak dapat diandalkan untuk aktivitas tak terduga
 Harus diupdate secara teratur

Day
Job Day Day Day Day Day Day Day
1S 2 T
3 W
4 5T 6F 7S

Job A
Job B
Job C Actual
work

23
Sequencing Challenge
Order
release Job Packet
Job XYZ Which job do
I run next?

Dispatch List
Order Part Due Qty
XYZ 6014 123 100
ABC 6020 124 50

Production Control Production


24
Priority Rules for Dispatching Jobs
 First Come, First Served
FCFS
 Pekerjaan pertama yang datang dalam sebuah stasiun kerja akan
diproses pertama kali
EDD  Earliest Due Date
 Pekerjaan yang mempunyai batas waktu yang lebih awal akan diproses
pertama kali
SPT  Shortest Processing Time
 Pekerjaan dengan waktu proses terpendek, akan diproses pertama kali
LCFS  Last Come, First Served
 Pekerjaan terakhir yang datang dalam sebuah stasiun kerja akan
diproses pertama kali
RS  Random Schedule
 Pekerjaan mengalami sequence secara acak
STR  Slack Time Remaining
 Pekerjaan dengan slack time terkecil akan diproses pertama kali
25
Penjadwalan n Pekerjaan pada 1 Mesin

Mari kita asumsikan bahwa ada 5 pekerjaan yang akan


dijadwalkan dengan informasi processing time dan due
dates sebagai berikut:

Job (in order Processing Due Date


of arrival Time (days) (days hence)
A 3 5
B 4 6
C 2 7
D 6 9
E 1 2

26
Penjadwalan n Pekerjaan pada 1 Mesin

FCFS Schedule
Job (in order Processing Due Date
of arrival Time (days) (days hence) Start Job Time Finish
A 3 5 0 + 3 3
B 4 6 3 + 4 7
C 2 7 7 + 2 9
D 6 9 9 + 6 15
E 1 2 15 + 1 16

Total flow time = 3+7+9+15+16 = 50 days


Mean flow time = 50/5 = 10 days
Average days tardy/job = 23/5=4.6 days
Average days late/job = 21/5=4.2 days 27
Penjadwalan n Pekerjaan pada 1 Mesin
SPT Schedule

Processing Due Date Flow Time


Job Time (days) (days) (days)
E 1 2 0 + 1 = 1
C 2 7 1 + 2 = 3
A 3 5 3 + 3 = 6
B 4 6 6 + 4 = 10
D 6 9 10 + 6 = 16

Total flow time = 1+3+6+10+16 = 36 days


Mean flow time = 36/5 = 7.2 days
Average days tardy/job = 12/5=2.4 days
Average days late/job = 7/5=1.4 days 28
Penjadwalan n Pekerjaan pada 1 Mesin
EDD Schedule

Processing Due Date Flow Time


Job Time (days) (days) (days)
E 1 2 0 + 1 = 1
A 3 5 1 + 3 = 4
B 4 6 4 + 4 = 8
C 2 7 8 + 2 = 10
D 6 9 10 + 6 = 16
Total flow time = 1+4+8+10+16 = 39 days
Mean flow time = 39/5 = 7.8 days
Average days tardy/job = 12/5=2.4 days
29
Average days late/job = 10/5=2.0 days
Penjadwalan n Pekerjaan pada 1 Mesin
LCFS Schedule

Processing Due Date Flow Time


Job Time (days) (days) (days)
E 1 2 0 + 1 = 1
D 6 9 1 + 6 = 7
C 2 7 7 + 2 = 9
B 4 6 9 + 4 = 13
A 3 5 13 + 3 = 16
Total flow time = 1+7+9+13+16 = 46 days
Mean flow time = 46/5 = 9.2 days
Average days tardy/job = 20/5=4.0 days
30
Average days late/job = 17/5=3.4 days
Penjadwalan n Pekerjaan pada 1 Mesin
Random Schedule

Processing Due Date Flow Time


Job Time (days) (days) (days)
D 6 9 0 + 6 = 6
C 2 7 6 + 2 = 8
A 3 5 8 + 3 = 11
E 1 2 11 + 1 = 12
B 4 6 12 + 4 = 16
Total Flow time = 6+8+11+12+16 = 53 days
Mean flow time = 53/5 = 10.6 days
Average days tardy/job = 27/5=5.4 days
31
Average days late/job = 24/5=4.8 days
Penjadwalan n Pekerjaan pada 1 Mesin
STR Schedule

Processing Due Date Flow Time


Job Time (days) (days) (days)
E 1 2 0 + 1 = 1
A 3 5 1 + 3 = 4
B 4 6 4 + 4 = 8
D 6 9 8 + 6 = 14
C 2 7 14 + 2 = 16

Total Flow time = 1+4+8+14+16 = 43 days


Mean flow time = 43/5 = 8.6 days
Average days tardy/job = 16/5=3.2 days
32
Average days late/job = 14/5=2.8 days
Penjadwalan n Pekerjaan pada 1 Mesin

Total Average
Scheduling Completion Completion Time Average tardiness
Rule Time (days) (days) (days)
FCFS 50 10.0 4.6
SPT 36 7.2 2.4
EDD 39 7.8 2.4
LCFS 46 9.2 4.0
Random 53 10.6 5.4
STR 43 8.6 3.2

33
Penjadwalan n Pekerjaan pada 1 Mesin

Total Average
Scheduling Flow Flow Time Average Lateness
Rule Time (days) (days) (days)
FCFS 50 10.0 4.2
SPT 36 7.2 1.4
EDD 39 7.8 2
LCFS 46 9.2 3.4
Random 53 10.6 4.8
STR 43 8.6 2.8

34
Some points to remember:

1. SPT Schedule minimizes average Flow time on One


processor
2. SPT Schedule minimizes average lateness on one processor
3. SPT Schedule minimizes average tardiness on one
processor if all tasks have the same due date or if SPT
Schedule results in all tasks being tardy
4. EDD Schedule minimizes maximum lateness on one
processor
5. EDD Schedule minimizes average tardiness on one
processor if EDD schedule produces zero or one tardy jobs

35

You might also like