Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

PENERAPAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD

DALAM MENINGKATKAN MUTU DANLAYANAN PRIMA


DI PERGURUAN TINGGI

James J. R. Sumayku

Universitas Negeri Manado

Abstract: In order to anticipate the changes that are innovative, reorientation, reorganitation,
reformation towards Education debvelopment, all of the changes must towards the creation and
the achievement of stakeholders satisfaction. This satisfaction will achieved if the organizers of
Education is able to produced graduates who is 27ea rah with National standards even
international standards. To achieved that it is necessary to change the educational paradigm with
consequences. The consequences of the necessary corrections to the dimensions of the college
binding rules, concerning minimum quality standards which need to be formulated together.
Balanced Scorecard is a performance measurement system management company
comprehensively covering aspects and non ea ea rah rah l l. In the Balanced Scorecard rah l ea
measure that shows past performance is equipped with non ea measures rah l which shows the
driver (drivers) for the future performance ea ra (Kaplan and Norton, 1996: 8). Balanced
Scorecard looked a performances through four perspectives: financial perspective, customer
perspective, internal business perspective, and perperspective learning and growth. Through
these four perspectives, objectives and Balanced Scorecard measurement derived from the vision
and strategy of the organization.

Keyword: Balanced approach, scorecard, quality and excellence services

Abstrak:Dalam rangka mengantisipasi perubahan-perubahan yang bersifat inovasi, reorientasi,


reorganisasi, reformasi menuju pengembangan pendidikan, yang kesemua perubahan tersebut
harus menuju terciptanya dan tercapainya kepuasan stakeholders. Kepuasan ini tercapai apabila
penyelenggara Pendidikan mampu menghasilkan lulusan yang 27ea rah dengan standar nasional
bahkan internasional. Untuk mencapai itu maka diperlukan perubahan paradigma pendidikan
dengan konsekuensinya. Konsekuensi dari pada itu perlu ada koreksi terhadap dimensi aturan
yang mengikat perguruan tinggi, menyangkut standar mutu minimal yang perlu dirumuskan
secara bersama-sama. Balanced Scorecard merupakan system pengukuran manajemen
kinerjaperusahaan secara komprehensif yang meliputi aspek 27ea rah27l dan non 27ea rah27l.
Dalam Balanced Scorecard ukuran 27ea rah 27l yang menunjukkan kinerja masa lalu dilengkapi
dengan ukuran-ukuran non 27ea rah27l yang menunjukkan penggerak (drivers) bagi kinerja masa
yang akan27ea ra (Kaplan dan Norton, 1996:8). Balanced Scorecard memandang kinerja melalui
empat perspektif yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal, dan
perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Melalui keempat perspektif ini, sasaran dan ukuran
Balanced Scorecard diturunkan dari visi dan strategi organisasi.

Kata Kunci: Pendekatan Balanced, Scorecard, Mutu dan Layanan Prima

PENDAHULUAN pendidikan akan berhasil jika memiliki SDM


Pendidikan merupakan bidang yang yang berkualitas dan professional.
sangat urgen dan memiliki peluang karena Kinerja pada dasarnya merupakan
setiap orang perlu akan pendidikan. Salah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang
satu factor penunjang pendidikan adalah dicapai seorang pegawai dalam melaksanakan
manusia dalam hal ini SDM, suatu lembaga tugasnya sesuai tanggung jawab yang
diberikan kepadanya. Dalam hal ini, pegawai
bisa belajar seberapa besar kinerja mereka mencapai sasarannya itu. Berdasarkan
melalui sarana informasi seperti komentar tugasnya ini, manajemen kinerja dapat
baik dari mitra kerja. Namun demikian dijadikan landasan bagi promosi, mutasi dan
penilaian kinerja yang mengacu kepada suatu evaluasi, sekaligus penentuan kompensasi dan
sistem formal dan terstruktur yang mengukur, penyusunan program pelatihan. Manajemen
menilai dan mempengaruhi sifat-sifat yang kinerja juga dapat dijadikan umpan balik
berkaitan dengan pekerjaan perilaku dan hasil untuk pengembangan karier dan
termasuk tingkat ketidakhadiran. Fokus pengembangan pribadi SDM.
penilaian kinerja adalah untuk mengetahui Persoalan ketenagakerjaan
seberapa produktif seorang karyawan dan merupakanpersoalan ketersediaan (supply)
apakah ia bisa berkinerja sama atau lebih tenagakerja dan persoalan kebutuhan
efektif di masa yang akan datang. (demand) tenaga kerja oleh pelaku ekonomi.
Begitu pentingnya masalah kinerja Oleh karena itu untuk mengatasi masalah
pegawai ini, sehingga tidak salah bila inti ketenagakerjaan, atau lebih spesifik lagi
pengelolaan sumber daya manusia adalah pengangguran, kebijakan yang harus
bagaimana mengelola kinerja SDM. dilakukan adalah bagaimana menangani sisi
Mengelola manusia dalam konteks organisasi demand dan supply tenaga kerja. Pada sisi
berarti mengelola manusia agar dapat demand, pembenahan persoalan
menghasilkan kinerja yang optimal bagi ketenagakerjaan diarahkan pada pe-
organisasi. Oleh karenanya kinerja pegawai ngembangan kebijakan ekonomi yang mampu
ini perlu dikelola secara baik untuk mencapai menyerap tenaga kerja yang ada semaksimal
tujuan organisasi, sehingga menjadi suatu mungkin. Kebijakan ekonomi tidak saja
konsep manajemen kinerja (performance berarti memacu pertumbuhan ekonomi
management). setinggi mungkin namun pertumbuhan
Menurut definisinya, manajemen ekonomi tersebut harus semaksimal mungkin
kinerja adalah suatu proses strategis dan menyerap tenaga kerja.
terpadu yang menunjang keberhasilan Pendidikan tinggi, selaras dengan
organisasi melalui pengembangan perform- karakteristik dan fungsi, dalam beberapa
ansi SDM. Dalam manajemen kinerja waktu terakhir ini telah mentasdikan diri
kemampuan SDM sebagai kontributor sebagai usaha jasa pendidikan. Sebagai usaha
individu dan bagian dari kelompok jasa, pendidikan tinggi mempunyai kelompok
dikembangkan melalui proses bersama antara pelanggan yang harus dilayani dengan pela-
manajer dan individu yang lebih berdasarkan yanan jasa yang bermutu. Perhatian terhadap
kesepakatan daripada instruksi. Kesepakatan mutu harus tergambar dalam tiga wilayah
ini meliputi tujuan (objectives), persyaratan utama (three main areas) pendidikan, yakni:
pengetahuan, keterampilan dan kemampuan, pengajaran(teaching), penelitian (research),
serta pengembangan kinerja dan perencanaan dan pendidikan berkelanjutan (continuing
pengembangan pribadi. Manajemen kinerja education).
bertujuan untuk dapat memperkuat budaya Terdapat dua faktor lainnya, selain faktor
yang berorientasi pada kinerja melalui kualitas, yang perlu mendapat sorotan dalam
pengembangan keterampilan, kemampuan pengembangan manajemen kinerjaPT pada
dan potensi-potensi yang dimiliki oleh SDM. ketiga wilayah utama pendidikan tersebut
Sifatnya yang interaktif ini akan meningkat- yakni, faktor proses dan faktor sumber daya
kan motivasi dan memberdayakan SDM dan manusia. Faktor proses berkaitan dengan
membentuk suatu kerangka kerja dalam perancangan proses, sistem (termasuk
pengembangan kinerja. Manajemen kinerja teknologi informasi), budaya kerja struktur,
juga dapat menggalang partisipasi aktif setiap system pengendalian, proses penyusunan
anggota organisasi untuk mencapai sasaran perencanaan, penganggaran dan produk-
organisasi melalui penjabaran sasaran tivitas. Sedang faktor sumber daya manusia
individu maupun kelompok sekaligus mencakup permasalahan yang memuat
mengembangkan potensinya agar dapat dimensi sosial dan psikologi, interaksi dan
interelasi, motivasi, keterampilan, gaya, disebut sebagai suatu kontrak kinerja
penghargaan, dan imbalan. (performance contract). Dengan adanya
Dalam menghadapi perubahan-peru- kontrak kinerja, maka atasan bisa menilai
bahan yang sangat cepat tersebut, MSDM apakah si bawahan sudah mencapai kinerja
sebagimana dikemukakan oleh Dave Ulrich yang diinginkan atau belum. Kontrak ki-
(1977) dihadapkan pada delapan tantangan nerja ini berisikan suatu kesepakatan antara
(Challenges), yaitu tantangan globalisasi, tan- atasan dan bawahan mengenai indikator
tangan persaingan jaringan bisnis dan pela- kinerja yang ingin dicapai, baik mengenai
yanan SDM, tantangan upaya menciptakan ke sasaran pencapaiannya maupun jangka
untungan melalui pertumbuhan dan efisiensi waktu pencapaiannya. Ada dua hal yang
biaya, tantangan konsentrasi ke kapabilitas, perlu dicantumkan dalam kontrak kinerja
tantangan perubahan, perubahan, dan yaitu sasaran akhir yang ingin dicapai (lag)
beberapa perubahan, tantangan teknologi, serta program kerja untuk mencapainya
tantangan ketahanan, daya tarik, pengukuran, (lead). Keduanya perlu dicantumkan
dan kompetensi serta intelektual supaya pada saat evaluasi nanti berbagai
capital,tantangan perubahan bukan pihak bersikap secara fair, dan tidak
transformasi. melihat hasil akhir semata, namun juga
Untuk dapat menerapkan manajemen proses kerjanya. Bisa saja seorang
kinerja dalam suatu organisasi, diperlukan bawahan belum mencapai semua hasil
adanya prasyarat dasar yang harus dipenuhi kerja yang ditargetkan, tetapi dia sudah
dalam suatu organisasi, yaitu: melaksanakan semua program kerja yang
1. Adanya suatu indikator kinerja (key sudah digariskan. Tentu saja atasan tetap
performance indicator) yang terukur harus memberikan reward untuk dedikasi-
secara kuantitatif dan jelas batas waktunya. nya, walaupun sasaran akhir belum
Ukuran ini harus dapat menjawab berbagai tercapai. Hal ini juga bisa menjadi dasar
permasalahan yang dihadapi oleh untuk perbaikan di masa mendatang
organisasi tersebut. Jika perusahaan yang (continuous improvement).
berorientasi pada profit, maka ukurannya 3. Terdapat suatu proses siklus manajemen
adalah ukuran finansial seperti omset kinerja yang baku dan dipatuhi untuk di-
penjualan, laba bersih, pertumbuhan kerjakan bersama, yaitu:
penjualan dan lain-lain. Sedangkan pada  Perencanaan kinerja, berupa penetapan
organisasi nirlaba seperti organisasi indikator kinerja lengkap dengan
pemerintahan maka ukuran kinerjanya berbagai strategi dan program kerja
adalah berbagai bentuk pelayanan kepada yang diperlukan untuk mencapai kinerja
masyarakat. Semua harus terukur secara yang diinginkan.
kuantitatif dan dapat dimengerti oleh  Pelaksanaan, di mana organisasi
berbagai pihak yang terkait, sehingga bila bergerak sesuai dengan rencana yang
nanti dievaluasi dapat diketahui apakah telah dibuat, jika ada perubahan akibat
kinerja sudah dapat mencapai target atau adanya perkembangan baru maka
belum. Michael Porter, profesor dari lakukan perubahan tersebut.
Harvard Business of School menyatakan  Evaluasi kinerja, yaitu menganalisis
bahwa kita tidak bisa memanajemen apakah realisasi kinerja sesuai dengan
sesuatu yang tidak dapat kita ukur. rencana yang sudah ditetapkan sebelum-
Organisasi yang tidak memiliki indikator nya. Semuanya ini harus serba kuanti-
kinerja biasanya tidak bisa diharapkan tatif.
untuk mampu mencapai kinerja yang 4. Adanya suatu sistem reward and
memuaskan pihak yang berkepentingan punishment yang bersifat konstruktif dan
(stakeholders). konsisten dijalankan. Konsep reward ini
2. Semua ukuran kinerja tersebut biasanya di- tidak selalu harus bersifat finansial, tetapi
tuangkan dalam suatu bentuk kesepakatan bisa juga berupa bentuk lain seperti
antara atasan dan bawahan yang sering promosi, kesempatan pendidikan dan lain-
lain. Reward and punishment diberikan seleksi, pendidikan, pengembangan pega-
setelah melihat hasil realisasi kinerja, wai, dan promosi. Kompetensi ini meliputi
apakah sesuai dengan indikator kinerja kompetensi inti organisasi, kompetensi
yang telah direncanakan atau belum. Tentu perilaku, dan kompetensi teknis yang
saja harus ada suatu performance appraisal spesifik dalam pekerjaan. Jika kompetensi
atau penilaian kinerja lebih dahulu sebelum ini sudah dibakukan dalam organisasi,
rewarddan punishment. maka kegiatan manajemen SDM akan
Penerapanpunishment ini harus hati-hati, menjadi lebih transparan, dan pimpinan
karena dalam banyak hal pembinaan jauh organisasi juga dengan mudah mengetahui
lebih bermanfaat. kompetensi apa saja yang perlu diperbaiki
5. Terdapat suatu mekanisme performance untuk membawa organisasi menjadi
appraisal atau penilaian kinerja yang berkinerja tinggi.
relatif obyektif yaitu dengan melibatkan Manajemen adalah Seni
berbagai pihak. Konsep yang sangat dalammenyelesaikan sesuatu melalui
terkenal adalah penilaian 360 derajat, di oranglain (Follet,1997). Sebuah proses yang
mana penilaian kinerja dilakukan oleh dilakukan untukmewujudkan tujuan
atasan, bawahan, rekan sekerja, dan organisasi melaluirangkaian kegiatan berupa
pengguna jasa, karena pada prinsipnya perencanaan, pengorganisasian,
manusia itu berpikir secara subyektif, pengarahan,dan peng-endalian orang-orang
namun dengan berpikir bersama mampu sertasumber daya organisasi lainnya(Nickels,
untuk mengubah sikap subyektif itu McHugh and McHugh ,1997). Manajemen
menjadi mendekati obyektif, atau berpikir adalah Seni atau prosesdalam menyelesaikan
bersama jauh lebih obyektif daripada sesuatu yangterkait dengan pencapaian
berpikir sendiri-sendiri. Ini adalah tujuan. (Ernie&Kurniawan, 2005).
semangat dalam konsep penilaian 360 Manajemen kinerja adalah proses dimana
derajat. eksekutif, manajer, dan supervisor bekerja
6. Terdapat suatu gaya kepemimpinan untuk mengaitkan/mensejajarkan tujuan
(leadership style) yang mengarah kepada karyawandengan tujuan perusahaan
pembentukan organisasi berkinerja tinggi. (Dessler,2005).
Inti dari kepemimpinan seperti ini adalah Arti dari manajemen kinerja meliputi:
adanya suatu proses coaching, counseling, performance management dan managing
dan empowerment kepada para bawahan employee performance. Selan-jutnya
atau sumber daya manusia di dalam manu- definisiprogram manajemen kinerja meliputi:
sia. Suatu aspek lain yang sangat penting (1)merencanakan, (2) proses manajemen,dan
dalam gaya kepemimpinan adalah sikap (3) produktivitas. Manajemen kinerjameliputi
followership atau menjadi pengikut. Bagai- pengelolaan semua elemen proses organisasi
mana jadinya bila semua orang menjadi yang mempengaruhi prestasimeliputi
komandan dalam organisasi? Bukan kiner- penetapan tujuan, seleksi & penempatan
ja tinggi yang tercapai, namun kekacauan pekerja, penilaian,kompensasi, pelatihan, dan
yang ada. Pada dasarnya seseorang itu manajemen karier.
harus memiliki jiwa kepemimpinan, tetapi Ruang Lingkup Program
dalam situasi yang lain dia juga harus ManajemanKinerja terdiri dari beberapa
memahami bahwa dia merupakan bagian elemen:1. Teknologi (Peralatan, metode
dari sebuah sistem organisasi yang lebih kerja), 2. Kualitas dari input (termasuk
besar yang harus diikuti. material), 3. Kualitas lingkup fisik
7. Menerapkan konsep manajemen SDM (keselamatan,kesehatankerja), Iklim dan
berbasis kompetensi. Umumnya organisasi budaya organisasi (termasuksupervisi dan
yang berkinerja tinggi memiliki kamus kepemimpinan), 4. Sistem kompensasi dan
kompetensi dan menerapkan kompetensi imbalan di dalam organisasi penting untuk
itu tersebut kepada hal-hal yang penting, menentapkan program manajemen kinerja,
seperti manajemen kinerja, rekruitmen,
dimana prog-ram manajemenkinerja  perencanaan
merupakan sebuah proses.  pengorganisasian
Memberikan umpan balik kepada  pengarahan
karyawan yang dinilai tentang seluruh  pengendalian
hasilpenilaian yang dilakukan. Selanjutnya  pengadaan
program manajemen kinerjamemliki  pengembangan
tujuan/manfaat antara lain:
 kompensasi
 Meningkatkan prestasi kerja  pengintegrasian
karyawanPeningkatan yang terjadi pada
 pemeliharaan
prestasi karyawan
 kedisiplinan
 Merangsang minat dalam pengembangan
pribadi  pemberhentian
Implementasi manajemen kinerja
 Membantu perusahaan untuk
dalam organisasi memiliki sifat karakteristik.
dapatmenyusun progam pengembangan
Manajemen kinerja senantiasa berfokus pada
danpelatihan karyawan yang lebih
hasil dan cara, yakni hasil akhir dan perilaku
tepatguna.
yang ditunjukkan dalam mencapai hasil akhir.
 Menyediakan alat atau sarana untuk Dalam proses ini, Komunikasi dan partisipasi
membandingkan prestasi kerja pegawai
dua arah mutlak diperlukan untuk mem-
 Memberikan kesempatan pada bangun kesepakatan bersama dalam hal
pegawaiuntuk mengeluarkan perasaanya kinerja maksimal yang diharapkan. Sasaran
tentang pekerjaan. dan perilaku pribadi dalam organisasi
Sejumlah penyebab umum yang senantiasa terfokus pada sasaran
seringmenimbulkan kegagalan dan organisasi.Leader dengan cerdas mengenali
harusdihindarkan dalam dan menyingkirkan halangan untuk menuju
menerapkanmanajemen kinerja disebutkan sukses, serta berupaya menghidupkan
oleh Oliver(1985) yang dikutip oleh Dessler motivasi kerja anggota tim.
(2005)sebagai berikut:
 tidak adanya standar; METODOLOGI PENELITIAN
 standar yang relevan dan bersifat Tahap-tahap dalam manajemen
subjektif; kinerja meliputi tahap penentuan objectives,
 standar yang tidak realistis; penentuan sasaran yang berorientasi pada
 ukuran prestasi yang tidak tepat; perilaku, menyiapkan dukungan yang
 kesalahan penilai; diperlukan, evaluasi dan pengembangan serta
 pemberian umpan balik secara buruk; memberi penghargaan. Proses manajemen
 komunikasi yang negatif; kinerja melibatkan perencanaan, coach-
 kegagalan untuk memanfaatkan data hasil ing dan review. Dalam perencanaan diiden-
penilaian. tifikasi dan ditentukan tingkat kinerja, apa
Disebutkan oleh Mathis (2005) bahwa sasarannya serta bagaimana perilaku untuk
sistem manajemen kinerja yang efektif mencapai sasaran, Dalam coaching dilakukan
meliputi: evaluasi, dukungan dan pengarahan secara
 relevance berkesinambungan melalui diskusi dua arah.
 sensitivity Dalam proses review dilakukan evaluasi
 reliability terhadap pencapaian dan terhadap sasaran
 acceptability yang ditentukan dan hasilnya dijadikan
 practicality sebagai umpan balik.
Pengukuran kinerja merupakan salah
Aplikasi Manajemen Kinerja satu hal yang mendasar dalam manajemen
Implemetasi fungsi operasional kinerja.manfaatnya sebagai landasan untuk
manajemen SDM pada perguran tinggi adalah memberikan umpan balik, mengidentifikasi
sebagai berikut: butir-butir kekuatan untuk mengembangkan
kinerja di masa mendatang, serta meng-
identifikasi butir-butir kelemahan sebagai pendukung realisasi kinerja bawahan.
sarana koreksi dan pengembangan. Langkah Pengumpulan dapat dilakukan melalui
ini sebagai jawaban terhadap dua persoalan formulir penilaian kinerja, observasi
utama yaitu apakah kita sudah mengerjakan langsung maupun tanya jawab dengan
hal yang benar dan apakah sudah pihak-pihak terkait.
mengerjakannya dengan baik. d. Pertemuan tatap muka antara atasan dan
Persoalan utama dalam pengukuran bawahan selama periode berjalan. Pada
kinerja adalah kita telah mengukur hal yang saat inilah bukti-bukti otentik kinerja
strategis dan memberi nilai tambah terhadap bawahan diklarifikasi, didiskusikan, dan
strategi organisasi secara keseluruhan. disimpulkan bersama sebagai kinerja
Masalah lain yang perlu diwaspadai adalah bawahan pada periode tersebut.
terlalu berorientasi pada hasil dan e. Diagnosis berbagai hambatan efektivitas
mengabaikan proses, sistem remunerasi yang kinerja bawahan dan tindak lanjut
tidak mendukung kinerja, dan pengukuran bimbingan yang dapat dilakukan atasan
yang tidak berdasarkan pada team business guna menyingkirkan hambatan-hambatan
structure. tersebut guna meningkatkan kinerja
Evaluasi kinerja memiliki fokus yang bawahan. Dengan adanya diagnosis dan
berbeda tergantung kepada jenjang manaje- bimbingan ini, bawahan tidak merasa
mennya. Bagi manajemen senior fokus “dipersalahkan” atas kegagalan mencapai
evaluasi pada sasaran organisasi dan target kinerja yang telah disepakati dan
kemampuannya untuk meraih hasil yang sekaligus menunjukkan niatan bahwa
utama. Untuk jenjang manajer madya persoalan kinerja bawahan adalah
memiliki fokus yang seimbang antara persoalan atasan juga.
pencapaian sasaran perusahaan, kemampuan
dan tugas-tugas baku. Bagi karyawan HASIL DAN PEMBAHASAN
administrasi fokus evaluasi pada kemampuan Model pengelolaan lembaga pergu-
mengerjakan tugas-tugas baku dan keluaran, ruan tinggi dapat disetarakan dengan model
sedangkan untuk jenjang operator terutama bisnis jasa. Kepuasan stakeholder
berfokus pada keluaran. (mahasiswa, dosen, staf, pengelola) juga
Dalam pelaksanaan manajemen kiner- menjadi ukuran keberhasilannya. Manajemen
ja terdapat lima komponen pokok, yaitu: perguruan tinggi haruslah dikelola secara
a. Perencanaan kinerja, di mana atasan dana profesional seperti layaknya lembaga bisnis
bawahan berupaya merumuskan, me- lainnya, tetapi dengan tetap mengutamakan
mahami dan menyepakati target kinerja mutu akademik sebagai “produk jasa” yang
bawahan dalam rangka mengoptimalkan harus dicapainya. Perguruan tinggi mem-
kontribusinya terhadap pencapaian tujuan- punyai stakeholder internal, yaitu Mahasiswa,
tujuan organisasi. Pada saat perencanaan Dosen, Karyawan, pemilik (swasta maupun
kinerja ini atasan membantu bawahan dan pemerintah), supplier, serta lembaga
menterjemahkan tujuan-tujuan organisasi pendidikan lain sebagai
ke dalam target kinerja individual dalam competitornya.Sementarastakeholder
batasan anggaran yang tersedia. eksternal perguruan tinggi antara lain adalah
b. Komunikasi berkelanjutan antara atasan pemerintah, organisasi profesi, dan kelompok
dan bawahan guna memastikan bahwa apa lain dalam masyarakat.
yang telah, sedang dan akan dilakukan Dalam pendidikan global, sangatlah
bawahan mengarah pada target kinerjanya diperlukan untuk mengatur kerangka kerja
sesuai dengan kesepakatan kedua belah dengan batasan ideologi dan norma sosial
pihak, hal ini juga berguna untuk yang jelas untuk rancangan kurikulum
mengantisipasi segala persoalan yang sehingga semua aktivitas edukasional dapat
timbul. memiliki fokus lokal yang jelas ketika
c. Pengumpulan data dan informasi oleh mendapat keuntungan dari keterbukaan akan
masing-masing pihak sebagai bukti masukan dan ilmu pengetahuan global yang
luas. Jelasnya, loyalitas dan perhatian lokal mencerminkan keterkaitan dalam suatu
seharusnya menjadi bagian inti dari pendi- hubungan sebab akibat, dan bukan semata-
dikan. Hasil pendidikan yang diharapkan mata kumpulan ukuran-ukuran yang komp-
adalah untuk pengembangan seseorang local leks.
dengan pandangan global yang terbatas, yang 3. Dengan tetap mempertahankan penekanan
dapat bertindak secara lokal dengan ilmu pada tujuan financial (leading indicator),
pengetahuan yang telah disaring. Balanced Scorecard juga menyertakan
Teori ini dapat membantu untuk penggerak (lagging indicator) untuk men-
menjamin relevansi lokal dalam pendidikan capai tujuanfinansial tadi. Jadi, perusahaan
global dan menghindari hilangnya identitas tetapberada di jalur hasil finansial sambil
dan perhatian lokal selama globalisasi atau memperhatikan kemajuan dalam memba-
keterbukaan internasional. Khususnya ke- ngun kapabilitas dan intangibleasset yang
rangka kerja lokal melindungi kepentingan diperlukan untuk pertumbuhan di masa
lokal dari terglobalisasi berlebih. Tetapi datang.
dalam prakteknya, seringkali sangat sulit 4. Balanced Scorecard memandang kinerja
untuk membangun batasan budaya atau sosial tidak hanya dari perspektif internal seperti
yang cocok untuk menyaring dampak global proses bisnis internal, tetapi juga perspektif
dan menjamin relevansi lokal karena batasan eksternal perusahaan seperti perspektif
yang terlalu ketat dan dekat untuk pelanggan.
menghentikan segala interaksi yang diperlu- 5. Balanced Scorecard lebih dari sekedar
kan dan berarti dengan dunia luar dan sistem pengukuran kinerja, karena
membatasi partumbuhan ilmu pengetahuan Balanced Scorecard dapat digunakan
lokal atau karena batasan terlalu longgar dan sebagai kerangka bagi proses manajemen
kehilangan fungsinya sebagai penyaring dan strategik, artinya Balanced Scorecard
pelindung. dapat digunakan untuk mengklarifikasi,
Pendekatan Balanced Scorecard mengomunikasikan,dan mengelola strategi
dalam Pengukuran Manajemen Kinerja perusahaan.
Perusahaan Kelemahan-kelemahan pada Balanced Scorecard merupakan
pengukuran tradisional terhadap kinerja sistem pengukuran manajemen kinerja
perusahaan telah memunculkan kebutuhan perusahaan secara komprehensif yang
akan pengukuran yang lebih luas dan tidak meliputi aspek finansial dan nonfinansial.
semata-mata didasarkan pada sudut pandang Dalam Balanced Scorecard ukuran finansial
finansial. Ukuran finansial lebih banyak yang menunjukkan kinerja masa lalu
bercerita tentang masa lalu dan tidak dapat dilengkapi dengan ukuran-ukuran non-
membimbing organisasi untuk menciptakan finansial yang menunjukkan penggerak
nilai melalui investasi pada pelanggan, (drivers) bagi kinerja masa yang akan datang
pemasok, karyawan, proses, teknologi, dan (Kaplandan Norton, 1996:8).Balanced
inovasi. Hadirnya Balanced Scorecard Scorecard memandang kinerja melalui empat
sebagai pendekatan baru dalam sistem perspektif yaitu perspektif keuangan,
pengukuran kinerja diklaim mampu perspektif pelanggan, perspektif bisnis
mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut. internal, dan perspektif pembelajaran dan
Keunggulan-keunggulan system pertumbuhan. Melalui keempat perspektif ini,
pengukuran kinerja perusahaan dengan sasaran dan ukuran Balanced Scorecard
mempergunakan Balanced Scorecard adalah diturunkan dari visi dan strategi organisasi.
sebagai berikut: Citra dan reputasi perguruan tinggi,
1. Balanced Scorecard tidak hanya mencerminkan faktor-faktor intangible yang
memperhatikan kinerja untuk tujuan menarik pelanggan pada perusahaan yang
jangka pendek, tetapi juga memperhatkan bersangkutan. Dengan dimensi image dan
tujuan jangka panjang perusahaan. reputasi memungkinkan PT mendefinisikan
2. Balanced Scorecard juga mencakup ukur- dirinya pada pelanggannya. Pelanggan dan
an-ukuran finansial dan non finansial yang pemegang saham Perusahaan biasanya
menetapkan ukuran-ukuran dalam perspektif nakan Balanced Score Card (BSC), BSC
ini setelah menetapkan sasaran dalam per- yaitu merupakan pendekatan yang sistematik
spektif pemegang saham dan pelanggan. untuk menilai kinerja organisasi (Perguruan
Kebanyakan sistem pengukuran yang ada Tinggi) menjadi kerangka kerja yang terpadu.
hanya memfokuskan pada perbaikan proses Keberhasilan suatu institusi perguruan
yang telah ada. tinggi bukan hanya tergantung pada bagai-
Untuk mengimplementasikan Ba- mana organisasi tersebut melaksanakan
lanced Scorecard, ada dua hal yang harus proses dan aktivitas kesehariannya semata,
dilakukan organisasi/perusahaan, yaitu (1) akan tetapi bagaimana kegiatan dan aktivitas
menetapkan sasaran dan membuat ukuran- rutin maupun kondisional diintegrasikan
ukuran scorecard itu sendiri, kemudian (2) dalam seluruh komponen organisasi yang
menggunakan dan mengintegrasikannya ke rawan konflik.
dalam sistem manajemen. Peningkatan efisiensi dan efektivitas
Cakupan aktivitas organisasi PT da- yang mendorong ke arahinovasi memerlukan
lam mengimplementasikan Balanced Sco- usaha-usaha yang terencana dengan baik dan
recard meliputi: terjaminkeberlanjutannya untuk memper-
a. Penjelasan dan penerjemahan strategi. tajam arah dan meningkatkan kelayakan
b. Pengomunikasian strategi ke kegiatan, program, maupun kebijaksanaan
seluruhanggota organisasi. dalam perspektif satu manajemen strategis
c. Penyesuaian tujuan masing-masingunit (Strategic Management). Untuk itu penting
atau program studi dengan tujuan melaksanakan penataan institusi perguruan
organisasi. tinggi berdasarkan manajemen kinerja
d. Pengidentifikasian dan sehingga mutu dan layanan prima tercipta di
penyesuaianinisiatif strategis. perguruan tinggi.
e. Penerjemahan sasaran strategismenjadi Dalam pengukuran manajemen kinerja
sasaran jangka pendek dan anggaran dapat menggunakan salah satu pendekatan
tahunan. yaitu Balanced Scorecard, karena melalui
f. Revisi dan review hal-hal strategis pendekatan ini akan diketahui kepuasan
danoperasional untuk mendapatkan karyawan, pelanggan dan produktivitas yang
umpan balik dan perbaikan merupakan hal utama dalam pencapaian
strategiPerguruan Tinggi. tujuan perusahaan (organisasi).

PENUTUP DAFTAR PUSTAKA


Keberadaan manusia sebagai sumber
daya manusia adalah sangat penting dalam Best, R. J.(2000).Market-Based Management:
perguruan tinggi karena sumber daya manusia Strategies for Growing Customer
menunjang melalui karya, bakat, kreatifitas, Value and Profitability. Second
dorongan dan peran nyata. Tanpa ada unsur Edition. Prentice Hall: Upper Saddle
manusia dalam perguruan tinggi, tidak River,New Jersey.
mungkin perguruan tinggi tersebut dapat
bergerak dan menuju yang diinginkan. Dessler, G.(2005).Human Resource
Keberhasilan dalam mencapai tujuan Management. 10th Edition.Florida:
perguruan tinggi sangat ditentukan oleh Pearson Prentice-Hall, Inc.
kinerja karyawan. Seperti yang diungkapkan
oleh Veithzal Rivai (2005:305) bahwa: Djohan, S.(2003). Strategi Pembinaan dan
“Kinerja karyawan merupakan suatu hal yang Pengembangan SDM Perguruan
sangat penting dalam upaya perusahan untuk Tinggi Dalam meningkatkan Mutu
mencapai tujuannya”. Pendidikan Tinggi: Studi Kasus di
Pengukuran kinerja MSDM penting Perguruan Tinggi di Jakarta.Jurnal
dilakukan dalam perguruan tinggi, hal ini bisa Ekonomi STEI, 1.
dilakukan salah satunya dengan menggu-
Foster, B.,& Karen, R. S. (2001).Pembinaan Mathis,R. L., & John H. J.(2005).Human
Untuk Meningkatkan Kinerja ResourceManagement. International
Karyawan. terjemahan, Lembaga Student Edition. South-Western, a
Manajemen PPM dan Penerbit PPM. division ofThomson Learning,
Thomson Learning is a trademark
used herein under license, In
Kaplan, R. S., &Norton, D. P.(1996).The Singapore.
Balanced Score Card, Washington,
USA. Mello, J. A.(2002).Strategic Human
Resource Management.South
Kertajaya, H. (2001). Marketing Plus 2000: Western: Cincinnati Ohio, hlm 253-
Siasat Memenangkan Persaingan 256.
Global. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.

You might also like