Professional Documents
Culture Documents
6601 16609 1 PB PDF
6601 16609 1 PB PDF
6601 16609 1 PB PDF
1
I Made W. A. Senawa
2
Vonny N. S. wowor
2
Juliatri
1
Kandidat Skripsi Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran
2
Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: made.winarto@gmail.com
Abstract: Caries still become a problem in many countries include Indonesia. Basic Health
Research in 2007 showed that caries experience of Indonesian population reach 72.1% and North
Sulawesi stand at third rank with 82.8%. Determination of caries activity of individual can be done
with caries risk assessment. Salivary flow and viscosity are included in caries risk assessment. Low
salivary flow and high viscosity can show the presence of caries process. Hormonal contraception
by injection is used widely in Indonesia. In 2013 women who used contraceptive injection were
49.42% and in North Sulawesi were 41.30%. Estrogen and progesterone in injectable contraception
are suspected to have ability to increase saliva secretion. This was a descriptive study with a cross-
sectional design conducted at Banjer, Tikala. Samples were obtained by using purposive sampling.
Saliva was collected in 5 minutes filled in a container. The results showed that majority (43.1%)
had normal salivary flow and 61.4% had watery salivary viscosity. Conclusion: In this study, most
women using contraceptive injection had normal salivary flow and moderate risk of caries.
Salivary viscosity was in watery category with low caries risk
Keywords: caries risk, salivary flow, salivary viscosity, injectable contraception users
Abstrak: Penyakit karies masih menjadi masalah di berbagai negara termasuk di Indonesia. Hasil
Riset kesehatan Dasar tahun 2007 menunjukkan pengalaman karies yang diderita penduduk
Indonesia mencapai 72,1% dan Sulawesi Utara menempati urutan ketiga dengan 82,8%. Penentuan
aktivitas karies pada individu dapat dilakukan melalui penilaian risiko karies. Pemeriksaan aliran
dan kekentalan saliva dapat digunakan untuk menilai risiko karies. Kecepatan aliran saliva dan dan
kekentalan saliva dapat menunjukkan risiko karies individu. Kontrasepsi suntik merupakan jenis
kontrasepsi hormonal yang semakin banyak dipakai di Indonesia. Tahun 2013 wanita pengguna
Kontrasepsi Suntik di Indonesia sebanyak 49,42% dan di Sulawesi Utara sebanyak 41,30%.
Kandungan hormon esterogen dan progesteron dalam Kontrasepsi Suntik diduga dapat
meningkatkan sekresi saliva. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan rancangan cross-sectional fan
dilakukan di Kelurahan Banjer Kecamatan Tikala. Pengambilan sampel dengan menggunakan
metode purposive sampling. Saliva selama 5 menit ditampung ke dalam wadah. Hasil penelitian
menunjukkan mayoritas (43,1%) memiliki aliran saliva normal dan 61,4% memiliki kekentalan
saliva yang tergolong encer. Simpulan: Sebagian besar pengguna Kontrasepsi Suntik di Kelurahan
Banjer mempunyai aliran saliva normal dan risiko karies tergolong sedang. Kekentalan saliva
berada pada kategori encer dengan risiko karies rendah.
Kata kunci: risiko karies, aliran saliva, kekentalan saliva, pengguna kontrasepsi suntik
Karies gigi merupakan salah satu penyakit sering dan umum terjadi di seluruh lapisan
infeksi jaringan keras gigi yang paling masyarakat dari berbagai kelompok
162
Senawa, Wowor, Juliatri: Penilaian risiko karies...
ekonomi dan usia. Karies gigi didefinisikan Hasil survei Badan Kependudukan dan
sebagai suatu penyakit mikrobiologi pada Keluarga Berencana Nasional (BKKBN),
jaringan keras gigi yang ditandai dengan yaitu lembaga yang bertugas mengurus
terjadinya demineralisasi bagian anorganik masalah kependudukan secara nasional,
dan penghancuran dari substansi organik menunjukkan bahwa metode kontrasepsi
yang dapat menyebabkan rasa nyeri.1 hormonal merupakan kontrasepsi yang
Di Indonesia, prevalensi karies masih banyak diminati oleh akseptor. Hasil survei
tinggi. Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun menggambarkan peserta keluarga
2007 menunjukkan pengalaman karies berencana (KB) aktif wanita pengguna
yang diderita penduduk Indonesia kontrasepsi hormonal berupa suntikan
mencapai 72,1%. Hasil riset tersebut juga tahun 2013 menempati urutan pertama
menyatakan Sulawesi Utara menempati dengan persentase (49,42%), diikuti
urutan ketiga dengan 82,8% penduduk pengguna pil dengan persentase (24,76%)
yang pernah menderita penyakit karies.2 dan implan sebanyak (10,14%). Masih dari
Angka tersebut menggambarkan kurang data yang sama menggambarkan pengguna
terawatnya kondisi kesehatan gigi dan kontrasepsi hormonal di Sulawesi Utara
mulut di Indonesia khususnya di Sulawesi dilihat dari peserta KB aktif wanita,
Utara. menunjukkan bahwa penggunaan
Karies disebabkan oleh empat faktor Kontrasepsi Suntik paling disukai dengan
utama yaitu faktor host yang meliputi gigi persentase 41,30% diikuti pil 26,43% dan
dan saliva, mikroorganisme, substrat serta implan 17,69%. Dari data tersebut nampak
waktu sebagai faktor tambahan. Selain itu bahwa kontrasepsi suntik ialah jenis
ada beberapa faktor yang dianggap kontrasepsi yang paling banyak dipilih oleh
berpengaruh terhadap karies gigi, antara masyarakat peserta KB. 8
lain riwayat dental sebelumnya, jenis Beberapa penelitian menunjukkan
kelamin, diet atau pola makan, oral adanya peningkatan pH dan volume saliva
hygiene, sosial ekonomi dan lain-lain.3,4 pada pengguna kontrasepsi pil dan suntik.
Jenis kelamin merupakan salah satu faktor Hal ini dikaitkan dengan kandungan
yang berpengaruh pada terjadinya karies hormon esterogen dan progesteron pada
menunjukkan bahwa wanita lebih rentan kontrasepsi tersebut yang diduga berperan
terkena karies dibanding pria.5 Selain dalam meningkatkan sekresi saliva.6
karies, wanita juga rentan terhadap Sekresi saliva yang meningkat akan
penyakit mulut lainnya seperti gingivitis. meningkatkan konsentrasi komponen
Kondisi ini dipicu antara lain oleh adanya organik dan anorganik antara lain kalium,
peningkatan kadar hormon esterogen dan fosfat, HCO3, florida dan lain-lain, yang
progesteron yang dapat dihubungkan tidak memberikan kesempatan bagi bakteri
dengan masa menstruasi, sehingga mulut untuk berkembang biak sehingga
mengakibatkan jaringan periodontal rentan menghambat terjadinya karies.9
terhadap peradangan.6,7 Penentuan aktivitas karies pada
Saat ini hormon esterogen dan individu dapat dilakukan melalui penilaian
progesteron dimanfaatkan untuk mencegah risiko karies. Salah satu tujuan dilakukan
kehamilan dan diaplikasikan dalam bentuk penilaian risiko karies ialah untuk
kontrasepsi hormonal. Kontrasepsi membantu mengidentifikasi faktor yang
hormonal merupakan upaya mengontrol berperan pada karies tersebut sehingga
kehamilan dengan menggunakan hormon. membantu memprediksi kerentanan
Salah satu metode kontrasepsi hormonal seseorang terhadap karies saat ini atau
yang umum dilakukan yaitu suntikan. Di karies yang akan datang. Salah satu
Indonesia kontrasepsi suntik semakin pemeriksaan dalam penilaian risiko karies
banyak dipakai karena kerjanya yang yaitu pemeriksaan aliran dan kekentalan
efektif, pemakaiannya yang praktis, saliva. Kecepatan aliran saliva yang rendah
harganya relatif murah dan aman. dan kekentalan saliva yang tinggi dapat
163
Jurnal e-GiGi (eG), Volume 3, Nomor 1, Januari-Juni 2015
165
Jurnal e-GiGi (eG), Volume 3, Nomor 1, Januari-Juni 2015
Jumlah
Aliran % Risiko karies
(n)
Lambat 22 30,6 Tinggi
Normal 31 43 Sedang
Cepat 19 26,4 Rendah
Rerata
72 100 Rerata Sedang
Normal
Tabel 6. Distribusi penilaian risiko karies responden berdasarkan pemeriksaan kekentalan saliva
Jumlah Risiko
Kekentalan %
(n) karies
Encer 37 51,4 Rendah
Normal 21 29,2 Sedang
Kental 14 19,4 Tinggi
Total 72 100
kontrasepsi hormonal di atas 3 bulan akan sehingga kondisi ini berpengaruh terhadap
meningkatkan aliran saliva. Adanya kadar hormon estrogen dan progesteron
penambahan esterogen dan progesteron dalam tubuh responden. Kadar hormon
dalam tubuh akan merangsang sekresi dalam tubuh responden belum memberikan
saliva.6 Esterogen dan progesteron yang efek nyata pada peningkatan aliran saliva.
terkandung dalam kontrasepsi suntik Selain itu mungkin juga ada responden
diduga berperan dalam peningkatan yang mengonsumsi obat-obatan yang dapat
kortisol saliva. Kortisol berikatan dengan menyebabkan aliran saliva berkurang,
Glukokortikoid Reseptor (GR) yang sehingga efek bertambahnya aliran saliva
didistribusikan secara luas dalam otak, akibat penggunaan Kontrasepsi Suntik
termasuk prefrontal cortex dan dengan tidak terlalu nyata terlihat.
afinitas yang tinggi terhadap Kekentalan saliva berperan dalam
Mineralocorticoid Reseptor yang terdapat kemampuan saliva membersihkan sisa-sisa
dalam jumlah banyak di limbic area. makanan dari dalam rongga mulut. Saliva
Kortisol juga dapat memengaruhi beberapa yang encer akan memiliki efek self
sistem neurotransmitter catecholaminergic cleansing yang membantu saliva secara
seperti adrenergic, dopaminergic, alami membersihkan sisa makanan
serotonergik melalui mekanisme rapid non- sehingga tidak menempel dengan erat pada
genomik. Aktivitas sekresi pada glandula permukaan gigi. Sebaliknya saliva yang
salivatorius diinervasi oleh kelenjar kental akan menyebabkan terjadinya retensi
simpatis dan parasimpatis. Peningkatan sisa makanan pada permukaan gigi,
kortisol akan memengaruhi aktivitas saraf sehingga meningkatkan risiko karies. Pada
simpatis melalui reseptor α dan β penelitian ini hasil yang diperoleh
adrenergik sehingga meningkatkan sekresi sebelumnya menunjukkan bahwa aliran
saliva. Sekresi saliva berkaitan dengan saliva normal. Hasil ini seharusnya sejalan
aliran saliva. Aliran saliva dihitung dengan pemeriksaan kekentalan saliva,
berdasarkan volume saliva yang mengalir yakni hasilnya normal juga., sebagaimana
permenit. Aliran saliva yang meningkat hasil yang didapat dari penelitian Moch
menyebabkan risiko karies rendah, Rodian dkk yang dilakukan di Medan tahun
sebaliknya aliran saliva yang lambat 2010.12 Namun hasil yang diperoleh
menyebabkan risiko karies tinggi. sebagaimana yang disajikan dalam Tabel 7
Aliran saliva yang lambat dapat dan Tabel 8 menunjukkan bahwa sebagian
menurunkan kapasitas buffer saliva yang besar responden (51,4%) memiliki
dapat menurunkan pH saliva sehingga kekentalan saliva masuk dalam kategori
menjadi salah satu faktor penyebab encer. Saliva yang encer seharusnya
meningkatnya risiko perkembangan karies. memiliki aliran yang cepat, tetapi pada
Hal ini sejalan dengan penilitian Tecky penelitian ini menunjukkan hasil alirannya
Indriana yang dilakukan di Jember pada normal. Apabila aliran salivanya normal,
tahun 2011 menyebutkan aliran saliva yang maka kekentalan saliva seharusnya juga
rendah akan menurunkan konsentrasi normal sehingga penilaian risiko kariesnya
bikarbonat sehingga kapasitas buffer memiliki hasil yang sama. Menurut
menurun yang akan meningkatkan risiko pendapat penulis, hasil yang ada
karies.11 dipengaruhi oleh penilaian kekentalan
Namun dalam penelitian yang telah saliva yang dilakukan hanya berdasarkan
dilakukan di kelurahan Banjer kecamatan persepsi dari pemeriksaan visual terhadap
Tikala, menunjukkan hasil yang berbeda kondisi saliva. Pemeriksaan yang dilakukan
yakni mayoritas responden memiliki aliran secara visual berdasarkan persepsi
saliva yang dikategorikan normal. Hal ini seseorang akan memberikan hasil yang
mungkin disebabkan oleh karena responden kurang valid. Pada pemeriksaan ini, penulis
menggunakan Kontrasepsi Suntik secara dibantu oleh beberapa rekan, sehingga
tidak teratur sebagaimana seharusnya, persepsi bisa memberikan hasil yang
167
Jurnal e-GiGi (eG), Volume 3, Nomor 1, Januari-Juni 2015
2014. Badan Kependudukan dan 11. Indriana T. Perbedaan laju aliran saliva
Keluarga Berencana Nasional dan pH karena pengaruh stimulus
Direktorat Pelaporan dan Statistik. kimiawi dan mekanis. J. Kedokt
2014 Meditek 2011;17(44).
9. Pardede R. Peranan saliva dalam 12. Rodian M, Satari M.H, Rolleta E. Efek
melindungi gigi terhadap karies. mengunyah permen karet yang
Medan: Universitas Sumatera Utara. mengandung sukrosa xylitol,
[online] 2004 [cited 2014 Feb 26]; probiotik, terhadap volume,
Available from: kecepatan aliran, viskositas, pH, dan
URL:http://repository.usu.ac.id/bitstre jumlah streptococcus mutans saliva.
am/123456789/8234/1/000600087.pd Bagian oral biologi fakultas
f kedokteran gigi universitas
10. Bahar A. Paradigma baru pencegahan padjajaran. [online] [cited2014Okt30]
karies gigi. Jakarta: Fakultas :Availblefrom:URL:http://pustaka.un
Ekonomi Universitas Indonesia, pad.ac.id/wpcontent/upload/2013/06/
2011: 59-65 efek_mengunyah_permen_karet2.pdf
169