6601 16609 1 PB PDF

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

Jurnal e-GiGi (eG), Volume 3, Nomor 1, Januari-Juni 2015

PENILAIAN RISIKO KARIES MELALUI PEMERIKSAAN ALIRAN


DAN KEKENTALAN SALIVA PADA PENGGUNA KONTRASEPSI
SUNTIK DI KELURAHAN BANJER KECAMATAN TIKALA

1
I Made W. A. Senawa
2
Vonny N. S. wowor
2
Juliatri

1
Kandidat Skripsi Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran
2
Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: made.winarto@gmail.com

Abstract: Caries still become a problem in many countries include Indonesia. Basic Health
Research in 2007 showed that caries experience of Indonesian population reach 72.1% and North
Sulawesi stand at third rank with 82.8%. Determination of caries activity of individual can be done
with caries risk assessment. Salivary flow and viscosity are included in caries risk assessment. Low
salivary flow and high viscosity can show the presence of caries process. Hormonal contraception
by injection is used widely in Indonesia. In 2013 women who used contraceptive injection were
49.42% and in North Sulawesi were 41.30%. Estrogen and progesterone in injectable contraception
are suspected to have ability to increase saliva secretion. This was a descriptive study with a cross-
sectional design conducted at Banjer, Tikala. Samples were obtained by using purposive sampling.
Saliva was collected in 5 minutes filled in a container. The results showed that majority (43.1%)
had normal salivary flow and 61.4% had watery salivary viscosity. Conclusion: In this study, most
women using contraceptive injection had normal salivary flow and moderate risk of caries.
Salivary viscosity was in watery category with low caries risk
Keywords: caries risk, salivary flow, salivary viscosity, injectable contraception users

Abstrak: Penyakit karies masih menjadi masalah di berbagai negara termasuk di Indonesia. Hasil
Riset kesehatan Dasar tahun 2007 menunjukkan pengalaman karies yang diderita penduduk
Indonesia mencapai 72,1% dan Sulawesi Utara menempati urutan ketiga dengan 82,8%. Penentuan
aktivitas karies pada individu dapat dilakukan melalui penilaian risiko karies. Pemeriksaan aliran
dan kekentalan saliva dapat digunakan untuk menilai risiko karies. Kecepatan aliran saliva dan dan
kekentalan saliva dapat menunjukkan risiko karies individu. Kontrasepsi suntik merupakan jenis
kontrasepsi hormonal yang semakin banyak dipakai di Indonesia. Tahun 2013 wanita pengguna
Kontrasepsi Suntik di Indonesia sebanyak 49,42% dan di Sulawesi Utara sebanyak 41,30%.
Kandungan hormon esterogen dan progesteron dalam Kontrasepsi Suntik diduga dapat
meningkatkan sekresi saliva. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan rancangan cross-sectional fan
dilakukan di Kelurahan Banjer Kecamatan Tikala. Pengambilan sampel dengan menggunakan
metode purposive sampling. Saliva selama 5 menit ditampung ke dalam wadah. Hasil penelitian
menunjukkan mayoritas (43,1%) memiliki aliran saliva normal dan 61,4% memiliki kekentalan
saliva yang tergolong encer. Simpulan: Sebagian besar pengguna Kontrasepsi Suntik di Kelurahan
Banjer mempunyai aliran saliva normal dan risiko karies tergolong sedang. Kekentalan saliva
berada pada kategori encer dengan risiko karies rendah.
Kata kunci: risiko karies, aliran saliva, kekentalan saliva, pengguna kontrasepsi suntik

Karies gigi merupakan salah satu penyakit sering dan umum terjadi di seluruh lapisan
infeksi jaringan keras gigi yang paling masyarakat dari berbagai kelompok
162
Senawa, Wowor, Juliatri: Penilaian risiko karies...

ekonomi dan usia. Karies gigi didefinisikan Hasil survei Badan Kependudukan dan
sebagai suatu penyakit mikrobiologi pada Keluarga Berencana Nasional (BKKBN),
jaringan keras gigi yang ditandai dengan yaitu lembaga yang bertugas mengurus
terjadinya demineralisasi bagian anorganik masalah kependudukan secara nasional,
dan penghancuran dari substansi organik menunjukkan bahwa metode kontrasepsi
yang dapat menyebabkan rasa nyeri.1 hormonal merupakan kontrasepsi yang
Di Indonesia, prevalensi karies masih banyak diminati oleh akseptor. Hasil survei
tinggi. Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun menggambarkan peserta keluarga
2007 menunjukkan pengalaman karies berencana (KB) aktif wanita pengguna
yang diderita penduduk Indonesia kontrasepsi hormonal berupa suntikan
mencapai 72,1%. Hasil riset tersebut juga tahun 2013 menempati urutan pertama
menyatakan Sulawesi Utara menempati dengan persentase (49,42%), diikuti
urutan ketiga dengan 82,8% penduduk pengguna pil dengan persentase (24,76%)
yang pernah menderita penyakit karies.2 dan implan sebanyak (10,14%). Masih dari
Angka tersebut menggambarkan kurang data yang sama menggambarkan pengguna
terawatnya kondisi kesehatan gigi dan kontrasepsi hormonal di Sulawesi Utara
mulut di Indonesia khususnya di Sulawesi dilihat dari peserta KB aktif wanita,
Utara. menunjukkan bahwa penggunaan
Karies disebabkan oleh empat faktor Kontrasepsi Suntik paling disukai dengan
utama yaitu faktor host yang meliputi gigi persentase 41,30% diikuti pil 26,43% dan
dan saliva, mikroorganisme, substrat serta implan 17,69%. Dari data tersebut nampak
waktu sebagai faktor tambahan. Selain itu bahwa kontrasepsi suntik ialah jenis
ada beberapa faktor yang dianggap kontrasepsi yang paling banyak dipilih oleh
berpengaruh terhadap karies gigi, antara masyarakat peserta KB. 8
lain riwayat dental sebelumnya, jenis Beberapa penelitian menunjukkan
kelamin, diet atau pola makan, oral adanya peningkatan pH dan volume saliva
hygiene, sosial ekonomi dan lain-lain.3,4 pada pengguna kontrasepsi pil dan suntik.
Jenis kelamin merupakan salah satu faktor Hal ini dikaitkan dengan kandungan
yang berpengaruh pada terjadinya karies hormon esterogen dan progesteron pada
menunjukkan bahwa wanita lebih rentan kontrasepsi tersebut yang diduga berperan
terkena karies dibanding pria.5 Selain dalam meningkatkan sekresi saliva.6
karies, wanita juga rentan terhadap Sekresi saliva yang meningkat akan
penyakit mulut lainnya seperti gingivitis. meningkatkan konsentrasi komponen
Kondisi ini dipicu antara lain oleh adanya organik dan anorganik antara lain kalium,
peningkatan kadar hormon esterogen dan fosfat, HCO3, florida dan lain-lain, yang
progesteron yang dapat dihubungkan tidak memberikan kesempatan bagi bakteri
dengan masa menstruasi, sehingga mulut untuk berkembang biak sehingga
mengakibatkan jaringan periodontal rentan menghambat terjadinya karies.9
terhadap peradangan.6,7 Penentuan aktivitas karies pada
Saat ini hormon esterogen dan individu dapat dilakukan melalui penilaian
progesteron dimanfaatkan untuk mencegah risiko karies. Salah satu tujuan dilakukan
kehamilan dan diaplikasikan dalam bentuk penilaian risiko karies ialah untuk
kontrasepsi hormonal. Kontrasepsi membantu mengidentifikasi faktor yang
hormonal merupakan upaya mengontrol berperan pada karies tersebut sehingga
kehamilan dengan menggunakan hormon. membantu memprediksi kerentanan
Salah satu metode kontrasepsi hormonal seseorang terhadap karies saat ini atau
yang umum dilakukan yaitu suntikan. Di karies yang akan datang. Salah satu
Indonesia kontrasepsi suntik semakin pemeriksaan dalam penilaian risiko karies
banyak dipakai karena kerjanya yang yaitu pemeriksaan aliran dan kekentalan
efektif, pemakaiannya yang praktis, saliva. Kecepatan aliran saliva yang rendah
harganya relatif murah dan aman. dan kekentalan saliva yang tinggi dapat
163
Jurnal e-GiGi (eG), Volume 3, Nomor 1, Januari-Juni 2015

menunjukkan tingginya proses terjadinya a. Risiko karies rendah, bila saliva


karies. Sebaliknya kecepatan aliran yang encer
tinggi dan kekentalan saliva yang rendah b. Risiko karies sedang, bila aliran
menunjukkan rendahnya kejadian karies.10 saliva normal
Berdasarkan beberapa alasan tersebut di c. Risiko karies tinggi, bila aliran
atas, penulis tertarik untuk melakukan saliva kental
penelitian tentang penilaian risiko karies Aliran saliva ialah sekresi saliva
pada pengguna KB suntik melalui pengguna Kontrasepsi Suntik yang diukur
pemeriksaan aliran dan kekentalan saliva. dengan dengan menampung saliva ke
dalam gelas ukur selama 5 menit. Aliran
METODE PENELITIAN saliva rata-rata dihitung berdasarkan
Penelitian ini merupakan penelitian jumlah saliva yang terkumpul dibagi waktu
deskriptif dengan pendekatan cross yang digunakan untuk mengumpul saliva.
sectional di kelurahan Banjer kecamatan Kriteria aliran saliva :
Tikala kota Manado. Populasi penelitian a. Aliran lambat, bila alirannya < 0,7
yaitu peserta KB aktif berumur 18-49 tahun mL/menit.
yang berjumlah 174 orang. b. Aliran normal, bila alirannya di
Kriteria inklusi ialah Pengguna antara 0,7-1 mL/menit.
Kontrasepsi Suntik dan Bersedia terlibat c. Aliran cepat, bila alirannya > 1
dalam penelitian sebagai responden. mL/menit.
Kriteria eksklusi ialah sedang Kekentalan saliva merupakan kondisi
menggunakan alat ortodonsia lepasan atau saliva pengguna Kontrasepsi Suntik yang
alat ortodonsia cekat, sedang menggunakan berhubungan erat dengan hambatan untuk
gigi tiruan, sedang mengalami infeksi mengalir.
saluran pernapasan, sedang menjalani Kriteria kekentalan saliva:
kemoterapi, atau tidak bersedia terlibat a. Encer, apabila saliva terlihat bening,
dalam penelitian. cair, tidak berbusa, dan bila gelas
Besar sampel dihitung berdasarkan dimiringkan, saliva langsung
prevalensi pengguna Kontrasepsi Suntik di mengalir cepat seperti air.
Sulawesi Utara (41,30%) dari populasi b. Normal, apabila saliva terlihat putih,
sebanyak 174 dan didapatkan sampel berbusa, dan bila gelas dimiringkan,
sebanyak 72 orang. Pengambilan sampel saliva mengalir perlahan.
dilakukan dengan metode purposive c. Kental : Lengket, putih, berbusa, bila
sampling. gelas dimiringkan hampir tidak
Penilaian risiko karies ialah cara yang mengalir.
digunakan peneliti untuk memrediksi Pengguna Kontrasepsi Suntik ialah
kemungkinan aktivitas karies pengguna masyarakat Kelurahan Banjer Kecamatan
kontrasepsi suntik di Kelurahan Banjer Tikala peserta KB aktif yang menggunakan
Kecamatan Tikala Baru melalui Kontrasepsi Suntik untuk mencegah
pemeriksaan aliran dan kekentalan saliva. terjadinya kehamilan.
Penilaian risiko karies berdasarkan Data primer diperoleh secara langsung
pemeriksaan aliran saliva: dari responden melalui wawancara dan
a. Risiko karies rendah, bila aliran pemeriksaan menggunakan formulir
saliva lambat pemeriksaan dan checklist pada masyarakat
b. Risiko karies sedang, bila aliran Kelurahan Banjer Kecamatan Tikala Kota
saliva normal Manado. Sebelum penelitian dilakukan,
c. Risiko karies tinggi, bila aliran saliva diinformasikan bahwa selama penelitian
cepat berlangsung subjek tidak diperbolehkan
Penilaian risiko karies berdasarkan untuk makan dan minum selama 30 menit.
pemeriksaan kekentalan saliva: Subjek penelitian diinstruksikan untuk
duduk sambil menundukkan kepala kurang
164
Senawa, Wowor, Juliatri: Penilaian risiko karies...

lebih 45º terhadap lantai. Mulut agak


dibuka kemudian saliva dibiarkan mengalir Lamanya penggunaan Kontrasepsi
ke dalam wadah saliva. Apabila saliva Suntik oleh responden didistribusikan
sukar keluar dapat dibantu dengan lidah hasilnya dalam Tabel 2.
mendorong saliva masuk ke dalam wadah
saliva. Pengumpulan saliva dilakukan Tabel 2. Distribusi responden berdasarkan
selama 5 menit dengan cara saliva lamanya penggunaan kontrasepsi suntik
ditampung ke dalam wadah saliva dan
dihitung kecepatan alirannya. Saliva yang Lama Jumlah %
terkumpul dalam wadah kemudian diukur penggunaan responden (n)
< 1 tahun 7 9,72
kekentalannya dengan pemeriksaan visual
1-5 tahun 54 75
untuk dinilai kekentalannya. Berdasarkan 6-10 tahun 8 11,11
hasil pemeriksaan aliran dan kekentalan 11-15 tahun 3 4,17
saliva kemudian ditentukan risiko karies Total 72 100
pada masing-masing pemeriksaan. Data
yang telah dikumpulkan kemudian diolah Data pada Tabel 3 menunjukkan
dengan bantuan komputer, disajikan dalam bahwa sebanyak 31 responden (43%)
bentuk tabel distribusi frekuensi dan memiliki aliran saliva 0,7-1 ml/menit
dianalisis. (normal); 22 responden (30,6%) memiliki
aliran saliva <0,7 ml/menit (lambat); 19
HASIL PENELITIAN responden (26,4%) memiliki aliran saliva
Kelurahan Banjer merupakan salah >1 ml/menit (cepat) dan rerata aliran saliva
satu kelurahan yang berada di Kecamatan 0,93 ml/menit (normal).
Tikala Kota Manado dan merupakan salah
satu wilayah kerja Puskesmas Tikala Baru. Tabel 3. Distribusi pemeriksaan aliran
Data puskesmas menunjukkan jumlah saliva responden
wanita usia subur (WUS) di kelurahan
Banjer sebanyak 2799 orang. Berdasarkan Aliran Jumlah % Kategori
data terakhir yang diperoleh terdapat 174 Saliva (n)
wanita peserta KB aktif di kelurahan (ml/menit)
Banjer kecamatan Tikala. <0,7 22 30,6 Lambat
Berdasarkan data pada Tabel 1, wanita 0,7-1 31 43 Normal
berusia 26-35 tahun merupakan pengguna >1 19 26,4 Cepat
Kontrasepsi Suntik terbanyak yakni 37 Rerata Total 100 Rerata:
orang (51,4%) diikuti berturut-turut aliran: 0,93 72 Normal
kelompok usia 36-45 tahun sebanyak 18
Data hasil penilaian risiko karies pada
orang (25%), kelompok usisa 18-25 tahun
Tabel 4 memperlihatkan bahwa sebanyak
sebanyak 15 orang (20,8%) dan kelompok
31 responden (43%) memiliki aliran saliva
usia 46-50 tahun sebanyak 2 orang (2,8%).
yang dikategorikan normal dengan risiko
Tabel 1. Distribusi responden berdasarkan usia karies sedang, 22 responden (30,6%)
memiliki aliran saliva lambat dengan risiko
Usia Jumlah % karies tinggi dan sebanyak 19 responden
(tahun) responden (n) (26,4%) memiliki aliran saliva cepat
18 – 25 15 20,8 dengan risiko karies rendah. Secara
26 – 35 37 51,4 keseluruhan rerata aliran saliva responden
36 – 45 18 25 tergolong normal dengan rerata risiko
46 – 50 2 2,8 karies sedang.
Total 72 100,0

165
Jurnal e-GiGi (eG), Volume 3, Nomor 1, Januari-Juni 2015

Tabel 4. Distribusi status gingiva berdasarkan jenis kelamin

Jumlah
Aliran % Risiko karies
(n)
Lambat 22 30,6 Tinggi
Normal 31 43 Sedang
Cepat 19 26,4 Rendah
Rerata
72 100 Rerata Sedang
Normal

Data pada Tabel 5 menunjukkan 37 responden (61,4%) memiliki saliva


sebanyak 37 responden (51,4%) memiliki encer dengan risiko karies rendah, 21
saliva encer, 21 responden (29,2%) responden (29,2%) memiliki saliva normal
memiliki saliva normal dan sebanyak 14 dengan risiko karies sedang dan 14
responden (19,4%) memiliki saliva kental. responden lainnya (19,4%) memiliki saliva
Data pada Tabel 6 menunjukkan sebanyak kental dengan risiko karies tinggi.

Tabel 5. Distribusi pemeriksaan kekentalan saliva responden

Kekentalan Saliva Jumlah (n) % Kategori


Bening, cair, tidak berbusa, mengalir cepat 37 51,4 Encer
Putih, berbusa, mengalir pelan 21 29,2 Normal
Putih, berbusa, lengket, hampir tidak mengalir 14 19,4 Kental
Total 72 100

Tabel 6. Distribusi penilaian risiko karies responden berdasarkan pemeriksaan kekentalan saliva

Jumlah Risiko
Kekentalan %
(n) karies
Encer 37 51,4 Rendah
Normal 21 29,2 Sedang
Kental 14 19,4 Tinggi
Total 72 100

BAHASAN dan pemanfaatan kontrasepsi untuk


Penelitian yang dilakukan di mencegah kehamilan. Banyaknya
Kelurahan Banjer Kecamatan Tikala pengetahuan yang dimiliki akan
memberikan gambaran karakteristik usia mendorong responden untuk memilih
yang beragam. Dari hasil penelitian yang penggunaan Kontrasepsi Suntik dalam
telah dilakukan seperti yang digambarkan mencegah kehamilan.
pada Tabel 3 menunjukkan, bahwa Hasil pemeriksaan aliran saliva untuk
responden dengan golongan usia 26-35 menilai risiko karies sebagaimana termuat
tahun merupakan yang paling banyak dalam Tabel 5 dan Tabel 6, menunjukkan
menggunakan Kontrasepsi Suntik. Pada bahwa sebagian besar responden yakni
golongan usia tersebut umumnya memiliki sebanyak 43,1% memiliki aliran saliva
kecenderungan rasa ingin tahu yang tinggi, normal. Secara teori, penggunaan
sehingga responden banyak mengakses kontrasepsi yang mengandung hormon
informasi yang dipublikasikan melalui esterogen dan progesteron dapat
media elektronik maupun media cetak. Hal meningkatkan aliran saliva. Hal ini sejalan
ini dapat meningkatkan pengetahuan dengan penelitian Handajani dkk yang
responden secara umum, dan mungkin dilakukan di Sleman Yogyakarta tahun
termasuk pengetahuan di bidang kesehatan 2010 yang menyatakan penggunaan
166
Senawa, Wowor, Juliatri: Penilaian risiko karies...

kontrasepsi hormonal di atas 3 bulan akan sehingga kondisi ini berpengaruh terhadap
meningkatkan aliran saliva. Adanya kadar hormon estrogen dan progesteron
penambahan esterogen dan progesteron dalam tubuh responden. Kadar hormon
dalam tubuh akan merangsang sekresi dalam tubuh responden belum memberikan
saliva.6 Esterogen dan progesteron yang efek nyata pada peningkatan aliran saliva.
terkandung dalam kontrasepsi suntik Selain itu mungkin juga ada responden
diduga berperan dalam peningkatan yang mengonsumsi obat-obatan yang dapat
kortisol saliva. Kortisol berikatan dengan menyebabkan aliran saliva berkurang,
Glukokortikoid Reseptor (GR) yang sehingga efek bertambahnya aliran saliva
didistribusikan secara luas dalam otak, akibat penggunaan Kontrasepsi Suntik
termasuk prefrontal cortex dan dengan tidak terlalu nyata terlihat.
afinitas yang tinggi terhadap Kekentalan saliva berperan dalam
Mineralocorticoid Reseptor yang terdapat kemampuan saliva membersihkan sisa-sisa
dalam jumlah banyak di limbic area. makanan dari dalam rongga mulut. Saliva
Kortisol juga dapat memengaruhi beberapa yang encer akan memiliki efek self
sistem neurotransmitter catecholaminergic cleansing yang membantu saliva secara
seperti adrenergic, dopaminergic, alami membersihkan sisa makanan
serotonergik melalui mekanisme rapid non- sehingga tidak menempel dengan erat pada
genomik. Aktivitas sekresi pada glandula permukaan gigi. Sebaliknya saliva yang
salivatorius diinervasi oleh kelenjar kental akan menyebabkan terjadinya retensi
simpatis dan parasimpatis. Peningkatan sisa makanan pada permukaan gigi,
kortisol akan memengaruhi aktivitas saraf sehingga meningkatkan risiko karies. Pada
simpatis melalui reseptor α dan β penelitian ini hasil yang diperoleh
adrenergik sehingga meningkatkan sekresi sebelumnya menunjukkan bahwa aliran
saliva. Sekresi saliva berkaitan dengan saliva normal. Hasil ini seharusnya sejalan
aliran saliva. Aliran saliva dihitung dengan pemeriksaan kekentalan saliva,
berdasarkan volume saliva yang mengalir yakni hasilnya normal juga., sebagaimana
permenit. Aliran saliva yang meningkat hasil yang didapat dari penelitian Moch
menyebabkan risiko karies rendah, Rodian dkk yang dilakukan di Medan tahun
sebaliknya aliran saliva yang lambat 2010.12 Namun hasil yang diperoleh
menyebabkan risiko karies tinggi. sebagaimana yang disajikan dalam Tabel 7
Aliran saliva yang lambat dapat dan Tabel 8 menunjukkan bahwa sebagian
menurunkan kapasitas buffer saliva yang besar responden (51,4%) memiliki
dapat menurunkan pH saliva sehingga kekentalan saliva masuk dalam kategori
menjadi salah satu faktor penyebab encer. Saliva yang encer seharusnya
meningkatnya risiko perkembangan karies. memiliki aliran yang cepat, tetapi pada
Hal ini sejalan dengan penilitian Tecky penelitian ini menunjukkan hasil alirannya
Indriana yang dilakukan di Jember pada normal. Apabila aliran salivanya normal,
tahun 2011 menyebutkan aliran saliva yang maka kekentalan saliva seharusnya juga
rendah akan menurunkan konsentrasi normal sehingga penilaian risiko kariesnya
bikarbonat sehingga kapasitas buffer memiliki hasil yang sama. Menurut
menurun yang akan meningkatkan risiko pendapat penulis, hasil yang ada
karies.11 dipengaruhi oleh penilaian kekentalan
Namun dalam penelitian yang telah saliva yang dilakukan hanya berdasarkan
dilakukan di kelurahan Banjer kecamatan persepsi dari pemeriksaan visual terhadap
Tikala, menunjukkan hasil yang berbeda kondisi saliva. Pemeriksaan yang dilakukan
yakni mayoritas responden memiliki aliran secara visual berdasarkan persepsi
saliva yang dikategorikan normal. Hal ini seseorang akan memberikan hasil yang
mungkin disebabkan oleh karena responden kurang valid. Pada pemeriksaan ini, penulis
menggunakan Kontrasepsi Suntik secara dibantu oleh beberapa rekan, sehingga
tidak teratur sebagaimana seharusnya, persepsi bisa memberikan hasil yang
167
Jurnal e-GiGi (eG), Volume 3, Nomor 1, Januari-Juni 2015

berbeda walaupun sebelumnya sudah mengoptimalkan program penggunaan


dilakukan kalibrasi. Hal ini bisa terjadi kontrasepsi hormonal dalam
karena tidak menggunakan alat ukur yang mengontrol pertambahan penduduk.
baku. Hasil penelitian mungkin 2. Bagi masyarakat diharapkan dapat
memberikan hasil yang berbeda jika merasakan manfaat program
menggunakan alat ukur yang baku seperti pemerintah dan dapat mengaplikasikan
Viscometer (alat untuk mengukur ilmu yang telah didapat dalam program
kekentalan). Penelitian ini memiliki pemerintah sehingga derajat kesehatan
keterbatasan karena penulis sulit gigi dan mulut akan lebih meningkat,
memperoleh alat ukur yang baku untuk demikian halnya dengan kesejahteraan
mengukur kekentalan, sehingga alat ukur masyarakat akibat pertambahan
yang digunakan berupa persepsi penulis penduduk yang terkontrol.
terhadap kekentalan yang sudah 3. Diharapkan adanya penelitian lebih
dideskripsikan. Dengan demikian dari lanjut mengenai penilaian risiko karies
kedua pemeriksaan di atas, maka pada dengan cakupan yang lebih beragam,
penelitian ini penulis cenderung lebih sehingga hasilnya dapat digunakan
memercayai hasil penilaian risiko karies secara umum untuk pengembangan
berdasarkan pemeriksaan aliran saliva, oleh kesehatan gigi dan mulut.
karena pemeriksaan yang dilakukan
menggunakan alat ukur yang baku yakni DAFTAR PUSTAKA
gelas ukur dan stopwatch. 1. Chandra S, Chandra G, Chandra S. Text
Risiko karies pada masing-masing book of operative dentistry. First
individu berbeda-beda dikarenakan setiap edition. New delhi: Jaypee Brothers
Medical Publishers (P) Ltd, 2007. p.
individu memiliki keadaan rongga mulut
36
yang berbeda. Penilaian dalam risiko karies
2. Riset Kesehatan Dasar. Laporan kesehatan
juga tidak hanya dapat dipastikan hanya gigi dan mulut; 2007. 140-2
melalui salah satu faktor penilaian 3. Kidd EAM, Bechal SJ. Dasar-dasar karies
melainkan dapat dikombinasikan dengan penyakit dan penanggulangannya.
pemeriksaan yang lain sehingga dapat Cetakan 2. Jakarta: EGC, 1991. Hal
memprediksi risiko karies yang akan 1-96.
datang. 4. Rethman J.Trends in preventive care :
caries risk assessment and indications
SIMPULAN for sealant.JADA. 2000;131:8-11.
Berdasarkan hasil penelitian dapat 5. Basavaraj P, Khuller N, Khuller R,
disimpulkan bahwa pada pengguna Sharma N. Caries Risk Assessment
kontrasepsi suntik di Kelurahan Banjer and Control. Journal of oral health
and comunity dentistry
aliran saliva sebagian besar berada pada
2011;l5(1):258-63.
kategori normal, kekentalan saliva berada 6. Handajani J, Puspita RM, Amelia R.
pada kategori yang encer, risiko karies pada Contraceptive pill and injection
pengguna kontrasepsi suntik yang aliran increase pH and volume of saliva.
salivanya normal, berada pada kategori Dentika Dental Journal 2010;15(1):1-
sedang, sedangkan risiko karies pada 5.
pengguna kontrasepsi suntik yang 7. Amalia R. Gambaran status pH dan volume
salivanya encer berada pada kategori saliva pada pengguna kontrasepsi
rendah. hormonal di Kecamatan
Mappakasunggu Kabupaten Takalar.
Universitas Hasandin. [online] 2013
SARAN
[cited 2014 mar 7]; Availble
1. Bagi pemerintah diharapkan dapat
from:URL:http://repository.unhas.ac.i
menggunakan instansi yang ada untuk d/handle/123456789/7825.
meningkatkan program promotif dan 8. Hasil pelaksanaan subsitem pencataan dan
preventif kesehatan gigi dan mulut serta pelaporan pelayanan kontrasepsi
168
Senawa, Wowor, Juliatri: Penilaian risiko karies...

2014. Badan Kependudukan dan 11. Indriana T. Perbedaan laju aliran saliva
Keluarga Berencana Nasional dan pH karena pengaruh stimulus
Direktorat Pelaporan dan Statistik. kimiawi dan mekanis. J. Kedokt
2014 Meditek 2011;17(44).
9. Pardede R. Peranan saliva dalam 12. Rodian M, Satari M.H, Rolleta E. Efek
melindungi gigi terhadap karies. mengunyah permen karet yang
Medan: Universitas Sumatera Utara. mengandung sukrosa xylitol,
[online] 2004 [cited 2014 Feb 26]; probiotik, terhadap volume,
Available from: kecepatan aliran, viskositas, pH, dan
URL:http://repository.usu.ac.id/bitstre jumlah streptococcus mutans saliva.
am/123456789/8234/1/000600087.pd Bagian oral biologi fakultas
f kedokteran gigi universitas
10. Bahar A. Paradigma baru pencegahan padjajaran. [online] [cited2014Okt30]
karies gigi. Jakarta: Fakultas :Availblefrom:URL:http://pustaka.un
Ekonomi Universitas Indonesia, pad.ac.id/wpcontent/upload/2013/06/
2011: 59-65 efek_mengunyah_permen_karet2.pdf

169

You might also like