Professional Documents
Culture Documents
1880 5269 2 PB
1880 5269 2 PB
Subyantoro
FBS Universitas Negeri Semarang
email: b3ntoro_peneliti@yahoo.co.id
Abstrak
Penelitian bertujuan mendeskripsikan karakteristik, prinsip pengembangan, dan
menguji keefektifan perangkat evaluasi berdasarkan taksonomi Structure of Observed
Learning Outcome (SOLO) pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Penelitian menggunakan
desain penelitian dan pengembangan. Penelitian ini sampai pada tahap ke tujuh, yaitu
operational product revision, revisi setelah mendapatkan masukan dari tes lapangan. Hasil
penelitian sebagai berikut. Pertama, karakteristik perangkat evaluasi meliputi jenis
soal, waktu yang digunakan, penugasan, kemampuan berpikir kritis, dan kemampuan
memecahkan masalah. Kedua, prinsip pengembangan perangkat evaluasi meliputi jenis
soal yang cocok, penugasan, kemampuan berpikir kritis, dan kemampuan memecahkan
masalah. Ketiga, perangkat evaluasi berisi konsep materi, pembuatan kisi-kisi evaluasi,
kartu soal, paket soal dan petunjuk pengerjaan, kunci jawaban dilengkapi rubrik penilaian
dan penskoran. Keempat, keefektifan perangkat evaluasi diketahui dari validitas,
reliabilitas, indeks kesukaran, dan daya beda soal.
Abstract
This study aims to describe characteristics and principles of the development of
evaluation kits based on the taxonomy of the Structure of Observed Learning Outcome
(SOLO) in the Bahasa Indonesia subject and to test the effectiveness. It employed a research
and development design. It was conducted up to the seventh stage, namely operational
product revision, a revision after obtaining feedback from field testing. The results of the
study are as follows. First, the characteristics of the evaluation kits include item types,
time allocation, tasks, critical thinking skills, and problem solving skills. Second, the
principles of the development of evaluation kits include appropriate item types, tasks,
critical thinking skills, and problem solving skills. Third, the evaluation kits consist of
conceptual materials, evaluation grids, item cards, test packages and instructions, and
answer keys accompanied by assessment and scoring rubrics. Fourth, the effectiveness of
the evaluation kits is indicated by the test validity and reliability and the item difficulty
index and discrimination index.
67
68
tingkat tinggi kepada peserta didik. Masih pembelajaran, peserta didik tidak merasa
banyaknya guru bahasa Indonesia kurang terbebani melainkan senang karena ada
kompeten dalam merancang program dan balikan (feedback), (b) evaluasi dapat
menyusun perangkat evaluasi pembela- menjadikan belajar lebih menyenangkan.
jaran yang sesuai dengan indikator yang Peserta didik ada kecenderungan termo-
dituntut berdasarkan kompetensi dasar tivasi dalam belajar manakala mereka
dapat diketahui dalam forum MGMP memiliki pengalaman berhasil menca-
dan ketika para guru dituntut menyusun pai nilai atau grade standar yang telah
kisi-kisi soal dan menerjemahkan kisi- ditentukan dalam evaluasi hasil belajar,
kisi ke dalam bentuk soal. Pedoman dan dan (c) evaluasi dapat menjadikan teknik
buku-buku evaluasi yang digunakan para belajar mengajar lebih berhasil (Hamalik
guru umumnya hanya berupa kumpulan 2008:210).
soal-soal pilihan ganda demi sukses UN, Tujuan penelitian ini (1) mengiden-
sukses masuk perguruan tinggi dengan tifikasi karakteristik perangkat evaluasi
informasi materi yang terbatas dan taktik berdasarkan taksonomi SOLO pada mata
pengerjaan yang serba instan semakin pelajaran Bahasa Indonesia; (2) Meru-
memperpanjang permasalahan dalam muskan prinsip-prinsip pengembangan
pembelajaran bahasa dan sastra Indone- perangkat evaluasi berdasarkan taksono-
sia khususnya dalam hal pengembangan mi SOLO pada mata pelajaran Bahasa In-
perangkat evaluasi mata pelajaran bahasa donesia; (3) menyusun prototipe perangkat
dan sastra Indonesia. evaluasi berdasarkan taksonomi SOLO
Menurut Djiwandono (2008:2) evaluasi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia,
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan (4) menguji keefektifan perangkat
dari proses pembelajaran secara keselu- evaluasi berdasarkan taksonomi SOLO
ruhan dalam pembelajaran bahasa. Pem- pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.
belajaran bahasa diselenggarakan untuk Bloom (1979) untuk keperluan pengu-
mencapai tujuan pembelajaran yang telah kuran hasil belajar ranah kognitif mem-
diidentifikasi berdasarkan kebutuhan bedakan ke dalam enam tingkatan dan
yang ada. Tujuan pembelajaran tersebut berlaku umum untuk semua kompetensi
dapat tercapai melalui proses pembela- hasil belajar. Di samping itu pula, terdapat
jaran dengan memanfaatkan bahan ajar jenis taksonomi yang lain, yakni taksono-
yang sesuai. Upaya untuk mengetahui mi yang dikembangkan oleh Biggs dan
tingkat ketercapaian tujuan pembelajaran Collis (1982:15) yang kemudian dikenal
adalah melalui evaluasi pembelajaran. dengan taksonomi SOLO. Taksonomi itu
Itulah hakikatnya kedudukan evaluasi mengklasifikasikan tingkat kemampuan
pembelajaran dalam desain penyeleng- peserta didik pada lima level berbeda dan
garaan pembelajaran sebagai akhir dari bersifat hierarkis, yaitu prastruktural (pre-
rangkaian tiga komponen pokok penye- structural), unistruktural (unistructural),
lenggaraan pembelajaran, yaitu tujuan multistruktural (multystructural), relasio-
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan nal (relational), abstrak diperluas (extended
evaluasi pembelajaran. abstract) (Kenny 2002:25). Kla-sifikasi ini
Evaluasi pembelajaran perlu dilaku- didasarkan pada keragaman berpikir pe-
kan secara tepat dan melibatkan peserta serta didik pada saat merespon masalah
didik, alasannya ialah, (a) para peserta yang disajikan.
didik mengembangkan perasaan aman Taksonomi SOLO dipandang menarik
(psikologis) ketika mereka berpartisipasi untuk diaplikasikan dalam menilai hasil
dalam evaluasi. Artinya dengan evaluasi belajar di sekolah, khususnya sebagai
alternatif lain dalam evaluasi hasil bela-
jar karena di samping bersifat hierarkis tang kesiapan guru dalam melaksakan
juga menuntut kemampuan peserta didik Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
memberikan beberapa alternatif jawaban dan disempurnakan dalam Kurikulum
atau penyelesaian serta mampu mengait- Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), antara
kan beberapa jawaban atau penyelesaian lain ditemukan bahwa kemampuan guru
tersebut. Taksonomi ini memberikan pe- dalam menyiapkan dan melakukan pe-
luang pada peserta didik untuk selalu nilaian masih kurang dan bahkan masih
berpikir alternatif (kemampuan pada level banyak guru yang belum memiliki pe-
multistruktural), membandingkan antara mahaman yang memadai tentang sistem
suatu alternatif dengan alternatif yang penilaian yang sesuai dengan penerapan
lain (kemampuan pada level relasional), kurikulum yang berlaku. Hasil supervisi
serta memberikan peluang pada peserta dan evaluasi implementasi keterlaksa-
didik untuk mampu memberikan suatu naan KTSP Tahun 2009 ditemukan masih
yang baru dan berbeda dari biasanya banyaknya guru yang belum sepenuh-
(kemampuan pada level abstrak diper- nya memahami pengertian dan prinsip
luas atau extended abstract). Artinya tak- penilaian serta kaitannya dengan nilai
sonomi ini di samping mangakomodasi mata pelajaran, mekanisme dan prosedur
tujuan langsung juga dipandang mampu penilaian, penyiapan perangkat, serta
mengakomodasi tujuan tidak langsung implementasinya
pembelajaran sastra Indonesia dan mem-
beri peluang kepada peserta didik untuk
berpikir pada level kognitif tingkat tinggi.
Untuk menjawab permasalahan yang
pada umumnya mengundang banyak
jawaban atau penafsiran ganda, jenis soal
pilihan ganda yang selama ini ada akan
tepat kiranya jika peserta didik diberi
kesempatan pula untuk memberi respons
(jawaban) tambahan. Respons inilah yang
dapat dijadikan bahan amatan bagi guru
tentang seberapa tinggi tingkat berpikir
peserta didik. Berada di level apakah
tingkat berpikirnya. Inilah yang terako- Diagram 1. Data Kelayakan Profesi
modasi dalam taksonomi SOLO. Oleh Guru di Indonesia
karena itulah, layak kiranya taksonomi (Surya Dharma, 2009 Balitbang Depdiknas)
ini diterapkan dalam pengembangan alat
evaluasi uji kompetensi membaca dan Rendahnya profesionalitas guru di
menulis. Indonesia dilihat dari kelayakan guru me-
Diketahui bersama bahwa kegiat- ngajar termasuk di dalamnya penyiapan
an penilaian atau evaluasi bukanlah perangkat evaluasi menurut Dharma
merupakan hal baru bagi guru atau (2009:10), input guru di Indonesia sangat
praktisi pendidikan karena merancang rendah.
dan melaksanakan penilaian merupa- Kayanni et al. (2010:12) mengungkap-
kan serangkaian tugas pokok dan fungsi kan bahwa peningkatan kualitas pen-
guru. Namun, kenyataan menunjukkan didikan memerlukan perbaikan proses
bahwa merencanakan dan melaksanakan pembelajaran di sekolah dengan me-
penilaian masih merupakan persoalan nerapkan cara kerja sistematis yang salah
serius. Berdasarkan hasil penelitian ten- satunya dapat dimulai dari pembenahan
sistem asesmen (penilaian). Pendapat ini litian dan pengembangan atau research
mengandung makna bahwa untuk mem- and development (R & D). Tahapan research
perbaiki sistem pembelajaran di sekolah and development menurut Borg dan Gall
diperlukan sejumlah informasi dari hasil (1983:775–776) adalah (1) research and infor-
kegiatan asesmen yang dilakukan secara mation collecting, pengumpulan informasi
sistematis dan profesional oleh guru, dan penelitian awal; (2) planing, perenca-
sekolah, maupun institusi pendidikan. naan; (3) develop preliminary form of product,
Berdasarkan sejumlah pendapat ter- pengembangan format atau model; (4)
sebut, kualitas pendidikan tidak dapat preliminary field testing, persiapan uji coba
dilepaskan dari prosedur evaluasi pen- tes di lapangan, (5) main product revision,
didikan. Untuk memperbaiki kualitas revisi terhadap produk yang akan diuji-
pendidikan haruslah diciptakan sistem cobakan di lapangan; (6) main field testing,
evaluasi yang lebih baik. Sistem evalusi tes di lapangan; (7) operational product
(kegiatan pengukuran/pengujian, peni- revisions, revisi setelah mendapatkan
laian, hingga kegiatan evaluasi) ini selain masukan dari tes lapangan; (8) operational
prosedurnya yang harus sistematis, pelak- field testing, pelaksanaan tes uji coba model
sanaannya pun harus memiliki akuntabili- atau tes pembelajaran; (9) final product revi-
tas yang tinggi, serta hasilnya diharapkan sion, revisi terakhir produk; (10) dominition
mendapatkan pengakuan dari stakeholders and implementation.
pendidikan. Namun, harus diakui bahwa Sesuai dengan kebutuhan penelitian
sistem evaluasi yang diterapkan selama ini dan kondisi penelitian yang sebenar-
ini masih mengalami berbagai masalah, nya, tahapan penelitian yang dilaksana-
terutama di tingkat sekolah. Bukan saja kan sampai pada tahap ketujuh dengan
karena hasil-hasilnya, tetapi mekanisme pertimbangan (1) langkah 8, 9, dan 10 dari
dan prosedur pelaksanaanya pun masih R&D Borg dan Gall merupakan penelitian
memiliki berbagai kelemahan. Akibat- lanjutan yang berujung pada penerapan
nya, sistem evaluasi yang diharapkan dan desiminasi nasional yang membutuh-
memberikan input terhadap perbaikan kan waktu yang lama, biaya yang besar,
kualitas pendidikan melalui perbaikan serta menghabiskan banyak tenaga; (2)
sistem pembelajaran di sekolah dirasakan tahap lanjutan ini serupa dengan tahap
hasilnya belum optimal. evaluasi sumatif yang dijelaskan bahwa
Dahmani (2012:9) menemukan be- tahap ini bukanlah bagian dari proses
berapa hal yang membuat sistem evaluasi desain karena biasanya tidak melibat-
hasil belajar yang dilakukan di sekolah kan perancangan melainkan melibatkan
belum mendukung peningkatan kualitas evaluator independen.
pendidikan, antara lain: (1) kulitas tes Subjek penelitian ini adalah pengem-
buatan guru masih kurang memadai; bangan perangkat evaluasi dengan tak-
(2) jaringan pengujian di daerah belum sonomi SOLO. Sumber data penetilian
dimanfaatkan dengan baik; (3) pelaporan ini terdiri atas peserta didik, guru, dan
hasil penyelenggaraan ujian oleh guru ahli. Data yang dikumpulkan untuk
kepada kepala sekolah belum terlaksana keperluan penelitian ini ada tiga macam,
secara rutin; dan (4) hasil-hasil ujian be- yaitu. Pertama, data kebutuhan pengem-
lum dimanfaatkan secara optimal untuk bangan perangkat evaluasi dengan tak-
perbaikan proses pembelajaran di kelas. sonomi SOLO. Kedua, data penilaian ahli
tentang draf perangkat evaluasi dengan
METODE taksonomi SOLO. Ketiga, data uji coba
Pendekatan penelitian yang diguna- terbatas draf perangkat evaluasi dengan
kan dalam penelitian ini adalah pene- taksonomi SOLO.
Pada pengambilan data tentang ke- harusan ada soal dengan tingkat relasio-
butuhan perangkat evaluasi data pene- nal, keharusan ada soal dengan tingkat abs-
litiannya adalah peserta didik dan guru. trak; (2) soal esai meliputi: karakteristik
Data kedua bersumber dari ahli bidang jawaban soal esai, jumlah kata pada tiap
menulis serta ahli bidang evaluasi pem- kalimat pertanyaan, jumlah kalimat pada
belajaran. Para ahli tersebut merupakan soal, jumlah paragraf pada soal, jumlah
sumber data untuk memperoleh masukan pernyataan pada soal, waktu yang diten-
perbaikan draf perangkat evaluasi dengan tukan, jumlah soal yang harus dikerjakan,
taksonomi SOLO. Data ketiga diperoleh keharusan ada soal dengan tingkat unis-
dari sumber peserta didik. Peserta didik truktural, keharusan ada soal dengan ting-
tersebut merupakan sumber data untuk kat multistruktural, keharusan ada soal
memperoleh gambaran validitas, reliabili- dengan tingkat relasional, keharusan ada
tas, daya beda, dan tingkat kesukaran soal soal dengan tingkat abstrak; (3) soal men-
yang berada pada perangkat evaluasi de- jodohkan meliputi: karakeristik jawab-
ngan taksonomi SOLO yang telah dibuat. an soal menjodohkan, jumlah kata pada
tiap kalimat pertanyaan, jumlah kalimat
HASIL DAN PEMBAHASAN pada soal, jumlah paragraf pada soal,
Karakteristik Perangkat Evaluasi Ber- jumlah pernyataan pada soal, waktu yang
dasarkan Taksonomi SOLO ditentukan, jumlah soal yang harus diker-
Karakteristik perangkat evaluasi ber- jakan, keharusan ada soal dengan tingkat
dasarkan taksonomi SOLO kompetensi unistruktural, keharusan ada soal dengan
menulis dan membaca yang sesuai de- tingkat multistruktural, keharusan ada
ngan kebutuhan peserta didik berdasar- soal dengan tingkat relasional, keharusan
kan hasil angket dari 40 responden meli- ada soal dengan tingkat abstrak; (4) soal
puti hal sebagai berikut. Jenis soal yang penugasan meliputi: karakteristik karak-
digunakan adalah soal pilihan ganda, ter jawaban penugasan, jumlah kata pada
esai, menjodohkan, dan penugasan de- tiap kalimat pertanyaan, jumlah kalimat
ngan cara penyelesaian berbeda. Waktu pada soal, jumlah paragraf pada soal,
yang digunakan dalam penyelesaian jumlah pernyataan pada soal, waktu yang
soal disesuaikan dengan jumlah soal dan ditentukan, jumlah soal yang harus diker-
jenis soal. Hal ini berarti peserta didik jakan, keharusan ada soal dengan tingkat
memberi masukan dalam pengembang- unistruktural, keharusan ada soal dengan
an perangkat evaluasi berdasarkan tak- tingkat multistruktural, keharusan ada
sonomi SOLO kompetensi menulis dan soal dengan tingkat relasional, keharusan
membaca. Karakteristik perangkat evalu- ada soal dengan tingkat abstrak; (5) ke-
asi berdasarkan taksonomi SOLO kom- mampuan berpikir kritis meliputi: karak-
petensi menulis dan membaca yang sesuai teristik kemampuan meringkas, kemam-
dengan kebutuhan guru berdasarkan hasil puan menyimpulkan, kemampuan ber-
angket dari 4 responden, yang meliputi: pendapat, kemampuan mengelompokkan,
(1) soal pilihan ganda meliputi: karakter- dan kemampuan menciptakan; dan (6)
istik jawaban pilihan ganda, jumlah kata kemampuan memecahkan masalah me-
pada tiap kalimat pertanyaan, jumlah liputi: karakteristik kemampuan mema-
kalimat pada soal, jumlah paragraf pada hami kata, kemampuan memilih masalah
soal, jumlah pernyataan pada soal, waktu sendiri, kemampuan memecahkan masa-
yang ditentukan, jumlah soal yang harus lah berdasarkan data dan masalah, dan
dikerjakan, keharusan ada soal dengan kemampuan menggunakan analogi. Hal
tingkat unistruktural, kekeharusan ada ini berarti guru memberi masukan dalam
soal dengan tingkat multistruktural, ke- pengembangan perangkat evaluasi ber-