Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

PENGEMBANGAN EVALUASI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

BERBASIS TAKSONOMI STRUCTURE OF OBSERVED LEARNING OUTCOME

Subyantoro
FBS Universitas Negeri Semarang
email: b3ntoro_peneliti@yahoo.co.id

Abstrak
Penelitian bertujuan mendeskripsikan karakteristik, prinsip pengembang­an, dan
menguji keefektifan perangkat evaluasi berdasarkan taksonomi Structure of Observed
Learning Outcome (SOLO) pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Penelitian menggunakan
desain penelitian dan pengembangan. Penelitian ini sampai pada tahap ke tujuh, yaitu
operational product revision, revisi setelah mendapatkan masukan dari tes lapangan. Hasil
penelitian sebagai berikut. Pertama, karakteristik perangkat eva­luasi meliputi jenis
soal, waktu yang digunakan, penugasan, kemampuan ber­pikir kritis, dan kemampuan
memecahkan masalah. Kedua, prinsip pengem­bang­an pe­rangkat evaluasi meliputi jenis
soal yang cocok, penugasan, kemampuan berpikir kritis, dan kemampuan memecahkan
masalah. Ketiga, perangkat evaluasi berisi konsep materi, pembuatan kisi-kisi evaluasi,
kartu soal, paket soal dan petunjuk pengerjaan, kunci jawaban dilengkapi rubrik penilaian
dan penskoran. Keempat, keefektifan perangkat evaluasi diketahui dari validitas,
reliabilitas, indeks kesukaran, dan daya beda soal.

Kata kunci: perangkat evaluasi, taksonomi SOLO, berpikir kritis

DEVELOPING EVALUATION OF INDONESIAN LANGUAGE LEARNING BASED


ON THE TAXONOMY OF THE STRUCTURE OF OBSERVED LEARNING OUTCOME

Abstract
This study aims to describe characteristics and principles of the development of
evaluation kits based on the taxonomy of the Structure of Observed Learning Outcome
(SOLO) in the Bahasa Indonesia subject and to test the effectiveness. It employed a research
and development design. It was conducted up to the seventh stage, namely operational
product revision, a revision after obtaining feedback from field testing. The results of the
study are as follows. First, the characteristics of the evaluation kits include item types,
time allocation, tasks, critical thinking skills, and problem solving skills. Second, the
principles of the development of evaluation kits include appropriate item types, tasks,
critical thinking skills, and problem solving skills. Third, the evaluation kits consist of
conceptual materials, evaluation grids, item cards, test packages and instructions, and
answer keys accompanied by assessment and scoring rubrics. Fourth, the effectiveness of
the evaluation kits is indicated by the test validity and reliability and the item difficulty
index and discrimination index.

Keywords: evaluation kits, SOLO taxonomy, critical thinking

PENDAHULUAN untuk mengukur pencapaian kompetensi


Model evaluasi hasil belajar peserta berbahasa dan bersastra pada umumnya
didik yang dikembangkan guru khususnya masih belum memberikan ruang berpikir

67
68

tingkat tinggi kepada peserta didik. Masih pembelajaran, peserta didik tidak merasa
banyaknya guru bahasa Indonesia kurang terbebani melainkan senang karena ada
kompeten dalam merancang program dan balikan (feedback), (b) evaluasi dapat
menyusun perangkat evaluasi pembela- menjadikan belajar lebih menyenangkan.
jaran yang sesuai dengan indikator yang Peserta didik ada kecenderungan termo-
dituntut berdasarkan kompetensi dasar tivasi dalam belajar manakala mereka
dapat diketahui dalam forum MGMP memiliki pengalaman berhasil menca-
dan ketika para guru dituntut menyusun pai nilai atau grade standar yang telah
kisi-kisi soal dan menerjemahkan kisi- ditentukan dalam evaluasi hasil belajar,
kisi ke dalam bentuk soal. Pedoman dan dan (c) evaluasi dapat menjadikan teknik
buku-buku evaluasi yang digunakan para belajar mengajar lebih berhasil (Hamalik
guru umumnya hanya berupa kumpulan 2008:210).
soal-soal pilihan ganda demi sukses UN, Tujuan penelitian ini (1) mengiden-
sukses masuk perguruan tinggi dengan tifikasi karakteristik perangkat evaluasi
informasi materi yang terbatas dan taktik berdasarkan taksonomi SOLO pada mata
pengerjaan yang serba instan semakin pelajaran Bahasa Indonesia; (2) Meru-
memperpanjang permasalahan dalam muskan prinsip-prinsip pengembangan
pembelajaran bahasa dan sastra Indone- perangkat evaluasi berdasarkan taksono-
sia khususnya dalam hal pengembangan mi SOLO pada mata pelajaran Bahasa In-
perangkat evaluasi mata pelajaran bahasa donesia; (3) menyusun prototipe perangkat
dan sastra Indonesia. evaluasi berdasarkan taksonomi SOLO
Menurut Djiwandono (2008:2) evaluasi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia,
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan (4) menguji keefektifan perangkat
dari proses pembelajaran secara keselu- evaluasi berdasarkan taksonomi SOLO
ruhan dalam pembelajaran bahasa. Pem- pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.
belajaran bahasa diselenggarakan untuk Bloom (1979) untuk keperluan pengu-
mencapai tujuan pembelajaran yang telah kuran hasil belajar ranah kognitif mem-
diidentifikasi berdasarkan kebutuhan bedakan ke dalam enam tingkatan dan
yang ada. Tujuan pembelajaran tersebut berlaku umum untuk semua kompetensi
dapat tercapai melalui proses pembela- hasil belajar. Di samping itu pula, terdapat
jaran dengan memanfaatkan bahan ajar jenis taksonomi yang lain, yakni taksono-
yang sesuai. Upaya untuk mengetahui mi yang dikembangkan oleh Biggs dan
tingkat ketercapaian tujuan pembelajaran Collis (1982:15) yang kemudian dikenal
adalah melalui evaluasi pembelajaran. dengan taksonomi SOLO. Taksonomi itu
Itulah hakikatnya kedudukan evaluasi mengklasifikasikan tingkat kemampuan
pembelajaran dalam desain penyeleng- peserta didik pada lima level berbeda dan
garaan pembelajaran sebagai akhir dari bersifat hierarkis, yaitu prastruktural (pre-
rangkaian tiga komponen pokok penye- structural), unistruktural (unistructural),
lenggaraan pembelajaran, yaitu tujuan multistruktural (multystructural), relasio-
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan nal (relational), abstrak diperluas (extended
evaluasi pembelajaran. abstract) (Kenny 2002:25). Kla-sifikasi ini
Evaluasi pembelajaran perlu dilaku- didasarkan pada keragaman berpikir pe-
kan secara tepat dan melibatkan peserta serta didik pada saat merespon masalah
didik, alasannya ialah, (a) para peserta yang disajikan.
didik mengembangkan perasaan aman Taksonomi SOLO dipandang menarik
(psikologis) ketika mereka berpartisipasi untuk diaplikasikan dalam menilai hasil
dalam evaluasi. Artinya dengan evaluasi belajar di sekolah, khususnya sebagai
alternatif lain dalam evaluasi hasil bela-

LITERA, Volume 13, Nomor 1, April 2014


69

jar karena di samping bersifat hierarkis tang kesiapan guru dalam melaksakan
juga menuntut kemampuan peserta didik Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
memberikan beberapa alternatif jawaban dan disempurnakan dalam Kurikulum
atau penyelesaian serta mampu mengait- Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), antara
kan beberapa jawaban atau penyelesaian lain ditemukan bahwa kemampuan guru
tersebut. Taksonomi ini memberikan pe- dalam menyiapkan dan melakukan pe-
luang pada peserta didik untuk selalu nilaian masih kurang dan bahkan masih
berpikir alternatif (kemampuan pada level banyak guru yang belum memiliki pe-
multistruktural), membandingkan antara mahaman yang memadai tentang sistem
suatu alternatif dengan alternatif yang penilaian yang sesuai dengan penerapan
lain (kemampuan pada level relasional), kurikulum yang berlaku. Hasil supervisi
serta memberikan peluang pada peserta dan evaluasi implementasi keterlaksa-
didik untuk mampu memberikan suatu naan KTSP Tahun 2009 ditemukan masih
yang baru dan berbeda dari biasanya banyaknya guru yang belum sepenuh-
(kemampuan pada level abstrak diper- nya memahami pengertian dan prinsip
luas atau extended abstract). Artinya tak- penilaian serta kaitannya dengan nilai
sonomi ini di samping mangakomodasi mata pelajaran, mekanisme dan prosedur
tujuan langsung juga dipandang mampu penilaian, penyiapan perangkat, serta
mengakomodasi tujuan tidak langsung implementasinya
pembelajaran sastra Indonesia dan mem-
beri peluang kepada peserta didik untuk
berpikir pada level kognitif tingkat tinggi.
Untuk menjawab permasalahan yang
pada umumnya mengundang banyak
jawaban atau penafsiran ganda, jenis soal
pilihan ganda yang selama ini ada akan
tepat kiranya jika peserta didik diberi
kesempatan pula untuk memberi respons
(jawaban) tambahan. Respons inilah yang
dapat dijadikan bahan amatan bagi guru
tentang seberapa tinggi tingkat berpikir
peserta didik. Berada di level apakah
tingkat berpikirnya. Inilah yang terako- Diagram 1. Data Kelayakan Profesi
modasi dalam taksonomi SOLO. Oleh Guru di Indonesia
karena itulah, layak kiranya taksonomi (Surya Dharma, 2009 Balitbang Depdiknas)
ini diterapkan dalam pengembangan alat
evaluasi uji kompetensi membaca dan Rendahnya profesionalitas guru di
menulis. Indonesia dilihat dari kelayakan guru me-
Diketahui bersama bahwa kegiat- ngajar termasuk di dalamnya penyiapan
an penilaian atau evaluasi bukanlah perangkat evaluasi menurut Dharma
merupakan hal baru bagi guru atau (2009:10), input guru di Indonesia sangat
praktisi pendidikan karena merancang rendah.
dan melaksanakan penilaian merupa- Kayanni et al. (2010:12) mengungkap-
kan serangkaian tugas pokok dan fungsi kan bahwa peningkatan kualitas pen-
guru. Namun, kenyataan menunjukkan didikan memerlukan perbaikan proses
bahwa merencanakan dan melaksanakan pembelajaran di sekolah dengan me-
penilaian masih merupakan persoalan nerapkan cara kerja sistematis yang salah
serius. Berdasarkan hasil penelitian ten- satunya dapat dimulai dari pembenahan

Pengembangan Perangkat Evaluasi Berdasarkan Taksonomi ...


70

sistem asesmen (penilaian). Pendapat ini litian dan pengembangan atau research
mengandung makna bahwa untuk mem- and development (R & D). Tahapan research
perbaiki sistem pembelajaran di sekolah and development menurut Borg dan Gall
diperlukan sejumlah informasi dari hasil (1983:775–776) adalah (1) research and infor-
kegiatan asesmen yang dilakukan secara mation collecting, pengumpulan informasi
sistematis dan profesional oleh guru, dan penelitian awal; (2) planing, perenca-
sekolah, maupun institusi pendidikan. naan; (3) develop preliminary form of product,
Berdasarkan sejumlah pendapat ter- pengembangan format atau model; (4)
sebut, kualitas pendidikan tidak dapat preliminary field testing, persiapan uji coba
dilepaskan dari prosedur evaluasi pen- tes di lapangan, (5) main product revision,
didikan. Untuk memperbaiki kualitas revisi terhadap produk yang akan diuji-
pendidikan haruslah diciptakan sistem cobakan di lapangan; (6) main field testing,
evaluasi yang lebih baik. Sistem evalusi tes di lapangan; (7) operational product
(kegiatan pengukuran/pengujian, peni- revisions, revisi setelah mendapatkan
laian, hingga kegiatan evaluasi) ini selain masukan dari tes lapangan; (8) operational
prosedurnya yang harus sistematis, pelak- field testing, pelaksanaan tes uji coba model
sanaannya pun harus memiliki akuntabili- atau tes pembelajaran; (9) final product revi-
tas yang tinggi, serta hasilnya diharapkan sion, revisi terakhir produk; (10) dominition
mendapatkan pengakuan dari stakeholders and implementation.
pendidikan. Namun, harus diakui bahwa Sesuai dengan kebutuhan penelitian
sistem evaluasi yang diterapkan selama ini dan kondisi penelitian yang sebenar-
ini masih mengalami berbagai masalah, nya, tahapan penelitian yang dilaksana-
terutama di tingkat sekolah. Bukan saja kan sampai pada tahap ketujuh dengan
karena hasil-hasilnya, tetapi mekanisme pertimbangan (1) langkah 8, 9, dan 10 dari
dan prosedur pelaksanaanya pun masih R&D Borg dan Gall merupakan penelitian
memiliki berbagai kelemahan. Akibat- lanjutan yang berujung pada penerapan
nya, sistem evaluasi yang diharapkan dan desiminasi nasional yang membutuh-
memberikan input terhadap perbaikan kan waktu yang lama, biaya yang besar,
kualitas pendidikan melalui perbaikan serta menghabiskan banyak tenaga; (2)
sistem pembelajaran di sekolah dirasakan tahap lanjutan ini serupa dengan tahap
hasilnya belum optimal. evaluasi sumatif yang dijelaskan bahwa
Dahmani (2012:9) menemukan be- tahap ini bukanlah bagian dari proses
berapa hal yang membuat sistem evaluasi desain karena biasanya tidak melibat-
hasil belajar yang dilakukan di sekolah kan perancangan melainkan melibatkan
belum mendukung peningkatan kualitas evaluator independen.
pendidikan, antara lain: (1) kulitas tes Subjek penelitian ini adalah pengem-
buatan guru masih kurang memadai; bangan perangkat evaluasi dengan tak-
(2) jaringan pengujian di daerah belum sonomi SOLO. Sumber data penetilian
dimanfaatkan dengan baik; (3) pelaporan ini terdiri atas peserta didik, guru, dan
hasil penyelenggaraan ujian oleh guru ahli. Data yang dikumpulkan untuk
kepada kepala sekolah belum terlaksana keperluan penelitian ini ada tiga macam,
secara rutin; dan (4) hasil-hasil ujian be- yaitu. Pertama, data kebutuhan pengem-
lum dimanfaatkan secara optimal untuk bangan perangkat evaluasi dengan tak-
perbaikan proses pembelajaran di kelas. sonomi SOLO. Kedua, data penilaian ahli
tentang draf perangkat evaluasi dengan
METODE taksonomi SOLO. Ketiga, data uji coba
Pendekatan penelitian yang diguna- terbatas draf perangkat evaluasi dengan
kan dalam penelitian ini adalah pene- taksonomi SOLO.

LITERA, Volume 13, Nomor 1, April 2014


71

Pada pengambilan data tentang ke- harusan ada soal dengan tingkat relasio-
butuhan perangkat evaluasi data pene- nal, keharusan ada soal dengan tingkat abs-
litiannya adalah peserta didik dan guru. trak; (2) soal esai meliputi: karakteristik
Data kedua bersumber dari ahli bidang jawaban soal esai, jumlah kata pada tiap
menulis serta ahli bidang evaluasi pem- kalimat pertanyaan, jumlah kalimat pada
belajaran. Para ahli tersebut merupakan soal, jumlah paragraf pada soal, jumlah
sumber data untuk memperoleh masukan pernyataan pada soal, waktu yang diten-
perbaikan draf perangkat evaluasi dengan tukan, jumlah soal yang harus dikerjakan,
taksonomi SOLO. Data ketiga diperoleh keharusan ada soal dengan tingkat unis-
dari sumber peserta didik. Peserta didik truktural, keharusan ada soal dengan ting-
tersebut merupakan sumber data untuk kat multistruktural, keharusan ada soal
memperoleh gambaran validitas, reliabili- dengan tingkat relasional, keharusan ada
tas, daya beda, dan tingkat kesukaran soal soal dengan tingkat abstrak; (3) soal men-
yang berada pada perangkat evaluasi de- jodohkan meliputi: karakeristik jawab-
ngan taksonomi SOLO yang telah dibuat. an soal menjodohkan, jumlah kata pada
tiap kalimat pertanyaan, jumlah kalimat
HASIL DAN PEMBAHASAN pada soal, jumlah paragraf pada soal,
Karakteristik Perangkat Evaluasi Ber- jumlah pernyataan pada soal, waktu yang
dasarkan Taksonomi SOLO ditentukan, jumlah soal yang harus diker-
Karakteristik perangkat evaluasi ber- jakan, keharusan ada soal dengan tingkat
dasarkan taksonomi SOLO kompetensi unistruktural, keharusan ada soal dengan
menulis dan membaca yang sesuai de- tingkat multistruktural, keharusan ada
ngan kebutuhan peserta didik berdasar- soal dengan tingkat relasional, keharusan
kan hasil angket dari 40 responden meli- ada soal dengan tingkat abstrak; (4) soal
puti hal sebagai berikut. Jenis soal yang penugasan meliputi: karakteristik karak-
digunakan adalah soal pilihan ganda, ter jawaban penugasan, jumlah kata pada
esai, menjodohkan, dan penugasan de- tiap kalimat pertanyaan, jumlah kalimat
ngan cara penyelesaian berbeda. Waktu pada soal, jumlah paragraf pada soal,
yang digunakan dalam penyelesaian jumlah pernyataan pada soal, waktu yang
soal disesuaikan dengan jumlah soal dan ditentukan, jumlah soal yang harus diker-
jenis soal. Hal ini berarti peserta didik jakan, keharusan ada soal dengan tingkat
memberi masukan dalam pengembang- unistruktural, keharusan ada soal dengan
an perangkat evaluasi berdasarkan tak- tingkat multistruktural, keharusan ada
sonomi SOLO kompetensi menulis dan soal dengan tingkat relasional, keharusan
membaca. Karakteristik perangkat evalu- ada soal dengan tingkat abstrak; (5) ke-
asi berdasarkan taksonomi SOLO kom- mampuan berpikir kritis meliputi: karak-
petensi menulis dan membaca yang sesuai teristik kemampuan meringkas, kemam-
dengan kebutuhan guru berdasarkan hasil puan menyimpulkan, kemampuan ber-
angket dari 4 responden, yang meliputi: pendapat, kemampuan mengelompokkan,
(1) soal pilihan ganda meliputi: karakter- dan kemampuan menciptakan; dan (6)
istik jawaban pilihan ganda, jumlah kata kemampuan memecahkan masalah me-
pada tiap kalimat pertanyaan, jumlah liputi: karakteristik kemampuan mema-
kalimat pada soal, jumlah paragraf pada hami kata, kemampuan memilih masalah
soal, jumlah pernyataan pada soal, waktu sendiri, kemampuan memecahkan masa-
yang ditentukan, jumlah soal yang harus lah berdasarkan data dan masalah, dan
dikerjakan, keharusan ada soal dengan kemampuan menggunakan analogi. Hal
tingkat unistruktural, kekeharusan ada ini berarti guru memberi masukan dalam
soal dengan tingkat multistruktural, ke- pengembangan perangkat evaluasi ber-

Pengembangan Perangkat Evaluasi Berdasarkan Taksonomi ...


72

dasarkan taksonomi SOLO kompetensi dengan memperhatikan karakter jawaban


menulis dan membaca. penugasan, jumlah kata pada tiap ka-
limat pertanyaan, jumlah kalimat pada
Prinsip Pengembangan Perangkat Evalua- soal, jumlah paragraf pada soal, jumlah
si Berdasarkan Taksonomi SOLO pernyataan pada soal, waktu yang diten-
Prinsip pengembangan perangkat tukan, jumlah soal yang harus dikerjakan,
evaluasi berdasarkan taksonomi SOLO keharusan ada soal dengan tingkat un-
untuk kompetensi menulis dan membaca istruktural, keharusan ada soal dengan
kelas IV dan V SD, VII dan VIII SMP, X tingkat multistruktural, keharusan ada
dan XI SMA meliputi: (1) jenis soal yang soal dengan tingkat relasional, keharusan
cocok dikembangkan meliputi soal pili- ada soal dengan tingkat abstrak; (6) jenis
han ganda, soal esai, soal menjodohkan, soal untuk kemampuan berpikir kritis
dan soal penugasan; (2) soal pilihan ganda dikembangkan dengan memperhatikan
dikembangkan dengan memperhatikan kemampuan meringkas, kemampuan
karakter jawaban pilihan ganda, jumlah menyimpulkan, kemampuan berpenda-
kata pada tiap kalimat pertanyaan, jumlah pat, kemampuan mengelompokkan, dan
kalimat pada soal, jumlah paragraf pada kemampuan menciptakan; dan (7) jenis
soal, jumlah pernyataan pada soal, waktu soal untuk kemampuan memecahkan
yang ditentukan, jumlah soal yang harus masalah dikembangkan dengan mem-
dikerjakan, keharusan ada soal dengan perhatikan kemampuan memahami kata,
tingkat unistruktural, keharusan ada soal kemampuan memilih masalah sendiri,
dengan tingkat multistruktural, keharus- kemampuan memecahkan masalah ber-
an ada soal dengan tingkat relasional, ke- dasarkan data dan masalah, dan kemam-
harusan ada soal dengan tingkat abstrak; puan menggunakan analogi.
(3) soal esai dikembangkan dengan mem-
perhatikan karakter jawaban soal esai, Perangkat Evaluasi Berdasarkan Tak-
jumlah kata pada tiap kalimat pertanyaan, sonomi SOLO dan Pengujiannya
jumlah kalimat pada soal, jumlah paragraf Produk pengembangan dalam pe-
pada soal, jumlah pernyataan pada soal, nelitian ini berupa perangkat evaluasi
waktu yang ditentukan, jumlah soal yang berdasarkan taksonomi SOLO kompetensi
harus dikerjakan, keharusan ada soal menulis dan membaca. Isi perangkat
dengan tingkat unistruktural, keharusan evaluasi berdasarkan taksonomi SOLO
ada soal dengan tingkat multistruktural, kompetensi menulis dan membaca berupa
keharusan ada soal dengan tingkat relasi- konseptual materi, kisi-kisi evaluasi, kartu
onal, keharusan ada soal dengan tingkat soal, paket soal lengkap dengan petunjuk
abstrak; (4) soal menjodohkan dikem- pengerjaan, kunci jawaban dan rubrik
bangkan dengan memperhatikan karakter penilaian dan peskoran.
jawaban soal menjodohkan, jumlah kata Perangkat evaluasi berdasarkan tak-
pada tiap kalimat pertanyaan, jumlah sonomi SOLO kompetensi menulis dan
kalimat pada soal, jumlah paragraf pada membaca dilihat dari validitas, reabilitas,
soal, jumlah pernyataan pada soal, waktu indeks tingkat kesukaran, dan daya pem-
yang ditentukan, jumlah soal yang harus beda soal. Dalam paket soal membaca
dikerjakan, keharusan ada soal dengan pantun secara berbalasan, ada 20 butir
tingkat unistruktural, keharusan ada soal soal yang diujikan, 18 butir soal dinyata-
dengan tingkat multistruktural, keharus- kan valid, sedangkan dua butir soal tidak
an ada soal dengan tingkat relasional, valid, meliputi butir soal nomor 9 dan 10.
keharusan ada soal dengan tingkat ab- Oleh karena itu, hanyalah 18 butir soal
strak; (5) soal penugasan dikembangkan yang dapat digunakan dalam evaluasi

LITERA, Volume 13, Nomor 1, April 2014


73

pembelajaran membaca pantun secara menjodohkan yang dikerjakan, mendapat


berbalasan. Dalam paket soal menulis angka 0,70396 atau masuk dalam kriteria
karangan, ada 18 butir soal yang diujikan. reliabel. Dari tiga soal esai yang dikerja-
16 butir soal dinyatakan valid sedangkan 2 kan, mendapat angka 0,357 atau masuk
butir soal tidak valid, yaitu butir soal no- dalam kriteria reliabel. Dalam paket soal
mor 14 dan 15. Oleh karena itu, hanya 16 menulis surat undangan, ada 19 butir
soal yang dapat digunakan dalam evalu- soal yang diujikan. Dari 16 soal pilihan
asi pembelajaran menulis karangan. Da- ganda dan menjodohkan yang dikerjakan,
lam paket soal menulis surat undangan, mendapat angka 0,7519 atau masuk dalam
ada 19 butur soal yang diujikan. 17 butir kriteria reliabel. Dari tiga soal esai yang
soal dinyatakan valid sedangkan 2 butir dikerjakan, mendapat angka 0,61134454
soal tidak valid, yaitu nomor 10 dan 16. atau masuk dalam kriteria reliabel. Da-
Oleh karena itu, hanya 17 soal yang dapat lam paket soal menulis dialog sederhana,
digunakan dalam evaluasi pembelajaran ada 14 butur soal yang diujikan. Dari 11
menulis surat undangan. Dalam paket soal pilihan ganda dan menjodohkan
soal menulis dialog sederhana, ada 14 yang dikerjakan, mendapat angka 0,630
butir soal yang diujikan. 12 butir soal di- atau masuk dalam kriteria reliabel. Dari
nyatakan valid sedangkan 2 butir soal tiga soal esai yang dikerjakan, mendapat
tidak valid, yaitu nomor 4 dan 9. Oleh angka 0,648562 atau masuk dalam kriteria
karena itu, hanya 12 soal yang dapat reliabel. Pada penelitian ini, setelah instru-
digunakan dalam evaluasi pembelajaran men tes hasil belajar sebanyak 10 butir
menulis surat undangan. Pada paket kompetensi dasar menulis pengalaman
kompetensi dasar menulis pengalaman dalam buku harian diujicobakan, dipe-
dalam buku harian, disajikan sepuluh soal roleh reliabilitas 1, 786.
pilihan ganda dan satu soal berbentuk Dalam paket soal membaca pantun
uraian. Soal pada kompetensi ini diuji- berbalasan, ada 20 butir soal yang diuji-
cobakan kepada 14 peserta didik SMP kan. Dengan kriteria indeks kesukaran,
dengan skor capaian 96 dengan rincian dari 20 soal itu diperoleh 14 soal dengan
dari sepuluh soal yang diujikan delapan kategori mudah, 5 soal dengan kategori
soal dinyatakan valid dan dua soal di- sedang dan 1 soal dengan kategori sukar.
nyatakan tidak valid. Soal yang dinyakan Dalam paket soal menulis karangan, ada
valid yaitu soal nomor 1, 2, 3, 4, 6, 7, dan 18 butur soal yang diujikan. Dengan kri-
9. Soal yang dinyatakan tidak valid adalah teria indeks kesukaran, dari 18 soal itu
soal nomor 5 dan 10. Ketidakvalidan soal diperoleh 9 soal dengan kategori mudah,
tersebut dikarenakan soal pada nomor 5 6 soal dengan kategori sedang dan 3 soal
dan 10 dianggap sukar karena hanya 8 dengan kategori sukar. Dalam paket soal
peserta didik yang menjawab benar dari menulis surat undangan, ada 19 butir soal
14 peserta didik. yang diujikan. Dengan kriteria indeks ke-
Dalam paket soal membaca pan- sukaran, dari 19 soal itu diperoleh 5 soal
tun berbalasan, ada 20 butir soal yang dengan kategori mudah, 10 soal dengan
diujikan. Dari 15 soal pilihan ganda dan kategori sedang dan 4 soal dengan katego-
rumpang yang dikerjakan, mendapat ri sukar. Dalam paket soal menulis dialog
angka 0,676 atau masuk dalam kriteria re- sederhana, ada 14 butur soal yang diuji-
liabel. Dari tiga soal esai yang dikerjakan, kan. Dengan kriteria indeks kesukaran,
mendapat angka 0,45067583 atau masuk dari 14 soal itu diperoleh 3 soal dengan
dalam kriteria reliabel. Dalam paket soal kategori mudah, 8 soal dengan kategori
menulis karangan, ada 18 butur soal yang sedang dan 3 soal dengan kategori sukar.
diujikan. Dari 15 soal pilihan ganda dan Pada penelitian ini, setelah instrumen tes

Pengembangan Perangkat Evaluasi Berdasarkan Taksonomi ...


74

hasil belajar sebanyak 10 butir kompetensi guru-guru bahasa Indonesia menyam-


dasar menulis pengalaman dalam buku but dengan baik penerapan taksonomi
harian diujicobakan, berdasarkan kriteria SOLO dalam pengembangan perangkat
indeks kesukaran soal tersebut diperoleh evaluasi.
4 soal dengan kategori mudah, dan 6 soal Hasil rubrik keberterimaan peserta
dengan kategori sedang. didik terhadap perangkat evaluasi de-
Dalam paket soal membaca pantun ngan taksonomi SOLO yang diiisi oleh
berbalasan, ada 20 butir soal yang diuji- 32 peserta didik diperoleh hasil sebagai
kan. Dengan kriteria daya pembeda soal berikut.
diperoleh 0 butir soal dengan kriteria baik 1) Berdasarkan rubrik yang menanya-
sekali, 2 butir soal dengan kriteria baik, kan perihal perasaan peserta didik
15 butir soal dengan kriteria cukup, dan (senang, tidak senang, atau biasa-
3 butir soal dengan kriteria jelek. Dalam biasa saja) selama melakukan kegiatan
paket soal menulis karangan, ada 18 butir evaluasi hasil belajar, 81 % peserta
soal yang diujikan. Dengan kriteria daya didik atau sebanyak 26 orang men-
pembeda soal diperoleh 3 butir soal jawab senang, sedangkan sisanya 10%
dengan kriteria baik sekali, 3 butir soal peserta didik yakni 7 peserta didik
dengan kriteria baik, 8 butir soal dengan menjawab biasa-biasa saja.
kriteria cukup, dan 4 butir soal dengan 2) Ketika diajukan pertanyaan yang
kriteria jelek. Dalam paket soal menulis menyangkut kecocokan (cocok sekali,
surat undangan, ada 19 butur soal yang tidak cocok, atau biasa-biasa saja)
diujikan. Dengan kriteria daya pembeda terhadap model evaluasi dengan tak-
soal diperoleh 1 butir soal dengan kriteria sonomi SOLO (menyertakan respon
baik sekali, 4 butir soal dengan kriteria jawaban) 27 peserta didik atau 84 %
baik, 8 butir soal dengan kriteria cukup, peserta didik menjawab cocok sekali,
dan 6 butir soal dengan kriteria jelek. Da- dan 2 orang menjawab biasa-biasa
lam paket soal menulis dialog sederhana, saja.
ada 14 butur soal yang diujikan. Dengan Dari hasil wawancara dengan per-
kriteria daya pembeda soal diperoleh wakilan dua orang peserta didik dipe-
3 butir soal dengan kriteria baik sekali, roleh hasil bahwa penialain hasil belajar
tidak ada butir soal dengan kriteria baik, dengan cara memberi kesempatan kepada
7 butir soal dengan kriteria cukup, dan peserta didik untuk memberikan ala-
4 butir soal dengan kriteria jelek. Pada san atas pilihan jawaban jika perangkat
penelitian ini, setelah instrumen tes hasil tes berupa soal pilihan ganda menurut
belajar sebanyak 10 butir kompetensi meraka sangat tepat, karena peserta didik
dasar menulis pengalaman dalam buku diberi kesempatan untuk mengutarakan
harian diujicobakan, berdasarkan kriteria pendaparnya. Di samping itu mereka
daya pembeda soal diperoleh 3 butir soal juga merasa memperoleh keadilan atas
dengan kriteria baik sekali, 2 butir soal pelaksanaan ujian/tes yang mereka laku-
dengan kriteria baik, 3 butir soal dengan kan. Peserta didik juga akan semakin rajin
kriteria cukup dan 1 butir soal dengan membaca.
kriteria jelek. Dengan demikian, dapat disimpulkan
Tingkat keberterimaan guru terhadap bahwa peserta didik menerima, sangat
perangkat evaluasi berdasarkan taksono- membutuhkan, dan sangat cocok terha-
mi SOLO dilakukan dengan wawancara dap penerapan taksonomi SOLO dalam
dan pengisian rubrik. Dari hasil wawancara kegiatan evaluasi hasil belajar.
sebagaimana terlampir dalam transkrip
wawancara dapat disimpulkan bahwa

LITERA, Volume 13, Nomor 1, April 2014


75

Pembahasan Hasil Penelitian jawaban dapat digolongkan peserta didik


Untuk mengakomodasi berpikir ting- berada pada level mana apakah unistruk-
kat tinggi yakni berpikir kritis yang me- tural, multistruktural, relasional, ataupun
liputi kemampuan mengidentifikasi, me- abstrak diperluas. Hal tersebut sejalan
nyimpulkan, menganalisis, mengapli- dengan penelitian yang dilaksanakan oleh
kasi, dan kemampuan merefleksi jenis Alsaadi (2001) dalam Jurnal Winter, J. (Ed.)
instrumen penilaian yang tepat menurut Proceedings of the British Society for Research
guru adalah penugasan dan esai/urai- into Learning Mathematics 21 (3) November
an. Demikian pula untuk kemampuan 2001, halaman 1-6 melakukan penelitian
memecahkan masalah seperti membuat dengan judul “A Comparation of Primary
hipotesis, mendeskripsikan masalah, Mathematics Curriculum England and
memecahkan masalah berdasarkan data Qatar: the Taxonomy SOLO”. Alsaadi
dan masalah, kemampuan memahami (2001) memaparkan harapan dari peserta
kata dalam konteks, prioritas guru tetap didik di Inggis berusia 7 dan 11 tahun
pada bentuk soal penugasan dan uraian. lebih pandai daripada peserta didik di
Namun, perlu kecermatan dan ketepatan Qatar. Simpulan dari penelitian tersebut
dalam pembuatan rubrik penilaiannya tentang penggunaan taksonomi SOLO
atau penskorannya. Mengingat soal jenis yang sangat cocok diterapkan pada anak
esai memiliki kekurangan antara lain lama usia 7-11 tahun karena dalam usia terse-
dan cenderung subjektif dalam pemberian but perkembangan otak anak akan tera-
nilainya, maka jenis pilihan ganda dengan sah dengan cara dituntut untuk berpikir
tetap menyertakan alasan tepat untuk di- kognitif tingkat tinggi. Selain itu, Alsaadi
gunakan untuk uji kompetensi membaca juga membandingkan antara kurikulum
dan menulis. Pilihan ganda yang disertai Matematika dasar di Inggris dan Qatar
respon tambahan dari peserta didik saat sebagai bahan acuan dalam melakukan
menyelesaikan masalah (soal) dapat di- penelitian.
gunakan oleh guru sebagai sarana refleksi Hal senada dipaparkan Hong (2002)
dan menjadi informasi tentang kualitas dalam Assessment & Evaluation in Higher
respon peserta didik berdasarkan isi Education, Vol. 27, No. 6, halaman 511-527
alasannya tersebut. Dengan demikian, yang berjudul “Applying the Structure
guru dapat mengambil keputusan untuk of the Observed Learning Outcomes
menindaklanjuti. (SOLO) Taxonomy on Student’s Learning
Seperti yang terungkap dalam lan- Outcomes: an empirical study”. Hong
dasan teori bahwa taksonomi SOLO men- (2002) menjelaskan penggunaan metode
gakomodasi tingkat berpikir peserta didik taksonomi SOLO dalam pembelajaran
berdasarkan respon atas masalah (soal) pendidikan menengah atas akan dapat
yang dikerjakannya, tepatlah jika tak- menyelesaikan permasalahan yang ter-
sonomi ini digunakan dalam pengemban- jadi. Hal ini menimbulkan anggapan
gan perangkat evaluasi selain taksonomi bahwa model taksonomi SOLO menuntut
hasil belajar yang selama ini digunakan agar peserta didik menyelesaikan masalah
dan bahkan telah direkomendasikan da- dengan berpikir tingkat tinggi terhadap
lam standar penilaian (Biggs dan Collis respon permasalahan yang dihadapi,
1982:12). Taksonomi SOLO sangat tepat Hong (2002) tidak hanya menjelaskan
digunakan dalam pengembangan perang- tentang taksonomi SOLO saja tetapi juga
kat evaluasi hasil belajar bahasa dan sastra menjelaskan taksonomi Bloom. Jurnal pe-
Indonesia karena dapat digunakan untuk nelitian ini berisikan tentang apa saja yang
menentukan berada di level berpikir termuat dalam taksonomi dan penerapan
mana peserta didik. Dari hasil merespon dalam pembelajaran.

Pengembangan Perangkat Evaluasi Berdasarkan Taksonomi ...


76

Penelitian serupa dilakukan Holmes SIMPULAN DAN SARAN


(2004) dalam artikel A paper for presentation Atas dasar hasil penelitian dan pem-
at the Australian Association for Educational bahasan yang dipaparkan, disimpulkan
Research Annual Conference, Melbourne hal-hal berikut: (1) karakteristik perang-
yang berjudul “Analysis of a synchro- kat evaluasi berdasarkan taksonomi
nous Online Discussion using the SOLO SOLO kompetensi menulis dan mem-
Taxonomy a paper for presentation at the baca yang sesuai dengan kebutuhan guru
Australian Association for Educational dan peserta didik meliputi soal pilihan
Research Annual Conference”. Hasil pe- ganda, soal esai, soal menjodohkan, soal
nelitian Holmes (2004) adalah pembelaja- penugasan, kemampuan berpikir kritis,
ran yang dilakukan secara online melalui kemampuan memecahkan masalah; (2)
internet dengan menggunakan analisis prinsip-prinsip pengembangan perangkat
taksonomi SOLO yang dilakukan dalam evaluasi berdasarkan taksonomi SOLO
penelitian pendidikan akan menhasilkan kompetensi menulis dan membaca meli-
dampak yang baik pada pembelajaran puti batasan pengembangan soal pilihan
Matematika. Pembelajaran ini melibat- ganda, soal esai, soal menjodohkan, soal
kan guru dan peserta didik yang saling penugasan, jenis soal untuk kemampuan
berkomunikasi lewat online dikarenakan berpikir kritis, jenis soal untuk kemam-
jarak antara guru dan peserta didik yang puan memecahkan masalah; (3) produk
berjauhan maka dari itu diciptakan pem- pengembangan dalam penelitian ini
belajaran online, pembelajaran ini dibi- berupa perangkat evaluasi berdasarkan
dang mata pelajaran matematika. Hasil taksonomi SOLO kompetensi menulis
penelitian yang dilakukan oleh Holmes dan membaca. Isi perangkat evaluasi
(2004) adalah mendapatkan data berupa berdasarkan taksonomi SOLO kompetensi
pengelompokan peserta didik yang sesuai menulis dan membaca berupa konseptual
penalaran taksonomi SOLO yaitu tingkat- materi, kisi-kisi evaluasi, kartu soal, paket
an unistruktural (52%), tingkatan mul- soal lengkap dengan petunjuk pengerjaan,
tistruktural (19,3%), tingkatan rasional kunci jawaban dan rubrik penilaian dan
(30,1%), dan tingatan abstrak (2,6%). peskoran; dan (4) perangkat evaluasi ber-
dasarkan taksonomi SOLO kompetensi
Keterbatasan Penelitian menulis dan membaca dilihat dari validi-
Penelitian ini telah diusahakan agar tas, reabilitas, indeks tingkat kesukaran,
sesuai dengan prosedur penelitian yang dan daya pembeda soal.
digunakan. Namun demikian, tidak da- Saran peneliti berkenaan dengan ha-
pat dimungkiri bahwa terdapat banyak sil penelitian pengembangan perangkat
kekurangan dan keterbatasan. Perlu di- evaluasi berdasarkan taksonomi SOLO
ungkapkan di sini agar tidak terjadi ke- kompetensi menulis dan membaca antara
sesatan dalam penggunaan hasilnya. Ke- lain: (1) perangkat evaluasi berdasarkan
terbatasan yang dimaksud menyangkut taksonomi SOLO kompetensi menulis
beberapa aspek, yaitu 1) sumber data dan membaca dibutuhkan guru untuk
penelitian, 2) instrumen penelitian, 3) isi digunakan dalam pembelajaran. Oleh
panduan, 4) latar pengisian angket ke- karena itu, perangkat evaluasi dpat di-
butuhan, dan 5) penyusunan panduan. manfaatkan untuk uji kompetensi menulis
Uraian dari kelima aspek adalah sebagai dan membaca. Selain itu, diharapkan pula
berikut. dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran
membaca maupun menulis baik aspek ke-
sastraan maupun nonsastra; (2) perangkat
evaluasi berdasarkan taksonomi SOLO

LITERA, Volume 13, Nomor 1, April 2014


77

ini masih mungkin untuk dikembangkan Dahmani. 2012. “Automatic Evaluation


lebih lanjut seiring dengan berkembang- Learners with Odala: Application to
nya kebutuhan guru, kebutuhan zaman, Releation Database E-Learning”. Interna-
dan berkembangnya ilmu pengetahuan tional Journal of Computational System.
dan teknologi bidang pendidikan. Vol 03 no. 03. Hal 357-365.
Dharma, Surya. 2009. Profil dan Masa
UCAPAN TERIMA KASIH Depan Pendidikan. Jakarta: Balitbang
Peneliti ini mengucapkan terima kasih Depdiknas.
kepada Direktur Pembinaan Penelitian Djiwardono, M. Soenardi. 2008. Tes Bahasa
dan Pengabdian pada Masyarakat (P3M) Pegangan bagi Pengajar Bahasa. Malang:
Ditjen Dikti, Kemendikbud, atas keper- Universitas Negeri Malang.
cayaan yang diberikan untuk melaksana- Borg, Walter R., Gall, Meredith D., dan
kan proyek penelitian ini. Ucapan terima Joyce P. Gall. 1983. Educational Research
kasih disampaikan juga kepada Ketua An Introduction. New York: Pearson
Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Education, Inc.
Masyarakat (LP2M) UNNES, yang telah Hamalik, Oemar. 2008. Perencanaan Pen-
berkenan memberikan fasilitas kemudah- gajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.
an dalam hal pengurusan izin penelitian Jakarta: Bumi Aksara.
serta memberikan pengarahan untuk Holmes, Kathryn. 2004. “Analysis of
penyelesaian penelitian ini. Asynchronous Online Discussion us-
Penghargaan khusus, sekalipun hanya ing the SOLO Taxonomy A paper for
berupa kata-kata, tim peneliti ini tujukan presentation at the Australian Associa-
kepada subjek penelitian yang telah me- tion for Educational Research Annual
luangkan waktu untuk diajak berdialog Conference.” Melbourne: University
saat pengumpulan data. Penghargaan of Newcastle. Educational and Develop-
tersebut juga tim peneliti ini sampaikan ment Journal : Nov-Dec 2004.
kepada rekan-rekan sekantor yang telah Kayanni, Muhammad Abid Husain,
berkenan sebagai teman berdiskusi berke- Muhammad Ajmal, Fazalur Rahman.
naan dengan masalah pengembangan 2010. “Teacher’s Perseption Regarding
perangkat evaluasi. Examination Based SOLO Taxonomy”
International Journal of Academic Re-
DAFTAR PUSTAKA search. Vol. 2, No. 6, November 2010,
Alsaadi, Aziza. 2001. “A Comparison of Hal 208-211.
Primary Mathematics Curriculum Hong, Joe et al. 2002. “Applying the Struc-
England and Qatar: The SOLO Tax- ture of the Observed Learning Out-
onomy.” University of Surrey Roehamp- comes (SOLO) Taxonomy on Student’s
ton: available. Learning Outcomes: an empirical
Bigg, J. B. dan Collis. 1982. Evaluating The study. Hongkong: University of Hong-
Quality of Learning: The Solo Taxonomy. kong.” Journal International: Assessment
New York: Akademik Press Inc. & Evaluation in Higher Education, Vol.
Bloom, Benyamin S. 1979. Taksonomy of 27, No. 6.
Educational Objectives (The Clasifica- Kenny, John. 2002. SOLO Taxonomy. New
tion of Educational Goals) Handbook 1 York: RMIT University.
Cognitive Domain. London: Longman
Group Ltd.

Pengembangan Perangkat Evaluasi Berdasarkan Taksonomi ...

You might also like