Mikrofosil Mikropaleontologi

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 5

Mulyono, Bima Nur.

Jenis – jenis Mikrofosil

JENIS JENIS MIKROFOSIL

Bima Nur Mulyono1, Canra Sipayung2, Diko Atma Suganda3, Nadia Lusiana Simanulang 4, Risky Akis
Lajona5, Sulastri Napitupulu6

1
Program Studi Teknik Geologi, Jurusan Teknologi Industri, Institut Teknologi Sumatera

e-mail : Bima.15117026@student.itera.ac .id

Abstract

The micropaleontology branch of Palenteology specifically discusses all the remains of organisms
commonly called micro-fossils. The ones discussed include microfossils, classification, morphology,
ecology and their importance to stratigraphy. Understanding of Microfossils According to Jones (1936)
Every fossil (usually small) for study the properties and structure carried out under a microscope.
Generally fossils are more than 5 mm in size but some are up to 19 mm in size. Microfossils can be used
to determine the age of a rock on the surface of the earth because microfossils have a very old age and
have been around since the precambrium. The microfossils also have different types, all of which are
present in different geological time scales for which microfossils can be used as age in rocks.
Microfossils can also be used as a determinant of depositional environment because the living habitat of
microfossils is very diverse and the dispersion is evenly distributed in each rock layer. It is also used by
geologists to explore various natural resources such as oil, and coal by determining the presence of these
microfossils. The purpose of this practice is to understand and understand various types of microfossils
and can determine the environment and environmental indicators. the driver.

Keywords: Microfossils, Bentonics, Planktonics, indicators, age

Abstrak

Mikropalenteologi cabang ilmu palenteologi yang khusus membahas semua sisa-sisa organisme yang
biasa disebut mikro fosil.yang dibahas antara lain adalah mikrofosil, klasifikasi, morfologi, ekologi dan
mengenai kepentingannya terhadap stratigrafi.Pengertian Mikrofosil Menurut Jones (1936)Setiap fosil
(biasanya kecil) untuk mempelajari sifat-sifat dan strukturnya dilakukan di bawah mikroskop. Umumnya
fosil ukurannya lebih dari 5 mm namun ada yang berukuran sampai 19 mm. Mikrofosil dapat digunakan
sebagai penentuan umur suatu batuan yang ada di permukaan bumi karena mikrofosil memiliki usia yang
sangat tua dan sudah ada sejak masa precambrium. Mikrofosil tersebut pun juga memiliki jenis – jenis
yang berbeda yang kesemuanya hadir dalam skala waktu geologi yang berbeda pula untuk itu mikrofosil
dapat dijadikan penetu umur dalam batuan. Mikrofosil juga dapat digunakan sebagai penentu
lingkungan pengendapan karena habitat hidup microfosil sangat beragam dan mpersebaranya merata di
setiap lapisan batuan. Hal tersebut pula yang digunakan para ahli geologi untuk melakukan eksplorasi
berbagai sumber daya alam seperti minyak bumi, dan batu bara dengan menentukan keberadaan
mikrofosil tersebut.Tujuan dari pelaksanaan praktikum kali ini adalah untuk memahami dan mengerti
berbagai jenis mikrofosil serta dapat menentukan lingkungan hidup dan indikator lingkungan
pengendapanya.

Kata Kunci : Mikrofosil, Bentonik, Planktonik, indikator, usia

1
Mulyono, Bima Nur. Jenis – jenis Mikrofosil

1. PENDAHULUAN

Mikropalenteologi cabang ilmu palenteologi yang khusus membahas semua sisa-sisa organisme
yang biasa disebut mikro fosil.yang dibahas antara lain adalah mikrofosil, klasifikasi, morfologi,
ekologi dan mengenai kepentingannya terhadap stratigrafi.Pengertian Mikrofosil Menurut Jones
(1936)Setiap fosil (biasanya kecil) untuk mempelajari sifat-sifat dan strukturnya dilakukan di
bawah mikroskop. Umumnya fosil ukurannya lebih dari 5 mm namun ada yang berukuran
sampai 19 mm.Mikrofosil merupakan fosil yang berukuran kecil, didefinisikan berukuran kurang
dari 2 mm ( lebih kecil dari pasir kasar). Dengan ukuran yang kecil ini, maka analisa detail
dalam identifikasinya memerlukan alat optic pembesar khusus, seperti mikroskop. Terdapat
sepuluh kelompok mikrofosil yang dapat umum digunakan, yaitu : diatoms, dinoflagelata,
commons algae, spore, pollen, nanoplankton, radiolarian, foraminifera, conodont, dan
ostracoda. Mikrofosil umum digunakan untuk penentuan umur dan lingkungan pengendapan.
Oleh karena itu perlu diketahui bentuk hiduonya, ;planktonik, bentonik, atau bentuk hidup
lainya. Mikrofosil dapat digunakan sebagai penentuan umur suatu batuan yang ada di permukaan
bumi karena mikrofosil memiliki usia yang sangat tua dan sudah ada sejak masa precambrium.
Mikrofosil tersebut pun juga memiliki jenis – jenis yang berbeda yang kesemuanya hadir dalam
skala waktu geologi yang berbeda pula untuk itu mikrofosil dapat dijadikan penetu umur dalam
batuan. Mikrofosil juga dapat digunakan sebagai penentu lingkungan pengendapan karena
habitat hidup microfosil sangat beragam dan mpersebaranya merata di setiap lapisan batuan. Hal
tersebut pula yang digunakan para ahli geologi untuk melakukan eksplorasi berbagai sumber
daya alam seperti minyak bumi, dan batu bara dengan menentukan keberadaan mikrofosil
tersebut.Tujuan dari pelaksanaan praktikum kali ini adalah untuk memahami dan mengerti
berbagai jenis mikrofosil serta dapat menentukan lingkungan hidup dan indikator lingkungan
pengendapanya. Metode – metode yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu menggunakan
plastisin yang dibentuk menyerupai bentuk mikrofosil yang telah di sediakan di dalam modul,
untuk gambar mikrofosil yang ada di dalam modul tersebut kita harus menentukan lingkungan
pengendapanya serta menentukan umur indikator , apakah mikrofosil tersebut dapat digunakan
sebagai indikator umur atau tidak. Hasil dari praktikum tersebut adalah terciptanya rekonstruksi
mikrofosil yang sudah dibentuk dan kita dapat menentukan indikator umur serta lingkungan
pengendapan dari mikrofosil tersebut.serta dapat diperoleh kesimpulan yang akan kita bahas
nantinya. dalam praktikum ini mahasiswa diharuskan dapat membedakan secara morfologi dari
10 kelompok fosil tersebut dalam gambar dan deskripsi visual dan rupa 3D.

2
Mulyono, Bima Nur. Jenis – jenis Mikrofosil

2. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari praktikum yang sudah dilaksanakan kami mendapatkan hasil yang akan di bahas di bab ini
yaitu dengan menentukan lingkungan pengendapan dan indikator umur dari 10 jenis mikrofosil
yang telah di berikan dari mikrofosil plantonik dan bentonik

1. Diatoms Planktonik

Gambar 1. Diatoms Planktonik

Diatoms planktonik memiliki bentuk yang membundar tidak ada yang menyudut , hidup secara
planktonik, hidup di lingkungan yang memiliki air yang segar serta dapat digunakan untuk
indikator penentuan umur batuan.

2. Dinoflagelata Planktonik

Gambar 2. Dinoflagelata Planktonik

Dinoflagelata planktonik memiliki bentuk membundar namun memiliki semacam tanduk


meruncing di setiap sisi nya walaupun tidak semua jenis Dinoflagelata memiliki tanduk. Hidup
di lingkungan air segar dan dapat digunakan untuk indikator penentuan umur.

3
Mulyono, Bima Nur. Jenis – jenis Mikrofosil

3. Common Algae Planktonik

Gambar 3. Common Algae Planktonik

Common Algae planktonik memiliki bentuk seperti pil. Hidup di lingkungan air segar dan dapat
digunakan untuk indikator penentuan umur.

4. Spora

Spora memiliki lingkungan pengendapan di daerah terrestrial serta tidak dapat digunakan
sebagai indikator penentu umur.

5. Pollen

Pollen sama seperti spora memiliki lingkungan pengendapan di daerah terrestrial serta tidak
dapat digunakan sebagai indikator penentu umur.

6. Nanoplankton

Nanoplankton memiliki lingkungan pengendapan di daerah marine serta tidak dapat digunakan
sebagai indikator penentu umur.

7. Radiolaria Planktonik

Radiolaria memiliki lingkungan pengendapan di daerah marine namun dapat digunakan sebagai
indikator penentu umur.

8. Foraminifera Planktonik

Foraminifera memiliki lingkungan pengendapan di daerah marine, dapat digunakan sebagai


indikator penentu umur.

4
Mulyono, Bima Nur. Jenis – jenis Mikrofosil

3. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan serta praktikum yang sudah dilaksanakan kami mendapatkan
kesimpulan bahwa mikrofosil memiliki 10 jenis diantaranya adalah diatoms, dinoflagelata,
commons algae, spore, pollen, nanoplankton, radiolarian, foraminifera, conodont, dan
ostracoda. Dari kesepuluh mikrosofil tersebut memiliki 2 bentuk hidup yaitu planktonik dan
bentonik dimana kedua bentuk hidup tersebut memiliki perbedaan yaitu pada mikrofosil
plantonik bentuk hidup mikrofosil tersebut melayang – laying dipermukaan serta memiliki
bentuk yang pipih yang memudahkan mikrofosil tersebut bergerak sedangkan mikrofosil
memiliki bentuk hidup yaitu hanya di dasar permukaan yang membundar dan lancip untuk
menancapkan tubuhnya agar tidak terombang ambing ombak lautan. Mikrofosil bentonik lebih
signifikan dalam penentuan umur dan lingkungan pengendapan karena dia hidup dipermukaan
dasar untuk itu ketika ia mati mikrofosil tersebut akan tetap mati di tempat asalanya atau
biococonose.

4. REFERENSI

[1] reguer, P.; Nelson, D. M.; Van Bennekom, A. J.; Demaster, D. J.; Leynaert, A.; Queguiner,
B. (1995).

[2] Barron, J.A. (2003). Appearance and extinction of planktonic diatoms during the past 18 m.y.
in the Pacific and Southern oceans.

[3] Scherer, R.P., Gladenkov, A.Yu., and Barron, J.A. (2007). Methods and applications of
Cenozoic marine diatom biostratigraphy. "Paleontological Society Papers"

[4] Baldauf, J.G. (1993). Middle Eocene through early Miocene diatom floral turnover. In:
Prothero D., Berggren, W.H., (eds.), "Eocene-Oligocene climatic and biotic evolution",
Princeton University Press, Princeton, NJ, USA

[5] Modul Praktikum Mikropaleontologi, Institut Teknologi Sumatera 2019.

You might also like