Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 55

LAPORAN PRAKTIK PROFESI

KEPERAWATAN MATERNITAS
DI RUANG TULIP RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU

DISUSUN OLEH :

NAMA : DEVI AFRIZA


NIM 1911438037

PEMBIMBING AKADEMIK: Ns. SRI UTAMI M. Biomed

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS RIAU
2020
LITERATUR RIVIEW 5 JUDUL

DI RUANG TULIP RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU

DISUSUN OLEH :

NAMA : DEVI AFRIZA


NIM 1911438037

PEMBIMBING AKADEMIK: Ns. SRI UTAMI M. Biomed

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS RIAU
2020
JURNAL KEBIDANAN
Vol 5, No 1, Januari 2019 : 86-91

TEKNIK RELAKSASI GENGGAM JARI TERHADAP


NYERI POSTSECTIO CAESAREA
Nita Evrianasari1), Nova Yosaria2), Anissa Ermasari3)

1Prodi DIV Kebidanan Universitas Malahayati Bandar Lampung


Email: nita.nuninosa@gmail.com
2Dinas Kesehatan Kota Metro

Email: novayosa87@gmail.com
3Prodi DIV Kebidanan Universitas Malahayati Bandar Lampung

Email: anisa.as296@gmail.com

ABSTRACT

Demand for caesareasectio in a number of developing countries jumps rapidly every year. Based on the
results of prasurvey that researchers have done in February 2018 at RSUD A. Yani Metro City found 10 mothers
with Sectio Caesarea, where 7 people (70%) said the pain was great after Sectio Caesarea causing the mother
afraid to move, 3 people (30%) said mild pain after Sectio Caesarea but did not result in the mother afraid to
move. The purpose of this study is to know the effect of hand-held relaxation techniques on post-caesarean pain
in RSUD A. Yani Metro City in 2018.
Quantitative Research Type, research design pre experiment method with one group pretest posttest
approach. the population in this study was 61 people. Sample as many as 20 post sectiocaesarea mother, With
purposive sampling sampling technique. Data analysis with T-test.
The results showed the average pain before intervention was 6.30, the average pain after intervention was
4.25. There is the effect of finger hand relaxation techniques on pain of Post Sectio Caesarea in RSUD A. Yani
Metro City in 2018 based on the results of t test obtained p value 0,000 <α (0,05). It is recommended for health
workers, especially midwives, to do finger hand relaxation techniques as an alternative to reducing pain in post-
SC mothers.

Keywords : Hand grip relaxation technique, Pain, Post Sectio Caesarea

ABSTRAK

Permintaan sectio caesarea di sejumlah negara berkembang melonjak pesat setiap tahunnya. Angka
persalinan SC di provinsi Lampung tahun 2016 sekitar 4,8%, angka kejadian secsio caesarea di Kota Bandar
Lampung pada tahun 2016 adalah 3.991 dari 169.000 persalinan (2,3%) dari seluruh persalinan. Berdasarkan
hasil prasurvey yang telah peneliti lakukan pada Bulan Agustus tahun 2017 di RSUD A. Yani Kota Metro
didapatkan 10 ibu bersalin dengan Sectio Caesarea, dimana 7 orang (70%) mengatakan nyeri sangat hebat
setelah Sectio Caesarea sehingga menyebabkan ibu takut untuk bergerak, 3 orang (30%) mengatakan nyeri
ringan setelah Sectio Caesarea tetapi tidak mengakibatkan ibu takut untuk bergerak. Tujuan dari penelitian ini
adalah diketahui adanya Pengaruh Teknik Relaksasi Genggam Jari Terhadap Nyeri PostSectio Caesarea di
RSUD A. Yani Kota Metro tahun 2018.
Jenis Penelitian Kuantitatif, rancangan penelitian metode pra eksperimen dengan pendekatan one group
pretest posttest. populasi dalam penelitian ini adalah 61 orang. Sampel sebanyak 20 orang ibu post Sectio
Caesarea diambil dengan teknik purposive sampling. Analisa data dengan uji T-test.
Hasil penelitian menunjukan rata-rata nyeri sebelum intervensi sebesar 6.30, rata-rata nyeri setelah
intervensi sebesar 4.25. Ada pengaruh teknik relaksasi genggam jari terhadap nyeri Post Sectio Caesarea di
RSUD A. Yani Kota Metro berdasarkan hasil uji t didapat p value 0,000 < α (0,05). Disarankan bagi tenaga
kesehatan khususnya bidan agar melakukan teknik relaksasi genggam jari sebagai salah satu alternative
penurunan nyeri pada ibu post SC.

Kata Kunci : Teknik relaksasi genggam jari, Nyeri, Pasca Operasi Sectio Caesarea
Teknik Relaksasi Genggam Jari Terhadap Nyeri Postsectio Caesarea 87

PENDAHULUAN kesakitan. Ketidaknyamanan atau nyeri merupakan


Persalinan normal menurut WHO (2010) keadaan yang harus diatasi dengan manajemen
adalah persalinan yang dimulai secara spontan, nyeri, karena kenyamanan merupakan kebutuhan
berisiko rendah pada awal persalinan, dan tetap dasar manusia. (Petasik et all, 2013)
demikian selama proses persalinan, bayi lahir Manajemen nyeri dapat dilakukan dengan
secara spontan dalam presentasi belakang kepala beberapa tindakan atau prosedur baik secara
pada usia kehamilan 37-42 minggu lengkap dan farmakologis maupun non farmakologis. Prosedur
setelah persalinan ibu maupun bayi berada dalam secara farmakologis dilakukan dengan pemberian
kondisi sehat. (Oktarina, 2015) analgesik, yaitu untuk mengurangi atau
Banyak jenis persalinan seperti persalinan menghilangkan rasa nyeri, sedangkan secara non
normal dan melalui sectio caesarea, dimana setiap farmakologis dapat dilakukan dengan cara
persalinan pasti mengalami nyeri baik pervaginam relaksasi, teknik pernapasan,
maupun persalinan secara operasi seperti sectio pergerakan/perubahan posisi, massage,
caesarea (SC). Persalinan SC dapat menimbulkan akupressur, terapi panas/dingin, hypnobirthing,
sensasi nyeri yang bukan lagi nyeri fisiologis dari musik, dan TENS (Transcutaneous ElectricalNerve
persalinannya tetapi juga nyeri dari luka sayatan Stimulation) (Potter,Perry 2005).
pada area yang dibedah (Prawirohardjo, 2009). Salah satu manajemen nyeri secara non-
Menurut World Health Organization (WHO) farmakologis yang dapat dilakukan adalah teknik
standar rata-rata sectio caesarea di negara relaksasi genggam jari. Teknik relaksasi genggam
berkembang adalah sekitar 5-15% per 1000 jari merupakan cara yang mudah untuk mengelola
kelahiran, Tindakan SC di rumah sakit pemerintah emosi dan mengembangkan kecerdasan
rata-rata sekitar 11% sementara di rumah sakit emosional. Di sepanjang jari-jari tangan terdapat
swasta bisa lebih dari 30%. Di Amerika Serikat saluran atau meridian energi yang terhubung
dilaporkan setiap tahunnya terjadi peningkatan dengan berbagai organ dan emosi. Titik-titik refleksi
Sectio Caesarea dimana terdapat 27% dari seluruh pada tangan memberikan rangsangan secara
proses melahirkan dilakukan SC dan dari angka refleks (spontan) pada saat genggaman.
tersebut 19,1% merupakan sectio caesarea primer, Rangsangan tersebut akan mengalirkan semacam
dari laporan dinyatakan bahwa sectio caesarea gelombang kejut atau listrik menuju otak.
primer terbanyak tanpa komplikasi. Angka ini Gelombang tersebut diterima otak dan diproses
meningkat masing-masing 49,7% dan 51% dengan cepat diteruskan menuju saraf pada organ
(Sulistyawati, Nugraheny, 2010). Pada tahun 2012 tubuh yang mengalami gangguan, sehingga
angka kejadian sectio caesarea mencapai 26,1%, sumbatan di jalur energi menjadi lancer. Teknik
angka tertinggi yang pernah tercatat di Amerika relaksasi genggam jari membantu tubuh, pikiran
Serikat. dan jiwa untuk mencapai relaksasi. Dalam keadaan
Pada tahun 70an persalinan dengan sectio relaksasi secara alamiah akan memicu pengeluaran
caesarea atas dasar permintaan sebesar 5%, kini hormon endorfin, hormon ini merupakan analgesik
lebih dari 50% ibu hamil menginginkan operasi alami dari tubuh sehingga nyeri akan berkurang.
sectio caesarea. Menurut WHO, peningkatan Asuhan kebidanan pasca persalinan yang
persalinan dengan operasi sesar di seluruh negara meliputi biologis, psikologis, sosial, dan spiritual
terjadi semenjak tahun 2007- 2008 yaitu 110.000 diperlukan untuk meningkatkan status kesehatan
per kelahiran diseluruh Asia, Novita, D., Donel, S., ibu dan anak terutama pada masa nifas. Masa nifas
& Nurlisis, N. (2018)). Hasil Riskesdas tahun 2013 merupakan masa yang relatif tidak komplek
menunjukkan kelahiran dengan metode operasi dibandingkan dengan kehamilan, masa nifas
sesar sebesar 9,8 persen dari total 49.603 kelahiran ditandai oleh banyaknya perubahan fisiologi. Pada
sepanjang tahun 2010 sampai dengan 2013. masa nifas ini berbagai komplikasi persalinan post
Kejadian Sectio caesarea di Provinsi Lampung sectio caesarea dapat dialami oleh ibu, dan apabila
tahun 2016 sekitar 4,8%, dan angka kejadian di tidak segera ditangani dengan baik akan memberi
Kota Bandar Lampung adalah 3.991 dari 169.000 kontribusi yang cukup besar terhadap tingginya
persalinan (2,3%) dari seluruh persalinan (Dinkes angka kematian ibu di Indonesia.
Provinsi Lampung, 2016). Berdasarkan hasil prasurvey yang telah
Rasa nyeri pada proses pembedahan sectio peneliti lakukan pada bulan Agustus tahun 2018 di
caesarea merupakan respon nyeri yang dirasakan RSUD A. Yani Kota Metro didapatkan 10 ibu
oleh pasien yang efek samping setelah menjalani bersalin dengan sectio caesarea, dimana 7 orang
suatu operasi. Nyeri yang disebabkan oleh operasi (70%) mengatakan nyeri sangat hebat setelah
biasanya membuat pasien merasa sangat sectio caesarea sehingga menyebabkan ibu takut

Jurnal Kebidanan Volume 5, Nomor 1, Januari 2019


88 Nita Evrianasari, Nova Yosaria, Anissa Ermasari

untuk bergerak, 3 orang (30%) mengatakan nyeri Populasi dalam penelitian ini adalah ibu
ringan setelah sectio caesarea tetapi tidak bersalin dengan sectio caesarea di RSUD A.Yani
mengakibatkan ibu takut untuk bergerak, Kota Metro pada periode bulan Oktober 2017.
dibandingkan dengan RS Muhammadiyah Kota Sampel diambil dengan tekhnik purposif sampling
Metro yang hanya terdapat 5 ibu bersalin dengan dengan kriteria inklusi 1) 7-8 Jam post pemberian
sectio caesarea, dimana 3 orang (60%) analgetik 2)Mendapat analgetika sammefenamat
mengatakan nyeri hebat setelah sectio caesarea dan Kriteria Eksklusi 1) Pasien dengan kaku otot.
sehingga menyebabkan ibu takut untuk bergerak, 2 Didapatkan sampel sebanyak 20 responden.
orang (40%) mengatakan nyeri ringan setelah Tekhnik genggam jari dilakukan dengan cara
sectio caesarea tetapi tidak mengakibatkan ibu Genggam ibu jari selama kurang lebih 3 menit
takut untuk bergerak. dengan bernapas secara teratur, untuk kemudian
seterusnya satu persatu beralih ke jari selanjutnya
METODE PENELITIAN dengan rentang waktu yang sama, setelah kurang
Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah lebih 15 menit, alihkan tindakan untuk tangan yang
kuantitatif dengan pendekatan pra eksperimen lain danlakukanjugaselama 15 menit.
dengan rancangan one group pretest-posttest Pengukuran tingkat nyeri dengan
design. Prosedur penelitian ini dengan memberikan menggunakan skala nyeri numerik (0-10).
intervensi kepada responden yang akan dilakukan Tekhnik analisa data yang digunakan adalah
tindakan perlakuan dan membandingkan hasil dari uji statistik “Uji T - testdependent”. H0 ditolak jika p-
pengukuran sebelum dan sesudah dilakukan value ≤ 0,05 berarti ada pengaruh yang signifikan
intervensi. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus antara kedua variabel yang diteliti dan H0 gagal
2017 s.d. Februari 2018 ditolak jika p-value ≥ 0,05 berarti tidak ada
pengaruh yang signifikan (Hastono, 2007).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Tabel 1 Karakteristik Responden

Nyeri Nyeri
No Usia Frekuensi Presentase (%) Penurunan
Sebelum Sesudah
1 < 20 tahun 0 0
2 20-30 tahun 14 70.0 6.5 4.4 2.1
3 >30 tahun 6 30.0 6.0 4.0 2.0
Total 20 100.0
No Paritas Frekuensi Presentase (%)
1 G1P0A0 4 20.0 7.5 5.4 2.1
2 G2P1A0 12 60.0 6.0 4.0 2.0
3 G3P2A0 4 20.0 6.0 4.0 2.0
Total 20 100.0
No Pendidikan Frekuensi Presentase (%)
1 SMA 13 65.0 6.4 4.4 2.0
2 D3 4 20.0 6.0 4.0 2.0
3 S1 3 15.0 6.0 4.0 2.0
Total 20 100.0

Karakteristik usia responden yang paling sebesar 7.5 dan nyeri sesudah intervensi sebesar
tinggi mengalami penurunan nyeri adalah ibu 5.4, karakteristik pendidikan semua rata-rata
dengan usia 20-30 tahun dimana rata–rata penurunan nyeri yang dialami ibu sama yaitu 2.0
penurunan nyeri sebesar 2.1 dengan nyeri sebelum Pada Tabel 2 dibawah nilai rata-rata nyeri
intervensi sebesar 6.5 dan nyeri sesudah intervensi sebelum diberikan intervensi sebesar 6,30 dengan
sebesar 4.4, karakteristik paritas yang paling tinggi nilai median 6,00, standar deviasi sebesar 0,657,
mengalami penurunan nyeri adalah ibu dengan hasil rata-rata terendah atau hasil minimal yaitu
paritas pertama dimana rata-rata penurunan nyeri sebesar 6 dan hasil jumlah tertinggi atau hasil
sebesar 2.1 dengan nyeri sebelum intervensi maximal sebesar 8.

Jurnal Kebidanan Volume 5, Nomor 1, Januari 2019


Teknik Relaksasi Genggam Jari Terhadap Nyeri Postsectio Caesarea 89

Tabel 2 Rata-Rata Nyeri Sebelum Dilakukan Teknik Relaksasi Genggam Jari

Variabel N Mean Median SD Min Max


Hasil Pengukuran nyeri sebelum intervensi 20 6,30 6,00 0,657 6 8

Tabel 3 Rata-Rata Nyeri Sesudah Dilakukan Teknik Relaksasi Genggam Jari

Variabel N Mean Median SD Min Max


Hasil Pengukuran nyeri 20 4,25 4,00 0,639 4 6
sesudah intervensi

Nilai mean ataunilai rata-rata nyeri sesudah rata-rata terendah atau hasil minimal yaitu sebesar
diberikan intervensi sebesar 4,25, dengan nilai 4 dan hasil jumlah tertinggi atau hasil maximal
median 4,00, standar deviasi sebesar 0,639, hasil sebesar 6.

Analisa Bivariat
Tabel 4 Pengaruh Teknik Relaksasi Genggam Jari Terhadap Nyeri PostSectio Caesarea

Hasil Pengukuran nyeri N Mean SD SE P value


Sebelum 20 6,30 0,657 0,147
0.000
Sesudah 20 4,25 0,639 0,143

Hasil uji t didapat p value0,000 ≤ α (0,05) tindakan pembedahan. Pembedahan merupakan


artinya H0 ditolak dan Ha diterima, yang berarti ada suatu peristiwa yang bersifat bifasik terhadap tubuh
pengaruh teknik relaksasi genggam jari terhadap manusia yang berimplikasikan pada pengelolaan
nyeri postsectio caesarea di RSUD A. Yani Kota nyeri. Lama waktu pemulihan pasien post operasi
Metro tahun 2018. normalnya terjadi hanya dalam satu sampai 2 jam,
sehingga pasien akan merasakan nyeri yang hebat
PEMBAHASAN pada 2 jam pertama sesudah operasi karena
Hasil penelitian diketahui bahwa dari 20 pengaruh obat anastesi sudah hilang, dan pasien
responden penelitian, diperoleh hasil nilai mean sudah keluar dari kamar sadar (Potter et all, 2005).
atau nilai rata-rata nyeri sebelum diberikan Manajemen nyeri mempunyai beberapa
intervensi sebesar 6,30 dengan nilai median 6,00, tindakan atau prosedur baik secara farmakologis
standar deviasi sebesar 0,657, hasil rata-rata maupun non farmakologis. Prosedur secara
terendah atau hasil minimal yaitu sebesar 6 dan farmakologis dilakukan dengan pemberian
hasil jumlah tertinggi atau hasil maximal sebesar analgesik, yaitu untuk mengurangi atau
8.Sedangkan nilai rata-rata nyeri sesudah diberikan menghilangkan rasa nyeri. Sedangkan secara non
intervensi sebesar 4,25, dengan nilai median 4,00, farmakologis dapat dilakukan dengan cara relaksasi
standar deviasi sebesar 0,639, hasil rata-rata dengan menggunakan aromaterapi, teknik
terendah atau hasil minimal yaitu sebesar 4 dan pernapasan, pergerakan/perubahan posisi,
hasil jumlah tertinggi atau hasil maksimal sebesar 6. massage, akupressur, terapi panas/dingin,
Berdasarkan teori rasa nyeri merupakan hypnobirthing, musik, dan TENS (Transcutaneous
sebagai pengalaman sensori dan emosional yang ElectricalNerve Stimulation) (Potter, et all 2005).
tidak menyenangkan yang berhubungan dengan Tekhnik genggam jari merupakan salah satu
kerusakan jaringan aktual atau potensial. Proses praktik yang dapat membatu meredakan nyeri.
kerusakan jaringan diteruskan ke sistem saraf pusat Tekhnik genggam jari dapat menghilangkan secara
dan menimbulkan sensasi nyeri. Penilaian nyeri cepat Khawatir, rasa takut, marah dan kesedihan.
tidak dapat lepas dari subjektivitas klien. Untuk Masing-masing genggaman jari memiliki manfaat
membantu manajemen nyeri agar dapat lebih tersendiri, diantaranya, genggaman pada ibu jari
objektif, maka dibuat skala kuantitas (Mander, bermanfaat untuk mengurangi kekhawatiran,
2003). manfaat tambahan untuk depresi, kebencian,
obsesi, kecemasan, perlindungan diri, hingga
Nyeri merupakan salah satu keluhan
merevitalisasi kelelahan fisik. Genggaman pada jari
tersering pada pasien setelah mengalami suatu
telunjuk memiliki tujuan utama untuk mengurang

Jurnal Kebidanan Volume 5, Nomor 1, Januari 2019


90 Nita Evrianasari, Nova Yosaria, Anissa Ermasari

rasa takut, selian itupun dapat membantu pada nosiseptor ke substansi gelatinosa (pintu gerbang)
kondisi depresi, frustasi, maslah pencernaan, di medula spinalis untuk selanjutnya melewati
eliminasi, dan ketidaknyamanan. Genggaman pada thalamus kemudian disampaikan ke kortek serebri
jari tengah secara umum berfungsi untuk mengatasi dan di interpretasikan sebagai nyeri. Perlakuan
kemarahan, dan memiliki manfaat tambahan untuk relaksasi genggam jari akan menghasilkan impuls
mengurangi rasa mudah tersinggung, tidak stabil, yang dikirim melalui serabut saraf aferen nosiseptor
kelelahan umum dan ketidaknyamanan pada dahi. - non nosiseptor.Serabut saraf non nosiseptor
Genggaman pada jari manis berfungsi secra umum mengakibatkan “pintu gerbang” tertutup sehingga
untuk mengatasi rasa kesedihan, fungsi tambahan stimulus nyeri terhambat dan berkurang.Teori two
untuk mengatasi perasaan negatif, kenyaman gate control menyatakan bahwa terdapat satu pintu
pernafasan dan ketidaknyaman pada telinga. “pintu gerbang” di thalamus mengakibatkan
Semantara itu, genggaman pada jari kelingking stimulasi yang menuju konteks serebri terhambat
mempinyai manfaat untuk mengurangi rasa tidak sehingga intensitas nyeri berkurang untuk kedua
nyaman, releksasi dan gangguan pada pencernaan. kalinya (Pinandita, 2012).
(Henderson, 2007) Berdasarkan teori gate-control menjelaskan
Hasil Penelitian ini sejalan dengan penelitian bahwa teori gate control bahwa stimulasi kulit akan
yang telah dilakukan oleh Pinandita (2012).Dengan mengaktifkan tranmisi serabut saraf sensori A-Beta
judul “Pengaruh Teknik Relaksasi Genggam Jari yang lebih besar dan lebih cepat. Apabila terdapat
Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Pada Pasien impuls yang ditransmisikan oleh selaput
Post Operasi Laparatomi RS.PKU Muhammadiyah berdiameter besar karena adanya stimulasi kulit,
Gombong” didapatkan hasil pada kelompok sentuhan, getaran, hangat dan dingin serta
eksperimen, intensitas nyeri pre tes memiliki mean sentuhan halus, maka impuls ini akan menghambat
6.64 dan intensitas nyeri post test memiliki mean impuls dari serabut berdiameter kecil di area
4.88.Pada kelompok kontrol, intensitas nyeri pre tes substansia galatinosa, sehingga tubuh tidak akan
memiliki mean 6.58 dan intensitas nyeri post test merasakan nyeri (Oktarina, 2018)
memiliki mean 6.47. Perbedaan rata-rata intensitas Hasil Penelitian ini sejalan dengan penelitian
nyeri pre testposttest pada kelompok eksperimen yang telah dilakukan oleh Ma’rifah, (2015) tentang
adalah 1.764 dan perbedaan rata-rata intensitas efektifitas relaksasi genggam jari terhadap
nyeri pre testposttest pada kelompok kontrol adalah penurunan skala nyeri pada pasien Post Operasi
0.117. Berdasarkan harga signifikansi (p), dimana Sectio Caesarea di RSUD Prof. Dr. Margono
nilai p=0.000, dimana nilai tersebut (p < 0.05), Soekardjo Purwokerto dengan hasil uji p value
artinya terdapat pengaruh teknik relaksasi genggam sebesar 0,001 (p < α), maka dapat disimpulkan
jari terhadap penurunan intensitas nyeri pada bahwa ada perbedaan yang signifikan skala nyeri
pasien post operasi laparatomi di RS PKU sebelum dan sesudah diberikan tehnik relaksasi
Muhammadiyah Gombong. genggam jari pada kelompok eksperimen dengan
Hasil analisa bivariat menggunakan uji t test selisih rata-rata penurunan nyeri adalah 1,54,
sample dependent didapatkan nilai p-value sebesar sehingga dapat disimpulkan teknik relaksasi
0.000 < α (0,05) yang berarti ada pengaruh teknik genggam jari mempunyai nilai efektifitas lebih baik
relaksasi genggam jari terhadap nyeri Post Sectio dalam menurunkan nyeri post operasi.
Caesarea di RSUD A. Yani Kota Metro tahun 2018. Menurut pendapat peneliti, pada
Hasil ini memiliki kesesuaian dengan teori pembedahan sectio caesarea rasa nyeri biasanya
relaksasi genggam jari yang menyebutkan bahwa dirasakan pasca melahirkan, karena pada waktu
tehnik relaksasi genggam jari menghasilkan impuls proses pembedahan sectio caesarea dokter telah
yang dikirim melalui serabut saraf aferen non- melakukan pembiusan. Pengaruh obat bius
nosiseptor. Serabut saraf aferen non-nosiseptor biasanya akan menghilang sekitar 2 jam setelah
mengakibatkan “gerbang” tertutup sehingga proses persalinan selesai. Setelah efek bius habis,
stimulus pada kortek serebri dihambat atau rasa nyeri pada bagian perut mulai terasa karena
dikurangi akibat counter stimulasi relaksasi dan luka yang terdapat di bagian perut. Nyeri pasca
menggenggam jari. Sehingga intensitas nyeri akan bedah akan menimbulkan reaksi fisik dan psikologi
berubah atau mengalami modulasi akibat stimulasi pada ibu postpartum seperti mobilisasi terganggu,
relaksasi genggam jari yang lebih dahulu dan lebih malas beraktifitas, sulit tidur, tidak nafsu makan,
banyak mencapai otak. (Astuti, 2017) tidak mau merawat bayi sehingga perlu adanya
Relaksasi genggam jari dapat cara untuk mengontrol nyeri agar dapat beradaptasi
mengendalikan dan mengembalikan emosi yang dengan nyeri post operasi sectio caesarea dan
akan membuat tubuh menjadi rileks. Adanya mempercepat masa nifas didapatkan tingkat nyeri
stimulasi nyeri pada luka bedah menyebabkan pada ibu berbeda-beda hal tersebut dapat berkaitan
keluarnya mediator nyeri yang akan menstimulasi dengan karakteristik usia dan paritas ibu, ibu
transmisi impuls disepanjang serabut afaren dimana karakteristik usia responden yang paling

Jurnal Kebidanan Volume 5, Nomor 1, Januari 2019


Teknik Relaksasi Genggam Jari Terhadap Nyeri Postsectio Caesarea 91

tinggi mengalami penurunan nyeri adalah ibu Kementerian Kesehatan. Laporan Nasional Riset
dengan usia 20-30 tahun dimana rata-rata Kesehatan Dasar 2013 [Internet]. Jakarta:
penurunan nyeri sebesar 2.1 dengan nyeri sebelum Badan Litbang Kesehatan; 2013. Available
intervensi sebesar 6.5 dan nyeri sesudah intervensi from:
sebesar 4.4, karakteristik paritas yang paling tinggi http://www.litbang.depkes.go.id/sites/do
mengalami penurunan nyeri adalah ibu dengan wnload/rkd2013/LaporanRiskesdas2013.
paritas pertama dimana-rata-rata penurunan nyeri PDF
sebesar 2.1 dengan nyeri sebelum intervensi Ma’rifat, A. R., Handayani, R. N., & Dewi, P. (2015).
sebesar 7.5 dan nyeri sesudah intervensi sebesar Efektifitas Relaksasi Genggam Jari
5.4.. Terhadap Penurunan Skala Nyeri pada
Pasien Post Operasi Sectio Caesarea di
SIMPULAN Rsud Prof. Dr. Margono Soekardjo
Rata-rata nyeri sebelum dilakukan teknik Purwokerto. Jurnal Keperawatan
relaksasi genggam jari terhadap ibu bersalin ‘Aisiyah, 2(1), 63-67.
postsectio caesarea di RSUD A. Yani Kota Metro Mander, R. (2003). Nyeri persalinan. EGC
tahun 2018 yaitu sebesar, 6.30. Rata-rata nyeri Oktarina, M. (2015). Buku Ajar Asuhan Kebidanan
sesudah dilakukan teknik relaksasi genggam jari Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
terhadap ibu bersalin postsectio caesarea di RSUD Deepublish.
A. Yani Kota Metro tahun 2018 yaitu sebesar Oktarina, N. D., Suwanti, S., & Rosyidi, M. I. (2018).
4.25.Ada pengaruh teknik relaksasi genggam jari STIMULASI KUTANEUS LEBIH EFEKTIF
terhadap nyeri postsectio caesareadi RSUD A. Yani MENURUNKAN NYERI DISMENORE
Kota Metro tahun 2018, analisa data menggunakan PADA REMAJA DIBANDINGKAN
uji t didapat p value 0,000 ≤a 0.05. DENGAN KUNYIT ASAM. Jurnal
Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat
SARAN Cendekia Utama, 7(2), 143-153.
Sebagai bahan informasi bagi tempat Patasik, C. K., Tangka, J., & Rottie, J. (2013).
penelitian agar melakukan teknik relaksasi dan Efektifitas Teknik Relaksasi Nafas Dalam
melakukan sosialisasi pada kelas ibu hamil, Dan Guided Imagery Terhadap Penurunan
khususnya ibu hamil dengan primigravida, karena Nyeri Pada Pasien Post Operasi Sectio
ibu dengan primigravida akan mengalami nyeri lebih Caesare Di Irina D Blu Rsup Prof. Dr. RD
tinggi dibandingkan dengan ibu hamil dengan Kandou Manado. JURNAL
multigravida sehingga dapat digunakan untuk KEPERAWATAN, 1(1).
menurunkan nyeri post sectio caesarea pada ibu Perry, A. G., & Potter, P. A. (2005). Buku ajar
bersalin. fundamental keperawatan; Konsep, proses
dan praktik, Vol. 2 Alih Bahasa. Editor
DAFTAR PUSTAKA Monica Ester Dkk, Jakarta: EGC.
Astutik, P., & Kurlinawati, E. (2017). Pengaruh Pinandita, I., Purwanti, E., & Utoyo, B. (2012).
Relaksasi Genggam Jari Terhadap Pengaruh teknik relaksasi genggam jari
Penurunan Nyeri Pada Pasien Post Sectio terhadap penurunan intensitas nyeri pada
Caesarea. STRADA Jurnal Ilmiah pasien post operasi laparatomi. Jurnal
Kesehatan, 6(2), 30-37. Ilmiah Kesehatan Keperawatan, 8(1).
Dinas Kesehatan Propinsi Lapung. Profil Kesehatan Prawirohardjo, S. (2009). Ilmu kebidanan. Jakarta:
Provinsi Lampung Tahun 2016 [Internet]. Yayasan.
http://www.depkes.go.id/resources/downlo Sofiyah, L., Ma’rifah, A. R., & Susanti, I. H. (2014).
ad/profil/PROFIL_KES_PROVINSI_2016/0 PENGARUH TEKNIK RELAKSASI
8_Lampung_2016.pdf GENGGAM JARI TERHADAP
Hastono, S. P. (2007). Analisis data kesehatan: PERUBAHANSKALA NYERI PADA
Basic data analysis for health research PASIEN POST OPERASI SECTIO
training. FKM UI. CAESAREADI RSUD PROF. DR.
Henderson, Jan. 2007. Acupressure Self-Help: MARGONO SOEKARDJO
Daily Practices For Balancing Energy Flow PURWOKERTO. In PROSIDING
Three practices For Brushing Energy SEMINAR NASIONAL &
Through The Body. Dalam INTERNASIONAL (Vol. 2, No. 2).
http://workingwell.org/Website/ Sulistyawati, A., & Nugraheny, E. (2010). Asuhan
pdf.file/AcupressureDailypractices.pdf. kebidanan pada ibu bersalin. Jakarta:
(diakses pada tanggal 10 Maret 2018) Salemba Medika, 4.

Jurnal Kebidanan Volume 5, Nomor 1, Januari 2019


KRITIK DAN SARAN JURNAL (1)

DI RUANG TULIP RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU

DISUSUN OLEH :

NAMA : DEVI AFRIZA


NIM 1911438037

PEMBIMBING AKADEMIK : Ns. SRI UTAMI M. Biomed

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS RIAU
2020
KRITIK DAN SARAN JURNAL

‘’JURNAL UTAMA”

1. Judul : Tekhnik Relaksasi Genggam Jari Terhadap Nyeri Post Sectio


Caesarea

2. Penelitian Oleh : Nita Evrianasari *), Nova Yosaria **) Anissa Ermasari ***)

3. Tujuan : Mengetahui adanya pengaruh tekhnik relaksasi genggam jari


terhadap nyeri post section caesarea

4. Hasil yang diukur : Skala nyeri post sc setelah dilakukan tekhnik


relaksasi genggam jari

5. Hasil : Penelitian menunjukkan bahwa rata-rata nyeri sebelum


intervensi sebesar 6.30, rata-rata nyeri setelah intervensi sebesar
4.25. Ada pengaruh tekhnik relaksasi genggam jari terhadap
nyeri post secti caesarea di RSUD A.Yani Kota Metro
berdasarkan hasil uji t didapat p value 0,000 < ∞ (0,05).
Disarankan bagi tenaga kesehatan khususnya bidan agar
melakukan tekhnik relaksasi genggam jari sebagai salah satu
alternative penurunan nyeri pada ibu post sc.

6. Kesimpulan : Ada pengaruh tekhnik relaksasi genggam jari terhadap nyeri


post sectio caesarea di RSUD A. Yani Kota Metro tahun 2018,
analisa data menggunakan uji t didapat p value 0,000 ≤ a 0,05.
ISSN Cetak : 2622-1276 Conference on Innovation and Application of Science and Technology (CIASTECH 2019)
ISSN Online : 2622-1284 Universitas Widyagama Malang, 02 Oktober 2019

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GENGGAM JARI TERHADAP


PENURUNAN NYERI PERSALINAN KALA I
Tuning Sugianti1), Joeliatin2)
1)Akademi Kebidanan Wiyata Mitra Husada Nganjuk
Email : Tuningsugi21@gmail.com
2)Akademi Kebidanan Wiyata Mitra Husada Nganjuk

Email : yulisuyitno77@gmail.com

ABSTRAK
Nyeri merupakan mekanisme protektif bagi tubuh yang muncul apabila jaringan
rusak dan menyebabkan individu bereaksi untuk menghilangkan rasa nyeri. Tanda
persalinan yaitu adanya peningkatan aktivitas miometrium secara bermakna
sehingga kontraksi menjadi teratur dan menimbulkan rasa nyeri. Relaksasi genggam
jari adalah tehnik relaksasi yang sangat sederhana dan mudah dilakukan oleh
siapapun yang berhubungan dengan jari tangan serta aliran energi di dalam tubuh
kita. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan pengaruh relaksasi genggam
jari terhadap nyeri persalinan Kala I. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan
desain penelitian quassy eksperimental. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh ibu bersalin di BPM wilayah kerja Puskesmas Kertosono Kabupaten Nganjuk
tahun 2019. Sampel dalam penelitian ini sejumlah 30 ibu bersalin yang diambil
dengan teknik consecutive sampling. Hasil analisis data dilakukan dengan
menggunakan uji wilcoxon signed rank test. Hasil uji statistik menunjukkan nilai
p=0,004 (<0,005) yang artinya ada pengaruh yang signifikan penurunan nyeri
persalinan sebelum dan sesudah diberikan relaksasi genggam jari. Kesimpulannya
adalah bahwa pemberian relaksasi genggam jari lebih efektif terhadap penurunan
nyeri saat persalinan. Berdasarkan penelitian ini disarankan kepada para ibu
bersalin untuk melakukan relaksasi genggam jari menjelang persalinan.
Kata Kunci : Teknik relaksasi genggam jari, nyeri, persalinan kala I

ABSTRACT
Pain is a protective mechanism for the body that appears when tissue is damaged and
causes individuals to react to relieve pain. The sign of labor is a significant increase in
myometrial activity so that contractions become regular and cause pain. The hand-
held relaxation is a very simple and easy relaxation technique done by anyone who
deals with the fingers and the flow of energy in our body. The purpose of this study was
to prove the effect of hand-held relaxation on Kala I labor pain. This type of research is
quantitative with quassy experimental research design. The population in this study
were all women in the BPM working area of Kertosono Public Health Center in
Nganjuk Regency in 2019. Samples in this study were 30 mothers who were taken by
consecutive sampling technique. The results of data analysis were performed using the
Wilcoxon signed rank test. Statistical test results show the value of p = 0.004 (<0.005)
which means that there is a significant influence in decreasing labor pain before and
after hand-finger relaxation is given. The conclusion is that giving hand-held
relaxation is more effective against decreasing labor pain. Based on this research, it is
recommended for mothers to do hand-held relaxation before labor.
Keywords : Finger hand held relaxation, pain, first stage labor

Seminar Nasional Hasil Riset Prefix - RKP 159


Conference on Innovation and Application of Science and Technology (CIASTECH 2019) ISSN Cetak : 2622-1276
Universitas Widyagama Malang, 02 Oktober 2019 ISSN Online : 2622-1284

PENDAHULUAN
Nyeri adalah suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak
menyenangkan yang berkaitan dengan kerusakan jaringan yang nyata atau yang
berpotensial untuk menimbulkan kerusakan jaringan (Dharmady, 2004). Nyeri
adalah suatu mekanisme protektif bagi tubuh yang timbul bilamana jaringan dirusak
dan menyebabkan individu tersebut bereaksi untuk menghilangkan rasa nyeri
tersebut (Guyton, 1991).
Kontraksi pada saat melahirkan akan menimbulkan perasaan nyeri yang
timbul akibat kontraksi servik serta dilatasi (pelebaran) mulut rahim dan segmen
bawah rahim banyak ditakuti oleh para ibu (Susilo, 2001) . Berdasarkan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Pinandita et al (2012) tentang pengaruh teknik
relaksasi genggam jari terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien post
operasi laparotomi di RS PKU Muhammadiyah Gombong, hasil penelitian tersebut
yaitu ada pengaruh teknik relaksasi genggam jari terhadap penurunan intensitas
nyeri pada pasien post operasi laparotomi di RS PKU Muhammadiyah Gombong.
Menggenggam jari disertai dengan menarik nafas dalam – dalam dapat mengurangi
ketegangan fisik dan emosi, karena genggaman jari akan menghangatkan titik – titik
masuk dan keluarnya energi pada meridian (saluran energi) yang berhubungan
dengan organ – organ di dalam tubuh yang terletak pada jari tangan. Tujuan
penelitian ini adalah untuk membuktikan pengaruh relaksasi genggam jari terhadap
nyeri persalinan Kala I
Relaksasi genggam jari merupakan sebuah tehnik relaksasi yang sangat
sederhana dan mudah dilakukan oleh siapapun yang berhubungan dengan jari
tangan serta aliran energi di dalam tubuh kita. Relaksasi genggam jari merupakan
sebuah teknik relaksasi yang sangat sederhana dan mudah untuk dilakukan oleh
siapapun yang berhubungan dengan jari tangan serta aliran energi di dalam tubuh
kita.
Teknik genggam jari disebut juga Finger hold (Liana, 2008). Teknik relaksasi
genggam jari untuk keseimbangan emosi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan
oelh Pinandita (2012) dikemukakan bahwa teknik relaksasi genggam jari mampu
menurunkan intensitas nyeri pada pasien post operasi laparatomi.

METODE
Pada penelitian ini peneliti menggunakan penelitian kuantitatif. Metode
kuantitatif yang digunakan adalah kuasi eksperimen. Peneliti menggunakan metode
kuasi eksperimen karena penelitian yang hendak dilakukan pada dasarnya ingin
mengetahui sampai seberapa jauh pemberian relaksasi genggam jari terhadap
penurunan skala nyeri pada ibu bersalin kala I.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin di wilayah kerja
Puskesmas Kertosono Kabupaten Nganjuk Tahun 2019 sejumlah 40 orang. Sampel
dalam penelitian ini diambil dari sebagian ibu bersalin sejumlah 30 responden.
Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik consecutive sampling.
Consecutive sampling adalah pemilihan sampel dengan menetapkan subjek yang
memenuhi kriteria penelitian dimasukkan dalam kriteria penelitian sampai kurun
waktu tertentu (Nursalam, 2003).
Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Wilcoxon signed rank test.
Wilcoxon signed rank test merupakan uji non parametrik yang digunakan untuk
menganalisis data berpasangan karena adanya dua perlakuan yang berbeda
(Pramana, 2012). Wilcoxon signed rank test digunakan apabila data tidak
berdistribusi normal. Dasar pengambilan keputusan untuk menerima atau menolak

160 Prefix - RKP Seminar Nasional Hasil Riset


ISSN Cetak : 2622-1276 Conference on Innovation and Application of Science and Technology (CIASTECH 2019)
ISSN Online : 2622-1284 Universitas Widyagama Malang, 02 Oktober 2019

Ho pada uji wilcoxon signed rank test adalah sebagai berikut : Jika probabilitas
(Asymp.Sig) < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jika probabilitas (Asymp.Sig) >
0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Tabel 1. Hasil Analisis Wilcoxon Pengaruh Relaksasi Genggam Jari Terhadap Nyeri
Persalinan Kala I Di Wilayah Kerja Puskesmas Kertosono Kabupaten Nganjuk Tahun 2019
N Nilai Sig (2 tailed) Sig
Z
Penurunan Nyeri pada -
15 0,102 Tidak Signifikan
kelompok kontrol 1,633
Perubahan Intensitas Nyeri -
15 0,004 Signifikan
pada kelompok perlakuan 2,913
Sumber: Data Primer Penelitian Tahun 2019

Berdasarkan tabel 1 di atas hasil uji statistik Wilcoxon signed rank test
menunjukkan ada pengaruh (penurunan skala nyeri) sebelum dan setelah diberikan
perlakuan relaksasi genggam jari pada ibu bersalin kala I fase aktif di wilayah kerja
Puskesmas Kertosono Kabupaten Nganjuk (p=0,004).
Perlakuan relaksasi genggam jari akan menghasilkan impuls yang dikirim
melalui serabut saraf aferen non-nosiseptor. Serabut saraf non-nosiseptor
mengakibatkan “pintu gerbang” tertutup sehingga stimulus nyeri terhambat dan
berkurang. Teori two gate control menyatakan bahwa terdapat satu “pintu gerbang”
lagi di thalamus yang mengatur impuls nyeri dari nervus trigeminus. Dengan adanya
relaksasi, maka impuls nyeri dari nervus trigeminus akan dihambat dan
mengakibatkan tertutupnya “pintu gerbang” di thalamus. Tertutupnya pintu
gerbang di thalamus mengakibatkan stimulasi yang menuju korteks serebri
terhambat sehingga intensitas nyeri berkurang untuk kedua kalinya (Pinandita,
2012).
Berdasarkan asumsi peneliti relaksasi genggam jari sangat bermanfaat
dalam menurunkan nyeri persalinan karena relaksasi genggam jari dapat
meningkatkan suhu kulit lokal, melancarkan sirkulasi darah mengurangi spasme
otot, menghilangkan sensasi nyeri memberikan ketenangan dan kenyamanan pada
ibu bersalin sehingga dapat mengurangi nyeri persalinan.
Tabel 2 Perbedaan Penurunan Nyeri Kelompok Kontrol dan Kelompok Perlakuan pada
Persalinan Kala I Di Wilayah Kerja Puskesmas Kertosono Kabupaten Nganjuk Tahun 2019
N Nilai Z Sig (2 tailed) Sig
Perubahan Intensitas Nyeri 30 6,762 0,034 Signifikan
Sumber: Data Primer Penelitian Tahun 2019
Berdasarkan tabel 2 di atas hasil uji statistik Kruskal Wallis Test
menunjukkan ada perbedaan penurunan skala nyeri antara kelompok kontrol dan
kelompok perlakuan (p=0,034).
Berdasarkan hasil penelitian di atas yang paling besar pengaruhnya adalah
pemberian perlakuan relaksasi genggam jari yang dapat menurunkan intensitas
nyeri saat persalinan kala I fase aktif di wilayah kerja Puskesmas Kertosono
Kabupaten Nganjuk Tahun 2019.
Relaksasi merupakan suatu usaha menurunkan nyeri atau menjaga agar
tidak nyeri yang masih berat dengan menurunkan ketegangan otot (Daniati, 2008).
Perlakuan relaksasi genggam jari akan menghasilkan impuls yang dikirim melalui
serabut saraf aferen non-nosiseptor. Dengan adanya relaksasi maka implus nyeri

Seminar Nasional Hasil Riset Prefix - RKP 161


Conference on Innovation and Application of Science and Technology (CIASTECH 2019) ISSN Cetak : 2622-1276
Universitas Widyagama Malang, 02 Oktober 2019 ISSN Online : 2622-1284

dari nervus trigeminus akan dihambat dan mengakibatkan stimulasi yang menuju
korteks serebri terhambat sehingga intensitas nyeri berkurang untuk keduakalinya
(Pinandita, 2012).
Berdasarkan hasil dan pembahasan tersebut di atas dapat disimpulkan
bahwa masalah nyeri pada ibu bersalin kala I fase aktif dapat diatasi. Tindakan
intervensi nonfarmakologi yang merupakan bagian dari intervensi comfort technical
dapat diberikan untuk menurunkan persepsi nyeri pasien. Intervensi comfort
technical teknik relaksasi genggam jari dapat menurunkan persepsi nyeri persalinan
kala I fase aktif.

KESIMPULAN
1. Skala nyeri yang dirasakan ibu bersalin saat persalinan kala I pada kelompok
kontrol tidak mengalami penurunan skala nyeri yang berarti, dengan nilai
p=0,102 (p>0,05).
2. Skala nyeri yang dirasakan ibu bersalin saat persalinan kala I pada kelompok
perlakuan dengan intervensi relaksasi genggam jari didapatkan adanya
penurunan skala nyeri yang tinggi, dengan nilai p=0,004 (p<0,05).
3. Ada perbedaan penurunan skala nyeri antara kelompok kontrol dan kelompok
perlakuan p=0,034 (p<0,005).

REFERENSI
Dharmady Agus Triyanto. 2004. Manajemen Nyeri Dalam Suatu Tatanan Tim Medis
Multidisiplin. Majalah Kedokteran Atmajaya, 1(3) :1-5.
Liana. 2011. Teknik Relaksasi Genggam Jari Untuk Keseimbangan Emosi.
http://www.pembelajaran.com/teknik relaksasi genggam jari untuk
keseimbangan emosi. Diakses 11 Januari 2017 jam 20.00 WIB
Nursalam, 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika.
Pinandita, I . Purwanti, E. & Utoyo, B. (2012) Jurusan Keperawatan STIKes
Muhammadiyah Gombong Pengaruh Teknik Relaksasi Genggam Jari
Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Pada Pasien Post Operasi Laparotomi,
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, 8 (1)

162 Prefix - RKP Seminar Nasional Hasil Riset


KRITIK DAN SARAN JURNAL (2)

DI RUANG TULIP RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU

DISUSUN OLEH :

NAMA : DEVI AFRIZA


NIM 1911438037

PEMBIMBING AKADEMIK : Ns. SRI UTAMI M. Biomed

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS RIAU
2020
KRITIK DAN SARAN JURNAL

‘’JURNAL UTAMA”

1. Judul : Pengaruh tekhnik relaksasi genggam jari terhadap penurunan


nyeri persalinan kala I

2. Penelitian Oleh : Tuning Sugianti *) Joeliatin **)

3. Tujuan : Untuk membuktikan pengaruh relaksasi genggam jari terhadap


nyeri persalinan kala I

4. Hasil yang diukur : Untuk mengukur skala nyeri persalinan kala I


dengan melakukan tekhnik relaksasi genggam

5. Hasil : Hasil uji statistik menunjukkan nilai p=0,004 (< 0,005) yang
artinya ada pengaruh yang signifikan penurunan nyeri persalinan
sebelum dan sesudah diberikan relaksasi genggam jari

6. Kesimpulan : Bahwa pemberian relaksasi genggam jari lebihy efektif terhadap


penurunan nyeri saat persalinan. Berdasarkan penelitian ini
disarankan kepada para ibu bersalin untuk melakukan relaksasi
genggam jari menjelang persalinan.
EFEKTIFITAS TEKNIK RELAKSASI GENGGAM JARI DAN NAFAS DALAM
TERHADAP PENURUNAN DISMENORE

Sri Ramadina1, Sri Utami 2, Jumaini 3

Program Studi Ilmu Keperawatan


Universitas Riau
Email: dina_tertia@yahoo.com

Abstract

The purpose of this research was to determine effectiveness of relaxation techniques of handheld finger and deep breathing to
decrease dysmenorrhea. The method of this research was quasi - experimental and used non - equivalent control group as the
research design. This research was conducted at SMP 3 Pekanbaru that consist of 30 people, 15 people were experimental
group and 15 people were control group. The sampling method was purposive sampling. Measuring instruments was the
observation sheet. The analysis that was used in this research were univariate and bivariate analysis with used t - dependent
and t-independent test. The results showed significant differences in the changes of dysmenorrhea intensity in the experimental
group after being given a handheld finger relaxation techniques and deep breathing and the control group were not given a
handheld finger relaxation techniques and deep breathing with a p-value (0,000) < α (0,05). The results of this research
recommends the provision of finger relaxation techniques and deep breathing in young women who got dysmenorrhea as a
alternative therapy that was effective in reducing dysmenorrhea.

Keywords : Deep breathing,dysmenorrhea, handheld fingers

PENDAHULUAN Penanganan yang dapat diberikan untuk


mengurangi dismenore adalah dengan pemberian
Dismenore adalah nama medis untuk terapi farmakologi seperti pemberian obat
menstruasi yang disertai dengan kram dan rasa analgetik, terapi hormonal, terapi dengan obat
sakit yang berlebihan. Kejadian dismenore non steroid anti prostaglandin dan dilatasi
merata pada 40 - 80 % wanita dan 5 – 10% kanalis servikalis (Mitayani, 2011). Selain itu
wanita mengalami dismenore yang berat dan terapi non farmakologis juga diperlukan untuk
tidak tertahankan (Morgan & Hamilton, 2009). mengurangi dismenore. Salah satunya dengan
French (2005, dalam Ningsih, 2011) menyatakan menggunakan teknik relaksasi. Teknik ini
di Amerika prevalensi dismenore paling tinggi didasarkan kepada keyakinan bahwa tubuh
pada usia remaja dengan estimasi 20-90% berespon pada ansietas yang merangsang pikiran
dengan nyeri haid berat sebanyak 15%. karena nyeri atau kondisi penyakitnya (Asmadi,
Sedangkan di Malaysia prevalensi dismenore 2008).
pada remaja sebanyak 62,3% ( Liliwati, Verna & Dalam penatalaksanaan dismenore, akan
Khairani, 2007, dalam Ningsih, 2011). lebih efektif jika mengkombinasikan dua atau
Dismenore primer terjadi akibat lebih metode non-farmakologis yang ada. Salah
endometrium mengandung prostaglandin dalam satu jenis kombinasi metode non-farmakologis
jumlah yang tinggi selama fase luteal dalam yang dapat kita terapkan yaitu kombinasi
siklus menstruasi. Hal ini menyebabkan relaksasi genggam jari dan napas dalam. Kedua
kontraksi miometrium yang kuat dan mampu metode ini merupakan metode yang sederhana
menyempitkan pembuluh darah yang dan dari beberapa penelitian mengatakan bahwa
mengakibatkan iskemia, disintegrasi metode ini efektif dalam mengurangi nyeri.
endometrium, perdarahan dan nyeri. Dismenore Teknik mengenggam jari merupakan
primer muncul berupa serangan ringan, kram bagian dari teknik Jin Shin Jyutsu. Jin Shin
pada perut bagian bawah, bersifat spasmodik Jyutsu adalah akupresur Jepang. Bentuk seni
yang dapat menyebar kepunggung atau paha yang menggunakan sentuhan sederhana tangan
bagian dalam. Umumnya ketidaknyamanan dan pernafasan untuk menyeimbangkan energi
dimulai 1-2 hari sebelum menstruasi, namun didalam tubuh. Tangan (jari dan telapak tangan)
nyeri paling berat selama 24 jam pertama adalah alat bantuan sederhana dan ampuh untuk
menstruasi (Morgan & Hamilton, 2009). menyelaraskan dan membawa tubuh menjadi
1
seimbang. Setiap jari tangan berhubungan METODE
dengan sikap sehari-hari. Ibu jari berhubungan Penelitian ini menggunakan desain
dengan perasaan khawatir, jari telunjuk penelitian kuasi eksperimen dengan rancangan
berhubungan dengan ketakutan, jari tengah non equivalent control group design. Rancangan
berhubungan dengan kemarahan, jari manis ini melibatkan dua kelompok, yaitu kelompok
berhubungan dengan kesedihan, dan jari eksperimen dan kelompok kontrol. Penelitian
kelingking berhubungan dengan rendah diri dan dilakukan dengan memberikan intervensi pada
kecil hati (Hill, 2011) kelompok eksperimen berupa teknik relaksasi
Perasaan yang tidak seimbang, seperti genggam jari dan nafas dalam, sedangkan pada
khawatir, takut, marah, kecemasan, dan kelompok kontrol tidak diberikan. Kedua
kesedihan dapat menghambat aliran energi yang kelompok sama-sama dilakukan pengukuran
mengakibatkan rasa nyeri. Relaksasi genggam sebelum (pre-test) dan pengukuran setelah (post-
jari digunakan untuk memindahkan energi yang test).
terhambat menjadi lancar (Hill, 2011). Perlakuan Penelitian ini dilakukan di SMP 3
relaksasi genggam jari akan menghasilkan Pekanbaru. Berdasarkan hasil studi pendahuluan
impuls yang dikirim melalui serabut saraf aferen yang dilakukan dari 92 orang siswi, sebanyak
non nosiseptor. Serabut saraf non nosiseptor 81,52% mengalami dismenore dengan tingkat
mengakibatkan “pintu gerbang” tertutup nyeri dismenore yang ringan dan sedang. Dari
sehingga stimulus nyeri terhambat dan berkurang 62,19% siswi yang mengalami dismenore
(Pinandita, Purwanti, & Utoyo, 2011). mengatakan mengalami kesulitan untuk
Pada studi pendahuluan yang dilakukan di berkonsentrasi saat belajar serta merasa malas,
SMP Negeri 3 Pekanbaru, dari 92 orang siswi, risih, dan sulit beraktifitas. Sebanyak 61,95%
sebanyak 81,52% mengalami dismenore dengan siswi mengatakan tidak meminum apa-apa,
tingkat nyeri dismenore yang ringan dan sedang. hanya dibiarkan saja.
Dari 62,19% siswi yang mengalami dismenore Populasi dalam penelitian ini adalah
mengatakan mengalami kesulitan untuk seluruh siswi yang mengalami dismenore yaitu
berkonsentrasi saat belajar serta merasa malas, siswi kelas VIII dan kelas IX yang bersekolah di
risih, dan sulit beraktifitas. Sebanyak 61,95% SMP Negeri 3 Pekanbaru. Pengambilan sampel
siswi mengatakan tidak meminum apa-apa, menggunakan teknik purposive sampling yaitu
hanya dibiarkan saja dan sebanyak 18,47% suatu teknik penetapan sampel dengan cara
menggunakan terapi farmakologis seperti memilih sampel diantara populasi sesuai dengan
penggunaan analgetik yang mudah diperoleh kriteria penelitian (Nursalam, 2008). Teknik
diwarung-warung atau apotik. Sedangkan terapi pengambilan sampel ini berdasarkan
non farmakologis dengan menggunakan minyak pertimbangan tempat, biaya, dan waktu (Burn &
kayu putih, daun papaya, kunyit, memakan tape, Grove,2005). Dalam penelitian ini peneliti
meminum minuman bersoda, kompres air panas menetapkan 30 orang sampel dengan rincian 15
dan meminum teh hangat. Sedangkan relaksasi orang sebagai kelompok eksperimen dan 15
genggam jari dan nafas dalam belum pernah sebagai kelompok kontrol.
dilakukan oleh remaja putri untuk mengatasi Semua sampel yang terdapat dalam
dismenore, penelitian ini memenuhi kriteria inklusi, yaitu
Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis remaja perempuan yang berusia 12 sampai 16
tertarik untuk mengetahui tentang efektifitas tahun, siswi yang mengalami dismenore dengan
teknik relaksasi genggam jari dan nafas dalam skala nyeri 3 sampai 9, dan bersedia untuk
terhadap penurunan dismenore pada siswi SMP dijadikan responden penelitian. Alat untuk
Negeri 3 Pekanbaru. melakukan pengumpulan data tentang nyeri pada
penelitian ini dengan menggunakan lembar
TUJUAN observasi yang berisikan biodata responden dan
Penelitian ini bertujuan untuk untuk Numeric pain intensity scale (0 – 10).
memperoleh gambaran efektifitas teknik Pelaksanaan penelitian ini dilakukan
relaksasi genggam jari dan nafas dalam terhadap dengan tiga tahap, yaitu tahap pretest,
penurunan dismenore. pelaksanaan, dan posttest. Pada tahap pretest
peneliti mengukur skala nyeri yang dirasakan
siswa ketika dismenore pada kelompok
2
eksperimen dan kelompok kontrol dengan Kelompok Kelompok
menggunakan Numeric pain intensity scale (0 – Karakteristik Eksperimen Kontrol
10). Pada kelompok eksperimen, siswi yang N % N %
mengalami dismenore diberikan teknik relaksasi Menarche
9 1 6,7
genggam jari dan nafas dalam selama 20 menit. 11 2 13,3 3 20,0
Pada kelompok kontrol tidak diberikan teknik 12 11 73,3 8 53,3
relaksasi genggam jari dan nafas dalam tetapi 13 2 13,3 3 20,0
menggunakan kebiasaan responden dalam Jumlah 15 100 15 100
mengurangi nyeri selama 20 menit. Pada tahap Lama Menstruasi
5 1 6,7 3 20,0
posttest peneliti mengukur kembali skala nyeri
6 1 6,7 3 20,0
yang dirasakan oleh kelompok eksperimen dan 7 13 86,7 9 60,0
kelompok kontrol. Jumlah 15 100 15 100
Analisa yang digunakan adalah analisa Suku
univariat dan bivariat. Analisa univariat Minang 5 33,3 7 46,7
digunakan untuk menjelaskan/mendeskripsikan Melayu 4 26,7 3 20,0
Jawa 4 26,7 1 6,7
tentang karakteristik responden (data umum) Batak 2 13,3 4 26,7
yaitu umur, menarche, lama menstruasi dan Jumlah 15 100 15 100
suku untuk memperoleh gambaran dari variabel
yang diteliti yaitu variabel intensitas nyeri. Berdasarkan tabel 1, dapat dilihat bahwa
Analisa bivariat dilakukan dengan mayoritas responden yang mengalami dismenore
menggunakan uji beda dua mean atau T pada kelompok eksperimen berumur 14-16 tahun
dependent (Paired Sample Test) untuk sebanyak 13 orang (86,7%) dan kelompok
menganalisa selisih antara dua mean pada subjek kontrol juga berumur 14-16 tahun sebanyak 13
sebelum dan setelah diberikan teknik relaksasi orang (86,7%), mayoritas responden yang
genggam jari dan nafas dalam. Setelah itu mengalami menarche pada kelompok
dilakukan uji T Independent untuk menganalisa eksperimen pada umur 12 tahun yaitu sebanyak
perbedaan mean antara kelompok eksperimen 11 orang (73,3%) dan pada kelompok kontrol
dengan kelompok kontrol setelah diberikan menarche sebagian besar terjadi pada umur 12
teknik relaksasi genggam jari dan nafas dalam tahun yaitu sebanyak 8 orang (53,3%).
Mayoritas lama menstruasi responden pada
HASIL kelompok eksperimen adalah 7 hari yaitu
Hasil penelitian yang telah dilakukan pada sebanyak 13 orang (86,7%) sedangkan pada
bulan Desember 2013 sampai Januari 2014 kelompok kontrol sebagian besar lama
dengan melibatkan 30 responden tentang menstruasi adalah 7 hari yaitu sebanyak 9 orang
efektifitas teknik relaksasi genggam jari dan (60,0%) dan sebagian besar responden pada
nafas dalam terhadap penurunan dismenore. kelompok eksperimen bersuku minang yaitu
Adapun hasil yang diperoleh adalah sebagai sebanyak 5 orang (33,3%) dan pada kelompok
berikut: kontrol sebagian besar bersuku minang yaitu
A. Analisa Univariat sebanyak 7 orang (46,7%).

Tabel 1 Tabel 2
Distribusi responden berdasarkan Distribusi intensitas dismenore sebelum dan
karakteristik setelah mendapatkan teknik relaksasi genggam
jari dan nafas dalam pada kelompok
Kelompok Kelompok
Karakteristik Eksperimen Kontrol eksperimen
N % N %
Variabel Mean Minimum Maksimum
Umur (Tahun)
Intensitas Pretest 5,47 4 7
10-13 2 13,3 2 13,3
dismenore Posttest 1,80 0 6
14-16 13 86,7 13 86,7
Jumlah 15 100 15 100
Berdasarkan tabel 2, diketahui bahwa rata-
rata intensitas dismenore pada kelompok
eksperimen sebelum diberi perlakuan adalah
5,47. Namun setelah diberikan teknik relaksasi
3
genggam jari dan nafas dalam selama 20 menit, membuktikan bahwa terjadi perbedaan rata-rata
rata-rata intensitas dismenore menurun menjadi intensitas dismenore pada kelompok eksperimen,
1,80. Sebelum perlakuan diberikan, intensitas dan dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan
dismenore responden kelompok eksperimen yang signifikan antara rata-rata intensitas
yang paling tinggi adalah 7 dan yang paling dismenore sebelum dan setelah pemberian teknik
rendah adalah 4. Setelah pemberian teknik relaksasi genggam jari dan nafas dalam selama
relaksasi genggam jari dan nafas dalam, 20 menit.
intensitas dismenore responden kelompok
eksperimen yang paling tinggi adalah 6 dan yang Tabel 5
paling rendah adalah 0. Perbedaan intensitas dismenore sebelum dan
setelah tanpa diberikan teknik relaksasi
Tabel 3 genggam jari dan nafas dalam pada kelompok
Distribusi intensitas dismenore sebelum dan kontrol
setelah 20 menit tanpa diberikan teknik
relaksasi genggam jari dan nafas dalam pada Dismen P
Kelompok N Mean SD SE
kelompok kontrol ore Value
pretest 5,20 1,146 0,296 0,164
Kontrol 15
Variabel Mean Minimum Maksimum posttest 5,07 1,223 0,316
Intensitas Pretest 5,20 3 7
dismenore Posttest 5,07 3 7 Dari tabel 5 dapat dilihat bahwa pada
kelompok kontrol diperoleh nilai SD pretest =
Dari tabel 3 terlihat bahwa rata-rata 1,146 dan nilai SD posttest = 1,223 dengan nilai
intensitas dismenore pada kelompok kontrol P = 0,164 dimana nilai P>α (0,05) dan
pada saat pretest adalah 5,20. Kemudian setelah membuktikan bahwa tidak ada perbedaan yang
20 menit rata-rata intensitas dismenore yaitu signifikan antara rata-rata intensitas dismenore
5,07. Pada saat pretest, intensitas dismenore sebelum dan setelah tanpa pemberian teknik
responden kelompok kontrol yang paling tinggi relaksasi genggam jari dan nafas dalam pada
adalah 7 dan yang paling rendah adalah 3. Pada kelompok kontrol.
saat post-test intensitas dismenore responden Untuk melihat perbedaan penurunan
pada kelompok kontrol yang paling tinggi tetap 7 dismenore antara kelompok eksperimen dan
dan yang paling rendah tetap 3. kelompok kontrol dengan menggunakan uji T
independen hasilnya sebagai berikut:
B. Analisa Bivariat
Untuk melihat perbedaan intensitas nyeri Tabel 6
sebelum dan setelah tindakan teknik relaksasi Perbandingan rata-rata penurunan intensitas
genggam jari dan nafas dalam pada kelompok dismenore setelah diberikan teknik relaksasi
eksperimen dan tanpa tindakan teknik relaksasi genggam jari dan nafas dalam pada kelompok
genggam jari dan nafas dalam pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
kontrol dilakukan uji T dependent (Paired
Sample Test) Kelompok N Mean SD SE Sig (2-
tailed)
Tabel 4 Eksperimen 15 1,80 1,612 0,416 0,000
Perbedaan intensitas dismenore sebelum dan Kontrol 15 5,07 1,223 0,316
setelah diberikan teknik relaksasi genggam jari
dan nafas dalam pada kelompok eksperimen Dari tabel 8 dapat dilihat bahwa rata-rata
(mean) pada kelompok eksperimen setelah
Dismen P pemberian teknik relaksasi genggam jari dan
Kelompok N Mean SD SE nafas dalam adalah 1,80, sedangkan mean untuk
ore Value
Eksperime
15
pretest 5,47 1,125 0,291 0,000 kelompok kontrol 5,04 dengan nilai p = 0,000.
n posttest 1,80 1,612 0,416 Ini berarti p value < α (0,05) sehingga dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan yang
Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa pada kelompok signifikan antara rata-rata penurunan dismenore
eksperimen diperoleh nilai SD pretest = 1,125 pada kelompok eksperimen dan kelompok
dan nilai SD posttest = 1,612 dengan nilai P = kontrol.
0,000 dimana nilai P<α (0,05) yang
4
PEMBAHASAN Dismenore
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada Berdasarkan hasil penelitian diperoleh
remaja putri yang bersekolah di SMPN 3 bahwa rata-rata intensitas nyeri sebelum
Pekanbaru diperoleh umur responden terbanyak diberikan teknik relaksasi genggam jari dan
pada kelompok eksperimen berada pada rentang nafas dalam pada kelompok eksperimen sebesar
14-16 tahun sebanyak 13 orang (86,7%) dan 5,47 dimana nyeri tersebut dikategorikan sebagai
pada kelompok kontrol umur responden nyeri sedang. Sedangkan rata-rata intensitas
terbanyak juga berada pada rentang 14-16 tahun nyeri pada kelompok kontrol adalah 5,20 dimana
sebanyak 13 orang (86,7%). Hasil penelitian ini nyeri tersebut masih kategori nyeri sedang. Rata-
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh rata intensitas nyeri setelah diberikan teknik
Sophia, Muda, dan Jemadi (2010) dengan judul relaksasi genggam jari dan nafas dalam pada
faktor-faktor yang berhubungan dengan kelompok eksperimen sebesar 1,80 dimana nyeri
dismenore pada siswi SMK Negeri 10 Medan tersebut dikategorikan sebagai nyeri ringan.
tahun 2013 dengan hasil terdapat hubungan yang Sedangkan rata-rata intensitas nyeri pada
bermakna antara umur dengan kejadian kelompok kontrol adalah 5,07 dimana nyeri
dismenore. Dismenore pada umumnya terjadi tersebut masih kategori nyeri sedang.
pada usia 15-17 tahun, karena pada usia tersebut Data diatas menunjukkan bahwa seluruh
terjadi perkembangan organ-organ reproduksi responden mengalami nyeri sedang pada saat
dan perubahan hormonal yang signifikan. sebelum diberikan intervensi pada kelompok
Menarche responden terbanyak pada eksperimen maupun kelompok kontrol. Setelah
kelompok eksperimen umur 12 tahun yaitu diberikan intervensi nyeri pada kelompok
sebanyak 11 orang (73,3%) dan pada kelompok eksperimen dikategorikan sebagai nyeri ringan
kontrol menarche responden terbanyak pada sedangkan pada kelompok kontrol nyeri tetap
umur 12 tahun yaitu sebanyak 8 orang (53,3%). berada pada katagori nyeri sedang. Hal ini sesuai
Lama menstruasi responden terbanyak pada dengan pernyataan Prasetyo (2010) yang
kelompok eksperimen adalah 7 hari yaitu menyatakan bahwa nyeri ringan berada pada
sebanyak 13 orang (86,7%) dan pada kelompok rentang skala 1 sampai 3 dan nyeri sedang
kontrol lama menstruasi responden terbanyak sedang berada pada rentang skala 4 sampai 6.
adalah 9 orang atau (60,0%). Hasil penelitian ini Pada kelompok eksperimen dan kelompok
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh kontrol terjadi penurunan nyeri. Hal ini
Utami, Ansar, dan Sidik, (2012) yang disebabkan karena pada kelompok eksperimen
menyatakan bahwa usia menarche dan lama diberikan teknik relaksasi genggam jari dan
menstruasi tidak mempengaruhi kejadian nafas dalam, dengan menggenggam jari akan
dismenore. Berdasarkan hasil uji statistik menghasilkan impuls yang dikirim melalui
menunjukkan bahwa responden yang memiliki serabut saraf aferen non nosiseptor. Serabut saraf
usia menarche yang normal pun masih menderita non nosiseptor akan mengakibatkan tertutupnya
dismenore meskipun semua responden yang pintu gerbang di thalamus sehingga stimulus
menarche dini mengalami dismenore. yang menuju korteks serebri terhambat sehingga
Suku terbanyak responden adalah suku intensitas nyeri dapat berkurang (Pinandita,
minang yaitu sebanyak 12 orang (40,0%). Purwanti, & Utoyo, 2012). Sedangkan pada
Menurut Zatzick dan Dimsdale (1990, dalam kelompok kontrol hanya dianjurkan untuk
Smeltzer & Bare, 2002) budaya dan etniksitas istirahat dan melakukan apa yang biasa mereka
mempunyai pengaruh pada cara seseorang untuk lakukan. Menurut Smeltzer dan Bare (2002)
bereaksi terhadap nyeri (bagaimana nyeri faktor-faktor yang dapat meredakan nyeri
diuraikan atau seseorang berperilaku dalam misalnya dengan gerakan, pengerahan tenaga,
berespon terhadap nyeri). Setiap orang istirahat dan apa saja yang dipercaya seseorang
mempunyai respon yang berbeda-beda terhadap yang dapat membantu mengatasi nyerinya.
nyeri yang dialaminya, hal ini sesuai dengan Menurut Bobak, Lowdermilk, dan Jensen
suku dan kultur seseorang, karena kultur akan (2005) nyeri menstruasi atau dismenore
mengajarkan orang tersebut dalam merespon disebabkan karena pelepasan prostaglandin F2
nyeri. alfa (PGF2 α) yang berlebihan meningkatkan
amplitudo dan frekuensi kontraksi uterus dan
5
menyebabkan vasospasme arteriol uterus, Efektifitas pemberian teknik relaksasi
sehingga mengakibatkan iskemia dan kram genggam jari dan nafas dalam terhadap
abdomen bawah yang bersifat siklik. penurunan dismenore
Hasil uji t-independen untuk
Pengaruh relaksasi genggam jari dan nafas membandingkan intensitas dismenore setelah
dalam terhadap penurunan dismenore diberikan perlakuan teknik relaksasi genggam
Perbandingan rata-rata intensitas jari dan nafas dalam pada kelompok eksperimen
dismenore antara sebelum dan setelah diberikan dengan tidak diberikan teknik relaksasi genggam
teknik relaksasi genggam jari pada kelompok jari dan nafas dalam pada kelompok kontrol
eksperimen dilakukan dengan menggunakan uji menunjukkan nilai p-value 0,000 < α (0,05),
Paired Sample T Test (Dependent Sample T artinya teknik relaksasi genggam jari dan nafas
Test) dengan hasil nilai p-value 0,000 atau nilai dalam efektif dalam menurunkan intensitas
P<α (0,05). Artinya ada perbedaan yang dismenore. Sesuai dengan penelitian yang
signifikan rata-rata intensitas dismenore sebelum dilakukan oleh Pinandita, Purwanti, dan Utoyo
dan setelah diberikan teknik relaksasi genggam (2012) tentang pengaruh teknik genggam jari
jari dan nafas dalam pada kelompok eksperimen. terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien
Pengaruh relaksasi genggam jari dan nafas post operasi laparotomi. Penelitian tersebut
dalam terhadap penurunan dismenore menurut dilakukan pada 34 pasien post operasi laparatomi
teori disebabkan karena dengan mengenggam hari pertama, dengan melakukan relaksasi
jari akan membebaskan energi-energi yang genggam jari selama 15 menit, menunjukkan
terkunci yang disebut dengan safety energy locks bahwa responden yang melakukan relaksasi
sehingga aliran energi menjadi lancar (Hill, genggam jari mengalami penurunan intensitas
2011). Potter dan Perry (2009) menyatakan nyeri yang signifikan.
bahwa teknik relaksasi efektif menurunkan Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa
denyut jantung dan tekanan darah, menurunkan dengan menggenggam jari akan menghasilkan
ketegangan otot, meningkatkan kesejahteraan, impuls yang dikirim melalui serabut saraf aferen
dan mengurangi tekanan gejala pada individu non nosiseptor. Serabut saraf non nosiseptor
yang mengalami berbagai macam situasi. akan mengakibatkan tertutupnya pintu gerbang
Pada kelompok, perbandingan rata-rata di thalamus sehingga stimulus yang menuju
intensitas dismenore antara sebelum dan setelah korteks serebri terhambat sehingga intensitas
tanpa diberikan teknik relaksasi genggam jari nyeri dapat berkurang. Menurut Hill (2011)
dengan menggunakan uji Paired Sample T Test dengan mengenggam jari dipercaya dapat
(Dependent Sample T Test) dengan hasil nilai p- membuka aliran energi yang terkunci yang
value 0,164 > α (0,05), artinya tidak ada disebut safety energy locks sehingga aliran
perbedaan yang signifikan rata-rata intensitas energi menjadi lancar.
dismenore sebelum dan setelah tanpa diberikan Kombinasi relaksasi genggam jari dan
teknik relaksasi genggam jari dan nafas dalam nafas dalam akan menghasilkan rasa nyaman
pada kelompok kontrol. Hal ini terjadi karena karena dapat membebaskan mental dan fisik dari
tidak ada yang menghambat stimulus nyeri ketegangan dan stress, sehingga dapat
sehingga nyeri dipersepsikan. Menurut Prasetyo meningkatkan toleransi terhadap nyeri dan tubuh
(2010) apa bila impuls yang dibawa serabut meresponnya dengan penurunan denyut jantung,
nyeri yang berdiameter kecil melebihi impuls penurunan respirasi dan penurunan ketegangan
yang dibawa oleh serabut taktil A-Beta maka otot (Prasetyo, 2010). Hal ini sesuai dengan
gerbang akan terbuka sehingga perjalanan penelitian yang dilakukan oleh Ernawati, Hartiti,
impuls nyeri tidak terhalangi sehingga impuls dan Hadi (2010) yang berjudul Terapi relaksasi
akan sampai keotak. Sebaliknya, apabila impuls terhadap nyeri dismenore pada mahasiswa
yang dibawa oleh serabut taktil A-Beta lebih Universitas Muhammadiyah Semarang, dengan
mendominasi, gerbang akan menutup sehingga hasil menunjukkan bahwa nafas dalam dapat
impuls nyeri akan terhalangi. menurunkan nyeri dismenore, teknik relaksasi
nafas dalam yang dilakukan secara berulang
akan menimbulkan rasa nyaman. Adanya rasa
nyaman inilah yang akhirnya akan meningkatkan
toleransi seseorang terhadap nyeri.
6
Sesuai dengan penelitian Fitria (2010) SARAN
yang berjudul efektifitas kombinasi aromaterapi Berdasarkan hasil penelitian, disarankan untuk:
dan teknik napas dalam terhadap nyeri fase aktif 1. Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan
kala 1 persalinan menyatakan bahwa dengan Bagi perkembangan ilmu keperawatan
dikombinasikan bersama teknik napas dalam khususnya tenaga pengajar dan pelajar
aromaterapi akan lebih efektif mengeluarkan disarankan untuk dapat memakai hasil
hormon endorphin dan enkefalin yang penelitian ini sebagai salah satu sumber
merupakan inhibitor terhadap transmisi nyeri. informasi mengenai efektifitas teknik
Menurut Smelzer dan Bare (2002) endorphin relaksasi genggam jari dan nafas dalam
adalah neurotransmitter yang menghambat terhadap penurunan dismenore sehingga dapat
pengiriman rangsang nyeri sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu terapi alternatif.
menurunkan sensasi nyeri 2. Bagi Institusi Pendidikan
Dengan demikian pada penelitian ini dapat Hasil penelitian ini diharapkan dapat
disimpulkan bahwa teknik relaksasi genggam memberikan informasi dan masukan
jari dan nafas dalam terbukti dapat menurunkan mengenai pengunaan teknik relaksasi
dismenore, dengan mengenggam jari dapat genggam jari dan nafas dalam sebagai salah
melancarkan aliran energi yang terkunci satu cara untuk mengurangi dismenore.
3. Bagi Mahasiswa
sehingga nyeri dapat berkurang.
Mahasiswa keperawatan khususnya yang
akan melaksanakan tahap profesi hendaknya
KESIMPULAN dapat mengaplikasikan teknik relaksasi
Setelah dilakukan penelitian tentang genggam jari dan nafas dalam terhadp
efektifitas teknik relaksasi genggam jari dan penangana nyeri disamping penggunaan
nafas dalam terhadap penurunan dismenore. terapi farmakologis.
Maka dapat ditarik kesimpulan: rata-rata 4. Bagi Peneliti Lain
intensitas dismenore sebelum dilakukan teknik Bagi peneliti lain hendaknya dapat meneliti
relaksasi pada kelompok eksperimen adalah 5,47 dengan judul efektifitas teknik relaksasi
dan intensitas dismenore pada kelompok kontrol genggam jari dan nafas dalam terhadap
adalah 5,20. Dan rata-rata intensitas dismenore penurunan tingkat kecemasan.
setelah dilakukan teknik relaksasi genggam jari
dan nafas dalam pada kelompok eksperimen 1
Sri Ramadina, Mahasiswa Program Studi
adalah 1,87 dan intensitas dismenore tanpa Ilmu Keperawatan Universitas Riau,
diberikan relaksasi genggam jari dan nafas Indonesia
dalam pada kelompok kontrol adalah 5,07. 2
Sri Utami, Staf Akademik Departemen
Hasil uji T dependent (paired sampel test) Keperawatan maternitas-anak Program Studi
untuk kelompok intervensi menunjukkan nilai p Ilmu Keperawatan Universitas Riau,
(0,000) < α (0,05) atau ada perbedaan yang Indonesia
signifikan antara rata-rata intensitas dismenore 3
Jumaini, Staf Akademik Departemen
sebelum dan setelah diberikan teknik relaksasi Keperawatan Jiwa Komunitas Program
genggam jari dan nafas dalam selama 20 menit, Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau,
sedangkan hasil uji T dependent (paired sampel Indonesia
test) pada kelompok kontrol menunjukkan nilai p
(0,164) > α (0,05) yang artinya tidak ada DAFTAR FUSTAKA
perbedaan yang signifikan antara rata-rata Asmadi. (2008). Teknik prosedural
intensitas dismenore sebelum dan setelah tanpa keperawatan: Konsep dan aplikasi
diberikan teknik relaksasi genggam jari. Hasil uji kebutuhan dasar klien. Jakarta: Salemba
T independent menunjukkan nilai p (0,000) < α Medika.
(0,05) atau teknik relaksasi genggam jari dan Bobak, I. M., Lowdermilk, D. L., & Jense, M. D.
nafas dalam efektif dalam menurunkan (2005). Buku ajar keperawatan maternitas.
dismenore. Edisi 4. Jakarta: EGC
Burn, N., & Grove, S. K. (2005). The pratice of
nursing research: Conduct, critique, and

7
utilization. (5th ed). Missouri: Elsevier Utami, A. N.R., Ansar, J., & Sidik, D. (2012).
Saundersa. Faktor yang berhubungan dengan kejadian
Ernawati, Hartiti, T., & Hadi, T. (2010). Terapi dismenore pada remaja putrid di SMAN 1
relaksasi terhadap nyeri dismenore pada Kahu Kabupaten Bone. Fakultas
mahasiswi Universitas Muhammadiyah Kesehatan Masyarakat. UNHAS, Makasar.
Semarang. Prosiding Seminar Nasional. Diperoleh tanggal 20 Januari dari
UNIMUS. Diperoleh tanggal 23 Januari http://www.repository.unhas.ac.id
2014 dari http://www.jurnal.unimus.ac.id
Fitria, D. (2010). Efektifitas kombinasi
aromaterapi dan teknik napas dalam
terhadap nyeri fase aktif kala 1 persalinan.
Skripsi PSIK UR.
Hill, R. Y. (2011). Nursing from the inside-out:
Living and nursing from the highest point
of your consciousness. London: Jones and
Barlett Publishers.
Mitayani. (2011). Asuhan keperawatan
maternitas. Jakarta : Salemba Medika.
Morgan, G., & Hamilton, C. (2009). Obstetri &
ginekologi panduan praktik. Jakarta: EGC.
Ningsih, R. (2011). Efektifitas paket pereda
terhadap intensitas nyeri pada remaja
dengan dismenore di SMAN Kecamatan
Curup. Diperoleh tanggal 4 September
2013 dari http://www.lontar.ui.ac.id
Nursalam. (2008). Konsep dan penerapan
metodologi penelitian ilmu keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.
Pinandita, I., Purwanti, E., & Utoyo, B. (2012).
Pengaruh teknik relaksasi genggam jari
terhadap penurunan intensitas nyeri pada
pasien post operasi laparatomi. Jurnal
Ilmiah Kesehatan Keperawatan. Vol 8. No
1. Diperoleh tanggal 4 September 2013
dari http://www.digilib.stikesmuhgombong
.ac.id
Potter, P.A., & Perry, A.G. (2009). Fundamental
of nursing fundamental keperawatan
(Adrina Ferderika, Penerjemah). Vol 1.
Jakarta: Salemba Medika.
Prasetyo, S. N. (2010). Konsep dan proses
keperawatan nyeri. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. (2002). Buku ajar
keperawatan medikal-bedah Brunner &
Suddarth. Jakarta: EGC.
Sophia, F., Muda, S., & Jemadi. (2013). Faktor-
faktor yang berhubungan dengan
dismenore pada siswi SMK Negeri 10
Medan. FKM USU. Medan. Diperoleh
tanggal 30 Januari 2014 dari
http://www.Jurnal.usu.ac.id.

8
KRITIK DAN SARAN JURNAL (3)

DI RUANG TULIP RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU

DISUSUN OLEH :

NAMA : DEVI AFRIZA


NIM 1911438037

PEMBIMBING AKADEMIK : Ns. SRI UTAMI M. Biomed

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS RIAU
2020
KRITIK DAN SARAN JURNAL

‘’JURNAL UTAMA”

1. Judul : Efektifitas tekhnik relaksasi genggam jari dan nafas dalam


terhadap penurunan dismenore

2. Penelitian Oleh : Sri Ramadina *) Sri Utami **) Jumaini ***)

3. Tujuan : Untuk mengetahui efektivitas tekhnik relaksasi genggam jari dan


nafas dalam terhadap penurunan dismenore

4. Hasil yang diukur : Untuk mengukur penurunan tingkat nyeri


dismenore dengan melakukan tekhnik genggam
jari

5. Hasil : Hasil penelitian ini merekomendasikan pemberian tekhnik


relaksasi genggam jari dan nafas dalam pada wanita muda yang
mengalami dismenore

6. Kesimpulan : Setelah dilakukan penelitian tentang efektifitas tekhnik


genggam jari dan nafas dalam rata-rata intensitas dismenore
sebelum dilakukan tekhnik relaksasi pada kelompok kontrol
adalah 5,20. Dan rata-rata intensitas dismenore setelah dilakukan
tekhnik relaksasi genggam jari dan nafas dalam pada keompok
eksperimen adalah 1,87 dan intensitas dismenore tanpa diberikan
relaksasi genggam jari dan nafs dalam pada kelompok kontrol
5,07.
WELLNESS AND HEALTHY MAGAZINE
Volume 1, Nomor 2, Agustus 2019, p. 267 – 276
ISSN 2655-9951 (print), ISSN 2656-0062 (online)

Efektivitas aromaterapi sereh (cymbopogon citratus) dengan teknik


relaksasi genggam jari terhadap penurunan nyeri pasca sectio caesarea

Magdalena Tri Putri1*); Dita Silvia Aditama2; Debi Diyanty3


1, 2, 3)
STIKES Adila
Email: magdalena_tri@yahoo.com

ARTICLE INFO ABSTRACT

Caesarean Sectio has an impact on morbidity in the mother, which is


Keyword: post SC pain. Problems that occur in the field are still high rates of
Pain morbidity in post SC mothers who have not been handled optimally
Post-Caesarean Sectio Objective: To determine the level of pain in mothers after cesarean
Lemongrass Aromatherapy section through the administration of lemongrass aromatherapy
Lavender Aromatherapy (Cymbopogon citratus) with a hand-held
held relaxation technique.
techniqu Method:
Hand-held Relaxation
Quasy experiment with pre-test and post-test non-equavalent
equavalent control
group design. Population of all Post SC mothers, 54 respondents were
*) corresponding author divided into 3 groups. The sampling technique was accidental
sampling. For Bivariate data analysis using the Wilcoxon Test,
Program Studi D3 Kebidanan STIKES Adila Multivariate test using the Kruskal wallis test. Results: Wilcoxon test
Jl.Soekarno Hatta Baypass Rajabasa Bandar results in the experimental group 1 from 3.17 to 2.11, in the
Lampung, 3500 Tlp/Fax (0721) 784370
experimental group 2 from 3.22 to 2.44, and in the control group from
3.33 to 3.28. then proceed with the Kruskal walish test obtained a value
of 16.22 p value 0.000 (p value <0.05). onclusion: Lemongrass
aromatherapy (Cymbopogon citratus) with hand-held held relaxation
techniques can reduce pain in post SC mothers compared to lavender
aromatherapy and without treatment.

This is an open access article under the CC–


–BY-SA license.

PENDAHULUAN
Persalian Sectio Caesarea (SC) merupakan persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui
tindakan pembedahan, berupa irisan diperut ibu (laparatomi) dan rahim (Histerektomi) untuk
mengeluarkan bayi (Mutia, 2018).. Prosedur operasi SC dilakukan dengan cara membuat jalan
dengan membuat sayatan pada bagian perut dalam keadaaan emergency untuk menyelamatkan ibu
dan bayi agar dapat menekan mortalitas dan morbiditas pada ibu dan bayi(Wikjonosastro,
(Wikjonosastro, 2008)
Menurut Sustainable Development Goals (SDGs) Target yang akan di capai adalah untuk
mengurangi Angka Kemarian Ibu (AKI) secara Global hingga dibawah 70/10.000 kelahiran
ke hidup

https://wellness.journalpress.id/wellness
lness.journalpress.id/wellness
Email: wellness.buletin@gmail.com
Wellness and Healthy Magazine, 1(2), Agustus 2019, – 268
Magdalena Tri Putri; Dita Silvia Aditama; Debi Diyanty

di tahun 2030 (WHO, 2015). Sedangkan target nasional yaitu menurunkan Angka Kematian Ibu
(AKI) menjadi 306/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2019 (Kemenkes, 2016)
Berdasarkan Word Health Organization (WHO) menetapkan standar rata – rata SC di sebuah
Negara adalah sekitar 5-15 % per 1.000 kelahiran hidup di dunia.
Rumah sakit pemerintah memiliki standar persalinan SC yaitu sebanyak 11%, tetapi berbeda
dengan rumah sakit swasta yaitu bisa mencapai sebanyak 30%.Menurut WHO, Persalinan dengan
SC diseluruh Negara semakin meningkat selama tahu 2007 -2008 yaitu 110.000 per kelahiran hidup
diseluruh dunia(Kounteya, 2010)

Menurut data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2010 jumlah persalinan SC di Indonesia
15,3%, sedangkan data di Indonesia menunjukan kejadian persalinan SC mengalami peningkatan
setiap tahunnya yaitu sekitar 2 %. Berdasarkan Jumlah sampel yang di wawancarai dari 33 provinsi
ibu bersalin kurang dari 5 tahun terakhir sebanyak 20.591 ibu (Grace, 2007)
Berbagai survey dan penelitian menemukan bahwa kejadian persalinan SC di di rumah sakit kota
besar seperti Bali dan Jakarta. Secara umum jumlah persalinan
SC di rumah sakit swasta lebih jumlah nya lebih banyak yaitu 30-80% persalinan, sedangkan di
rumah sakit pemerintah lebih sedikit sekitar 20-25% dari total persalinan(Mulyawati, 2011)
Persalinan sectio caesarea memiliki nyeri lebih besarsekitar 27, 3% dibandingkan dengan
persalinan normal sekitar yaitu sekitar 9% (Utami 2016). Tindakan SC dapat menyebabkan nyeri
dan mengakibatkan terjadinya kerusakan sel jaringan karena adanya pembedahan.Penggunaan
anstesi dapat mengurangi nyeri saat pembedahan.
Management non farmakologi yang sering diberikan antara lain yaitu dengan meditasi, latihan
autogenic, latihan reaksi progesif, guided imagery, nafas ritmik, operant contioning, biofeedback,
membina hubungan terapeutik, stimulus kutaneus, hypnosis musik, acupressure, aromateraphy
(Andarmoyo, 2013).

Selain relaksasi genggam jari yang digunakan sebagai pengobatan non farmakologi dalam
meredakan nyeri dapat juga menggunakan aromaterapi (Sulistiyowati, 2009).
Aromaterapi merupakan salah satu terapi non famakologi dengan menggunakan essential oil atau
sari minyak murni untuk menjaga atau memperbaiki kesehatan,membangkitkan gairah, semangat,
merangsang proses peyembuhan menyegarkan, dan menenangkan jiwa(Mackinnon, 2004). Terdapat
beberapa cara pemberian Aromaterapi antara lain dengan menggunakan pijat, oil burner atau anglo
pemanas, dan penghirupan (inhalasi), berendam pengolesan langsung pada tubuh, mandi kumur,
semprotan, dan pengahrum ruangan (vaporizer). Penggunaan aromaterapi yang diberikan secara
langsung yaitu melalui hidung (inhalasi) merupakan cara yang jauh lebih cepat dibandingkan
dengan cara lain. Minyak yang dihirup secara langusing akan merangksang bulbus olfatori yang
merupakan saraf terpenting dalam indra penciuman bereaksi sehingga minyak yang memiliki
manfaat tertentu itu akan mempengaruhi sistem limbik tempat pusat memori, intelektualitas benda,
dan suasana hati manusia(Jaelani, 2009), selain itu aroma berpengaruh terhadap otak manusia,
hampir sama dengan narkotika dan hidung kita memiliki kemampuan untuk membedakan lebih dari
100.000 aroma yang berbeda. Aroma tersebut mempengaruhi otak yang berkaitan dengan mood
(suasana hati), emosi, ingatan, dan pembelajaran (Huck, 2010)

Copyright ©2019, Wellness and Healthy Magazine


ISSN 2655-9951 (print), ISSN 2656-0062 (online)
Wellness and Healthy Magazine, 1(2), Agustus 2019, – 269
Magdalena Tri Putri; Dita Silvia Aditama; Debi Diyanty

Selain lavender terdapat pula tanaman yaitu sereh / Cymbopogon citratus (lemongrass) merupakan
salah satu tumbuhan yang dapat digunakan untuk. Minyak aromaterapi yang dihasilkan dari
aromaterapi sereh berfungsi sebagai antidepresan, yaitu menekan dan menghilangkan depresi atau
stress sehingga mampu menimbulkan rasa rileks baik badan maupun pikiran (Sumiartha,
2012).Sereh dipercaya memiliki kandungan bahan aktif yang dapat berfungsi sebagai analgentika,
antipiretika, anti inflamasi, antioksidan, dan antidepresan.
Mengingat bahwa masih tingginya angkat persalinan dengan sectio caesraea dan di RSU DKT
Bandar Lampung belum pernah dilakukan penelitian tentang aromaterapi terhadap penurunan nyeri
pasca sectio caesarea sehingga peneliti berkeinganan untuk melakukan penelitian terkait dengan
berbandingan aromaterapi sereh (Cymbopogon citratus) dan aromaterapi Lavender dengan teknik
relaksasi genggam jari terhadap penurunan nyeri pasca sectio caesarea di RS DKT Bandar
Lampung Tahun 2019.

METODE
Jenis penelitian Quasi Experiment dengan menggunakan pre test post test Control Group
Design.Penelitian dilakukan di RS DKT Bandar Lampung pada bulan September 2019-Januari
2020.Tenik pengambilan sampel dengan accidental sampling dengan kriteria inklusi yaitu ibu post
SC yang megalami nyeri yang ada di RS pada saat penelitian, sedangnya kriteri eksklusi yaitu ibu
post SC yang mengalami gangguan penciuman, ibu yang memiliki riwayat penyakit asma dan alergi
terhadap aroma. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 54 responden yang di bagi menjadi 3
kelompok yaitu 18 responden pada kelompok aromaterapi sereh (cymbopogon citratus), 18
responden pada kelompok aromaterapi lavender, dan 18 responden pada kelompok tanpa perlakuan.
Variabel Independen pada penelitian ini adalah aromaterapi sereh, aromaterapi sereh, dan kelompok
tanpa perlakuan, variabel dependen adalah penurunan nyeri pasca sectio caesarea, variabel luar
adalah usia, dukungan keluarga, pengalaman sebelumnya, ansietas, dan riwayat SC. Uji analisis
statistik menggunakan Uji Wilcoxon dan Kruskal Wallis.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Penelitian ini melibatkan 54 responden yang terbagi menjadi tiga kelompok yaitu 18 responden
pada kelompok aromaterapi sereh (cymbopogon citratus), 18 responden pada kelompok aromaterapi
lavender, dan 18 responden pada kelompok tanpa perlakuan sebagai berikut:

Tabel 1
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia, Dukungan Keluarga, Pengetahuan sebelumnya, Ansietas / cemas
Aromaterapi Aromaterapi Tanpa
Karakteristik sereh lavender perlakuan
n % n % n %
Usia < 20 tahun –>35 tahun (High Risiko) 14 77,8 15 83,3 14 77,8
20 tahun -35 tahun (tidak berisiko) 4 22,2 3 16,7 4 22,2
Dukungan Mendukung 17 94,4 14 77,8 16 88,9
Keluarga Tidak mendukung 1 5,6 4 22,2 2 11,1
Pengalaman Belum pernah melahirkan 6 33,3 7 38,9 3 16,7
sebelumnya Persalinan normal 4 22,2 4 22,2 5 27,8
Operasi caesar 8 44,4 7 38,9 10 55,6
Ansietas Ya 6 33,3 7 38,9 7 38,9
Tidak 12 66,7 11 61,1 11 61,1
Riwayat SC SC Pertama 10 55,6 9 50,0 8 44,4
SC Berulang 8 44,4 9 50,0 10 55,6

Efektivitas aromaterapi sereh (cymbopogon citratus) dengan teknik relaksasi genggam jari terhadap penurunan nyeri
pasca sectio caesarea
Wellness and Healthy Magazine, 1(2), Agustus 2019, – 270
Magdalena Tri Putri; Dita Silvia Aditama; Debi Diyanty

Tabel 2 Deskripsi nyeri pasca sectio caesarea pada kelompok Eksperimen dan kelompok Kontrol
Tingkat nyeri pasca sectio caesarea
Kelompok Nyeri ringan Nyeri sedang Nyeri berat terkontrol
n % n % n %
Aromaterapi sereh
Pre test 0 0 15 83,3 3 16,7
Post test 1
4 22,7 14 77,8 0 0
Post test 2
16 88,9 2 11,1 0 0
Aromaterapi lavender
Pre test 0 0 14 77,8 4 22,2
Post test 1
3 16,7 14 77,8 1 5,6
Post test 2
10 55,6 8 44,4 0 0
Tanpa perlakuan
Pre test 0 0 12 66,7 6 33,3
Post test 1
0 0 13 72,2 5 27,8
Post test 2
0 0 13 72,2 5 27,8

Data karakteristik responden berdasarkan Riwayat SC pada kelompok aromaterapi sereh mayoritas
menyatakan SC pertamasebanyak 10 (55,6%) responden, pada kelompok aromaterapi lavender
sebagian besar menyatakan Sc pertama sebanyak 9 (50%), dan pada kelompok tanpa perlakuan
sebagian besar menyatakan SC berulang sebanyak 10 (55,6%) responden

Tabel 3 Rata- rata Hasil tingkat nyeri ibu pasca sectio caesarea sebelum dan sesudah intervensi yang pertama
pada kelompok eksperimen dan kontrol

Nilai rata-rata Tingkat nyeri pre test dan post test


N Mean p
Aromaterapi sereh 18 2,78 0,008
Aromaterapi lavender 18 2,89 0,014
Tanpa perlakuan 18 3,28 0.317
*uji Wilcoxon 0,05 level significant
Berdasarkan tabel 3 menunjukan bahwa hasil kelompok aromaterapi sereh yang terdiri dari 18
responden memiliki nilai mean 2,78. Hasil Uji Wilcoxon Signed Test di peroleh nilai p sebesar
0,008 (p<0,05), hasil analisis menunjukan p value < 0,05 dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan
bermakna pada kelompok pre test dan post test yang pertama pada kelompok Aromaterapi sereh
terhadap penurunan nyeri pasca sectio caesarea.
Sedangkan pada kelompok Aromaterapi lavender yang terdiri dari 18 responden memiliki nilai
mean 2,89. Hasil Uji Wilcoxon Signed Test di peroleh nilai p sebesar 0,014 (p<0,05), hasil analisis
menunjukan p value < 0,05 dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan bermakna pada kelompok
pre test dan post test yang pertama pada kelompok Aromaterapi lavender terhadap penurunan nyeri
pasca sectio caesarea.
Sedangkan pada kelompok tanpa perlakuan yang terdiri dari 18 responden memiliki nilai mean
3,28. Hasil Uji Wilcoxon Signed Test di peroleh nilai p sebesar 0.317 (p>0,05), hasil analisis
menunjukan p value > 0,05 dapat dikatakan bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna pada
kelompok pre test dan post test yang pertama pada kelompok tanpa perlakuan terhadap penurunan
nyeri pasca sectio caesarea

Copyright ©2019, Wellness and Healthy Magazine


ISSN 2655-9951 (print), ISSN 2656-0062 (online)
Wellness and Healthy Magazine, 1(2), Agustus 2019, – 271
Magdalena Tri Putri; Dita Silvia Aditama; Debi Diyanty

Tabel 4
Rata- rata Hasil tingkat nyeri ibu pasca sectio caesarea sebelum dan sesudah intervensi yang kedua pada
kelompok eksperimen dan kontrol
Nilai rata-rata Tingkat nyeri pre test dan post test
N Mean p
Aromaterapi sereh 18 2,11 0,008
Aromaterapi lavender 18 2,44 0,000
Tanpa perlakuan 18 3,28 0.317
*uji Wilcoxon 0,05 level significant

Berdasarkan tabel 4 menunjukan bahwa hasil kelompok aromaterapi sereh yang terdiri dari 18
responden memiliki nilai mean 2,11. Hasil Uji Wilcoxon Signed Test di peroleh nilai p sebesar
0,008 (p<0,05), hasil analisis menunjukan p value < 0,05 dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan
bermakna pada kelompok pre test dan post test yang kedua pada kelompok aromaterapi sereh
terhadap penurunan nyeri pasca sectio caesarea.
Sedangkan pada kelompok aromaterapi lavender yang terdiri dari 18 responden memiliki nilai mean
2,44. Hasil Uji Wilcoxon Signed Test di peroleh nilai p sebesar 0,000 (p<0,05), hasil analisis
menunjukan p value < 0,05 dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan bermakna pada kelompok
pre test dan post test yang kedua pada kelompok aromaterapi lavender terhadap penurunan nyeri
pasca sectio caesarea.
Kelompok tanpa perlakuan yang terdiri dari 18 responden memiliki nilai mean 3,28. Hasil Uji
Wilcoxon Signed Test di peroleh nilai p sebesar 0.317 (p>0,05), hasil analisis menunjukan p value>
0,05 dapat dikatakan bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna pada kelompok pre test dan post
test yang kedua pada kelompok tanpa perlakuan terhadap penurunan nyeri pasca sectio caesarea.

Tabel 5
Beda Hasil Hasil tingkat nyeri pasca sectio caesarea pada kelompok Eksperimen dan kontrol
Perbedaan Tingkat Nyeri
Kelompok N Rata –rata tingkat nyeri p-value
Aromaterapi Sereh 18 16,22a
Aromaterapi Lavender 18 24,39b 0,000
Tanpa Perlakuan 18 41,89c
*Kruskal Wallis 0,05 level of significant

Berdasarkan tabel 5 menunjukan bahwa nilai rata – rata pada kelompok aromaterapi sereh adalah
16,22, rata - rata pada kelompok aromaterapi lavender adalah 24,39, dan rata – rata pada kelompok
tanpa perlakuan adalah 41,89, dengan nilai p- value 0,000 < 0,05 yang berarti terdapat perbedaan
bermakna antara aromaterapi sereh, aromaterapi lavender dan kelompok tanpa perlakuan.
Kesimpulannya adalah Aromaterapi sereh (Cymbopogon citratus) lebih efektif dibandingkan
dengan aromaterapi lavender dan kelompok tanpa perlakuan dalam menurunkan nyeri pasca sectio
caesarea.
Pengaruh Aromaterapi Sereh (Cymbopogon Citratus) dengan Teknik Relaksasi Genggam Jari
terhadap penurunan nyeri Pasca Sectio Caesarea pada ibu pasca sectio caesarea.

Efektivitas aromaterapi sereh (cymbopogon citratus) dengan teknik relaksasi genggam jari terhadap penurunan nyeri
pasca sectio caesarea
Wellness and Healthy Magazine, 1(2), Agustus 2019, – 272
Magdalena Tri Putri; Dita Silvia Aditama; Debi Diyanty

Berdasarkan hasil Uji Kruskal Walis dapatkan p-value 0,000 (p < 0,05) yang membuktikan adanya
perbedaan pada kelompok aromaterapi sereh, aromaterapi lavender dan kelompok tanpa perlakuan,
artinya aromaterapi sereh (cymbopogon citarus) lebih efektif dari pada aromaterapi lavender dan
kelompok perlakuan dalam menurunkan tingkat nyeri pasca sectio caesarea pada ibu pasca sectio
caesarea.
Sesuai dengan teori gate kontrol yang dikemukakan oleh Melzack dan Wall bahwa impuls
nyeriakan dihambat dihambat, sehingga dapat menurunkan intesitas nyeri yang dinyatakan. Hal ini
menyatakan bahwa aromaterapi yang membuat tubuh menjadi rileks akan merangsang hormone
enkefalin, serotonin, dan endhorphin. Enkefalinyang dikenal sebagai hormone yang membuat rasa
nyaman / hormone kebahagiaan dianggap dapat menimbulkan hambatan perisinaptik dan hambatan
pada serabut tipe C dan dela A dimana mereka bersinal di komudorsalis. Proses tersebut mencapai
inhibisi dengan memblok reseptor nyeri, sehingga nyeri tidak dikirim ke korteks selebri dan
selanjutnya akan menurunkan persepsi nyeri (Mutia, 2018)
Dampak nyeri terhadap ibu, yaitu terbatasnya Activity Daily Living (ADL) dan bonding attachment
(ikatan kasih sayang) karena adanya peningkatan nyeri Dapat Juga menganggu mobilisasi
ibu.Dampak nyeri terhadap bayi yaitu dalam pemberian ASI, dan kurangnya perawatan bayi yang
dilakukan oleh ibunya sehingga krang optimalnya pemberian ASI sebagai sumber nutrisi terbaik
bagi bayi(Indiarti, 2009)
Penanganan dengan tindakan farmakologi saat ini yang masih sering digunkan untuk menurunkan
nyeri.Penanganan nyeri secara farmakologi biasanya lebih efektif untuk nyeri sedang dan
berat.Pengobatan farmakologi lebih sering digunakan untuk meredakan nyeri tetapi tidak untuk
mengontrol nyeri (Djala, 2018). untuk mempercepat penurunan nyeri lebih baik dilakukan dengan
mengkombinasipengobtan farmakologi dan non farmakologi agar periode nyeri tidak
memanjang(Bobak, et al 2004). Metode non farmakologi bukan merupakan pengganti metode
farmakologi, melainkan sebagai pendamping metode non farmakologi, tindakan tersebut diperlukan
untuk mempersingkat episode nyeri.
Pengobatan non farmakologi tidak menimbulkan efek samping yaitu ketergantungan akan obat,
penurunan metabolism pada lansia, penurunan fungsi ginjal dll dibandingkan dengan pengobatan
farmakologi. Salah satu management non farmakologi yang sering diberikan antara lain yaitu
dengan latihan autogenic , meditasi, latihan autogenic, latihan reaksi progesif, guided imagery,
nafas ritmik, operant contioning, biofeedback, membina hubungan terapeutik, stimulus kutaneus,
hypnosis musik, acupressure, aromateraphy (Andarmoyo, 2013).
Terdapat beberapa cara dalam pemberian Aromaterapi diantaranya adalah dengan menggunakan oil
burner atau anglo pemanas, pijat, dan penghirupan (inhalasi), berendam, pengolesan, mandi
kumur,vaporizer (pengharum ruangan), dan semprotan. Penggunaan aromaterapi secara langsung
melalui hidung (inhalasi) merupakan cara yang jauh lebih efektif dibandingkan dengan cara lain.
Minyak yang dihirup akan membuat vibrasi di hidung, sehingga minyak yang memiliki manfaat
tertentu itu akan mempengaruhi sistem limbik tempat pusat memori, suasana hati, dan
intelektualitas benda (Jaelani, 2009), selain itu aroma berpengaruh terhadap otak manusia, mirip
dengan narkotika dan hidung kita memiliki kemampuan untuk membedakan lebih jauh dari 100.000
aroma yang berbeda. Aroma tersebut mempengaruhi otak yang berkaitan dengan mood (suasana
hati), emosi, ingatan, dan pembelajaran (Huck, 2010)
Aromaterapi yang dihirup akan masuk melalui hidung (sebagai indra penciuman), kemudian akan
ditanggkap oleh bulbolfaktori (sebagai saraf terpenting dalam penciuman), kemudian akan di bawa
ke thalamus dan hipotalamus (sebagai saraf pusat kerja dan memori ), kemudian akan dilanjutkan
dengan memberi perintah ke struktur otak untuk meresponnya, sehingga akan melepaskan zat
endorphin (senyawa kimia yang dapat menimbulkan rasa senang dan nyaman) yang diproduksi di

Copyright ©2019, Wellness and Healthy Magazine


ISSN 2655-9951 (print), ISSN 2656-0062 (online)
Wellness and Healthy Magazine, 1(2), Agustus 2019, – 273
Magdalena Tri Putri; Dita Silvia Aditama; Debi Diyanty

kelenjar pituary dengan adanya zat tersebut akan merangsang hormon serotonin dan enkefalin
menjadi bereaksi sehingga cemas akan berkurang dan proses inhibisi akan terhambat sehingga
persepsi nyeri akan berkurang (Sthal, 2012)
Tanaman sereh mengandung antioksidan alami dan anti inflamasi yang dapat mencegah radikal
bebas dalam tubuh manusia dengan mengkonsumsi sereh sebagai minuman sehari –
hari.Antioksidan dalam sereh juga dapat mengahambat pelepasan asam arakidonat dengan
mekanismenya dalam menginhibisi preotein kinase C, yang dapat mempengaruhi aktifitas dari
enzyme fosfolipase A2.Sehingga dengan adanya pengahambatan terhadap sintesis asam arakidonat
yang dapat mengurangi produksi prostaglandin.Prostaglandin amemiliki berperan dalam merespon
rasa nyeri, maka antioksidan mempunyai peranan dalam mengurangi rasa nyeri. Tanaman sereh
mengandung antioksidan yang terdapat dalam senyawanya Sitronelal dan Geraniol (Stanley, 2007)
Aromaterpi sereh (Cymbopogon citratus) atau lemongrass.Minyak aromaterapi yang dihasilkan dari
aromaterapi sereh berfungsi sebagai antidepresan, yaitu menekan dan menghilangkan depresi atau
stress sehingga mampu menimbulkan rasa rileks baik badan maupun pikiran (Sumiartha, 2012).
Sereh dipercaya memiliki kandungan bahan aktif yang dapat berfungsi sebagai analgentika,
antipiretika, anti inflamasi, antioksidan, dan antidepresan. Peneliti memberikan aromaterapi dengan
relaksasi genggam jari selam 15 menit dan diberikan kepada ibu pasca sectio caesarea di mulai dari
8 jam post SC, selanjutnya 12 jam post SC. Konsep pemberian aromaterapi dengan teknik relaksasi
genggam jari secara terbimbing yang dimaksud adalah peneliti mempersiapkan semua dimulai dari
mengajarkan sampai responden dapat melakukan dengan tepat, kemudian baru akan amati hasilnya
dengan setelah 15 menit dengan menggunakan lembar observasi.
Menurut penelitian (Defie Septiana Sari, 2018) tentang pengaruh minyak sereh terhadap
pencegahan postpartum blues pada ibu primipra, dalam jurnal menjelaskan bahwa sereh terbukti
mampu menjadi tonik yang sangat baik untuk sistem saraf. Sereh dapat merangsang pikiran dan
membantu mengatasi kejang kejang, dll. Sereh juga dapat mengatasi mengurangi stress, cemas,
mengurangi gejala depresi.
Hasil penelitian ini juga di dukung oleh penelitian (Yuliningtyas and Syauqi, 2019) yang telah
melakukan uji senyawa kandungan sereh (Cymbopogon citratus), dalam penelitian tersebut
disebutkan bahwa tanamanan sereh memiliki aroma yang khas, sereh biasanya digunakan untuk
penyedap rasa, karena aromanya yg kuat, dan bisa juga untuk pengobatan herbal. Setelah dilakukan
uji pada tanaman sereh mengandung senyawa aktif diantaranya adalah senyawa Alkaloid, senyawa
Flavaniod, Saponin, Kuinon, dan Tanin. Berdasarkan uraian senyawa aktif diatas menyatakan
bahwa manfaat / khasiat dari tanaman sereh sebagai antibakteri, antioksidan, pereda nyeri,
meredakan nyeri sendi, batuk pilek, menurunkan nyeri asam lambung, dan sebagai aromaterapi
karena aromanya yang khas dan segar.
Selain pemberian aromaterapi sereh sebagai terapi non fakmakologis dalam mengatasi nyeri.peneliti
juga mengkombinasi dengan terapi relaksasi genggam jari. Terapi relaksasi dengan jari tangan serta
aliran energy di dalam tubuh (Liana, 2008).Titik titik refleksi rangsangan pada saat digengam.
Rangsangan tersebut akan mengalirkan gelombang kejut menuju otak. Gelombang tersebut diterima
dan di respon otak kemudian dilanjutkan menuju saraf pada organ tubuh yang merasakan nyeri,
sehingga sumbatan di jalur energy menjadi lancar (Prosetyo, 2010). Teknik relaksasi genggam jari
memiliki dampak positif yaitu membantu tubuh, pikiran dan jiwa untuk mencapai relaksasi, dalam
keadaan relaksasi secara alamiah akan memicu pengeluaran hormon endorphin, hormon ini
merupakan analgesik alami dari tubuh sehingga terjadi inhibisi nyeri dan nyeri akan berkurang
(Linatu sofiah, Atun raudotul, 2015)

Efektivitas aromaterapi sereh (cymbopogon citratus) dengan teknik relaksasi genggam jari terhadap penurunan nyeri
pasca sectio caesarea
Wellness and Healthy Magazine, 1(2), Agustus 2019, – 274
Magdalena Tri Putri; Dita Silvia Aditama; Debi Diyanty

Menurut hasil penelitian (puji astutik, 2017 menunjukan ada pengaruh relaksasi genggam jari
terhadap penurunan nyeri pada pasien post sectiocaesarea.

SIMPULAN DAN SARAN


Dari hasil penelitian menujukan bahwa Aromaterapi sereh (cymbopogon citratus) lebih efektif
dalam menurunkan nyeri pada ibu pasca sectio caesarea dibandingkan dengan aromaterapi
lavender dan kelompok tanpa perlauan dengan nilai dengan nilai rata-rata16,22. Bagi peneliti
selanjatnya agar menetapkan kriteria pemberian jenis anestesi (Regional atau General) yang
gunakan pada saat tindakan operasi SC.
Perlu adanya peningkatkan untuk pemberian aromaterapi sereh (cymbopogon citratus) dan lavender
dalam mengurangi nyeri pasca sectio caesarea sebagai alternatif terapi non farmakologi sebagai
pendamping pengobatan farmakologi.

DAFTAR PUSTAKA
Andarmoyo (2013) Proses Keperawatan Nyeri. Yogyakarta: Ar-Russ Media.
Arikunto (2010) Prosedure Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Basch (2004) ‘Monograhp From Natural Standar Lavender (Lavandula Anggustifolia Miller)’,
Journal Of Herbal Pharmacotherapy, 4, Pp. 63–78.
Bobak, Irene, M, Lowdermik, D (2004) Buku Ajar Keperawatan Maternitas/Maternity Nursing. 4th
Edn. Jakarta: EGC.
Buckle J (2014) Clinichal Aromaterapi In Healthcare. London: Elesevier.
Christina (2015) ‘Effect Of Handheld Finger Relaxation On Reduction Of Pain Intensity In Patients
With Post-Appendectomy At Inpatient Ward , Rsud Sidoarjo’, 5(3), Pp. 53–54.
Cunningham, F, G. (2006) Obstetric Wiliam. 21st Edn. Jakarta: Egc.
Defie Septiana Sari, N. R. W. (2018) ‘Pengaruh Aromaterapi Minyak Sereh (Cymbopogon Citratus)
Terhadap Pencegahan Post Partum Blues Pada Ibu Primipara Di Rsud Kabupaten
Sukoharjo’, 5(1), Pp. 7–11.
Djala, F. L. (2018) ‘Pengaruh Teknik Relaksasi Genggam Jari Terhadap Tingkat Nyeri Pada Pasien
Post Sectio Caesarea Di Ruangan Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah Poso Program
Studi Sarjana Keperawatan Stikes Husada Mandiri Poso E-Mail : Fany_Djala@Y’, Journal
Of Islamic Medicine, 2(4), Pp. 1–7.
Dwijayanti, W., Sumarni, S. And Ariyanti, I. (2014) ‘Efek Aromaterapi Lavender Inhalasi Terhadap
Intesitas Nyeri Pasca Sectio Caesarea’, 2(2), Pp. 120–125.
Grace (2007) ‘Artikel Utama : Artikel Penelitian : Sekilas Dexa Medica Group Tinjauan Pustaka :
Profil ’:, Journal Dexa Medika.
Hale (2008) Lavender Nature’s Ad To Stress Relef. Available At: Www. Aromateraphy Stress
Relief.Com (Accessed: 23 January 2019).
Huck, B. (2010) ‘Aromaterapy Science :A Guide For Health Care Profesionalis London’. United
Kingdom: Pharmaceutical Press.

Copyright ©2019, Wellness and Healthy Magazine


ISSN 2655-9951 (print), ISSN 2656-0062 (online)
Wellness and Healthy Magazine, 1(2), Agustus 2019, – 275
Magdalena Tri Putri; Dita Silvia Aditama; Debi Diyanty

Indiarti, M.(2009) Panduan Lengkap Kehamilan, Persalinan Dan Perawatan Bayi. Yogyakarta:
Diglosia Media.
Isy Royhanaty, Dewi Mayangsari, M. N. (2018) ‘Manfaat Minuman Serai ( Cymbopogon Citrus)
Dalam Menurunkan Intensitas Dismenore Lemongrass Drink ( Cymbopogon Citrus ) Can
Reduce The Intensity Of Dysmenorrhea’, Jurnal Smart Kebidanan, 5(1), Pp. 37–46.
Jaelani (2009) Aroma Terapi. Jakarta: Pustaka Populer Obor.
Jaya (2013) ‘Pengaruh Pemberian Aromaterapi Terhadap Tingkat Nyeri Pada Ibu Bersalin
Primipara Kala 1 Fase Aktif Di Kediri’, Kebidanan.
Judha, M. (2012) Teori Pengukuran Nyeri & Nyeri Persalinan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Kasdu (2003) Operasi Caesar Masalah Dan Solusinya. Jakarta: Puspa Swara.
Kemenkes (2016) Profil Kesehatan Indonesia.
Koesnsoemardiyah (2009) Aromaterapi Untuk Kesehatan, Kebugaran Dan Kecantikan.
Yogyakarta: Lily Publisher Andi Offset.
Kohatsu (2008) The Word Aromateraphy. Available At:
www.Etherapiesnet/Artikel/Aromateraphy.Pdf (Accessed: 23 January 2019).
Li, L., Liu, X. And Herr, K. (2007) ‘Postoperative Pain Intensity Assessment : A Comparison Of
Four Scales In Chinese Adults’, 8(3). Doi: 10.1111/J.1526-4637.2007.00296.X.
Liana (2008) Teknik Relaksasi: Genggam Jari Untuk Keseimbangan Emosi. Available At:
Http://Wwww.Pembelajaean.Com/ Teknik-Relaksasi-Genggam-Jari
Untukkeseimbanganemosi (Accessed: 9 January 2019).
Linatu Sofiah, Atun Raudotul, I. Heri Susanti (2015) ‘Perubahanskala Nyeri Pada Pasien Post
Operasi’, Pp. 64–71.
Mackinnon (2004) ‘Aromaterapy : Ar Or Science Highlights Of Aromateraphy In Medicine Today’,
8.
Maifrisco (2008) Pengaruh Aromaterapi Terhadap Stress Mahasiswa. Available At: Www.
Indoskripsi.Com (Accessed: 23 January 2019).
Medforth (2012) Kebidanan Oxford. Jakarta: EGC
Mitayani (2009) Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba Medika.
Mulati (2017) ‘Nyeri Perineum Berdasarkan Karakteristik Pada Ibu Post Partum’, Jurnal Involusi
Kebidanan, 7.
Mulyawati (2011) ‘Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Tindakan Persalinan Melalui Operasi
Sectio Caesarea’, Kesehatan Masyarakat, 7 No 1, Pp. 15–24.
Mulyono, M. Dan (2015) Aromaterapi : Tinjauan Aspek Kimia Medisinal. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Munurung (2011) Buku Ajar Keperawatan Maternitas : Asuhan Keperawatan Intranatal. Jakarta:
Tim.
Mutia (2018) ‘Pengaruh Aromaterapi Lavender Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Pasien Paska
Operasi Sectio Caesarea’, Journal Keperawatan, Xiv(1), Pp. 84–90.
Notoatmodjo (2012) Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Efektivitas aromaterapi sereh (cymbopogon citratus) dengan teknik relaksasi genggam jari terhadap penurunan nyeri
pasca sectio caesarea
Wellness and Healthy Magazine, 1(2), Agustus 2019, – 276
Magdalena Tri Putri; Dita Silvia Aditama; Debi Diyanty

Olapour, A. Et Al. (2013) ‘The Effect Of Inhalation Of Aromaterapi Blend Containing Lavender
Essential Oil On Caesarean Postoperative Pain’, Journal Of Medicine, 3(1), Pp. 203–207.
Doi: 10.5812/Aapm.9570.
Perry, P. & (2005) Buku Ajar Fundamental Keperawatan. 4th Edn. Jakarta: EGC.
Pinandita, Purwanti, Utoyo (2012) ‘Pengaruh Relaksasi Genggam Jari Terhadap Penurunan
Intensitas Nyeri Pada Pasien Post Operasi Laparatomi’, Jurnal Keperawatan, 2.
Prawiroharjo, S. (2009) Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
Prosetyo (2010) Konsep Dan Proses Perawatan Nyeri. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Puji Astutik, E. K. (2017) ‘Pengaruh Relaksasi Genggam Jari Terhadap Penurunan Nyeri Pada
Pasien Post Sectio Strada Jurnal Ilmiah Kesehatan’, Jurnal Ilmiah Kesehatan, 6(2), Pp. 30–
37.
Saryono (2011) Metodelogi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendikia.
Shinobi (2004) Healing Wihth Aromaterapi. Usa: Keats Publishing.
Stanley, M. (2007) Gerontological Nursing. Jakarta: EGC
Sthal, S. M. (2012) Sthal’s Essential Psychopharmacogy Neuoscientific Basic And Practical
Applications.
Sugiyono (2011) Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kulaitatifdan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sujarweni (2014) Panduan Penelitian Kebidanan Dengan Spss. Yogyakarta: Pt.Pustaka Baru.
Sulistiyowati (2009) ‘Efektifitas Terapi Aroma Lavender Terhadap Tigkat Nyeri Dan Kecemasan
Persalinan Primipara Kala 1 Di Rumah Sakit Dan Klinik Bersalin Purwokerto’,
Kebidanan.
Sumiartha (2012) Modul Pelatihan Budidaya Dan Pasca Panen Tamaman Sereh (Cymbopogon
Citrates). Bali: Pusat Studi Ketahanan Pangan Universitas Udayana.
Tamsuri (2007) Konsep Dan Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta: EGC.
Whalley (2008) Panduan Lengkap Kehamilan, Melahirkan,Dan Bayi,. Revisi. Jakarta: Arcan.
Who (2007) ‘Monograps On Selected Medicinal Plants’, 3.
Who (2015) ‘Trends In Maternal Mortality : 1990 To 2015’.
Wijayakusuma (2008) Ramuan Lengkap Herbal Taklukan Penyekit. Jakarta. Pustaka Bunda.
Wikjonosastro (2008) Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka.
Wilson, Price Dan (2006) Patofiologis Konsep Klinis Proses - Proses Penyakit. Jakarta: Egc.
Windartik, E., Yuniarti, E. V. And Akbar, A. (2017) ‘Effectiveness Of Relaxation Handheld
Fingertechnique And Benson Relaxation To The Changes Level Of Post Operative Pain
Sectio Caesarea In Rsi Sakinah Mojokerto’, 5(9). Doi: 10.18535/Ijsrm/V5i9.20.
Wong (2010) Easing Anxiety With Aromatherapy. Available At:
Http://Almedicine.About.Com/Od/Anxiety/A/Anxiety_Acupunture.Htm.
Yuliningtyas, A. W. And Syauqi, A. (2019) ‘Uji Kandungan Senyawa Aktif Minuman Jare Sereh
(Zingiber Officinale And Cymbopogon Citratus)’, 4, Pp. 2–7.

Copyright ©2019, Wellness and Healthy Magazine


ISSN 2655-9951 (print), ISSN 2656-0062 (online)
KRITIK DAN SARAN JURNAL (4)

DI RUANG TULIP RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU

DISUSUN OLEH :

NAMA : DEVI AFRIZA


NIM 1911438037

PEMBIMBING AKADEMIK : Ns. SRI UTAMI M. Biomed

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS RIAU
2020
KRITIK DAN SARAN JURNAL

‘’JURNAL UTAMA”

1. Judul : Efektifitas aromaterapi sereh (cymbopogon citrates) dengan


teknik relaksasi genggam jari terhadap penurunan nyeri pasca
section caesarea

2. Penelitian Oleh : Magdalena Tri Putri *) Dita Silvia Aditama **) Debi Diyanty
***)

3. Tujuan : Untuk mengetahui efektivitas aromaterapi sereh (cymbopogon


citrates) dengan teknik relaksasi genggam jari terhadap penurunan
nyeri pasca section caesarea

4. Hasil yang diukur : Untuk mengukur tingkat nyeri pasca sc pada


efektifitas aromaterapi dengan teknik relaksasi
genggam jari

5. Kesimpulan : Serai aromaterapi (Cymbopogon citrates) dengan relaksasi


genggam jari mengurangi rasa sakit ibu pasca SC
TEKNIK RELAKSASI GENGGAM JARI OLEH SUAMI
BERPENGARUH TERHADAP NYERI POST OPERASI SECTIO
CAESAREA
Denny Saputra, Asmawati, Septiyanti

Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Bengkulu, Jurusan Keperawatan


denny.saputra028@gmail.com

Abstract: Post-surgical pain of SC will cause physical and psychological reactions in


postpartum mothers such as mobilization disorders, lazy activity, difficulty sleeping, no
appetite, do not want to care for the baby so that needed a way to control the pain in order
to adapt to post operative pain sectio caesarea. The purpose of this study was to determine
the effect of hand-held finger relaxation techniques on the postoperative pain of Sectio
Caesarea (SC) surgery. The design of this research is quasi experiment with pretest-
posttest with control group The sampling technique using consequtive sampling. The
number of respondents is 58 people consist of 29 control group and 29 groups of
measuring instrument intervention used by NRS (numerical rating scale). The results
showed that average pain before intervention control group 5 pain scale and intervention
group 5.5. After the pain scale intervention in the control group 4.1 and the intervention
group 3.4. There is a difference of pain before and after hand intervention done by the
husband (p-value = 0,000).
Keywords: pain, finger hand, sectio caesarea

Abstrak: Nyeri pasca bedah SC akan menimbulkan reaksi fisik dan psikologi pada ibu
postpartum seperti gangguan mobilisasi, malas beraktifitas, sulit tidur, tidak nafsu
makan, tidak mau merawat bayi sehingga diperlukan cara untuk mengontrol nyeri agar
dapat beradaptasi dengan nyeri post operasi sectio caesarea. Tujuan penelitian ini
adalah mengetahui pengaruh teknik relaksasi genggam jari yang dilakukan oleh suami
terhadap nyeri post operasi Sectio Caesarea (SC). Desain penelitian ini adalah quasi
eksperimen dengan pretest-posttest with control group Teknik pengambilan sampel
menggunakan consequtive sampling. Jumlah responden 58 orang terdiri dari 29 orang
kelompok kontrol dan 29 kelompok intervensi alat ukur yang digunakan menggunakan
NRS (numerical rating scale). Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata nyeri
sebelum intervensi kelompok kontrol 5 skala nyeri dan kelompok intervensi 5,5. Setelah
intervensi skala nyeri pada kelompok kontrol 4,1 dan kelompok intervensi 3,4. Ada
perbedaan nyeri sebelum dan sesudah dilakukan intervensi genggam jari yang dilakukan
oleh suami (p-value = 0,000)
Kata kunci : Nyeri, Genggam jari, Sectio caesarea

Peningkatan angka SC ini disebabkan kelahiran yang melebihi prevalensi SC


karena trend maternitas saat ini, ketakutan yang ideal untuk sebuah negara yaitu 5% -
yang timbul yang berakibat komplikasi 15% (WHO dan Organisasi Kesehatan Pan
pada bayi, pola kehamilan, wanita yang Amerika (OKPA). Prevalensi persalinan
ingin menunda kehamilan setelah anak SC di Indonesia mengalami peningkatan,
pertama dan membatasi ingin jumlah anak. tahun 2013 sebanyak 21%, tahun 2014
(Cane, 2013). Saat ini, angka prevalensi SC sebanya 23%, tahun 2015 sebanyak 27%
berkisar antara 10 % - 40% dari semua dan tahun 2016 sebanya 31% angka ini

011
012 Jurnal Media Kesehatan, Volume 12 Nomor 1, Juni 2019, hlm. 011-020

melebihi dari ketetapan SC di seluruh Pasca pembedahan (pasca operasi)


negara pasien merasakan nyeri hebat dan 75%
Pembedahan SC menimbulkan rasa penderita mempunyai pengalaman yang
nyeri yang berasal dari luka insisi (Kasdu, kurang menyenangkan akibat pengelolaan
2003 dalam Fitri, Trasyani & Maryati, nyeri yang tidak adekuat (Novarizki, 2009).
2012). Menurut Lindamen & Athie dalam Nyeri pasca bedah SC akan menimbulkan
Hartanti (2005), nyeri dimulai ketika reaksi fisik dan psikologi pada ibu
bagian tubuh terluka oleh tekanan, postpartum seperti gangguan mobilisasi,
potongan, sayatan, dingin atau kekurangan malas beraktifitas, sulit tidur, tidak nafsu
oksigen pada sel yang akan mengeluarkan makan, tidak mau merawat bayi sehingga
berbagai macam substansi intraseluler ke diperlukan cara untuk mengontrol nyeri
ruang ekstraseluler dan mengiritasi agar dapat beradaptasi dengan nyeri post
nosiseptor. Saraf ini akan merangsang dan operasi sectio caesarea dan mempercepat
bergerak sepanjang serabut saraf yang akan masa nifas (Bobak et al, 2004).
menghasilkan substansi yang disebut Manajemen nyeri dibedakan secara
dengan neurotransmitter seperti farmakologis dan non farmakologis.
prostaglandin dan epineprin, yang Prosedur secara farmakologis dilakukan
membawa pesan nyeri dari medula spinalis dengan pemberian analgetik (Prasetyo,
ditransmisikan ke otak dan dipersepsikan 2010) dan non farmakologis dapat
sebagai nyeri (Judha, 2012). dilakukan dengan cara relaksasi, teknik
Menurut Solehati & Rustina (2013), pernafasan, perubahan posisi, massage,
75% dari pasien bedah mengalami nyeri akupressur, terapi panas/dingin,
sedang sampai berat setelah operasi. Durasi hypnobreathing, musik, dan TENS
nyeri dapat bertahan selama 24 sampai 48 (transcutaneus electrical nerve stimulation)
jam, tapi bisa bertahan lebih lama (Yusrizal, 2012)
tergantung pada bagaimana klien dapat Banyak pasien dan anggota tim
menahan dan menanggapi rasa sakit. kesehatan cenderung memandang obat
Pemulihan post operasi membutuhkan sebagai satu-satunya metode untuk
waktu rata-rata 72,45 menit (1-1,5 jam). menghilangkan nyeri padahal analgesik
Pasien akan merasakan nyeri yang hebat yang diberikan pada ibu post operasi SC
rata-rata pada dua jam pertama sesudah akan berdampak pula pada bayi yang
operasi karena pengaruh hilangnya efek disekresikan ibu melalui ASI. Efek
obat anastesi di saat pasien sudah keluar analgetik diantaranya dapat menekan
dari kamar bedah (Mulyono, 2008). laktasi, menekan keasaman lambung bayi,
Denny Saputra, dkk, Teknik Relaksasi Genggam Jari Oleh Suami Berpengaruh Terhadap Nyeri Post … 013

menstimulasi sistem saraf pusat dan yang tepat dalam menghadapi situasi
menekan (supresi) sistem imun. (Moore, tersebut. Teknik ini dapat dilakukan
2001 dalam jurnal Andarmoyo, 2006) sebagai meditasi yang diiringi oleh music,
Teknik relaksasi genggam jari adalah atau dilakukan sebelum tidur untuk
salah satu tindakan non-farmakologis yang melepaskan masalah-masalah dan
dapat dilakukan untuk menurunkan nyeri membantu tubuh, pikiran, dan jiwa untuk
dengan metode relaksasi yang sangat mencapai relaksasi (Cane, 2013) Relaksasi
sederhana dan dapat dilakukan oleh genggam jari dapat mengendalikan dan
siapapun yang berhubungan dengan jari mengembalikan emosi yang akan membuat
tangan serta aliran energy di dalam tubuh menjadi rileks. Ketika tubuh rileks,
tubuhnya (Liana, 2008). Di sepanjang jari- maka ketegangan pada otot berkurang yang
jari tangan terdapat saluran atau meridian akan mengurangi kecemasan (Yuliastuti,
energi yang terhubung dengan berbagai 2015).
organ dan emosi. Titik-titik refleksi pada Secara fisiologis teknik relaksasi
tangan memberikan rangsangan secara genggam jari dapat mengurangi rasa
refleks (spontan) pada saat genggaman. nyeri, teknik relaksasi genggam jari akan
Rangsangan tersebut akan mengalirkan menghasilkan impuls yang dikirim melalui
semacam gelombang kejut atau listrik pada serat saraf aferen non-nosiseptor yang
otak. Teknik relaksasi genggam jari mengarah ke "gerbang nyeri" sehingga
membantu tubuh, pikiran dan jiwa dikontrol untuk mengeluarkan inhibitor
mencapai relaksasi. Dalam keadaan neurotransmitter yang menghambat dan
relaksasi secara alamia akan memicu mengurangi stimulus nyeri. (Christina et
analgesik alami tubuh sehingga nyeri akan al,2015)
berkurang (Cane, 2013) Penelitian Pinandita (2011)
Teknik relaksasi genggam jari menginformasikan bahwa relaksasi
merupakan cara yang mudah untuk genggam jari dapat menurunkan rata-rata
mengelola emosi dan mengembangkan skala nyeri pasien post laparotomy di RS dr
kecerdasan emosional. Teknik genggam Margono Soekarjo Purwokerto sebesar
jari ini sangat berguna untuk kehidupan 0,95 skala nyeri (1 skala nyeri). Didukung
sehari-hari. Saat kita menangis, merasa oleh penelitian Roudotul (2015)
marah, atau gelisah karena situasi yang menyatakan bahwa teknik relaksasi
sulit, teknik ini dapat membantu kita untuk genggam jari menurunkan rata-rata
menjadi lebih tenang dan focus sehingga intensitas nyeri pasien post operasi sectio
kita dapat mengambil tindakan atau respon sebesar 1,54 skala (+ 2 skala nyeri).
014 Jurnal Media Kesehatan, Volume 12 Nomor 1, Juni 2019, hlm. 011-020

Teknik relaksasi genggam jari yang menggunakan NRS (numerical rating


dilakukan oleh suami akan membantu scale). Analisis data dilakukan secara
menurunkan skala nyeri yang dirasakan univariat untuk melihat karakteristik nyeri
ibu. Kehadiran suami selama dan setelah dan uji T-independent untuk melihat
proses persalinan merupakan hal penting perbedaan atar kelompok pada responden
bagi ibu. Kehadiran suami akan dapat penelitian.
mendukung ibu saat mengalami rasa cemas
HASIL
dan stress pada ibu (Yuliastuti, 2015).
Analisis Univariat
Kehadiran dan dukungan suami dapat
Gambaran karakteristik responden post op SC di
menjadi sumber yang paling berharga Rumah Sakit Bhyangkara Bengkulu (n=64)

selama proses persalinan. Sentuhan yang Variabel Kelompok


Kontrol Intervensi
diberikan suami dapat membuat istri
Umur
merasa lebih tenang menghadapi proses 18-39
Mean 28,31 26,41
persalinan. Kehadiran suami merupakan Min 18 19
Max 39 38
cara yang paling efektif untuk mengurangi SD 5,88 4,99
SE 1,04 0,99
ketidaknyamanan nyeri (Mubaskin, 2005) CI 26,81;30,44 24,61;28,21

Berdasarkan latar belakang diatas Paritas


Paritas 1 13 (20,3%) 12 (18,8%)
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian Paritas 2-3 16 (25,0%) 18 (28,1%)
Paritas >3 3 (4,7%) 2 (3,1%)
mengenai pengaruh teknik relaksasi
Pendidikan
genggam jari yang dilakukan oleh suami Dasar 10 (15,6%) 5 (7,8%)
Menengah 16 (25,0%) 23 (35,9%)
terhadap nyeri pada pasien post operasi Perguruan 6 (9,4%) 4 (6,2%)
Tinggi
sectio caesarea di RS Bhayangkara
Riwayat 24 (37,5%) 18 (28,1%)
Bengkulu. SC 8 (12,5%) 14 (21,9%)
Tidak ada
riwayat
Ada riwayat
BAHAN DAN CARA KERJA

Desain penelitian yang digunakan


Hasil tabel menunjukkan
dalam penelitian ini adalah desain quasi
Karakteristik respon dalam penelitian ini
eksperimen dengan rancangan pretest-
dilihat dari umur, paritas, pendidikan, dan
posttest with control group. Teknik
riwayat SC. Hasil menunjukkan bahwa
pengambilan sampel dalam penelitian ini
variable umur, paritas, pendidikan, dan
adalah consecutive sampling. Jumlah
riwayat SC berdistribusi normal (p value >
responden 58 orang terdiri dari 29 orang
α = 0,05). Usia responden berada pada
kelompok kontrol dan 29 kelompok
rentang 18-39 tahun dengan rata-rata usia
intervensi alat ukur yang digunakan
Denny Saputra, dkk, Teknik Relaksasi Genggam Jari Oleh Suami Berpengaruh Terhadap Nyeri Post … 015

28 tahun pada kelompok kontrol dan 26 Perbedaan rata-rata nyeri post op sebelum dan
sesudah dilakukan intervensi di Rumah Sakit
tahun kelompok intervensi. Bhyangkara Bengkulu (n=64)

Paritas responden tertinggi berada Variabel Kelompok (p value)

pada rentang 2-3 paritas, pada kelompok Kontrol Intervensi


(n=32) (n=32)
kontrol 24,0% dan pada kelompok Skala
nyeri post
intervensi 28,1% dengan paritas 2-3. op 4,47 4,00
intervensi 0,67 0,71 0,009*
Pendidikan responden tertinggi berada pada I (B) 4,22;4,71 3,74;4,25
Mean
pendidikan SMA, pada kelompok kontrol SD
CI
25,0% dan pada kelompok intervensi 4,12 3,38
Skala 0,79 0,75 0,000*
35,9%. Riwayat SC responden tertinggi nyeri post 3,83;4,41 3,10;3,64
op
pada tidak ada Riwayat SC yaitu pada intervensi
I I (C)
kelompok kontrol 37,5% dan pada Mean 0,53 1,59
SD 0,62 0,71 0,000*
kelompok intervensi 28,1%. CI 0,30;0,75 1,33;1,85

Gambaran uji homogenitas dan rata-rata skala nyeri Selisih


post op SC di Rumah Sakit Bhayangkara Bengkulu Skala
(n=64) nyeri post
op 0,87 2,21
intervensi 0,75 0,75 0,000*
Variabel Kelompok I (B-A) 0,60;1,14 1,93;2,50
Kontrol Intervensi p value Mean
SD
Skala nyeri CI
sebelum
dilakukan 5,00 5,59
intervensi 0,76 0,56 0,575 Selisih
Mean 0,13 0,09 Skala
SD 4,72;5,27 5,39;5,79 nyeri post
op
SE
intervensi
CI II (C-A)
Mean
Hasil tabel menunjukkan Karakteristik SD
CI
nyeri respon dalam penelitian ini sebelum
dilakukan intervensi pada kelompok Hasil penelitian menunjukkan pada
kontrol rata-rata intensitas nyeri 5.00 skala kelompok kontrol rata-rata intensitas nyeri
nyeri pada kelompok intervensi 5,59 skala 5.00 skala nyeri dengan SD 0,76, pada
nyeri. Uji homogenitas menunjukkan kelompok intervensi menunjukkan 5,59
bahwa tidak ada perbedaan nyeri sebelum skala nyeri dengan SD 0,56. Perubahan
dilakukan intervensi pada kelompok rata-rata skala nyeri setelah diberikan
kontrol dan kelompok intervensi dengan intervensi I pada kelompok kontrol yaitu
nilai p value > 0,05 pada α= 0,05 (setara) 4,47 skala nyeri dengan SD 0,67 dan pada
kelompok intervensi 4,00 skala nyeri
016 Jurnal Media Kesehatan, Volume 12 Nomor 1, Juni 2019, hlm. 011-020

dengan SD 0,71. Perubahan rata-rata skala Karakteristik yang paling berkontribusi terhadap
penurunan rata-rata nyeri post operasi SC setelah
nyeri setelah diberikan intervensi II pada pemberian intervensi genggam jari ke II

kelompok kontrol yaitu 4,12 skala nyeri Variabel B SE Beta P r R2


(Constant) - 0,73
dengan SD 0,79 dan pada kelompok 2139
Nyeri 0,13 0,33 0,00
intervensi 3,38 skala nyeri dengan SD 0,75. Sebelum 0,46 0,73 0,54
dilakukan
Selisih rata-rata skala nyeri setelah intervensi 0,19 - 0,00
-1,08 0,53
pemberian intervensi I pada kelompok Intervensi
genggam
kontrol 0,53 skala nyeri dengan SD 0,62 jari

dan pada kelompok intervensi 1,59 skala Tabel diatas menunjukkan bahwa
nyeri dengan SD 0,71. Selisih rata-rata penurunan nyeri post SC sebelum
skala nyeri setelah pemberian intervensi II dilakukan intervensi genggam jari dan
pada kelompok kontrol 0,87 skala nyeri setelah dilakukan intervensi jari dapat
dengan SD 0,75 dan pada kelompok menjelaskan variasi penurunan nyeri post
intervensi 2,21 skala nyeri dengan SD 0,75. SC sebesar 54%. Persamaan regresi yang
Hasil uji statistik independen t-test diperoleh adalah : Penurunan nyeri post SC
menunjukkan nilai p value sebesar 0,000 (p =2,13 – 1,09 intervensi genggam jari +
< α) α=0,05 dapat disimpulkan ada 0,46 nyeri sebelum intervensi
pengaruh teknik relaksasi genggam jari Dengan pemodelan tersebut, dapat
yang dilakukan oleh suami terhadap nyeri disimpulkan bahwa : kelompok yang
pada pasien post op SC. diberikan relaksasi genggam jari sebanyak

Analisa Multivariat 2 kali dapat menurunkan nyeri sebesar 1


skala nyeri setelah dikontrol variabel nyeri
Pemilihan kandidat variable yang
sebelum intervensi. Pemberian teknik
akan diuji multivariat menggunakan uji
relaksasi genggam jari yang dilakukan oleh
dengan cara memasukkan semua variable
suami pada pasien post op SC sebanyak 2
independen meliputi : usia, paritas,
kali akan lebih efektif menurunkan nyeri
pendidikan, riwayat SC, teknik relaksasi
post op.
gengam jari. Variable yang diikutkan dalam
seleksi kandidat multivariat yaitu variable PEMBAHASAN
dengan nilai p value multivariat lebih kecil
Hasil penelitian menunjukkan
dari 0.25.variabel yang dapat masuk seleksi
bahwa usia rata-rata responden pada
pada uji multivariat meliputi variabel
kelompok kontrol 28 tahun dan pada
paritas, pendidikan, riwayat SC, nyeri
kelompok intervensi 26 tahun. Hasil
sebelum dilakukan intervensi
penelitian ini juga sejalan dengan penelitian
Denny Saputra, dkk, Teknik Relaksasi Genggam Jari Oleh Suami Berpengaruh Terhadap Nyeri Post … 017

sebelumnya yang dilakukan oleh (Irmayani, Hasil penelitian menunjukkan


2010) dengan judul “Faktor penyebab sebelum dilakukan intervensi pada
kejadian Persalinan dengan Sectio Caesarea kelompok kontrol rata-rata skala nyeri
di RST dr. Soedjono Magelang tahun adalah 5 skala nyeri. Intensitas nyeri
2010” yang menyebutkan bahwa usia setelah dilakukan intervensi I pada
terbanyak mengalami persalinan dengan SC kelompok kontrol rata-rata 4,5 skala nyeri
adalah 20 – 35 Tahun yaitu sebanyak dan intensitas nyeri setelah dilakukan
(76,58%). intervensi II pada kelompok kontrol 4,1
Paritas 2-3 anak menjadi paritas skala nyeri. Pada kelompok kontrol
terbanyak dalam penelitian ini. Menurut diberikan intervensi berupa teknik relaksasi
Saifuddin, 2009 (dalam Trivonia, 2012), nafas dalam oleh peneliti.
paritas yang paling aman adalah multi Perubahan rata-rata skala nyeri
gravida. Primi gravida dan Grande multi setelah diberikan intervensi I pada
gravida mempunyai angka kematian kelompok kontrol yaitu 0,5 skala nyeri
maternal lebih tinggi. Hal ini dipengaruhi perubahan rata-rata skala nyeri setelah
oleh kematangan dan penurunan fungsi diberikan intervensi II pada kelompok
organ-organ persalinan.kesakitan pada ibu kontrol 0,9. Rentang perubahan rata-rata
dan bayinya. skala nyeri pada kelompok kontrol dengan
Pendidikan responden terbanyak teknik relaksasi nafas dalam menunjukkan
pada penelitian ini adalah pendidikan SMA, penurunan sebesar 0,5 sampai dengan 0,9
Menurut teori yang dikemukan oleh Potter skala nyeri.
& Perry (2005) yang mengatakan bahwa Hasil penelitian pada kelompok
tingkat pendidikan seseorang tidak intervensi menunjukkan pemberian teknik
termasuk dalam faktor- faktor yang relaksasi genggam jari yang dilakukan oleh
mempengaruhi nyeri. Perhatian pasien suami menunjukkan rata-rata skala nyeri
terhadap kesehatannya dipengaruhi oleh pada sebelum dilakukan intervensi 5,6
tingkat pengetahuannya. Salah satu faktor skala nyeri. Skala nyeri setelah dilakukan
yang mempengaruhi pengetahuan adalah intervensi I yaitu 4 skala nyeri dan skala
pendidikan (Mubarak, 2009). Semakin nyeri setelah dilakukan intervensi II yaitu
tinggi pendidikan seseorang maka semakin 3,4 skala nyeri.
mudah pula seseorang tersebut memahami Penurunan rata-rata skala nyeri
informasi yang diberikan oleh peneliti sesudah dilakukan intervensi I pada
dalam melakukan relaksasi genggam jari. kelompok intervensi perubahan skala nyeri
adalah 1,6 skala nyeri. Perubahan rata-rata
018 Jurnal Media Kesehatan, Volume 12 Nomor 1, Juni 2019, hlm. 011-020

skala nyeri setelah dilakukan intervensi II terhadap intensitas nyeri dengan p value
adalah 2,2 skala nyeri. Penurunan skala sebesari 0,000 (p<α) dengan penurunan
nyeri pada kelompok intervensi intensitas 0,95 skala nyeri.
menunjukkan penurunan sebesar 1,6 Relaksasi merupakan suatu usaha
sampai dengan 2,2 skala nyeri. Hasil uji menurunkan nyeri atau menjaga agar
statistik independen t-test menunjukkan tidak terjadi nyeri yang masih berat dengan
nilai p value sebesar 0,000 (p < α) α=0,05 menurunkan ketegangan otot. Relaksasi
dapat disimpulkan ada pengaruh teknik yaitu suatu cara mengurangi rangsangan
relaksasi genggam jari yang dilakukan oleh nyeri dengan mengistirahatkan atau
suami terhadap intensitas nyeri pada pasien relaksasi pada otot-otot tubuh, teknik ini
post op SC. mudah dipelajarioleh ibu post partum
Nyeri yang dirasakan responden dengan melakukan nafas dalam, pola
terdapat perbedaan didukung oleh teori di pernafasan yang teraturdan rileks serta
Hidayat dan Uliyah menyatakan bahwa petunjuk cara melepaskan endorfin dalam
nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tubuh atau relaksasi alami dalam tubuh
yang tidak menyenangkan. Sifatnya sangat dalam keadaan normal.
subjektif karena perasaan nyeri berbeda Secara fisiologis teknik relaksasi
pada setiap orang dalam hal skala atau genggam jari dapat mengurangi rasa
tingkatannya, dan hanya orang tersebut nyeri, teknik relaksasi genggam jari akan
yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi menghasilkan impuls yang dikirim melalui
rasa nyeri yang dialaminya. serat saraf aferen non-nosiseptor yang
Hal ini didukung oleh teori Potter & mengarah ke "gerbang nyeri" sehingga
Perry, kemampuan seseorang dalam dikontrol untuk mengeluarkan inhibitor
mempersepsikan nyeri dipengaruhi oleh neurotransmitter yang menghambat dan
sejumlah faktor seperti usia, jenis mengurangi stimulus nyeri
kelamin, lingkungan, kecemasan dan lain- Teknik nonfarmakologis merupakan
lain. Dimana faktor-faktor tersebut dapat modal utama menuju kenyamanan.
meningkatkan atau menurunkan persepsi, Dipandang dari segi biaya dan manfaat,
meningkatkan atau menurunkan toleransi penggunaan manajemen nonfarmakologis
terhadap nyeri, dan mempengaruhi sikap lebih ekonomis dan tidak ada efek
respons terhadap nyeri. sampingnya jika dibandingkan dengan
Penelitian sebelumnya dilakukan oleh managemen farmakologis. Pada kelompok
Pinandita (2012) menunjukkan ada eksperimen, responden diberikan
pengaruh teknik relaksasi genggam jari perlakuan berupa teknik relaksasi genggam
Denny Saputra, dkk, Teknik Relaksasi Genggam Jari Oleh Suami Berpengaruh Terhadap Nyeri Post … 019

jari yang dilakukan oleh suami. Hasil salah satu cara untuk mengurangi nyeri pasien
penelitian menunjukan bahwa skala nyeri post operasi sectio caesarea.

sesudah diberikan teknik relaksasi KESIMPULAN


genggam jari lebih rendah dibandingkan
Responden pada penelitian ini rata-
yang tidak diberikan teknik relaksasi
rata berusia 26 tahun, dengan rata-rata
genggam jari oleh suami. Pada kelompok
paritas 2-3 anak, Pendidikan terbanyak
eksperimen setiap responden diberikan
pada responden penelitian adalah
teknik relaksasi nafas yang bertujuan
Pendidikan menengah dan terbanyak tidak
merelaksasikan dan menurunkan nyeri
memiliki riwayat SC. Skala nyeri yang
pada pasien post sectio caesarea.
sebelum dilakukan intervensi pada
Teknik relaksasi genggam jari yang
responden kontrol adalah 5 skala nyeri dan
dilakukan oleh suami akan membantu
pada kelompok intervensi 5,5 skala nyeri.
menurunkan skala nyeri yang dirasakan
Rata-rata skala nyeri yang dirasakan
ibu. Kehadiran suami selama dan setelah
responden dalam kategori nyeri sedang.
proses persalinan merupakan hal penting
Setelah dilakukan intervensi rata-rata skala
bagi ibu. Kehadiran suami sebagai
nyeri pada responden kontrol 4,12 skala
pendamping istri mempengaruhi rasa
nyeri dan pada kelompok intervensi 3,38
nyeri, emosi, kecemasan, serta lancarnya
skala nyeri. Perubahan rata-rata skala nyeri
proses persalinan, kenyamanan dan
pada intervensi I pada kelompok kontrol
ketenangan istri
adalah 4,4 skala nyeri dan pada kelompok
Dalam keadaan relaksasi secara
intervensi 4 skala nyeri. Perubahan rata-rata
alamiah akan memicu pengeluaran hormon
skala nyeri pada intervensi II pada
endorfin, hormon ini merupakan analgetik
kelompok kontrol adalah 4,12 skala nyeri
alami dari tubuh sehingga nyeri akan
dan pada kelompok intervensi 3,38 skala
berkurang (Aprianto, 2012). Teknik
nyeri. Perbedaan rata-rata skala nyeri
genggam jari menghasilkan impuls yang
setelah dilakukan intervensi I pada
dikirim melalui serabut saraf aferen non-
kelompok kontrol 0,53 skala nyeri dan pada
nosiseptor ke subtansia gelantinosa
kelompok intervensi 1,59 skala nyeri.
sehingga stimulus nyeri terhambat dan
Perbedaan rata-rata skala nyeri setelah
berkurang
dilakukan intervensi II pada kelompok
Dari pemaparan diatas dapat
kontrol 0,87 skala nyeri dan pada kelompok
disimpulkan bahwa teknik relaksasi genggam
intervensi 2,21 skala nyeri.
jari yang dilakukan oleh suami merupakan
020 Jurnal Media Kesehatan, Volume 12 Nomor 1, Juni 2019, hlm. 011-020

Bagi Peneliti Selanjutnya pengkajian memberikan variasi baru dari penelitian


nyeri tidak hanya terfokus kepada pasien sebelumnya. Peneliti selanjutnya dapat
dengan operasi SC saja tetapi pada pasien menggunakan kombinasi terapi lain sebagai
post operasi secara umum. Peneliti tambahan. Peneliti selanjutnya perlu
selanjutnya dapat menambahkan variabel meneliti variabel konfonding lainnya
independen selain teknik relaksasi genggam terhadap nyeri post op.
jari, yaitu teknik terapi religius yang dapat

DAFTAR RUJUKAN Mulyono, D. 2008. Buku Ajar Keperawatan Medikal


Aswiningrum. 2009. Hubungan Pendampingan Beda II. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Suami dengan Tingkat Kecemasan Ibu Jakarta.
Primigravida dalam Menghadapi Proses Novarizki Galuh. 2009. Pengaruh Teknik Relaksasi
Persalinan. Jakarta Nafas Dalam Terhadap Penurunan Tingkat
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Kecemasan Pasien
Medikal Bedah (Ed 8, vol 2). EGC. Jakarta Pinandita. 2012. Pengaruh teknik relaksasi genggam
Cane, PM. 2013. Hidup Sehat dan Selaras : jari terhadap penurunan intensitas nyeri
Penyembuhan Trauma. Ahli Bahasa : Marya, pada pasien post operasi laparatomi. Jurnal
S & Emmy, L.D. INC. Yogyakarta ilmiah kesehatan keperawatan. Vol 8 : 30-36
Christina. 2015. Effect Of Handheld Finger Potter and Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental
Relaxation On Reduction Of Pain Intensity In Keperawatan : Konsep, Proses dan Praktek
Patients With Post-Appendectomy . NBU (Ed 4, vol 2). EGC. Jakarta.
Prasetyo, SN. 2010. Konsep dan Proses
Journal. Vol 11 : 13-17
Keperawatan Nyeri. Graha Ilmu. Yogyakarta
Depkes, 2014. Profil Kesehatan Republik Indonesia
Rofiqoch. 2010. Hubungan Pendamping Persalinan
2014. Pusat data dan informasi Departemen
Terhadap Nyeri Kala 1 Fase Aktif Pada
Kesehatan Indonesia 2014. Depkes. Jakarta
Persalinan Normal Di RB Rahayu Ungaran
Hartanti. 2005. Relaksasi Klien Post Operasi Sectio
Semarang
Ceasare. Henderson. Jakarta.
Roudotul. 2015. Efektifitas relaksasi genggam jari
Hidayat, A. A. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia.
terhadap penurunan skala nyeri. ETU
Salemba Medika. Jakarta.
Journal. Vol 4 : 1-5
Hill, R. Y . 2011. Nursing from the inside-out: living
Solehati T, Rustina Y. 2013. The Effect of Benson
and nursing from the highest point of your
Relaxation on Reduction of Pain Level
consciousness. London: jones and barlett
Among Post Caesarean
publishers.
Wong, M.F. 2011. Teknik Relaksasi Genggam Jari
Judha, Mohammad. 2012 . Teori Pengukuran Nyeri
untuk Ketenangan Pikiran dan Jiwa. Graha
dan Nyeri Persalinan. Nuha Medika. Jakarta
Ilmu. Yogyakarta
Kasdu, D. 2003. Operasi Caesar : Masalah dan
Yusrizal. 2012. Pengeruh Teknik Relaksasi Nafas
Solusinya. Puspa Swara. Jakarta
Dalam Dan Masase Terhadap Penurunan
Liana, E. 2008. Teknik Relaksasi Genggam Jari
Skala Nyeri Pada Pasien Pasca Apendiktomi
Untuk Keseimbangan Emosi.
di Ruangan Bedah RSUD Dr. M. ZeinPainan.
http://www.pembelajar.com. 27 September
Http://repository.unand.ac.id. 17 September
2016 (17:19)
2016 (18:19)
KRITIK DAN SARAN JURNAL (5)

DI RUANG TULIP RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU

DISUSUN OLEH :

NAMA : DEVI AFRIZA


NIM 1911438037

PEMBIMBING AKADEMIK : Ns. SRI UTAMI M. Biomed

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS RIAU
2020
KRITIK DAN SARAN JURNAL

‘’JURNAL UTAMA”

1. Judul : Teknik relaksasi genggam jari oleh suami berpengaruh terhadap


nyeri post operasi section caesarea

2. Penelitian Oleh : Denny Saputra *) Asmawati **) Septiyanti ***)

3. Tujuan : Untuk mengetahui pengaruh teknik relaksasi genggam jari yang


dilakukan oleh suami terhadap nyeri post sc

4. Hasil yang diukur : Untuk mengukur skala nyeri post SC dengan


melakukan teknik relaksasi genggam jari oleh
suami

5. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata nyeri sebelum


intervensi kelompok kontrol 5 skala nyeri dan kelompok
intervensi 5,5. Setelah intervensi skala nyeri pada kelompok
kontrol 4,1 dan kelompok intervensi 3,4. Ada perbedaan nyeri
sebelum dan sesudah dilakukan intervensi genggam jari yang
dilakukan oleh suami (p-value 0,000)

6. Kesimpulan : Skala nyeri yang sebelum dilakukan intervensi pada responden


kontrol adalah 5 skala nyeri dan pada kelompok intervensi 5,5
skala nyeri. Rata-rata skala nyeri yang dirasakan responden dalam
kategori nyeri sedang. Setelah dilakukan intervensi rata-rata skala
nyeri pada responden kontrol 4,12 skala nyeri dan pada kelompok
intervensi 3,38 skala nyeri.

You might also like