Professional Documents
Culture Documents
Pengembangan Resiliensi Masyarakat Terhadap Risiko Bencana Tanah Longsor Di Desa Kayuambon Kabupaten Bandung Ruman Syahfudin
Pengembangan Resiliensi Masyarakat Terhadap Risiko Bencana Tanah Longsor Di Desa Kayuambon Kabupaten Bandung Ruman Syahfudin
Pengembangan Resiliensi Masyarakat Terhadap Risiko Bencana Tanah Longsor Di Desa Kayuambon Kabupaten Bandung Ruman Syahfudin
Ruman Syahfudin
Badan Kepegawaian dan Diklat Kabupaten Tebo
Jl. Lintas Tebo-Bungo Km 12,5
Kompleks Perkantoran Seentak Galah Serengkuh Dayung
Kecamatan Tebo Tengah Kabupaten Tebo Provinsi Jambi
srumansyahfudin@yahoo.com
Abstract
Kayuambon village has a high vulnerability to disaster and also occured landslide, it is amplified by
disaster recapitulation data in Kayuambon village which is collected during the practicum showed
that the frequent landslide in Kayuambon village.
This research started by practicum focused on the community participation enhancement to prevent
landslide, whereas this research aimed to expand participation through community resilience in
facing landslide.
The formulation of the research problem is how the community resilience development to landslide
risk in Sukaampat Gadog Hamlet, Kayuambon Village, Lembang Subdistrict, West Bandung District.
This research showed the community knowledge improvement about disaster risk and potential and
the development of community in organizing themselves to landslide threat and the improvement of
adaptation ability of community to prepare disaster mechanism to face landslide. This research also
resulted practical implication that is community resilience development model on disaster risk.
Theoritically, this research confirmed several assumptions from Folke about resilience development.
Abstrak
Desa Kayuambon memiliki kerentanan yang tinggi terhadap bencana dan juga telah terjadi beberapa
kejadian tanah longsor. Fakta ini diperkuat oleh data Rekapitulasi kejadian bencana di Desa Kayuambon.
Penelitian ini dimulai dengan praktikum, yang berfokus pada peningkatan partisipasi masyarakat
dalam mencegah bencana tanah longsor. Penelitian ini memperluas peningkatan partisipasi yang
dilakukan saat praktikum melalui pengembangan resiliensi masyarakat dalam menghadapi bencana
tanah longsor.
Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana pengembangan resiliensi masyarakat terhadap
risiko bencana tanah longsor di Kampung Sukaampat Gadog Desa Kayuambon Kecamatan Lembang
Kabupaten Bandung Barat. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis penelitian
tindakan (action research). Penelitian ini menunjukkan hasil adanya peningkatan pengetahuan
masyarakat mengenai potensi dan risiko bencana melalui kegiatan sosialisasi, meningkatnya
kemampuan masyarakat dalam mengorganisir diri terhadap ancaman bencana tanah longsor melalui
kegiatan restrukturisasi dan pembuatan tupoksi forum penanggulangan bencana dan meningkatnya
kemampuan adaptasi masyarakat dalam menyiapkan mekanisme menghadapi bencana tanah
longsor melalui kegiatan penghijauan. Penelitian ini juga menghasilkan implikasi praktis berupa
model pengembangan resiliensi masyarakat terhadap risiko bencana. Secara teoritik, penelitian ini juga
mengkonfirmasi beberapa asumsi dari folke tentang pengembangan resiliensi.
42
Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Volume 13 Nomor 1, Juni 2014
44
Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Volume 13 Nomor 1, Juni 2014
45
Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Volume 13 Nomor 1, Juni 2014
selanjutnya dilakukan tahap perencanaan pengurus BPD, aparat desa dan forum
kemudian tindakan observasi dari kegiatan yang penanggulangan bencana di Desa Kayuambon.
telah direncanakan hingga tersusun suatu model Analisa data dalam penelitian ini dilakukan
pengembangan resiliensi masyarakat terhadap dengan; (1) Pengumpulan data, (2) Reduksi
risiko bencana. Menurut Kemmis dalam Nurul data, (3) Penyajian data, (4) Penarikan
Zuriah (2006) menyatakan bahwa penelitian kesimpulan.
tindakan merupakan upaya mengujicobakan
ide-ide kedalam praktik untuk memperbaiki Hasil Penelitian
atau mengubah sesuatu agar memperoleh
dampak nyata dari situasi. Selanjutnya Kemmis 1. Gambaran Desa Kayuambon
dan Taggart dalam Nurul Zuriah (2006) juga Desa Kayuambon berada di dekat pusat Ibu
menyatakan bahwa penelitian tindakan adalah Kota Kecamatan Lembang. Luas Wilayah
suatu bentuk penelitian reflektif diri yang secara Desa Kayuambon adalah 180,210 Ha. Terdiri
kolektif dilakukan peneliti dalam situasi dari 12 RW dan 34 RT dengan penggunaan
sosial untuk meningkatkan penalaran dan lahan antara lain; (1) Lahan Perumahan dan
keadilan praktik dan terhadap situasi tempat pemukiman penduduk 61.260 Ha, (2) Lahan
dilakukan praktik-praktik tersebut. Perusahaan/ perkantoran 41,22 Ha, (3)
Sarana umum lainnya 73,23 Ha, (4) Lahan
Penelitian ini dilakukan di Desa Kayuambon Pekarangan 2,3 Ha.
Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Batas-batas wilayah Desa Kayuambon antara
Barat. Sumber data yang digunakan dalam lain sebelah utara berbatasan dengan Desa
penelitian ini adalah : (1) Sumber data primer. Cibogo Kec. Lembang, di sebelah selatan
Sumber data dipilih secara purposive, artinya berbatasan dengan Desa Pagerwangi Kec.
keterwakilan sesuai tujuan penelitian. Dalam Lembang, disebelah timur berbatasan dengan
penelitian ini sumber data primer adalah Tokoh Desa Lembang Kec. Lembang dan, di sebelah
Masyarakat, Pengurus RT, pengurus PKK, barat berbatasan dengan Desa Langensari Kec.
pengurus BPD, Aparat Desa dan Pengurus Lembang. Berdasarkan hasil observasi dan
Forum Penanggulangan Bencana. (2) Sumber hasil kegiatan praktikum sebelumnya
data sekunder. Sumber data diperoleh lewat diketahui bahwa wilayah rawan bencana tanah
dokumen seperti laporan hasil praktikum yang longsor yang ada di Desa Kayuambon adalah
telah dilakukan sebelumnya, profil dan data Kampung Sukaampat Gadog.
Desa Kayuambon, laporan hasil penelitian, Kampung Sukaampat Gadog merupakan
buku-buku literatur yang relevan dengan perkampungan yang berada di RW 01 Desa
pengembangan resiliensi. Kayuambon. Masyarakat yang tinggal di
dalamnya umumnya merupakan masyarakat
Penggumpulan data menggunakan teknik; (1) pendatang. Di wilayah rawan longsor ini
Observasi berperan serta (participan tinggal ± 50 KK atau ± 300 jiwa penduduk
tobservation), (2) Wawancara mendalam (in- yang sebagian besar bekerja pada sektor
depth interview), (3) Studi Dokumentasi, (4) informal. Jenis pekerjaannya antara lain, buruh
Focus Group Discussion (FGD). Sedangkan bangunan, pembantu rumah tangga, tukang
pemeriksaan data dilakukan: (1) Uji realibilitas ojek dan buruh tani. Penghasilan yang
yang meliputi perpanjangan pengamatan, diperoleh dari pekerjaan sektor informal sering
peningkatan ketekunan, triangulasi, (2) tidak menentu dan belum mencukupi
Transferability, (3) Depend ability,(4) kebutuhan harian rumah tangga mereka.
Konfirmability. Untuk analisis data dilakukan Kondisi ini mencerminkan bahwa masyarakat
melalui analisis data kualitatif meliputi tahapan: Kampung Sukaampat Gadog juga rawan sosial
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, ekonomi.
penarikan kesimpulan. Informan dalam
penelitian ini adalah masyarakat, tokoh 2. Gambaran Awal Resiliensi Masyarakat
masyarakat, pengurus RT, pengurus PKK, Kampung Sukaampat Gadog
46
Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Volume 13 Nomor 1, Juni 2014
47
Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Volume 13 Nomor 1, Juni 2014
48
Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Volume 13 Nomor 1, Juni 2014
Sukaampat Gadog. Dilaksanakan oleh peneliti resiliensi masyarakat terhadap risiko bencana
sendiri. berjalan dengan baik. Adapun perubahan yang
(2) Peningkatan kemampuan dirasakan oleh warga masyaraka adalah
masyarakat dalam mengorganisasi diri. bertambahnya pengetahuan dan keterampilan
Adapun kegiatan yang dilakukan untuk masyaraka ttentang penanggulangan bencana
meningkatkan kemampuan masyarakat dalam tanah longsor, adanya kerjasama dengan
mengorganisasi diri adalah dengan organisasi desa dalam penanggulangan
meningkatkan kapasitas pengurus organisasi bencana dan terbuatnya mekanisme pertahanan
dengan restrukturisasi dan menyusun tupoksi diri masyarakat menghadapi risiko bencana
pengurus dengan jelas. tanah longsor dengan penghijauan dan tanggul
(3) Peningkatan kemampuan adaptasi penahan longsor.
masyarakat dalam menyiapkan mekanisme Merujuk kepada kegiatan yang telah dilakukan
menghadapi risiko bencana tanah longsor. sebagaimana hasil evaluasi dan refleksi,
Adapun kegiatan yang dilakukan untuk bahwa terlihat adanya perubahan dari ketidak-
meningkatkan kemampuan adaptasi pahaman warga dalam penanggulangan
masyarakat dalam menyiapkan mekanisme bencana menjadi lebih mengerti dan memiliki
menghadapi risiko bencana tanah longsor keterampilan. Masyarakat juga memiliki
adalah dengan melakukan penghijauan mekanisme pertahanan diri dalam
dengan menanam pohon bernilai ekonomi dan pengurangan risiko bencana.
produktif. Sasaran kegiatan ini adalah
masyarakat Kampung Sukaampat Gadog. Pembahasan
49
Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Volume 13 Nomor 1, Juni 2014
sosialisasi mengenai bencana tanah longsor. pengetahuan yang telah diberikan diharapkan
Program pencegahan dan mitigasi bencana warga masyarakat sudah memiliki
melalui pembuatan tanggul penahan longsor pengetahuan-pengetahuan penting seputar
dan penghijauan. (2) Model resiliensi yang bencana tanah longsor dan memiliki
telah dilakukan bersama warga juga sejalan kesadaran untuk melakukan tindakan
dengan Kerangka Aksi Hyogo yakni dengan pencegahan atau pengurangan risiko bencana
mengidentifikasi, mengkaji dan memantau tanah longsor. (c) Masyarakat mampu
risiko bencana melalui proses penelitian. mengorganisasikan diri dengan baik dalam
Memanfaatkan pengetahuan, inovasi dan menghadapi bencana tanah longsor.Forum
pendidikan untuk membangun kesadaran penanggulangan bencana dibentuk sebagai
keselamatan diri dan ketahanan terhadap wadah masyarakat untuk melakukan
bencana melalui kegiatan sosialisasi dan perencanaan kegiatan dan pelaksanaan
memperkuat kesiapan menghadapi bencana kegiatan. Struktur organisasi yang ada di
dengan meningkatkan kemampuan dalamnya juga berperan penting dalam
masyarakat mengorganisasi diri melalui kehidupan atau keberlanjutan organisasi.
restrukturisasi dan pemberian tupoksi sesuai Dilakukan restrukturisasi pengurus organisasi
standar kebutuhan peanggulangan bencana untuk menyegarkan kembali organisasi dan
pada forum penanggulangan bencana memenuhi pos-pos yang dibutuhkan dalam
Kampung Sukaampat Gadog. penanggulangan bencana. Forum penanggu-
langan bencana juga diberikan petunjuk
Berdasarkan hasil penelitian, temuan berupa tugas pokok dan fungsi yang
permasalahan atau kebutuhan yang dirasakan semestinya harus dilakukan. Hal ini agar
oleh warga dapat dijawab dengan melakukan pengurus menyadari posisi dan perannya serta
kegiatan berikut sebagai berikut: dapat mengoptimalkan perannya pada tugas
yang telah diberikan. (d) Terbentuk
(1) Nama Model. Nama model yang mekanisme penanggulangan bencana. Adanya
digunakan adalah pengembangan resiliensi pengetahuan dan organisasi tentang
masyarakat terhadap bencana tanah longsor di penanggulangan bencana diimbangi dengan
Kampung Sukaampat Gadog Desa pembuatan mekanisme mencegah terjadinya
Kayuambon. bencana tanah longsor. Mekanisme
pencegahan yang dilakukan adalah dengan
(2) Nama kegiatan; (a) Peningkatan penghijauan melalui penanaman pohon yang
pengetahuan masyarakat terhadap risiko memiliki nilai ekonomi produktif.
bencana tanah longsor. (b) Peningkatan
kemampuan masyarakat dalam (3) Sasaran; Adapun sasaran dari
mengorganisasi diri menghadapi risiko kegiatan ini adalah PKK Desa Kayuambon,
bencana tanah longsor dan (c) Peningkatan forum penanggulangan bencana dan
kemampuan adaptasi masyarakat dalam masyarakat yang tinggal di daerah rawan
menyiapkan mekanisme menghadapi bencana bencana longsor di Desa Kayuambon
tanah longsor. (2) Tujuan; (a) Masyarakat Kecamatan Lembang.
memahami dan sadar tentang bencana tanah
longsor. (b) Mengenalkan kepada masyarakat (4) Pelaksana; Penanggungjawab
ciri-ciri bencana tanah longsor, penyebab kegiatan adalah forum penanggulangan
terjadinya tanah longsor, tanda-tanda akan bencana yang telah dibentuk. Forum
terjadinya longsor, upaya-upaya pencegahan penanggulangan bencana yang dibentuk
dan hal-hal yang tidak boleh dilakukan untuk merupakan forum yang terdiri dari unsur
menjadi terjadinya bencana tanah longsor. masyarakat Kampung Sukaampat Gadog,
Selain itu, masyarakat juga diberikan pengurus RT dan Pemerintah Desa
informasi singkat melalui pemutaran film Kayuambon.
simulasi bencana tanah longsor. Dengan
50
Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Volume 13 Nomor 1, Juni 2014
51
Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Volume 13 Nomor 1, Juni 2014
52
Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Volume 13 Nomor 1, Juni 2014
- 53 -
Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Volume 13 Nomor 1, Juni 2014
Daftar Pustaka
Aribowo. 2009. Praktek Pekerjaan Sosial Masyarakat dalam Pengembangan Kapital Sosial Bagi
Penanggulangan Bencana. Strategi Pengurangan Resiko Bencana. Bandung: Pusat Kajian
Bencana dan Pengungsi STKS Bandung.
Folke. 2006. Resilience: The emergence of a perspective for social ecological sistem analyse
“Global Environmental change 16:253-267. Department of Sistems Ecology, Stockholm
University, Stockholm, Sweden.
54
Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Volume 13 Nomor 1, Juni 2014
John Twigg, dialihbahasakan oleh Theresia Wuryantari. 2007. Karakteristik Masyarakat yang
Tahan Bencana. Oxfam GB dan Plan Internasional.
Louis Lebel, John M. Anderies, Bruce Campbell, Carl Folke, Steve Hatfield-Dodds, T. P. Hughes,
and James Wilson. 2001. Governance and the Capacityto Manage Resilience in Regional
Social-Ecological Sistems. Resilience Alience
Netting, Ellen F, Peter M, Steven L. McMurtry. 2004. Social Work Macro Practice. Pearson
Education, Inc.
55