Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 9

HUBUNGAN TIPE KELUARGA DENGAN KETERLIBATAN

DUKUN BAYI DALAM PERAWATAN BAYI BARU LAHIR


DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BALUNG

Izza Hapsari¹, Diyan Indriyani², Zuhrotul Eka Yulis²


ˡMahasiswa Program Studi S1 Keperawatan
²Dosen S1 Keperawatan

Program Studi S1 Keperawatan FIKes Universitas Muhammadiyah Jember


Fikes@unmuhjember.ac.id Website. http://Fikes.unmuhjember.ac.id

Abstract
Introduction: Traditionally the family type is divided into two, namely the nuclear
family and the extended family (big family). In particular family type parents or in-
laws asked the mother to hand over the baby to the care of traditional midwives. It is
based on rights and responsibilities as head of the family. The purpose of this study
was to determine the relationship of family type with involvement shaman baby in
newborn care. Method: The study design used is cross sectional with a population of
73 and the number of samples is 65 respondents obtained by using proportional
sampling technique random sample. Data is collected using demographic data
research instrument. Results: The results of data analysis showed that the majority of
respondents involve traditional midwives in newborn care, as many as 58
respondents (89.23%), and the rest did not involve traditional midwives, as many as
seven respondents (10.77%). The results of statistical tests using Fisher's Exact test
Test with α = 0:05 p value 0.003 obtained, so that it can be concluded that there is a
significant relationship between family type with the involvement of traditional
midwives in newborn care. Discussion: This study recommended for mothers with
babies aged 0-1 months, should conduct newborn care independently with the
support of family
Keyword: Family Types; Newborn Care; Traditional midwives

PENDAHULUAN berbahaya karena sulitnya mengadakan


penyesuaian diri secara radikal yang
Bayi baru lahir adalah bayi yang
penting pada lingkungan yang sangat
lahir dengan kahamilan cukup bulan
baru dan sangat berbeda. Hal ini
dan berumur 0-28 hari. Masa bayi baru
terbukti dengan tingginya tingkat
lahir merupakan periode yang
kematian. Berdasarkan data yang
berbahaya, baik secara fisik maupun
diperoleh dari Dinas Kesehatan
psikologis. Secara fisik periode ini

1
Kabupaten Jember tercatat sebanyak Pengambilan keputusan dalam
419 kematian bayi pada tahun 2013 dan pemecahan masalah tetap dipegang
sebanyak 435 bayi dan neonatal pada oleh kepala keluarga atau anggota
tahun 2014. keluarga yang dituakan, termasuk
Orang tua baru banyak yang tidak pengambilan keputusan untuk
tahu secara pasti cara yang benar melibatkan dukun bayi dalam
merawat bayinya, mereka dapat merasa perawatan bayi baru lahir. Pada tahun
kebingungan untuk merawat seorang 2013 terdapat 35.702 ibu bersalin. Dari
bayi baru lahir. Cara perawatan hanya ibu bersalin tersebut didapatkan 34.862
didapatkan dari nenek. Ibu menjadi orang yang ditolong oleh tenaga
sangat cemas dan khawatir untuk kesehatan dan 840 orang ditolong oleh
merawat bayinya dengan baik. Untuk dukun (Aristin, 2012) Dari data
itu banyak ibu yang memilih untuk tersebut dapat dikatakan bahwa
menyerahkan masalah perawatan persalinan dan perawatan bayi oleh
bayinya ke orang yang lebih ahli, dukun bayi di Kabupaten Jember masih
antara lain dukun bayi. tinggi. Puskemas Balung merupakan
Masyarakat masih Puskesmas yang memiliki cakupan
mempercayakan perawatan bayinya perawatan bayi baru lahir oleh dukun
oleh dukun karena dianggap murah dan bayi yang cukup tinggi. Jumlah dukun
berpengalaman dalam merawat bayi. bayi yang berada di Wilayah Kerja
Perawatan yang dilakukan oleh dukun Puskesmas Balung adalah sebanyak 6
adalah memandikan, merawat tali pusat dukun yang membantu merawat bayi
dan memijat. Selama tali pusat belum baru lahir.
lepas, dukun bayi akan datang setiap Pengambilan keputusan untuk
ahari pagi dan sore untuk merawat melibatkan dukun bayi dalam merawat
bayi, tetapi setelah tali pusat lepas bayi akan mempengaruhi proses
dukun bayi hanya datang 2 minggu bonding attachment yang akan terjalin
sekali selama 40 hari untuk memijat ketika ibu sendiri merawat bayi seperti
bayi. menyusui bayi, memandikan serta
memijat bayi. Dari latar belakang

2
diatas, peneliti tertarik untuk pelaksanaan penelitian adalah bulan
mengidentifikasi hubungan tipe Mei-Juni 2016 sampai Juni 2016.
keluarga dengan keterlibatan dukun
bayi dalam perawatan bayi baru lahir di HASIL DAN PEMBAHASAN
Wilayah Kerja Puskesmas Balung. Hasil penelitian disajikan dalam
bentuk analisa bivariat yaitu tipe
MATERIAL DAN METODE keluarga, keterlibatan dukun bayi
Penelitian ini menggunakan dalam perawatan bayi baru lahir dan
pendekatan Cross-sectional yaitu hubungan tipe keluarga dengan
pengukuran variabel independen dan keterlibatan dukun bayi dalam
dependen hanya satu kali dan dalam perawatan bayi baru lahir akan dibahas
satu saat. Populasi dalam penelitian ini dengan menggunakan tabel distribusi
adalah ibu yang memiliki bayi umur 0- frekuensi sebagai berikut:
1 bulan yang berjumlah 78 dan Tabel
Tipe Keluarga Responden
bertempat tinggal di wilayah kerja Prosentase
Tipe Keluarga Jumlah
Puskesmas Balung. Teknik sampling (%)
Nuclear Family 30 46.15%
yang digunakan pada penelitian ini
Extended family 35 53.85%
yaitu menggunakan metode
Total 65 100%
proporsional random sampling yaitu
suatu metode pengambilan sejumlah
Terkait tabel diatas dapat diketahui
sampel yang didasarkan pada proporsi
bahwa responden yang memliki tipe
jumlah responden tiap desa. Jumlah
keluarga extended family lebih banya
sampel yang ditetapkan peneliti sebesar
yaitu berjumlah 35 responden dengan
65. Desa Balung Lor sebanyak 37
presentasi 53.85%, dan sisanya
sampel, desa Balung kidul sebanyak 10
memiliki tipe keluarga nuclear family
sampel dan desa Balung Kulon
dengan jumlah 30 responden (46.15%)
sebanyak 18 sampel. Instrumen
penelitian yang digunakan adalah
lembar data demografi dan waktu

3
Tabel 2 bahwa dari 30 responden yang
Pengalaman Responden Melibatkan
memiliki jenis keluarga nuclear family,
Dukun Bayi Dalam Perawatan Bayi
Baru Lahir ada sebagian responden yang
Prosentase
Pengalaman Jumlah melibatkan dukun bayi dalam
(%)
Melibatkan 58 89.23% perawatan bayi baru lahir, dan sebagian
Tidak lagi tidak melibatkan dukun bayi dalam
7 10.77%
Melibatkan
Total perawatan bayi baru lahir, jumlah Jenis
65 100%
keluarga nuclear family yang yang

Merujuk pada tabel diatas dapat tidak melibatkan dukun bayi lebih kecil

diketahui bahwa mayoritas responden dibanding yang melibatkan dukun bayi,

melibatkan dukun bayi dalam yaitu sebanyak 7 responden (23.3%).

perawatan bayi baru lahir dengan Sedangkan dari 35 responden yang

jumlah responden 58 orang (89.23%) memiliki jenis keluarga extended


family, keseluruhannya melibatkan
Tabel 3 dukun bayi dalam perawatan bayi baru
Tingkat Hubungan Tipe Keluarga
Dengan Keterlibatan Dukun Bayi lahir, yaitu sebanyak 35 responden
Dalam Perawatan Bayi Baru Lahir (100%).
Pengalaman
Jenis
P Penelitian yang telah dilakukan
Tidak Total valu
Keluarga Melibatka
Melibatka e di wilayah kerja Puskesmas Balung
n
n
35 diperoleh hasil tipe keluarga responden
Extended 35 0
(100%
Family (100%) (0%) dengan hasil tertinggi adalah tipe
)
0.003
30
Nuclear 23 7 keluarga extended family yaitu 35
(100%
Family (76.6%) (23.3%)
)
responden (53.85%), dan sisanya
Total 58 7 65
responden memiliki jenis keluarga
nuclear family yaitu sebanyak 30
Hal yang dapat dijelaskan dari tabel
responden (46.15%). Hasil ini sesuai
diatas tentang distribusi frekuensi
dengan teori yang dikemukaan oleh
tingkat hubungan tipe keluarga dengan
Suryawati (2007) ada masyarakat Jawa
keterlibatan dukun bayi dalam
yang menganut pola garis keturunan
perawatan bayi baru lahir menunjukkan
patrilineal maka dalam adat kebiasaan

4
keluarga, peranan suami / ayah sangat lebih tinggi pula jika dibandingkan
berpengaruh. ayah / suami sebagai dengan individu yang memiliki jenis
kepala rumah tangga adalah perantara keluarga nuclear family. Distribusi
dalam penentuan nasib termasuk yang frekuensi jenis pekerjaan yang dimiliki
menguasai sumber-sumber ekonomi oleh responden dalam penelitian ini
keluarga. Dalam masyarakat Jawa, menunjukkan bahwa mayoritas
kehamilan (dan kemudian kelahiran responden tidak bekerja, yaitu sebesar
bayi) merupakan peristiwa yang 92.31%, sehingga penghasilan juga
penting dalam siklus hidup manusia. hanya didapat dari suami. Mayoritas
Oleh karena itu ibu dan keluarga suami responden juga masih
melakukan serangkaian aktivitas ritual berpenghasilan di bawah UMR yaitu <
untuk menyambutnya. Faktor 1.629.000. hal ini juga tidak sesuai
kekerabatan (suami, orang tua, nenek) dengan penelitian yang dilakukan oleh
masih memberikan peran yang penting Setiyawati (2014) yang dalam
dalam tindakan-tindakan si ibu penelitiannya mengatakan bahwa selain
berkaitan dengan kehamilan, persalinan melestarikan budaya leluhur,
dan pasca persalinan, baik dalam keberadaan dukun bayi sangat
memberikan nasehat (karena mereka membantu bagi warga yang kurang
sudah berpengalaman menjalani mampu secara ekonomi karena
peristiwa tersebut) maupun biayanya sangat terjangkau.
pengambilan keputusan siapa penolong Siswati, Erniyati dan Kodijah
persalinan dan sarana pelayanan dalam penelitiannya pada tahun 2009
apakah yang akan dipergunakan. juga mengatakan bahwa faktor biaya
Peneliti berasumsi bahwa jumlah menjadi alasan utama dalam pemilihan
penghasilan yang rendah akan tenaga penolong persalinan dan
mempengaruhi kehidupan responden perawatan bayi. Persalinan dan
dengan jenis keluarga tertentu, jumlah perawatan dengan bidan dianggap
individu pada jenis keluarga extended masih terlalu mahal jika dibandingkan
family akan lebih banyak dan tentu dengan persalinan dan perawatan oleh
akan membutuhkan biaya hidup yang dukun bayi. Apalagi system

5
pembayarannya yang bisa diangsur bersalin. Hampir semua perawatan
sesuai dengan kemampuan, serta tidak dilakukan dengan teknik pijit baik
ada tambahan biaya lagi untuk untuk bayi, ibu bayi ataupun pada ibu
transportasi dan sebagainya. Apabila yang hamil namun masing-masing
responden tidak melibatkan dukun bayi memiliki teknik dan ritual yang
dalam perawatan bayi baru lahir dan berbeda satu dengan lainnya. Setiap
memfokuskan perawatan bayi baru ada ibu yang barusaja melahirkan
lahir oleh keluarga atau biasa disebut segera dukun bayi mengunjungi untuk
dengan family centered maternity care melakukan perawatan pada bayi sepeti
(FCMC) maka keluarga bahkan tidak memandikan, perawatan tali pusat, pijit
akan mengeluarkan biaya untuk bayi dan guna mengembalikan fungsi
perawatan bayi baru lahir kepada tubuh pasca persalinan.
dukun bayi. Konsep keperawatan maternitas
Dalam perjalanannya peranan yang berfokus pada keluarga juga atau
dukun bayi mulai berubah, dukun bayi biasa disebut dengan family centered
sekarang tidak melakukan pertolongan maternity care (FCMC) juga juga
persalinan, melainkan hanya sebagai diarahkan kepada pemenuhan
pendampingan, yang dimaksud disini kebutuhan ibu dan keluarga pada masa
adalah pendamping bidan dalam kehamilan, persalinan dan nifas,
pelayanan maternal dan neonatal, hal mempromosikan dan melindungi
ini terwujud sebagai bentuk hubungan kesejahteraan ibu dan bayinya dengan
kerjasama (partnership) antara bidan melibatkan keluarga dan lingkungan
dan dukun bayi (Umaningsih, 2009). dalam intervensi keperawatan baik
Puskesmas Balung juga telah bermitra intervensi edukasi maupun kebutuhan
dengan dukun bayi sehingga dukun ibu pada saat menjalani kehamilan,
bayi tidak lagi menangani persalinan persalinan dan nifas (Indriyani, 2013).
tetapi hanya membuka praktik Karakteristik tingkat pendidikan
konsultan terhadap kesehatan seputar pada responden dalam penelitian ini
kehamilan dan bayi serta pelayanan menunjukkan sebagian besar adalah
perawatan bagi ibu dan bayi pasca SMP yaitu 41 responden (63.08%).

6
Tingkat pendidikan suami responden persalinan oleh dukun bayi umumnya
juga menunjukkan nilai tertinggi adalah merupakan masyarakat yang jarak
SMP yaitu 49.23%, dalam hal ini rumahnya menuju tempat dukun bayi
peneliti berasumsi bahwa tingkat lebih dekat sedangkan responden yang
pendidikan juga mendukung keputusan memilih pertolongan persalinan oleh
keluarga untuk melibatkan dukun bayi bidan membutuhkan waktu yang lebih
dalam perawatan bayi baru lahir, hal ini banyak untuk mendapatkan pelayanan
juga dikemukakan oleh Suryawati karena jaraknya yang lebih jauh.
(2007) dalam penelitiannya yaitu Ketersediaan dan kemudahan
keluarga yang memiliki tingkat menjangkau tempat pelayanan, akses
pendidikan cukup tinggi seiring dengan terhadap sarana kesehatan dan
kemajuan jaman sudah tidak transportasi merupakan salah satu
mempercayai dukun bayi dalam pertimbangan keluarga dalam
membantu persalinan dan perawatan pengambilan keputusan mencari tempat
bayi baru lahir. pelayanan kesehatan.
Akses pelayanan kesehatan di Hubungan tipe keluarga dengan
wilayah kerja puskesmas Balung sangat keterlibatan dukun bayi dalam
mudah untuk dijangkau, sehingga perawatan bayi baru lahir adalah
alasan ibu untuk tidak menggunakan responden yang memliki tipe keluarga
jasa tenaga kesehatan sebenarnya tidak extended family lebih cenderung
benar, hal ini tidak sesuai dengan melibatkan dukun bayi karena terdapat
penelitian yang dilakukan oleh Amilda keluarga besar yang mempengaruhi
(2010) bahwa sebagian besar keputusan responden dalam perawatan
responden yang terjangkau aksesnya bayi baru lahir.
menuju sarana kesehatan memilih
bidan untuk menolong persalinan. SIMPULAN DAN SARAN
Sebagian besar responden yang tidak Simpulan
terjangkau aksesnya memilih dukun Responden sebagian besar
bayi untuk menolong persalinannya. memiliki tipe keluarga extended family
Responden yang memilih pertolongan yaitu sebanyak 35 responden (53.85%)

7
dan sisanya memiliki tipe keluarga mengenai pentingnya perawatan bayi
nuclear family yaitu sebanyak 30 baru lahir oleh orang tua bayi dan
responden (46.15%). Responden keluarga tanpa melibatkan dukun bayi.
mayoritas melibatkan dukun bayi
dalam perawatan bayi baru lahir yaitu DAFTAR PUSTAKA
sejumlah 58 responden (89.23%), dan Amilda, N.L, (2010). Faktor-Faktor
Yang Berhubungan Dengan
sisanya tidak melibatkan dukun bayi
Pemilihan Pertolongan Persalinan
dalam perawatan bayi baru lahir yaitu Oleh Dukun Bayi. Skripsi: FK
UNDIP
sejumlah 7 responden (10.77%).
Dewi, V.N.L, (2011). Asuhan
Melihat hasil penelitian didapatkan Neonatus, Bayi, dan Anak Balita.
Jakarta: Salemba Medika
bahwa ada hubungan tipe keluarga
dengan keterlibatan dukun bayi dalam Edriana, Indrawati, Rahmawati. (2012).
Hubungan Umur Dan Paritas Ibu
perawatan bayi baru lahir di wilayah Dengan Berat Bayi Lahir Di Rb
kerja Puskesmas Balung. Citra Insani Semarang Tahun
2012.
Indriyani, D. (2013). Keperawatan
Saran
Maternitas Pada Area Perawatan
Disarankan kepada ibu untuk Antenatal. Edisi 1. Yogyakarta:
Graha Ilmu
melakukan perawatan kepada bayi baru
lahir secara mandiri, karena ibu Setiyawati, R. (2014) Peranan Dukun
Bayi dalam Perspektif
merupakan perawat terbaik dalam Masyarakat Jawa Terhadap
perawatan bayi baru lahir. Kepada Proses Persalinan di Dusun
Noloprayan Desa Jatirejo
keluarga juga disarankan untuk Kabupaten Semarang Jawa
mendukung orang tua bayi yaitu ayah Tengah. Skripsi: FTIK UIN
syarif Hidayatullah.
dan ibu bayi dalam merawat bayinya Dipublikasikan
secara mandiri, dalam hal ini nenek
Siswati, Erniyati, Kodijah. (2009).
menjadi supporter utama untuk orang Perspektif Pertolongan Persalinan
Oleh Dukun Bayi Di Desa
tua bayi dalam merawat bayi baru lahir,
Bumijawa Kecamatan Bumijawa
serta disarankan kepada tenaga Kabupaten Tegal Tahun 2009.
Stikes Bhamada Slawi
kesehatan untuk memberikan edukasi
keperawatan dalam bidang maternitas

8
Sofyan, D.A.S. (2014). Peran Dukun Suryawati, C. (2007). Faktor Sosial
Dalam Implementasi Kemitraan Budaya dalam Praktik Perawatan
Bidan dan Dukun Bayi di Kehamilan, Persalinan, dan Pasca
Wilayah Kerja Puskesmas Persalinan (Studi di Kecamatan
Bangsalsari Kabupaten Jember. Bangsri Kabupaten Jepara).
Skripsi: FKM UNEJ. Jurnal Promosi Kesehatan
Dipublikasikan Indonesia Vol. 2 / No. 1 / Januari
2007

You might also like