136 49 266 1 10 20170223 PDF

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

PERILAKU SEKSUAL REMAJA AKIBAT

PAPARAN MEDIA PORNOGRAFI

ADOLESCENTS SEXUAL BEHAVIORS AS THE EFFECTS OF


PORNOGRAPHY MEDIA EXPOSURE

Intan Tri Masroah1, Elviera Gamelia2, Bambang Hariyadi3


1)
Mahasiswa Jurusan Kesehatan Masyarakat FIKES Unsoed, 2-3)Dosen Jurusan
Kesehatan Masyarakat FIKES Unsoed

ABSTRACT

The exposure of pornography media allegedly may affect the adolescents sexual behavior.
The aim of this research was to describe adolescents knowledge, attitude, and sexual
activities as the effects of pornography media exposure. The research design used
qualitative descriptive method. There were six key informants and five supporting
informants. Technique of determining the research subject was by snowball sampling.
The result of the research showed that the types of pornography media used by
adolescents were movies, videos, pictures, magazines, and porn sites. Exposure
frequencies were once to three times a week. The supporting factors were boredom,
dizziness, stress, amusement need, just for fun, and influence from peers. The knowledge
obtained from pornography media were the types of pornography media, sexual
intercourse processes, female’s physical appearance, way to seduce and stimulate female
as well as the terms related to sexuality. Adolescents stated that they agreed in sexual
activities as long as still in acceptable limit. The forms of sexual activities were
masturbation, holding hands, embracing, hugging, kissing and petting.It is suggested to
improve in providing information and education about pornography media and sexual
behavior and adolescents can take steps to prevent the impact of pornography media
exposure and sexual behavior.

Keyword : pornography media, adolescents, sexual behavior


Bibliography : 16 (2003-2011)
Kesmasindo, Volume 7(3) Juli 2015, Hal. 244-255
PENDAHULUAN terhadap minat seksual remaja.
Masa remaja merupakan masa Meningkatnya minat seksual remaja
peralihan dari anak-anak menuju tersebut mendorong remaja untuk
dewasa. Remaja akan mengalami melakukan perilaku seksual sehingga
berbagai perubahan dalam hidupnya, memunculkan berbagai permasalahan
baik perubahan fisik maupun psikis. seksual pada remaja.
Memasuki masa remaja yang diawali Masalah seksual yang dialami
dengan terjadinya kematangan organ remaja merupakan masalah serius
reproduksi juga memberikan banyak yang perlu mendapat perhatian. Puspa
perubahan pada diri remaja, termasuk (2010) mengutarakan hasil survei yang

244
245 Jurnal Kesmasindo, Volume 7, Nomor 3, Juli 2015, Hal. 244-255

dilakukan oleh DCC (Diponegoro Hasil penelitian Murti (2008)


Care Center) Semarang terhadap terhadap siswa SMU Muhammadiyah
mahasiswa UNDIP pada tahun 2007. Jakarta menunjukkan bahwa hampir
Jumlah sampel sebanyak 869 orang seluruh siswa pernah terpapar
mahasiswa menunjukkan bahwa pornografi, hanya 2 orang siswa yang
sebanyak 49,7% mahasiswa pernah tidak pernah terpapar. Proporsi
melakukan kissing, 36,10% pemaparan atau keterpaparan siswa
mahasiswa pernah melakukan necking, terhadap pornografi melalui media
30,30% mahasiswa pernah melakukan cetak adalah 32,7% memiliki
petting dan 9,86% mahasiswa UNDIP frekuensi terpapar tinggi dan 67,3%
pernah melakukan hubungan seksual memiliki frekuensi terpapar rendah.
(intercoures). Proporsi keterpaparan siswa terhadap
Menurut Seotjiningsih (2004) pornografi melalui media elektronik
eksposur media pornografi memiliki diketahui bahwa sebesar 50,7% siswa
pengaruh yang signifikan, baik termasuk ke dalam frekuensi tinggi
langsung maupun tidak langsung dan 49,3% termasuk ke dalam
terhadap perilaku seksual remaja. frekuensi rendah. Hal ini sejalan
Hasil penelitian yang dilakukan oleh dengan penelitian yang dilakukan
Nursal (2007) menyebutkan bahwa Hesarika (2010) terhadap 90 siswa
responden yang terpapar media SMA Al-Azhar Medan. Hasil
elektronik mempunyai peluang 3,06 penelitian menunjukkan bahwa dari
kali lebih besar untuk berperilaku 90 orang sampel penelitian diketahui
seksual dibandingkan dengan bahwa sebanyak 73,3% pernah
responden yang tidak terpapar media terpapar dengan pornografi. Sumber-
elektronik, sedangkan responden yang sumber sebagai penyebab keter-
terpapar media cetak mempunyai paparan umumnya berasal dari
peluang 4,44 kali lebih besar untuk internet, novel, majalah, televisi, HP
berperilaku seksual dibandingkan dan informasi dari teman.
dengan responden yang tidak terpapar Hasil penelitian yang
media cetak. dilakukan oleh Miranti (2006) pada
mahasiswa Unsoed yang berstatus kost
Intan Tri M., Perilaku Seksual Remaja Akibat Paparan Media Pornografi 246

di kelurahan Sumampir Kecamatan hubungan seksual pada saat pacaran


Purwokerto Utara menunjukkan dan kekerasan fisik oleh pasangan.
bahwa menonton VCD porno Berdasarkan hasil observasi
berpengaruh terhadap perilaku pendahuluan yang dilakukan oleh
masturbasi (60%) dan hubungan peneliti pada bulan Juni tahun 2012
seksual (40%). Penelitian ini juga terhadap 10 orang mahasiswa dan 10
menemukan perilaku seksual yang orang mahasiswi Fakultas Kedokteran
lain, yaitu perilaku necking (50%), dan Ilmu–Ilmu Kesehatan Universitas
petting (70%), dan seks oral (20%). Jenderal Soedirman, diketahui bahwa
Hal tersebut membuktikan bahwa sebanyak 8 orang mahasiswa dan 3
VCD porno dapat mempengaruhi orang mahasiswi Universitas Jenderal
perilaku seksual seseorang. Hasil Soedirman pernah terpapar media
penelitian berikutnya yang dilakukan pornografi atas dasar kesengajaan
oleh Gamelia dan Sistiarani (2011) dengan frekuensi mencapai 3 kali.
terhadap mahasiswa FKIK Unsoed Tujuan penelitian ini adalah
menyebutkan bahwa pemahaman untuk Mendeskripsikan pengetahuan,
mahasiswa FKIK Unsoed tentang sikap, dan aktivitas seksual mahasiswa
kesehatan reproduksi sudah cukup FKIK Unsoed akibat paparan media
baik karena mereka mendapatkan pornografi.
materi mengenai kesehatan reproduksi
di bangku perkuliahan. Lingkungan Metodologi Penelitian
pergaulan mahasiswa Unsoed menurut Penelitian ini menggunakan
persepsi beberapa informan metode penelitian kualitatif deskriptif.
menunjukkan adanya fenomena Informan utama dalam penelitian ini
pergaulan bebas, hal ini menunjukkan berjumlah 6 orang. Informan utama
lingkungan pergaulan tersebut adalah mahasiswa Fakultas
beresiko terhadap masalah kesehatan Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan
reproduksi. Permasalahan kesehatan Universitas Jenderal Soedirman yang
reproduksi yang pernah terjadi pada telah memenuhi kriteria. Kriteria
mahasiswa FKIK Unsoed antara lain tersebut antara lain berusia 18-24
kejadian kehamilan di luar pernikahan, tahun (batasan usia remaja menurut
247 Jurnal Kesmasindo, Volume 7, Nomor 3, Juli 2015, Hal. 244-255

WHO 12-24 tahun), berjenis kelamin karena kampus salah satu jurusan di
laki-laki atau perempuan, dan pernah FIKES berada di lokasi yang terpisah
terpapar media pornografi atas dasar dengan jurusan yang lain sehingga
kesengajaan. Informan pendukung kesempatan untuk dijadikan
untuk memperkaya informasi yang informan utama jauh lebih
diperoleh secara langsung dari kecil dibandingkan dengan kampus
informan utama berjumlah 5 orang. yang berada di Karangwangkal.
Informan pendukung ini terdiri dari 4 Keenam informan utama yang
orang teman sebaya informan utama diperoleh dalam penelitian ini berasal
dan 1 orang dosen Psikologi dari Jurusan Kesehatan Masyarakat,
Kesehatan FKIK Unsoed. Keperawatan, Farmasi, Kedokteran
Teknik pemilihan subyek Gigi, dan Ilmu Gizi.
penelitian yang dipergunakan adalah Sumber data yang digunakan
Snowball Sampling. Penentuan dalam penelitian ini adalah sumber
informan utama pertama dilakukan data primer dan sekunder. Cara
peneliti dengan memilih orang tertentu pengumpulan data dengan wawancara
yang dipertimbangkan akan mendalam, observasi tidak terstruktur,
memberikan data yang diperlukan, analisis dokumen, dan dokumentasi.
selanjutnya berdasarkan data atau Analisis data dalam penelitian ini
informasi yang diperoleh dari meliputi pengumpulan data (data
informan utama sebelumnya peneliti collection), reduksi data (data
menetapkan informan utama reductuion), penyajian data (data
selanjutnya yang dipertimbangkan display) dan penarikan kesimpulan
akan memberikan data yang lebih /verifikasi (conclusion drawing/
lengkap. verification).
Lokasi pemilihan informan
utama di fokuskan pada kampus FKIK
yang berada di Karangwangkal saja
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Jenis Media Pornografi
Tabel 1. Jenis Media Pornografi
Intan Tri M., Perilaku Seksual Remaja Akibat Paparan Media Pornografi 248

No. Informan Utama Jenis Media Pornografi


1. Informan utama 1 Film dan situs porno berupa gambar.
No. Informan Utama Jenis Media Pornografi
2. Informan utama 2 Film, gambar, dan situs porno berupa film, gambar, dan komik.
3. Informan utama 3 Video dan situs porno.
4. Informan utama 4 Video, film, situs porno dan majalah.
5. Informan utama 5 Film dan situs porno berupa cerita.
6. Informan utama 6 Film, video, dan situs porno

Hasil penelitian yang disajikan (Indonesia), Asia (Korea, jepang,


dalam Tabel 1. menunjukkan bahwa Cina, dsb), Amerika, Eropa, dan
jenis media pornografi yang Afrika.
digunakan oleh mahasiswa FIKES Hasil penelitian ini
Unsoed adalah film, video, gambar, menunjukkan bahwa mahasiswa FKIK
majalah, dan situs porno. Film, video, Unsoed mengakses semua jenis media
dan situs porno merupakan jenis pornografi baik media cetak maupun
media pornografi yang paling banyak elektronik. Hal ini sejalan dengan hasil
digemari oleh keenam informan penelitian yang dilakukan oleh
utama. Berikut adalah salah satu Supriati dan Fikawati (2008) yang
pernyataan informan utama tentang menyebutkan bahwa remaja lebih
alasan memilih media film dan video: banyak mengakses media cetak dan
elektronik dibandingkan dengan media
“Foto kan cuma gambar, ga
cetak saja atau elektronik saja.
gerak. jadilah ke video yang lebih apa
Jenis media pornografi yang
yah.. lebih fantastis gitu..”
digunakan remaja dalam penelitian ini
Hal menarik yang diperoleh
sebagian besar mereka peroleh dari
dalam penelitian ini adalah mengenai
internet. Berdasarkan hal ini peneliti
jenis film porno yang digunakan oleh
menyimpulkan bahwa internet
informan. Hasil wawancara mendalam
merupakan salah satu sumber dari
menunjukkan bahwa terdapat jenis
berbagai jenis media pornografi baik
media film jika dilihat dari sumber
itu film, video, cerita, foto, gambar,
film tersebut berasal. Jenis film
komik, dan majalah. Observasi yang
tersebut terdiri dari film lokal
249 Jurnal Kesmasindo, Volume 7, Nomor 3, Juli 2015, Hal. 244-255

dilakukan peneliti terhadap salah satu yaitu sebanyak 5 orang informan


situs di internet juga menunjukkan utama mengakses media pornografi
bahwa dalam situs tersebut telah sebanyak 1 kali dalam seminggu dan 1
lengkap menyediakan berbagai jenis orang informan utama sebanyak 3 kali
media pornografi baik itu film, dalam seminggu. Hal ini sejalan
gambar, komik, maupun cerita. Hal ini dengan hasil penelitian Supriati dan
menunjukkan bahwa pengaruh internet Fikawati (2008) yang menunjukkan
telah begitu besar terhadap penyebaran bahwa sebanyak 24,1 % responden
media pornografi. Pernyataan ini berada dalam frekuensi paparan sering
didukung oleh penelitian yang (> satu kali dalam seminggu) dan
dilakukan oleh Murti (2008) terhadap sebanyak 59,7 % responden yang ia
siswa SMU Muhammadiyah 3 Jakarta teliti berada dalam kategori jarang (<
yang menyebutkan bahwa 79,3% satu kali dalam seminggu).
responden yang ia teliti terpapar media Frekuensi ini tidaklah mutlak
pornografi di internet. Penelitian yang karena dipengaruhi oleh situasi dan
dilakukan oleh Braun dan Rojas kondisi yang dirasakan oleh informan
(2009) terhadap remaja di salah satu utama. Berikut adalah salah satu
pusat kesehatan di Kota New York pernyataan informan utama mengenai
juga menyebutkan bahwa sebesar 96% hal ini:
dari total sampel telah memiliki akses “mungkin seminggu kali.. itu
internet dan sebesar 55,4% juga tergantung sikon sih mba. “
diantaranya pernah terpapar oleh
Jika dilihat dari awal mula
pornografi di internet.
terpapar media pornografi, sebanyak 3
2. Frekuensi Paparan Media orang informan utama terpapar sejak
Pornografi SMA, 2 orang sejak SMP, dan 1 orang
Frekuensi paparan pornografi sejak SD. Hal ini menunjukkan bahwa
merupakan intensitas remaja dalam waktu termuda informan utama
menggunakan media pornografi. terpapar oleh media pornografi adalah
Frekuensi paparan media pornografi sejak SD. Hasil penelitian ini sejalan
terhadap mahasiswa FKIK Unsoed dengan hasil penelitian Mariani dan
Intan Tri M., Perilaku Seksual Remaja Akibat Paparan Media Pornografi 250

Bachtiar (2010) yang menyebutkan yang sangat tinggi untuk berperilaku


bahwa usia siswa paling muda ketika seksual namun seiring dengan waktu
pertama kali terpapar pornografi dan meningkatnya frekuensi mereka
adalah pada kelas 5 Sekolah Dasar mengakses media pornografi,
Frekuensi mengakses media keinginan untuk berperilaku seksual
pornografi juga dirasakan remaja dan mencoba apa yang dilihat dari
berpengaruh terhadap perilaku seksual media pornografi tersebut sangatlah
mereka. Mereka menyatakan bahwa tinggi. Hal ini sejalan dengan hasil
saat awal mula terpapar, frekuensi penelitian yang dilakukan oleh
memanfaatkan media pornografi Fitriasary dan Muslimin (2009) yang
masih sangat kecil kemudian frekuensi menyebutkan bahwa ada hubungan
tersebut cenderung meningkat seiring positif yang sangat signifikan antara
dengan meningkatnya rasa mengakses situs porno dengan tingkat
keingintahuan mereka terhadap perilaku seksual. Hal ini berarti bahwa
seksualitas dan media pornografi perilaku seksual remaja salah satunya
tersebut. Jika dikaitkan dengan dapat ditentukan oleh kebiasaan dan
perilaku seksual mereka, hal ini juga keseringan mereka mengakses situs
berbanding lurus. Saat awal mula porno di internet.
terpapar kelima informan utama 3. Faktor Pendorong Remaja
menyatakan masih adanya ketakutan Memanfaatkan Media Pornografi

Tabel 2. Faktor Pendorong Remaja Menggunakan Media Pornografi

No. Informan utama Faktor pendorong


1. Informan utama 1 Rasa jenuh, pusing, dan bimbang.
2. Informan utama 2 Rasa penasaran.
3. Informan utama 3 Stress dan butuh refreshing.
4. Informan utama 4 Pengaruh teman dan rasa jenuh.
5. Informan utama 5 Rasa iseng.
6. Informan utama 6 Pengaruh teman.

Tabel 2. Menginformasikan mahasiswa FKIK Unsoed


bahwa faktor yang mendorong menggunakan media pornografi antara
251 Jurnal Kesmasindo, Volume 7, Nomor 3, Juli 2015, Hal. 244-255

lain karena jenuh, pusing, stress, sering mengakses situs porno secara
iseng, butuh hiburan, dan pengaruh kognitif akan merefleksikan aktivitas
teman. Adanya rasa penasaran tersebut dan berpendapat bahwa
terhadap hubungan seksual dan aktivitas tersebut menyenangkan dan
bagian-bagian tubuh lawan jenis juga menghibur sehingga cenderung
dirasakan oleh informan utama mengulangi aktivitas tersebut secara
sebagai faktor pendorong mereka bertahap.
memanfaatkan media pornografi. Hasil penelitian juga
Hasil penelitian ini tidak jauh berbeda menunjukkan bahwa rasa penasaran
dengan penelitian yang dilakukan oleh yang dimiliki oleh remaja disinyalir
Murti pada siswa SMU menjadi salah satu faktor pendorong
Muhammadiyah Jakarta Tahun 2008 remaja memanfaatkan media
yang menunjukkan bahwa sebanyak pornografi. Hurlock (2009)
64,7% remaja terpapar pornografi menjelaskan bahwa karena
dengan alasan ingin tahu, 56,0% meningkatnya minat terhadap seks,
karena iseng, 24,0% beralasan bahwa remaja akan selalu berusaha mencari
media pornografi dijadikan alasan lebih banyak informasi mengenai seks.
sebagai hiburan, 22,3% terpapar Desmita (2006) menyebutkan
karena pengaruh teman sebaya dan terjadinya peningkatan minat dan
15,3% karena ketagihan. motivasi terhadap seksualitas pada
Media pornografi juga remaja sangat dipengaruhi oleh
dirasakan oleh remaja dapat perubahan-perubahan fisik terutama
mengobati perasaan jenuh dan stress pada organ-organ seksual dan
yang mereka alami. Media pornografi perubahan hormonal yang
dapat memberikan kesenangan dan mengakibatkan munculnya dorongan-
hiburan remaja atas segala beban dan dorongan seksual pada diri remaja.
permasalahan yang sedang mereka
hadapi. Hal ini sejalan dengan 4. Sumber Pengetahuan yang
penelitian yang dilakukan oleh Diperoleh Remaja dari Media
Fitriasary dan Muslimin (2009) yang Porngrafi
menyebutkan bahwa remaja yang
Intan Tri M., Perilaku Seksual Remaja Akibat Paparan Media Pornografi 252

Media pornografi selain majalah, buku, media elektronik sepeti


memberikan dampak negative juga televisi, dan internet semuanya dapat
memberikan berbagai pengetahuan memberikan pengaruh terhadap
kepada remaja. Pengetahuan yang pengetahuan dan sikap serta perilaku
diperoleh remaja dari media seksual. Secara umum orang belajar
pornografi meliputi jenis-jenis media dan memperoleh pengatahuan tentang
pornografi dan berbagai jenis film seks, dan juga tentang kekerasan
seperti film lokal, Asia, Amerika, dan seksual dari banyak sumber, misalnya,
Eropa, serta pengetahuan tentang video, internet, film, televisi, majalah,
seksualitas yang meliputi bentuk fisik dan media lain.
wanita atau bagian-bagian tubuh
wanita, perbedaan fisik wanita dari 5. Sikap Remaja terhadap Aktivitas
dalam negeri dan luar negeri, istilah- Seksual
istilah yang berhubungan dengan Berdasarkan hasil penelitian,
seksualitas, dan proses hubungan keseluruhan remaja putra dan putri
seksual. Berikut salah satu pernyataan yang diteliti menyatakan sikap setuju
informan utama: atas aktivitas seksual selama masih
“kalo pengetahuan yang dalam batas kewajaran. Berikut salah
didapet dari media pornografi itu..
satu pernyataan mereka:
apa.. yang pertama dilihat dari fisik
wanita yah.. trus hubungan seksual “kalo tanggapan saya sih dari
trus cara merangsang wanita perilaku seksual gitu gapapa ya mba,
gitu.hehe sama ehmm.. cara merayu tapi asalkan itu masih dalam perilaku
wanita.”
batas wajar, ga kelewatan. Karena
Luthfie (2003) menyebutkan menimbulkan banyak resiko juga.”

bahwa pembicaraan tentang proses Batas kewajaran aktivitas


hubungan seksual merupakan salah seksual masing-masing remaja
satu topik yang diminati remaja dalam berbeda-beda, jika dilihat dari
upaya memenuhi rasa ingin tahunya tingkatan aktivitas seksual, batas wajar
mengenai masalah seksual. aktivitas seksual yang terberat adalah
Suryanto dan Kuwatono (2010) petting. Keseluruhan remaja dalam
dalam penelitiannya menyebutkan penelitian ini juga menyatakan sikap
bahwa media berbentuk koran, tidak setuju terhadap hubungan
253 Jurnal Kesmasindo, Volume 7, Nomor 3, Juli 2015, Hal. 244-255

seksual (intercourse) karena mereka pranikah dengan menggunakan


menganggap resiko yang akan muncul kondom, lebih banyak dibandingkan
sangat tinggi dan mereka merasa tidak dengan yang tidak mendukung 37
mampu untuk menanggungnya. responden (37,0%), dan sebanyak 45
Hasil penelitian ini berbeda responden (45,0%) setuju jika seorang
dengan hasil penelitian yang dilakukan siswa melakukan aktivitas pacaran
oleh Prihatin (2007) yang dimulai dengan kissing, necking,
menyebutkan bahwa sikap remaja di petting saja tanpa harus melakukan
Kota Sukoharjo pada tahun 2007 intercourse dibandingkan dengan yang
menunjukkan dari 100 remaja yang tidak setuju sebanyak 55 responden
diteliti terdapat 63 responden (63,0%) (55,0%).
setuju untuk melakukan intercourse
6. Bentuk Aktivitas Seksual Remaja
Tabel 4. Bentuk Aktivitas Seksual
No. Informan utama Bentuk aktivitas
Seksual
1. Informan utama 1 Masturbasi, pegangan tangan, rangkulan, pelukan, kissing,
meraba bagian sensitif, dan petting.
2. Informan utama 2 Masturbasi, pegangan tangan, pelukan, dan kissing.
3. Informan utama 3 Masturbasi, pegangan tangan, pelukan, ciuman, dan memegang
bagian sensitif.
4. Informan utama 4 Masturbasi, pegangan tangan, pelukan, dan ciuman.
5. Informan utama 5 Masturbasi, pegangan tangan, kissing, dan pelukan.
6. Informan utama 6 Masturbasi dan pegangan tangan.
berpegangan tangan, 79,3%
Bentuk aktivitas seksual yang
berpelukan, 71,3% berciuman bibir
dilakukan oleh mahasiswa FIKES
dan 29,3% meraba bagian sensitif
Unsoed meliputi masturbasi, pegangan
pasangannya.
tangan, rangkulan, pelukan, ciuman,
Hasil penelitian ini jauh
memegang bagian sensitif lawan jenis,
berbeda dengan penelitian yang
dan petting. Hal ini sejalan dengan
dilakukan oleh Braun dan Rojas
penelitian Murti (2008) yang
(2009) yang melaporkan bahwa dari
menyebutkan bahwa dari 150 remaja
492 remaja yang diteliti di Kota New
yang diteliti sebanyak 94,7% pernah
Intan Tri M., Perilaku Seksual Remaja Akibat Paparan Media Pornografi 254

York, sebanyak 91% pernah mahasiswa FKIK Unsoed yang diteliti


melakukan hubungan seksual dengan menyatakan setuju terhadap aktivitas
usia rata-rata 15 tahun. Sebanyak seksual selama masih dalam batas
94,9% dari remaja yang aktif secara wajar yaitu tidak sampai melakukan
seksual tersebut pernah melakukan hubungan seksual (intercourse).
hubungan seks vaginal, 60,9% pernah Aktivitas seksual yang pernah
mengalami oral seks dan 19,6% dilakukan oleh mahasiswa FKIK
pernah melakukan hubungan anal Unsoed antara lain masturbasi,
seks. pegangan tangan, rangkulan, pelukan,
ciuman, memegang bagian sensitif
SIMPULAN DAN SARAN lawan jenis, dan petting.
SIMPULAN
Sumber pengetahuan SARAN
mahasiswa FKIK Unsoed yang Mahasiswa FKIK Unsoed
diperoleh dari media pornografi perlu meningkatkan kesadaran tentang
meliputi jenis media pornografi, bahaya media pornografi dan perilaku
proses hubungan seksual, bagian- seksual remaja, mampu memfilter diri
bagian tubuh wanita, cara merangsang dari pengaruh media pornografi bagi
dan merayu wanita, perbedaan fisik kehidupannya, dan mampu membatasi
wanita dalam negeri dan luar negeri diri dari perilaku-perilaku seksual
serta istilah-istilah yang berkaitan beresiko.
dengan seksualitas. Keseluruhan

DAFTAR PUSTAKA Perilaku Seksual Remaja. Humanitas


6 (2): 182-189.
Braun,D.,K., and Rojas, M. 2009. Exposure to
www.journal.uad.ac.id.
Sexually Explicit Web Sites and
Adolescent Sexual Attitudes and Gamelia, E., dan Sistiarani, C. 2011. Need
Behaviors. Journal of Adolescent Assesment tentang Promosi
Health 45 (2) 156–162. Kesehatan Reproduksi pada
http://journals.elsevierhealth. com. Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan
Ilmu-Ilmu Kesehatan UNSOED.
Desmita. 2006. Psikologi Perkembangan.
Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat
Remaja Rosdakarya. Bandung.
4 (2): 159-174.
Fitriasary, E., dan Muslimin, Z. I. 2009.
Intensitas Mengakses Situs Porno dan
255 Jurnal Kesmasindo, Volume 7, Nomor 3, Juli 2015, Hal. 244-255

Hesarika, A. 2010. Gambaran Keterpaparan Masyarakat Universitas Indonesia.


Pornografi dan Perilaku Seksual http://www.lontar.ui.ac.id.
Siswa di SMA AL Al-Azhar Medan
Nursal, D. G. A. 2007. Faktor-Faktor yang
Tahun 2010. Skripsi. Fakultas
Berhubungan dengan Perilaku
Kesehatan Masyarakat Universitas
Seksual Murid SMU Negeri di Kota
Sumatera Utara.
Padang Tahun 2007. Jurnal
http://repository.usu.ac.id.
Kesehatan Masyarakat 2 (2):175-
Hurlock, E. B. 2009. Psikologi Perkembangan 180. www.jurnalkesmas.com.
Suatu Pendekatan Sepanjang
Prihatin, T., W. 2007. Analisis Faktor-Faktor
Rentang Kehidupan. Penerbit
yang Berhubungan dengan Sikap
Erlangga. Jakarta.
Siswa SMA terhadap Hubungan
Luthfie, R. E. 2003. Fenomena Perilaku Seksual (Intercourse) Pranikah di
Seksual Remaja. Cerita Remaja Kota Sukoharjo Tahun 2007. Tesis.
Indonesia (Online). Program Studi Magister Ilmu
http://www.bkkbn.go.id. Kesehatan Masyarakat Universitas
Diponegoro Semarang.
Mariani, A., dan Bachtiar, I. 2010.
http://eprints.undip.ac.id.
Keterpaparan Materi Pornografi dan
Perilaku Seksual Siswa Sekolah Puspa, S. V. 2010. Hubungan antara Intensitas
Menengah Pertama Negeri. Makara, Cinta dan Sikap terhadap Pornografi
Sosial Humaniora 14 (2): 83-90. dengan Perilaku Seksual pada
http://journal.ui.ac.id. Dewasa Awal yang Berpacaran.
Skripsi. Fakultas Psikologi
Miranti, P. W. 2006. Perilaku Masturbasi dan
Universitas Diponegoro Semarang.
Hubungan Seks setelah Menonton
http://eprints.undip.ac.id.
VCD Porno pada Mahasiswa Kost di
Kelurahan Sumampir Kecamatan Soetjiningsih. 2004. Tumbuh Kembang
Purwokerto Utara Kabupaten Remaja dan Permasalahannya. CV
Banyumas. Skripsi. Jurusan Sagung Seto. Jakarta.
Kesehatan Masyarakat Fakultas
Supriati, E., dan Fikawati, S. 2008. Efek
Kedokteran dan Ilmu – Ilmu
Paparan Pornografi pada Remaja
Kesehatan Universitas Jenderal
SMP Negeri Kota Pontianak Tahun
Soedirman Purwokerto. (Tidak
2008. Makara Sosial Humaniora 13
dipublikasikan).
(1): 48-56. http://journal.ui.ac.id.
Murti, I. R. 2008. Hubungan antara Paparan
Suryanto, S., dan Kuwatono. 2010. Peran
Pornografi di Media Massa dengan
Media Massa dalam Perilaku Seksual
Tingkat Perilaku Seksual pada Siswa
Remaja di Kota Semarang. Jurnal
SMU Muhammadiyah 3 Jakarta
Semai Komunikasi 1 (1): 15-31.
Tahun 2008. Skripsi. Program
http://jurnal.komunikasi.
Sarjana Kesehatan Masyarakat
stikomsemarang.ac.id.
Pendidikan Kesehatan dan Ilmu
Perilaku Fakultas Kesehatan

You might also like