Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 34

FRIENDSHIP

November 13th is my best friend’s birthday, “Dinda”. She looked very happy because her
parents gave her a wonderful gift. Her friends also gave her lots of gifts. Unfortunately, on
her birthday I cannot give her anything. Because my family was struggling in financial. I
hope dinda understood my situation. And dinda understood my situation now. Dinda was my
best friend I ever had.

One month later, dinda got sick. A very rare disease that never existed. After preparing her
favorite cake, I visited her. Once there, I was talking with her mother and she said, “Dinda
got a very strange disease and it seems no hope to live longer”. Because her organs will be
damaged gradually and need a suitable donor to stop the damage.

As if I were struck by lightning in a daylight. My tears was falling down when staring at my
best friend lying in the ICU room. I decided to do a test to see whether my kidney was
matching with hers. And it was match. I immediately went home and expressed my intention
to donate my kidney to dinda. My mother did not approve of my good intentions. She did not
want her only daughter have to bear the pain for the future life. But I kept insisting and telling
my mother the reason I wanted to donate. I told her that I was my present for her long life
birthday. And I believed in god’s promise that every singel good deed reserve turns another.
If I did not get in this world. I am sure I will get it in hereafter.

After obtaining the approval of the mother, I went straight to the hospital and told her mother
that I wanted to donate my kidney. Her mother was immediately hugged and sobbed hapilly.
She was very grateful to me. She promised to give whatever I ask. But I only asked one thing
not to let dinda know if I donate a kidney to her. And the operation run well. Dinda was
slowly driving got well. One month later, dinda was totally health. I was very happy to see
her smile again. Since that time her mother was very fond of me.

It was almost 6 months after surgery that my live run normally. But lately I felt exhausted if I
did a rather heavy activity. At first I ignored it but one night, when I wanted to get up for
tahajud prayer, suddenly could not move my legs. As if I had no power to lift my feet. Since
that I used a wheelchair.

Day after day had passed, I grew up happily. Now I shared my life with someone who loved
me for what I was, dani. I wonder where my story began. But we never expressed our love to
each other. Everything went away naturally. Thus, alot of people knew dani as my brother.

1
One day dinda came to see me at home. Dinda brought my favorite apple. After having joke,
dinda said that she was very interested in dani. Dinda only knew that dani was my best friend,
as well as my brother. Dinda asked for my help to make dani as her boyfriend. Indeed, it hurt
to hear it, I really wanted to tell her that dani was the person I loved. But I did not want to
make her hurt. Finally I nodded to help her.

I talked to dani about dinda, I wanted him to love her. At first, dani refused my request. But I
forced him. Until finally he melted and agreed. My heart really hurt. But that’s why I
preferred to love in silence. I preferred to sacrifice for the people I care. I preferred to hold
my ego for them, especially for my friend, dinda. Let me write all the story of my life in this
diary, so that one day people who loved me know how much I loved them.

I spent the rest of my life together with the people I care about. Dinda, dani and I often
walked together. I was very happy to see their affection. Well I really felt happy for them.

One year later, Anna’s healthworsened. And on Thursday, april 24th, 2014, Anna breathed
for her last. Before she died, anna entrusted her diary for dinda. She was sobbing when
reading it. She could not help crying all day. Dinda felt so sorry for her attitude towards anna.
Dinda was not aware of anna’s sacrifices for her. One message that anna gave her,”keep dani
for me, my sweety, dinda. Keep your live happy, dear my best friend”...

2
PERSAHABATAN

Tanggal 13 november adalah hari ulang tahun sahabatku, “Dinda”. Dia, terlihat sangat
bahagia karena kedua orang tuanya memberikan hadiah yang indah. Begitu juga teman-
temannya memberikan banyak hadiah. Sayangnya, di hari ulang tahunnya kali ini aku tidak
bisa memberikan apa-apa. Karena keluargaku saat ini sedang kesulitan ekonomi. Aku
berharap agar dinda mengerti akan hal ini. Ternyata dinda mengerti keadaanku sekarang.
Dinda memang sahabat terbaik yang pernah aku miliki.

Satu bulan kemudian, dinda jatuh sakit. Penyakit yang sangat langka yang pernah ada.
Setelah mempersiapkan kue kesukaan dinda, aku pun menjenguknya. Sesampai di sana, aku
berbincang-bincang dengan ibunya. Ibunya dinda berkata,”penyakit dinda sangat aneh dan
kemungkinan sudah tidak ada harapan untuk hidup lebih lama”. Karena organ tubuhnya akan
rusak secara bertahap dan butuh donor yang cocok untuk menghentikan kerusakannya.

Bak disambar petir di siang bolong. Tak terasa air mataku menetes ketika menatap sahabat
terbaikku terbaring lemas di ruang IGD. Aku pun memutuskan untuk mencoba tes untuk
melihat kecocokan ginjalku dengannya. Dan hasil tesnya cocok. Aku pun langsung pulang ke
rumah ddan menyampaikan niatku untuk mendonorkan ginjalku kepada dinda. Ibuku sangat
tidak setuju akan niatan baikku. Ibu tidak mau anak satu-satunya ini harus menanggung rasa
sakit selama hidupku kelak. Namun aku terus memaksa dan memberitahu ibu alasanku ingin
mendonorkan ginjalku. Ini akan menjadi kado ulang tahun selama hidupnya. Dan aku percaya
akan janji tuhan bahwa setiap kebaikan berhak dibalas dengan kebaikan pula, Apabila aku
tidak mendapatkannya di dunia, maka aku yakin akan mendapatkannya di kehidupanku
selanjunya.

Setelah mendapat persetujuan ibu, aku pun langsung kerumah sakit dan memberitahu ibunya
dinda akan niatku mendonorkan ginjalku ibunya pun langsung memelukku sambil terisak-
isak bahagia. Beliau sangat berterima kasih padaku. Beliau berjanji akan memberikan apapun
yang aku minta. Namun aku hanya meminta satu saja, tolong jangan beritahu dinda kalau aku
yang mendonorkan ginjal untuknya. Dan operasipun berjalan dengan lancar. Dinda sudah
mulai sehat. Dirawat satu bulan, dinda dinyatakan sehat total. Aku pun sangat bahagia
melihat senyum dinda. Sejak saat itu ibunya dinda menyayangi aku.

Sudah hampir 6 bulan pasca operasi hidupku berjalan dengan normal. Namun akhir-akhir ini
aku mulai merasa kelelahan apabila beraktivitas agak berat. Awalnya aku tidak

3
menggubrisnya. Namun suatu malam, ketika aku ingin bangun untuk menunaikan sholat
tahajjud, tiba-tiba kakiku tidak bisa digerakkan. Seperti tidak ada tenaga untuk mengangkat
kakiku, sejak saat itu aku memakai kursi roda.
Hari demi hari berganti, aku sudah mulai beranjak dewasa. Sekarang aku sudah bersama
dengan orang yang menyayangiku apa ada diriku, dani. Entah berawal dari mana kisahku
bersama denganya. Namun kami tidak pernah saling mengungkapkan rasa cinta kami.
Semuanya berjalan begitu saja. Sehingga, di mata orang-orang dani terlihat seperti abangku.

Suatu hari dinda datang menjengukku di rumah. Dinda membawakan buah apel kesukaanku.
Setelah bercanda tawa, dinda mengatakan bahwa dia sangat tertarik dengan dani. Dinda
hanya mengetahui dani adalah sahabatku, sekaligus abangku. Dinda meminta bantuanku
untuk menjadikan dani sebagai pacarnya. Sungguh, sakit hati mendengarnya, ingin rasanya
aku berterus terang pada dinda bahwa dani adalah orang yang sangat aku cintai. Namun aku
tidak ingin membuat hatinya sakit. Akhirnya aku iyakan keinginan dinda.

Aku berbicara dengan dani tentang dinda, aku ingin dia bersama dinda. Awalnya dani
menolak permintaanku. Namun aku memaksanya. Sampai akhirnya dani pun luluh dan
mengiyakan kemauanku. Sungguh sakit rasanya hati ini, sungguh. Namun itulah aku yang
lebih memilih mencintai dalam diam. Yang lebih memilih berkorban untuk orang-orang yang
aku sayangi. Aku lebih memilih menahan egoku untuk mereka, terlebih untuk sahabatku,
dinda. Biar ku tulis semua kisah hidupku di diary ini, agar kelak orang yang menyayangiku
mengerti betapa aku sangat menyayangi mereka.

Waktu terus berjalan, aku habiskan sisa hidupku bersama-sama dengan orang-orang yang aku
sayangi. Aku, dinda, dan dani sering sekali berjalan bersama. Melihat kemesraan mereka aku
sangat bahagia. Yaa aku sangat bahagia bercampur pilu.

Satu tahun berselang, kesehatan anna semakin memburuk. Dan tepat dihari kamis, 24 April
2014, anna menghembuskan nafas terakhirnya. Sebelum meninggal, anna menitipkan diary
nya agar diberikan kepada dinda. Dinda menangis tersendu-sendu membacanya, air matanya
tak dapat ia tahan. Dinda begitu sangat menyesali sikapnya selama ini terhadap anna. Dinda
tidak menyadari akan pengorbanan anna untuknya. Satu pesan yang anna berikan untuk
dinda,”jaga dani untukku, dinda manis. Terus bahagia yaa sahabat terbaikku”...

4
THE FOOL TIGER AND THE SMART GOOSE

One day, there was an old man who walked along the forest. He had been walking far,
therefore he felt tired. Then he decided to take a rest and slept under a shady tree. While he
was sleeping, there was a tiger approaching toward him. He was hungry and desired to eat the
old man. It roared loudly,”Auuuummmm”, making all of the denizens of the forest wake up
but the old man. The old man kept sleeping soundly.

Then, a goose came suddenly,” Hi, my big brother, what are you doing here.” The goose
asked.

“ I want to wake up this old man, and eat him at once.” The tiger replied.

“If you want to wake him up, you must roar behind the hill over there.” Said the goose,
pointing the hill located far from they were now.

“are you kidding me? Even he didn’t hear me despite being so close.” He answered
unbelievingly.

“The old man lives behind the hill, and he can only be woken up from there.”

The tiger then thought for a while and finally followed what the goose had suggested.
The tiger went to behind the hill, leaving the goose and the old man.

“What a fool tiger!” said the goose, laugthing. Then the goose woke the old man by pecking
his foot. The old man was then awake. He was deaf, so he could not hear the tiger’s roar.
Feeling not tired anymore, he went on his walking.

5
HARIMAU dan ANGSA PINTAR

Suatu hari disebuah hutan,ada seorang kakek yang kelelahan karena telah berjalan jauh, oleh
karena itu dia memutuskan untuk beristirahat dan tidur dibawah sebuah pohon yang rindang.

Beberapa saat kemudian datanglah seekor harimau yang berniat ingin memakan kakek tua
tersebut, harimau itu pun langsung mendekati sang kakek dan mengeluarkan suara
raungannya dengan sangat kuat “HAAUUUUUUUMMM....”, suara harimau tersebut
membangunkan seluruh penghuni hutan, namun sayangnya suara harimau tersebut tidak
terpengaruh terhadap sang kakek, kakek tersebut masih tetap tertidur.

Lalu tiba-tiba muncul seekor angsa dan menyapa sang harimau,”Hai, Harimau! Apa yang
sedang kamu lakukan?”,

Harimau menjawab,”aku ingin membangunkan kakek ini, aku ingin memakannya hidup-
hidup!”,

“O...kamu ingin membangunkan kakek ini?, kakek ini hanya akan terbangun jika kamu
mengeluarkan suara kerasmu tadi dari bukit sebelah sana,” angsa mengatakan hal itu sambil
menunjuk bukit yang jauh di ujung hutan tersebut.”Hah? Yang benar saja...dari jarak sedekat
ini dia tidak terbangun?, apa lagi jika aku membangunkannya dengan suara kerasku ini dari
bukit yang di ujung sana?”, jawab harimau tidak percaya.

Angsa menjawab dengan tenang dan menyakinkan, “Kakek ini tinggal di desa yang ada di
bukit itu, oleh karena itu kamu harus membangunkannya dari sana”. Lalu harimau pun
berfikir sejenak dan memutuskan untuk mengikuti perkataan angsa..

Melihat kejadian itu angsa tertawa,”Ha...Ha...Ha.. bodoh sekali harimau itu, mengikuti
perkataanku”. Lalu angsa mendekati dan segera membangunkan kakek tersebut, ternyata
kakek itu tuli, jadi ia langsung mematuk kaki kakek tersebut. Akhirnya kakek tersebut
terbangun dan melanjutkan perjalanannya.

6
THE BOY WHO CRIED ‘WOLF’

Once there was a shepherd boy who had to look after a flockof sheep. One day, he felt bored
and decided to play a trick on the villagers. He shouted,”help!wolf!wolf!”

The villagers heard his cries and rushed out of the village to help the shepherd boy. When
they reached him, they asked,”Where is the wolf!”

The shepherd boy laughed loudly,”Ha,Ha,Ha! I fooled all of you.

I was only playing a trick on you.”

A few days later, the shepherd boy played this trick again.

Again he cried,”Help!Help!wolf!wolf!”Again, the villagers rushed up the hill to help him and
again they found that boy had tricked them. They were very angry with him for being so
naughty.

Then, some time later, a wolf went into the field. The wolf attacked one sheep, and then
another and another. The shepherd boy ran towards the village shouting,”Help!Help!Wolf!
Help!somebody!”

The villagers heard his cries but they laughed because they thought it was another trick. The
boy ran to the nearest villager and said,”A wolf is attacking the sheep. I lied before, but this
time it is true!”

Finally, the villagers went to look. It was true. They could see that wolf running away and
many dead sheep lying on the grass.

We way not believe someone who often tells lies, even when he tells the truth.

7
ANAK LELAKI YANG BERTERIAK ‘SRIGALA’

Suatu ketika, pernah ada seorang anak gembala yang harus menjaga kawanan domba. Suatu
hari, ia merasa bosan dan memutuskan untuk bermain trik pada penduduk desa. Dia
berteriak,”Tolong!serigala!serigala!” penduduk desa mendengar teriakkan nya, mereka
bergegas keluar dari desa untuk membantu anak tersebut. Ketika mereka tiba di dekatnya,
mereka bertanya, “di mana serigalanya?”
Anak tertawa keras,”Ha,Ha,Ha! Aku menipu kalian semua. Aku hanya bermain trikpada
anda.” Beberapa hari kemudian hari kemudian, anak gembala bermain trik ini lagi. Sekali lagi
ia berteriak,”Tolong!Tolong!Serigala!Serigala!”Sekali lagi, warga bergegas menaiki bukit
untuk membantu dia dan sekali lagi mereka menemukan anak itu telah menipu mereka.
Mereka sangat marah padanya karena begitu nakal.

Lalu, beberapa waktu kemudian, seekor serigala masuk ke padang rumput. Serigala
menyerang seekor domba, dan kemudian domba lainnya lagi. Sang anak gembala berlari
menuju desa berteriak, “Tolong!Tolong!serigala!Tolong!seseorang!”

Penduduk desa mendengar teriakkan tersebut, tapi mereka malah tertawa karena mereka pikir
itu trik yang lain. Anak itu berlari ke desa terdekat dan berkata,”Seekor serigala menyerang
domba. Aku berbohong sebelumnya, tapi kali ini benar!”

Akhirnya, penduduk desa pergi untuk melihat. Memang benar. Mereka bisa melihat serigala
melarikan diri dan banyak domba mati tergeletak di rumput.

Kita mungkin memang tidak percaya seseorang yang sering mengatakan kebohongan, bahkan
ketika ia mengatakan kebenaran.

8
A HELP

Ellena was a beautiful and smart girl. She studied at the best university in the country. She
was always busy with her assignment, part-time job, and other social activity. She was an
adorable girl at her university. Many boys tried to get closer to her, but they just ended up by
giving-up. She’s beautiful but fierce as well. She had a best friend. Her name was elice. Elice
was a year older than ellena. They were like sisters. Elice was like her fairy god-mother who
always cheered her up when she was sad.

One day, ellena fell in love with someone who was a friend at campus. Ellena told it to elice.
It seemed that ellena was going to give up because the man whom she loved already had
girlfriend.

“I don’t come to him. He already has a girlfriend.”Ellena said.

“So, don’t come to him. That’s dangerous. There is nothing more dangerous than a girl who
feeels annoyed because another girl want to get closer to her boyfriend. Note it. Like a fierce
lion. Don’t ever walk by its territory,”Elice replied.

“I understand. Well, let’s go to campus, now. It just waste my time thinking about him.”

“Let’s go”

***

When ellena walk on the corridor off thr classroom, she saw that man. The man whom she
loved. He was not really handsome. But, if many people at campus knew that ellena fell in
love with him, he would look a hundred times more handsome than now. It was stil a mystery
why ellena could feel in love with him. She probably liked him because he was funny and
smart.

“Hi, ellena.”Rendy greeted.

“Mm...hi.. you shocked me.”Ellena shocked

“Oh sorry. I don’t intend to shock you. How’s life?”

“I’m fine. Do you have anything to discuss with me?”

“No. I just want to talk to you.

9
“About?”

“About un, moon, and earth.”

“I don’t have time to discuss about that joke. Tell that story to your girlfriend. I am not
interested.”

“Oh come on ellen.”

“What?”

“Listen to me. I am busy with my research all day long everyday at campus. How can a man
like me, who is very busy has a girlfriend? I don’t have time to have a date.”

“Hmm.. sorry rendy. I have to go. Elice has waited for me.”

“Fine. Take care. Don’t turn your back when you go.”

“I won’t”

***

Elice waited for ellena at canteen. The, ellena told what happened just now. Elice was
shocked by her story.

“So, what are you going to do?”Elice asked

“Tell him that I love him.” Ellena answered

“Are you sure. You dare ?”

“Ah.. yes. I will do. At least he knew it. I just want him to know. I don’t expect much.”

“Do that. I support you.”

After eating, they went to the boarding house.

***

Next day, ellena couldn’t find elice. Elice left the room in the early morning without
bringing her cell phone. Ellena thought that perhaps elice had a morning class and was
hurried that’s why she forgot to bring her cell phone. An hour later, someone knocked the
door. Ellena thought it might be elice. But, it sounded different, that was a man’s voice.

10
“Good morning.” A man outside the room greeted and knocked the door.

“Morning.”Ellena ansewered.

Then suddenly she shocked again, and again. That was rendy.

“What are you doing hare?”ellena asked.

“I shocked you. I like to make you shocked. Hahaha. Mmm.. I have finished my research.”He
replied.

“So?”

“So, I already have time and I want to date you.”

“That’s not a funny joke. You can’t make me laugh by that.”

“Ellen, why are you like this? I’m serious.”

“I’m serious, too.”

“I love you.”

“Why does it come suddenly? Oh my god.”

“You don’t want to have a date with me ?”

“No.”

“Okay. Thank you for your time to have me here.”

“You have your self here by your ownself. Not me.”

“I love you.”

“I love you, too.”

“Whaaat???” What did you say?” rendy was shocked.

“I like making you shocked. Hahaha.”

Actually, elice went to campus in the early morning to meet rendy and tell him that her
bestfriend was going to exprees her feeling. Elice had know that rendy liked ellena since the
first year of their study in the university. Elice told rendy that it was the best time to tell her.

11
Then, rendy came to ellena’s boarding house. Ellena thanked elice for her help. She would
never forget that.

That was a love story and frienship story between ellena, elice and rendy. Elice got married
two years ago. And now rendy and ellena are getting married.

12
SEBUAH BANTUAN

Ellena adalah seorang gadis cantik dan cerdas. Ia belajar di universitas terbaik di luar negeri
ini. Dia selalu sibuk dengan tugasnya, pekerjaan paruh waktu, dan kegiatan sosial lain nya.
Dia adalah seorang gadis manis di universitasnya. Banyak anak laki-laki mencoba untuk
lebih dekat dengannya, tapi mereka hanya berakhir dengan keputus asaan. Dia cantik tapi
juga galak. Dia memiliki seorang sahabat. Namanya elice, elice berumur setahun lebih tua
dari ellena. Mereka seperti saudara, elice seperti ibu peri yang selalu menyemangati saat
ellena sedih.

Suatu hari, ellena jatuh cinta dengan seseorang yang merupakan teman di kampus. Ellena
mengatakan kepada elice. Tampaknya ellena akan menyerah karena orang yang dicintainya
sudah punya pacar.

“Aku tidak ingin datang kepada nya. Dia sudah punya pacar.”kata ellena

“Jadi, jangan datang kepadanya. Itu berbahaya. Tidak ada yang lebih berbahaya daripada
seorang gadis yang merasa kesal karena gadis lain ingin lebih dekat dengan pacarnya. Catat
itu. Seperti seekor singa buas. Jangan pernah berjalan di wilayahnya.”jawab elice.

“Aku mengerti. Nah, mari kita pergi ke kampus, sekarang. Hanya membuang-buang waktu
ketika aku berpikir tentang dia.”

“Mari kita pergi”

***

Ketika ellena berjalan di koridor kelas, ia melihat orang itu. Pria yang ia cintai. Dia tidak
benar-benar tampan. Namun, jika banyak orang di kampus tahu bahwa ellena jatuh cinta
dengan dia, dia akan terlihat seratus kali lebih tampan dari sekarang. Ittu masih misteri
mengapa ellena bisa merasakan cinta dengan dia. Ellena mungkin menyukainya karena di
lucu dan cerdas.

“Hai, ellena.”rendi menyapanya.

“Mm...hi..kamu mengejutkan aku.”ellena takut

“Oh maaf. Aku tidak bermaksud untuk mengejutkanmu. Bagaimana kabarmu?”

“Aku baik-baik saja. Apakah kamu memiliki hal yang ingin didiskusikan denganku?”

13
“Tak ada, aku hanya ingin berbicara dengan mu.

“tentang?”

“Tentang matahari, bulan, dan bumi.”

“Aku tidak punya waktu untuk membahas tentang lelucon itu. Ungkapan cerita itu untuk
pacarmu saja. Aku tidak tertarik.”

“Oh, ayolah ellen..”

“Apa yang?”

“Dengarkan aku. Aku sibuk dengan penelitian aku sepanjang hari sehari-hari di kampus.
Bagaimana bisa orang sepertiku, yang sangat sibuk punya pacar? Aku tidak punya waktu
kencan.”

“Hmm.. maaf rendy. Aku harus pergi. Elice telah menunggu ku.”

“Baik. Hati-hati. Jangan menoleh ketika kamu pergi.”

“aku tidak akan”

***

Elice menunggu ellena dikantin. Kemudian, ellena mengatakan apa yang terjadi sekarang.
Elice terkejut dengan ceritanya.

“Jadi, apa yang akan anda lakukan?” Tanya elice

“Katakan padanya bahwa aku mencintainya.”jawab ellena.

“Apakah kamu yakin. Kamu berani?”

“Ah..Ya. aku akan melakukan. Setidaknya ia tahu itu. Aku hanya ingin dia tahu. Aku
berharap banyak,”

“Lakukan itu. Aku mendukungmu.”

Setelah makan, mereka pergi ke kos.

***

14
Hari berikutnya, ellena tidak bisa menemukan elice. Elice meninggalkan ruang di pagi hari
tanpa membawa ponselnya. Ellena berpikir bahwa mungkin elice memiliki kelas pagi dan
bergegas, itu sebabnya dia lupa membawa ponselnya. Satu jam kemudian, seseorang
mengetuk pintu. Ellena pikir mungkin elice. Tapi, itu terdengar berbeda, itu suara seorang
pria.

“Selamat pagi,” seorang pria di luar ruangan menyapa dan mengetuk pintu.

“Pagi” jawab ellena.

Lalu tiba-tiba dia kaget lagi. Itu adalah rendy.

“Apa yang kau lakukan disini?”Tanya ellena.

“Aku mengejutkanmu. Aku suka membuatmu terkejut. Ha Ha Ha. Mmm .. aku telah
menyelesaikan penelitianku.”Dia menjawab.

“Jadi?”

“Jadi. Aku sudah punya waktu dan Aku ingin berkencan denganmu.”

“Itu bukan lelucon yang lucu. Kamu tidak bisa membuatku tertawa dengan itu.”

“Ellen, kenapa kau seperti ini? Aku serius.”

“Aku serius, juga.”

“Aku mencintaimu.”

“Mengapa hal ini datang secara tiba-tiba? Astaga.”

“Kamu tidak ingin pergi denganku?”

“Tidak.”

“Baik. Terima kasih atas waktu yang kamu berikan.”

“Aku cinta kamu.”

“Aku juga mencintaimu.”

“Apaaa ???” Apa yang kau katakan?”Rendy terkejut.

15
“Aku suka membuatmu terkejut. Ha Ha Ha.”

Sebenarnya, Elice pergi ke kampus di pagi hari untuk menemui rendy dan mengatakan
padanya bahwa teman baiknya akan mengungkapkan perasaannya. Elice tahu bahwa rendy
menyukai ellena sejak tahun pertama studi mereka di universitas. Elice mengatakan kepada
rendy bahwa itu adalah waktu terbaik untuk mengatakannya. Kemudian, Rendy datang ke kos
ellena. Ellena berterima kasih kepada elice atas bantuannya. Dia tidak akan pernah lupa akan
hal itu.

Itu adalah kisah cinta dan kisah persahabatan antara Ellena, Elice, dan Rendy. Elice menikah
dua tahun yang lalu. Dan sekarang rendy dan ellena akan menikah.

16
GOLOG STONE

In antiquity in the area near the river Sawing Padamara live a poor family. The wife called
Inaq Lembain and her husband named Amaq Lembain.

Their livelihoods are agricultural laborers. Every day they walk to the village for the village
offers strength to pound rice.

If Inaq Lembain pound rice then her two children came anyway. One day, he was busy
pounding rice. Both children placed on a flat rock near where he worked.

Surprisingly, when Inaq started mashing, where they sat stone increasingly ascending. Feel
like removed, then his eldest son started calling his mother: "Mom is getting high rock." But
unfortunately Inaq Lembain was busy working. Replied, "My son wait a minute, Mum just
mashing."

That happened repeatedly. The flat rock increasingly grow to exceed the coconut tree. The
two children were later yelling uncontrollably. However, Inaq Lembain keep busy pounding
and winnowing rice. The kids sound more and more faint. Finally the voice was not heard
from again.

Goloq rock it higher and higher. Bring up two children reaches the clouds. They were crying
uncontrollably. Only then Inaq Lembain realized, that the two children were already there.
They were taken up by Stone Goloq.

Inaq Lembain sobbed. He then prayed to be able to take his son. Syahdan prayer was
answered. He was given supernatural powers. with his belt he will be able to cut the stone
Goloq. Magically, the stone was cut with belt severed into three parts. The first part falls
somewhere which later was named the Village because it causes soil olrh kingpin there
tremble. Part two fall in place called Dasan Stone because there are people who witnessed the
fall of a fragment of this stone. And the last piece falls somewhere causing a roar. So the
place was named Montong Teker.

17
While the boys did not fall to the earth. They have changed to two birds. Eldest son turned
into a bird Kekuwo and sister turned into a bird Kelik. Therefore both of human origin, the
two birds was not able to incubate their eggs.
TERJEMAHAN
Batu golok

Pada jaman dahulu di daerah Padamara dekat Sungai Sawing hiduplah sebuah keluarga
miskin. Sang istri bernama Inaq Lembain dan sang suami bernama Amaq Lembain.

Mata pencaharian mereka adalah buruh tani. Setiap hari mereka berjalan kedesa desa
menawarkan tenaganya untuk menumbuk padi.

Kalau Inaq Lembain menumbuk padi maka kedua anaknya menyertai pula. Pada suatu hari,
ia sedang asyik menumbuk padi. Kedua anaknya ditaruhnya diatas sebuah batu ceper didekat
tempat ia bekerja.

Anehnya, ketika Inaq mulai menumbuk, batu tempat mereka duduk makin lama makin
menaik. Merasa seperti diangkat, maka anaknya yang sulung mulai memanggil ibunya: "Ibu
batu ini makin tinggi." Namun sayangnya Inaq Lembain sedang sibuk bekerja. Dijawabnya,
"Anakku tunggulah sebentar, Ibu baru saja menumbuk."

Begitulah yang terjadi secara berulang-ulang. Batu ceper itu makin lama makin meninggi
hingga melebihi pohon kelapa. Kedua anak itu kemudian berteriak sejadi-jadinya. Namun,
Inaq Lembain tetap sibuk menumbuk dan menampi beras. Suara anak-anak itu makin lama
makin sayup. Akhirnya suara itu sudah tidak terdengar lagi.

Batu Goloq itu makin lama makin tinggi. Hingga membawa kedua anak itu mencapai awan.
Mereka menangis sejadi-jadinya. Baru saat itu Inaq Lembain tersadar, bahwa kedua anaknya
sudah tidak ada. Mereka dibawa naik oleh Batu Goloq.

Inaq Lembain menangis tersedu-sedu. Ia kemudian berdoa agar dapat mengambil anaknya.
Syahdan doa itu terjawab. Ia diberi kekuatan gaib. dengan sabuknya ia akan dapat
memenggal Batu Goloq itu. Ajaib, dengan menebaskan sabuknya batu itu terpenggal menjadi

18
tiga bagian. Bagian pertama jatuh di suatu tempat yang kemudian diberi nama Desa
Gembong olrh karena menyebabkan tanah di sana bergetar. Bagian ke dua jatuh di tempat
yang diberi nama Dasan Batu oleh karena ada orang yang menyaksikan jatuhnya penggalan
batu ini. Dan potongan terakhir jatuh di suatu tempat yang menimbulkan suara gemuruh.
Sehingga tempat itu diberi nama Montong Teker.

Sedangkan kedua anak itu tidak jatuh ke bumi. Mereka telah berubah menjadi dua ekor
burung. Anak sulung berubah menjadi burung Kekuwo dan adiknya berubah menjadi burung
Kelik. Oleh karena keduanya berasal dari manusia maka kedua burung itu tidak mampu
mengerami telurnya.

19
An Untruthful Elephant

In a country, lived a pair of elephants who love each other. They were Shawn and Honey.
They had been living together since 2 years ago and had two children. Their first child was
Andy and their second child was Danny. Danny was the elephant that often lied and he was
always scolded by his parents because of the lies that he often did.

While their older child, Andy was an elephant who was very honest and made the parents
were so proud. However, although his parents were proud of him, he was not arrogant, so all
the elephants liked him. All those conditions made Danny jealous and did not like his brother.
But, he had not made him changed and he became more and more lying frequently. He was
never to be deterrent even though often punished by his parents.

Meanwhile, his brother, Andy was never bored and stopped to advise him. However, all of
the advice and the punishment he received was never made him wary. A lie that often done
by him was screaming near the river so that someone else thinks he was drowning. In fact, he
only intended to pretend and lied.

One day, he wanted to drink the water in the river which was deep enough. Because he was
so thirsty, he did not pay attention to the depth of the river and immediately stuck his trunk
into the water. The surfaces that were near the river were so slippery but he did not pay
attention. Suddenly, Danny slipped and he plunged into the river. There was no elephant that
was near river because they were all in the pasture which was far enough away from the river.
He then yelled very loudly and asked for help to all the elephants.

The elephants heard it, but he often lied, so that the elephants on the pasture ignored his
scream. In fact, his parents did not pay attention because they thought he was lying.
However, his brother was curious and wanted to see whether Danny was lying or not. When
the brother reached the river, he saw that Danny was not lying and Danny almost drowned.

Andy immediately saved Danny and took him out on the pasture to be treated. The elephants
in the meadow shocked and immediately huddled beside him. A few minutes later, he woke
up and he promised never to lie again.

20
Artinya :

Gajah Yang Tidak Jujur

Di sebuah negeri, hiduplah sepasang gajah yang saling mencintai. Mereka bernama Shawn
dan Honey. Mereka telah hidup bersama sejak 2 tahun yang lalu dan sekarang telah
mempunyai dua ekor anak gajah. Anak pertama mereka adalah Andy dan anak kedua mereka
adalah Danny. Danny adalah gajah yang sering berbohong dan ia selalu dimarahi oleh orang
tuanya karena kebohongan-kebohongan yang sering ia lakukan.

Sedangkan anak pertama mereka, Andy merupakan seekor gajah yang sangat jujur dan
sangat dibanggakan oleh orang tuanya. Namun, meski ia dibanggakan oleh orang tuanya, ia
tidak sombong sehingga semua gajah semakin menyukai Andy. Semua kondisi tersebut
membuat Danny iri dan tidak menyukai kakaknya. Sikap iri yang ia miliki tidak membuatnya
berubah dan ia menjadi semakin sering berbohong. Ia tidak pernah jera meskipun sering
dihukum oleh orang tuanya.

Sementara itu, kakaknya, Andy tidak pernah bosan dan berhenti untuk menasehatinya.
Namun, semua nasihat dan hukuman yang ia terima tidak pernah membuat dirinya jera. Salah
satu kebohongan yang sering dilakukan olehnya adalah berteriak-teriak di dekat sungai agar
orang lain mengira dirinya tenggelam. Padahal, ia hanya berpura-pura dan bermaksud
berbohong.

Pada suatu hari, ia ingin minum air yang ada di sungai yang cukup dalam. Karena begitu
haus, ia tidak memperhatikan kedalaman sungai tersebut dan langsung menjulurkan
belalainya ke dalam air. Permukaan yang ada di dekat sungai begitu licin namun ia tidak
memperdulikannya. Tiba-tiba, Danny terpeleset dan ia tercebur ke dalam sungai. Tidak ada
satu ekorpun gajah yang berada di dekat sungai karena mereka semua sedang berada di
padang rumput yang cukup jauh dari sungai tersebut. Ia kemudian berteriak dengan sangat
keras dan meminta tolong kepada semua gajah.

Para gajah mendengarnya, namun karena ia sering berbohong, maka gajah-gajah yang
sedang berada di padang rumput tidak memperdulikannya. Bahkan, orang tuanya tidak
memperdulikannya karena mengira ia sedang berbohong. Namun, kakaknya penasaran dan
ingin melihat apakah danny berbohong atau tidak. Ketika sampai di sungai, ternyata Danny
tidak berbohong dan ia hampir mati tenggelam.

21
Andy segera menyelamatkan Danny dan membawanya ke padang rumput untuk diobati. Para
gajah yang ada di padang rumput terkejut dan segera berkerumun di samping danny.
Beberapa menit kemudian, ia tersadar dan ia berjanji tidak akan berbohong lagi.

22
The Curse of King Island Mintin

In ancient times, there exists an island kingdom in the area Mintin Kahayan Downstream.
The kingdom is famous for its king wisdom. As a result, the kingdom into a peaceful and
prosperous region.

One day, the consort of the king died. Since that time the king became moody and always
look sad. This situation makes it no longer able to govern well. At the same time, the state of
health of the king too is increasingly diminishing. To overcome the situation, the king intends
to go cruising to entertain her.

To continue the reign of the king on the throne was handed the twins were named Dragon and
Crocodile. They also agreed wishes of the king. Since after the death of the king, his two
sons, which ruled the kingdom. But unfortunately the new fundamental problems arise.

The king's second son has a different character. Dragon has a negative character as riotous
fun, get drunk and gamble. While crocodiles have a positive disposition as generous, warm-
hearted, not wasteful and helpful.

Looking at the behavior of the dragon which is always squandered the royal treasury, then the
Buayapun angry. Because it was not dissuaded the Alligator scolded the dragon. But this
dragon rupaya not want to hear. The altercation continued and developed into a fight.
Soldiers divided the empire into two, partly sided with the majority in favor of Naga and
Buaya. Increasingly fierce fights that take a lot of casualties.

In his voyage, the king had a bad feeling. So he changed course to return to his ship
kerajaanya. How shocked he was when his twin sons have watched that fight each other.
Furious he said, "you have wasted my faith. With this war you are miserable people. Accept
my punishment for it. Gharial crocodiles be thou true and living on the water. Due to a slight
fault, then you will be settled in this area . Mintin job is to keep the Island. while the dragon
you be thou an actual dragon. Due to the large fault you will live along the Kapuas River. job
is to keep the Kapuas River Bantilung not overgrown with fungus. "

After saying the curse, the sky suddenly darkened and thunder boomed. In an instant his two
sons had been transformed. One became a crocodile. The other being a dragon.

23
Kisah Kutukan Raja Pulau Mintin

Pada zaman dahulu, terdapatlah sebuah kerajaan di Pulau Mintin daerah Kahayan Hilir.
Kerajaan itu sangat terkenal akan kearifan rajanya. Akibatnya, kerajaan itu menjadi wilayah
yang tenteram dan makmur.

Pada suatu hari, permaisuri dari raja tersebut meninggal dunia. Sejak saat itu raja menjadi
murung dan nampak selalu sedih. Keadaan ini membuatnya tidak dapat lagi memerintah
dengan baik. Pada saat yang sama, keadaan kesehatan raja inipun makin makin menurun.
Guna menanggulangi situasi itu, raja berniat untuk pergi berlayar guna menghibur hatinya.

Untuk melanjutkan pemerintahan maka raja itu menyerahkan tahtanya pada kedua anak
kembarnya yang bernama Naga dan Buaya. Mereka pun menyanggupi keinginan sang raja.
Sejak sepeninggal sang raja, kedua putranya tersebut memerintah kerajaan. Namun
sayangnya muncul persoalan mendasar baru.

Kedua putra raja tersebut memiliki watak yang berbeda. Naga mempunyai watak negatif
seperti senang berfoya-foya, mabuk-mabukan dan berjudi. Sedangkan buaya memiliki watak
positif seperti pemurah, ramah tamah, tidak boros dan suka menolong.

Melihat tingkah laku si Naga yang selalu menghambur-hamburkan harta kerajaan, maka si
Buayapun marah. Karena tidak bisa dinasehati maka si Buaya memarahi si Naga. Tetapi
rupaya naga ini tidak mau mendengar. Pertengkaran itu berlanjut dan berkembang menjadi
perkelahian. Prajurit kerajaan menjadi terbagi dua, sebahagian memihak kepada Naga dan
sebagian memihak pada Buaya. Perkelahian makin dahsyat sehingga memakan banyak
korban.

Dalam pelayarannya, Sang raja mempunyai firasat buruk. Maka ia pun mengubah haluan
kapalnya untuk kembali ke kerajaanya. Betapa terkejutnya ia ketika menyaksikan bahwa
putera kembarnya telah saling berperang. Dengan berang ia pun berkata,"kalian telah menyia-
nyiakan kepercayaanku. Dengan peperangan ini kalian sudah menyengsarakan rakyat. Untuk
itu terimalah hukumanku. Buaya jadilah engkau buaya yang sebenarnya dan hidup di air.
Karena kesalahanmu yang sedikit, maka engkau akan menetap di daerah ini. Tugasmu adalah
menjaga Pulau Mintin. Sedangkan engkau naga jadilah engkau naga yang sebenarnya.
Karena kesalahanmu yang besar engkau akan tinggal di sepanjang Sungai Kapuas. Tugasmu
adalah menjaga agar Sungai Kapuas tidak ditumbuhi Cendawan Bantilung."

24
Setelah mengucapkan kutukan itu, tiba-tiba langit gelap dan petir menggelegar. Dalam
sekejap kedua putranya telah berubah wujud. Satu menjadi buaya. Yang lainnya menjadi
naga.

25
The Ugly Duckling

Sometime in the distant past down on an old homestead, carried on a duck family, and
Mother Duck had been perched on a grip of new eggs. One pleasant morning, the eggs
brought forth and out popped six chirpy ducklings. Be that as it may, one egg was greater
than the rest, and it didn’t incubate. Mother Duck couldn’t review laying that seventh egg.
How could it have been able to it arrive? TOCK! TOCK! The little detainee was pecking
inside his shell.

“Did I tally the eggs wrongly?” Mother Duck pondered. Be that as it may, before she had
room schedule-wise to consider it, the last egg at long last brought forth. A bizarre looking
duckling with dim quills that ought to have been yellow looked at a stressed mother. The
ducklings became rapidly, however Mother Duck had a mystery stress.

“I can’t see how this odd one out be one of mine!” she said to herself, shaking her head as she
took a gander at her last conceived. All things considered, the dim duckling surely wasn’t
lovely, and since he ate much more than his siblings, he was exceeding them. As the days
passed by, the poor odd one out more despondent. His siblings would not like to play with
him, he was so

maladroit, and all the farmstead people basically snickered at him. He felt dismal and
desolate, while Mother Duck did her best to comfort him.

“Poor minimal odd one out!” would say. “Why are you so not quite the same as the others?”
And the odd one out more terrible than any time in recent memory. He furtively sobbed
during the evening. He felt no one needed him.

“No one affections me, they all tease me! Why am I not the same as my siblings?”

At that point one day, at dawn, he fled from the barnyard. He halted at a lake and started to
scrutinize the various feathered creatures. “Do you know of any ducklings with dark quills
like mine?” But everybody shook their heads in hatred.

“We don’t know anybody as terrible as you.” The odd one out not lose heart, in any case, and
continued making request. He went to another lake, where a couple of expansive geese gave
him the same solution for his inquiry. Furthermore, they cautioned him: “Don’t stay here! Go
away! It’s risky. There are men with firearms around here!” The duckling was sad he had
ever left the yard.

26
At that point one day, his voyages took him almost an old countrywoman’s bungalow.
Supposing he was a stray goose, she got him.

“I’ll place this in a box. I trust it’s a female and lays a lot of eggs!” said the old lady, whose
visual perception was poor. Yet, the odd one out not a solitary egg. The hen continued
startling him.

“Simply hold up! In the event that you don’t lay eggs, the old lady will wring your neck and
pop you into the pot!” And the feline contributed: “Hee! Hee! I trust the lady cooks you, then
I can bother your bones!” The poor odd one out so terrified that he lost his voracity, however
the old lady continued stuffing him with nourishment and protesting: “In the event that you
won’t lay eggs, in any event hustle just a bit and get full!”

“Goodness, dear me!” groaned the now alarmed duckling. “I’ll bite the dust of fear first!
Also, I did as such trust somebody would cherish me!”

At that point one night, discovering the cubby entryway partially open, he got away. At the
end of the day he was in solitude. He fled as far away as he could, and at day break, he
wound up in a thick bed of reeds. “In the event that no one needs me, I’ll stowed away here
until the end of time.” There was bounty a sustenance, and the duckling started to feel a little
more satisfied, however he was forlorn. One day at dawn, he saw a flight of lovely flying
creatures wing overhead. White, with long thin necks, yellow mouths and extensive wings,
they were relocating south.

“If I could appear as though them, only for a day!” said the duckling, reverently. Winter came
and the water in the reed bed solidified. The poor duckling left home to look for nourishment
in the snow. He dropped depleted to the ground, however an agriculturist discovered him and
place him in his huge coat pocket.

“I’ll take him home to my youngsters. They’ll take care of him. Poor thing, he’s solidified!”
The duckling was showered with compassionate consideration at the rancher’s home. Thusly,
the odd one out ready to survive the sharply frosty winter.

In any case, by springtime, he had developed so enormous that the agriculturist chose: “I’ll
set him free by the lake!” That was the point at which the duckling saw himself reflected in
the water.

27
“Goodness! How I’ve changed! I barely perceive myself!” The flight of swans winged north
again and coasted on to the lake. At the point when the duckling saw them, he understood he
was one of their kind, and soon made companions.

“We’re swans like you!” they said, warmly. “Where have you been stowing away?”

“It’s a long story,” answered the youthful swan, still surprised. Presently, he swam gloriously
with his kindred swans. One day, he heard youngsters on the stream bank shout: “Take a
gander at that youthful swan! He’s the finest of all of them!”

Also, he just about burst with satisfaction.

Terjemahannya :

The Ugly Duckling

Sekali waktu di atas sebuah peternakan tua, tinggal sebuah keluarga bebek, Bebek dan Ibu
sedang duduk di kopling telur baru. Suatu pagi yang menyenangkan, telur menetas dan keluar
muncul enam bebek cerewet. Tapi satu telur lebih besar daripada yang lain, dan itu tidak
menetas. Bebek Ibu tidak bisa mengingat peletakan telur yang ketujuh. Bagaimana bisa ada?
Tock! Tock! Tahanan sedikit yang mematuk di dalam cangkangnya.

“Apakah aku salah menghitung telur?” Bebek Ibu bertanya-tanya. Tapi sebelum ia sempat
memikirkannya, telur terakhir akhirnya menetas. Sebuah itik tampak aneh dengan bulu abu-
abu yang seharusnya kuning menatap seorang ibu khawatir. Anak itik tumbuh cepat, tapi
Bebek Ibu memiliki kekhawatiran rahasia.

“Saya tidak bisa memahami bagaimana hal ini itik buruk rupa dapat menjadi salah satu
milikku!” dia berkata pada dirinya sendiri sambil menggeleng saat ia menatap terakhirnya
lahir. Nah, itik abu-abu tentu tidak cantik, dan karena dia makan jauh lebih dari saudara-
saudaranya, ia tumbuh melampaui mereka. Saat hari-hari berlalu, itik buruk rupa yang buruk
menjadi lebih dan lebih bahagia. Saudara-saudaranya tidak mau bermain dengannya, ia
begitu

kaku, dan semua orang peternakan hanya menertawakannya. Dia merasa sedih dan kesepian,
sementara Bebek Ibu melakukan yang terbaik untuk menghiburnya.

28
“Itik buruk rupa yang malang!” katanya. “Mengapa kau begitu berbeda dari yang lain?”
Dan itik buruk rupa merasa lebih buruk dari sebelumnya. Dia diam-diam menangis di malam
hari. Dia merasa tak seorang pun menginginkannya.

“Tidak ada yang mengasihi saya, mereka semua menggodaku Mengapa saya berbeda
dengan saudara-saudara saya?”

Lalu suatu hari, saat matahari terbit, dia lari dari peternakan. Dia berhenti di kolam dan
mulai mempertanyakan semua burung lainnya. “Apakah Anda mengetahui adanya bebek
dengan bulu abu-abu seperti saya?” Tapi semua orang menggelengkan kepala mereka dalam
cemoohan.

“Kami tidak tahu siapa saja seburuk Anda.” Para itik buruk rupa tidak tawar hati,
bagaimanapun, dan terus meminta keterangan. Ia pergi ke kolam lain, di mana sepasang
angsa besar memberinya jawaban yang sama atas pertanyaannya. Terlebih lagi, mereka
memperingatkan, “Jangan tinggal di sini Pergi Ini berbahaya Ada orang-orang bersenjata di
sekitar sini!.!” Itik itu menyesal pernah ia meninggalkan peternakan.

Lalu suatu hari, perjalanannya membawanya dekat pondok sebuah senegaranya tua itu.
Berpikir ia adalah angsa liar, dia menangkapnya.

“Aku akan menempatkan ini di kandang saya harap itu betina dan meletakkan banyak
telur!.” kata perempuan tua, yang penglihatan miskin. Tetapi itik buruk rupa tidak
meletakkan telur tunggal. Ayam itu terus menakut-nakuti dia.

“Tunggu saja Jika Anda tidak bertelur, perempuan tua itu akan mencekik leher Anda dan
pop Anda ke dalam panci!” Dan kucing itu menyela: “! Hee Hee Saya berharap wanita itu
memasak Anda, maka saya dapat menggerogoti tulang Anda!” Para itik buruk rupa yang
buruk sangat takut bahwa ia kehilangan nafsu makan, meskipun perempuan tua terus
menjejalkan dirinya dengan makanan dan menggerutu: “Jika Anda tidak akan bertelur,
setidaknya bergegas dan mendapatkan montok”

“Oh, Sayang aku!” mengerang anak itik yang sekarang ketakutan. “Aku akan mati
ketakutan pertama Dan aku sangat berharap seseorang akan mencintaiku!”

Lalu suatu malam, menemukan pintu terbuka hutch, ia melarikan diri. Sekali lagi dia
sendirian. Dia melarikan diri sejauh dia bisa, dan saat fajar, ia menemukan dirinya di tempat
tidur tebal dari alang-alang. “Jika tak seorang pun ingin saya, saya akan bersembunyi di sini

29
selamanya.” Ada banyak makanan, dan itik mulai merasa sedikit lebih bahagia, meskipun dia
kesepian. Suatu hari saat matahari terbit, ia melihat pesawat overhead sayap burung yang
indah. Putih, dengan leher ramping panjang, paruh kuning dan sayap besar, mereka
bermigrasi ke selatan.

“Kalau saja aku bisa terlihat seperti mereka, hanya untuk satu hari!” kata itik tersebut,
kagum. Musim dingin tiba dan air di tempat tidur buluh membeku. Rumah kiri miskin itik
untuk mencari makanan di salju. Dia menjatuhkan lelah untuk tanah, tapi seorang petani
menemukannya dan memasukkannya ke dalam saku jaket yang besar.

“Aku akan membawanya pulang untuk anak-anak saya Mereka akan terlihat setelah dia..
Anak yang malang, dia beku!” Bebek itu mandi dengan perawatan baik di rumah petani.
Dengan cara ini, itik buruk rupa mampu bertahan musim dingin sangat dingin.

Namun, dengan musim semi, ia telah tumbuh begitu besar sehingga petani memutuskan:
“Aku akan membebaskannya dengan kolam” Saat itulah itik melihat dirinya tercermin dalam
air.

“Kebaikan Bagaimana aku sudah berubah! Saya hampir tidak mengenali diriku sendiri!”
Penerbangan dari angsa bersayap utara lagi dan meluncur ke kolam. Ketika bebek itu melihat
mereka, ia menyadari ia adalah salah satu dari jenis mereka, dan segera membuat teman-
teman.

30
The Wolf in Sheep’s Clothing

A Wolf experienced great difficulty in getting at the sheep owing to the vigilance of the
shepherd and his loyal dogs. But in the morning it found the skin of a sheep that had been
flayed and thrown aside, so it put it on over its own pelt and walked down among the sheep.

The Lamb that owned the sheep whose skin wore by the Wolf began to follow the Wolf in
the Sheep’s clothing. So, leading the Lamb a apart, he soon made a meal off her – and not
long after this he succeeded in deceiving the sheep, and eating hearty meals.

31
Serigala Berbulu Domba

Seekor serigala sedang mengalami kesulitan besar dalam usahanya mendapatkan domba
karena kewaspadaan sang penggembala dan anjing setianya. Tapi di pagi hari itu ia temukan
kulit domba yang telah dikuliti dan dibuang, kemudian ia menutupkan kulit itu pada
tubuhnya dan berjalan di antara domba-domba itu.

Anak dari domba yang kulitnya dikenakan olehserigala mulai mengikutinya.Kemudian,ia


menggiring anak domba tersebut untuk terpisah dari kelompoknya, kemudian dan tidak lama
setelah itu dia berhasil menipu domba, dan mendapakan makanan yang lezat.

32
The Ant and the Grasshopper

In a ricefield a Grasshopper was singing to its heart’s content. He enjoyed all the food that he
could find at the field. An Ant passed by, he was taking rice to the nest.

“Why not come and sing with me,” said the Grasshopper,

“I am keeping up food,” said the Ant, ” you better to do the same.”

“Why bother about food?” said the Grasshopper; “We have got plenty of food at present in
this rice field.” But the Ant went on its way and continued its toil. While the grasshopper
continuing to sing and eat.

Time passed. It was summer there was no water to irrigate the field. The rice did not grow.
The Grasshopper had no food and found itself dying of hunger – while it saw the ants ate rice
from the stores they had collected before. Then the Grasshopper knew: It is best to prepare
for days of need.

33
Semut dan Belalang

Di sawah Belalang bernyanyi sesuka hati -nya . Dia menikmati semua makanan yang ia bisa
temukan di ladang . Seekor semut lewat, ia sedang mengambil beras ke sarang .

” Mengapa tidak kemari dan bernyanyi dengan ku, ” kata Grasshopper ,

” Aku sedang menyimpan makanan, ” kata semut , ” kamu lebih baik untuk melakukan hal
yang sama . ”

” Mengapa repot-repot tentang makanan ? ” kata Belalang ; ” Kita sudah mendapat banyak
makanan saat ini di sawah . ” Tapi semut melanjutkan perjalanan dan kerja keras nya.
Sementara belalang kembali bernyanyi dan makan .

Waktu berlalu . Pada musim panas tidak ada air untuk mengairi sawah . Beras tidak tumbuh .
Belalang tidak punya makanan dan menemukan dirinya kelaparan – sementara itu melihat
semut beras beras dari penyimpanan mereka yang telah dikumpulkan sebelumnya . Kemudian
belalang menyadari : Lebih baik sedia payung sebelum hujan.

34

You might also like