Professional Documents
Culture Documents
Canada Triage Acuity Scale (CTAS) Terhadap Ketepatan Prioritas Triase Pasien Oleh
Canada Triage Acuity Scale (CTAS) Terhadap Ketepatan Prioritas Triase Pasien Oleh
2, Maret 2020
(The Effectiveness of Writing the Emergency Severity Index (ESI) Triage Documentation with
Canada Triage Acuity Scale (CTAS) on the Accuracy of Patient Triage Priority by Student of
Ners STIKES Cahaya Bangsa in IGD RSUD Ulin Banjarmasin)
Doni Wibowo
Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Cahaya Bangsa
Jl. A. Yani No.KM 17, Malintang Baru, Kec. Gambut, Banjar, Kalimantan Selatan 70122
٭Korespondensi : ns.doniwibowo@gmail.com
Abstract
Nursing education is the end of the nursing profession education process which will carry out
its work as a nurse profession in the health care services. Emergency department (IGD) is one
of the main entrances of inpatients, so that patient visits in the ER is quite high, and it cause
the overcrowded. It needs a triage system and documentation based on evidence to increase
success in the management of patients with emergency conditions. The purpose of this study
is to study the effectiveness of the Emergency Severity Index triage discussed with the
Canadian Triage Acuity Scale on the accuracy of patient triage priorities. This study use the
Quasi Experimental method using the Mann Whitney test. The sampling technique uses
accidental sampling with a total of 50 Emergency Severity Index triage documentation samples
and 50 Canada Triage Acuity Scale documentation samples. The results showed accuracy in
determining the priority of triage in 46 tragedy Emergency Severity Index (92%) and 38
documentation of Canadian Triage Acuity Scale (76%). There is a difference in the accuracy
of the triage priorities of patients between the triage documentation of the Emergency Severity
Index and the Canada Triage Acuity Scale with a p value of 0.030. It is time for the Emergency
Department (IGD) to implement evidence-based triage systems and documentation by
adopting or developing scientifically tested triage systems and documentation.
60
Doni Wibowo
Sistem triase yang optimal, dan prioritas akan menghasilkan data yang lebih
memakai algoritma yang sistematis dapat spesifik.
menurunkan waktu tunggu sampai 50% (2). Canada Triage and Acuity Scale
Hal ini menunjukkan bahwa pentingnya (CTAS) telah terbukti memiliki keandalan
ketepatan dalam mengkaji dan yang baik (4). CTAS dikembangkan pada
memprioritaskan pasien berdasarkan kondisi akhir 1990-an oleh Canadian Association of
kegawatannya, sehingga dibutuhkan adanya Emergency Physicians and National
sistem triase yang berbasis bukti, teruji Emergency Nurses’ Affiliation. CTAS
secara ilmiah dan dapat digunakan secara mengklasifikasikan pasien dalam urutan:
optimal oleh perawat dan dokter di ruang level 1, resusitasi; level 2, darurat; level 3,
gawat darurat, dan dapat meningkatkan mendesak; level 4, kurang mendesak; dan
kualitas pelayanan kegawat daruratan. level 5, tidak mendesak. Pedoman CTAS
Joint Comission on Acreditation of Merekomendasikan waktu untuk penilaian
Health Organization (JCAHO) melaporkan yang dilakukan oleh perawat dan dokter
pada tahun 2002 bahwa lebih dari 50% berdasarkan indikator pada setiap level
pasien yang mendapat perawatan di Instalasi triase.
Gawat Darurat mengalami kematian dan Triase CTAS memiliki kelemahan yang
cacat permanen akibat keterlambatan akan membuat perawat/dokter triase harus
penanganan (2). Golden periode sering berfikir lebih kritis dan memakan waktu,
disebut sebagai waktu yang sangat baik apalagi jika triase CTAS akan diterapkan di
untuk pasien dalam kondisi kegawatan Indonesia dengan jumlah kunjungan pasien
tertentu untuk dilakukan penanganan secara ke tempat pelayanan gawat darurat yang
medis, dimana kondisi perburukan terus tinggi. Kelemahan tersebut seperti; triase
berlangsung, sehingga waktu adalah bagian CTAS tidak memiliki algoritma yang
yang sangat berarti bagi kualitas hidup pasien seharusnya dapat membantu dengan cepat
dengan penanganan yang cepat dan tepat. dan tepat dalam mempertimbangkan prioritas
Pedoman dan format dokumentasi triase berdasarkan hasil pengkajian. CTAS
triase merupakan dasar dalam pelaksanaan hanya memiliki indikator-indikator pada setiap
triase yang dapat diaplikasikan di rumah level/prioritas triase berupa keluhan atau
sakit. Sebagian rumah sakit besar di keadaan pasien. Kondisi tersebut yang
Indonesia sudah masuk pada sebuah memungkinkan terjadinya kesalahan/ketidak
paradigma baru bahwa sebelumnya rumah tepatan dalam penentuan prioritas triase
sakit mengadopsi sistem triase klasik yaitu pasien (5).
triase bencana yang diaplikasikan di rumah Triase Emergency Severity Index
sakit terdiri dari 4 kategori dengan simbol merupakan triase yang dikembangkan di
warna merah, kuning, hijau, hitam. Dippenaar Amerika Serikat. Triase ESI juga memiliki 5
& Bruijns mengatakan bahwa sistem triase level/prioritas keakutan yaitu level 1,
berbasis bukti di rumah sakit mulai resusitasi; level 2, darurat; level 3, mendesak;
dikembangkan di berbagai negara sesuai level 4, kurang mendesak; dan level 5, tidak
dengan kebutuhan masing-masing dan mendesak. Menurut Kurniasari ada beberapa
dijadikan pedoman dalam pelaksanaannya alasan mengapa triase ESI lebih mudah
(3). Triase di rumah sakit berkembang diterapkan di Indonesia yaitu perawat lebih
menggunakan skala prioritas, seperti mudah menilai prioritas/level triase dengan
Australian Triage System (ATS), Canadian melihat kondisi keparahan pasien, perawat
Triage Acuity System (CTAS), Manchester lebih mudah ketika harus memikirkan
Triage System (MTS), Emergency Severity kebutuhan sumber daya apa saja yang
Index (ESI), South African Triage System dibutuhkan pasien (6). Sistem triase ESI juga
(SATS) , dan Patient Acuity Categoriy Scale menggunakan skala nyeri 1 – 10 sama
(PATS). Selama dekade terakhir, beberapa dengan yang secara umum digunakan di
studi telah menyelidiki ketepatan antara tiga, Indonesia. Tidak adanya Batasan waktu bagi
empat dan lima prioritas triase. perawat atau dokter untuk melakukan
Trise dengan 5 skala prioritas memiliki penanganan pada pasien diruang gawat
ketajaman/ketepatan yang tinggi dibanding 4 darurat, jadi penanganan tersebut menjadi
atau 3 skala prioritas karena dengan 5 skala fleksibel, dapat dilakukan sesegera mungkin
dengan mempertimbangkan prioritas triase,
61
Doni Wibowo
jumlah pasien. Triase ESI memiliki algoritma karena puncak kunjungan pasien di IGD
yang jelas, simpel dan memiliki validitas yang Rumah Sakit memiliki hubungan dengan
tinggi dalam menentukan prioritas triase ketepatan dalam pelaksanaan triase. Kondisi
pasien. tersebut sejalan dengan hasil penelitian
Faktor pengetahuan merupakan faktor Nonutu yang menyatakan bahwa terdapat
dominan dalam mendukung pengambilan hubungan antara jumlah kunjungan pasien
keputusan penentuan prioritas triase pasien dengan ketepatan pelaksanaan triase(8).
(7). Mahasiswa Profesi Ners merupakan Penelitian tentang triase modern perlu
mahasiswa yang sedang belajar dan dikembangkan dengan membandingkan
menempuh pendidikan akademik ditingkat beberapa teori triase intra-hospital untuk
profesi dan merupakan lanjutan dari melihat keefektifan pengkategorian triase di
pendidikan sarjana. Proses pembelajaran Indonesia khususnya Kalimantan Selatan
mahasiswa profesi ners hampir secara (12). Pentingnya sebuah sistem, dan
keseluruhan dilakukan di lahan praktik baik di dokumentasi triase terhadap ketepatan
rumah sakit, puskesmas, komunitas, panti dalam menentukan prioritas triase pasien
werdha, sehingga pada tahapan inilah demi peningkatan kualitas pelayanan pasien
mahasiswa memiliki kesempatan lebih gawat darurat.
banyak untuk mendapatkan pengetahuan Berdasarkan latar belakang diatas perlu
dan keterampilan tentang keilmuan dilakukan penelitian tentang efektifitas
khususnya keperawatan gawat darurat penulisan dokumentasi triase emergency
seperti pengetahuan tentang triase. severity index (ESI) dengan canada triage
Pengetahuan dan keterampilan yang cukup acuity scale (CTAS) terhadap ketepatan
tentang triase, menjadikan mahasiswa lebih prioritas triase pasien oleh mahasiswa ners
siap untuk berinovasi mengimplementasikan STIKES Cahaya Bangsa di IGD RSUD Ulin
ilmunya di dunia kerja, sehingga akan Banjarmasin.
berdampak pada kepuasan keluarga dan Perlu adanya sebuah sistem dan
kualitas hidup pasien. dokumentasi triase yang memiliki ketepatan
Triase modern di Kalimantan Selatan tinggi dalam memutuskan sebuah prioritas
juga sudah mulai diaplikasikan di IGD Rumah triase pasien yang berbasis bukti diantara
Sakit. Hasil diskusi dengan kepala ruang IGD kedua sistem triase Emergency Severity
RSUD Ulin Banjarmasin sekaligus sebagai Index atau Canada Triage Acuity Scale.
Ketua HIPGABI Kalimantan Selatan bahwa
triase modern sudah diaplikasikan sekitar 2 Metode Penelitian
tahun di IGD Rumah Sakit tersebut. Format Penelitian ini menggunakan metode
dokumentasi triase dilakukan evaluasi, dan Quasi Experimental dengan menggunakan uji
revisi demi meningkatkan kualitas triase. Mann Whitney. Teknik pengambilan sampel
Data kunjungan pasien di IGD RSUD Ulin menggunakan Accidental Sampling dengan
Banjarmasin pada tahun 2017 sebanyak jumlah 50 sampel dokumentasi triase
24.941 pasien, tahun 2018 sebanyak 23.294 Emergency Severity Index dan 50 sampel
pasien, dan jumlah kunjungan Januari – dokumentasi Canada Triage Acuity Scale.
Oktober 2019 sebanyak 19.871 pasien. Penulisan dokumentasi triase ini
Jumlah kunjungan pasien berdasarkan triase dilaksanakan selama 4 minggu oleh
prioritas I sebanyak 120 pasien, prioritas II mahasiswa Profesi Ners STIKES Cahaya
sebanyak 3.804 pasien, prioritas III sebanyak Bangsa dimulai dari tanggal 20 Agustus – 15
168 pasien pada bulan Agustus - September September 2018. Data dianalisis dan diolah
2018. selama 2 bulan dari tanggal 02 September -
RSUD Ulin Banjarmasin merupakan 31 Oktober 2019. Instrumen penelitian yang
rumah sakit pusat rujukan di Kalimantan digunakan berupa lembar observasi dari
Selatan dan sebagian wilayah Kalimantan guideline triase modern berbasis bukti untuk
Tengah, sehingga kunjungan pasien sangat menilai ketepatan dalam menentukan
tinggi. Tingginya angka kunjungan di IGD prioritas triase.
RSUD Ulin Banjarmasin menyebabkan
terjadinya overcrowding pada waktu tertentu
yaitu pada jam dinas siang antara pukul
18.00-21.00 Wita. Kondisi overcrowding
62
Doni Wibowo
63
Doni Wibowo
memiliki validitas tinggi dalam menentukan Kecepatan dan ketepatan dalam sebuah
prioritas triase pasien. ESI juga memiliki pelayanan kegawat daruratan menjadi prinsip
standar klasifikasi dalam penggunaan utama, tidak mentolerir sedikitpun adanya
sumber daya. Kebutuhan sumber daya sudah kesalahan dalam sebuah proses manajemen
sangat jelas tertulis didalam algoritma bahwa kegawat daruratan, hal ini sejalan dengan
kebutuhan sumber daya diklasifikasikan hasil penelitian Prasetyantoro yang
berdasarkan prioritas/level triase. Jenis – menunjukan hasil bahwa ada hubungan yang
jenis sumber daya yang tertulis dalam sistem cukup berarti antara ketepatan penilaian
triase ESI sudah ditetapkan dan digunakan triase dengan tingkat keberhasilan pasien
sesuai kondisi pasien (9). dengan cedera kepala (13).
Algoritma dalam sebuah sistem triase Pengetahuan juga menjadi dasar dalam
menjadi faktor yang sangat penting terhadap proses pelaksanaan triase. Menurut Khairina
waktu dan ketepatan dalam penentuan faktor pengetahuan merupakan faktor
prioritas triase, karena dalam kondisi pasien dominan dalam mendukung pengambilan
gawat darurat seorang perawat atau dokter keputusan penentuan prioritas triase pasien
harus melakukan triase dan memutuskan (7). Perawat triase harus memiliki
prioritas triase pasien dengan cepat dan tepat pengetahuan-pengetahuan dasar yang
mengingat pasien harus dilakukan sangat komprehensif seperti pengetahuan
penanganan dengan segera, ditempat dan tentang pengkajian, pemeriksaan fisik dan
sumber daya yang tepat sesuai dengan pengetahuan tentang kebutuhan sumber
kondisi pasiennya, dengan itu maka daya pasien sesuai dengan kondisinya,
manajemen kegawat daruratan pasien akan sehingga perawat harus mendapatkan
berjalan dengan baik. Pernyataan tersebut pengetahuan tersebut sejak dalam proses
sesuai dengan hasil penelitian Tsu-Wang & pendidikan yaitu pada tahap profesi ners,
Sen bahwa dengan adanya sistem triase sehingga ketika lulus akan menjadi seorang
yang optimal dan memakai algoritma yang ners yang profesional dan siap untuk bekerja.
sistematis dapat menurunkan waktu tunggu Pengalaman bekerja menjadi salah satu
sampai 50% (2). faktor yang berhubungan dengan kualitas
Berbeda dengan CTAS, sistem triase ini pelayanan yang dalam hal ini dapat
hanya terdapat indikator-indikator pada tiap ditunjukan dengan kualitas dalam melakukan
prioritas/level triase, indikator tersebut pelayanan keperawatan gawat darurat
merupakan kondisi pasien pada setiap khususnya proses triase. Pengalaman yang
prioritas triase (5). Sistem triase CTAS cukup akan menjadikan seorang perawat
memakan waktu yang sedikit lebih lama bagi lebih percaya diri, memiliki wawasan yang
perawat atau dokter untuk dapat menentukan luas, kecepatan dan ketepatan dalam
prioritas triase pasien berdasarkan menghasilkan sebuah keputusan. Menurut
kondisinya yang didapat dari hasil Wibowo semakin lama bekerja, seorang
wawancara dan pemeriksaan fisik. Perawat perawat triase akan mendapatkan banyak
atau dokter harus menyamakan data hasil pengetahuan dan kemampuannya dalam
pengkajian pasien dengan indikator pada melakukan pengkajian, menganalisis
setiap prioritas triase guna memutuskan masalah pasien berdasarkan patofisiologi,
prioritas triase pasien. menganalisis kebutuhan sumber daya yang
Kondisi-kondisi tersebut harus menjadi dibutuhkan berdasarkan kondisi pasien
perhatian tentang pentingnya waktu dan sehingga hal tersebut akan berdampak pada
ketepatan dalam menentukan prioritas pasien ketepatan penulisan dokumentasi triase (12).
yang akan berdampak terhadap kualitas Pernyataan tersebut sejalan dengan hasil
manajemen pasien. Menurut Ng CJ yang penelitian Fujino pada 1.395 perawat yang
menyatakan bahwa proses triase yang bekerja di Rumah Sakit Umum di Jepang
lambat dan ketepatan yang rendah dalam bahwa semakin lama bekerja maka kinerja
jumlah pasien yang besar dapat perawat menjadi semakin baik (10).
membahayakan keselamatan pasien (1).
Hasil penelitian menunjukan pentingnya Kesimpulan
sebuah sistem dan dokumentasi triase Penulisan dokumentasi triase
sehingga berpengaruh pada ketepatan dalam Emergency Severity Index lebih efektif
menentukan prioritas triase pasien. terhadap ketepatan prioritas triase pasien
64
Doni Wibowo
65