Download as pdf
Download as pdf
You are on page 1of 6
e KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA fe DIREKTORAT JENDERAL ae PEMBINAAN PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN DAN ‘Sy KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA silos Jen! Gao Subrto Haveing St, alot Sele 12850, Tlopon (21) 258733, xt. 253, Fest (21) 6227472, Laman: pwr kemnakergaid 23 Agustus 2019 Nomor _: B-6/ 439 / AS.00.01/VIII/2019 Lampiran:- Bg. Pe, Hal : Perlindungan Pekerja pada Semua Lokasi Kerja © =~ Yth. Sdr. Pimpinan Perusahaan Di Seluruh Indonesia Berdasarkan hasil investigasi kecelakaan kerja dan koordinasi dengan BPJS Ketenagakerjaan serta mencermati beberapa peristiwa kecelakaan kerja yang terjadi di antaranya kebakaran pabrik mercon di Tangerang tanggal 26 Oktober 2017 dan kebakaran pabrik korek api di Binjai tanggal 21 Juni 2019 dalam kaitannya dengan perlindungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan sesuai Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, Undang-Undang No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dan Undang-Undang No. 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), kami sampaikan hal sebagai berikut: 1. Dari kejadian kecelakaan kerja tersebut serta beberapa kejadian kecelakaan kerja lainnya diketahui bahwa: : a. Terjadinya Kecelakean kerja dengan jatuhnya korban disebabkan oleh tidak dipatuhinya Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 dan peraturan pelaksanaannya sehingga tidek ada upaya pencegahan kecelakaan kerja yang memadai dan kesulitan korban untuk menyelamatkan diri; b. Tidak semua pekerja yang menjadi korban terlindungi dalam program BPJS Ketenagakerjaan yang mengakibatkan ada hak-hak normatif pekerja tidak diberikan. Sesuai Pasal 17 Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun 2015 bahwa Pemberi Kerja yang belum mengikutsertakan Pekerjanya dalam program BPJS Ketenagakerjaan, bila terjadi resiko terhadap Pekerjanya, maka Pemberi Kerja wajib membayar hak Pekerja sesuai dengan ketentuan yang berlaku yaitu santunan meninggal dibayarkan sekaligus sebesar 48 kali gajilupah, biaya perawatan/pengobatan tanpa batasan dan sesuai indikasi medis, beasiswa bagi anak pekerja, hak jaminan hari tua dan jaminan pensiun; 2. Untuk memastikan perlindungan K3 dan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan bagi seluruh pekerja, agar Saudara memastikan di semua lokasi kerja di Perusahaan Saudara: a. Menerapkan Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja dan peraturan pelaksananya; . Seluruh pekerja telah didaftarkan sebagai peserta Program Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian, Jaminan Hari Tua dan Jaminan Pensiun di BPJS Ketenagakerjaan; ¢. Melaporkan data gaji/upeh sesuai dengan penghasilan yang sebenarnya diterima oleh pekerja. 4. Tidak menunggak pembayaran iuran kepada BPJS Ketenagakerjaan. 3. Pelanggaraan terhadap perlindungan K3 dan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan bagi pekerja dapat dikenakan sanksi: a. Ketidakpatuhan atas ketentuan pada butir 2 (dua) huruf a di atas dapat dikenakan sanksi hukuman kurungan selama-lamanya 3 (tiga) bulan atau denda setinggitingginya Rp. 100.000,- (Seratus ribu rupiah) sesuai Undang-Undang No, 1 tahun 1970 yang berdasarkan Peraturan Mahkamah Agung No. 2 Tahun 2012 dan yurisprudensi PN Jakarta Selatan dikonversi menjadi Rp. 100.000.000,- (Seratus juta rupiah); ._Ketidakpatuhan atas ketentuan pada butir 2 (dua) huruf b dan ¢ di atas dapat s dikenakan sanksi administratif berupa teguran tertulis, denda dan penghentian pelayanan publik tertentu sesuai PP Nomor 86 Tahun 2013 Tentang Tata Cara Pengenaan Sanksi Administratif Kepada Pemberi Kerja Selain Penyelenggara Negara dan Setiap Orang, Selain Pemberi Kerja, Pekerja, dan Penerima Bantuan luran dalam Penyelenggaraan Jaminan Sosial; . Ketidakpatuhan atas ketentuan pada butir 2 (dua) huruf c di atas dapat dikenakan sanksi pidana penjara paling lama & tahun atau pidana denda paling banyak 2 4. Rp1.000.000.000 (satu miliar rupiah) sesuai Pasal 55 UU Nomor 24 Tahun 2011 tentang BPJS; Informasi mengenai penerapan K3 dapat melalui dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang ketenagakerjaan setempat. Dan untuk informasi pendaftaran kepesertaan pada BPJS Kelenagakerjaan dapat menghubungi Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan terdekat atau dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Ketenagakerjaan setempat. Atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih. Direktur Pengawasan Norma Kerja dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja NIE’ 19630407 199103 1 001 Tembusan: tH 2. 3. 4, 5. 6. 7. 8. 9. Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia; Menteri Dalam Negeri Republik indonesia; Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia; Ketua Dewan Jaminan Sosial Nasional; Ketua Dewan Pengawas BPJS Ketenagakerjaan; Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan; Plt. Dirjen Binwasnaker dan K3, Kemnaker RI; Dinas Provinsi yang bertanggung jawab dibidang Ketenagakerjaan; Arsip. e KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA Fo. DIREKTORAT JENDERAL & ae PEMBINAAN PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN DAN Gs KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA San Jondrl Gaol Subreto Koreng 5, Jakala Selatan 12850, Telapon (21) 5258733, Et 269, Fahim (021) 6227472, Laman: epfweckernaker god 23 Agustus 2019 Nomor B-5/ 439 / AS.00.01/VII/2019 Lampiran: - Hal Perlindungan Pekerja pada Semua Lokasi Kerja Yth. Sdr. Pimpinan Perusahaan Dj Seluruh indonesia Berdasarkan hasil investigasi kecelakaan kerja dan koordinasi dengan BPJS Ketenagakerjaan serta mencermati beberapa peristiwa kecelakaan kerja yang terjadi di antaranya kebakaran pabrik mercon di Tangerang tanggal 26 Oktober 2017 dan kebakaran pabrik korek api di Binjai tanggal 21 Juni 2019 dalam kaitannya dengan perlindungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan sesuai Undang-Undang No. 13 Tahun 2008 tentang Ketenagakerjaan, Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, Undang-Undang No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dan Undang-Undang No. 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), kami sampaikan hal sebagai berikut: 1. Dari kejadian kecelakaan kerja tersebut serta beberapa kejadian kecelakaan kerja tainnya diketahui bahwa: a, Terjadinya kecelakaan kerja dengan jatuhnya korban disebabkan oleh tidak dipatuhinya Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 dan peraturan pelaksanaannya sehingga tidak ada upaya pencegahan kecelakaan kerja yang memadai dan kesulitan korban untuk menyelamatkan diri; b. Tidak semua pekerja yang menjadi korban terlindungi dalam program BPJS Ketenagakerjaan yang mengakibatkan ada hak-hak normatif pekerja tidak diberikan. Sesuai Pasal 17 Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun 2015 bahwa Pemberi Kerja yang belum mengikutsertakan Pekerjanya dalam program BPJS Ketenagakerjaan, bila terjadi resiko terhadap Pekerjanya, maka Pemberi Kerja wajib membayar hak Pekerja sesuai dengan ketentuan yang berlaku yeitu santunan meninggal dibayarkan sekaligus sebesar 48 kali gajifupah, biaya perawatan/pengobatan tanpa batasan dan sesuai indikasi medis, beasiswa bagi anak pekerja, hak jaminan hari tua dan jaminan pensiun; 2. Untuk memastikan perlindungan K3 dan Jaminan Sosial Ketenagakeriaan bagi seluruh pekerja, agar Saudara memastikan di semua lokasi kerja di Perusahaan Saudara: a, Menerapkan Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja dan peraturan pelaksananya; b. Seluruh pekerja telah didaftarkan sebagai peserta Program Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian, Jaminan Hari Tua dan Jaminan Pensiun di BPJS Ketenagakerjaan; c. Melaporkan data gajilupah sesuai dengan penghasitan yang sebenamya diterima oleh pekerja. d. Tidak menunggak pembayaran iuran kepada BPJS Ketenagakerjaan. 3. Pelanggaraan terhadap perlindungan K3 dan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan bagi pekerja dapat dikenakan sanksi: a. Ketidakpatuhan atas ketentuan pada butir 2 (dua) huruf a di atas dapat dikenakan sanksi hukuman kurungan selamaamanya 8 (tiga) bulan atau denda setinggi-tingginya Rp. 100.000,- (Seratus ribu rupiah) sesuai Undang-Undang No. 1 tahun 1970 yang berdasarkan Peraturan Mahkamah Agung No. 2 Tahun 2012 dan yurisprudensi PN Jakarta Selatan dikonversi menjadi Rp. 400.000.000,- (Seratus juta rupiah); aa Ketidakpatuhan atas ketentuan pada butir 2 (dua) huruf b dan c di atas dapat dikenakan sanksi administratif berupa teguran tertulis, denda dan penghentian pelayanan publik tertentu sesuai PP Nomor 86 Tahun 2013 Tentang Tata Cara Pengenaan Sanksi Administratif Kepada Pemberi Kerja Selain Penyelenggara Negara dan Setiap Orang, Selain Pemberi Kerja, Pekerja, dan Penerima Bantuan luran dalam Penyelenggaraan Jaminan Sosial; Ketidakpatuhan atas ketentuan pada butir 2 (dua) huruf c di atas dapat dikenakan sanksi pidana penjara paling lama 8 tahun atau pidana denda paling banyak o ° 4 Rp1.000.000.000 (satu miliar rupiah) sesuai Pasal 55 UU Nomor 24 Tahun 2011 tentang BPJS; Informasi mengenai penerapan K3 dapat melalui dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang ketenagakerjaan setempat. Dan untuk informasi pendaftaran kepesertaan pada BPJS Ketenagakerjaan dapat menghubungi Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan terdekat atau dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Ketenagakerjaan setempat. Atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih. Direktur Pengawasan Norma Kerja dan dammingn Sosial Tenaga Kerja oN jafvan Sinaga, SH, M.Si NIE: 19630407 199103 1 001 Tembusan: ©eronren sas . Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia; . Menteri Dalam Negeri Republik indonesia; ._ Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia; . Ketua Dewan Jaminan Sosial Nasional, 3. _Ketua Dewan Pengawas BPJS Ketenagakerjaan; . Direktur Utama BPUS Ketenagakerjaan; . Pit, Ditjen Binwasnaker dan K3, Kemnaker Rl; Dinas Provinsi yang bertanggung jawab dibidang Ketenagakerjaan; . Arsip.

You might also like