Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 14

PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DALAM PELAKSANAAN

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS


SOMBAOPU GOWA

Knowledge and Family Attitude in the Implementation of Clean and Healthy Behavior in
the Areas of Puskesmas Sombaopu Gowa

Sukma Saini, Sitti Aminah


Diploma III Keperawatan, Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Makassar
email: ogi.badisca@gmail.com
HP: 085242663061

ABSTRACT

PHBS is a reflection of the pattern of family life that always pay attention and maintain the
health of all family members. One of the main programs to achieve healthy behavior for all
residents of Indonesia is Health promotion program. The purpose of this study is to
determine the relationship between the level of knowledge and attitudes of the family with
the implementation of PHBS in area of the Puskesmas Sombaopu Gowa. The type of this
study was observational by using Cross Sectional design / design design. In the data analysis
the result of the statistical test used is chi square test (X ²). The result of the research shows
that there is a correlation between knowledge with the implementation of PHBS in the area
of Puskesmas Sombaopu Gowa (p-value = 0.000 <α = 0.05) attitude with the
implementation of PHBS in the area of Puskesmas Sombaopu Gowa (p-value = 0.000 <α =
0.05). Suggestions related to the findings of this research is expected to be more intensive
and actively involved in the cooperation of periodic counseling about the importance and
the benefits of PHBS so as to provide motivation for families in the application of PHBS on
the order of the house in a broader scope so as to achieve the desired results.

Keywords: Knowledge, PHBS and Attitude

ABSTRAK

PHBS merupakan cerminan pola hidup keluarga yang senantiasa memperhatikan dan
menjaga kesehatan seluruh anggota keluarga. Salah satu program utama untuk mencapai
perilaku sehat bagi semua penduduk Indonesia adalah program promosi Kesehatan.Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap
keluarga dengan pelaksanaan PHBS di wilayah kerja Puskesmas Sombaopu Kabupaten
Gowa. Jenis penelitian ini adalah observasioal dengan menggunakan desain/rancangan
penelitian Cross Sectional. Dalam analisis data hasil penelitian uji statistik yang digunakan
adalah uji chi square ( X ² ).Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan pengetahuan
dengan pelaksanaan PHBS di wilayah kerja Puskesmas Sombaopu Kabupaten Gowa ( p-
value = 0,000 < α = 0,05) dan ada hubungan sikap dengan pelaksanaan PHBS di wilayah
kerja Puskesmas Sombaopu Kabupaten Gowa ( p-value = 0,000 < α = 0,05).Saran terkait

39
dengan temuan hasil penelitian ini yaitu diharapkan pihak yang terkait lebih intensif dan
terlibat aktif dalam kerjasama mengadakan penyuluhan berkala tentang pentingnya dan
manfaat dari PHBS sehingga memberikan motivasi bagi keluarga dalam penerapan PHBS
pada tatanan rumah dalam lingkup yang lebih luas sehingga dapat mencapai hasil sesuai
yang diharapkan.

Kata kunci : Pengetahuan, PHBS dan Sikap

PENDAHULUAN derajat kesehatan yang optimal dapat


Sehat menurut WHO adalah suatu terwujud dan dengan demikian
keadaan yang sempurna baik secara fisik, masyarakat diharapkan mampu
mental dan sosial serta tidak hanya bebas berpartisipasi dalam memelihara dan
dari penyakit atau kelemahan. Sehat meningkatkan derajat kesehatannya
menurut UU nomor 23 tahun 1992 tentang sendiri. Sedangkan pembangunan
kesehatan menyatakan bahwa kesehatan kesehatan mempunyai peran dalam
adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa menentukan peningkatan kualitas Sumber
dan sosial yang memungkinkan hidup Daya Manusia (SDM) yang merupakan
produktif secara sosial dan ekonomi. fokus pembangunan nasional. Oleh karena
Kondisi sehat dapat dicapai itu, PHBS ini perlu diselenggarakan
dengan mengubah perilaku dari yang tidak sebaik-baiknya agar dapat memberikan
sehat menjadi perilaku sehat dan sumbangan yang nyata baik dalam
menciptakan lingkungan sehat di rumah pembangunan kesehatan maupun
tangga. Rumah tangga berperilaku hidup pembangunan nasional.
bersih dan sehat dapat terwujud apabila Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
ada keinginan, kemauan dan kemampuan (PHBS) adalah bentuk perwujudan
para pengambil keputusan dan lintas Paradigma Sehat dalam budaya hidup
sektor terkait agar PHBS menjadi program perorangan, keluarga, dan masyarakat
prioritas dan menjadi salah satu agenda yang berorientasi sehat, bertujuan untuk
pembangunan di Kabupaten / Kota, serta meningkatkan, memelihara, dan
didukung oleh masyarakat (Atikah, 2012). melindungi kesehatannya baik fisik,
Perilaku, khususnya Perilaku Hidup mental spiritual, maupun sosial. Selain itu,
Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan PHBS ini dapat dijadikan indikator dari
komponen penting dalam pembangunan derajat kesehatan suatu daerah tertentu.
kesehatan dimana diperlukan adanya Bila PHBS di suatu daerah cukup baik
kesadaran, kemampuan, dan kemauan maka dengan sendirinya akan
hidup sehat dari setiap penduduk sehingga memperkecil masalah-masalah kesehatan,

40
juga memperkecil kemungkinan tangga (Sumber : Dinkes Kabupaten/Kota
terjadinya suatu wabah penyakit. Dengan Tahun 2012).
kata lain, PHBS ini merupakan salah satu Dari hasil Riskesdas 2007 juga
bentuk tindakan preventif dalam bidang didapatkan data bahwa tercatat penduduk
kesehatan. yang telah memenuhi kriteria PHBS baik
Keluarga mempunyai peran penting sebesar 44%, lebih tinggi dari angka
dalam meningkatkan kualitas kesehatan nasional (38,7%). Terdapat sepuluh
masyarakat, karena dalam keluarga terjadi kabupaten dengan persentase PHBS di
komunikasi dan interaksi antara anggota bawah angka provinsi (Sumber :
keluarga yang menjadi awal penting dari Riskesdas Tahun 2007).v
suatu proses pendidikan perilaku. Berdasarkan data persentase penduduk
Pelaksanaan perilaku hidup bersih dan ber PHBS per kabupaten/kota di Sulawesi
sehat sejak dini dalam keluarga dapat Selatan tahun 2013, di Kabupaten Gowa
menciptakan keluarga yang sehat dan aktif dari total 163.277 rumah tangga, terdapat
dalam setiap upaya kesehatan 36.385 (22,28%) rumah tangga yang
dimasyarakat. dipantau dan dari jumlah tersebut hanya
PHBS adalah semua perilaku yang 9.202 (25,29%) rumah tangga yang ber-
dilakukan atas kesadaran sehingga PHBS (Profil Kesehatan Sulawesi
anggota keluarga atau keluarga dapat Selatan, 2014).
menolong dirinya sendiri di bidang Berdasarkan data awal yang
kesehatan dan berperan aktif dalam dikumpulkan tercatat jumlah penduduk
kegiatan-kegiatan kesehatan dimasyarakat Kecamatan Sombaopu sebanyak 151.916
dan PHBS di rumah tangga adalah upaya jiwa yang terdiri dari laki-laki 75.577 jiwa
untuk memberdayakan anggota rumah dan perempuan 76.339 jiwa dengan
tangga agar tahu, mau, dan mampu jumlah rumah tangga 31.512, sedangkan
mempraktekkan perilaku hidup bersih dan luas wilayah 28,09 Km2 serta kepadatan
sehat serta berperan aktif dalam gerakan penduduk 5.408 jiwa per Km2 yang
kesehatan di masyarakat. menunjukkan bahwa Kecamatan
Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Sombaopu adalah kecamatan terpadat dari
Dasar) 2007 mengumpulkan 10 indikator seluruh kecamatan di Kabupaten Gowa
tunggal Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (Badan Pusat Statistik Kabupaten Gowa,
(PHBS) yang terdiri dari enam indikator 2015).
individu dan empat indikator rumah

41
Hal ini bisa menjadi faktor dengan bulan Mei 2016 yaitu sebesar 60
predisposisi munculnya berbagai macam orang.
masalah kesehatan bilamana jumlah
penduduk dan kepala keluarga yang besar Sampel
tidak memahami dan menerapkan pola Sampel dalam penelitian ini adalah
dan perilaku hidup bersih dan sehat anggota populasi yang diambil secara
khususnya dalam tatanan rumah tangga.. simple random sampling dengan jumlah
Dengan demikian maka peneliti sampel pada penelitian ini adalah 24
tertarik untuk melakukan penelitian responden.
“Hubungan antara tingkat pengetahuan
dan sikap keluarga dengan pelaksanaan HASIL
PHBS di Wilayah Kerja Puskesmas Pengumpulan data penelitian
Sombaopu Kabupaten Gowa”. dilakukan mulai bulan Agustus sampai
dengan Oktober 2016 di Wilayah Kerja
METODE Puskesmas Somba Opu Kabupaten Gowa.
Jenis penelitian adalah observasioal Penelitian dilakukan pada 24 responden
dengan menggunakan desain/rancangan baik yang datang ke Puskesmas maupun
penelitian cross Sectional Study yang hadir pada saat pelaksanaan
Posyandu.. Responden terlebih dahulu
Lokasi dan Waktu Penelitian
dijelaskan tentang maksud dan tujuan
1. Lokasi
penelitian sehingga responden dapat
Lokasi penelitian di wilayah kerja
memutuskan untuk ikut atau tidak dalam
Puskesmas Sombaopu Kabupaten
penelitian yang dilaksanakan. Bila
Gowa.
responden bersedia maka responden
2. Waktu
menandatangani format informed consent
Penelitian ini dilaksanakan selama 4
penelitian yang telah disediakan.
bulan yaitu mulai bulan Juni sampai
Dari hasil pengolahan data yang
dengan September 2016.
dilakukan disajikan dalam bentuk
distribusi frekuensi meliputi karakteristik
Populasi
responden dan analisis dengan uji Chi-
Populasi dalam penelitian ini adalah
Square test.
keluarga yang berkunjung ke puskesmas
Sombaopu periode bulan Januari sampai

42
1. Data Karakteristik Responden Tabel 3
Tabel 1 Distribusi responden berdasarkan
Distribusi responden berdasarkan umur pendidikan terakhir
No Umur F (%) Persentase
No Pendidikan Frekuensi (%)
1. 20-30 thn 6 25
2. 31-40 thn 9 37,5 1. SD 2 8,3
3. 41-50 thn 3 12,5 2. SMP 2 8,3
4. 51-60 thn 3 12,5 3. SMA 12 50
5. > 60 thn 3 12,5 4.. D3/S1 8 33,3

Jumlah 24 100 Jumlah 24 100%


(Data Primer, Agustus 2016). (Data Primer, Agustus 2016).
Berdasarkan tabel 1 jumlah Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui
responden terbanyak dari 24 responden bahwa responden dengan pendidikan
adalah reponden dengan rentang umur 31 SMA merupakan responden dengan
- 40 tahun dengan jumlah distribusi jumlah terbanyak dari 24 responden yaitu
sebanyak 9 responden (47,5%), dan 12 responden (50%) sedangkan SD dan
terendah adalah reponden dengan rentang SMP merupakan responden dengan
umur41- > 60 tahun yang berjumlah 2 distribusi terendah yang jumlahnya
responden (8,3%). masing-masing 2 responden (8,3%).

Tabel 2 Tabel 4
Distribusi responden berdasarkan jenis Distribusi responden berdasarkan
kelamin pekerjaan
Persentase
No
Jenis
Frekuensi (%) N Frekuens Persentase
Kelamin Pekerjaan (%)
o i
1. Laki-laki 0 0 1. IRT 15 62.5
2. Perempuan 24 100 2. PNS 3 12,5
3. Wiraswast 1 4,2
Jumlah 24 100
4. a 5 20,8
(Data Primer, Agustus 2016). Lain-lain
Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui Jumlah 24 100
bahwa keseluruhan responden adalah (Data Primer, Agustus 2016).
berjenis kelamin perempuan yaitu 24
Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui
orang (100%).
bahwa responden dengan jenis pekerjaan
Ibu rumah tangga (IRT) merupakan
responden dengan jumlah terbanyak yaitu
15 responden (62,5%) sedangkan
wiraswasta merupakan responden dengan

43
distribusi terendah yang jumlahnya 1 sikap baik dan 6 responden (25%)
responden (4,2%). lainnya dengan sikap kurang baik

2. Data Khusus c. Pelaksanaan PHBS


Data khusus responden mencakup
Tabel 7
pengetahuan, sikap dan terapan PHBS
Kategori Pelaksanaan PHBS
yang dapat dilihat dalam tabel di bawah Persent
N Frekue ase
ini : Sikap
o nsi (%)
a. Pengetahuan
Tabel 5 1. Melaksanakan 17 70,8
Kategori pengetahuan responden 2. Tidak 7 29,2
melaksanakan
N Pengetahu Frekuen Persenta
se (%) Jumlah 24 100%
o an si
1. Baik 17 70.8 (Data Primer, Agustus 2016).
2. Cukup 7 29.2
Tabel 7 menunjukkan bahwa dari 24
Jumlah 24 100
responden, sebagian besar atau 17
(Data Primer, Agustus 2016).
Berdasarkan tabel 5 kategori responden (70,8%) diantaranya

pengetahuan dari 24 responden melaksanakan PHBS dan terdapat 7

didapatkan hasil, sebagian besar responden (29,2%) lainnya tidak

responden memiliki pengetahuan baik melaksanakan PHBS.

yaitu 17 responden (70,8%) dan hanya 3. Analisis Bivariat


Tabel 8
7 responden (29,2%) memiliki Hubungan pengetahuan dengan
pengetahuan yang cukup. pelaksanaan PHBS di Wilayah Kerja
Puskesmas Sombaopu Kabupaten Gowa

b. Sikap Pelaksanaan PHBS


Tabel 6 Tida p
Kategori sikap responden k -
Persentase Penget mela To
mel va
No Sikap Frekuensi (%) ahuan ksan % % tal
aksa lu
akan
nak e
1. Baik 18 75 an
2. Kurang 6 25
0,
Jumlah 24 100 66,
16 1 4,2 17 00
7
(Data Primer, Agustus 2016). Baik 0
Cukup 1 4,2 6 25 7
Tabel 6 menunjukkan bahwa dari 24 70, 29,
Total 27 65 24
8 2
responden, sebagian besar atau 18
responden (75%) diantaranya memiliki Dari tabel 5.8 diatas didapatkan bahwa

44
hasil penelitian menunjukkan hubungan Tabel 5.9
Hubungan sikap dengan pelaksanaan
pengetahuan dengan pelaksanaan PHBS
PHBS di Wilayah Kerja
di Wilayah Kerja Puskesmas Sombaopu Puskesmas Sombaopu Kabupaten
Gowa.
Kabupaten Gowa, terdapat lebih dari
Pelaksanaan PHBS
separuh responden yaitu 16 responden
Tida p-
(66,7%) yang memiliki pengetahuan yang Sika mel Tot
k val
p aks al
baik dan melaksanakan PHBS , dan hanya % mela % ue
ana
ksan
1 responden (4,2%) yang memiliki kan
akan
pengetahuan yang cukup dan
70 4,
melaksanakan PHBS. 17 1 18
Baik ,8 2
Berdasarkan uji Chi-Square
Kura 0,0
0 0 6 25 6
didapatkan p-value = 0,000 maka secara ng 00
statistik ada hubungan yang bermakna Tota 70 29
17 7 24
antara pengetahuan pelaksanaan PHBS di l ,8 ,2
Wilayah Kerja Puskesmas Sombaopu
Dari tabel 5.9 diatas didapatkan
Kabupaten Gowa, yaitu semakin baik
bahwa hasil penelitian menunjukkan
pengetahuan yang dimiliki keluarga maka
hubungan sikap dengan pelaksanaan
akan semakin baik pula
PHBS di Wilayah Kerja Puskesmas
pelaksanaan/penerapan PHBS di tatanan
Sombaopu Kabupaten Gowa, terdapat
rumah tangga di Wilayah Kerja
lebih dari separuh responden yaitu 17
Puskesmas Sombaopu Kabupaten Gowa,
responden (70,8%) yang memiliki sikap
dan sebaliknya semakin rendah
yang baik dan melaksanakan PHBS, dan
pengetahuan keluarga maka akan semakin
tidak satupun responden (0%) yang
tidak melaksanakan / menerapkan PHBS
memiliki pengetahuan yang kurang dan
di tatanan rumah tangga di Wilayah Kerja
melaksanakan PHBS.
Puskesmas Sombaopu Kabupaten Gowa.
Berdasarkan uji Chi-Square
didapatkan p-value = 0,000 maka secara
statistik ada hubungan yang bermakna
antara sikap dengan pelaksanaan PHBS
di Wilayah Kerja Puskesmas Sombaopu
Kabupaten Gowa, yaitu semakin baik
sikap yang dimiliki keluarga maka akan

45
semakin baik pula tentang pentingnya pola perilaku
pelaksanaan/penerapan PHBS di tatanan hidup bersih dan sehat (PHBS)
rumah tangga di Wilayah Kerja sehingga berimplikasi pada
Puskesmas Sombaopu Kabupaten Gowa, penerapan/pelaksanaan PHBS yang
dan sebaliknya semakin kurang baik baik pula.
sikap keluarga maka akan semakin tidak Sebagian besar responden
melaksanakan / menerapkan PHBS di mengetahui dan menyadari bahwa
tatanan rumah tangga di Wilayah Kerja perilaku hidup bersih dan sehat
Puskesmas Sombaopu Kabupaten Gowa. khususnya dalam penyediaan air
bersih dan konsumsi air minum yang
PEMBAHASAN sehat, perilaku mencuci tangan yang
1. Hubungan pengetahuan dengan benar serta penggunaan jamban sesuai
pelaksanaan PHBS di Wilayah Kerja syarat kesehatan akan menghindarkan
Puskesmas Sombaopu Kabupaten anggota keluarga dari resiko
Gowa. terjadinya penyakit terutama yang
Berdasarkan hasil penelitian ditimbulkan dari perilaku yang terkait
diketahui bahwa kategori dengan kebiasaan-kebiasaan tersebut.
pengetahuan dari 24 responden Meskipun demikian, masih
sebagian besar berada pada kategori terdapat 7 responden (29,2%)
pengetahuan baik yaitu 17 responden memiliki pengetahuan yang cukup dan
(70,8%) dan hanya 7 responden penerapan PHBS dalam tatanan rumah
(29,2%) memiliki pengetahuan yang tangga yang kurang pula. Kurangnya
cukup. pengetahuan responden ini dapat
Selanjutnya berdasarkan uji Chi- disebabkan beberapa faktor antara lain
Square didapatkan p-value = 0,000 masih rendahnya tingkat pendidikan
maka secara statistik ada hubungan responden yang mana terlihat bahwa
yang bermakna antara pengetahuan penyebaran responden berdasarkan
dengan dengan pelaksanaan PHBS di tingkat pendidikan masih berada pada
Wilayah Kerja Puskesmas Sombaopu kelompok tingkat pendidikan
Kabupaten Gowa. menengah ke bawah.. Responden
Hal ini menunjukan bahwa dengan pendidikan SD sampai dengan
sebagian besar responden mempunyai SMA masih mendominasi dengan
pengetahuan baik dan mengerti jumlah 16 orang (66,6%) sedangkan

46
responden dengan latar belakang hubungan yang positif dengan perubahan
pendidikan Diploma/S1 hanya variabel perilaku. Pengetahuan dapat
berjumlah 8 orang (33,4%). diperoleh dari tingkat pendidikan
Hal tersebut sesuai dengan apa seseorang sehingga menyebabkan realitas
yang diungkapkan oleh Notoatmodjo cara berfikir dan ruang lingkup jangkauan
(2010) yang menyatakan bahwa berfikirnya semakin luas.
pengetahuan dipengaruhi oleh 2. Hubungan sikap dengan pelaksanaan
beberapa faktor, salah satunya adalah PHBS di Wilayah Kerja Puskesmas
tingkat pendidikan yang mana secara Sombaopu Kabupaten Gowa
umum, orang yang berpendidikan Berdasarkan hasil penelitian
lebih tinggi akan memiliki mengenai sikap responden didapatkan
pengetahuan yang lebih luas daripada bahwa dari 24 responden, sebagian besar
orang yang berpendidikan lebih atau 18 responden (75%) diantaranya
rendah dan dengan pendidikan dapat memiliki sikap baik dan 6 responden
menambah wawasan atau (25%) lainnya dengan sikap kurang baik.
pengetahuan seseorang Selanjutnya dari hasil tabulasi silang
Pengetahuan pada dasarnya antara sikap dan terapan PHBS didapatkan
adalah pemahaman tentang hal hasil berupa lebih dari separuh responden
ikhwal kehidupan yang diperoleh dari yaitu 17 responden (70,8%) yang
pendidikan formal atau informal. memiliki sikap yang baik dan
Pengetahuan adalah merupakan hasil melaksanakan PHBS, dan tidak satupun
“tahu”, dan ini terjadi setelah orang responden (0%) yang memiliki
melakukan pengindraan terjadi pengetahuan yang kurang.
melalui panca indra manusia, yakni: Hasil uji Chi-Square didapatkan p-
indra penglihatan, pendengaran, value = 0,000 maka secara statistik ada
penciuman, rasa, dan raba. Sebagian hubungan yang bermakna antara sikap
besar pengetahuan manusia diperoleh dengan pelaksanaan PHBS di Wilayah
melalui mata dan telinga, Kerja Puskesmas Sombaopu Kabupaten
Notoatmodjo (2010). Gowa.
Hal tersebut didukung pula oleh pendapat Meskipun secara umum hasil
Lawrence Green dalam Notoatmodjo penelitian menunjukkan adanya hubungan
(2010) yang menyatakan bahwa yang bermakna secara statistik, akan tetapi
peningkatan pengetahuan mempunyai pada kenyataannya masih terdapat 1

47
reponden (4,2%) dari 24 responden yang pula sikap positif terhadap objek tertentu,
memiliki sikap baik namun tidak dan diharapkan akan terbentuk niat dalam
melaksanakan atau dengan kata lain melakukan objek tersebut.
responden tersebut memiliki sikap yang Hal tersebut sesuai dengan apa
positif akan tetapi dalam penerapan PHBS yang dikemukakan oleh Heri Purwanto
dalam tatanan rumah tangganya masih (1998) yang dikutip dari buku Wawan dan
dalam kategori kurang baik. Dewi M (2011) tentang sifat sikap yang
Sikap negatif klien tersebut dibagi atas :
disebabkan karena responden belum a. Sikap positif kecenderungan tindakan
memahami sepenuhnya tentang beberapa adalah mendekati, menyenangi,
perilaku hidup bersih dan sehat dalam mengharapkan obyek tertentu.
kehidupan sehari-hari khususnya dalam b. Sikap negatif terdapat kecenderungan
tatanan rumah tangga. Sehingga untuk menjauhi, menghindari,
pengejewantahan lewat perilaku pun tidak membenci, tidak menyukai obyek
maksimal. Padahal aspek pengetahuan tertentu.
secara menyeluruh sangat lah penting Adapun teori yang di kemukakan
peranannya dalam membentuk sikap oleh Azwar S (2008) dalam Wawan A
positif terlebih lagi dalam perwujudannya (2010), bahwa sikap memiliki 3
dalam bentuk perilaku sehari-hari. komponen yang saling mendukung yaitu :
Terbentuknya sikap yang positif Komponen kognitif yang merupakan
kaitannya dengan penerapan perilaku respresentasi apa yang dipercayai oleh
hidup bersih dan sehat (PHBS) juga individu pemilik sikap, komponen
dipengaruhi oleh pengetahuan yang kognitif berupa kepercayaan stereotipe
dimiliki oleh individu tersebut. yang dimiliki individu mengenai sesuatu
Pengetahuan merupakan dasar yang dapat disamakan penanganan (opini)
penting untuk terbentuknya tindakan terutama apabila menyangkut masalah isu
seseorang, pengetahuan itu sendiri penting atau problem yang kontroversial.
untuk mendukung psikis dan perilaku Komponen afektif merupakan perasaan
setiap hari sehingga pengetahuan yang menyangkut aspek emosional. Dan
merupakan faktor yang mendukung Komponen konatif merupakan aspek
tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2010) kecenderungan berperilaku tertentu sesuai
Seseorang berpengetahuan cukup dengan sikap yang dimiliki oleh
tentang suatu objek maka akan terbentuk seseorang.

48
Sikap adalah suatu reaksi atau d. Bertanggung jawab (responsible)
respon seseorang yang masih tertutup dari artinya bertanggung jawab dengan
seseorang terhadap suatu stimulus atau segala sesuatu yang dipilihnya.
objek, sikap itu merupakan kesiapan atau Hal lain yang menjadi factor
ketersediaan untuk bertindak dan penyebab sehingga responden tidak
bukanmerupakan pelaksana motif mampu menampakkan perilaku yang
tertentu. positif (melaksanakan PHBS) adalah
Sikap adalah penilaian (bisa berupa Karena adanya keterbatasan secara fisik
pendapat) seseorang terhadap stimulus yang disebabkan Karena factor usia
atau obyek (dalam hal ini adalah masalah responden yang sudah mencapai 60 tahun
kesehatan, termasuk penyakit). dan tinggal dalam keluarga yang
Dari pengertian diatas dapat mayoritas penghuninya memiliki
disimpulkan bahwa sikap adalah kesibukan dan aktifitas di luar rumah yang
kesediaan atau respon seseorang terhadap sangat padat, sehingga dengan kendala
suatu objek di suatu lingkungan tertentu. dan hambatan fisik tersebut sehingga
Sikap terdiri dari 4 tingkatan responden tidak mampu untuk
(Notoatmodjo, 2012) yaitu : mewujudkan perilaku sesuai yang
a. Menerima (receiving) artinya bahwa diharapkan.
orang (subjek) dan memperhatikan
stimulus yangdiberikan (objek). KESIMPULAN
b. Merespon (responding) artinya Berdasarkan hasil penelitian
memberikan jawaban apabila ditanya, tersebut maka dapat disimpulkan sebagai
mengerjakan dan menyelesaikan tugas berikut :
yang diberikan suatu indikasi dari 1. Ada hubungan pengetahuan dengan
sikap karena dengan suatu usaha untuk pelaksanaan PHBS di Wilayah Kerja
menjawab pertanyaan atau tugas yang Puskesmas Sombaopu Kabupaten
diberikan. Gowa ( p-value = 0,000 < α = 0,05),
c. Menghargai (valuing) artinya yang artinya semakin baik
mengajak orang lain untuk pengetahuan yang dimiliki keluarga
mengerjakan atau mendiskusikan maka akan semakin baik pula
suatu masalah. pelaksanaan/penerapan PHBS di
tatanan rumah tangga di Wilayah
Kerja Puskesmas Sombaopu

49
Kabupaten Gowa, dan sebaliknya 2. Bagi keluarga Penelitian ini
semakin rendah pengetahuan diharapkan dapat memberikan
keluarga maka akan semakin tidak informasi tentang manfaat PHBS bagi
melaksanakan / menerapkan PHBS di keluarga
tatanan rumah tangga di Wilayah
UCAPAN TERIMA KASIH
Kerja Puskesmas Sombaopu
Ucapan terima kasih penulis
Kabupaten Gowa.
ucapkan terhadap semua pihak yang telah
2. Ada hubungan sikap dengan
membantu pelaksanaan penelitian ini.
pelaksanaan PHBS di Wilayah Kerja
Puskesmas Sombaopu Kabupaten
Gowa ( p-value = 0,000 < α = 0,05),
yang artinya semakin baik sikap yang
dimiliki keluarga maka akan semakin
baik pula pelaksanaan/penerapan
PHBS di tatanan rumah tangga di
Wilayah Kerja Puskesmas Sombaopu
Kabupaten Gowa, dan sebaliknya
semakin kurang baik sikap keluarga
maka akan semakin tidak
melaksanakan / menerapkan PHBS di
tatanan rumah tangga di Wilayah
Kerja Puskesmas Sombaopu
Kabupaten Gowa.

SARAN
Saran yang dapat peneliti berikan
terkait dengan temuan hasil penelitian ini
adalah :
1. Bagi Institusi, diharapkan lebih
intensif dan terlibat aktif dalam
kerjasama mengadakan penyuluhan
berkala tentang pentingnya dan
manfaat dari PHBS.

50
DAFTAR PUSTAKA
---------------------- (2011). Pedoman PHBS. [Online]. Dari : http://dinkes-
sulsel.go.id/new/images/pdf/pedoman/pedoman%20 phbs.pdf. Diakses 13 September
2016
Arikunto, S, 2011. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan praktik ed.IV. RinekaCipta:
Jakarta
Azwar, Syaifuddin, 2008. Metode Penelitian, Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Budiarto, Eko, 2002. Biostatistika Untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat, Jakarta
: EGC
Dariyo, Agoes, 2004. Psikologi Perkembangan Remaja. Bogor Selatan : Galia Indonesia
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2007. Rumah Tangga Sehat Dengan Perilaku
Hidup Bersih Dan Sehat
Departemen Kesehatan RI.(2010). Keluarga sehat investasi bangsa.
[Online].http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/1309-keluarga-
sehat-investasi-bangsa.html. diakses pada 13 September 2016
Dinas Kesehatan RI, 2001. Buku Saku Pelaksanaan PHBS Bagi Masyarakat di Wilayah
Kecamatan
Habibah. (2008). Hubungan Pengetahuan Sikap dan Penerapan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat. Universitas Widyagama Mahakam. Samarinda. dari
http://digilib.uns.ac.id. diakses pada tanggal 13 September 2016
Hidayat, Azis Alimul, 2007. Metode Penelitian Kebidanan, Teknis Analisis Data. Jakarta
: Salemba Medika
Notoadmodjo, 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Notoadmodjo, 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Notoadmodjo, 2007. Kesehatan Masyarakat, Ilmu dan Seni. Jakarta : Rineka Cipta
Notoadmodjo, 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta
Notoatmodjo, Soekidjo. 2011.Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta, PT. Asdi
Mahasatya,
Nursalam, 2001. Konsep dan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika
Nursalam, 2003. Konsep dan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika
Nursalam, 2008. Konsep dan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. (2011). (Online),
(http://www.perdhaki.org/content/perilaku-hidup-bersih-dan-sehat ,diakses pada
06 September 2016)
Pradana, A. (2012). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. (Online), (http://info-kesehatan-
kita.blogspot.com/2012/01/perilaku-hidup-bersih-dan-sehat-phbs.html ,diakses
pada 06 September 2016)

51
Promosi Kesehatan. (Online), (http://id.wikipedia.org/wiki/Promosi_kesehatan,diakses
pada 06 September 2016)
Proverawati, A. (2012). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Yogyakarta: Nuha
Medika
Pusat Promosi Kesehatan. (2012). Promosi Kesehatan Dalam Pencapaian Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS). (Online),
(http://www.promosikesehatan.com/?act=program&id=12 ,diakses pada 06
September 2016)
Rumini & Sundari, 2004. Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta : Rineka Cipta
Ruchdiat, dkk, 2005. Hidup Sehat dan Bahagia. Bandung : Ikhtiar Publishing
Setiadi, 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu
Sugiyono (2015). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RD, Jakarta Penerbit
Alfabeta,
Yusuf, Syamsu, 2009. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.
Wahyuni(2011).Gambaran Karakteristik Keluarga Tentang Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) pada Tatanan Rumah Tangga di Desa Karangasem Wilayah Kerja
Puskesmas Tanon II Sragen. Jurnal GASTER, Vol. 8, No. 2
Wawan, A dan Dewi, M. 2011. Teori dan Pengukuran Pengetahuan , Sikap dan Perilaku
Manusia. Cetakan ke-2. Yogyakarta, Penerbit Nuha Medika

52

You might also like