Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Ibu Hamil Dalam Pemeriksaan HIV Di Wilayah Kerja Puskesmas Halmahera Kota Semarang

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 4, Nomor 5, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Ibu Hamil dalam


Pemeriksaan HIV di Wilayah Kerja Puskesmas Halmahera
Kota Semarang

Yunida halim, Syamsulhuda BM, Aditya Kusumawati


Fakultas Kesehatan Masyarakat , Universitas Diponegoro
Jl. Prof. Soedharto, Tembalang, Semarang, 50239, Telp/Fax : (024) 7460058
E-mail : yunidahalim@gmail.com

Abstract
HIV/AIDS is a health problem throughout the world, including Indonesia. HIV is
becoming an increasing concern in Indonesia, particularly among women of
reproductive age. In Semarang city until June 2016 HIV cases in housewives
reached 1503 cases and 297 cases in children. Therefore, efforts should be
made to prevent HIV transmission from mother to child through HIV testing during
pregnancy. The purpose of the research to analyze the factors related with
maternal behavior to hiv testing in the region of halmahera health center,
semarang. This research used quantitative method with cross sectional
approach, with 60 population and 54 samples by using total sampling, 6 person
dropout. Data were analyzed using chi square test (significant level is 0,05). The
result showed that pregnant women do HIV testing as much as 74,1% and 25,9%
do not conduct examination. Result of statistical test show several factors related
with maternal behavior to hiv testing are knowledge (0,001) attitude (0,002),
availability of facilities and infrastructure (0,001) and support of health workers
(0,020). While factors do not related with maternal behavior to hiv testing are age
(0,652), educational level (0,550), works (1,000), support of husband (0,111) and
support of family (0,256). Effort that need to done is approach from health worker
to pregnant women and family in the provision of information related to
prevention and the transmission of hiv from mother to child. Promoting the
services room means that privacy and comfortable to keep confidentiality.

Keywords :HIV test, PITC, Pregnant women

Pendahuluan berbeda dengan anak yang


Acquired Immuno Deficiency mempunyai sistem imun normal.
Syndrome (AIDS) menggambarkan Kasus infeksi HIV pada anak
kumpulan gejala dan infeksi yang didapatkan melalui penularan dari
terkait dengan penurunan sistem ibu terinfeksi HIV ke anaknya, yang
kekebalan tubuh manusia terjadi pada saat kehamilan,
disebabkan oleh virus HIV (Human melahirkan atau pada saat
lmmunodeficiency Virus) yang dapat menyusui.(2)(3)
menular dan mematikan.(1)Infeksi Prevalensi HIV pada ibu
virus HIV pada anak saat ini menjadi hamil diproyeksikan meningkat dari
masalah kesehatan yang sangat 0,38% tahun 2012 menjadi 0,49% di
besar di dunia, dan berkembang tahun 2016, dan jumlah ibu hamil
dengan cepat serta sangat HIV positif yang memerlukan
berbahaya. Perjalanan alami, layanan pencegahan penularan HIV
beratnya, dan frekuensi penyakit dari ibu ke anak (PPIA) juga akan
pada anak yang menderita AIDS meningkat dari 13.189 orang pada

395
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 5, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

tahun 2012 menjadi 16.191 orang


pada tahun 2016. Demikian pula
jumlah anak berusia di bawah 15
tahun yang tertular HIV dari ibunya
pada saat dilahirkan ataupun saat
menyusui akan meningkat dari 4.361
(2012) menjadi 5.565 (2016), yang
berarti akan terjadi peningkatan
angka kematian anak akibat AIDS(4)

396
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 5, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Di Jawa Tengah hingga Juni 2016, ke anak dan sebagai upaya bagi ibu
prevalensi kasus HIV pada ibu hamil yang positif untuk
rumah tangga sebanyak 18,6% atau mendapatkan informasi terkait
1503 kasus dan pada anak kurang layanan rujukan pengobatan dan
dari 15 tahun sebanyak 3,6% atau perawatan pasien HIV/AIDS.
291 kasus.(5)Pada ibu hamil, HIV Namun belum semua ibu hamil
bukan hanya ancaman bagi melakukan pemeriksaan VCT,
keselamatan jiwa ibu, tetapi juga walaupun sudah dilakukan
merupakan ancaman bagi anak pemberian informasi oleh petugas
yang dikandungnya. Lebih dari 90% kesehatan dan pemeriksaannya
kasus anak HIV mendapatkan gratis. Penelitian ini bertujuan untuk
infeksi karena tertular dari ibunya menganalisis faktor-faktor yang
(mother-to-child berhubungan dengan perilaku ibu
transmission/MTCT).(4) Pencegahan hamil dalam pemeriksaan HIV di
penularan HIV dari ibu ke bayi wilayah kerja Puskesmas Halmahera
dapat dilakukan dengan melakukan Kota Semarang.
pemeriksaan HIV pada kehamilan
secara dini dan mengikuti program Metode
pencegahan penularan HIV dari ibu Penelitian ini adalah penelitian
ke bayi atau PMTCT (Prevention of deskriptif analitik dengan
mother to child HIV transmission).(6) pendekatan kuantitatif. Rancangan
Berdasarkan kebijakan penelitian ini menggunakan
Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun pendekatan cross sectional.
2013 Tentang Penanggulangan HIV Penelitiandilaksanakan tahun 2016
dan AIDS pasal 17 disebutkan pada populasi ibu hamildi wilayah
bahwa semua ibu hamil yang kerja Puskesmas Halmahera Kota
melakukan pemeriksaan Semarang yang berjumlah 60 orang.
kehamilannya diharuskan mengikuti Sampel yang digunakan dalam
pemeriksaan diagnotis HIV sebagai penelitian ini berjumlah
upaya pencegahan dan penularan 54 orang ibu hamil. Cara
HIV dari ibu ke anak yang pengambilan sampel adalah total
dikandungnya.(7) sampling, yaitu semua ibu hamil
Puskesmas Halmahera yang berada di wilayah kerja
sudah menerapkan layanan PITC Puskesmas Halmahera sampai
(tes HIV inisiasi petugas kesehatan) bulan Juni 2016, sebanyak 54 orang.
bagi ibu hamil, dimana setiap ibu Variabel independen dalam
hamil yang melakukan kunjungan penelitian ini adalah karakteristik,
Antenatal Care pada awal pengetahuan ibu hamil tentang
kehamilan, petugas kesehatan HIV&AIDS, sikap, ketersediaan
menawarkan untuk melakukan sarana prasarana pemeriksaan HIV,
pemeriksaan HIV bersama dukungan suami, dukungan keluarga
pemeriksaan laboratorium yang lain dan dukungan tenaga kesehatan,
tanpa memandang keluhan sedangkan variabel dependennya
utamanya. Kebijakan ini merupakan adalah perilaku ibu hamil dalam
kebijakan yang dibuat berdasarkan pemeriksaan HIV HIV. Alat
kesepakatan dari kepala puskesmas penelitian yang digunakan adalah
yang didukung oleh seluruh petugas kuesioner, pengumpulan data
kesehatan yang ada di Puskesmas dilakukan dengan metode
Halmahera, sebagai upaya wawancara dan dilakukan dengan
pencegahan penularan HIV dari ibu mendatangi setiap responden. Hasil

397
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 5, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

penelitian dianalisis secara univariat menyarankan ibu hamil untuk


dan bivariat. Analisis bivariat melakukan pemeriksaan darah
menggunakan uji chi square. mengetahui keadaan ibu hamil
seperti kadar Hb, kadar protein urin
Hasil dan Pembahasan juga termasuk status HIV. Sehingga
program PPIA terintegrasi pada saat
Perilaku ibu hamil dalam konsultasi kehamilan.
pemeriksaan HIV Berdasarkan kebijakan
Berdasarkan hasil penelitian Puskesmas Halmahera semua ibu
menunjukkan hamil yang memeriksakan
bahwa Ibu hamil yang melakukan kehamilan secara otomatis
pemeriksaan HIV (61,1%) melakukan tes HIV atas dasar
sedangkan ibu hamil yang tidak persetujuan ibu hamil. Tes HIV
melakukan pemeriksaan HIV merupakan salah satu langkah awal
(38,9%). Faktor yang berhubungan untuk mencegah HIV karena dengan
dengan perilaku ibu hamil dalam mengetahui status HIV sejak dini,
pemeriksaan HIV adalah sikap, ibu hamil dapat mengambil tindakan.
sarana prasarana, dukungan suami Apabila hasil tes HIV positif, ibu
dan dukungan tenaga kesehatan. hamil akan disarankan untuk
Di Puskesmas Halmahera mengikuti program PPIA lebih lanjut
terdapat lima petugas kesehatan untuk mencegah penularan HIV ke
(bidan/dokter) yang bertugas di bayi.Ibu hamil yang melakukan
pelayanan ANC. Pelayanan ANC di pemeriksaan HIV sejak dini dan
Puskesmas Halmahera dibuka dinyatakan positif, akan
setiap hari mulai dari pukul delapan mendapatkan pelayanan kesehatan
pagi sampai dengan pukul dua belas ibu dan anak secara komprehensif,
siang. Pelaksanaan pelayanan ANC melalui program Prevention of
di Puskesmas Halmahera sama Mother to Child Transmission
dengan pelaksanaan pelayanan (PMTCT). Intervensi akan diberikan
ANC di puskesmas lain pada mulai dari pelayanan kehamilan,
umumnya yakni dimulai dari persalinan, nifas, bayi dan masa
registrasi ibu hamil sebelum menyusui.(8)
pemeriksaan kehamilan terdiri dari
melengkapi biodata ibu hamill, Karakteristik responden
penimbangan berat badan, dan berdasarkan umur
pengukuran tekanan darah. Berdasarkan hasil penelitian
Kemudian dilakukan pemeriksaan menunjukkan bahwa sebagian besar
TFU (Tinggi Fundus Uteri) terhadap (55,5%) responden pada kelompok
ibu hamil, konsultasi kunjungan, dan umur tua dan muda (44,5%). Dalam
perencanaan persalinan. penelitian ini didapatkan bahwa
Program PPIA terintegrasi responden dengan umur tua,
dengan pelayanan ANC di proporsi yang tidak melakukan
Puskesmas Halmahera sehingga ibu pemeriksaan HIV (30%) lebih besar
hamil yang melakukan kunjungan dari pada umur muda (20,8%). Hasil
ANC dan memeriksakan analisis bivariat menunjukkan bahwa
kehamilannya di Puskesmas uji statistik dengan taraf signifikansi
Halmahera secara otomatis terlibat 5% diperoleh p value 0,652, yang
dalam program PPIA tahap awal. berarti secara statistik tidak ada
Pada saat kunjungan ANC yang hubungan antara umur dengan
pertama petugas kesehatan perilaku ibu hamil dalam

398
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 5, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

pemeriksaan HIV. Hal ini tidak kerentanan, persespsi keparahan,


sesuai dengan teori yang persepsi halangan, petunjuk
menjelaskan bahwa semakin tua berperilaku dan keterlibatan
usia seseorang, maka akan semakin suami.(10)
baik pula perilakunya. Seseorang
yang semakin tua, maka akan Karakteristik responden
semakin memiliki sikap yang berdasarkan pekerjaan
bertanggung jawab, lebih tertib dan Berdasarkan hasil penelitian
lebih bermoral. Sesuai dengan menunjukkan bahwa sebagian besar
Penelitian oleh Demissie et.al (2009) (70%) responden tidak bekerja dan
dalam PS, dkk (2012) yang (30%) responden bekerja. Dalam
mengatakan bahwa perilaku ibu penelitian ini didapatkan bahwa
hamil untuk mengikuti tes HIV tidak responden yang tidak bekerja,
hanya berhubungan dengan umur, proporsi yang tidak melakukan
namun berhubungan dengan pemeriksaan HIV (26,3%) lebih
pekerjaan, pengetahuan, persepsi besar dari responden yang bekerja
risiko, persepsi manfaat dan (25%). Hasil analisis bivariat
keterlibatan suami.(9) menunjukkan bahwa uji statistik
dengan taraf signifikansi 5%
Karakteristik responden diperoleh p value 1,000, yang berarti
berdasarkan pendidikan secara statistik tidak ada hubungan
Berdasarkan penelitian antara pekerjaan dengan perilaku
menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil dalam pemeriksaan HIV.
(98,1%) responden berlatar Berbeda dengan penelitian oleh
belakang pendidikan menengah dan Moges dan Ambarbir (2011)
(1,9%) berlatar belakang pendidikan menegaskan bahwa status
tinggi. Dalam penelitian ini pekerjaan wanita itu ditemukan
didapatkan bahwa responden menjadi faktor penting dalam
dengan pendidikan menengah , penerimaan tes HIV. Ibu yang
proporsi yang tidak melakukan bekerja di sektor swasta ataupun
pemeriksaan HIV (26,4%) lebih pemerintah 4 kali lebih mungkin
besar daripada pendidikan tinggi. untuk meneriama tes HIV
Hasil analisis bivariat menunjukkan dibandingkan dengan ibu rumah
bahwa uji statistik dengan taraf tangga. Hal ini disebabkan karena
signifikansi 5% diperoleh p value ibu yang bekerja lebih banyak
0,550, yang artinya secara statistik terpapar informasi tentang VCT di
tidak ada hubungan antara tempat kerja mereka sementara ibu
pendidikan dengan perilaku rumah tangga sebagian besar waktu
pemeriksaan HIV. Halini tidak sesuai mereka di rumah.(11) Penelitian ini
dengan pernyataan Notoatmodjo sesuai dengan penelitian oleh Paoli,
yang mangatakan bahwa pada dkk (2004) yang mengatakan bahwa
umumnya makin tinggi pendidikan penerimaan ibu hamil terhadap tes
seseorang makin mudah menerima HIV tidak hanya berhubungan
informasi. Penelitian ini sesuai dengan pendidikan, namun
dengan penelitian oleh Paoli, dkk berhubungan dengan persepsi
(2004) yang mengatakan bahwa kerentanan, persespsi keparahan,
penerimaan ibu hamil terhadap tes persepsi halangan, petunjuk
HIV tidak hanya berhubungan berperilaku dan keterlibatan
dengan pendidikan, namun suami.(10)
berhubungan dengan persepsi

399
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 5, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Pengetahuan tentang HIV/AIDS dia memiliki pengalaman yang tinggi


Berdasarkan hasil penelitian pula tentang hal yang sama.
menunjukkan Misalnya ibu hamil yang memiliki
bahwa sebagian besar (51,9%) pengetahuan baik, namun tidak
responden mempunyai pengalaman langsung
mempunyai pengetahuan kurang mengenai HIV/AIDS, begitu pula
dan (48,1%) responden mempunyai sebaliknya, ibu hamil yang memiliki
pengetahuan baik. Pengetahuan pengetahuan rendah tapi memiliki
yang kurang yaitu mereka tidak pengalaman yang tinggi tentang
mengetahui cara pencegahan HIV/AIDS maka ibu hamil tersebut
melalui transfusi darah (81,65), akan melakukan pemeriksaan HIV.
pencegahan dengan penggunaan Penyebab lain ibu hamil yang
kondom (85,6%), mereka tidak berpendidikan tinggi dan rendah
mengetahui kelompok resiko tertular tidak melakukan pemeriksaan HIV
HIV seperti waria (98,1%) dan kemungkinan karena adanya
pekerja seks (79,6%), mereka tindak hambatan dari suami atau keluarga
mengetahui keberadaab virus HIV yang kurang mendukung.(12)
dalam air susu ibu (92,6%), mereka Ibu hamil tidak melakukan
tidak mengetahui manfaat pemeriksaan HIV baik yang
pemeriksaan HIV mengubah berpengetahuan baik ataupun
perilaku (98,1%) , memberi kurang kemungkinan disebabkan
pengetahuan atau edukasi HIV karena mereka masih dalam proses
(94,4%) dan informasi mengenai berperilaku. Hal ini sesuai dengan
HIV (88,9%), mereka tidak Benyamin Bloom (1908) dalam
mengetahui jika sebelum melakukan Notoatmodjo (2007) menyatakan
tes HIV diberikan persetujuan secara bahwa pengetahuan akan diperoleh
tertulis (96,3%). Pengetahuan yang dari proses penginderaan,
kurang dapat disebabkan karena mengaplikasikan (application),
masih kurangnya sosialisasi memahami (analisys), merangkum
terutama mengenai tes HIV. (synthesis) serta menevaluasi
Dalam penelitian ini (evaluation) yang pada akhirnya
didapatkan bahwa responden akan menimbulkan perilaku tertentu.
dengan pengetahuan kurang, Faktor penyebab lain kemungkinan
proporsi yang tidak melakukan kerena belum ada faktor penguat
pemeriksaan HIV (46,4%) lebih (reinforcing factors) yang
besar daripada pengetahuan baik mempengaruhi ibu hamil untuk
(3,8%). Hasil analisis bivariat berperilaku, misalnya dukungan
menunjukkan bahwa uji statistik suami atau keluarga untuk
(13)
dengan taraf signifikansi 5% melakukan pemeriksaan HIV.
diperoleh p value 0,001, yang berarti Penelitian ini sejalan dengan
secara statistik ada hubungan antara penelitian yang dilakukan oleh Arniti
pengetahuan responden dengan (2014) yang menunjukkan bahwa
perilaku pemeriksaan HIV. ada hubungan antara pengetahuan
Berdasarkan teori David Hume ibu hamil dengan penerimaan tes
dalam (Keraf dan Kahel) bahwa HIV.(14) Penelitian lain yang
pengetahuan yang benar akan dilakukan oleh Lamarque (2013), di
melalui pengalaman dan panca Fort Dauphin, Madagascar juga
indera artinya walaupun individu menunjukkan bahwa pengetahuan
memiliki pengetahuan yang tinggi tentang berbagai aspek HIV/AIDS
dari penginderaannya belum tentu adalah faktor yang ditemukan oleh

400
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 5, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

peneliti bisa memainkan peran dikatakan Newcomb salah seorang


dalam keputusan untuk tes HIV.(15) ahli psikologi sosial bahwa sikap itu
merupakan kesiapan atau kesediaan
Sikap responden untuk bertindak, dan bukan
Berdasarkan penelitian merupakan pelaksana motif tertentu.
menunjukkan bahwa sebagian besar Sikap belum merupakan suatu
(59,3%) responden memiliki sikap tindakan atau aktifitas, akan tetapi
mendukung dan (40,7%) bersikap merupakan predisposisi tindakan
kurang mendukung. Dalam atau perilaku.(13)
penelitian ini didapatkan bahwa Hal itu sesuai dengan
responden yang memiliki sikap penelitian oleh Resti (2014) yang
kurang mendukung, proporsi yang menyatakan ada hubungan antara
tidak melakukan pemeriksaan HIV sikap dengan upaya pencegahan
(50%) lebih besar daripada penularan HIV dari ibu ke bayi yang
responden yang mendukung (9,4%). menunjukkan bahwa dari 116
Hasil analisis bivariat menunjukkan responden yang memiliki upaya
bahwa uji statistik dengan taraf pencegahan kurang, 63 persentase
signifikansi 5% diperoleh p value responden yang memiliki sikap
0,002, yang artinya secara statistik negatif lebih besar yaitu 96,5%
ada hubungan antara sikap dengan dibandingkan persentase responden
perilaku pemeriksaan HIV. yang memiliki sikap positif yaitu
Menurut Notoadmodjo sebesar 80,3%. Penelitian ini tidak
pengetahuan yang baik akan sejalan dengan penelitian oleh dina
menimbulkan sikap yang positif pada (2013) yang menyatakan tidak ada
seseorang. Namun, dengan nilai hubungan antara sikap dengan
pengetahuan yang rata-rata kurang pemanfaatan layanan VCT HIV pada
(51,9%) sikap yang muncul terhadap ibu hamil peserta ANC di beberapa
HIV/AIDS cenderung lebih banyak Puskesmas kota Makassar tahun
sikap mendukung (59,3%) 2013, dengan p value 0,859.(16)
ketimbang sikap kurang mendukung Perbedaan hasil penelitian
(40,7%). Hal ini dikarenakan untuk dengan penelitian sebelumnya
memperoleh sikap yang mendukung disebabkan karena ibu hamil yang
tidak hanya diperlukan pengetahuan melakukan pemeriksaan HIV merasa
saja, tetapi dipengaruhi juga oleh kurang berisiko untuk terkena HIV
faktor pendidikan, pekerjaan dan namum tetap melakukan
pengaruh orang yang dianggap pemeriksaan karena mengikuti apa
penting yang dianjurkan oleh petugas. Hal ini
Meskipun pengetahuan terbukti dari keseluruhan jawaban
responden mengenai HIV/AIDS dan yang diberikan oleh semua
pemeriksaannya kurang, mayoritas responden oleh karena mengikuti
memiliki sikap mendukung terhadap anjuran petugas kesehatan.
pemeriksaan HIV. Berbeda dengan
penelitian yang dilakukan oleh Al Sarana dan prasarana
Olugbenga-Bello (2013) yang pemeriksaan HIV
mengatakan bahwa terlepas dari Berdasarkan penelitian
tingkat pengetahuan yang baik menunjukkan bahwa sebagian besar
tentang penularan HIV/AIDS dari ibu (57,4%) responden mendapat
ke anak, sikap ibu hamil terhadap dukungan dan (42,6%) responden
penularan HIV dari ibu ke bayi kurang mendapat dukungan. Dalam
sangat rendah. Seperti yang penelitian ini didapatkan bahwa

401
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 5, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

responden dengansarana dan dengan kategori kurang baik. Hasil


prasarana yang kurang, proporsi uji statistik juga membuktikan bahwa
yang tidak melakukan pemeriksaan ada hubungan yang signifikan
HIV (52,2%) lebih besar daripada (p<0,05, p=0,000) antara
responden dengan sarana dan ketersediaan (Availability) dengan
prasarana yang baik (6,5%). Hasil pemanfaatan layanan VCT
analisis bivariat menunjukkan bahwa HIV&AIDS(17)
uji statistik dengan taraf signifikansi
5% diperoleh p value 0,001, yang Dukungan Suami
artinya secara statistik ada Berdasarkan penelitian
hubungan antara ketersediaan menunjukkan bahwa sebagian besar
sarana dan prasarana dengan (57,4%) responden mendapat
perilaku pemeriksaan HIV. dukungandan (42,6%) responden
Layanan pemeriksaan HIV di yang kurang mendukung. Dalam
Puskesmas Halmahera tergabung penelitian ini didapatkan bahwa
dengan layanan Antenatal Care. responden yang kurang mendapat
Dimana setiap ibu hamil diwajibkan dukungan , proporsi yang tidak
melakukan tes laboratorium melakukan pemeriksaan HIV
sederhana pada saat kunjungan (39,1%) lebih besar daripada
ANC pertama, tes laboratorium responden yang mendapat
meliputi tes Hb, protein urin dan tes dukungan (16,1%). Hasil analisis
HIV. bivariat menunjukkan bahwa uji
Dalam melakukan kegiatan statistik dengan taraf signifikansi 5%
integritas program PPIA dengan diperoleh p value 0,111, yang artinya
layanan antenatal, fasilitas sarana secara statistik tidak ada hubungan
dan prasarana dibutuhkan mulai dari antara dukungan suami dengan
kegiatan sosialisasi, penjaringan dan perilaku pemeriksaan HIV.
rujukan. Fasilitas untuk informasi Peran suami yang dimaksud
melalui media agar penyampaian pada penelitian ini dalam
pesan mudah dipahami oleh ibu mendukung ibu hamil untuk
dapat berupa leaflet, lembar balik, melakukan pemeriksaan HIV yaitu
banner, poster dan lain sebagainya. salah satunya dengan mengantar ke
Untuk kegiatan penjaringan pelayanan ANC di puskesmas
membutuhkan kartu ibu yang terdekat. Peran suami juga termasuk
terintegrasi PPIA dan reagen untuk menemani selama tes HIV di
pemeriksaan HIV, sedangkan pelayanan ANC, diskusi mengenai
kegiatan rujukan membutuhkan HIV bersama istri dan petugas
komunikasi dua arah antara KIA dan kesehatan.
klinik VCT. Suami memegang peran
Hal ini sesuai dengan penting dalam kesehatan reproduksi
penelitian oleh Suriyani (2013) yang perempuan dalam upaya
menunjukkan bahwa responden pencegahan penularan HIV dari ibu
yang memanfaatkan layanan VCT ke bayi. Suami yang memberi
dengan kategori baik memiliki dukungan dengan menyampaikan
persentase yang lebih besar pentingnya kesehatan keluarga
dibanding responden dengan meningkatkan upaya dalam
kategori kurang baik dalam hal kesehatan untuk perawatan
ketersediaan (Availability) layanan antenatal dan imunisasi anak serta
VCT. Sebesar 89,6% responden meningkatkan komunikasi
dengan kategori baik dan 53,2%

402
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 5, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Hal ini sesuai dengan Dukungan keluarga


penelitian oleh Resti (2014) yang Berdasarkan penelitian
menunjukkan bahwa dari 116 menunjukkan bahwa sebagian besar
responden yang memiliki upaya (59,3%) responden mendapat
pencegahan kurang, persentase dukungan dan (40,7%) responden
responden yang menyatakan bahwa kurang mendapat mendukung.
suami mereka tidak berperan lebih Dalam penelitian ini didapatkan
besar yaitu 97,3% dibandingkan bahwa responden yang kurang
responden yang menyatakan bahwa mendapat dukungan , proporsi yang
suami mereka berperan yaitu tidak melakukan pemeriksaan HIV
sebesar 75%. Hasil uji statistik (36,4%) lebih besar daripada
dengan uji chi square diperoleh p responden yang mendapat
value = 0,000 < α = 0,05 dengan dukungan (18,8%). Hasil analisis
demikian Ho ditolak berarti ada bivariat menunjukkan bahwa uji
hubungan antara peran suami statistik dengan taraf signifikansi 5%
dengan upaya pencegahan diperoleh p value 0,256, yang artinya
penularan HIV dari ibu ke bayi.(18) secara statistik tidak ada hubungan
Penelitian oleh Mariana (2013) juga antara dukungan keluarga dengan
menunjukan bahwa terdapat perilaku pemeriksaan HIV.
hubungan yang signifikan antara Hasil ini tidak sejalan dengan
persepsi dukungan dengan penelitian yang dilakukan oleh
pemanfaatan pelayanan VCT HIV. Khairurahmi (2011) di Medan dan
Berdasarkan hasil analisis statistik Sumarlin (2013) di Banyumas yang
dengan chi-square diperoleh menunjukkan bahwa terdapat
nilaip=0,002 (p<α=0,05). Jadi ibu hubungan antara dukungan keluarga
hamil yang mendapat dukungan dengan pemanfaatan klinik VCT.
positif dari suami dan keluarga Sama seperti penelitian oleh Isni
berpeluang 1,391 kali untuk (2016) yang menyatakan bahwa
memanfaatkan pelayanan VCT HIV tidak terdapat hubungan yang
dibandingkan ibu hamil yang bermakna antara dukungan keluarga
mendapat dukungan negatif dari dengan perilaku ibu HIV dalam
suami dan keluarga.(16) pencegahan penularan HIV/AIDS
Berdasarkan hasil dari ibu ke bayi.Sejalan juga dengan
wawancara dengan responden, ada penelitian Nurul (2012) yang
beberapa faktor yang menentukan menyatakan bahwa tidak ada
peran suami dalam pelayanan ANC hubungan dukungan keluarga
seperti tingkat pendidikan, waktu dengan pemanfaatan Layanan VCT
tunggu pelayanan ANC di di RSP Jumpandang Baru..(19,20)
Puskesmas Halmahera, dan
komunikasi antara suami dan Dukungan tenaga kesehatan
responden. Kurangnya peran suami Berdasarkan penelitian
dalam kunjungan ke pelayanan ANC menunjukkan bahwa sebagian besar
disebabkan oleh persepsi responden (64,8%) responden memiliki sikap
bahwa perawatan pemeriksaan mendukung dan (35,2%) bersikap
kehamilan adalah aktivitas yang kurang mendukung. Dalam
hanya dilakukan khusus oleh wanita penelitian ini didapatkan bahwa
sehingga suami merasa tidak perlu responden yang kurang mendapat
menemani istrinya melakukan dukungan , proporsi yang tidak
pemeriksaan kehamilan. melakukan pemeriksaan HIV
(25,6%) lebih besar daripada

403
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 5, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

responden yang mendapat melakukan pemeriksaan HIV


dukungan (14,3%). Hasil analisis sehingga membutuhkan peran dari
bivariat menunjukkan bahwa uji petugas kesehatan.
statistik dengan taraf signifikansi 5%
diperoleh p value 0,008, yang artinya Simpulan
secara statistik ada hubungan antara Ibu hamil yang melakukan
dukungan tenaga kesehatan dengan pemeriksaan HIV (74,1%)
perilaku pemeriksaan HIV. sedangkan ibu hamil yang tidak
Dukungan tenaga kesehatan melakukan pemeriksaan HIV
yang dimaksud dalam penelitian ini (25,9%). Faktor-faktor
dalam mendukung ibu hamil dalam yang berhubungan dengan perilaku
melakukan pemeriksaan HIV salah ibu hamil dalam pemeriksaan HIV
satunya yaitu pemberian informasi yaitu pengetahuan, sikap,
mengenai HIV, saran untuk ketersediaan sarana dan prasarana
pemeriksaan dan pemberian rujukan dan dukungan tenaga kesehatan.
paska pemeriksaan. Peran petugas Berdasarkan karakteristik responden
kesehatan sangat berpengaruh, yaitu sebagian besar responden
sebab petugas sering berinteraksi, berusia tua, memiliki latar belakang
sehingga pemahaman terhadap pendidikan menengah tinggi dan
kondisi fisik maupun psikis lebih tidak bekerja. Sebagian besar
baik, dengan sering berinteraksi pengetahuan responden kurang,
akan sangat mempengaruhi rasa sikapi responden tentang HIV/AIDS
percaya dan menerima kehadiran mendukung. ketersediaan sarana
petugas bagi dirinya, serta edukasi dan prasarana baik, suami
dan konseling yang diberikan mendukung, keluarga mendukung
petugas sangat besar artinya dan tenaga kesehatan mendukung.
terhadap ibu hamil yang
memanfaatkan pelayanan ANC. Hal Kepustakaan
ini sesuai dengan penelitian Legiati,
dkk (2012) yang mengatakan bahwa 1. Komisi Penanggulangan AIDS
responden dengan dukungan bidan Nasional.Info HIV dan AIDS.
baik, proporsi yang melakukan tes Jakarta : KPAN, 2012.
HIV lebih besar daripada responden 2. Setiawan.Management of
yang mendapat dukungan bidan HIV/AIDS-Infection in Infants
kurang. Ada hubungan antara and Children : Journal of the
dukungan bidan dengan perilaku tes Indonesian Medical Association,
HIV.(21) 2009, Vol. 59.
Dukungan tenaga kesehatan 3. D Muktiarti, Kurniati N, Akib A A,
dalam hal ini Inisiasi dari pemberi Munasir Z.Outcomes of
layanan kesehatan atau PITC di Prevention of HIV Mother to
Puskesmas secara statistik Child Tramsmission in Cipto
menunjukkan adanya hubungan Mangunkusumo Hospital.
dengan perilaku ibu melakukan 52(295):5: Paediatrica
pemeriksaan HIV. Kesadaran Indonesiana, 2012.
masyarakat, khususnya ibu hamil 4. Kementerian Kesehatan
untuk melakukan pemeriksaan HIV RI.Pedoman Pencegahan
secara sukarela masih sangat Penularan HIV dari Ibu ke Anak.
rendah. Kemungkinan masih adanya Jakarta : Kemenkes RI, 2012.
stigma dimasyarakat terkait HIV 5. Komisi Penanggulangan AIDS
yang membuat seseorang takut Provinsi Jateng.Data HIV dan

404
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 5, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

AIDS Provinsi Jawa Tengah. Tesis,Universitas Udayana,


Semarang : KPA Jateng, 2016. 2014.
6. Kementerian Kesehatan 15. Lamarque, M.T.HIV Testing of
RI.Rencana Aksi Kegiatan Pregnant Women in the Fort
Pengendalian HIV-AIDS dan Dauphin Region of Madagascar.
IMS Tahun 2010-2014. Jakarta : Madagascar : Tesis
Dirjen P2PL, 2011. Stellenbosch University, 2013.
7. PERMENKES No 21 Tahun 16. Mariana, Dina.Analisis Faktor
2013.Tentang Penanggulangan Pemanfaatan Pelyanan VCT
HIV dan AIDS. pada Ibu Hamil Peserta ANC di
8. Kementerian Kesehatan, Beberapa Puskesmas Kota
RI.Modul Pelatihan PMTCT. Makassar Tahun 2013.
Jakarta : Kemenkes, 2008. Makassar : Tesis Fakultas
9. PS, Titi Legiati., Shaluhiyah,Z., Kesehatan Masyarakat
Suryoputro,A.Perilaku Ibu Hamil Universitas Hasanuddin, 2013.
untuk Tes HIV di Kelurahan 17. Suriyani.Faktor Pendorong
Bandarharjo dan Tanjung Emas Terhadap Pemanfaatan
Kota Semarang: Jurnal Promosi Layanan VCT HIV & AIDS di
Kesehatan Indonesia , 2012, Kabupaten Jayapura.
Vol. 7/No.2/Agustus 2012. Makassar : Jurnal Fakultas
10. Paoli, Manongi, R., Kesehatan Masyarakat
Klepp,K.I.Factors Influencing Universitas Hasanuddin, 2013.
Acceptability of Voluntary 18. Asmauryanah, Resty.Upaya Ibu
Counselling and HIV-Testing Hamil dalam Pencegahan
Among Pregnant Women in Penularan HIV dari Ibu ke Bayi
Northern Tanzania : AIDS di Puskesmas Jumpandang
CARE, 2004, Vol. Vol. 16 No.4. Baru Kota Makassar
11. Moges Z and Ambarbir.Factors Tahun2014. Makassar : Skripsi
Associated with Readiness to Fakultas Kesehatan Mayarakat
VCT Service Utilization among Universitas Hasanuddin, 2014.
Pregnant Women Attending 19. Isni K.Dukungan Keluarga,
Antenatal Clinics in Dukungan Petugas Kesehatan
Northwestern Ethiopia : A dan Perilaku Ibu HIV dalam
Health Belief model Approach: Pencegahan Penularan
Ethiopian Jurnal Of Health HIV/AIDS ke Bayi. Semarang :
Scinences, 2011, Vol. Vol. 21. Jurnal Kesehatan Masyarakat,
12. Keraf & Dume.Ilmu 2016, Vol. 11. no.2.
Pengetahuan Sebuah Tinjauan 20. Nurul J.Faktor yang
Filosofi. Jakarta : Kanisius, Berhubungan dengan
2001. Pemanfaatan Pelayanan VCT di
13. Notoatmodjo, Soekidjo.Promosi RSP Jumpandang Baru Kota
Kesehatan dan Ilmu Perilaku Makassar. Makassar : Skripsi
Kesehatan. Jakarta : Rineka Bagian Epidemiologi Fakultas
Cipta, 2007. Kesehatan Masyarakat
14. Arniti, Ni Ketut.Faktor-Faktor Universitas Hasanuddin, 2012
Yang Berhubungan dengan 21. Legiati, Titi dkk.Jurnal Promosi
Penerimaan Tes HIV oleh Ibu Kesehatan Indonesia. 2012, Vol.
Hamil di Puskesmas Kota 7 No.2/Agustus 2012.
Denpasar. Denpasar :

405

You might also like