Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Agustus 2011, Hal 26-35 Vol. 6, No.

2
ISSN : 1978 - 0303

PENGARUH PENGGUNAAN PERSENTASE STARTER DAN LAMA


INKUBASI YANG BERBEDA TERHADAP TEKSTUR, KADAR LEMAK
DAN ORGANOLEPTIK NATA DE MILKO
The Utilization of Different Starter and Incubation Time on Texture, Fat Content and
Organoleptic Properties of Nata de Milko

Khothibul Umam Al Awwaly 1, Anindhita Puspadewi 2, Lilik Eka Radiati 1


1)
Program Studi Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya
2)
Alumni Program Studi Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya

diterima 25 Februari 2010; diterima pasca revisi 11 Juli 2011


Layak diterbitkan 1 Agustus 2011

ABSTRACT

The purposes of this study were to determine starter level and incubation time on the
quality of nata de milko and to obtain an appropriate starter concentration and incubation
time to produce a good nata de milko in terms of texture, fat content and organoleptic
properties. The material used was nata de milko. The research method used was factorial
experiment using a randomized block design with 2 factors, namely starter concentrations
were 5%, 7.5% and 10% of media, and incubation times were 7, 9 , and 11 days. Variables
observed were texture, fat content and organoleptic properties. The results showed that gave
no effect (P>0.05) between starter concentrations and incubation times on texture and fat
content, and gave an effect (P<0.05) on flavour, colour, and texture (organoleptic sensory) of
nata de milko. Starter concentrations and incubation times gave a highly significant
difference effect (P<0.01) on taste. The highest average value of the starter concentration
found in 5% with texture, fat content, and organoleptic properties were 0.21 mm/g.sec, 0.22%
and fresh aroma, white colour, sweet taste and chewy texture. The average value of 9-days
incubation with texture value, fat content, and organoleptic properties were 0.19 mm/g.sec,
0.12% and fresh aroma, white colour, sweet taste and chewy texture.The concentration of
starter and incubation time did not show an effect on texture and fat content of nata de milko,
but showed an effect on organoleptic properties.

Keywords: whey, texture, fat, organoleptic, nata de milko

PENDAHULUAN air kelapa sehingga disebut nata de coco.


Pengembangan nata juga dapat dilakukan
Nata adalah salah satu jenis dengan whey yang merupakan limbah keju.
makanan berbentuk gel (agar-agar) dengan Setiap memproduksi satu kilogram keju
tekstur agak kenyal, padat, putih dan sedikit dari 10 liter susu dihasilkan whey sebanyak
transparan, dihasilkan dari air kelapa 9 liter (Clark, 1992). Whey memiliki
dengan bantuan mikroorganisme komponen 6,5% padatan terdiri atas 4,8%
Acetobacter xylinum (Sutarminingsih, laktosa, 0,6% protein, 0,6% mineral, 0,15%
2004). Bahan baku nata umumnya adalah asam laktat, 0,25% nitrogen non protein,

26
Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Agustus 2011, Hal 26-35 Vol. 6, No. 2
ISSN : 1978 - 0303

dan 0,1% lemak (Gordon, 1993). MATERI DAN METODE


Kandungan laktosa dalam whey yang cukup
Materi yang digunakan dalam
tinggi memungkinkan whey dimanfaatkan
pembuatan nata de milko adalah whey dari
sebagai bahan baku pembuatan nata.
pembuatan keju di UPTD pengolahan keju
Pemanfaatan whey menjadi nata diharapkan
desa Bambang, Wajak, Kabupaten Malang,
dapat menjadi salah satu pilihan
air kelapa dari pedagang kelapa di pasar
pengembangan teknologi untuk
Dinoyo, Acetobacter xylium dari
meningkatkan nilai tambah produk dan
Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian
meningkatkan nilai ekonomi, mengingat
Fakultas Teknologi Pertanian Universitas
ketersediaan whey yang melimpah.
Brawijaya Malang, pupuk NPK diperoleh
Acetobacter xylinum adalah starter
dari toko pertanian, MgSO4/magnesium
yang digunakan dalam pembentukan nata.
sulfat (e-MERCK, Germany), KH2PO4/
Kriteria penting bagi mikroba sebagai
kalium dihidrogenfosfat (e-MERCK,
starter, yaitu sehat dan berada dalam
Germany), gula pasir, pelarut petroleum
keadaan aktif, tersedia dalam jumlah yang
eter atau benzena, asam cuka, akuades dan
cukup, berada dalam bentuk morfologi
alkohol 95%. Alat yang digunakan adalah
yang sesuai, bebas dari kontaminasi dan
pisau stainless steel, gelas ukur, loyang
kemampuannya dalam membentuk produk
plastik, panci, kain saring, pengaduk,
nata (Rahman, 1992). Jumlah starter terbaik
bunsen, kompor gas, eksikator, oven,
pada pembuatan nata adalah 10 20% untuk
timbangan analitik (Ohaus Corporation,
menghasilkan ketebalan nata maksimal
New Jersey), seperangkat Apparatus
(Alaban, 1962). Setelah 10 15 hari
soxhlet, penetrometer merk PNR 6.
fermentasi diperoleh nata setebal 1,0
1,5 cm. Waktu yang diperlukan untuk
Metode Penelitian
fermentasi adalah selama 8-10 hari
Metode penelitian adalah percobaan
(Saragih, 2004). Jika fermentasi tetap
faktorial dengan rancangan dasar
diteruskan dapat menurunkan kualitas nata
Rancangan Acak Kelompok. Dua perlakuan
yang dimungkinkan terjadi pencemaran
yaitu konsentrasi starter 5%, 7,5% dan 10%
(Anonim, 2002). Rahardiyanto (2001)
dari volume media fermentasi, dan waktu
menyatakan bahwa dalam pembuatan nata
inkubasi yaitu 7, 9, dan 11 hari.
de aqua, semakin lama waktu fermentasi
Pengelompokkan dilakukan tiga kali dan
dapat menyebabkan tekstur menjadi lunak.
diuji pada waktu inkubasi 7, 9, dan 11 hari.
Waktu fermentasi yang digunakan dalam
Variabel yang diamati dalam penelitian ini
pembuatan nata pada umumnya 2-4
adalah tekstur (Ranggana, 1977), kadar
minggu. Minggu ke-4 dari waktu
lemak (Sudarmadji dkk., 1997), dan uji
fermentasi merupakan waktu maksimal
organoleptik (Idris, 2003). Data yang
produksi nata, yang berarti lebih dari 4
diperoleh dianalisa dengan menggunakan
minggu produksi nata akan menurun.
analisa ragam dan apabila menunjukkan
Penelitian ini bertujuan untuk
adanya perbedaan pengaruh di antara
mengetahui penggunaan persentase starter
perlakuan, maka dilanjutkan dengan Uji
dan lama inkubasi yang tepat terhadap
Jarak Berganda Duncan (UJBD)
kualitas nata de milko yang dihasilkan dan
(Yitnosumarto,1991).
mendapatkan konsentrasi yang tepat untuk
menghasilkan nata de milko yang bermutu
Prosedur Pembuatan Nata de Milko
ditinjau dari tekstur, kadar lemak dan sifat
Pembuatan nata de milko yang
organoleptik.
dilakukan dalam penelitian ini mengikuti
prosedur Al Awwaly dan Sawitri (2004)
sebagai berikut: 1) Whey dan air kelapa

27
Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Agustus 2011, Hal 26-35 Vol. 6, No. 2
ISSN : 1978 - 0303

disaring menggunakan kain saring. 2) Rata-rata nilai tekstur yang tinggi


Pencampuran whey 70% (v/v) dan air pada Tabel 1 menunjukkan bahwa nata
kelapa 30% (v/v) beserta bahan-bahan, tersebut bertekstur agak kenyal dan
antara lain gula pasir 7,5% (b/v), MgSO4 sebaliknya, jika nilai tekstur rendah
0,03% (b/v), dan KH2PO4 0,03% (b/v) dan menunjukkan bahwa nata tersebut
sumber nitrogen NPK 0,2%(b/v). 3) bertekstur lebih kenyal. Fahnum (2003)
Dipanaskan sampai mendidih selama 20 menyatakan bahwa nilai tekstur yang makin
menit. 4) Ditempatkan dalam loyang plastik tinggi menunjukkan tekstur yang makin
dengan volume 600 ml sebanyak 500 ml lunak dan nilai tekstur yang makin rendah
dan didinginkan sampai 28 32 ºC. 5) menunjukkan tekstur yang makin kenyal.
Penambahan asam cuka 1% (v/v). 6) Menurut Widya (1984), nata yang
Inokulasi dengan starter Acetobacter mempunyai struktur selulosa yang longgar
xylinum 5% (v/v), 7,5% (v/v), atau 10% maka nilai teksturnya akan tinggi
(v/v) (sesuai dengan perlakuan). 7) (kekenyalannya menurun). Pada perlakuan
Fermentasi selama 7, 9, atau 11 hari (sesuai dengan konsentrasi starter 5% dan lama
dengan perlakuan) pada suhu kamar inkubasi 9 hari lebih tinggi (0,21 mm/g.dt),
berkisar antara 28 - 32 ºC. yang berarti agak kenyal, sedangkan rata-
rata nilai tekstur terendah (0,17 mm/g.dt)
yang berarti kenyal, terdapat pada
HASIL DAN PEMBAHASAN perlakuan konsentrasi starter 7,5% dan lama
inkubasi 11 hari.
Pengaruh Perlakuan terhadap Tekstur Nilai tekstur yang dihasilkan
Nata de Milko cenderung menurun seiring dengan
Berdasarkan hasil analisis ragam bertambahnya konsentrasi starter dan lama
inkubasi karena dipengaruhi oleh proses
menunjukkan bahwa di antara perlakuan
pembentukan selulosa oleh Acetobacter
konsentrasi starter dan waktu inkubasi tidak xylinum. Semakin lama waktu inkubasi
berbeda nyata (P>0,05) pada nilai tekstur maka akan menghasilkan selulosa yang
nata de milko, dan tidak ada interaksi antar semakin banyak pula dan tekstur nata yang
perlakuan pada nilai tekstur nata de milko. kenyal, karena masih tersedianya nutrisi
Selain itu dapat diketahui bahwa di antara yang cukup sehingga bakteri secara terus-
kelompok juga tidak berbeda nyata menerus melakukan metabolisme dan
reproduksi yang cukup tinggi. Monomer-
(P>0,05) pada nilai tekstur nata de milko.
monomer selulosa hasil sekresi Acetobacter
Rata-rata nilai tekstur nata de milko pada xylinum terus berikatan satu dengan yang
masing-masing perlakuan disajikan pada lainnya membentuk lapisan-lapisan yang
Tabel 1. terus-menerus menebal seiring dengan
berlangsungnya metabolisme Acetobacter
Tabel 1. Rata-rata Nilai Tekstur (mm/g.dt) xylinum. Semakin banyak hasil sekresi
Nata de Milko Acetobacter xylinum, maka semakin tebal
Konsentrasi pula selulosa yang dihasilkan dari proses
Starter Waktu Inkubasi (Hari) Rata-rata fermentasi. Karbohidrat pada medium
(%) 7 9 11 dipecah menjadi glukosa yang kemudian
5 0,20±0,03 0,21±0,03 0,2±0,01 0,21±0,0078
berikatan dengan asam lemak (Guanosin
trifosfat) membentuk prekursor penciri
7,5 0,18±0,02 0,18±0,02 0,17±0,04 0,18±0,01
selulosa oleh enzim selulosa sintetase,
10 0,20±0,02 0,18±0,02 0,19±0,01 0,19±0,01 kemudian dikeluarkan ke lingkungan
Rata-rata 0,19±0,02 0,19±0,02 0,18±0,02 membentuk jalinan selulosa pada

28
Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Agustus 2011, Hal 26-35 Vol. 6, No. 2
ISSN : 1978 - 0303

permukaan medium (Wardhanu, 2009). nyata (P>0,05) pada nilai kadar lemak nata
Menurut Piluharto (2003), glukosa yang de milko. Rata-rata kadar lemak nata de
berperan dalam pembentukan selulosa milko pada tiap perlakuan dapat dilihat pada
adalah glukosa dalam bentuk , sehingga Tabel 2.
semua glukosa yang ada dalam bentuk
akan diubah dalam bentuk melalui enzim Tabel 2. Rata-rata Kadar Lemak (%) Nata
isomerase yang berada pada bakteri de Milko
Acetobacter xylinum. Pada tahap berikutnya Konsentrasi
Waktu Inkubasi (Hari)
Starter
glukosa berikatan dengan glukosa yang lain Rerata
melalui ikatan 1,4 -glikosida, sehingga (%) 7 9 11
terjadi polimerisasi, yaitu pembentukan 5 0,15±0,07 0,11±0,04 0,14±0,12 0,13±0,16
selulosa. Selulosa yang dibentuk oleh
Acetobacter xylinum melalui enzim 7,5 0,12±0,03 0,09±0,05 0,15±0,04 0,12±0,03
polimerisasi dengan adanya sumber nutrisi
10 0,12±0,02 0,16±0,05 0,13±0,04 0,14±0,02
yang cukup menyebabkan selulosa yang
terbentuk semakin banyak sehingga tekstur Rata-rata 0,13±0,02 0,12±0,04 0,14±0,15
nata semakin kenyal.
Nilai tekstur yang tinggi disebabkan Tabel 2 menunjukkan bahwa rata-
oleh kepekatan medium fermentasi yang rata nilai kadar lemak pada perlakuan
ada sehingga pembentukan selulosa oleh dengan konsentrasi starter 10% dan lama
bakteri terjadi secara lambat yang pada inkubasi 9 hari lebih tinggi (0,16%),
akhirnya menghasilkan nata dengan sedangkan rata-rata nilai kadar lemak
susunan selulosa yang lebih longgar terendah (0,09 %) terdapat pada perlakuan
sehingga banyak air yang terperangkap di konsentrasi starter 7,5% dan lama inkubasi
dalamnya (Kurniadewi, 2003). Menurut 9 hari. Banyaknya starter dan waktu
Rahardiyanto (2001), dalam pembuatan inkubasi yang berbeda tidak mempengaruhi
nata semakin lama waktu fermentasi dapat kadar lemak, karena kadar lemak yang
menyebabkan tekstur menjadi semakin terdapat dalam nata de milko dipengaruhi
kenyal, sehingga untuk memperoleh tekstur oleh bahan yang digunakan misalnya whey,
yang sesuai lama inkubasi yang digunakan air kelapa, dan gula. Nata memiliki
adalah 10 hari. Berk and Braverman (1980) kandungan serat kasar 2,75%; protein 1,5 -
berpendapat bahwa kekerasan gel nata 2,8%; lemak 0,35% dan sisanya air
disebabkan oleh kandungan sel-sel serat (Multazam, 2009). Ditinjau dari
selulosa yang terdiri dari sekumpulan serat- komposisinya, whey mengandung zat gizi
serat paralel yang berikatan satu dengan di antaranya 6,5% padatan yang terdiri dari
yang lain sehingga mempunyai struktur 4,8% laktosa, 0,6% protein, 0,6% mineral,
yang stabil. 0,15% asam laktat, 0,25% nitrogen non
protein, dan 0,1% lemak (Gordon, 1993).
Pengaruh Perlakuan terhadap Kadar Menurut Busro (2008), hasil analisis
proksimat air kelapa adalah sebagai berikut:
Lemak Nata de Milko
kadar air 97,35%, kadar abu 0,58%, kadar
Berdasarkan hasil analisis ragam protein 0,06 %, kadar lemak 0,09% dan
menunjukkan bahwa di antara perlakuan kadar karbohidrat 1,92%. Menurut
konsentrasi starter dan waktu inkubasi tidak Sarengat dkk. (1986), kandungan lemak
berbeda nyata (P>0,05) pada nilai kadar dalam gula pasir sebesar 0%.
lemak nata de milko, dan tidak ada interaksi Nilai rata-rata kadar lemak pada
antar perlakuan pada nilai kadar lemak nata penambahan konsentrasi starter semakin
de milko. Selain itu dapat diketahui bahwa menurun, karena lemak yang terkandung di
di antara kelompok juga tidak berbeda

29
Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Agustus 2011, Hal 26-35 Vol. 6, No. 2
ISSN : 1978 - 0303

dalam media digunakan untuk metabolisme terendah pada kesukaan panelis terhadap
dalam pembentukan nata. Lemak dalam aroma nata de milko pada 5% dan 7 hari
media berkurang akan mempengaruhi kadar sebesar 5,41, sedangkan nilai rata-rata
lemak dalam nata, karena lemak yang tertinggi terdapat pada perlakuan 10% dan
terdapat dalam nata merupakan lemak yang 11 hari, yaitu sebesar 5,73 dan 5,70. Nilai
terperangkap oleh matrik nata. Nilai rata- tersebut mencerminkan bahwa para panelis
rata kadar lemak pada perlakuan lama cenderung menyukai aroma dari nata de
inkubasi cenderung meningkat, diduga milko yang beraroma segar. Pada panelis
karena oleh lisisnya sel bakteri Acetobacter menunjukkan adanya perbedaan yang nyata
xylinum pada fase kematian. Fase kematian (P<0,05), yakni penilaian yang diberikan
biasanya terjadi setelah hari ke-8 hingga ke- antar panelis terhadap aroma nata de milko
15, sel mengalami lisis dan melepaskan memiliki perbedaan yang cukup signifikan.
komponen yang terdapat di dalamnya
(Pambayun, 2002). Tabel 4. Rata-rata Nilai Kesukaan Panelis
terhadap Aroma Nata de Milko
Aroma dengan Perlakuan Waktu
Hasil analisis ragam menunjukkan Inkubasi
terdapat perbedaan yang nyata (P<0,05) Waktu Inkubasi
Rata-rata
(Hari)
terhadap rata-rata organoleptik aroma nata
7 5,41±0,25a
de milko di antara perlakuan penggunaan
konsentrasi starter dan lama inkubasi. Di 9 5,67±0,05b
antara perlakuan konsentrasi starter dan 11 5,70±0,21b
lama inkubasi tidak ada interaksi yang Keterangan : Notasi a dan b menunjukkan adanya
perbedaan pengaruh yang nyata
nyata (P>0,05). Rata-rata uji organoleptik
(P<0,05).
aroma nata de milko pada masing-masing
perlakuan disajikan pada Tabel 3 dan 4. Hasil yang diperoleh tersebut dapat
disebabkan oleh aroma yang ditangkap oleh
Tabel 3. Rata-rata Nilai Kesukaan Panelis panelis hampir sama antara perlakuan satu
terhadap Aroma nata de milko dengan yang lain. Hal ini dikarenakan
dengan perlakuan konsentrasi proses penetralan yaitu perebusan dan
starter pencucian dilakukan dengan sempurna,
Konsentrasi sehingga tidak terjadi penyimpangan aroma
Rata-rata
Starter (%)
yang sesuai dengan standar kualitas nata
5 5,41±0,25a
dalam kemasan yaitu beraroma normal.
7,5 5,64±0,09ab
Menurut Sutarminingsih (2004), nata
10 5,73±0,17b
dicuci, direndam dan direbus untuk
Keterangan : Notasi a dan b menunjukkan adanya
perbedaan pengaruh yang nyata
mengawetkan sekaligus menyempurnakan
(P<0,05) proses penghilangan bau dan asam.
Menurut Winarno (2002), pada umumnya
Tabel 3 dan 4 menunjukkan bahwa aroma yang diterima oleh hidung dan otak
penilaian panelis terhadap aroma nata de merupakan campuran dari 4 macam bau
milko tidak dipengaruhi oleh interaksi utama yaitu harum, asam, tengik dan
antara penambahan persentase starter dan hangus.
lama inkubasi, karena adanya aroma yang
timbul akibat dari penambahan gula pada Warna
waktu proses pemasakan nata, sehingga Hasil analisis ragam menunjukkan
nata de milko pada semua perlakuan terdapat perbedaan yang nyata (P<0,05)
memiliki aroma yang sama. Nilai rata-rata terhadap rata-rata organoleptik warna nata

30
Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Agustus 2011, Hal 26-35 Vol. 6, No. 2
ISSN : 1978 - 0303

de milko di antara perlakuan penggunaan yang ditambahkan khususnya NPK tidak


konsentrasi starter dan lama inkubasi. Di lebih dari 1% dan sumber karbon yang
antara perlakuan konsentrasi starter dan digunakan berwarna putih. Menurut
lama inkubasi tidak ada interaksi yang Sutarminingsih (2004), penambahan
nyata (P>0,05). Rata-rata uji organoleptik konsentrasi ZA dapat meningkatkan jumlah
warna nata de milko pada masing-masing polisakarida yang terbentuk, namun
perlakuan disajikan pada Tabel 5 dan 6. penambahan yang tinggi (lebih dari 1%)
dapat menurunkan rendemen dan
Tabel 5. Rata-rata Nilai Kesukaan Panelis penurunan derajat putih pada nata yang
terhadap Warna Nata de Milko dihasilkan. Hal tersebut diduga karena
dengan Perlakuan Konsentrasi konsentrasi yang terlalu tinggi justru
Starter menurunkan pH medium, yang dapat
Konsentrasi Starter
Rata-rata menyebabkan terganggunya pertumbuhan
(%) bakteri. Selain itu ion-ion hasil
5 5,47±0,28a hidrolisisnya akan menghasilkan warna
7,5 5,69±0,36ab gelap.
10 5,80±0,14b
Keterangan : Notasi a dan b menunjukkan adanya Rasa
perbedaan pengaruh yang nyata Hasil analisis ragam menunjukkan
(P<0,05)
di antara perlakuan terdapat perbedaan yang
Tabel 6. Rata-rata Nilai Kesukaan Panelis sangat nyata (P<0,01) terhadap rata-rata
terhadap Warna Nata de Milko organoleptik rasa nata de milko. Di antara
dengan Perlakuan Waktu perlakuan konsentrasi starter dan lama
Inkubasi inkubasi tidak ada interaksi yang nyata
Waktu Inkubasi (P>0,05). Rata-rata uji organoleptik rasa
Rata-rata nata de milko pada masing-masing
(Hari)
7 5,64±0,38ab perlakuan disajikan pada Tabel 7 dan 8.
9 5,87±0,13b
11 5,46±0,18a Tabel 7. Rata-rata Nilai Kesukaan Panelis
Keterangan : Notasi a dan b menunjukkan adanya
terhadap Rasa Nata de Milko
perbedaan pengaruh yang nyata dengan Perlakuan Konsentrasi
(P<0,05). Starter
Konsentrasi Starter
Rata-rata
Tabel 5 menunjukkan bahwa rata- (%)
rata nilai kesukaan panelis terhadap warna 5 5,38±0,37a
nata de milko dengan perlakuan 7,5 5,81±0,33b
penggunaan konsentrasi starter terdapat 10 5,45±0,36a
pada 10% dengan nilai sebesar 5,80. Pada Keterangan : Notasi a dan b menunjukkan adanya
Tabel 6 menunjukkan bahwa rata-rata nilai perbedaan pengaruh yang nyata
kesukaan panelis terhadap warna nata de (P<0,05).
milko dengan perlakuan lama inkubasi,
yaitu pada 9 hari sebesar 5,87. Nilai Tabel 7 menunjukkan bahwa rata-
tersebut menunjukkan bahwa warna nata de rata nilai kesukaan panelis terhadap rasa
milko disukai para panelis karena berwarna nata de milko dengan perlakuan
putih layaknya warna nata pada umumnya. penggunaan konsentrasi starter pada 7,5%
Hasil yang didapatkan ini menunjukkan sebesar 5,81. Pada Tabel 8, rata-rata nilai
bahwa tidak terjadi penyimpangan warna kesukaan panelis terhadap rasa nata de
pada nata de milko, karena bahan nutrisi milko dengan perlakuan lama inkubasi
tertinggi pada 11 hari yaitu 5,81. Nilai yang

31
Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Agustus 2011, Hal 26-35 Vol. 6, No. 2
ISSN : 1978 - 0303

Tabel 8. Rata-rata Nilai Kesukaan Panelis Tekstur


terhadap Rasa Nata de Milko Hasil analisis ragam menunjukkan
dengan Perlakuan Waktu di antara perlakuan terdapat perbedaan yang
Inkubasi nyata (P<0,05) terhadap rata-rata
Waktu Inkubasi
Rata-rata organoleptik tekstur nata de milko. Di
(Hari) antara perlakuan konsentrasi starter dan
7 5,17±0,23a lama inkubasi tidak ada interaksi yang
9 5,66±0,37b nyata (P>0,05). Rata-rata uji organoleptik
11 5,81±0,09b tekstur nata de milko pada masing-masing
Keterangan : Notasi a dan b menunjukkan adanya perlakuan tertera pada Tabel 9 dan 10.
perbedaan pengaruh yang nyata
(P<0,05).
Tabel 9. Rata-Rata Nilai Kesukaan Panelis
Terhadap Tekstur Nata De Milko
Dengan Perlakuan Konsentrasi
diperoleh tersebut mempunyai arti bahwa Starter
para panelis cenderung menyukai rasa dari Konsentrasi Starter
nata de milko yang mana tidak terlalu asam Rata-rata
(%)
dan tidak terlalu manis. Perlakuan 5 5,61±0,21a
konsentrasi starter 7,5% cenderung lebih 7,5 5,94±0,25b
disukai oleh panelis, terbukti memiliki rata- 10 5,76±0,33ab
rata yang lebih tinggi daripada perlakuan Keterangan : Notasi a dan b menunjukkan adanya
yang lain. Selama proses perendaman dan perbedaan pengaruh yang nyata
pemasakan terjadi peristiwa osmosis, dan (P<0,05).
hasil proses tersebut menyebabkan nata
memiliki rasa yang hampir sama. Oleh Tabel 10. Rata-rata Nilai Kesukaan Panelis
karena itu rasa yang hampir sama tersebut terhadap Tekstur Nata de Milko
diduga sebagai akibat rasa nata yang dengan Perlakuan Waktu
sebenarnya hambar, setelah proses Inkubasi
perendaman dan pemasakan dengan air gula Waktu Inkubasi
Rata-rata
(Hari)
rasa nata menjadi manis.
7 5,59±0,38a
Damayanti (2002) menyatakan
bahwa rasa suatu bahan pangan dapat 9 5,95±0,18b
berasal dari bahan pangan itu sendiri dan 11 5,76±0,14 ab
apabila telah mendapatkan perlakuan atau Keterangan : Notasi a dan b menunjukkan adanya
perbedaan pengaruh yang nyata
pengolahan maka rasanya akan dipengaruhi
(P<0,05).
oleh bahan yang ditambahkan selama
pengolahan. Rasa nata yang asam akan Tabel 9 menunjukkan bahwa rata-
hilang setelah mendapat perlakuan rata nilai kesukaan panelis terhadap tekstur
perendaman berkali-kali dengan air dan nata de milko dengan perlakuan
perebusan berulang-ulang. Rasa hambar penggunaan konsentrasi starter terbesar
nata akan hilang apabila setelah mendapat pada 7,5% yaitu 5,94. Pada Tabel 10, rata-
perlakuan perendaman dalam larutan air rata nilai kesukaan panelis terhadap tekstur
gula atau dengan perebusan air gula maka nata de milko dengan perlakuan
rasa nata akan menjadi manis. Tidak ada penggunaan lama inkubasi tertinggi sebesar
perbedaan rasa pada nata ini diakibatkan 5,95 pada 9 hari. Nilai rata-rata tersebut
oleh adanya perebusan air gula dengan mencerminkan bahwa para panelis
konsentrasi yang sama pada masing-masing menyukai tekstur nata de milko yang
perlakuan. kenyal. Penilaian tersebut berdasarkan

32
Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Agustus 2011, Hal 26-35 Vol. 6, No. 2
ISSN : 1978 - 0303

rentang 1 4 yang mempunyai arti tekstur segar, berwarna putih, berasa manis, dan
nata agak kenyal dan 5 9 yang bertekstur kenyal.
mempunyai arti tekstur nata kenyal. Disarankan dalam pembuatan nata
Perbedaan derajat kesukaan panelis de milko sebaiknya menggunakan
terhadap tekstur nata de milko dapat dilihat konsentrasi starter 5% dan lama inkubasi 9
pada Tabel 9 dengan perlakuan konsentrasi hari, sehingga diharapkan dapat diperoleh
starter 7,5% yang menunjukkan tekstur produk dengan kualitas yang lebih baik,
nata de milko kenyal. Begitu juga pada ditinjau dari kadar lemak yang rendah,
perlakuan waktu inkubasi para panelis lebih sehingga baik untuk kesehatan.
menyukai tekstur nata yang diperam selama
9 hari. Panelis dapat membedakan tekstur
DAFTAR PUSTAKA
nata karena kekenyalan dari nata. Panelis
diduga menyukai tekstur nata yang kenyal.
Nilai tekstur dipengaruhi oleh kadar air, Al Awwaly, K.U. dan M.E, Sawitri. 2004.
semakin tinggi nilai kadar air maka nilai Pemanfaatan Whey Susu Untuk
tekstur yang diperoleh semakin tinggi Pembuatan Nata De Milko. J.
(kenyal menurun). de Man (1997) Ilmu-Ilmu Hayati (Life Sciences).,
menyatakan bahwa struktur fisika kimia 16 (2): 130-143.
merupakan efek dari susunan air yang Alaban, C. 1962. The Studies of The
terserap dan berpengaruh besar terhadap Optimum Conditions for Nata.
tekstur. Sedangkan menurut Berk and The Philipine Agricultural. Vol
Braverman (1980), kekerasan gel nata 45. Manila University. Philipine.
disebabkan oleh kandungan sel-sel serat Anonim. 2002. Nata De Soya.
selulosa yang terdiri dari sekumpulan serat- http://72.14.235.104/search?q=cac
serat paralel yang berikatan satu dengan he:
yang lain sehingga mempunyai struktur Y0KXnZNQ7FgJ:www.warintek.r
yang stabil. istek.go.id/pangan/kacang-
kacangan
KESIMPULAN %2520dan%2520biji-
bijian/nata_de_soya.pdf+nata&hl=
Perlakuan konsentrasi starter dan id&ct=clnk&
lama inkubasi tidak mempengaruhi tekstur cd=19&gl=id. Diakses tanggal 12
dan kadar lemak nata de milko, namun November 2008.
mempengaruhi organoleptik nata de milko. Bourne.1982. Food Texture and Viscosity
Nilai tekstur dan nilai kadar lemak nata de Concept and Measurement. Dalam
milko mengalami penurunan seiring Fahnum, E. 2003. Pengaruh Jenis
dengan meningkatnya konsentrasi starter Konsentrasi Hidrokoloid (Gum
dan penurunan nilai tekstur menyebabkan Arab dan Karagenan) terhadap
tekstur nata de milko semakin keras. Sifat Fisikokimia, Organoloeptik
Perlakuan terbaik diperoleh pada dan Rendemen Tahu. Skripsi.
penggunaan konsentrasi starter 5% dengan Fakultas Teknologi Pertanian.
pertimbangan sifat nata de milko sebagai Universitas Brawijaya. Malang.
berikut: tekstur 0,21 mm/g.dt, kadar lemak Berk. Z and S. Braverman. (1980).
0,22%, dan oganoleptik memiliki sifat fisik Introduction to The Biochemistry
beraroma segar, berwarna putih, berasa of Food. Elsevier Scientific
manis, dan bertekstur kenyal. Lama Publishing Company, Amsterdam
inkubasi 9 hari memiliki tekstur 0,19 Oxford. New York.
mm/g.dt, kadar lemak 0,12%, dan
organoleptik memiliki sifat fisik beraroma

33
Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Agustus 2011, Hal 26-35 Vol. 6, No. 2
ISSN : 1978 - 0303

Busro, Z.A. 2008. Laporan Praktikum Membran Ultrafiltrasi. Jurnal


Tehnologi Pengolahan Pangan Ilmu Dasar , 4: 52-57.
Industri Nata de Coco. ATIP. Ranggana. 1977. Manual of Analysis of
http://wwwseparizack.blogspot.co Fruit and Vegetable Product. Mc
m/2008/05/ nata-de-coco.html Graw Hill. Publishing Company.
Clark, Jr. W.S. 1992. Whey: Composition, New York.
Properties, Processing and Rahardiyanto, F. 2001. Pembuatan Nata de
Technology. Encyclopedia of Aqua; Tinjauan dari Jenis Gula
Food Science and Technology. dan Konsentrasi Diamonium
Vol 4. John Wiley and Sons. Inc. Hidrogen Fosfat Terhadap
New York. Kualitas Nata yang Dihasilkan.
Damayanti, R.P. 2002. Pembuatan Nata Skripsi. Fakultas Teknologi
Sari Buah Pepaya (Carica papaya Pertanian. Unibraw. Malang.
L) Tinjauan dari pH Awal dan Rahman, A. 1992. Pengantar Teknologi
Konsentrasi Sukrosa. Skripsi, Fermentasi. Pusat Antar
Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas Pangan dan Gizi. IPB.
Universitas Brawijaya. Malang. Bogor.
de Man, J. M., 1997. Kimia Makanan. Saragih, Y.P. 2004. Membuat Nata de
Penterjemah: Kosasih Coco. Puspa Swara. Jakarta.
Padmawinata. Edisi Kedua. Sarengat, N., E.Priyani, dan M. Anti,1986.
Penerbit Institut Teknologi Desain Peralatan Prosessing dan
Bandung. Bandung. Prosessing Industri Rumah
Gordon. J. 1993. Dairy Production Food Tangga Gula Kelapa. Laporan
Industries Manual. 23 rd Edition. Penelitian Departemen
Editor M.D Ranken and R.C. Kill. Perindustrian. Balai
Chapman and Hall. London. Pengembangan dan Penelitian
Idris, S. 2003. Pengantar Teknologi Industri. Semarang.
Pengolahan Susu. Fakultas Sudarmadji, S., B. Haryono dan Suhardi.
Peternakan. Universitas 1997. Prosedur Analisa untuk
Brawijaya. Malang. Bahan Makanan dan Pertanian.
Kurniadewi, 2003. Pemanfaatan Limbah Liberty. Yogyakarta.
Jerami Nangka untuk Pembuatan Sutarminingsih, C.H. 2004. Peluang Usaha
Nata Tinjauan Proporsi Air Nata de Coco. Kanisius.
Pengekstrak dan Konsentarsi Yogyakarta.
Starter Dalam Pembentukan Wardhanu, A.P. 2009. Proses Fermentasi
Partikel Nata. Skripsi. FTP. pada Nata.
Unibraw. Malang. http://apwardhanu.wordpress.com/
Multazam, S.A.M. 2009. Nata dan 2009/07/11/proses-fermentasi-
Acetobacter xylinum. pada-pembuatan-nata. Diakses
http://samm171185blogspot.com/ tanggal 13 November 2008.
2009/02/nata-acetobacter- Widya, I.W. 1984. Mempelajari Pengaruh
xylinum.html. Diakses tanggal 19 Penambahan Skim Milk Kelapa,
Februari 2009. Jenis Gula dan Mineral dengan
Pambayun, R. 2002. Teknologi Pengolahan Berbagai Konsentrasi pada
Nata de Coco. Kanisius. Pembuatan Nata de Coco. Skripsi.
Yogyakarta. Fakultas Teknologi Pertanian.
Piluharto, B. 2003. Kajian Sifat Fisik Film IPB. Bogor.
Tipis Nata de Coco Sebagai

34
Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Agustus 2011, Hal 26-35 Vol. 6, No. 2
ISSN : 1978 - 0303

Winarno, F.G., 2002. Kimia Pangan dan


Gizi. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta
Yitnosumarto, S. 1991. Percobaan,
Perancangan, Analisa dan
Interprestasinya. PT. Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.

35

You might also like