Professional Documents
Culture Documents
Pengaruh Penggunaan Persentase Starter Dan Lama Inkubasi Yang Berbeda Terhadap Tekstur, Kadar Lemak Dan Organoleptik Nata de Milko
Pengaruh Penggunaan Persentase Starter Dan Lama Inkubasi Yang Berbeda Terhadap Tekstur, Kadar Lemak Dan Organoleptik Nata de Milko
2
ISSN : 1978 - 0303
ABSTRACT
The purposes of this study were to determine starter level and incubation time on the
quality of nata de milko and to obtain an appropriate starter concentration and incubation
time to produce a good nata de milko in terms of texture, fat content and organoleptic
properties. The material used was nata de milko. The research method used was factorial
experiment using a randomized block design with 2 factors, namely starter concentrations
were 5%, 7.5% and 10% of media, and incubation times were 7, 9 , and 11 days. Variables
observed were texture, fat content and organoleptic properties. The results showed that gave
no effect (P>0.05) between starter concentrations and incubation times on texture and fat
content, and gave an effect (P<0.05) on flavour, colour, and texture (organoleptic sensory) of
nata de milko. Starter concentrations and incubation times gave a highly significant
difference effect (P<0.01) on taste. The highest average value of the starter concentration
found in 5% with texture, fat content, and organoleptic properties were 0.21 mm/g.sec, 0.22%
and fresh aroma, white colour, sweet taste and chewy texture. The average value of 9-days
incubation with texture value, fat content, and organoleptic properties were 0.19 mm/g.sec,
0.12% and fresh aroma, white colour, sweet taste and chewy texture.The concentration of
starter and incubation time did not show an effect on texture and fat content of nata de milko,
but showed an effect on organoleptic properties.
26
Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Agustus 2011, Hal 26-35 Vol. 6, No. 2
ISSN : 1978 - 0303
27
Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Agustus 2011, Hal 26-35 Vol. 6, No. 2
ISSN : 1978 - 0303
28
Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Agustus 2011, Hal 26-35 Vol. 6, No. 2
ISSN : 1978 - 0303
permukaan medium (Wardhanu, 2009). nyata (P>0,05) pada nilai kadar lemak nata
Menurut Piluharto (2003), glukosa yang de milko. Rata-rata kadar lemak nata de
berperan dalam pembentukan selulosa milko pada tiap perlakuan dapat dilihat pada
adalah glukosa dalam bentuk , sehingga Tabel 2.
semua glukosa yang ada dalam bentuk
akan diubah dalam bentuk melalui enzim Tabel 2. Rata-rata Kadar Lemak (%) Nata
isomerase yang berada pada bakteri de Milko
Acetobacter xylinum. Pada tahap berikutnya Konsentrasi
Waktu Inkubasi (Hari)
Starter
glukosa berikatan dengan glukosa yang lain Rerata
melalui ikatan 1,4 -glikosida, sehingga (%) 7 9 11
terjadi polimerisasi, yaitu pembentukan 5 0,15±0,07 0,11±0,04 0,14±0,12 0,13±0,16
selulosa. Selulosa yang dibentuk oleh
Acetobacter xylinum melalui enzim 7,5 0,12±0,03 0,09±0,05 0,15±0,04 0,12±0,03
polimerisasi dengan adanya sumber nutrisi
10 0,12±0,02 0,16±0,05 0,13±0,04 0,14±0,02
yang cukup menyebabkan selulosa yang
terbentuk semakin banyak sehingga tekstur Rata-rata 0,13±0,02 0,12±0,04 0,14±0,15
nata semakin kenyal.
Nilai tekstur yang tinggi disebabkan Tabel 2 menunjukkan bahwa rata-
oleh kepekatan medium fermentasi yang rata nilai kadar lemak pada perlakuan
ada sehingga pembentukan selulosa oleh dengan konsentrasi starter 10% dan lama
bakteri terjadi secara lambat yang pada inkubasi 9 hari lebih tinggi (0,16%),
akhirnya menghasilkan nata dengan sedangkan rata-rata nilai kadar lemak
susunan selulosa yang lebih longgar terendah (0,09 %) terdapat pada perlakuan
sehingga banyak air yang terperangkap di konsentrasi starter 7,5% dan lama inkubasi
dalamnya (Kurniadewi, 2003). Menurut 9 hari. Banyaknya starter dan waktu
Rahardiyanto (2001), dalam pembuatan inkubasi yang berbeda tidak mempengaruhi
nata semakin lama waktu fermentasi dapat kadar lemak, karena kadar lemak yang
menyebabkan tekstur menjadi semakin terdapat dalam nata de milko dipengaruhi
kenyal, sehingga untuk memperoleh tekstur oleh bahan yang digunakan misalnya whey,
yang sesuai lama inkubasi yang digunakan air kelapa, dan gula. Nata memiliki
adalah 10 hari. Berk and Braverman (1980) kandungan serat kasar 2,75%; protein 1,5 -
berpendapat bahwa kekerasan gel nata 2,8%; lemak 0,35% dan sisanya air
disebabkan oleh kandungan sel-sel serat (Multazam, 2009). Ditinjau dari
selulosa yang terdiri dari sekumpulan serat- komposisinya, whey mengandung zat gizi
serat paralel yang berikatan satu dengan di antaranya 6,5% padatan yang terdiri dari
yang lain sehingga mempunyai struktur 4,8% laktosa, 0,6% protein, 0,6% mineral,
yang stabil. 0,15% asam laktat, 0,25% nitrogen non
protein, dan 0,1% lemak (Gordon, 1993).
Pengaruh Perlakuan terhadap Kadar Menurut Busro (2008), hasil analisis
proksimat air kelapa adalah sebagai berikut:
Lemak Nata de Milko
kadar air 97,35%, kadar abu 0,58%, kadar
Berdasarkan hasil analisis ragam protein 0,06 %, kadar lemak 0,09% dan
menunjukkan bahwa di antara perlakuan kadar karbohidrat 1,92%. Menurut
konsentrasi starter dan waktu inkubasi tidak Sarengat dkk. (1986), kandungan lemak
berbeda nyata (P>0,05) pada nilai kadar dalam gula pasir sebesar 0%.
lemak nata de milko, dan tidak ada interaksi Nilai rata-rata kadar lemak pada
antar perlakuan pada nilai kadar lemak nata penambahan konsentrasi starter semakin
de milko. Selain itu dapat diketahui bahwa menurun, karena lemak yang terkandung di
di antara kelompok juga tidak berbeda
29
Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Agustus 2011, Hal 26-35 Vol. 6, No. 2
ISSN : 1978 - 0303
dalam media digunakan untuk metabolisme terendah pada kesukaan panelis terhadap
dalam pembentukan nata. Lemak dalam aroma nata de milko pada 5% dan 7 hari
media berkurang akan mempengaruhi kadar sebesar 5,41, sedangkan nilai rata-rata
lemak dalam nata, karena lemak yang tertinggi terdapat pada perlakuan 10% dan
terdapat dalam nata merupakan lemak yang 11 hari, yaitu sebesar 5,73 dan 5,70. Nilai
terperangkap oleh matrik nata. Nilai rata- tersebut mencerminkan bahwa para panelis
rata kadar lemak pada perlakuan lama cenderung menyukai aroma dari nata de
inkubasi cenderung meningkat, diduga milko yang beraroma segar. Pada panelis
karena oleh lisisnya sel bakteri Acetobacter menunjukkan adanya perbedaan yang nyata
xylinum pada fase kematian. Fase kematian (P<0,05), yakni penilaian yang diberikan
biasanya terjadi setelah hari ke-8 hingga ke- antar panelis terhadap aroma nata de milko
15, sel mengalami lisis dan melepaskan memiliki perbedaan yang cukup signifikan.
komponen yang terdapat di dalamnya
(Pambayun, 2002). Tabel 4. Rata-rata Nilai Kesukaan Panelis
terhadap Aroma Nata de Milko
Aroma dengan Perlakuan Waktu
Hasil analisis ragam menunjukkan Inkubasi
terdapat perbedaan yang nyata (P<0,05) Waktu Inkubasi
Rata-rata
(Hari)
terhadap rata-rata organoleptik aroma nata
7 5,41±0,25a
de milko di antara perlakuan penggunaan
konsentrasi starter dan lama inkubasi. Di 9 5,67±0,05b
antara perlakuan konsentrasi starter dan 11 5,70±0,21b
lama inkubasi tidak ada interaksi yang Keterangan : Notasi a dan b menunjukkan adanya
perbedaan pengaruh yang nyata
nyata (P>0,05). Rata-rata uji organoleptik
(P<0,05).
aroma nata de milko pada masing-masing
perlakuan disajikan pada Tabel 3 dan 4. Hasil yang diperoleh tersebut dapat
disebabkan oleh aroma yang ditangkap oleh
Tabel 3. Rata-rata Nilai Kesukaan Panelis panelis hampir sama antara perlakuan satu
terhadap Aroma nata de milko dengan yang lain. Hal ini dikarenakan
dengan perlakuan konsentrasi proses penetralan yaitu perebusan dan
starter pencucian dilakukan dengan sempurna,
Konsentrasi sehingga tidak terjadi penyimpangan aroma
Rata-rata
Starter (%)
yang sesuai dengan standar kualitas nata
5 5,41±0,25a
dalam kemasan yaitu beraroma normal.
7,5 5,64±0,09ab
Menurut Sutarminingsih (2004), nata
10 5,73±0,17b
dicuci, direndam dan direbus untuk
Keterangan : Notasi a dan b menunjukkan adanya
perbedaan pengaruh yang nyata
mengawetkan sekaligus menyempurnakan
(P<0,05) proses penghilangan bau dan asam.
Menurut Winarno (2002), pada umumnya
Tabel 3 dan 4 menunjukkan bahwa aroma yang diterima oleh hidung dan otak
penilaian panelis terhadap aroma nata de merupakan campuran dari 4 macam bau
milko tidak dipengaruhi oleh interaksi utama yaitu harum, asam, tengik dan
antara penambahan persentase starter dan hangus.
lama inkubasi, karena adanya aroma yang
timbul akibat dari penambahan gula pada Warna
waktu proses pemasakan nata, sehingga Hasil analisis ragam menunjukkan
nata de milko pada semua perlakuan terdapat perbedaan yang nyata (P<0,05)
memiliki aroma yang sama. Nilai rata-rata terhadap rata-rata organoleptik warna nata
30
Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Agustus 2011, Hal 26-35 Vol. 6, No. 2
ISSN : 1978 - 0303
31
Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Agustus 2011, Hal 26-35 Vol. 6, No. 2
ISSN : 1978 - 0303
32
Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Agustus 2011, Hal 26-35 Vol. 6, No. 2
ISSN : 1978 - 0303
rentang 1 4 yang mempunyai arti tekstur segar, berwarna putih, berasa manis, dan
nata agak kenyal dan 5 9 yang bertekstur kenyal.
mempunyai arti tekstur nata kenyal. Disarankan dalam pembuatan nata
Perbedaan derajat kesukaan panelis de milko sebaiknya menggunakan
terhadap tekstur nata de milko dapat dilihat konsentrasi starter 5% dan lama inkubasi 9
pada Tabel 9 dengan perlakuan konsentrasi hari, sehingga diharapkan dapat diperoleh
starter 7,5% yang menunjukkan tekstur produk dengan kualitas yang lebih baik,
nata de milko kenyal. Begitu juga pada ditinjau dari kadar lemak yang rendah,
perlakuan waktu inkubasi para panelis lebih sehingga baik untuk kesehatan.
menyukai tekstur nata yang diperam selama
9 hari. Panelis dapat membedakan tekstur
DAFTAR PUSTAKA
nata karena kekenyalan dari nata. Panelis
diduga menyukai tekstur nata yang kenyal.
Nilai tekstur dipengaruhi oleh kadar air, Al Awwaly, K.U. dan M.E, Sawitri. 2004.
semakin tinggi nilai kadar air maka nilai Pemanfaatan Whey Susu Untuk
tekstur yang diperoleh semakin tinggi Pembuatan Nata De Milko. J.
(kenyal menurun). de Man (1997) Ilmu-Ilmu Hayati (Life Sciences).,
menyatakan bahwa struktur fisika kimia 16 (2): 130-143.
merupakan efek dari susunan air yang Alaban, C. 1962. The Studies of The
terserap dan berpengaruh besar terhadap Optimum Conditions for Nata.
tekstur. Sedangkan menurut Berk and The Philipine Agricultural. Vol
Braverman (1980), kekerasan gel nata 45. Manila University. Philipine.
disebabkan oleh kandungan sel-sel serat Anonim. 2002. Nata De Soya.
selulosa yang terdiri dari sekumpulan serat- http://72.14.235.104/search?q=cac
serat paralel yang berikatan satu dengan he:
yang lain sehingga mempunyai struktur Y0KXnZNQ7FgJ:www.warintek.r
yang stabil. istek.go.id/pangan/kacang-
kacangan
KESIMPULAN %2520dan%2520biji-
bijian/nata_de_soya.pdf+nata&hl=
Perlakuan konsentrasi starter dan id&ct=clnk&
lama inkubasi tidak mempengaruhi tekstur cd=19&gl=id. Diakses tanggal 12
dan kadar lemak nata de milko, namun November 2008.
mempengaruhi organoleptik nata de milko. Bourne.1982. Food Texture and Viscosity
Nilai tekstur dan nilai kadar lemak nata de Concept and Measurement. Dalam
milko mengalami penurunan seiring Fahnum, E. 2003. Pengaruh Jenis
dengan meningkatnya konsentrasi starter Konsentrasi Hidrokoloid (Gum
dan penurunan nilai tekstur menyebabkan Arab dan Karagenan) terhadap
tekstur nata de milko semakin keras. Sifat Fisikokimia, Organoloeptik
Perlakuan terbaik diperoleh pada dan Rendemen Tahu. Skripsi.
penggunaan konsentrasi starter 5% dengan Fakultas Teknologi Pertanian.
pertimbangan sifat nata de milko sebagai Universitas Brawijaya. Malang.
berikut: tekstur 0,21 mm/g.dt, kadar lemak Berk. Z and S. Braverman. (1980).
0,22%, dan oganoleptik memiliki sifat fisik Introduction to The Biochemistry
beraroma segar, berwarna putih, berasa of Food. Elsevier Scientific
manis, dan bertekstur kenyal. Lama Publishing Company, Amsterdam
inkubasi 9 hari memiliki tekstur 0,19 Oxford. New York.
mm/g.dt, kadar lemak 0,12%, dan
organoleptik memiliki sifat fisik beraroma
33
Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Agustus 2011, Hal 26-35 Vol. 6, No. 2
ISSN : 1978 - 0303
34
Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Agustus 2011, Hal 26-35 Vol. 6, No. 2
ISSN : 1978 - 0303
35