48-Article Text-56-1-10-20170322 PDF

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 15

PENGARUH PENGGUNAAN PATI BIJI CEMPEDAK (Arthocarpus champeden Lour)

SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK TABLET


PARASETAMOL SECARA GRANULASI BASAH
Sapri, Dedi Setiawan, Rizki Khairunnisa
Akademi Farmasi Samarinda
e-mail : sapri_juli86@yahoo.co.id

ABSTRACT

The research about influent the use of cempedak seed starch (Arthocarpus champeden Lour)
as a binder to the physical properties of paracetamol tablet in wet granulation has been
conducted. Cempedak seed starch can improve the quality of materials, increase the viscosity,
gelation ability, rehydration ability and increase the solubility. Paracetamol tablet be made in
three formulas, with various concentration binders formula FA 6%, FB 8% and FC 10%. The
resulting granules and tablets were evaluated. Granule evaluation includes fluiditas test and
moisture content. Tablet evaluation includes uniformity of weight test, uniformity of size,
hardness test and disintegration test. Granule evaluation results show that all formulas has
qualified, except granule formula FA wich contain moisture 1.78%. Tablet evaluation results
show that all formulas has qualified FI Ed. IV. Whereas for hardness test, tablet formula FA
not eligible because it has hardness 3.8 Kg/cm2. The results of this research indicate that
cempedak seed starch can be used as a binder in the manufacture of wet granulation
paracetamol tablets. The higher the concentration used cempedak seed starch, than produced
a good tablet. Cempedak seed starch can be used as a binder in concentration 8% and 10%.
Key Words : Cempedak seed starch (Arthocarpus champeden Lour.), paracetamol tablet, wet
granulation

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh penggunaan pati biji cempedak (Arthocarpus
champeden Lour.) sebagai bahan pengikat terhadap sifat fisik tablet parasetamol secara
granulasi basah. Pati biji cempedak dapat meningkatkan kualitas bahan, berupa naiknya
viskositas, kemampuan gelasi, daya rehidrasi dan kemudahan melarut. Tablet parasetamol
dibuat tiga formula dengan variasi konsentrasi bahan pengikat formula FA 6%, FB 8% dan FC
10%. Granul dan tablet yang dihasilkan dievaluasi, evaluasi granul meliputi waktu alir granul
dan kandungan lembab, evaluasi tablet yang meliputi uji keseragaman bobot, keseragaman
ukuran, kekerasan dan waktu hancur. Hasil evaluasi granul menunjukkan bahwa granul yang
dihasilkan dari ketiga formula telah memenuhi persyaratan, kecuali granul formula FA yang
memiliki kandungan lembab 1,78%. Hasil evaluasi tablet menunjukkan bahwa tablet dari
ketiga formula tersebut telah memenuhi persyaratan tablet pada FI Ed. IV. Sedangkan untuk
uji kekerasan, tablet formula FA tidak memenuhi persyaratan karena memiliki kekerasan 3,8
Kg/cm2. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pati biji cempedak dapat digunakan sebagai
bahan pengikat dalam pembuatan tablet parasetamol secara granulasi basah. Semakin tinggi
konsentrasi pati biji cempedak yang digunakan, maka sifat fisik tablet yang dihasilkan
semakin baik. Pati biji cempedak dapat digunakan sebagai bahan pengikat tablet dan
memberikan sifat fisik tablet yang baik pada konsentrasi 8% dan 10%.
Kata Kunci: Pati biji cempedak (Arthocarpus champeden Lour.), tablet parasetamol, granulasi
basah

J. Trop. Pharm. Chem. 2012. Vol 2. No. 1. 47


Pengaruh Penggunaan Pati Biji Cempedak (Arthocarpus Champeden Lour) Sebagai Bahan Pengikat Terhadap
Sifat Fisik Tablet Parasetamol Secara Granulasi Basah

PENDAHULUAN signifikan kurang dari 25. Bahan tersebut


memenuhi kebutuhan 6 kategori utama
Tablet merupakan bentuk sediaan yang sebagai eksipien, yakni pengisi, pengikat,
paling banyak digunakan. Hal ini lubrikan, zat pewarna dan perasa (2).
disebabkan tablet memiliki kelebihan yang
tidak dimiliki oleh sediaan farmasi yang Salah satu fungsi penting eksipien dalam
lain, baik dari segi produksi, penyimpanan, formulasi tablet adalah membentuk
distribusi maupun pemakaiannya. aglomerat dari bahan aktif, pengisi, dan
Berdasarkan hal-hal tersebut maka eksipien lain, dengan pengecualian
pembuatan tablet dan upaya untuk lebih lubrikan, glidant, dan lain sebagainya. Hal
mengembangkan teknologi tabletasi terus ini dicapai dengan menggunakan eksipien
dilakukan. yang mempunyai sifat mengikat karena
forsa kohesi dan adhesi (3). Ada dua
Tablet dibuat dari bahan aktif dan bahan golongan bahan pengikat yang sering
tambahan yang meliputi bahan pengisi, digunakan dalam formulasi tablet, yaitu
penghancur, pengikat dan pelicin. Metode bahan gula dan bahan polimerik. Bahan
pembuatannya bisa dilakukan dengan polimerik terdiri dari dua kelas yaitu
granulasi basah, granulasi kering atau polimer alam dan polimer sintetis (2).
kempa langsung. Tablet yang baik harus
memenuhi persyaratan yang cukup, antara Eksipien polimer alam yang sering
lain: cukup kuat untuk mempertahankan digunakan sebagai bahan pengikat dalam
bentuknya mulai produksi sampai pembuatan tablet adalah pati. Banyak
digunakan oleh pasien, mempunyai penelitian melaporkan bahwa jenis pati dari
kandungan bahan obat dan bobot tablet berbagai tanaman dapat dimanfaatkan
yang seragam, warna yang menarik, ukuran sebagai substitusi bahan-bahan pembantu
dan bentuk yang pantas serta terjamin yang telah dikenal dalam formulasi tablet.
stabilitasnya (1). Pati yang umumnya digunakan adalah pati
singkong, jagung, gandum, kentang dan
Semua bahan tambahan (eksipien) tablet beras (4). Pencarian bahan-bahan baru
harus memenuhi kriteria tertentu dalam yang dapat digunakan sebagai bahan
formulasi, seperti; tidak toksik, inert secara pengikat untuk granulasi basah telah
fisiologis dan terhadap zat aktif, bebas dari dimulai antara lain penggunaan pati biji
kandungan mikroba, kompatibel dengan durian (Durio zibethinus Murr.) (5), dan
zat warna, stabil secara fisik dan kimia baik pati biji Nangka (Arthocarpus
secara tunggal dan/atau dalam kombinasi heterophyllus Lamk.) (6).
dengan zat aktif dan komponen tablet
lainnya (2). Tanaman lain yang menghasilkan pati
adalah cempedak (Arthocarpus champeden
Eksipien yang sudah ada sekarang sudah Lour) yang menghasilkan pati dari bijinya.
dievaluasi berulang kali selama 50 tahun Rata-rata tiap buah cempedak berisi biji
dan masih digunakan zat yang sama hingga yang beratnya sepertiga bagian berat dari
dewasa ini. Oleh karena itu, formulator seluruh buah, sisanya adalah kulit dan
tidak boleh segan mengubah eksipien lama daging buah. Cempedak merupakan salah
atau mengevaluasi eksipien baru (1). satu tanaman tropis yang terdapat di
Kajian ulang pustaka yang dilakukan oleh Indonesia (7), sehingga potensi tersedianya
formulator menunjukan bahwa jumlah total pati cempedak ini cukup besar. Pati biji
eksipien mutakhir yang digunakan secara cempedak dapat meningkatkan kualitas

J. Trop. Pharm. Chem. 2012. Vol 2. No. 1. 48


Pengaruh Penggunaan Pati Biji Cempedak (Arthocarpus Champeden Lour) Sebagai Bahan Pengikat Terhadap
Sifat Fisik Tablet Parasetamol Secara Granulasi Basah

bahan, karena menyebabkan perubahan dilaksanakan selama dua bulan di


karakteristik yang lebih baik dari tepung Laboratorium Terpadu I Akademi Farmasi
yang dihasilkan berupa naiknya viskositas, Samarinda.
kemampuan gelasi, daya rehidrasi dan
kemudahan melarut (8). Bahan

Pada penelitian ini pati biji cempedak yang Bahan-bahan yang digunakan antara lain
digunakan diharapkan memiliki adalah amilum, aquadest, biji cempedak,
kemampuan sebagai bahan pengikat dalam laktosa, larutan I2 0,005 M, Mg. stearat,
pembuatan tablet dengan metode granulasi NaOH 0,1 N, parasetamol dan talkum.
basah. Akan diselidiki sampai sejauh mana
pengaruh penggunaan pati biji cempedak Alat
pada berbagai tahap pembuatan tablet dan
pengaruhnya terhadap sifat fisik tablet. Alat-alat yang digunakan antara lain
Selain itu ingin diketahui konsentrasi adalah, alat pengukur kekerasan tablet
optimum dari pati biji cempedak yang (Hardness tester) (Monsanto®). alat uji
memenuhi persyaratan sebagai bahan waktu hancur (Desintegration tester),
pengikat tablet. ayakan dengan no. mesh 14, 16, 40 dan 80,
blender (National®), corong uji sifat alir,
Berdasarkan latar belakang di atas, maka jangka sorong, mesin pencetak tablet
dilakukan penelitian mengenai pengaruh Single punch, oven (Memmert®), perangkat
pati biji cempedak (Arthocarpus gelas dan timbangan elektrik/digital
champeden Lour) sebagai bahan pengikat Ohauss (AdventurerTM).
terhadap sifat fisik tablet Parasetamol yang
dibuat secara granulasi basah. Pengumpulan dan Pengolahan Biji
Cempedak
METODE
Cempedak dibeli dari pedagang di Pasar
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian Merdeka Samarinda. Lalu diambil biji
eksperimental. Penelitian eksperimental cempedak dan dicuci bersih. Biji cempedak
adalah percobaan yang bertujuan untuk dibuang kulitnya, dicuci dengan air
mengetahui suatu gejala atau pengaruh mengalir, dipotong kecil-kecil dan
yang timbul akibat dari adanya perlakuan diblender dengan penambahan air. Bahan
tertentu. Rancangan percobaan yang disaring dengan kain putih, diperas, ampas
digunakan dalam penelitian ini adalah diblender kembali dengan penambahan air,
Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan disaring dan diperas kembali. Filtrat
tiga taraf perlakuan formula bahan. diendapkan sampai airnya jernih dan buang
Penelitian yang dilakukan mengenai airnya. Pati dicuci kembali sampai bersih
pengaruh penggunaan pati biji cempedak kemudian keringkan dalam oven. Pati yang
(Arthocarpus champeden Lour) sebagai telah kering digiling dan ayak melalui
bahan pengikat terhadap sifat fisik tablet mesh 80.
Parasetamol. Tahap penelitian ini dimulai
dengan pengumpulan dan pengolahan biji Pemeriksaan pati biji cempedak dilakukan
cempedak, pemeriksaan pati biji cempedak, menurut pemeriksaan pati singkong yang
formulasi tablet parasetamol dengan terdapat pada FI edisi IV (9), meliputi:
metode granulasi basah, evaluasi granul a. Pemerian: bentuk, warna, rasa dan bau.
dan uji sifat fisik tablet. Penelitian ini

J. Trop. Pharm. Chem. 2012. Vol 2. No. 1. 49


Pengaruh Penggunaan Pati Biji Cempedak (Arthocarpus Champeden Lour) Sebagai Bahan Pengikat Terhadap
Sifat Fisik Tablet Parasetamol Secara Granulasi Basah

b. Kelarutan: dalam air dingin dan dalam ml larutan dengan 0,05 ml iodium
etanol. 0,005 M.
c. Identifikasi: Panaskan sampai d. Keasaman: diperlukan tidak lebih 2 ml
mendidih selama 1 menit suspensi 1 g NaOH 0,1 N
dalam 50 ml air, dinginkan, campur 1

Formulasi Tablet Parasetamol dengan Metode Granulasi Basah


Tabel 1. Formulasi tablet Parasetamol dengan metode granulasi basah

Formula
No. Bahan
FA FB FC
Fase dalam
1 Parasetamol (mg) 250 250 250
2 Amilum (penghancur)(%) 10 10 10
3 Laktosa (pengisi)(%) q.s. q.s. q.s.
4 Mucilago pati cempedak 6 8 10
(pengikat)(%)
Fase luar
5 Amilum (penghancur)(%) 5 5 5
6 Mg stearat (%) 2 2 2
7 Talkum (%) 3 3 3
Berat tablet (mg) 350 350 350
Setiap formula dibuat 100 tablet
Cara Kerja: g. Dilakukan evaluasi terhadap granul,
meliputi uji kadar lembab dan sifat alir
a. Ditimbang semua bahan sesuai dengan granul.
formula. h. Dicetak dengan mesin tablet singgle
b. Dibuat mucilago pati biji cempedak punch dengan bobot rata-rata tablet
dengan menambahkan air panas 350 mg.
(sesuai dengan persentase b/v), aduk i. Dilakukan evaluasi terhadap tablet,
hingga bening / jernih di atas water meliputi uji kekerasan, waktu hancur,
bath. keseragaman ukuran (ketebalan dan
c. Parasetamol ditambahkan amilum dan diameter) dan keseragaman bobot.
laktosa, aduk homogen.
d. Kemudian ditambahkan larutan Evaluasi Granul
pengikat sedikit demi sedikit, aduk
hingga menjadi massa yang dapat a. Kadar Lembab
dikepal.
e. Hasil pencampuran awal diayak Ditimbang seksama 5,0 g granul, panaskan
dengan ayakan mesh no. 14, keringkan dalam lemari pengering sampai bobot
didalam oven suhu 60°C hingga kadar konstan (105 °C) selama 2 jam.
air 2-4 % selama 60 menit.
f. Diayak granul kering dengan ayakan Perhitungan :
mesh no. 16, kemudian ditambahkan
amilum, talkum dan magnesium MC= Moisture Content, kandungan lembab
stearat melalui ayakan mesh no. 40, W0= Bobot granul awal
aduk homogen 5 menit. W1= Bobot granul setelah pengeringan
Persyaratan = 2-4%

J. Trop. Pharm. Chem. 2012. Vol 2. No. 1. 50


Pengaruh Penggunaan Pati Biji Cempedak (Arthocarpus Champeden Lour) Sebagai Bahan Pengikat Terhadap
Sifat Fisik Tablet Parasetamol Secara Granulasi Basah

b. Sifat Alir d. Waktu Hancur

Ditimbang 25,0 g granul, tempatkan pada Dimasukkan masing-masing 1 tablet ke


corong alat uji waktu alir dalam keadaan dalam tabung dari alat uji waktu hancur,
tertutup. Buka penutupnya biarkan granul masukkan 1 cakram pada tiap tabung dan
mengalir, catat waktunya, lakukan 3 kali. jalankan alat. Gunakan air sebagai media
Persyaratan : 100 g granul waktu alirnya dengan suhu 37±20C. semua tablet harus
tidak lebih dari 10 detik. hancur sempurna. Bila 1 atau 2 tablet tidak
hancur sempurna, ulangi pengujian dengan
Uji Sifat Fisik Tablet 12 tablet lainnya.

a. Keseragaman Bobot Analisis Data

Ditimbang 20 tablet, dihitung bobot rata- Data yang dikumpulkan adalah data
rata tiap tablet. Jika dihitung satu persatu, kuantitatif, yaitu berupa data hasil uji
tidak boleh lebih dari 2 tablet yang keseragaman bobot, keseragaman ukuran
menyimpang dari bobot rata-rata lebih (diameter dan ketebalan), kekerasan tablet
besar dari harga yang ditetapkan kolom A dan waktu hancur. Kemudian disesuaikan
dan tidak boleh 1 tablet pun yang bobotnya dengan persyaratan tablet yang terdapat
menyimpang dari bobot rata-rata lebih dari dalam Farmakope Indonesia edisi IV.
harga dalam kolom B. jika perlu dapat
digunakan 10 tablet dan tidak 1 tablet yang Data sifat fisik tablet parasetamol yang
bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata diperoleh dianalisis dengan analisis
yang ditetapkan dalam kolom A dan B. statistik deskriptif dan inferensial/induktif.
Statistika inferensial yang digunakan
b. Keseragaman Ukuran adalah analisis variansi
(ANAVA/ANOVA) dengan tingkat
Diambil 20 tablet, ukur diameter dan kebermaknaan 5% (α=0,05). Jika hasil uji
ketebalannya menggunakan jangka sorong. ANAVA berbeda nyata (P<0,05) terhadap
Hitung rata-rata dan SD nya. sifat fisik yang diukur, maka akan
Persyaratan: kecuali dinyatakan lain, dilanjutkan dengan analisis Least
diameter tidak lebih dari 3 kali dan tidak Significant Difference (LSD) untuk
kurang dari ¾ kali tebal tablet. Tebal tablet mengetahui lebih lanjut kelompok mana
pada umumnya tidak lebih besar dari 50% saja yang berbeda nyata.
diameter.
HASIL DAN PEMBAHASAN
c. Kekerasan
A. Pembuatan Pati Biji Cempedak
Diambil 20 tablet, ukur kekerasan
menggunakan alat ukur kekerasan. Hitung Pati diambil dari biji buah cempedak
rata-rata dan SD nya. (Artocarpus champeden Lour.) yang sudah
Persyaratan: Ukuran yang didapat per masak dengan ciri-ciri antara lain: tangkai
tablet minimal 4 kg/cm2, maksimal 10 buah sudah menguning, bau yang kuat dan
kg/cm2. spesifik yang mudah tercium, warna buah
hijau kekuningan. Dari 500 g biji basah
didapatkan pati yang berupa serbuk

J. Trop. Pharm. Chem. 2012. Vol 2. No. 1. 51


Pengaruh Penggunaan Pati Biji Cempedak (Arthocarpus Champeden Lour) Sebagai Bahan Pengikat Terhadap
Sifat Fisik Tablet Parasetamol Secara Granulasi Basah

berwarna putih kekuningan dengan Pemeriksaan pati biji cempedak dilakukan


rendemen sebesar 16,5%. sesuai dengan pemeriksaan pati singkong
menurut FI Ed. IV yang tercantum pada
Tabel 2

Persyaratan:
Penyimpangan bobot rata-rata (%)
Bobot rata-rata
A B
25 mg atau kurang 15 30
26 mg – 150 mg 10 20
151 mg – 300 mg 7,5 15
Lebih dari 300 mg 5 10

Tabel 2. Data Hasil Pemeriksaan Pati Biji Cempedak

Persyaratan menurut Pengamatan


No Pemeriksaan
FI Ed. IV Pati biji cempedak
1 Pemerian:
Bentuk Serbuk sangat halus Serbuk sangat halus
Warna Putih Putih kekuningan
Rasa Tidak berasa Tidak berasa
Bau Tidak berbau Tidak berbau
2 Kelarutan:
Dalam air dingin Praktis tidak larut Praktis tidak larut
Dalam etanol Praktis tidak larut Praktis tidak larut
3 Identifikasi:
a. Panaskan sampai mendidih Terbentuk larutan kanji Terbentuk larutan kanji
selama 1 menit suspensi 1 g yang encer yang kental
dalam 50 ml air, dinginkan.
Campurkan 1 ml larutan
mucilago dengan 0,05 ml
b. iodium 0,005 M Terjadi warna biru tua Terjadi warna biru tua
4 Susut pengeringan Tidak lebih dari 15% 9,6%

Gambar 1. Hasil Uji Mikroskopik Pati Biji Cempedak Dengan Perbesaran 12,5 x 40

J. Trop. Pharm. Chem. 2012. Vol 2. No. 1. 52


Pengaruh Penggunaan Pati Biji Cempedak (Arthocarpus Champeden Lour) Sebagai Bahan Pengikat Terhadap
Sifat Fisik Tablet Parasetamol Secara Granulasi Basah

Pati biji cempedak yang didapat berwarna mengetahui kelayakan pencetakan suatu
putih kekuningan, hal ini dipengaruhi oleh tablet. Berikut tabel hasil evaluasi granul
warna dari bahan yang akan dibuat pati, dari berbagai formula yang dibuat.
dalam hal ini adalah kotiledon dari biji
cempedak yang berwarna putih kekuningan Berdasarkan hasil yang didapat
dan dipengaruhi oleh kandungan getah menunjukan bahwa waktu alir granul
yang terkandung dalam biji cempedak. dengan bahan pengikat pati biji cempedak
Selain itu kualitas air yang digunakan pada dari formula FA, FB dan FC terjadi
proses pembuatan pati juga menentukan penurunan, yaitu 2,2 detik, 1,9 detik dan
warna pati. Berdasarkan hasil uji 1,5 detik. Walaupun terjadi variasi waktu
mikroskopik pati biji cempedak terlihat alir dari formula tersebut tetapi masih tetap
bentuk partikel pati biji cempedak serupa berada dalam batas persyaratan. Granul
dengan bentuk pati pada umumnya yaitu dalam bentuk yang hampir bulat dan
ada yang berbentuk granul bulat dan ada permukaan halus akan lebih mudah untuk
pula yang bagian ujung membulat seperti mengalir.
topi baja yang dapat dilihat pada Gambar
1.Pati biji cempedak praktis tidak larut Makin besar konsentrasi pati biji
dalam air dingin dan dalam alkohol. Pati cempedak, maka makin cepat waktu
biji cempedak membentuk mucilago yang alirnya. Hal ini disebabkan karena semakin
kental jika dipanaskan dalam air, hal ini tinggi konsentrasi pengikat maka massa
disebabkan karena kandungan amilosa dan granul yang dihasilkan semakin baik, yaitu
amilopektin yang terkandung dalam pati memberikan bentuk granul yang bulat atau
biji cempedak. Amilosa dapat tidak beraturan (hampir bulat) dengan
mempengaruhi proses pengembangan pati permukaan yang halus sehingga mudah
dan tingkat kekentalan mucilago. Amilosa untuk mengalir. Peranan pengikat adalah
berperan dalam pembentukan gel untuk memberikan kohesivitas yang
sedangkan amilopektin membentuk sifat diperlukan untuk mengikat partikel-partikel
viskoelastisitas (5). Mucilago pati biji padat, semakin besar konsentrasi pengikat,
cempedak ketika ditetesi larutan iodium maka dapat meningkatkan pembesaran
menghasilkan warna biru tua. Pewarnaan ukuran untuk membentuk granul sehingga
biru amilum-iod disebabkan oleh dapat memperbaiki sifat aliran campuran
terbentuknya suatu senyawa dalam dari selama proses pembuatan. Selain itu,
amilosa-amilum dari atom iod. Fraksi meningkatnya konsentrasi bahan pengikat
amilosa-amilum mempunyai bentuk helikal juga mengakibatkan kekuatan granul dan
dan membentuk celah berbentuk saluran. kekuatan tablet meningkat.
Warna biru disebabkan oleh ketujuh
elektron luar atom iod yang mudah Penetapan kandungan lembab granul
bergerak.Susut pengeringan pati biji kering sangatlah penting. Kandungan
cempedak sebesar 9,6% hal ini telah lembab yang tinggi dapat menyebabkan
memenuhi persyaratan pati pada FI Ed. IV tablet sumbing atau melekat pada
yaitu tidak lebih dari 15%. permukaan punch tablet dan stabilitas
kimia buruk akibat terjadi hidrolisis,
B. Hasil Evaluasi Granul bahkan jika terlalu lembab maka granul
akan ditumbuhi mikroba dan jamur. Granul
Sebelum massa granul dicetak menjadi yang lewat kering dapat mengakibatkan
tablet umumnya harus melalui serangkaian kekerasan dan friabilitas tablet yang buruk.
evaluasi. Hal ini penting dilakukan untuk Persyaratan kandungan lembab granul

J. Trop. Pharm. Chem. 2012. Vol 2. No. 1. 53


Pengaruh Penggunaan Pati Biji Cempedak (Arthocarpus Champeden Lour) Sebagai Bahan Pengikat Terhadap
Sifat Fisik Tablet Parasetamol Secara Granulasi Basah

dalam pembuatan tablet secara granulasi menghasilkan banyak fines. Granul kering
basah adalah sebesar 2-4%. Hasil uji formula FB dan FC menghasilkan granul
kandungan lembab untuk formula FA yang cukup baik. Granul yang dihasilkan
sebesar 1,78%, FB sebesar 2,03% dan FC cukup kuat, tidak rapuh dan ketika
sebesar 2,61%. Granul kering formula FA diekstruksikan melalui ayakan mesh 20
memiliki kandungan lembab yang rendah fines yang dihasilkan sedikit, sehingga
sehingga granul yang dihasilkan dapat diketahui bahwa formula FB dan FC
friabilitasnya buruk. Ketika diekstrusikan menghasilkan granul yang baik.
melalui ayakan mesh 20, maka

Tabel 3. Data Hasil Evaluasi Granul


Formula Waktu Alir (detik) Kandungan Lembab (%)
FA 2,2 1,78
FB 1,9 2,03
FC 1.5 2,61
Persyaratan 100 g granul < 10 2-4
25 g granul < 2,5

Tabel 4. Data Hasil Evaluasi Tablet


Keseragaman Keseragaman ukuran Kekerasan Waktu
Formula
bobot Diameter (mm) Tebal (mm) (kg/cm2) hancur
FA A1= 4,99%
1 menit 40
A2= 4,29% 8 5 3,8
detik
B = 4,99%
FB A1 = 4,33%
3 menit 13
A2 = 3,98% 8 5 4,3
detik
B = 4,33%
FC A1 = 3,94%
4 menit 27
A2 = 3,74% 8 5 5,6
detik
B = 3,94%
Persyaratan A= 7,5% B= 15% 4/3xtebal ≤ D ≤ 3xtebal 4-8 ≤ 15 menit
Keterangan Memenuhi Memenuhi
Memenuhi Syarat Memenuhi Syarat
Syarat Syarat

Hasil Evaluasi Tablet persyaratan yang ditetapkan dalam FI Ed.


IV, sedangkan untuk uji kekerasan
Untuk menjamin keseragaman, bukan memang tidak dicantumkan dalam FI Ed.
hanya penampilannya saja tetapi juga IV, tetapi kekerasan ini penting karena
keseragaman kualitasnya, maka perlu harus dapat menjamin keutuhan tablet
dilakukan evaluasi sifat fisik tablet, yaitu selama penanganan sampai ke konsumen.
uji keseragaman bobot, uji keseragaman Hasil yang diperoleh untuk uji kekerasan
ukuran, uji kekerasan dan uji waktu hancur tablet mengikuti persyaratan yang terdapat
tablet, karena sifat fisik dari tablet sangat pada Pharmaceutical Technology
mempengaruhi biofarmasetika dan Fundamental Pharmaceutics.
bioavailabilitas dari sistem tablet.
1. Keseragaman bobot tablet
Hasil evaluasi sifat fisik tablet yang
meliputi keseragaman bobot, ukuran dan Pada tablet yang didesain mengandung
waktu hancur tablet dapat dilihat pada sejumlah obat di dalam formula, berat
Tabel 4, hasil yang diperoleh mengikuti tablet yang dibuat harus diuji

J. Trop. Pharm. Chem. 2012. Vol 2. No. 1. 54


Pengaruh Penggunaan Pati Biji Cempedak (Arthocarpus Champeden Lour) Sebagai Bahan Pengikat Terhadap
Sifat Fisik Tablet Parasetamol Secara Granulasi Basah

keseragamnya, tujuannya selain untuk tablet oral yang biasanya berdiameter 3/16
mendapatkan keseragaman bobot yang – ½ inci (1) dan juga memenuhi
baik, uji keseragaman bobot juga dapat persyaratan tablet pada umumnya yang
menentukan keseragaman isi/kandungan biasanya berukuran 5-17 mm. Tujuan dari
bahan obat dalam tablet dan memastikan uji keseragaman ukuran adalah untuk
bahwa setiap tablet mengandung jumlah memastikan jumlah bahan obat yang
obat yang tepat. Tablet harus memiliki diisikan ke dalam cetakan dan tekanan
keseragaman bobot yang baik yaitu dengan yang digunakan waktu proses kompresi
memiliki standar deviasi yang ditetapkan seragam.
dalam FI Ed. IV, selain itu syarat lain yang
harus dipenuhi agar tablet dikatakan Tablet parasetamol formula FA, FB dan FC
seragam adalah mempunyai koefisien memiliki ukuran yang sama, yaitu diameter
variasi kurang dari 5% (1). Tablet dengan 8 mm dan tebal 5 mm. Hasil uji
kandungan zat aktif 100-200 mg maka keseragaman ukuran tablet parasetamol
bobot yang dapat dibuat adalah 150-300 formula FA, FB dan FC memenuhi
mg (1). persyaratan keseragaman ukuran menurut
FI Ed. IV, yaitu keseragaman ukuran
Tablet parasetamol formula FA memiliki tablet, kecuali dinyatakan lain, diameter
bobot rata-rata 284,2 mg, formula FB tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak
288,5 mg, dan formula FC 299,8 mg. Hasil kurang dari 1 1/3 kali tebal tablet.
uji keseragaman bobot tablet parasetamol
formula FA, FB dan FC memenuhi 3. Uji kekerasan tablet
persyaratan yang terdapat pada FI Ed. IV,
yaitu tidak boleh lebih dari 2 tablet yang Uji kekerasan tablet dilakukan untuk
masing-masing bobotnya menyimpang dari mengetahui kekerasan tablet. Tablet harus
bobot rata-ratanya lebih besar dari 7,5 % mempunyai kekuatan atau kekerasan
dan tidak boleh satu tablet pun yang tertentu serta tahan atas kerenyahan agar
bobotnya menyimpang dari bobot rata- dapat bertahan terhadap berbagai
ratanya lebih dari 15 %. guncangan mekanik pada saat pembuatan,
pengepakan, dan pengapalan. Selain itu
2. Keseragaman ukuran tablet tablet juga harus dapat bertahan terhadap
perlakuan berlebihan oleh konsumen.
Ketebalan yang diinginkan dalam tablet Kekerasan tablet yang cukup serta tahan
harus diperhitungkan terhadap volume dari penyerbukan dan kerenyahan merupakan
bahan yang diisikan ke dalam cetakan, persyaratan penting bagi penerimaan
diameter cetakan dan besarnya tekanan konsumen (1).
untuk menekan bahan isian. Untuk
mendapatkan tablet yang seragam diameter Kekerasan dinyatakan dalam satuan kg dari
dan tebalnya harus dilakukan pengawasan, tenaga yang dibutuhkan untuk memecah
yaitu dengan melakukan pengukuran tablet. Kekerasan untuk tablet secara umum
sampel supaya meyakinkan bahwa yaitu 4-8 kg.
diameter dan ketebalannya sudah sesuai.
Kekerasan tablet dipengaruhi oleh
Tablet harus memiliki keseragaman ukuran perbedaan massa granul yang mengisi die
yang baik yaitu dengan memenuhi pada saat pencetakan tablet dan tekanan
persyaratan tablet pada FI Ed. IV, selain itu kompresi. Komposisi, homogenitas
juga harus memenuhi persyaratan umum campuran bahan-bahan yang akan dicetak,

J. Trop. Pharm. Chem. 2012. Vol 2. No. 1. 55


Pengaruh Penggunaan Pati Biji Cempedak (Arthocarpus Champeden Lour) Sebagai Bahan Pengikat Terhadap
Sifat Fisik Tablet Parasetamol Secara Granulasi Basah

kecepatan aliran massa ke dalam mesin Waktu hancur tablet parasetamol formula
cetak serta perubahan tekanan pencetakan FA, FB dan FC berbeda. Formula FA
mempengaruhi kekerasan tablet yang memiliki waktu hancur 1 menit 40 detik,
dihasilkan. Selain itu, berbedanya nilai formula FB 3 menit 13 detik dan formula
kekerasan juga dapat diakibatkan oleh FC 4 menit 27 detik. Berdasarkan hasil uji
variasi jenis dan jumlah bahan tambahan waktu hancur tersebut, maka dapat
yang digunakan pada formulasi. Bahan diketahui bahwa ketiga formula tablet
pengikat adalah contoh bahan tambahan tersebut telah memenuhi persyaratan waktu
yang bisa menyebabkan meningkatnya hancur pada FI Ed. IV, yaitu waktu hancur
kekerasan tablet bila digunakan terlalu untuk tablet tidak bersalut tidak lebih dari
pekat (1). Tablet parasetamol formula FA 15 menit.
memiliki kekerasan 3,8 Kg/cm2, formula
FB 4,3 Kg/cm2, formula FC 5,6 Kg/cm2. C. Analisis Data
Hasil uji kekerasan tablet menunjukkan
bahwa tablet formula FA tidak memenuhi Data sifat fisik tablet parasetamol yang
persyaratan, karena memiliki kekerasan diperoleh dianalisis dengan analisis
kurang dari persyaratan kekerasan tablet, statistika deskriptif dan inferensial/induktif.
yaitu 4-8 Kg/cm2. Statistik deskriptif merupakan kegiatan
mulai dari pengumpulan data sampai
4. Uji waktu hancur tablet mendapatkan informasi dengan jalan
menyajikan dan menganalisis data yang
Tablet umumnya diformulasi dengan suatu telah dikumpulkan untuk menggambarkan
disintegran yang akan menyebabkan tablet karakteristik sifat fisik tablet.
pecah dan hancur dalam air dan cairan
lambung. Faktor-faktor yang Data hasil evaluasi tablet yang diperoleh
mempengaruhi disintegrasi tablet antara terlebih dahulu diuji normalitasnya dengan
lain sifat fisik dan kimia granul, kekerasan, uji Kolmogorov-Smirnov untuk mengetahui
porositas dan bahan disintegran yang apakah data telah terdistribusi normal atau
digunakan. tidak dan uji homogenitas varian apakah
varian homogen atau tidak. Bila data
Uji waktu hancur tidak menyatakan secara terdistribusi normal dan homogen, maka
langsung bahwa tablet atau bahkan zat aktif dilanjutkan dengan uji statistik parametrik
terlarut sempurna. Berdasarkan hasil analisis varian (ANAVA) satu jalan dengan
penelitian uji waktu hancur dapat menggunakan Statistical Process and
ditetapkan bahwa hubungan antara Service Solution (SPSS) for window versi
disintegrasi dan kelarutan (disolusi) tidak 16.0 dengan taraf kepercayaan 95% untuk
seharusnya diterima begitu saja. Akan mengetahui apakah data tersebut memiliki
tetapi karena kelarutan obat dari pecahan- perbedaan bermakna antar formula tablet.
pecahan (partikel atau granul) tablet Setelah uji ANAVA satu jalan dilanjutkan
tampaknya mengontrol sebagian atau uji LSD untuk mengetahui perbedaan
seluruh obat yang ada di dalam darah, antara formula tablet. Hasil uji ANAVA
disintegrasi tetap dipakai sebagai petunjuk satu jalan akan menunjukkan perbedaan
dalam pembuatan formula optimum tablet, yang bermakna jika p<0,05 dan berbeda
serta sebagai uji control dalam proses tidak bermakna jika p>0,05.
untuk menjamin keseragaman antar tablet
(1)

J. Trop. Pharm. Chem. 2012. Vol 2. No. 1. 56


Pengaruh Penggunaan Pati Biji Cempedak (Arthocarpus Champeden Lour) Sebagai Bahan Pengikat Terhadap
Sifat Fisik Tablet Parasetamol Secara Granulasi Basah

1. Keseragaman bobot tablet Hasil uji ANAVA satu jalan diperoleh


hasil yang signifikan. Hal ini ditunjukkan
Data hasil uji keseragaman bobot yang dengan nilai signifikan 0,000 yang berarti
diperoleh terlebih dahulu diuji lebih kecil dari 0,05, sehingga bisa
normalitasnya dengan uji Kolmogorov- disimpulkan bahwa keseragaman bobot
Smirnov untuk mengetahui distribusi data tiap formula memang terdapat perbedaan
dan uji homogenitas varian. Hasil uji yang bermakna. Kemudian dilanjutkan
memperlihatkan data terdistribusi normal dengan uji LSD, hasil uji LSD
dengan nilai sebesar 0,560 (0,560>0,05). keseragaman bobot antar formula dapat
Hasil uji homogenitas varian diperoleh dilihat pada Tabel 5.
hasil signifikan 0,561 yang berarti varian
homogen (0,561>0,05).

Tabel 5. Hasil Uji LSD Keseragaman Bobot Tablet

P (signifikansi)
FA FB FC
*
FA 0,049 0,000*
FB 0,000*
FC
Keterangan:
* = berbeda bermakna (p < 0,05)
= tidak dibandingkan

Hasil uji LSD keseragaman bobot antar keseragaman yang paling baik
formula tablet menunjukkan bahwa dibandingkan dengan formula yang lain.
terdapat perbedaan bermakna antara
formula FA dengan formula FB karena 2. Keseragaman ukuran tablet
memiliki nilai signifikan 0,049
(0,049<0,05), formula FA dengan formula Diameter dan tebal rata-rata tablet
FC terdapat perbedaan yang bermakna parasetamol formula FA, FB dan FC
karena memiliki nilai signifikan 0,000 adalah sama yaitu 8 mm dan 5 mm, dengan
(0,000<0,05) dan formula FB dengan standar deviasi yang sama yaitu 0. Hasil
formula FC terdapat perbedaan yang yang didapat menunjukkan bahwa ketiga
bermakna karena memiliki nilai signifikan formula tablet parasetamol tersebut
0,000 (0,000<0,05). Terjadinya perbedaan memiliki standar deviasi yang kecil, berarti
yang bermakna ini dikarenakan masing- ketiga formula memiliki keseragaman
masing formula memiliki % penyimpangan ukuran yang baik.
yang berbeda. Dilihat dari %
penyimpangannya, maka tablet Ketiga formula tablet parasetamol memiliki
parasetamol dengan formula FC memiliki varian yang sama yaitu 0, maka tidak perlu
% penyimpangan yang terkecil yaitu A1= dilakukan uji varian. Sehingga dapat
3,94%, A2= 3,74%, formula FB yaitu A1= disimpulkan antara tablet parasetamol
4,33%, A2= 3,98% sedangkan FA yaitu formula FA, FB dan FC tidak memiliki
A1= 4,99%, A2= 4,29%. Sehingga dapat perbedaan yang bermakna dalam hal
diketahui bahwa formula FC memiliki keseragaman ukuran.

J. Trop. Pharm. Chem. 2012. Vol 2. No. 1. 57


Pengaruh Penggunaan Pati Biji Cempedak (Arthocarpus Champeden Lour) Sebagai Bahan Pengikat Terhadap
Sifat Fisik Tablet Parasetamol Secara Granulasi Basah

3. Uji kekerasan tablet yang berarti lebih kecil dari 0,05, sehingga
bisa disimpulkan bahwa kekerasan tablet
Data hasil uji kekerasan tablet dianalisis tiap formula memang berbeda bermakna.
dengan uji ANAVA satu jalan, dan Hasil uji LSD kekerasan tablet formula FA,
diperoleh hasil yang signifikan. Hal ini FB dan FC dapat dilihat pada Tabel 6.
ditunjukkan dengan nilai signifikan 0,000
Tabel 6. Hasil Uji LSD Kekerasan Tablet
P (signifikansi)
FA FB FC
FA 0,026* 0,000*
FB 0,000*
FC
Keterangan:
* = berbeda bermakna (p < 0,05)
= tidak dibandingkan

Hasil uji LSD kekerasan tablet antar 4. Uji waktu hancur tablet
formula tablet menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan bermakna antara Data hasil uji kekerasan tablet dianalisis
formula FA dengan formula FB karena dengan uji ANAVA satu jalan, dan
memiliki nilai signifikan 0,026 (0,026 < diperoleh hasil yang signifikan. Hal ini
0,05), formula FA dengan formula FC ditunjukkan dengan nilai signifikan 0,000
terdapat perbedaan yang bermakna karena yang berarti lebih kecil dari 0,05, sehingga
memiliki nilai signifikan 0,000 bisa disimpulkan bahwa kekerasan teblet
(0,000<0,05) dan formula FB dengan tiap formula memang berbeda nyata. Hasil
formula FC terdapat perbedaan yang uji LSD waktu hancur antar formula dapat
bermakna karena memiliki nilai signifikan dilihat pada Tabel 7.
0,000 (0,000<0,05).
Tabel 7. Hasil Uji LSD Waktu Hancur Tablet
P (signifikansi)
FA FB FC
FA 0,000* 0,000*
FB 0,000*
FC
Keterangan:
* = berbeda bermakna (p < 0,05)
= tidak dibandingkan

Hasil uji LSD waktu hancur antar formula yang bermakna karena memiliki nilai
tablet menunjukkan bahwa terdapat signifikan 0,000 (0,000<0,05).
perbedaan bermakna antara formula FA
dengan formula FB karena memiliki nilai Setelah dilakukan uji statistik
signifikan 0,000 (0,000<0,05), formula FA menggunakan ANAVA dengan taraf
dengan formula FC terdapat perbedaan kepercayaan (signifikansi penelitian) α =
yang bermakna karena memiliki nilai 0,05 maka terlihat ada perbedaan pada
signifikan 0,000 (0,000<0,05) dan formula variasi keseragaman bobot, kekerasan
FB dengan formula FC terdapat perbedaan tablet dan variasi waktu hancur antara
tablet parasetamol formula FA, FB dan FC.

J. Trop. Pharm. Chem. 2012. Vol 2. No. 1. 58


Pengaruh Penggunaan Pati Biji Cempedak (Arthocarpus Champeden Lour) Sebagai Bahan Pengikat Terhadap
Sifat Fisik Tablet Parasetamol Secara Granulasi Basah

Hasil dari ketiga uji fisik tersebut adalah semakin besar konsentrasi pengikat, maka
saling berhubungan dalam tahap formulasi dapat meningkatkan pembesaran ukuran
tablet, hal ini dapat dilihat dari hasil uji untuk membentuk granul sehingga dapat
statistik ini. Terdapat perbedaan antara memperbaiki sifat aliran campuran selama
variasi keseragaman bobot, kekerasan proses pembuatan.
tablet dan variasi waktu hancur tetapi tidak
ada perbedaan variasi ukuran, hal ini Meningkatnya konsentrasi bahan pengikat
menunjukkan bahwa volume cetakan dan juga mengakibatkan kekuatan granul dan
tekanan pada saat kompresi tablet telah kekuatan tablet meningkat. Selama proses
seragam, tetapi bobot tablet, kekerasan dan granulasi basah, pengikat membentuk
waktu hancur tablet yang dihasilkan masih matriks internal. Akibatnya kekuatan
bervariasi. granul dan kekuatan tablet meningkat jika
konsentrasi pengikat meningkat dalam
Diameter tablet formula FA, FB dan FC formulasi. Jika konsentrasi pengikat
relatif konstan karena digunakannya punch meningkat, maka waktu hancur granul dan
dan die yang sama, begitu juga dengan tablet meningkat.
ketebalan tablet. Ketiga formula
menunjukkan keseragaman ukuran tablet Ikatan intragranular (dibentuk selama
yang hampir sama. Hal ini menunjukkan pengeringan granul) yang tidak pecah
bahwa pada formulasi tablet parasetamol, selama pengempaan, kohesi partikel dan
bahan pengikat memiliki daya ikat pengikat, dan adhesi pengikat-pembawa
terhadap massa tablet parasetamol, adalah jenis ikatan yang berkontribusi pada
sehingga dihasilkan tablet dengan ukuran kekuatan tablet (2).
relatif sama.
Variasi dalam perbandingan granul kecil,
Perbedaan variasi keseragaman bobot, granul besar dan variasi dalam besaran dari
kekerasan dan waktu hancur ini perbedaan ukuran granul mempengaruhi
disebabkan oleh perbedaan konsentrasi cara pengisian ruang celah antara partikel-
pengikat pati biji cempedak, distribusi partikel. Jadi, walaupun volume
ukuran granul dan sifat alir granul yang sebenarnya dalam die pada dasarnya sama,
kurang baik pada saat prakompresi. perbandingan (proporsi) partikel besar dan
kecil yang berbeda dapat mengubah bobot
Perbedaan penggunaan konsentrasi bahan isi dalam tiap die. Adanya perbedaan
pengikat pati biji cempedak sangat ukuran granul dapat menimbulkan variasi
berpengaruh terhadap sifat fisik granul dan persentase bobot yang tinggi, juga
sifat fisik tablet. Makin besar konsentrasi mempengaruhi kekerasan dan waktu
pati biji cempedak, maka makin cepat hancur tablet.
waktu alir granul. Hal ini disebabkan
karena semakin tinggi konsentrasi pengikat Sifat alir mempengaruhi proses pengisian
maka massa granul yang dihasilkan cetakan (die). Bila aliran kurang baik,
semakin baik, yaitu memberikan bentuk granul cenderung bergerak kembang
granul yang bulat atau tidak beraturan kempis melalui alat pengisi, sehingga
(hampir bulat) dengan permukaan yang beberapa cetakan tidak terisi dengan
halus sehingga mudah untuk mengalir. sempurna. Hal ini menyebabkan terjadinya
Peranan pengikat adalah untuk variasi bobot, kekerasan dan waktu hancur.
memberikan kohesivitas yang diperlukan Daya alir yang kurang baik ini dapat
untuk mengikat partikel-partikel padat, disebabkan oleh perbedaan ukuran partikel,

J. Trop. Pharm. Chem. 2012. Vol 2. No. 1. 59


Pengaruh Penggunaan Pati Biji Cempedak (Arthocarpus Champeden Lour) Sebagai Bahan Pengikat Terhadap
Sifat Fisik Tablet Parasetamol Secara Granulasi Basah

getaran atau gerak mencampur dari pada konsentrasi 8% dan 10%. Pada
peralatan untuk memperbaiki aliran konsentrasi 8% menghasilkan tablet
mungkin menginduksi pemisahan dari dengan bobot rata-rata 288,5 mg (%
partikel-partikel. Partikel yang lebih besar penyimpangan 4,33%), kekerasan
cenderung akan mengalir ke atas, tablet 4,3 Kg/cm2 dan waktu hancur 3
sedangkan partikel kecil mengalir ke menit 13 detik. Pada konsentrasi 10%
bawah. Ukuran partikel tidak hanya dapat menghasilkan tablet dengan bobot rata-
menyebabkan perubahan berat serta variasi rata 299,8 mg (% penyimpangan
berat dari tablet, tetapi dapat juga 3,94%), kekerasan tablet 5,6 Kg/cm2
menimbulkan ketidakseragaman isi atau dan waktu hancur 4 menit 27 detik.
kandungan, karena distribusi obat sering
tidak merata antara partikel besar dan kecil. B. Saran
Selain itu, daya alir yang kurang baik ini
juga disebabkan oleh penambahan bahan Pada penelitian dan pengembangan
pelicin (glidant) pada granul yang tidak selanjutnya sebaiknya dilakukan penelitian
homogen. lebih lanjut, yaitu:
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1) Mengoptimalkan proses pembuatan pati
penggunaan bahan pengikat pati biji biji cempedak, sehingga menghasilkan
cempedak dengan berbagai konsentrasi pati biji cempedak yang baik dan
sangat mempengaruhi sifat fisik tablet. selanjutnya dapat dikembangkan
Pada penelitian ini digunakan pengikat pati menjadi bahan tambahan sediaan
biji cempedak dengan konsentrasi formula farmasi.
FA 6%, formula FB 8% dan formula FC 2) Meneliti lebih lanjut kemampuan pati
10%. Hasil evaluasi granul dan evaluasi biji cempedak sebagai bahan pengikat
tablet dari formula tablet dengan ketiga pada pembuatan tablet dengan
konsentrasi pengikat tersebut, maka dilanjutkan sampai optimasi pembuatan
formula yang menghasilkan granul dan tablet, uji disolusi dan uji ketersediaan
tablet yang paling baik dan memenuhi hayati.
persyaratan tablet adalah formula dengan
konsentrasi pengikat 10%, yaitu formula UCAPAN TERIMA KASIH
FC.
Kami mengucapkan terima kasih kepada
KESIMPULAN DAN SARAN Koordinator Kopertis Wilayah XI
Kalimantan yang telah membiayai
A. Kesimpulan penelitian ini melalui DIPA Kopertis
Wilayah XI tahun anggaran 2010.
1) Dari penelitian ini dapat disimpulkan
bahwa pati biji cempedak dapat DAFTAR PUSTAKA
digunakan sebagai bahan pengikat
dalam pembuatan tablet parasetamol 1. Lachman L., Herbert A.L., and Joseph
secara granulasi basah. Semakin tinggi L.K. 1986. The Theory and Practice of
konsentrasi pati biji cempedak yang Industrial Pharmacy. Philadelphia:
digunakan, maka sifat fisik tablet yang Lea & Febiger.
dihasilkan semakin baik. 2. Siregar, C. J. P., 2010. Teknologi
2) Pati biji cempedak dapat digunakan Farmasi Sediaan Tablet. Jakarta:
sebagai bahan pengikat tablet dan Penerbit Buku Kedokteran.
memberikan sifat fisik tablet yang baik

J. Trop. Pharm. Chem. 2012. Vol 2. No. 1. 60


Pengaruh Penggunaan Pati Biji Cempedak (Arthocarpus Champeden Lour) Sebagai Bahan Pengikat Terhadap
Sifat Fisik Tablet Parasetamol Secara Granulasi Basah

3. Agoes, G. 2008. Pengembangan heterophyllus Lamk.) Sebagai Bahan


Sediaan Farmasi. Bandung: Penerbit Pembantu. JSTF. Vol. 12 no. 2.
ITB. 7. Erna, Y., Widyastuti. 1993. Nangka
4. Wade, A dan Weller, P.J (eds).1994. dan Cempedak, Ragam, Jenis dan
Handbook of pharmaceutical Pembudidayaan. Jakarta: Penebar
excipient. 2nd ed. Washington: Swadaya.
American Pharmaceutical Association. 8. Anshari, H., Olenka, D., Marliana, M.
5. Jufri, M., Dewi, R., Ridwan, A., Firli. 2010. Pemanfaatan Biji Cempedak
2006. Studi Kemampuan Pati Biji Sebagai Alternatif Pengganti Tepung
Durian Sebagai Bahan Pengikat Terigu Dengan Kualitas dan Gizi
Dalam Tablet Ketoprofen Secara Tinggi. Laporan Penelitian Program
Granulasi Basah. MIK. Vol. III no. 2. Kreativitas Mahasiswa. Universitas
Hal. 78-86 Negeri Malang. Malang.
6. Firmansyah, Deswita, Y., Ben, E.S. 9. Anonim. 1995. Farmakope Indonesia.
2007. Ketersediaan Hayati Tablet Edisi IV. Jakarta: Departemen
Parasetamol Dengan Menggunakan Kesehatan Republik Indonesia.
Pati Nangka (Arthocarpus

J. Trop. Pharm. Chem. 2012. Vol 2. No. 1. 61

You might also like