Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

RISK ASSESSMENT KECELAKAAN KERJA PADA UNIT WINDIN

PT. KUSUMAPUTRA SANTOSA, KARANGANYAR, JAWA TENGAH

Cici Levina Tyastanti dan Y. Denny Ardyanto


Departemen Kesehatan Dan Keselamatan Kerja
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga
Email: tyastanti@ymail.com

ABSTRACT
Winding is one of the stage in the production process which be found in some of machines and totally workers be in contact
with the machines and materials from process spinning have a risk in high work accident. There fore it is needed to be
implement of risk assessment be basic in planning recovery accident. This study was conducted to assess re-identification
of danger and risk controller in the proses of production units winding. This study is including descriptive observasional
study in the manner of approach cross sectional. Primary data was collected by means of observation and interview. Object
of this research came from of the production process winding PT. Kusumaputra Santosa, Karanganyar, Jawa Tengah. All
data collected will be captured and presented in table then the result of processing data will be analyzed in narative. The
result showed that risk assessment conducted by PT. Kusumaputra Santosa, Karanganyar, Jawa Tengah not effective. Risk
assessment from production process winding obtained the result of hazard identification found as 27 potensial hazard
and 25 risk, analysis and evaluaction of occuptional risk from the proses of production units winding showed that a high
level of risk amount to 7, the level of medium risk as 18. Residual risk process of production units winding obtained 16
residual risk from 25 of all.

Keywords: yarn, risk assessment, winding

ABSTRAK
Winding adalah salah satu tahapan pada proses produksi yang terdapat beberapa mesin dan jumlah pekerja yang
berhubungan dengan mesin dan bahan hasil pemintalan yang mempunyai risiko kecelakaan kerja yang tinggi. Oleh karena
itu diperlukannya pelaksanaan risk assessment yang merupakan kunci dalam perencanaan pemulihan kecelakaan. Penelitian
ini dilakukan untuk menilai ulang identifikasi bahaya dan pengendalian risiko pada proses produksi unit winding. Penelitian
ini termasuk penelitian deskriptif observasional dengan pendekatan cross sectional. Data primer dikumpulkan dengan
cara observasi dan wawancara. Objek penelitian ini adalah pekerjaan pada proses produksi unit winding PT. Kusumaputra
Santosa, Karanganyar, Jawa Tengah. Data yang diambil dan dikumpulkan disajikan dalam bentuk tabel kemudian hasil
pengolahan data yang ada dianalisis dalam bentuk narasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa risk assessment yang
dilakukan oleh PT. Kusumaputra Santosa, Karanganyar, Jawa Tengah belum efektif. Risk assessment pekerjaan pada proses
produksi unit winding didapatkan hasil dengan rincian hasil identifikasi bahaya ditemukan sebanyak 27 potensi bahaya
dan 25 risiko, analisis dan evaluasi risiko pekerjaan pada proses produksi unit winding menunjukkan bahwa tingkat risiko
tinggi berjumlah 7 risiko, tingkat risiko sedang sebanyak 18 risiko. Residual risk pekerjaan pada proses produksi unit
winding didapatkan 16 residual risk dari total 25 risiko yang ada.

Kata kunci: benang, risk assessment, winding

PENDAHULUAN yang dapat terjadi di Perusahaan Tekstil misalnya


Risiko adalah peluang atau sesuatu hal yang tertimpa bahan baku kapas, terjepit mesin, terlindas
berpeluang untuk terjadinya kematian, kerusakan kereta pengangkut, tersengat listrik, kelelahan karena
atau sakit yang dihasilkan karena bahaya. Risiko kegiatan yang monoton dan ketulian akibat paparan
merupakan sesuatu yang sering melekat dalam dari kebisingan yang dihasilkan oleh suara mesin
aktivitas. Kegiatan apapun yang kita lakukan pasti yang sebagian besar tingkat kebisingannya melebihi
memiliki potensi bahaya (Suardi, 2007). 85dB. Debu dari bahan baku kapas dan cotton yang
Risiko bahaya yang dapat menyebabkan mempunyai efek terhadap kesehatan para pekerja
kecelakaan kerja itu kemungkinan disebabkan khususnya gangguan fungsi paru.
karena berbagai faktor, termasuk manusia, peralatan Asia Selatan pernah terjadi kecelakaan di
atau mesin, bahan baku, dan lingkungan. Bahaya industry tekstil dan garmen. Kejadian kecelakaan di

128
Cici dan Denny, Risk Assessment Kecelakaan Kerja… 129

perusahaan tekstil atau garmen terjadi di Bangladesh dengan muatan sliver yang banyak. Unit Roving
yaitu kebakaran pabrik pada tanggal 24 Februari potensi bahaya yang mungkin terjadi yaitu, tangan
2006 yang menyebabkan 51 pekerja tewas dan bisa masuk ke dalam putaran mesin roving, terjepit
ratusan lainnya mengalami cedera serius. Kejadian di tube silinder, kalo sedang masang roving, atau
tersebut diakibatkan oleh buruknya standar keamanan kepala terantuk. Unit ring frame potensi bahaya
yang menyebabkan sering terjadi kecelakaan di yang mungkin terjadi yaitu, tangan terjepit mesin
pabrik-pabrik garmen. Negara Indonesia juga pernah ring frame. Jilbab atau rambut tertarik oleh mesin
terjadi kejadian kebakaran di pabrik garmen yaitu ring frame, panas, bising, kejatuhan roving yang
kejadian kebakaran di gudang kapas pabrik garmen berada di atas mesin ring frame. Unit winding
PT. Bintara Bandung pada tanggal 2 September 2008. potensi bahaya yang mungkin terjadi yaitu, tangan
Kebakaran ini menyebabkan satu orang terluka, bisa masuk ke dalam lubang mesin winding, tersayat
pemicu kebakaran disebabkan oleh ledakan tabung pada waktu menarik benang yang akan dimasukkan
gas yang terdapat pada gudang tersebut. Daerah Jawa ke dalam mesin winding. Pekerja yang kurang
Barat, kejadian kecelakaan di pabrik tekstil juga tinggi, saat mengganti paper cone posisi pekerja
beberapa kali terjadi, yaitu pada tanggal 11 Februari memaksa atau tidak ergonomi. Unit packing potensi
2009 pabrik tekstil PT Politek di kawasan Batujajar, bahaya yang mungkin terjadi yaitu, tenaga kerja
Bandung, Jawa Barat hangus terbakar, kemudian yang bertugas mengambil paper cone dengan kereta
data kecelakaan kecelakaan kerja terbakarnya dorong bisa terpeleset. Tenaga kerja yang menyusun
gudang penyimpanan benang ekspor yang letaknya tumpukan benang secara manual bisa terjatuh dari
persis di sebelah gedung spinning milik sebuah tangga. Kaki terkilir pada waktu memasukkan
pabrik tekstil di Sumedang, Jawa Barat pada benang ke plastik.
12 Februari 2010 hingga menimbulkan ledakan dan Upaya yang dapat dilakukan perusahaan
pada 6 April 2010 kecelakaan kerja terjadi di Pabrik untuk mencegah kecelakaan akibat kerja dapat
tekstil PT Ever Fhinetex di Cibinong, Bogor, Jawa direncanakan, dilakukan dan di tinjau ulang dengan
Barat hingga terjadi peledakan yang menyebabkan melakukan studi karakteristik tentang kecelakaan
delapan karyawan terluka, selain itu ledakan itu agar upaya pencegahan dan pengendaliannya
merusak bangunan di sekitar pabrik (Listyowati, dapat dipilih melalui pendekatan yang paling
2010). tepat. Analisis tentang kecelakaan dan risikonya
Industri tekstil merupakan industri penghasil dilakukan atas dasar pengenalan atau identifikasi
kain yang di dalam prosesnya terdapat beberapa bahaya di lingkungan kerja dan pengukuran bahaya
tahapan. Salah satu bagian dari tahapan itu yaitu di tempat kerja. Secara garis besar ada empat faktor
spinning (pemintalan), yang di dalamnya terdapat utama yang mempengaruhi kecelakaan yaitu faktor
10 unit yaitu blowing, carding, pre drawing, lap manusia, alat atau mesin, material dan lingkungan
former, combing, drawing, roving, ring frame, (Suma’mur, 2009).
winding dan packing. Kesepuluh unit tersebut Risk assessment adalah upaya yang dilakukan
mempunyai potensi bahaya yang berbeda-beda yang untuk menentukan besarnya suatu risiko dengan
dapat menyebabkan kecelakaan kerja. cara mengontrol sistem pengukuran, pengamatan,
Potensi bahaya yang terdapat di departemen dan surveilance yang nantinya dapat disarankan
spinning yaitu unit blowing dan blendomart potensi untuk menjaga keselamatan tenaga kerja dari potensi
bahaya yang mungkin terjadi yaitu, tangan terpelintir bahaya tersebut (Siswanto, 2009). Risk assessment
pada waktu mencabik-cabik kapas. Tangan terjepit dapat menghasilkan nilai besarnya suatu risiko
mesin blendomart terutama saat mekanik servis. bahaya yang terdapat di tempat kerja sehingga
Unit carding potensi bahaya yang mungkin terjadi dapat dijadikan pertimbangan dalam melakukan
yaitu, terjepit can (alat yang digunakan sebagai pencegahan yang sesuai dengan besarnya risiko
tempat wadah sliver, berbentuk seperti tabung), bahaya tersebut (Ramli, 2010).
tangan terjepit mesin carding. Unit pre drawing Proses identifikasi bahaya salah satu proses dari
potensi bahaya yang mungkin terjadi yaitu, terjepit risk assessment yang merupakan langkah dalam
mesin drawing, terjepit can. Unit combing potensi upaya pencegahan kecelakaan di perusahaan. Proses
bahaya yang mungkin terjadi yaitu, tangan terjepit identifikasi bahaya bisa diawali salah satunya pada
mesin combing. Unit drawing potensi bahaya yang proses produksi di suatu perusahaan. Cara yang
mungkin terjadi yaitu, terjepit mesin drawing, digunakan untuk identifikasi bahaya di lingkungan
terjepit can, tangan terkilir akibat membawa can kerja, misalnya dengan melakukan inspeksi,
130 The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health, Vol. 3, No. 2 Jul-Des 2014: 128–137

informasi mengenai data kecelakaan kerja, data Mesin winding terdiri dari 3 macam yaitu muratec
penyakit akibat kerja atau absensi, laporan dari lama, muratec baru dan schalafhorst.
tim K3, P2K3, supervisor, keluhan pekerja. Hal ini Unit winding potensi bahaya yang mungkin
dimaksudkan untuk mengetahui bahaya apa yang terjadi yaitu, tangan bisa masuk ke dalam lubang
mungkin akan timbul dan tingkatan risiko dari setiap mesin winding, tersayat pada waktu menarik benang
potensi bahaya di tempat kerja kemudian perusahaan yang akan dimasukkan ke dalam mesin winding.
bisa melakukan suatu tindakan pencegahan. Pekerja yang kurang tinggi, saat mengganti cone
Pelaksanaan risk assessment sangat penting pada mesin schalafhorst posisi pekerja memaksa
peranannya untuk membuat suatu perencanaan atau tidak ergonomi. Kejadian tersebut dapat terjadi
dalam mengurangi risiko bahaya di tempat kerja, karena berbagai hal, seperti mesin yang macet
dengan berkurangnya risiko bahaya di tempat kerja, saat proses kerja berlangsung, tindakan berbahaya
maka pekerja akan merasa aman dalam bekerja dan (unsafe action), pekerja yang tidak mematuhi SOP,
bisa bekerja secara optimal. iklim kerja yang panas, dan tidak menggunakan
PT. Kusumaputra Santosa adalah salah satu APD.
industri tekstil yang berada di Karanganyar, Jawa Apabila risiko bahaya tersebut tidak dapat
Tengah sudah berdiri sejak tahun 1985 yang ditangani dengan baik maka akan menimbulkan
produksinya berupa benang dengan bahan baku kecelakaan. Kecelakaan yang pada akhirnya akan
kapas mentah yang kemudian dikirim ke PT. menimbulkan kerugian pada aset perusahaan.
Kusumahadi Santosa untuk diproses lagi menjadi Kerugian akibat kecelakaan seperti biaya untuk
kain batik. Benang yang telah diproduksi juga perawatan, kompensasi, kerusakan bangunan,
dikirim keluar kota bahkan di impor ke luar negeri. kerusakan peralatan, keterlambatan produksi, dan
PT. Kusumaputra Santosa Karanganyar dalam proses masih banyak yang lainnya.
produksinya menggunakan mesin otomatis yang Upaya pencegahan dan penanggulangan
tentunya mempunyai potensi dan risiko yang dapat terhadap risiko yang ada di tempat kerja perlu
menimbulkan kecelakaan kerja. dilakukan sehingga dibutuhkan evaluasi manajemen
Berdasarkan data kecelakaan kerja PT. risiko secara berkala. Risk assessment merupakan
Kusumaputra Santosa, Karanganyar, Jawa Tengah bagian dari manajemen risiko yang sangat penting
tahun 2013 pernah terjadi kecelakaan kerja sebanyak sebagai dasar untuk evaluasi, sehingga dapat
6 kejadian kecelakaan kerja yang diantaranya kepala diketahui tingkat risikonya dan dapat dengan segera
terbentur pintu, jari jempol memar, kawat mengenai menentukan upaya pengendalian risiko.
mata, kepala sobek, tergoresnya jari tangan pekerja Berdasarkan uraian permasalahan di atas dapat
luka pada jari telunjuk, kejatuhan peralatan kerja dipastikan bahwa pentingnya peranan perusahaan
pada lengan tangan, Data kecelakaan kerja ini, untuk meminimalkan tingkat kecelakaan kerja di unit
mengindikasikan terdapatnya potensi bahaya pada winding PT. Kusumaputra Santosa, Karanganyar,
proses pekerjaan unit winding PT. Kusumaputra Jawa Tengah. Untuk mengetahui risiko akibat
Santosa, Karanganyar, Jawa Tengah mempergunakan bahaya yang ditimbulkan dari proses produksi,
berbagai macam alat, mesin dan teknologi canggih perlu melakukan kegiatan risk assessment berupa
yang terkadang dalam pengoperasiannya dapat identifikasi, penilaian, pengendalian risiko serta
menimbulkan risiko bahaya bagi penggunanya. menilai residual risk pada pekerjaan unit winding.
Unit winding terdapat beberapa mesin dan
jumlah pekerja yang berhubungan dengan mesin dan
METODE
bahan hasil pemintalan sehingga risiko kecelakaan
kerja lebih tinggi. Proses produksi di unit winding Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif
benang di tube yang berasal dari ring frame dengan rancangan penelitian cross-sectional.
disambung menjadi satu gulungan yang ditentukan Populasi sebanyak 442 orang. Sampel sebanyak
beratnya, dengan berat rata-rata 2 kg. Gulungan 35 orang pekerja di unit winding dan 1 orang
jenis benang dibedakan pada warna cone yang petugas P2K3 Variabel yang diukur meliputi
digunakan. Satu cone merupakan kumpulan dari bahaya, identifikasi bahaya, analisis dan penilaian
risiko, pengendalian risiko dan penilaian risiko
26 sampai 28 tube benang. Unit winding merupakan
sisa. Pengumpulan data dengan menggunakan
proses produksi terakhir yang menggunakan mesin
lembar wawancara untuk para pekerja dan petugas
sebelum dilakukan pengemasan di unit packing. P2K3, serta melakukan observasi langsung dengan
menggunakan lembar JSA.
Cici dan Denny, Risk Assessment Kecelakaan Kerja… 131

HASIL
Identifikasi Bahaya
Tabel 1. Hasil Identifikasi Bahaya pada pekerjaan produksi unit winding PT. Kusumaputra Santosa,
Karanganyar, Jawa Tengah
Komponen yang dianalisa Jenis Bahaya Risiko
Mesin schlafhorst atau muratec Mekanik Cidera kaki
Listrik Kematian
Mekanik Cidera permanen
Amputasi jari
Mesin Tube Stripping Mekanik Jari tangan putus atau terluka
Mesin heat setter Fisik Stres kerja
PAK Kelainan ginjal karena kurang minum
Pekerja yang mengirim gulungan benang Ergonomi Low Back Pain
Mekanik Terpeleset
Terjatuh
Ergonomi Kelelahan otot
Mekanik Cidera kaki
Mekanik Kaki lebam atau terluka
Pekerja pada mesin Schlafhorst atau muratec Ergonomi Low Back Pain
Tangan kram
Kelelahan otot
Fisik Penurunan intensitas pendengaran
Ketulian
Mekanik Tangan terjepit mesin
Kesetrum
Ergonomi Kaki terkilir
Mekanik Cidera tangan
Mekanik Cacat permanen
Fisik ISPA
Mekanik Cidera pada kaki atau pinggul
Mekanik Stress kerja
Mekanik Stress kerja
Menggulung benang pada paper cone di mesin winding Mekanik Kaki memar atau luka lebam
Membersihkan mesin saat doffing Mekanik Cacat permanen
Mekanik Luka pada jari tangan
Mekanik Cidera pada tulang punggung, tulang ekor
Mengambil tube yang sudah bersih dari sisa benang Mekanik Kepala terbentur mesin
Memindahkan cones ke mesin heat setter Mekanik Wajah atau badan terkena uap panas
Membongkar paper paper cone dari mesin penguapan Mekanik Kaki luka

Analisis Risiko
Tabel 2. Hasil Analisis Risiko pada pekerjaan produksi unit winding PT. Kusumaputra Santosa, Karanganyar,
Jawa Tengah pekerjaan
Tingkat Risiko Berdasarkan Penilaian
Komponen yang dianalisa
Tinggi Sedang Rendah
Mesin schlafhorst atau muratec 10
Mesin Tube Stripping 8
Mesin heat setter 16
Pekerja yang mengirim gulungan benang 10
Pekerja pada mesin Schlafhorst atau muratec 16
Menggulung benang pada paper cone di mesin winding 8
Membersihkan mesin saat doffing 8
Mengambil tube yang sudah bersih dari sisa gulungan benang 8
Memindahkan cones ke mesin heat setter 12
Membongkar paper paper cone dari mesin penguapan 9
132 The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health, Vol. 3, No. 2 Jul-Des 2014: 128–137

Dasar risk assesment dari Tabel 2 adalah yang artinya kontrol yang ada diimplementasikan dan
memberikan penilaian ke dalam matriks risiko berfungsi, tetapi masih perlu ditingkatkan. Potensi
atas potensi bahaya yang telah ditunjukkan pada bahaya keenam terpapar suhu ruangan pengendalian
Tabel 1 dengan mempertimbangkan kemungkinan yang dilakukan yaitu adanya ventilasi udara, AC
terjadinya kecelakaan dari setiap potensi bahaya pada ruangan pengendalian sebesar 75% yang
yang ada (likelihood) dan tingkat keparahan dari artinya kontrol yang ada diimplementasikan dan
bahaya tersebut bila terjadi (severity). Hasil risk berfungsi, tetapi masih ada celah yang jelas yang
assesment pada pekerja unit winding yang memiliki harus diperbaiki. Potensi bahaya ketujuh posisi
nilai sedang sebanyak 18 risiko dan yang memiliki kerja mendorong pengendalian yang dilakukan yaitu
nilai tinggi sebanyak 7 risiko. bekerja dengan posisi ergonomi pengendalian sebesar
90% yang artinya kontrol yang ada diimplementasikan
Pengendalian Risiko dan berfungsi, tetapi masih perlu ditingkatkan.
Risk control adalah upaya yang dilakukan oleh Potensi bahaya kedelapan terdapat tube dan cone
perusahaan dalam mengendalikan bahaya agar tidak yang berserakan pengendalian yang dilakukan yaitu
menimbulkan kecelakaan. Pengendalian risiko menggunakan safety shose pengendalian sebesar 25%
yang dilakukan oleh PT. Kusumaputra Santosa, yang artinya tidak ada tindakan riil yang telah diambil
Karanganyar, Jawa Tengah yaitu pengendalian untuk mengimplementasikan persyaratan. Jelas bahwa
administratif dengan pemberian pergantian shift pada hal-hal tertentu dari persyaratan tidak dipahami,
pekerja, mengadakan pemeriksaan awal pada mesin intervensi spesifik harus diambil untuk memastikan
sebelum dilakukan pengoperasian, menyediakan bahwa kemajuan dibuat untuk mengimplementasikan
kantin di perusahaan, pemasangan poster tanda persyaratan. Potensi bahaya kesembilan peregangan
bahaya. Pengendalian APD dengan memberikan berlebih akibat akibat pengangkutan box tube yang
ear plug dan masker. salah pengendalian yang dilakukan yaitu bekerja
Hasil pengendalian risiko pekerjaan pada unit dengan posisi ergonomi pengendalian sebesar 75%
winding PT. Kusumaputra Santosa, Karanganyar, yang artinya kontrol yang ada diimplementasikan
Jawa Tengah adalah pekerja yang menabrak box dan berfungsi, tetapi masih ada celah yang jelas
tube pengendalian yang dilakukan yaitu meletakkan yang harus diperbaiki. Potensi bahaya kesepuluh
barang pada tempat yang sudah disediakan dengan Tertimpa box tube karena box terbanting pengendalian
nilai pengendalian sebesar 75% yang artinya kontrol yang dilakukan yaitu menggunakan safety shoes
yang ada diimplementasikan dan berfungsi. Tetapi, dengan nilai pengendalian sebesar 25% yang artinya
masih ada celah yang jelas yang harus diperbaiki. tidak ada tindakan riil yang telah diambil untuk
Potensi bahaya kedua tersengat listrik pengendalian mengimplementasikan persyaratan. Jelas bahwa
yang dilakukan yaitu mematuhi SOP dengan hal-hal tertentu dari persyaratan tidak dipahami.
nilai pengendalian sebesar 100% yang artinya Intervensi spesifik harus diambil untuk memastikan
persyaratan yang lengkap dari kontrol yang ada bahwa kemajuan dibuat untuk mengimplementasikan
dipenuhi dan ditaati dan tidak ada keraguan bahwa persyaratan. Potensi bahaya kesebelas kaki terlindas
persyaratan tersebut secara penuh diimplementasi kereta dorong pengangkut benang pengendalian
dan berfungsi. Potensi bahaya ketiga tangan terjepit yang dilakukan yaitu menggunakan safety
mesin pengendalian yang dilakukan yaitu mematuhi shoes pengendalian sebesar 25% yang artinya
SOP dan bekerja dengan hati-hati dengan nilai Tidak ada tindakan riil yang telah diambil untuk
pengendalian sebesar 90% yang artinya kontrol mengimplementasikan persyaratan. Jelas bahwa
yang ada diimplementasikan dan berfungsi, tetapi hal-hal tertentu dari persyaratan tidak dipahami.
masih perlu ditingkatkan. Potensi bahaya keempat Intervensi spesifik harus diambil untuk memastikan
benang sisa yang mudah terbakar pengendalian yang bahwa kemajuan dibuat untuk mengimplementasikan
dilakukan yaitu penyediaan APAR pengendalian persyaratan. Potensi bahaya keduabelas posisi kerja
sebesar 100% yang artinya Persyaratan yang lengkap yang salah pengendalian yang dilakukan yaitu bekerja
dari kontrol yang ada dipenuhi dan ditaati dan tidak dengan posisi ergonomi pengendalian sebesar 75%
ada keraguan bahwa persyaratan tersebut secara penuh yang artinya kontrol yang ada diimplementasikan
diimplementasi dan berfungsi. Potensi bahaya kelima dan berfungsi, tetapi masih ada celah yang jelas
tangan terjepit mesin saat memasukkan tube ke dalam yang harus diperbaiki. Potensi bahaya ketigabelas
mesin pengendalian yang dilakukan yaitu mematuhi terpajan kebisingan yang berlebih karena tidak
SOP dan bekerja hati-hati pengendalian sebesar 90% memakai ear plug pengendalian yang dilakukan yaitu
Cici dan Denny, Risk Assessment Kecelakaan Kerja… 133

pemberian APD ear plug pengendalian sebesar 0% satu Peregangan berlebih akibat berdiri terlalu lama
yang artinya tidak ada yang sudah dilakukan sampai pengendalian yang dilakukan yaitu pemberian waktu
dengan tanggal ini untuk mengimplementasikan istirahat pengendalian sebesar 75% yang artinya
persyaratan kontrol yang ada. Tidak ada pertimbangan kontrol yang ada diimplementasikan dan berfungsi.
implementasi dalam waktu dekat. Tetapi, masih ada celah yang jelas yang harus
Pengertian tentang persyaratan mungkin ada, diperbaiki. Potensi bahaya keduapuluh dua tertimpa/
tetapi tidak ada tindakan spesifik untuk memenuhinya. kejatuhan paper cones saat melakukan penggulungan
Potensi bahaya keempatbelas mengopearsikan karena kurang hati-hati pengendalian yang dilakukan
mesin Schlafhorst atau muratec pengendalian yang yaitu menggunakan safety shoes pengendalian sebesar
dilakukan yaitu mematuhi SOP dan penyediaan lap 25% yang artinya tidak ada tindakan riil yang telah
kering setelah cuci tangan pengendalian sebesar 75% diambil untuk mengimplementasikan persyaratan.
yang artinya kontrol yang ada diimplementasikan Jelas bahwa hal-hal tertentu dari persyaratan
dan berfungsi. Tetapi, masih ada celah yang jelas tidak dipahami. Intervensi spesifik harus diambil
yang harus diperbaiki. Potensi bahaya kelimabelas untuk memastikan bahwa kemajuan dibuat untuk
Menata gulungan benang dalam bentuk cup di lori mengimplementasikan persyaratan.
pengendalian yang dilakukan yaitu Bekerja dengan Potensi bahaya keduapuluh tiga tangan
posisi ergonomi pengendalian sebesar 75% yang terperangkap mesin pengendalian yang dilakukan
artinya Kontrol yang ada diimplementasikan dan yaitu mematuhi SOP dan bekerja hati-hati
berfungsi, tetapi masih ada celah yang jelas yang pengendalian sebesar 75% yang artinya kontrol yang
harus diperbaiki. Potensi bahaya keenambelas ada diimplementasikan dan berfungsi, tetapi masih ada
tergores cutter yang tidak disimpan pengendalian yang celah yang jelas yang harus diperbaiki. Potensi bahaya
dilakukan yaitu mematuhi SOP pengendalian sebesar keduapuluh empat tergores cutter pengendalian yang
90% yang artinya kontrol yang ada diimplementasikan dilakukan yaitu mematuhi SOP dan bekerja hati-
dan berfungsi, tetapi masih perlu ditingkatkan. hati pengendalian sebesar 75% yang artinya kontrol
Potensi bahaya ketujuhbelas terperangkap mesin saat yang ada diimplementasikan dan berfungsi, tetapi
mengoperasikan mesin tanpa wewenang pengendalian masih ada celah yang jelas yang harus diperbaiki.
yang dilakukan yaitu mematuhi SOP dan bekerja hati- Potensi bahaya keduapuluh lima Terpeleset tube
hati pengendalian sebesar 75% yang artinya kontrol dan paper cone pengendalian yang dilakukan yaitu
yang ada diimplementasikan dan berfungsi, tetapi Menggunakan safety shoes pengendalian sebesar
masih ada celah yang jelas yang harus diperbaiki. 25% yang artinya tidak ada tindakan riil yang telah
Potensi bahaya kedelapanbelas menghirup flying diambil untuk mengimplementasikan persyaratan.
waste karena tidak memakai masker pengendalian Jelas bahwa hal-hal tertentu dari persyaratan
yang dilakukan yaitu pemberian APD masker tidak dipahami. Intervensi spesifik harus diambil
pengendalian sebesar 100% yang artinya persyaratan untuk memastikan bahwa kemajuan dibuat untuk
yang lengkap dari kontrol yang ada dipenuhi dan mengimplementasikan persyaratan. Potensi bahaya
ditaati dan tidak ada keraguan bahwa persyaratan keduapuluh enam Terpeleset akibat tube yang
tersebut secara penuh diimplementasi dan berfungsi. berserakan pengendalian yang dilakukan yaitu
Potensi bahaya kesembilanbelas terpeleset menggunakan safety shoes pengendalian sebesar 25%
karena tidak memakai shoes safety pengendalian yang artinya tidak ada tindakan riil yang telah diambil
yang dilakukan yaitu menggunakan safety untuk mengimplementasikan persyaratan. Jelas bahwa
shoes pengendalian sebesar 25% yang artinya hal-hal tertentu dari persyaratan tidak dipahami.
tidak ada tindakan riil yang telah diambil untuk Intervensi spesifik harus diambil untuk memastikan
mengimplementasikan persyaratan. Jelas bahwa bahwa kemajuan dibuat untuk mengimplementasikan
hal-hal tertentu dari persyaratan tidak dipahami. persyaratan.
Intervensi spesifik harus diambil untuk memastikan Potensi bahaya keduapuluh tujuh Penguapan
bahwa kemajuan dibuat untuk mengimplementasikan agar kekuatan benang bertambah pengendalian
persyaratan. Potensi bahaya keduapuluh melakukan yang dilakukan yaitu Pemberian masker full
hal berulang durasi lama pengendalian yang dilakukan face pengendalian sebesar 25% yang artinya
yaitu pemberian waktu istirahat pengendalian sebesar tidak ada tindakan riil yang telah diambil untuk
75% yang artinya kontrol yang ada diimplementasikan mengimplementasikan persyaratan. Jelas bahwa
dan berfungsi. Tetapi, masih ada celah yang jelas hal-hal tertentu dari persyaratan tidak dipahami.
yang harus diperbaiki. Potensi bahaya keduapuluh Intervensi spesifik harus diambil untuk memastikan
134 The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health, Vol. 3, No. 2 Jul-Des 2014: 128–137

bahwa kemajuan dibuat untuk mengimplementasikan Santosa, Karanganyar, Jawa Tengah akan
persyaratan. Potensi bahaya keduapuluh delapan Kaki menunjukkan efektivitas pengendalian bahaya
kejatuhan paper cones yang sudah di uap untuk di dengan ada tidaknya residul risk dengan tingkat
kemas atau di packing pengendalian yang dilakukan risiko tertentu sehingga menunjukkan upaya
yaitu menggunakan safety shoes pengendalian sebesar perbaikan pengendalian bahaya ke depannya yang
25% yang artinya tidak ada tindakan riil yang telah perlu dilakukan untuk menurunkan tingkat risiko
diambil untuk mengimplementasikan persyaratan. hingga batas yang diterima.
Jelas bahwa hal-hal tertentu dari persyaratan Analisa residual risk dilakukan dengan
tidak dipahami. Intervensi spesifik harus diambil mengalikan selisih dari hasil penilaian penerapan
untuk memastikan bahwa kemajuan dibuat untuk dengan nilai risiko awal. Apabila hasil ≤ 1 maka
mengimplementasikan persyaratan. pengendalian dikatakan efektif sedangkan bila hasil
>1 maka terdapat residual risk dan pengendalian
Residual Risk masih perlu ditinjau ulang. Hasil analisis residual
Hasil penilaian penerapan pengendalian risiko risk menunjukkan hasil ≤ 1 = baik sebanyak 9
pada pekerjaan unit winding PT. Kusumaputra sedangkan yang menunjukkan hasil > 1 = residual
risk sebanyak 18 risiko.

Tabel 3. Residual risk pekerjaan unit winding


Potensi Bahaya Risiko Sisa Keterangan
Menabrak box tube yang ditaruh sembarangan 2 Risiko sisa
Tersengat listrik 0 Baik
Tangan terjepit mesin yang bergerak 2,4 Risiko sisa
0,8 Baik
Tangan terjepit mesin saat memasukkan tube ke dalam mesin 0,8 Baik
Terpapar dengan suhu ruangan yang tidak sesuai dengan NAB 4 Risiko sisa
4 Risiko sisa
Posisi kerja mendorong dengan posisi badan sedikit membungkuk 0,9 Baik
Terdapat tube dan cone yang berserakan 6 Risiko sisa
0 Baik
Peregangan berlebih akibat akibat pengangkutan box tube yang salah 3 Risiko sisa
Tertimpa box tube karena box terbanting 9 Risiko sisa
Kaki terlindas kereta dorong pengangkut benang 6 Risiko sisa
Posisi kerja 0,9 Baik
1,5 Risiko sisa
1,5 Risiko sisa
Terpajan kebisingan yang berlebih karena tidak memakai ear plug. 20 Risiko sisa
25 Risiko sisa
Mengopearsikan mesin Schlafhorst atau muratec 3 Risiko sisa
4 Risiko sisa
Menata gulungan benang dalam bentuk cup di lori 2,25 Risiko sisa
Tergores cutter yang tidak disimpan 0,8 Baik
Terperangkap mesin saat mengoperasikan mesin tanpa wewenang 4 Risiko sisa
Menghirup flying wate karena tidak memakai masker 0 Baik
Terpeleset karena tidak memakai shoes safety 6 Risiko sisa
Melakukan hal berulang dengan durasi lama 4 Risiko sisa
Peregangan berlebih akibat berdiri terlalu lama 4 Risiko sisa
Tertimpa/kejatuhan paper cones saat melakukan penggulungan karena kurang hati-hati 3 Risiko sisa
Tangan terperangkap mesin 2 Risiko sisa
Tergores cutter 1 Baik
Terpeleset tube dn paper cone 6 Risiko sisa
Terpeleset akibat tube yang berserakan 3 Risiko sisa
Penguapan agar kekuatan benang bertambah 9 Risiko sisa
Kaki kejatuhan paper cones yang sudah di uap untuk di kemas atau di packing 4,5 Risiko sisa
Cici dan Denny, Risk Assessment Kecelakaan Kerja… 135

PEMBAHASAN high risk artinya risiko tidak dapat diterima, risiko


Identifikasi yang mempunyai nilai tinggi harus diturunkan
menjadi risiko ringan (low risk) sebelum pekerjaan
Berdasarkan identifikasi potensi bahaya tersebut dilaksanakan agar kemungkinan terjadinya
pada pekerjaan winding, potensi bahaya yang risiko dan besar akibat yang ditimbulkan dari risiko
menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja tinggi menjadi risiko ringan, sehingga dampak risiko
cenderung berasal dari faktor manusia. Faktor yang besar terhadap perusahaan menjadi risiko yang
manusia merupakan penyebab terjadinya kecelakaan ringan.
kerja dengan persentase 80–85% yang salah satu
unsurnya adalah stres kerja. Salah satu sumber Pengendalian Risiko
stres berasal dari beban kerja berlebih atau kondisi
Pengendalian risiko merupakan langkah penting
ruang kerja yang tidak nyaman. Kondisi ruang kerja
dari suatu risk assessment setelah dilakukannya
yang panas dialami oleh pekerja yang mengirim
analisa dan evaluasi risiko. Semua risiko yang yang
benang pada proses heat setter, selain itu pekerja
telah diidentifikasi dan dinilai harus dikendalikan,
melakukan pekerjaan semi manual, sehingga
terutama jika risiko tersebut mempunyai dampak
tenaga kerja memiliki potensi untuk mengalami
signifikan atau tidak dapat diterima. Apabila
kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja terjadi karena
suatu risiko tidak dapat diterima, maka harus
kurangnya pemahaman pekerja terhadap bahaya,
dilakukan upaya pengendalian risiko supaya tidak
menganggap hal yang sepele atau tidak penting
menimbulkan kecelakaan atau kerugian. Bentuk
tentang keselamatan dan tidak mendapatkan
tindakan pengendalian risiko yang dapat mengurangi
pelatihan khusus atau training tentang keselamatan
risiko pada tabel 4 menurut Budiono (2003)
dan kesehatan kerja.
pengendalian yang ada pada perusahaan belum
Bahaya yang terdapat pada unit winding
semua sesuai dengan jenis pengendalian.
diantaranya yaitu mesin winding yang kotor bisa
Pengendalian administratif meliputi pergantian
menyebabkan mesin macet saat berproduksi
shift kerja untuk pekerja yang membutuhkan waktu
serta bisa menyebabkan pekerja terpapar debu.
operasional 24 jam dengan pembagian 3 shift kerja.
Penggunaan teknologi dalam proses produksi di
Pengendalian ini sudah dilakukan oleh perusahaan
samping membawa dampak positif juga dapat
dengan memberikan pergantian 3 shif kerja, yaitu
menimbulkan dampak negatif yang sangat
shif pertama mulai pukul 07.00 WIB sampai
merugikan bagi pekerja, pekerjaan dan lingkungan
dengan pukul 15.00 WIB dengan waktu istirahat
kerja. Oleh karena itu, penggunaan teknologi harus
60 menit. Shift kedua dari pukul 15.00 WIB sampai
disertai upaya pencegahan terhadap efek samping
dengan pukul 23.00 WIB dengan waktu istirahat
yang ditimbulkan.
60 menit. Shift ketiga dari pukul 23.00 WIB sampai
Analisis Risiko dengan pukul 07.00 WIB dengan waktu istirahat
60 menit. Mengadakan pemeriksaan awal setiap akan
Menurut Ramli (2010), bahaya yang telah dilakukan pengoperasian mesin belum dilakukan
diidentifikasi kemudian dicari Ramli (2010), oleh perusahaan. Pengecekan mesin dilakukan tidak
bahaya yang telah diidentifikasi kemudian dicari secara rutin tetapi pengecekan dilakukan apabila
risiko atau cidera pada manusia, kerusakan atau mesin mengalami kerusakan atau macet sehingga
gangguan lainnya yang dapat ditimbulkan. Semakin tidak bisa beroperasi atau keadaan mesin yang
besar potensi terjadinya suatu kejadian dan semakin sangat kotor akibat paparan debu kapas. Hal ini
besar dampak yang ditimbulkan, maka kejadian belum sesuai dengan pengendalian yang seharusnya
tersebut dinilai mengandung risiko tinggi. Risiko dilakukan pengecekan secara rutin setiap mesin
menggambarkan besarnya kemungkinan suatu akan beroperasi. Menyediakan kantin bagi pekerja
risiko terjadi serta besarnya keparahan yang dengan menu makanan yang telah diatur kecukupan
dapat ditimbulkannya. PT. Kusumaputra Santosa, gizinya oleh perusahaan. Hal ini sudah sesuai karena
Karanganyar, Jawa Tengah belum melakukan perusahaan telah menyediakan kantin dengan menu
risk assessment secara berkala dengan demikian makan yang bervariasi tiap harinya. Menu makan ini
perusahaan tidak mengetahui besarnya kemungkinan dibuat satu bulan sekali dan diberitahukan kepada
dan keparahan dari bahaya yang ditimbulkan. semua pekerja dengan cara ditempel pada papan
Berdasarkan hasil penelitian penilaian risiko pengumuman. Pemasangan poster tanda bahaya
yang didapat yaitu sebesar 28 risiko dengan kategori dan tanda peringatan sudah ada pada tiap mesin
136 The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health, Vol. 3, No. 2 Jul-Des 2014: 128–137

atau area kerja yang mempunyai potensi bahaya kemungkinan dilakukan dengan berbagai pendekatan
yang cukup tinggi. Pemasangan tanda bahaya atau yaitu secara teknis, administrasi, pendekatan pada
tanda peringatan pada setiap mesin misalnya bahaya manusia yaitu memberikan pelatihan, penyuluhan
tangan terjepit mesin, lantai licin, pemakaian APD dam poster.
dengan benar. Menekan severity atau consequency yaitu
Pengendalian administrasi seperti instruksi menekan keparahan yang ditimbulkan yaitu
kerja atau SOP pada proses produksi unit winding dengan prosedur tanggap darurat, penyediaan saran
sudah ada, akan tetapi masih ada pekerja yang pemadam kebakaran, jalur evakuasi, penyediaan
belum melakukan pekerjaannya sesuai dengan SOP APD. Perusahaan ini belum membuat jalur
yang telah diberikan. Misalnya pada pergantian evakuasi yang jelas apabila terjadi bencana saat
shif kerja harus ada pemberitahuan hasil produksi proses produksi berlangsung. Pengalihan risiko (risk
atau adanya gangguan pada mesin kepada pekerja transfer) ke pihak lain sehingga beban risiko yang
yang bekerja pada shift kedua dari pekerja yang ditanggung perusahaan menurun. Hal ini belum
bekerja pada shift pertama. Instruksi kerja sangat dilakukan perusahaan. Peringkat pengendalian
perlu disosialisasikan, diketahui dan dipahami oleh kategori baik yaitu sebesar 9 risiko merupakan
setiap pekerja. Semua pekerja pada proses produksi cukup melakukan pemantauan dan monitoring
unit winding harus dalam kondisi sehat saat bekerja berkala dalam pelaksanaan proses produksi
melakukan pekerjaannya agar dapat bekerja sesuai unit winding. Peringkat kategori sedang sebesar
prosedur sehingga kesehatan perlu diperhatikan 16 risiko perlu pengendalian lebih lanjut dengan cara
baik kondisi fisik dan kebutuhan gizi, pengetahuan, melakukan pemantauan berkala yang baik di tempat
kemampuan dan keterampilan yang baik dalam kerja maupun terhadap pekerja untuk mengetahui
melaksanakan tugas sehingga perlu diadakannya dampak negatif yang tidak diinginkan.
pelatihan dan penyuluhan bagi setiap pekerja.
Alat Pelindung Diri (APD) yang disediakan yaitu Residual Risk
safety shoes bagi pekerja pada proses produksi unit Tahapan risk assessment setelah mengetahui
winding. Hal ini belum dilakukan oleh perusahaan. dan mengevaluasi pengendalian yang ada kemudian
Setiap pekerja tidak memakai safety shoes saat melakukan evaluasi residual risk untuk mengetahui
bekerja, tetapi hanya memakai sepatu biasa. Ada bahwa pengendalian tersebut dapat mengurangi
juga pekerja yang memakai sandal saat bekerja. Hal atau menghindari risiko atau masih perlu perubahan
ini dapat menyebabkan kecelakaan kerja misalnya atau perbaikan pengendalian yang telah ada
tertimpa gulungan benang yang sudah diproses pada sebelumnya.
paper cone, terpeleset paper cone atau tube. Berdasarkan tabel 4 bahwa perusahaan pada
Ear plug bagi pekerja pada proses produksi penilaian residual risk masih terdapat 16 risiko yang
unit winding. Alat Pelindung Diri ear plug sudah nilainya lebih dari satu. Menurut Ramli (2010) jika
disediakan oleh perusahaan, tetapi para pekerja nilai yang diperoleh lebih dari satu, maka terdapat
kurang dalam kesadaran diri menggunakan APD risiko sisa (residual risk) yang artinya pengendalian
ear plug tersebut karena dirasa tidak nyaman. masih perlu dipertimbangkan, mungkin diperlukan
Padahal penggunaan era plug di area winding sangat strategi dan jenis pengendalian yang lebih baik.
perlu mengingat kebisingan di area winding sangat Menurut Ramli (2010) pengendalian diupayakan
tinggi. Apabila pekerja terpapar kebisingan terus- pada perbaikan rancangan seperti substitusi, isolasi,
menerus bisa mengalami gangguan pendengaran ventilasi, pengendalian teknis, pengendalian tersebut
atau ketulian. lebih menyangkut keselamatan dan kenyamanan
Masker kain sudah diberikan pada setiap tempat kerja secara menyeluruh dan dampak atau
pekerja. Semua pekerja sudah menggunakan masker sasaran pengendaliannya akan lebih besar sedangkan
tersebut dengan baik baik dan benar. Mengingat APD hanya lebih difokuskan untuk keselamatan
papar debu kapas yang sangat tebal di area winding individu.
sehingga pekerja mau menggunakan masker kain Menurut Ramli (2010) bahwa penanganan
tersebut. risiko tidak mungkin menjamin risiko atau bahaya
Pengendalian risiko pada proses produksi hilang 100%, sehingga masih ada sisa risiko
unit winding masih kurang sesuai dengan strategi (residual risk) yang perlu dipertimbangkan oleh
pengendalian risiko menurut Ramli (2010) yaitu perusahaan. Pernyataan tersebut juga dikemukakan
menekan likelihood. Pengurangan likelihood atau oleh Suma’mur (2009) bahwa untuk mencegah
Cici dan Denny, Risk Assessment Kecelakaan Kerja… 137

kecelakaan, penyebabnya harus dihilangkan, namun alat pelindung diri yaitu dengan penyediaan safety
sekalipun upaya pengendalian telah maksimal shoes untuk setiap pekerja, sehingga kecelakaan
kecelakaan masih mungkin terjadi. kerja masih banyak terjadi di unit winding misalnya
Faktor yang menyebabkan masih adanya kaki memar akibat kejatuhan tube atau paper cone
risiko sisa antara lain (Susanto, 2008) antara lain karena tidak menggunakan safety shoes.
pertimbangan subjektivitas dalam menentukan Penilaian Risiko Sisa (Residual Risk) pada
besarnya dampak dan kemungkinan terjadinya risiko proses produksi unit winding di PT. Kusumaputra
serta memprioritaskan seluruh risiko. Belum adanya Santosa, Karanganyar, Jawa Tengah setelah
tim atau management khusus untuk melakukan dilakukan pengendalian risiko terdapat 16 nilai
kegiatan risk assessment serta ketidaktersediaan yang diperoleh masih lebih dari satu, maka masih
alat bantu pendukung pengambilan keputusan serta terdapat risiko sisa (residual risk) yang perlu
kelompok dalam menentukan tingkatan suatu risiko. dipertimbangkan, dengan demikian diperlukan
Hal tersebut dapat menimbulkan kesulitan dalam strategi dan jenis pengendalian yang lebih baik.
menentukan strategi yang dipilih apakah telah
sesuai untuk mengurangi tingkatan risiko sehingga
DAFTAR PUSTAKA
menimbulkan residual risk.
Budiono. 2003. Higiene Perusahaan, Ekonomi,
Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Bunga
KESIMPULAN
Rampai Hiperkes dan KK. Semarang: Universitas
Identifikasi bahaya pada proses produksi unit Diponegoro.
winding di PT. Kusumaputra Santosa, Karanganyar, Listyowati, Wiwin. 2010. Analisis Tingkat Risiko
Jawa Tengah terdapat 27 potensi bahaya antara lain Keselamatan Kerja pada Proses Pemintalan
25 bahaya mekanik, 4 bahaya ergonomi, 3 bahaya (Spinning)
fisik dan 2 bahaya listrik. Di Bagian Produksi Pt Unitex Tbk Tahun 2010.
Analisis dan evaluasi risiko pada proses Skripsi. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif
produksi unit winding di PT. Kusumaputra Santosa, Hidayatullah.
Karanganyar, Jawa Tengah didapatkan 7 kategori Ramli, Soehatman. 2010. Sistem Manajemen
high risk, 18 kategori medium risk. Keselamatan & Kesehatan Kerja OHSAS 18001.
Pengendalian risiko pada proses produksi unit Dian Rakyat. Jakarta.
winding di PT. Kusumaputra Santosa, Karanganyar, Siswanto. 2009. Manajemen Risiko. Surabaya
Jawa Tengah yaitu dengan cara administrasi 30–45.
yaitu pemasangan Material Safety Data Sheet, Suardi, Rudi. 2007. Sistem Manajemen Keselamatan
menyediakan kantin perusahaan, serta pemberian dan Kesehatan Kerja. PPM. Jakarta.
Alat Pelindung Diri (APD) masker pada setiap Suma’mur. 2009. Higiene Perusahaan dan Kesehatan
pekerja. Perusahaan belum melakukan pengendalian Kerja (Hiperkes). Jakarta: Haji Masagung.

You might also like