Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907± 4298, Volume 12 Nomor 3, September 2016 : 65 - 76

POLA ALOKASI WAKTU DAN KONTRIBUSI PENDAPATAN PEREMPUAN PEDAGANG


SAYURAN DI PASAR PINASUNGKULAN KAROMBASAN MANADO

Angelina Pesik
Jenny Baroleh
Rine Kaunang

ABSTRACT
This study aims to determine the pattern of time allocation of women vegetable traders and their
contribution to the household income. This research was conducted in Pinasungkulan Market, Karombasan,
Manado for two month from June to July 2016. The primary data was collected from interviews with 15 women
vegetable sellers who have a family. Secondary data were obtained from Sub-office Pinasungkulan Market. Data
analysis was used descriptive analysis techniques. The results showed that, in general, women vegetables traders in
the Pinasungkulan Market have started selling vegetables after they were married. Because as wives, they realized
that they have to support their husbands to earn money for a living because of their husband's income is not
sufficient. Time allocation patterns of the woman vegetable seller shave used an average of 15 hours per day for all
their activities. They are selling vegetables, domestic activities and others social activities. Their time allocation
daily respectivley consists of sold vegetables activities spend on average 8.9 hours (59.40%), for households 2, 6
hours/day (17.30%) and for other activities such as watching television and attending worship and other social
activities, an average of 3.5 hours (23.3%). The conclusion from this study that the pattern of time allocation by
women vegetable vendors in the Market of Pinasungkulan, Karombasan, women spend more time on economic
activities than from domestic activities. Women vegetable sellers have earned average income of IDR 4.400 million
per month with a 59.27% contribution to the family income. While their husband shave contributed to the family
income is lower than the wife of 19.09% with an average income of IDR 1.417 million per month. The contribution
of other members of the household is income, especially children, are IDR 1.607 million per month (21.64%).
Therefore, it can be concluded that women vegetables traders in Pinasungkulan Market are primary source of
support for family.

Keywords: women, vegetable traders, time allocation, contribution, income, Pinasungkulan Market, Manado City

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola alokasi waktu perempuan pedagang sayuran dan
kontribusi pendapatan terhadap pendapatan keluarga. Penelitian dilaksanakan di Pasar Pinasungkulan
Karombasan Manado selama dua bulan dengan menggunakan data primer berasal dari wawancara dengan 15
perempuan yang telah berkeluarga yang berjualan sayuran hijau. Data sekunder diperoleh dari Kantor Sub
Dinas Pasar Pinasungkulan dan dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa perempuan pedagang sayuran di pasar Pinasungkulan Karombasan umumnya berstatus
ibu rumahtangga dan umumnya usaha berjualan sayuran ini dimulai setelah perempuan menikah. Istri merasa
perlu membantu suami mencari nafkah karena penghasilan dari suami tidak mencukupi. Pola alokasi waktu
menunjukkan bahwa perempuan pedagang sayuran melakukan kegiatan rata-rata sebanyak 15 jam per hari.
Kegiatan mencari nafkah (berjualan sayuran) rata-rata menghabiskan waktu sebanyak 8,9 jam dan untuk
rumah tangga sebanyak 2,6 jam/hari. Untuk kegiatan lain seperti menonton televisi dan menghadiri ibadah dan
kegiatan sosial lainnya, rata-rata sebanyak 3,5 jam. Pendapatan tertinggi diperoleh istri dengan rata-rata
pendapatan Rp 4.400.050 per bulan dengan kontribusi sebesar 59,27 %. Kontribusi suami dalam pendapatan
keluarga lebih rendah dari istri yakni sebesar 19,09 % dengan rata-rata pendapatan Rp 1.417.000/bulan..
Sumbangan anggota rumah tangga dari anak yang bekerja dan tinggal serumah Rp 1.607.000 per bulan
(21,64%). Kesimpulan dari penelitian ini bahwa pola alokasi waktu oleh perempuan yang berdagang sayuran
di Pasar Pinasungkulan Karombasan Manado lebih banyak mencurahkan waktunya (59,40%) untuk berjualan
sayuran (economic production) dibandingkan dengan mengurus rumahtangga (domestic production) (17,30%),
sehingga usaha ini merupakan aktivitas perempuan sebagai pencari nafkah utama dalam keluarga. Kontribusi
pendapatan ibu rumah tangga yang berusaha di bidang penjualan sayuran di pasar sekitar 59,27 persen
terhadap pendapatan rumah tangga.

Kata kunci : perempuan, pedagang sayuran, alokasi waktu, kontribusi, pendapatan keluarga, Pasar
Pinasungkulan, Kota Manado

65
Pola Alokasi Waktu dan Kontribusi Pendapatan Perempuan«......... (Angelina Pesik, Jenny Baroleh, Rine Kaunang)

PENDAHULUAN peran dalam rumahtangga dan di luar


rumahtangga menjadi bahan pertimbangan
Latar Belakang Masalah dalam hal curahan waktu kerja (tingkat
Pembangunan menghasilkan perubahan intensitasnya) dalam hal ini manajemen waktu
struktur pekerjaan perempuan di perkotaan yang yang dicurahkan demi keluarga.
mencerminkan suatu proses pengalihan di sektor Pedagang sayur di pasar banyak
non pertanian. Hal ini terlihat dari kosentrasi melibatkan perempuan, baik sebagai ibu rumah
perempuan di bidang pertanian pada awal tangga maupun sebagai pekerja di luar rumah.
Pembangunan Jangka Panjang Tahap Pertama, Keadaan ini antara lain disebabkan bahwa usaha
sedangkan pada akhir-akhir ini jumlah perempuan ini berlangsung relatif mudah dan sederhana, tidak
semakin meningkat di sektor non pertanian, membutuhkan keterampilan khusus, serta modal
seperti perdagangan, jasa, industri, dan pembantu yang digunakan relatif kecil. Oleh karena itu
rumah tangga di kota-kota. Namun demikian, perempuan pedagang sayur melakukan peran
masih ada sebagian perempuan yang hanya sebagai pencari nafkah dan sebagai pengurus
melakukan pekerjaan rumah tangga. rumah tangga. Perempuan pedagang sayur
Diketahui bahwa pembangunan mempunyai potensi dalam peningkatan
membawa dampak bagi kemajuan di berbagai pendapatan keluarga yang nantinya akan
dimensi kehidupan masyarakat, seperti pendidikan meningkatkan kesejahteraan dalam rumahtangga.
lebih tinggi, kesehatan masyarakat dan harapan Walaupun usaha ini penting untuk
hidup lebih baik, serta penggunaan teknologi mewujudkan peran ganda perempuan, pada
produksi lebih maju, yang pada akhirnya umumnya pengetahuan mengenai perempuan
meningkatkan pendapatan masyarakat. sebagai pedagang sayur di pasar dan pola alokasi
Pembangunan juga membawa perubahan tatanan waktu (manajemen waktu) serta keadaan rumah
kehidupan masyarakat, baik di pedesaan maupun tangganya belum diketahui. Oleh karena itu,
perkotaan, yang pada gilirannya mempengaruhi diperlukan penelitian guna memperoleh gambaran
kehidupan dan hubungan yang baru antara laki- yang lebih jelas, baik mengenai pola alokasi
laki dan perempuan. waktu perempuan yang bekerja, dan
Persepsi lama bahwa perempuan hanya sumbangannya terhadap pendapatan rumah
berperan di dalam rumahtangga menjadi mitos tangga.
belaka oleh karena sekarang ini perempuan juga
telah memasuki aktivitas di luar rumahtangga Perumusan Masalah
yang merupakan perwujudan peran ganda. Berdasarkan latar belakang yang telah
Namun demikian, tujuan utama perempuan dikemukakan maka yang menjadi
terlibat dalam pasar kerja atau bekerja sampingan permasalahan dalam penelitian ini yaitu:
di sektor non pertanian tidak lain untuk mencari
1. Bagaimana pola alokasi waktu
nafkah untuk kelangsungan ekonomi rumah
tangga Berdasarkan kenyataan ini maka
perempuan pedagang sayuran di Pasar
perempuan perlu mengatur waktu sebaik-baiknya Pinasungkulan Karombasan Manado?
agar tercipta keseimbangan antara peran di dalam 2. Bagaimana kontribusi pendapatan dari
rumahtangga dan di luar rumahtangga. perempuan pedagang sayuran
Keseimbangan antara peran di dalam terhadap pendapatan rumah tangga?
rumahtangga dan di luar rumahtangga bagi
perempuan nantinya akan berpengaruh terhadap Tujuan Penelitian
ekonomi keluarga secara khusus. Keluarga Penelitian ini bertujuan untuk
merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang mengetahui:
terdiri dari ayah sebagai kepala keluarga yang 1. Pola alokasi waktu perempuan
kedudukannya mencari nafkah, ibu yang memiliki
pedagang sayuran di Pasar
peran di dalam keluarga yang bisa diartikan
menjalankan fungsi sebagai memasak, melahirkan
Pinasungkulan Karombasan Manado.
dan mengurus rumahtangga. Namun demikian, di 2. Kontribusi pendapatan dari perempuan
dalam meningkatkan ekonomi keluarga pedagang sayuran terhadap
khususnya keluarga-keluarga yang tingkat pendapatan rumah tangga.
ekonominya relatif rendah, perempuan yang
bekerja di luar rumah, maka keseimbangan antara

66
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907± 4298, Volume 12 Nomor 3, September 2016 : 65 - 76

Manfaat Penelitian tanggungan keluarga, lamanya berjualan


Penelitian ini dapat digunakan sebagai sayuran, pekerjaan suami.
pengetahuan terhadap pola alokasi waktu dan 2. Pola alokasi waktu oleh perempuan yang
kontribusi perempuan terhadap pendapatan beraktivitas sebagai penjual sayuran dan
rumahtangga dalam keluarga. Sebagai pada aktivitas rumah tangga.(waktu yang
tambahan penghasilan dalam rumah tangga diperlukan dalam aktivitas berjualan dan
keluarga serta sebagai informasi dan bahan
melakukan aktivitas rumah tangga dalam
pertimbangan kebijakan oleh pemerintah dan
keluarga dihitung dalam jumlah jam/hari
sebagai upaya meningkatkan peran perempuan
(1 x 24 jam)
dalam pembangunan.
3. Kontribusi pendapatan ibu rumah tangga
yang beraktivitas di bidang penjualan
METODOLOGI PENELITIAN sayuran terhadap pendapatan rumah tangga
(%).
Metode Pengumpulan Data 4. Pendapatan dalam keluarga di hitung
Penelitian ini menggunakan data primer berdasarkan:
dan data sekunder. Data primer diperoleh a. Pendapatan istri yaitu: pendapatan ibu
melalui wawancara langsung dengan responden rumah tangga yang didapat dari hasil
berdasarkan daftar pertanyaan yang telah penjualan sayuran dikurang biaya
disiapkan, sedangkan data sekunder diperoleh pengeluaran dalam berjualan (retribusi,
dari instansi yang terkait langsung dengan kebersihan, angkutan dan tenaga
penelitian dalam hal ini Kantor Dinas Pasar kerja)(Rp/bulan)
Kota Manado Sub Dinas Pasar Pinasungkulan b. Pendapatan suami yaitu pendapatan
Karombasan serta telaah pustaka yang berkaitan yang diperoleh dari berbagai pekerjaan
dengan penelitian. yang dijalankan, yang dihitung
berdasarkan (Rp/bulan)
Metode Pengambilan Sampel c. Pendapatan anak yaitu dari anak laki-
Populasi dalam penelitian ini adalah laki dan perempuan yang belum
seluruh perempuan pedagang sayuran di Pasar menikah tetapi sudah bekerja
Pinasungkulan Karombasan Manado yang (Rp/bulan)
berjumlah 153 orang. Pengambilan sampel
dilakukan secara sengaja (Purposive Metode Analisis Data
Sampling) dengan dibatasi pada perempuan Hasil penelitian dianalisis secara
yang berjualan sayuran hijau yang sudah deskriptif (descriptive analysis) (Sugiyono,
berkeluarga dan masih mempunyai suami. 2003) dimana penelitian dilakukan untuk
Jumlah sampel sebagai responden yaitu mengkaji karakteristik perempuan pedagang
sebanyak 15 perempuan penjual sayuran hijau sayuran, pola alokasi waktu, usaha serta
yang sudah berkeluarga dan masih kontribusi terhadap pendapatan rumah tangga.
mempunyai suami. Pencatatan alokasi waktu Kemudian dibuat kesimpulan untuk
dilakukan selama satu hari penuh pada menjawab permasalahan penelitian dengan
kegiatan/aktivitas wanita. Di samping itu langkah-langkah sebagai berikut: a). Mereduksi
informasi lain juga diperoleh dari beberapa data, kalau banyak disederhanakan dan
informan yang ada relevansinya dengan disesuaikan. b). Display data,
tujuan penelitian. mengklasifikasikan masing-masing data supaya
lebih jelas dan c). Pengambilan kesimpulan.
Konsep Pengukuran Variabel Semua data yang dianalisis disajikan
Variabel-variabel yang diukur dalam dalam bentuk tabel dan untuk melihat besarnya
penelitian ini, adalah: kontribusi perempuan sebagai ibu rumah tangga
1. Karakteristik responden dalam hal ini terhadap pendapatan keluarga digunakan rumus:
perempuan pedagang sayuran berupa
umur, tingkat pendidikan, jumlah

67
Pola Alokasi Waktu dan Kontribusi Pendapatan Perempuan«......... (Angelina Pesik, Jenny Baroleh, Rine Kaunang)

Kontribusi pedagang sayur Pendapatan perempuan pedagang sayuran*


Terhadap Total Pendapatan = x 100 %
**
Keluarga Total Pendapatan Keluarga
*)
Pendapatan perempuan pedagang sayuran Luas pasar Pinasungkulan Karombasan
adalah total penerimaan perempuan pedagang menurut data Dinas Pasar kota Manado yaitu +
sayuran dikurangi total biaya yang 2 ha dengan jumlah pedagang yang berjualan
dikeluarkan oleh perempuan pedagang sebanyak 1300-an pedagang, termasuk
sayuran. didalamnya perempuan pedagang sayuran
**)
Total Pendapatan Keluarga adalah sebanyak 150 orang. Jumlah kios permanen
Pendapatan Suami + Pendapatan Istri sebanyak 170 buah, bak-bak penjualan (lapak)
(perempuan pedagang sayuran) + Pendapatan bantuan Inpres berjumlah 63 buah,dan tenda-
anak yang sudah bekerja. tenda pelataran sebanyak 700 buah.
Aktivitas pasar ini berlangsung setiap
hari dimulai dari jam 04.00 subuh sampai jam
HASIL DAN PEMBAHASAN 21.00 (jam 9 malam). Aktivitas paling ramai
berlangsung dari jam 07.00 sampai jam 11.00
Gambaran Umum Pasar Pinasungkulan dimana pada jam-jam tersebut sangat ramai
Karombasan Manado dengan orang yang berbelanja. Pada jam 12.00
Pasar Pinasungkulan lebih dikenal oleh sampai jam 15.00 agak sepi dan nanti sekitar
masyarakat dengan Pasar Karombasan jam 16.00 mulai ramai lagi dan berhenti pada
merupakan salah satu pasar tradisional kedua jam 21.00.
terbesar setelah Pasar Bersehati yang ada di Kedudukan pasar ini berhadapan
Kota Manado terletak di Kelurahan dengan pertokoan Pinasungkulan Plaza dengan
Karombasan Utara Lingkungan III Kecamatan terminal Karombasan yang dilalui oleh semua
Wanea. Pengertian pasar tradisional adalah kendaraan jenis angkutan dari luar kota. Untuk
tempat bertemunya pembeli dan penjual, akses masuk ke pasar dapat dilalui dengan jenis
berfungsi menyediakan barang atau jasa untuk angkutan dari beberapa wilayah melalui jalan
di jual sehingga terjadi pemindahan milik. lingkar pasar yang sudah diaspal. Batas-batas
Dengan kata lain bahwa pasar adalah jumlah dari pasar Pinasungkulan yaitu: sebelah utara
seluruh permintaan barang atau jasa oleh berbatasan dengan Kelurahan Pakowa, sebelah
pembeli-pembeli potensial. selatan dengan Kelurahan Karombasan, sebelah
Pasar tradisional sebagai kerumunan barat dengan Kelurahan Ranotana Weru.
pedagang dan pembeli yang memperjualkan Pasar Pinasungkulan Karombasan
barang/jasa. Pelaku di pasar adalah pedagang Manado merupakan tempat pertemuan
kecil, yang sebagian besar menjual komoditas pedagang dari berbagai daerah yang didominasi
pertanian (sayuran, buah-buahan, beras dan dari Minahasa dan ada juga yang berasal dari
lain-lain), kerajinan rakyat (tikar, topi), dan Kotamobagu dan Gorontalo. Khusus wanita
lain-lain (ayam, telur, daging). Pasar merupakan pedagang sayuran terdiri dari berbagai latar
tempat yang umumnya menjadi incaran belakang suku yang berbeda seperti Minahasa,
masyarakat untuk mencari barang yang mereka Sangir dan Gorontalo. Mereka menempati
butuhkan sehari-hari dan mereka sering jualan mereka di tenda-tenda beratap seng atau
mencarinya di pasar tradisional. Pada umumnya terpal plastik untuk menghindari hujan dan
yang dijual di pasar tradisional lebih murah dan panas dengan jualan di atas meja, atau hanya
dapat terjadi tawar menawar dibandingkan beralaskan tikar atau plastik.
dengan pasar moderen. Pasar tradisional Adapun jenis sayuran yang
biasanya dikunjungi oleh masyarakat kelas diperdagangkan oleh wanita di pasar ini yaitu:
menengah ke bawah, walaupun tidak menutup caisin, kangkung, bayam, gedi, daun ubi, daun
kemungkinan masyarakat ekonomi atas juga bawang, rempah campur (baramakusu, daun
memanfaatkan keberadaan pasar tradisional ini. lemong, balakama), petsai, pok coy, seldrei,
daun leilem, daun papaya, daun ganemo

68
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907± 4298, Volume 12 Nomor 3, September 2016 : 65 - 76

(sayuran berwarna hijau), patura, kol, bunga Lama Berjualan di Pasar


kol, labu (sambiki), kentang, wortel, rebung, Lama menjadi pedagang sayuran di
kacang panjang, buncis, paria, terong, bunga pasar sepertinya halnya umur, mempunyai
papaya, ketimun dan ketimun jepang. hubungan erat dengan pengalamannya dalam
berjualan di pasar. Tabel 2 menunjukkan
Deskripsi Responden lamanya responden menjadi pedagang sayuran
Responden yang menjadi sampel dalam yaitu rata-rata 21,17 tahun, yang paling rendah
penelitian ini ialah para perempuan pedagang yakni 6 tahun dan paling lama berjualan
sayuran yang sudah berkeluarga dan sayuran yaitu 35 tahun.
mempunyai suami dan berjualan di pasar tidak
tinggal di lapak dan pulang ke rumah setiap hari Tabel 2. Distribusi Responden menurut Lama
untuk mengurus rumahtangga. Berikut ini Menjadi Pedagang Sayuran di Pasar
dijelaskan karakteristik responden menurut Pinasungkulan Karombasan Manado
umur, lama berdagang sayuran, tingkat Lama Jumlah (orang) Persen
pendidikan, dan jumlah tanggungan keluarga, (tahun)
serta penghasilan, pekerjaan anggota keluarga < 16 6 40,00
lainnya, serta alasan perempuan berdagang .> 16 9 60,00
sayuran. Jumlah 15 100,00
Sumber: Data Primer, Juli 2016
Umur Responden
Faktor umur mempunyai hubungan Bila dihubungkan dengan lamanya
yang sangat erat dengan pengalaman hidup menjadi pedagang sayuran, pengalaman hidup
seseorang. Umur juga mempunyai hubungan menjadi penjual sayuran, rata-rata sudah
dengan lamanya berdagang sayuran, memiliki pengalaman hidup yang membentuk
pengalamannya menjalani kehidupan sebagai mereka tetap eksis dengan pekerjaan mereka
individu dalam interaksinya dengan individu walaupun ditambah dengan mengurus rumah
lain dalam lingkungan sosial, bahkan tangga dan kehidupan bersosial.
lingkungan fisik alamiah.
Tingkat Pendidikan
Tabel 1. Distribusi Responden menurut Tingkat pendidikan berkaitan erat
Kelompok Umur dengan bidang pekerjaan dan usaha yang
Kelompok Umur Jumlah Persen dilakukan seseorang. Berdasarkan temuan di
< 50 4 26,67 lokasi penelitian dari 15 responden yang
50 ± 59 9 60,00 diteliti, hanya 2 orang yang berpendidikan SMA
> 59 2 13,33 dan SMK sedangkan yang 13 wanita pedagang
Jumlah 15 100,00 sayuran sebanyak 6 orang berpendidikan
Sumber: Data Primer, Juli 2016 Sekolah Dasar dan 7 orang berpendidikan
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SMP).
Tabel 1 memberikan gambaran bahwa Gambaran tingkat pendidikan tersebut
umur responden perempuan pedagang sayuran bila dihubungkan dengan pekerjaan responden,
di Pasar Pinasungkulan Karombasan Manado, maka mereka yang berpendidikan SMA (ada 2
berkisar antara 39 tahun sampai dengan 62 responden) umumnya sudah tidak ada pekerjaan
tahun dengan rata-rata umur 53,13 tahun. lain di luar sebagai pedagang sayuran. Mereka
Namun demikian pada kategori umur lebih tidak ada keterampilan dan pengalaman lain
besar dari 59 tahun terdapat 2 responden untuk masuk dalam bidang pekerjaan yang lain
perempuan pedagang sayuran yaitu umur 60 selain berjualan sayuran di pasar.
tahun dan 62 tahun yang secara fisik
kemampuannya mulai menurun. Berdasarkan Tanggungan dalam Keluarga
umur responden maka perempuan pedagang Jumlah atau banyaknya tanggungan
sayuran dalam penelitian ini didominasi oleh keluarga mempunyai hubungan erat dengan
perempuan berumur 50 tahun sampai 59 tahun. umur responden sebagai pedagang sayuran di
pasar. Jumlah tanggungan 1-2 orang pada

69
Pola Alokasi Waktu dan Kontribusi Pendapatan Perempuan«......... (Angelina Pesik, Jenny Baroleh, Rine Kaunang)

umumnya responden pasangan muda sekitar responden yang dikategorikan berpenghasilan


berumur dibawah 40 tahun dan atau sudah tinggi sebanyak 6 orang.
berumur di atas 50 tahun. Responden yang Penghasilan responden ini jumlahnya
berumur lebih dari 50 tahun terkadang anak- tidak menentu setiap hari tergantung responden
anak mereka sudah menikah sehingga tidak mendapatkan sayuran lebih cepat dari mobil-
menjadi tanggungan lagi. Mereka yang mobil angkutan yang memasok bahan sayuran
tergolong dalam kategori 50 tahun ke atas ada dari kebun. Jika mereka terlambat untuk datang
tanggungan keluarga jika mereka mempunyai mengambil bahan sayuran untuk dijual maka
orangtua yaitu kakek dan nenek yang tinggal harganya akan lebih mahal karena sudah berada
dalam keluarga mereka. di tangan kedua dari pemasok sayuran ini.
Jumlah tanggungan keluarga dari 15
responden, sebanyak 66,67 persen (10 Alasan Perempuan Berjualan Sayuran di
responden) yang hanya mempunyai satu orang Pasar
tanggungan. Sementara itu, ada 20 persen yaitu Beberapa faktor pendorong yang
3 responden yang mempunyai tanggungan 2 menyebabkan perempuan berdagang sayuran
sampai 3 orang, Ada dua responden yang di pasar yaitu: 1). tidak ada pekerjaan lain, 2).
mempunyai tanggungan lebih dari 3 orang. pendapatan suami tidak mencukupi, 3) mudah
Anak-anak mereka ada yang sedang mengikuti dikerjakan, 4). ingin memperoleh uang
pendidikan di jenjang SLTP dan SLTA. sendiri, 5) tidak ada keterampilan lain, 6)
tidak memerlukan modal yang besar dan
Penghasilan Perempuan Pedagang Sayuran sebagainya. Para responden mengatakan
Pada Tabel 3 memberikan gambaran
bahwa pendapatan suami saja dirasakan
mengenai penghasilan perempuan pedagang
masih sangat kurang untuk memenuhi
sayuran yang sudah dikonversi ke rupiah per
bulan. Penghasilan responden dimaksud ialah kebutuhan rumah tangga. Oleh sebab itu,
pendapatan dari hasil rata-rata per hari yang mereka berusaha mencari tambahan nafkah
diterima dalam bentuk penjualan sayuran. guna mengatasi kekurangan tersebut. Hal ini
Penghasilan ini ada responden yang menunjukkan bahwa istri juga
mendapatkan Rp 100.000 sampai Rp 300.000 bertanggungjawab dalam keuangan
per hari dan ada yang Rp 75.000/hari. rumahtangganya walaupun dikatakan bahwa
suami memikul tanggungjawab utama dalam
Tabel 3. Rata-rata Penghasilan Perempuan mencukupi kebutuhan ekonomi rumah
Pedagang Sayuran (Rp/Bulan) di tangga. Alasan yang lain mereka mengatakan
Pasar Pinasungkulan Karombasan bahwa mereka ingin mencari uang sendiri,
Manado mengurangi ketergantungan pada suami, di
Penghasilan Jumlah Persen samping kesadaran bahwa penghasilan suami
(Rp/bulan) Responden saja tidak cukup. Tabel 4 menjelaskan tentang
< = 6.000.000 9 60.00 alasan responden perempuan pedagang
> 6.000.000 6 40.00 sayuran memilih pekerjaan tersebut.
Jumlah 15 100,00 Para responden mempunyai alasan
Sumber: Data Primer, Juli 2016 yang berbeda-beda dan mereka menganggap
aktivitas ini sangat mudah dijalankan.
Berdasarkan penghasilan 15 responden Disamping itu, keterampilan dan kebiasaan
perempuan pedagang sayuran diperoleh sangat menentukan pula. Mereka memperoleh
penghasilan rata-rata Rp 6.250.000/bulan pengalaman dari orang tua, yang pada
dengan penghasilan yang paling rendah yaitu umumnya telah lebih dahulu berdagang
Rp 2.250.000/bulan dan penghasilan yang
sayuran di pasar. Usaha ini tetap mereka
paling tinggi yaitu Rp 9.000.000/bulan. Dalam
pertahankan maupun dilanjutkan dan usaha
Tabel 3 tersebut diperoleh kategori penghasilan
ini merupakan pilihan utama dalam
yang rendah sebanyak 9 responden dan
mencukupi kebutuhan keluarga.

70
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907± 4298, Volume 12 Nomor 3, September 2016 : 65 - 76

Tabel 4. Alasan Memilih Pekerjaan Berjualan Sayuran di Pasar


Alasan Jumlah Responden (%)
1. Mudah dikerjakan 15 (100)
2. Tidak punya keterampilan lain 15 (100)
3. Tidak ada pekerjaan lain 13 (86,7)
4. Langsung menerima uang dan dapat diharapkan 9 (60)
5. Menambah penghasilan keluarga 15 (100)
6. Tidak perlu modal yang besar 13 (86,7)
7. Lain-lain (meneruskan usaha dari orangtua) 5 (33,3)
Sumber: Hasil wawancara, Juli 2016

HASIL PENELITIAN kegiatan yang berkaitan dengan produksi


rumah tangga (home production) yang
Alokasi Waktu Anggota Rumah Tangga mencakup memasak, mencuci, membersihkan
Responden rumah dan mengasuh anak, 2). kegiatan
mencari nafkah, dalam hal ini berjualan
Berikut ini hasil penelitian tentang sayuran di pasar dan 3). aktivitas lain, seperti
alokasi waktu anggota rumahtangga dari menonton televisi, mengikuti kegiatan
perempuan pedagang sayuran di pasar kerohanian (ibadah kolom) dan Pembinaan
Pinasungkulan Karombasan. Pembagian kerja Kesejahteraan Keluarga (PKK).
dan alokasi waktu di antara perempuan Berdasarkan manajemen waktu dari
pedagang sayuran, suami, dan anggota rumah ibu rumah tangga yang berdagang sayuran di
tangga lain yang belum menikah dan masih pasar Pinasungkulan Karombasan Manado
tinggal serumah disajikan pada Tabel 5. yang ditunjukkan dalam Tabel 6 diketahui
Berdasarkan hasil wawancara dengan bahwa kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh
responden perempuan pedagang sayuran di ibu-ibu setiap hari dimulai pada subuh dan
Pasar Pinasungkulan Karombasan, kegiatan pagi hari sampai menjelang malam hari lebih
rumah tangga diklasifikasikan menjadi 1). di dominasi mengurus sayuran yang akan
dijual dan menjualnya di pasar.
Tabel 5. Rata-rata Waktu yang dicurahkan Anggota Rumah Tangga Responden pada
Beberapa Kegiatan (jam/hari)
Aktivitas yang dilakukan
Status dalam Rumah Rumah Tangga Berjualan Sayuran Lainnya Jumlah
Tangga
Responden 2,6 (17,3%) 8,9 (59,4%) 3,5 (23,3%) 15,0 (100%)
(42,6%) (94,7%) (20,0%) (45,4%)
Suami 1,0 (11.1%) 0.5 (5,6%) 7,5 (83,3% )* 9,0 (100%)
(16,4%) (5,3%) (42,9%) (27,3%)
Anggota RT lainnya 2,5 (27,8%) (0%) 6,5 (72,2%) * 9,0 (100%)
(41,0%) - (37,1%) (27,3%)
Jumlah 6,1 (100%) 9,4 (100%) 17,5 (100%) 33 (100%)
Keterangan: * Termasuk mencari nafkah di luar usaha berjualan sayuran
Angka dalam tanda kurung pada baris pertama dari setiap item menunjukkan persentase
terhadap alokasi waktu kerja total dan angka dalam tanda kurung pada baris kedua
menunjukkan persentase terhadap jumlah alokasi waktu kerja setiap anggota rumah
tangga.

71
Pola Alokasi Waktu dan Kontribusi Pendapatan Perempuan«......... (Angelina Pesik, Jenny Baroleh, Rine Kaunang)

Tabel 6. Manajemen Waktu Perempuan yang Berjualan Sayuran di Pasar


Pinasungkulan Karombasan Manado
No Jam Kegiatan yang dilakukan Perempuan Pedagang Sayuran
1. 02.00 ± 03.00 - Bangun pagi: doa pagi
- Membereskan rumah
- Menyiapkan sarapan dan menuju ke pasar
2 03.00 ± 05.00 - Mengambil sayuran ke pemasok (suplier) di mobil
. - Memilah-milah dan mengikat sayuran
- Membereskan dan mengatur tempat berjualan
3. 05.00 ± 13.00 - Siap berjualan, melayani pembeli sambil sarapan pagi di tempat
berjualan
- Siap pulang ke rumah
4. 13.00 ± 16.00 - Memasak, makan siang, beres rumah, tidur siang dan menonton
televisi (Uttaran)
5. 16.00 ± 17.00 - Hari tertentu ada rukun, ibadah kaum ibu, PKK; jika tidak tidur
siang atau nonton televise
6. 19.00 ± 20.30 - Hari-hari tertentu ada ibadah kolom atau ibadah wilayah rohani
(Katolik)
7. 21.00 ± 02.00 - Tidur malam
Sumber: Data Primer, Juli 2016

Tabel 7. Kontribusi Terhadap Pendapatan Keluarga dalam Rp/Bulan


Anggota Rumah Total Pendapatan Rata-Rata Pendapatan Kontribusi
Tangga Rp/Bulan (Rp/bulan) (%)
Istri 66.000.750 4.400.050 59,27 %
Suami 21.255.000 1.417.000 19,09 %
Anak yang bekerja 24.105.000 1.607.000 21,64 %
Jumlah 111.360.750 7.424.050 100 %
Sumber: Data Primer, Juli 2016; Jumlah responden (n = 15)

Tabel 6 menunjukkan bahwa keadaan sudah bekerja dan memperoleh penghasilan.


ini berbeda kalau dibandingkan dengan ibu Pendapatan istri sebagai pedagang sayuran
rumah tangga lain yang tidak berjualan sayuran merupakan penerimaan bersih setiap hari
di pasar tetapi berusaha di bidang lain, seperti setelah dikurangi dengan membayar retribusi,
berjualan di rumah, membuka warung yang biaya tenaga kerja, biaya kebersihan dan
aktivitasnya bisa dilakukan bersamaan dengan biaya transportasi.
mengurus rumahtangga.

Rata-rata Pendapatan Anggota Rumah Pembahasan


Tangga Responden Perempuan pedagang sayuran di pasar
Kontribusi pendapatan dari masing- Pinasungkulan Karombasan umumnya berstatus
masing anggota rumah tangga dari perempuan ibu rumahtangga dan mempunyai suami dan
pedagang sayuran ditunjukan dalam Tabel 7. ada pula anak yang belum menikah yang
Pendapatan keluarga pada Tabel 7 menjadi tanggungan karena tinggal serumah.
terdiri dari pendapatan rata-rata istri yang Pada umumnya usaha berjualan sayuran ini
berjualan sayuran, rata-rata pendapatan suami dimulai setelah perempuan kawin. Istri merasa
dan rata-rata pendapatan anak yang masih perlu membantu suami mencari nafkah karena
tinggal serumah belum berkeluarga namun penghasilan dari suami tidak mencukupi.

72
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907± 4298, Volume 12 Nomor 3, September 2016 : 65 - 76

Sebaliknya, suami memberi dukungan karena rumah yaitu berjualan sayuran, masih harus
mereka merasakan tekanan ekonomi lebih besar menyelesaikan pekerjaan rumahtangga yang
bila hanya mengandalkan penghasilan rumah menyita waktu yang tidak sedikit. Meskipun
tangga dari suami sendiri. suami turut membantu menyelesaikan urusan
rumahtangga (domestik), namun waktu yang
Pola Alokasi Waktu Perempuan Pedagang digunakan suami untuk urusan rumahtangga
Sayuran di Pasar relatif lebih sedikit dibandingkan istri. Secara
Perempuan dengan statusnya sebagai istri umum, perempuan lebih banyak mencurahkan
mempunyai peran yang berhubungan dengan waktunya pada kegiatan rumah tangga
kedudukannya sebagai ibu rumah tangga. dibandingkan dengan suami mereka. Suami,
Aktivitas-aktivitas dalam rumah tangga sebaliknya lebih banyak mencurahkan
merupakan realisasi peran domestik yang waktunya untuk kegiatan lain, yaitu aktivitas
dikenal pula sebagai produksi domestik. mencari nafkah di luar berjualan sayuran dari
Perempuan berangsur-angsur tidak lagi istrinya dan di luar kegiatan rumah tangga.
terbelenggu dalam peran domestik saja. Hal ini Berdasarkan aktivitas yang dilakukan
disebabkan semakin beratnya tuntutan untuk setiap anggota rumahtangga dari perempuan
memenuhi kebutuhan hidup rumah tangga dan pedagang sayuran, untuk urusan rumahtangga
semakin luas hubungan sosial perempuan di maka istri lebih banyak mencurahkan waktunya
dalam masyarakat. yakni sebanyak 42,6 persen dibandingkan
Secara umum, perempuan lebih banyak dengan suaminya hanya 16,4 persen. Jika istri
mencurahkan waktunya pada kegiatan rumah berjualan sayuran di pasar maka pekerjaan
tangga (2,6 jam/hari) dibandingkan dengan rumahtangga digantikan oleh anak atau
suami mereka (1,0 jam/hari). Suami, orangtua yang menjadi tanggungan dalam
sebaliknya lebih banyak mencurahkan keluarga tersebut. Suami jarang membantu
waktunya untuk kegiatan lain (7,5 jam/hari), urusan rumahtangga kecuali hanya beberapa
yaitu aktivitas mencari nafkah di luar usaha pekerjaan yang ringan saja seperti menyapu
penjualan sayuran dan di luar kegiatan rumah halaman dan sebagainya dan bukan untuk
tangga. urusan memasak dan mencuci. Dalam keadaan
Tabel 5 juga menunjukkan bahwa istri yang bekerja menjual sayuran maka suami
perempuan pedagang sayuran melakukan memberikan waktunya untuk membantu hanya
kegiatan rata-rata sebanyak 15 jam per hari. sekitar 0,5 jam (30 menit) dan dilakukan pada
Kegiatan mencari nafkah (berjualan sayuran) pekerjaan berupa mengantar atau menolong
rata-rata menghabiskan waktu sebanyak 8,9 jam membawa bahan sayuran ke pasar. Suami
dan untuk rumah tangga sebanyak 2,6 jam/hari. memberikan waktunya hanya relatif sedikit
Untuk kegiatan lain seperti menonton televisi karena mereka mempunyai pekerjaan lain diluar
dan menghadiri ibadah kolom, kaum ibu dan aktivitas rumahtangga yaitu sebagai sopir,
PKK rata-rata sebanyak 3 jam 30 menit. Waktu tukang ojek dan buruh harian lainnya. Ada
yang dicurahkan oleh suami rata-rata 6 jam sebanyak 3 suami yang tidak mempunyai
lebih rendah daripada waktu yang dicurahkan pekerjaan namun mereka membantu berjualan
oleh istri. Suami hanya mencurahkan waktunya sayuran dengan istri. Namun hal ini dilakukan
untuk rumah tangga sebanyak 60 menit per hari. pada saat istri pulang ke rumah siang hari dan
Peran ibu rumah tangga ketika sedang digantikan suaminya untuk berjualan sampai
beraktivitas di luar rumah yakni berjualan sore hari.
sayuran dan mengikuti kegiatan sosial (ibadah Pada umumnya perempuan bekerja
dan PKK), digantikan oleh anggota keluarga lebih lama jumlah jam kerjanya daripada suami
lain, dalam hal ini anak, atau orang tua, atau mereka. Keadaan ini ditunjukkan dalam hasil
kerabat yang tinggal dalam rumah yang masuk penelitian ini bahwa dilihat dari jumlah jam
dalam tanggungan keluarga dan ini memberikan kerja yang dicurahkan untuk kegiatan mencari
waktu rata-rata 2,5 jam/hari. nafkah (berjualan sayuran) dapat dikatakan
Dengan demikian istri yang bekerja bahwa perempuan bekerja berlebih
pada sektor publik memiliki beban kerja yang (overworked). Rata-rata perempuan berdagang
sangat berat, karena disamping bekerja di luar sayuran 8,9 jam dibandingkan dengan suami

73
Pola Alokasi Waktu dan Kontribusi Pendapatan Perempuan«......... (Angelina Pesik, Jenny Baroleh, Rine Kaunang)

yang bekerja rata-rata 7,5 jam per hari. 16.00-19.00 aktivitas/kegiatan dilakukan di
(Bandingkan dengan rata-rata 1 HOK untuk rumah sambil menonton televisi.
laki-laki yaitu 7 jam kerja dan perempuan 0,7 Dengan demikian penelitian ini
HKP = hari kerja laki-laki). memberikan suatu gambaran mengenai alokasi
Perempuan sebagai istri mempunyai waktu yang dicurahkan pada kegiatan produksi
peran yang berhubungan dengan dan reproduksi, baik oleh perempuan pedagang
kedudukkannya sebagai ibu rumahtangga. sayuran maupun anggota rumah tangga lain,
Aktivitas-aktivitas dalam rumahtangga dan kontribusi pendapatan yang berasal dari
merupakan realisasi peran di dalam penjualan sayuran terhadap pendapatan rumah
rumahtangga yang dikenal pula sebagai tangga. Umumnya, perempuan lebih banyak
produksi domestik. Secara perlahan-lahan mencurahkan waktunya pada kegiatan rumah
perempuan tidak lagi terbelenggu dalam peran tangga dibandingkan dengan suami mereka.
domestik saja. Hal ini disebabkan semakin Suami, sebaliknya lebih banyak mencurahkan
beratnya tuntutan untuk memenuhi kebutuhan waktunya untuk kegiatan lain, yaitu aktivitas
hidup rumahtangga. mencari nafkah di luar berjualan sayuran dan di
Secara keseluruhan seluruh aktivitas luar kegiatan rumah tangga. Effendi (1990) dari
perempuan baik dalam rumah maupun aktivitas penelitiannnya di Jatinom, Jawa Tengah
di luar rumahtangga di dominasi oleh istri membenarkan bahwa kegiatan di luar pertanian
sebagai pedagang sayuran yakni sebesar 15 merupakan salah satu strategi kelangsungan
jam/hari dibandingkan dengan anggota hidup (survival strategy) rumah tangga.
rumahtangga lainnya dalam keluarga. Hal ini Kegiatan tersebut memberikan peluang
mengindikasikan bahwa rumahtangga pedagang berusaha, merangsang pertumbuhan ekonomi
sayuran lebih mengutamakan bekerja sebagai dan mampu menekan migrasi tenaga kerja ke
penjual sayuran dibandingkan dengan pekerjaan luar daerah. Bagi seorang perempuan, aktivitas
lain. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara berjualan sayuran memberikan keuntungan
terhadap seluruh responden yang menyatakan bekerja karena bidang pekerjaan ini cenderung
bahwa usaha menjual sayuran ini merupakan merupakan perluasan kegiatan rumah tangga,
mata pencaharian utama. Dengan demikian baik dilihat dari jenis aktivitas maupun
peranan istri dalam rumahtangga sangat kemudahan usaha. Bentuk nyata dari
penting, dimana istri berperan sebagai ibu keuntungan yang diperoleh perempuan adalah
rumahtangga dan sebagai pekerja dalam merealisasikan kemampuan mereka sebagai
memenuhi kebutuhan hidup rumahtangga. pencari nafkah utama atau pencari nafkah
Berdasarkan Tabel 6, kebiasaan ibu tambahan. Namun yang lebih penting adalah
rumah tangga untuk bangun pagi yakni sekitar dalam aktivitas penjualan sayuran ini,
jam 02.00 ± 03.00 subuh, rata-rata sama dengan perempuan dapat menemukan kebebasan
perempuan penjual sayuran yang lain namun finansial dari suami, bahkan beberapa
berbeda dengan kebiasaan ibu-ibu kebanyakan perempuan sama sekali menggantikan fungsi
yang lain yang bukan pedagang sayuran di suami sebagai pencari nafkah utama.
pasar. Berdasarkan hasil wawancara ada yang
melakukan doa pagi namun ada juga ibu-ibu Kontribusi Perempuan Pedagang Sayuran
yang tidak melakukan itu. Menyiapkan sarapan terhadap Pendapatan Rumah Tangga
pagi sudah rutin dilakukan oleh ibu-ibu untuk Perempuan pedagang sayuran dengan
suami yang juga akan bekerja. Jika mereka sendirinya memiliki kontribusi pendapatan
terlambat dari jam 3 subuh untuk ke pasar, terhadap pendapatan total rumahtangga.
mereka tidak mendapatkan sayuran sebagai Dengan memaparkan kontribusi pendapatan
bahan dagangan yang berasal dari supplier atau dapat dilihat anggota keluarga mana yang
pedagang pengumpul. Konsekuensinya, bahan memiliki peran yang besar terhadap
sayuran akan didapatkan dengan harga yang pendapatan total rumahtangga. Disamping itu
mahal. Untuk kegiatan arisan, kegiatan PKK dapat diketahui usaha atau pekerjaan lain
atau ibadah kelompok tidak setiap hari yang memberikan kontribusi paling besar.
dilakukan sehingga kalau tidak ada kegiatan-
kegiatan tersebut di luar rumah pada jam-jam

74
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907± 4298, Volume 12 Nomor 3, September 2016 : 65 - 76

Berdasarkan Tabel 7 dapat dijelaskan Oleh karena itu, semakin rendah tingkat sosial
bahwa pendapatan dari masing-masing anggota ekonomi suatu masyarakat, maka tingkat
rumahtangga dihitung dalam Rp/bulan, tampak partisipasi angkatan kerja perempuan cenderung
bahwa pendapatan tertinggi diperoleh istri semakin meningkat pula. Faktor hambatan
dengan rata-rata pendapatan Rp 4.400.050 per ideologis yang berupa keterikatan perempuan
bulan dengan kontribusi sebesar 59,27 %. pada kegiatan rumah tangga akan membatasi
Sumbangan atau kontribusi suami dalam ruang gerak sehingga ia akan memilih pekerjaan
pendapatan keluarga lebih rendah dari istri yang paling mudah untuk digelutinya, karena
yakni sebesar 19,09 % terhadap pendapatan faktor tersebut sangat berpengaruh terhadap
rumah tangga dengan rata-rata pendapatan kesempatan perempuan untuk memasuki
suami sebesar Rp 1.417.000/bulan. Sumbangan lapangan kerja.
anggota rumah tangga dari anak yang belum
menikah dan tinggal serumah dengan responden
sebesar Rp 1.607.000 per bulan (21,64%). KESIMPULAN DAN SARAN
Jumlah kontribusi dari anak yang belum
menikah ini masih lebih tinggi dibandingkan Kesimpulan
dengan kontribusi dari pendapatan suami.
Kontribusi pendapatan setiap anggota Berdasarkan hasil penelitian, maka
rumahtangga pada setiap aktivitas kerjanya dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
yang lebih besar merupakan konsekuensi dari 1. Pola alokasi waktu oleh perempuan yang
proporsi curahan kerja setiap anggota keluarga berdagang sayuran di Pasar Pinasungkulan
yang besar pada aktivitas tersebut. Dari total Karombasan Manado lebih banyak
pendapatan rumahtangga dapat diungkapkan mencurahkan waktunya (59,40%) untuk
bahwa kontribusi istri sebagai ibu rumahtangga berjualan sayuran (economic production)
yang berdagang sayuran di pasar, lebih besar dibandingkan dengan mengurus
dari kontribusi suami dan anggota keluarga rumahtangga (domestic production)
lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa setiap (17,30%), sehingga usaha ini merupakan
anggota keluarga bersama-sama mencari nafkah aktivitas perempuan sebagai pencari
untuk memenuhi kebutuhan hidup nafkah utama dalam keluarga.
rumahtangganya. Ware (1981) mengemukakan 2. Kontribusi pendapatan perempuan sebagai
bahwa ada dua alasan pokok yang ibu rumah tangga yang berusaha di bidang
melatarbelakangi keterlibatan perempuan dalam penjualan sayuran di pasar sekitar 59,27
angkatan kerja. 3HUWDPD DGDODK ³KDUXV´ \DQJ persen terhadap pendapatan rumah tangga.
mencerminkan kondisi ekonomi rumah tangga
yang bersangkutan rendah sehingga bekerja Saran
untuk meringankan beban rumah tangga adalah
penting. Perempuan pada golongan pertama ini Berdasarkan kesimpulan yang telah
pada umumnya berasal dari masyarakat yang dikemukakan, maka beberapa saran sebagai
status sosial ekonominya rendah. Kedua adalah berikut:
³PHPLOLK XQWXN EHNHUMD´ \DQJ PHQFHUPLQNDQ 1. Usaha ini memberikan potensi dan peluang
kondisi sosial ekonomi pada tingkat menengah yang sangat menjanjikan bagi perempuan
ke atas. dalam meningkatkan pendapatan dalam
Pendapatan kepala rumah tangga keluarga sehingga pendapatan yang
sudah dirasa cukup memenuhi kebutuhan diperoleh bisa disisihkan untuk tabungan
rumah tangga sehingga masuknya Perempuan dan modal usaha.
pada angkatan kerja semata-mata bukan 2. Karena perempuan sebagai pencari nafkah
karena tekanan ekonomi. Keterlibatan utama, maka diperlukan penelitian lanjutan
mereka karena motivasi tertentu seperti, tentang pola pengambilan keputusan dalam
mencari kesibukan untuk mengisi waktu keluarga, khususnya bagi perempuan
luang, mencari kepuasan diri, mencari afiliasi pedagang sayuran di pasar.
diri, atau mencari tambahan penghasilan.

75
Pola Alokasi Waktu dan Kontribusi Pendapatan Perempuan«......... (Angelina Pesik, Jenny Baroleh, Rine Kaunang)

DAFTAR PUSTAKA Prayitno, W. 1991. Analisa Situasi Wanita


Indonesia. Kantor Menteri Negara
Budiman, A. 2012. Pembagian kerja secara Urusan Peranan Wanita. Jakarta.
seksual sebuah pembahahasan
sosiologis tentang peran wanita di Rakomole, D. 2016. Peranan Wanita Pedagang
dalam masyarakat. Jakarta: Gramedia. Sayuran Terhadap Pendapatan Keluarga
di Pasar Pinasungkulan Karombasan
Duwit, Beatrix S., Veronica, A. Kumurur., dan Manado. Skripsi. Fakultas Pertanian
Ingerid, A. Moniaga. 2015. Persepsi Universitas Sam Ratulangi. Manado.
Pedagang Kaki Lima Terhadap Area
Berjualan Sepanjang Jalan Pasar Sayogyo, P. 2007. Peranan Wanita Dalam
Pinasungkulan Karombasan Manado. Perkembangan Masyarakat Desa. CV.
Jurnal Sabua Vol. 7, No. 2: hal 419-427 Rajawali. Jakarta.
Oktober 2015. ISSN.
Sobari, M.P., Facrudin, A. dan Sujana. 1996.
Hernanto, F. 1989. Ilmu Usahatani. Penebar Pembagian Kerja dan Alokasi Waktu
Swadaya. Jakarta. Pencarian Nafkah pada Rumah Tangga
Pengambil Rumput Laut Alam di
Husin, Laila dan Dwi Wulansari. 2011. Kecamatan Cikelet, Kabupaten Garut.
Perilaku Ekonomi Rumahtangga Petani Buletin Ekonomi Perikanan No. 2 Tahun
Karet di Prabumulih dalam Alokasi Ke 2. 1996.
Tenaga Kerja Produksi dan Konsumsi.
Laporan penelitian. Jurusan Sosial Soekartawi. 2003. Agribisnis Teori dan
Ekonomi Pertanian Universitas Aplikasi. PT. Raja Grafindo Persada.
Sriwijaya. Jakarta.

Mubyarto. 2004. Pengantar Ekonomi Sugiyono, 2003. Metode Penelitian


Pertanian. LP3ES. Jakarta. Administrasi. Alfabeta. Bandung.

Mulyadi, S. . 2000.Ekonomi Sumber Daya 6RHNDQWR 6RHUMRQR ³ Sosiologi Suatu


Manusia dalam Perspektif Pengantar ³ 5DMDZDOL 3HUV -DNDUWD
Pembangunan. PT. Raja Grafindo
Persada. Jakarta. Tambunan, K. 2009. Tenaga Kerja Wanita
Indonesia. Pusat Dokumentasi dan
Munandar, S. C. 2006. Emansipasi dan Peran Informasi Ilmiah. Jakarta
Ganda Wanita Indonesia Suatu
Tinjauan Psikologis. UI Press. Widarti, S. 1984. Wanita Bakul di Pedesaan
Jakarta. Jawa. Kanisius. Yogyakarta

Oey, May Ling. 2005 ³3HUXEDKDQ SROD NHUMD Ware, K. 1981. Kemiskinan dan Kebutuhan
kaum wanita di Indonesia selama Pokok. Rajawali Press. Jakarta.
GDVDZDUVD VHEDE GDQ DNLEDWQ\D´
Prisma 14(10). Wolfman, B. R. 1986. Peranan Kaum Wanita.
Kanisius. Yogyakarta

76

You might also like