Hubungan Antara Disposisi Matematis Dan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Dalam Materi Statistika Di Sma

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

HUBUNGAN ANTARA DISPOSISI MATEMATIS

DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA


DALAM MATERI STATISTIKA DI SMA

ARTIKEL PENELITIAN

OLEH
ADE RIYANI
NIM F04112047

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2018
LEMBAR PERSETUJUAN

HUBUNGAN ANTARA DISPOSISI MATEMATIS DAN


KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA
DALAM MATERI STATISTIKA DI SMA

ARTIKEL PENELITIAN

ADE RIYANI
NIM. F04112047

Disetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Hj. Yulis Jamiah, M.Pd Dr. Hamdani, M.Pd


NIP. 19620507 198810 2 001 NIP.19650208 199103 1 002

Mengetahui

Ketua Jurusan P.MIPA,

Dr. H. Ahmad Yani T, M.Pd


NIP. 19660401 199102 1 001
HUBUNGAN ANTARA DISPOSISI MATEMATIS
DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS
DALAM MATERI STATISTIKA DI SMA

Ade Riyani, Yulis Jami’ah, Hamdani


Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Untan Pontianak
Email: Aderiani1010@gmail.com

Abstract
This research aims to describe the relationship between mathematical disposition and
mathematical communication ability of students in statistics subject at BAWARI Islamic
High School Pontianak. The research method used is a correlation research method
with a form of qualitative research. The subjects in this research are six students from
science class and the results of the research is student answer sheets from the results
of tests of mathematical communication ability, mathematical disposition
questionnaires and interview results. The results showed that students' oral
mathematical communication skills were classified as poor, students were only able to
meet one indicator. Students' written communication skills are not good, students are
only able to fulfill the indicators of writing ideas as a form of solving statistics
problems, the other two indicators have not been fulfilled. Five students had a positive
disposition and one student had a very positive disposition. The relationship between
mathematical disposition and mathematical communication skills is not concomitant.
The facts in the field show that not always students who have a positive mathematical
disposition have good mathematical communication skills too. This can be influenced
by several factors, namely: from instrument factors, student factors and learning
factors.

Keywords: Mathematical Disposition, Mathematical Communication Ability, Statistics

PENDAHULUAN cenderung untuk melakukan refleksi terhadap


Belajar matematika tidak hanya apa yang telah dipikirkannya.
mengembangkan ranah kognitif. Ketika siswa Disposisi matematis atau sikap siswa
berusaha menyelesaikan masalah matematis, terhadap matematika tampak ketika siswa
antara lain diperlukan rasa ingin tahu, ulet, menyelesaikan tugas matematika, apakah
percaya diri, melakukan refleksi atas cara dikerjakan dengan percaya diri, tanggung
berpikir. Dalam matematika hal tersebut jawab, tekun, pantang putus asa, merasa
dinamakan disposisi matematis (Karlimah, tertantang, memiliki kemauan untuk mencari
2010: 10). Dalam arti lain, disposisi cara lain dan melakukan refleksi terhadap
matematis bukan hanya sebagai sikap saja, cara berpikir yang telah dilakukan. Disposisi
tetapi juga sebagai kecenderungan untuk matematis harus ditingkatkan karena
berpikir dan bertindak positif (Sumarmo, merupakan faktor utama yang menentukan
2010). kesuksesan belajar (Kilpatrick et.al, 2001).
Sebagaimana dituangkan dalam Sumarmo (2010: 7) menjelaskan bahwa
dokumen Curriculum and Evaluation disposisi matematis (mathematical
Standard for School Mathematics (NCTM, disposition) yaitu keinginan, kesadaran,
2000), disposisi tidak sekedar merujuk pada kecenderungan dan dedikasi yang kuat pada
sikap tetapi juga kecenderungan berpikir dan diri siswa atau mahasiswa untuk berpikir dan
bertindak secara positif. Disposisi dapat berbuat secara matematik. Terdapat
dilihat dari cara siswa mendekati suatu hubungan yang kuat antara disposisi
masalah, apakah dengan percaya diri, matematis dan pembelajaran. Pembelajaran
mempunyai kemauan kuat untuk matematika selain untuk meningkatkan
menyelesaikannya, tekun, tertarik, serta kemampuan berpikir matematis siswa juga
meningkatkan aspek kognitif siswa, yaitu

1
disposisi matematis. Pembelajaran terkait hal-hal yang belum mereka pahami
matematika di kelas harus dirancang khusus selama proses pembelajaran.
sehingga selain dapat meningkatkan prestasi Selama proses pembelajaran
belajar siswa juga dapat meningkatkan berlangsung siswa hanya mampu fokus pada
disposisi matematis. beberapa menit awal, setelahnya hanya
Walle (2007: 24) mengatakan “Being beberapa siswa yang mau mendengarkan.
mathematically proficient means that people Kemudian dilanjutkan dengan wawancara
exhibit behaviors and dispositions as they are dengan guru matematika kelas XI SMA Islam
“doing mathematics”. Pernyataan tersebut BAWARI bahwa siswa kurang serius dalam
menunjukan bahwa kecakapan mengikuti pelajaran dan kurang aktif, baik
bermatematika yang baik dapat ditunjukan dalam mengajukan maupun menjawab
melalui tingkah laku dan dispoisisi matematis pertanyaan. Selain itu, ketika diberikan tugas
dalam bermatematika. Dalam NTCM (2000), siswa cenderung lambat dalam
kecakapan matematika yang baik ditunjang menyelesaikan. Hal ini ditunjukkan dari data
oleh daya matematis yang baik. Satu di antara hasil rata-rata ulangan harian siswa sebagai
daya matematis adalah kemampuan berikut:
komunikasi matematis. Tabel 1 Rata-rata hasil ulangan siswa
Selain itu dalam permendikbud No. 20 materi Statistika
Tahun 2016 tentang standar kompetensi
Jumlah siswa
lulusan bidang studi matematika yang
dengan nilai Rata-
dinyatakan bahwa melalui pembelajaran
Jumlah ulangan di rata
matematika, siswa diharapkan dapat Kelas
siswa bawah KKM nilai
mengkomunikasikan gagasan dengan simbol,
(75) ulangan
tabel, diagram atau media lain untuk
XI IPA 24 87,5 % 45,88
memperjelas masalah.Ini berarti bahwa
pembelajaran matematika di sekolah juga XI IPS
35 100 % 40,28
bertujuan antara lain untuk mengembangkan 1
aspek komunikasi. XI IPS
33 87,88 % 33,33
Komunikasi dalam matematika 2
merupakan cara untuk berbagi pemikiran dan XI IPS
33 96,97 % 30
menjelaskan suatu pemahaman baik secara 3
lisan maupun tertulis agar jelas dan
meyakinkan. Komunikasi matematis Dari data di atas, diketahui bahwa
memiliki peran penting dalam pembelajaran persentase ketuntasan siswa masih sangat
matematika, sebab melalui komunikasi rendah, bahkan disetiap kelas tidak lebih dari
matematis siswa dapat mengorganisasikan 15% siswa yang tuntas pada ulangan
dan mengkonsolidasikan pemikiran statistika, dengan hasil rata-rata nilai ulangan
matematis mereka (Sumirat, 2014: 23). yang juga rendah.
Melalui proses mengkomunikasikan akan
didapat sebuah solusi baik berkenaan dengan METODE PENELITIAN
problem yang disampaikan atau pun Penelitian ini bertujuan mengetahui
berkenaan dengan tata cara penyampaian ide hubungan antara kemampuan komunikasi
itu sendiri (Kalman, 2008: 44). matematis siswa dan disposisi matematis
Berdasarkan pengalaman peneliti selama dalam materi statistika di SMA. Berdasarkan
melakukan PPL di SMA Islam Bawari, dalam tujuan penelitian tersebut maka metode
proses belajar di kelas siswa kurang percaya penelitian yang digunakan adalah metode
diri dalam belajar, siswa cenderung lebih penelitian korelasi (correlational research).
menyukai melihat hasil kerja temannya dan Darmadi (2013:5) menyatakan penelitian
jika disuruh maju ke depan untuk korelasional bertujuan untuk menentukan ada
mengerjakan latihan siswa selalu bertanya tidaknya hubungan, dan seberapa jauh
apakah tidak masalah kalau salah dalam hubungan antara dua variable (yang dapat
mengerjakannya. Selain itu, siswa tidak diukur) atau lebih. Sedangkan bentuk
mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi penelitian ini adalah deskriftif kualitatif.
dilihat dari kemauan mereka dalam bertanya Subjek dalam penelitian ini adalah siswa

2
kelas XI IPA SMA Islam BAWARI subjek yang akan di wawancari; (3) Peneliti
Pontianak tahun ajaran 2017/2018 yang menentukan jadwal wawancara dengan guru
berjumlah 6 orang. matematika sekaligus meminta saran kepada
guru, subjek yang bisa untuk wawancara
Tahap Persiapan berdasarkan hasil skor yang diperoleh setelah
Langkah –langkah yang dilakukan pada tes; (4) Peneliti melakukan wawancara
tahap persiapan antara lain : (1) Peneliti terhadap subjek QS, SR, RK, GN, AF, dan
melakukan validasi instrumen yang akan AS yang termasuk dalam kategori
diujicobakan, yaitu ada tiga validator yang kemampuan komunikasi kurang baik, baik
terdiri dari satu orang dosen matematika
FKIP Untan dan dua orang guru mata Prosedur Pengolahan Data
pelajaran matematika; (2) Setelah dinyatakan Sesuai dengan tujuan penelitian maka
valid oleh validator, peneliti mendapatkan data yang diperoleh dianalisis dengan cara
surat ujicoba serta surat izin riset dari sebagai berikut: (1) Menganalisis setiap
akademik; (3) Peneliti datang ke SMAIT AL- indikator yang terpenuhi oleh subjek
FITYAN pada tanggal 6 januari 2018 untuk penelitian; (2) Mendeskripsikan kemampuan
memberikan surat ujicoba kepada kepala komunikasi tertulis siswa melalui hasil tes;
sekolah untuk meminta izin melakukan (3) Mendeskripsikan kemampuan komunikasi
ujicoba di kelas XI; (4) Setelah mendapat izin lisan siswa berdasarkan hasil wawancara; (4)
ujicoba peneliti melakukan ujicoba di kelas Memberikan skor pada angket disposisi
XI IPA SMAIT AL-FITYAN pada tanggal 8 matematis berdasarkan hasil penyebaran
januari 2018; (5) Setelah melakukan ujicoba angket; (5) Mendeskripsikan disposisi
di SMAIT AL-FITYAN, di hari yang sama matematis siswa berdasarkan hasil angket;
peneliti langsung ke SMA Islam BAWARI (6) Mendeskripsikan hubungan antara
untuk memberikan surat izin penelitian; (6) kemampuan komunikasi matematis dan
Peneliti menghitung validasi konstruk, disposisi matematis.
reliabelitas, indeks kesukaran soal, daya
pembeda soal; (7) Setelah dinyatakan valid HASIL PENELITIAN DAN
dan reliabel maka soal dapat di lanjutkan PEMBAHASAN
untuk penelitian; (8) Peneliti ke sekolah Siswa di berikan tes kemampuan
untuk menentukan jadwal penelitian dengan komunikasi, angket disposisi matematis, dan
guru mata pelajaran matematika. wawancara. Tes dilakukan pada tanggal 27
Januari 2018 yang kemudian dipilih sebanyak
Tahap Pelaksanaan 6 siswa secara acak dengan pertimbangan
Langkah – langkah yang dilakukan pada dari guru yang mengajar mata pelajaran
tahap pelaksanaan antara lain : (1) Setelah matematika di kelas tersebut. Dari hasil
mendapatkan jadwal dari guru, peneliti tersebut di analisis subjek – subjek yang
melakukan penelitian di kelas XI IPA pada memenuhi indikator dari kemampuan
tanggal 24 januari 2018; (2) Setelah komunikasi matematis lisan siswa, sebagai
memberikan soal tes dan angket, peneliti berikut:
menghitung skor hasil tes untuk menentukan

3
Kemampuan Komunikasi Matematis Lisan Siswa
Berdasarkan hasil analisis yang mengajar matematika di kelas
kemampuan komunikasi lisan melalui bersangkutan. Dibawah ini disajikan tabel
wawancara yang dilakukan peneliti pada subjek – subjek yang memenuhi indikator
tanggal 27 januari 2018, peneliti melakukan kemampuan komunikasi lisan, sebagai berikut
wawancara terhadap 6 subjek yang di pilih :
secara acak melalui pertimbangan dari guru
Tabel 2. Subjek Yang Memenuhi Indikator Kemampuan Komunikasi Lisan

Soal 1a Soal 1b Soal 1c


Kode
No Indikator Indikator Indikator Indikator Indikator Indikator
Subjek
1 2 1 2 1 2
1 QS - √ - √ √ √
2 SR √ - - - √ √
3 RK √ - √ √ √ √
4 GN √ - - - √ √
5 AF √ - - - √ √
6 AS - - - - - -

Berdasarkan tabel 2 diperoleh hasil Kemampuan Komunikasi Matematis


bahwa kemampuan komunikasi matematis Tertulis
lisan siswa tergolong kurang baik. Hal ini juga Berdasarkan analisis tes kemampuan
dibenarkan oleh hasil penelitian Nurhayati komunikasi matematis diperoleh hasil
(2013) bahwa kemampuan komunikasi lisan pencapaian indikator kemampuan komunikasi
siswa masih tergolong pada kategori kurang matematis oleh masing masing subjek. Hasil
dengan hasil penelitian beliau rata rata sebesar ini disajikan pada tabel berikut :
30,56%.

Tabel 3. Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis Tertulis yang Dicapai Subjek

Indikator Kemampuan Komunikasi Subjek


Matematis Tertulis Siswa QS SR RK GN AF AS
a) Menafsirkan diagram yang disajikan
dalam bentuk tulisan.
- √ - - - -
b) Menyajikan ide – ide ke dalam bentuk
- - - - - -
tabel distribusi frekuensi
c) Menuliskan ide – ide / gagasan sebagai
bentuk penyelesaian dari masalah √ - √ √ - -
statistika.

Berdasarkan hasil analisis kemampuan – ide ke dalam bentuk tabel distribusi


komunikasi matematis tersebut, frekuensi.
Dari 30 siswa di kelas XI IPA diketahui Dari 6 siswa yang dijadikan sebagai
bahwa terdapat satu siswa (3,33%) mampu sampel yaitu QS, SR, RK, GN, AF, dan AS.
menafsrikan diagram garis yang disajikan ke Seperti yang dapat dilihat pada tabel diketahui
dalam bentuk tulisan, lima siswa (83,33%) bahwa untuk indikator menuliskan ide- ide/
mampu menuliskan ide- ide/ gagasan sebagai gagasan sebagai bentuk penyelesaian dari
bentuk penyelesaian dari masalah statistika, masalah statistika terdapat 3 subjek atau 50%
dan 0 % siswa atau tidak ada siswa yang yang mampu yaitu QS, RK, dan GN. Indikator
mampu menyajikan ide – ide ke dalam bentuk menafsirkan diagram yang disajikan ke dalam
tabel distribusi frekuensi dengan kata lain bentuk tulisan hanya satu subjek atau 16,67 %
sekitar 24 siswa tidak mampu menyajikan ide yang mampu memenuhinya yaitu SR,
sedangkan indikator menyajikan ide – ide ke

4
dalam bentuk tabel distribusi frekuesni tidak belajar Statistika, 19 siswa (63,5 %) selalu
ada satupun 0 % dari 6 subjek yang mampu mencari cara/solusi lain untuk menyelesaikan
menyelesaikannya permasalahan dalam materi statistika dan 23
siswa (74,2%) selalu memonitor ulang hasil
Disposisi Matematis Siswa pekerjaan. Dengan demikian dapat dikatakan
Hasil perhitungan angket disposisi bahwa disposisi matematis siswa jika dilihat
matematis siswa terhadap materi statistika dari aspeknya menyebar dan tidak
diperoleh 1 siswa (3%) memiliki disposisi mendominasi pada aspek- aspek tertentu saja.
yang sangat positif dan 29 siswa memiliki
disposisi positif. Oleh karena itu dapat Hubungan Antara Matematis dan
disimpulkan bahwa rata – rata siswa memiliki Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa
disposisi yang positif terhadapa materi Dalam Materi Statistka
statistika. Disposisi matematis siswa terhadap Berdasarkan analisis tahap – tahap yang
materi statistika tergolong positif 5 aspek yang telah dilakukan, peneliti menemukan
yaitu percaya diri dalam belajar Statistika, pebedaaan antara kemampuan komunikasi
mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi pada matematis dan disposisi matematis siswa.
materi Statistika, sungguh – sungguh dalam Apabila data hasil tes kemampuan komunikasi
belajar statistika, berusaha mencari cara/solusi matematis dibandingkan hasil angket disposisi
lain untuk menyelesaikan permasalahan dalam matematis diperoleh data bahwa kemampuan
materi statistika, dan selalu memonitor ulang komunikasi matematis siswa cenderung
hasil pekerjaan. Berdasarkan hasil distribusi kurang baik, dan disposisi matematis siswa
angket disposisi matematis, sebanyak 25 cenderung positif. Hasil analisis disajikan
siswa ( 82,83 %) percaya diri dalam belajar dalam bentuk tabel berikut :
Statistika, 22 siswa (73 %) mempunyai rasa
ingin tahu yang tinggi pada materi Statistika,
24 siswa (79,8 %) sungguh – sungguh dalam

Tabel 4. Hasil analisis indikator yang terpenuhi oleh subjek penelitian

Kemampuan
Kemampuan Komunikasi Lisan
Kode Disposisi Komunikasi Tulis
No
Subjek Matematis 1a 1b 1c
1 2 3
1 2 1 2 1 2
1 QS P − − √ − √ − − √ √
2 SR P √ − − √ − − − √ √
3 RK SP − − √ √ − √ √ √ √
4 GN P − − √ √ − − − √ √
5 AF P − − − √ − − − √ √
6 AS P − − − − − − − − −

Keterangan : ide ke dalam bentuk tabel distribusi frekuensi


P : Positif Indikator 3 KKT :Menuliskan ide
S : Sangat Positif ide / gagasan sebagai bentuk penyelesaian
Indikator 1 KKL:Menafsirkan informasi yang dari masalah Statistika.
disajikan secara lisan. Kemampuan komunikasi matematis RK
Indikator 2 KKL :Merespon suatu pertanyaan yang mempunyai disposisi sangat positif
dari peneliti dalam bentuk argumen yang tergolong cenderung baik. Pada indikator
meyakinkan. kemampuan komunikasi matematis
Indikator 1 KKT: Menafsirkan diagram yang menafsirkan diagram garis ke dalam bentuk
disajikan dalam bentuk tulisan. tulisan RK tidak mampu menuliskan jawaban
Indikator 2 KKT:Menyajikan ide – yang benar namun ketika diwawancara RK

5
mampu merespon dengan baik setiap tidak baik. Pada indikator menafsirkan
pertanyaan yang di ajukan peneliti dan diagram garis ke dalam bentuk tulisan AS
menjawab lebih baik dari apa yang ia tuliskan. menuliskan jawaban namun salah dan ketika
Pada indikator menyajikan ide –ide ke dalam dilakukan wawancara AS mengakui bahwa ia
bentuk tabel distribusi frekuensi RK tidak mengerti, AS merespon setiap
menuliskan jawaban namun salah dan ketika pertanyaan dengan baik namun tidak bisa
dilakukan wawancara ia menjelaskan mnejelaskan dengan argumen – argumen yang
bagaimana caranya membuat tabel distribusi meyakinkan sehingga untuk indikator ini AS
frkeuensi dan merespon setiap pertanyaan dari tidak terpenuhi. Pada indikator menyajikan
peneliti dengan baik dan mampu memberikan ide – ide ke dalam benuk tabel distribusi
argumen - argumen yang meyakinkan. frekuensi AS menuliskan jawaban namun
Kemudian pada indikator menuliskan ide – salah dan ketika diwawancara AS mengatakan
ide sebagai bentuk penyelesaian masalah bahwa ia lupa dengan tabel distribusi
statistika RK menuliskan jawaban beserta frekuensi dan AS tidak bisa menjelaskan
langkah – langkah yang benar dan ketika dengan argumen – argumen yang meyakinkan
dilakukan wawancara RK mampu merespon namun AS merespon dengan baik setiap
setiap pertanyaan yang diajukan oleh peneliti pertanyaan yang peneliti ajukan. Kemudian
dan menjawabnya dengan argumen – argumen untuk indikator menuliskan ide – ide sebagai
yang meyakinkan lengkap beserta langkah – bentuk penyelesaian masalah statistika AS
langkah proses menemukan jawabannya. tidak menuliskan sama sekali jawaban dan
Maka dapat disimpulkan bahwa RK ketika diwawancara AS hanya mengatakan
memenuhi indikator kemampuan komunikasi tidak tahu disetiap pertanyaan yang diajukan
tertulis dan lisan pada soal 1c. oleh peneliti sehingga dapat disimpulkan
Kemampuan komunikasi matematis GN bahwa AS tidak memenuhi indikator
yang mempunyai disposisi positif tergolong kemampuan komunikasi tertulis dan lisan.
kurang baik. Pada indikaor kemampuan Dilihat dari hasil tes dan wawancara
komunikasi matematis menafsirkan diagram jawaban siswa cenderung relevan, yang
garis ke dalam bentuk tulisan GN tidak artinya apa yang tertulis pada lembar jawaban
mampu menuliskan jawaban yang benar siswa sama dengan apa yang mereka jawab
namun ketika dilakukan wawancara GN ketika di wawancara. Walle (2007: 24)
mampu merespon dengan baik setiap mengatakan bahwa kecakapan bermatematika
pertanyaan yang diajukan peneliti dan yang baik dapat ditunjukkan melalui tingkah
menjawab lebih baik dari apa yang ia tuliskan laku dan disposisi dalam bermatematika.
namun tidak di sertai dengan argumen yang Dalam NCTM (2000) kecakapan matematis
meyakinkan. Pada indikator menyajikan ide – yang baik ditunjang oleh daya matematis yang
ide ke dalam bentuk tabel distribusi frekuensi baik, Satu di antara daya matematis adalah
GN menuliskan jawaban namun salah dan kemampuan komunikasi matematis. Pada
keitika diwawancara GN mengakui bahwa ia kenyataan di lapangan diperoleh data bahwa
tidak tahu tabel distribusi itu seperti apa. GN tidak selalu siswa yang mempunyai disposisi
merespon setiap pertanyaan peniliti dengan matematis positif memiliki kemampuan
baik namun tidak mampu memberikan komunikasi matematis yang baik juga. Hal ini
argumen – argumen yang meyakinkan. bisa saja dipengaruhi oleh beberapa faktor
Kemudian untuk indikator menuliskan ide – yaitu: dari faktor instrumen, faktor siswa dan
ide sebagai bentuk penyelesaian masalah faktor pembelajaran. Dari faktor instrumen
statistika GN menuliskan langkah – langkah yang peneliti amati bahwa subjek penelitian
dengan benar dan ketika dilakukan wawancara cenderung memilih pilihan “Netral” pada saat
GN mampu merespon setiap pertanyaan dari mereka mengisi skala angket disposisi
peneliti dengan baik dengan argumen – matematis, instrumen dengan pilihan “Netral”
argumen yang meyakinkan. Maka dapa memberi peluang pada subjek untuk tidak
disimpulkan bahwa GN mampu memenuhi memilih pilihan yang lain sedangkan peneliti
indikaor kemampuan komunikasi tertulis dan tidak melakukan pengamatan lebih lanjut. Hal
lisan pada soal 1c. tersebut mempengaruhi jumlah skor pada
Kemampuan komunikasi matematis AS angket tersebut yang mengakibatkan banyak
yang mempunyai disposisi positif tergolong subjek memiliki jumlah skor yang

6
menunjukkan disposisi pada kategori positif. siswa pada materi Statistika tergolong kurang
Pada faktor siswa yang mempengaruhi hasil baik. Dari tiga indikator siswa hanya
tersebut adalah siswa tidak serius atau memenuhi indikator menuliskan enam siswa
sungguh – sungguh dalam mengerjakan tes yang dijadikan subjek penelitian terdapat tiga
yang diberikan peneliti karena subjek siswa yang mampu memenuhi indikator
mengganggap bahwa tes tersebut tidak menuliskan ide –ide/ gagasan sebagai bentuk
mempengaruhi nilai matematikanya. penyelesaian dari masalah statistika, satu
Kemampuan subjek yang secara kesuluruhan siswa mampu memenuhi indikator
mempunyai basic kurang, mengakibatkan menafsirkan diagram garis ke dalam bentuk
minat belajar menjadi rendah, dan kurang tulisan. (3) Disposisi matematis siswa pada
memperhatikan guru. Melihat hal tersebut materi statistika adalah sangat positif
sebenarnya disposisi siswa bisa di tingkatkan cenderung positif, siswa dengan disposisi
melalui pembelajaran yang menyenangkan, positif mampu memenuhi hampir semua
hal ini di dukung oleh teori dari Purwanto indikator disposisi matematis dan siswa
dalam Rina ( 2013,16) yang menyatakan dengan disposisi sangat positif mampu
bahwa “Sikap dapat berubah-ubah karena itu memenuhi semua indikator disposisi
sikap dapat dipelajari dan sikap dapat berubah matematis. (4) Hubungan antara disposisi
pada orang-orang bila terdapat keadaan- matematis dan kemampuan komunkasi
keadaan dan syarat-syarat tertentu yang matematis tidak seiring, fakta lapangan
mempermudah sikap orang itu”. Sedangkan menunjukkan bahwa tidak selalu siswa yang
pada faktor pembelajaran, peneliti mengamati mempunyai disposisi matematis positif
bahwa guru yang mengampu mata pelajaran memiliki kemampuan komunikasi matematis
matematika di kelas tersebut mengajar dengan yang baik juga.
menggunakan metode ceramah, sehingga
tidak terlalu banyak memunculkan interaksi Saran
pada siswa, guru kurang memberi perhatian Beberapa saran yang dapat disampaikan
terhadap kemampuan komunikasi siswa, berdasarkan hasil penelitian ini adalah: (1)
siswa cenderung terpaku kepada penjelasan Dalam membuat instrumen sebaiknya hindari
guru di depan. memberi pilihan “netral” pada angket karena
siswa cenderung memilih pilhan yang netral
KESIMPULAN DAN SARAN dibanding pilihan yang lainnya; (2) Pada
Kesimpulan instrumen tes soal, peneliti sebaiknya
Berdasarkan hasil penelitian dan memberikan arahan dalam pengerjaan soal
pembahasan pada bab IV, secara umum dapat agar jawaban siswa menyesuaikan indikator
disimpulkan bahwa siswa yang mempunyai yang dibua oleh peneliti; (3) Dalam
disposisi sangat positif memiliki kemampuan melakukan penelitian sebaiknya segera setelah
komunikasi cenderung baik dan lima siswa siswa selesai mempelajari materi untuk
yang memiliki disposisi positif, empat menghindari siswa lupa tentang materi
diantaranya memiliki kemampuan komunikasi tersebut; (4) Dalam melakukan penelitian
matematis kurang baik. Secara khusus sebelum memulai sebaiknya membuat
kesimpulan diberikan sebagai berikut: (1) kesepakatan untuk siswa mendengarkan
Kemampuan komunikasi matematis lisan dengan seksama penjelasan peneliti; (5)
siswa tergolong kurang baik, dari dua Dalam pelaksanaan penelitian hendaknya
indikator siswa hanya memenuhi satu mempertimbangkan waktu yang tersedia,
indikator yaitu menafsirkan informasi yang karena materi Statistika memerlukan waktu
diperoleh secara lisan. Sedangkan indikator yang cukup lama; (6) Sebaiknya untuk
merespon suatu pertanyaan dari peneliti penelitian selanjutnya, banyaknya indikator
dengan argumen yang meyakinkan pada tes kemampuan komunikasi lisan yang
indikator kemampuan komunikasi tulis digunakan sama dengan indikator kemampuan
menafsirkan diagram garis ke dalam bentuk komunikasi tertulis karena pada dasarnya
tulisan tidak terpenuhi oleh siswa. (2) kemampuan komunikasi matematis tertulis
Kemampuan komunikasi matematis tertulis dan lisan itu sama.

7
DAFTAR PUSTAKA NCTM. 2000. Principle and standards for
Arista, Rina Pratiwi. 2014. Pengaruh School Mathematics. Reston, VA: Authur.
Pemahaman Materi Hak Asasi Nurhayati. 2013. Mengatasi Kesulitan
Manusia Terhadap Sikap Komunikasi Matematis Siswa
Kemanusiaan Siswa Kelas VII SMP N Menggunakan Wawancara Klinis
2 Hulu Sungkai Kab. Lampung Utara. Berbantuan Tablet Berbasis Multi
Lampung: FKIP Universitas Lampung. Representasi di SMA. Pontianak:
Darmadi, Ahmad. 2013. Metode Penelitian Skripsi UNTAN
Pendidikan dan Sosial. Bandung: Permendikbud. 2016. Standar Kompetensi
Alfabeta. Lulusan Pendidikan Dasar dan
GBHN. 2002. Undang – Undang Dasar 1945 Menengah. Jakarta: Permendikbud.
Bab XIII Pasal 31. Indonesia: PPKI Sumarmo, Utari. 2010. Evaluasi Dalam
Kalman, Calvin S. 2008. Succesful Science Pembelajaran Matematika. Bandung:
and Engineering teaching Theoretical Jurnal FMIPA UPI
and Learning Perspectives. Canada: Sumirat, Lusia Ari. 2014. Efektifitas Strategi
Springer. Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-
Karlimah. 2010. Pengembangan Talk-Write (TTW) Terhadap
Kemampuan Komunikasi dan Kemampuan Komunikasi dan
Pemecahan Masalah serta Disposisi Disposisi Matematis. Jurnal Pendidikan
Matematis Mahasiswa PGSD Melalui dan Keguruan.
Pembelajaran Berbasis Masalah. Walle, Van De. 2007. Elementary and
Bandung: Disertasi UPI Bandung Middle School Mathematics Teaching
Kill, Patrick et al. 2001. Adding It Up, Developmentally. USA: Pearson
Helping Children Learn Mathematics. Education.
Washington DC: National Academy
Press.

You might also like