Professional Documents
Culture Documents
Pembelajaran Matematika Realistik Pada Materi Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan Bulat Bagi Siswa Kelas Iv Sekolah Dasar Rissa Prima Kurniawati
Pembelajaran Matematika Realistik Pada Materi Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan Bulat Bagi Siswa Kelas Iv Sekolah Dasar Rissa Prima Kurniawati
Abstract
Mathematics has characteristic in good abstract object. That cause students have
difficulty in understanding of mathematics. Therefore, the real-life experiences of children in
the classroom are important for learning and students will understand the material quickly.
This study is aimed to describe the activities of students during the learning process that takes
place in the material realistic arithmetic addition and subtraction and describe the learning
completeness students after being taught with realistic learning the material arithmetic
addition and subtraction of integers. This type of research used in this research is qualitative
research. Subjects in this study were students of class IV SDN Jenangan, Kwadungan,
Ngawi.Based on this research, student activities relevant to teaching (teaching and learning)
of 98.83% classified in the category very well. While the student activity which is not relevant
to the teaching of 10.15%. Completeness students in realistic mathematics learning on the
material arithmetic operations of addition and subtraction of integers for fourth grade
students of SDN Jenangan, Kwadungan, Ngawi gained mastery learning students individually
sebannyak 12 students from the number of students as many as 15 students altogether, which
is not completed individually as 3 students. While the classical completeness, acquired 80% of
students who completed study.
Keywords: Learning, Realistic Mathematics
Abstrak
Matematika memiliki karakteristik, yaitu mempunyai objek yang bersifat abstrak.
sifat matematika yang abstrak ini menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam
memahami matematika. Oleh karena itu, pengalaman kehidupan nyata anak dalam
pembelajaran di kelas itu penting dilakukan agar pembelajaran lebih bermakna dan siswa
cepat memahami materi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan aktivitas siswa
selama proses pembelajaran realistik berlangsung pada materi hitung penjumlahan dan
pengurangan bilangan bulat dan mendeskripsikan ketuntasan belajar siswa setelah diajar
dengan pembelajaran realistik pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Subyek
pada penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Jenangan, Kwadungan, Ngawi.
Berdasarkan hasil penelitian, aktivitas siswa yang relevan dengan KBM (kegiatan belajar
mengajar) sebesar 98,83 % tergolong dalam kategori sangat baik. Sedangkan aktivitas
siswa yang tidak relevan dengan KBM sebesar 10,15%. Ketuntasan siswa dalam
pembelajaran matematika realistik pada materi operasi hitung penjumlahan dan
pengurangan bilangan bulat bagi siswa kelas IV SDN Jenangan, Kwadungan, Ngawi
diperoleh ketuntasan belajar siswa secara individu sebanyak 12 orang siswa dari jumlah
siswa seluruhnya yaitu 15 orang siswa, yang tidak tuntas secara individu sebanyak 3
orang siswa. Sedangkan ketuntasan klasikal diperoleh 80% dari siswa yang tuntas belajar.
Kata Kunci: Pembelajaran, Matematika Realistik
80
Rissa Prima K: Pembelajaran Matematika Realistik Pada Materi Penjumlahan... 81
yang telah dimiliki oleh siswa dan hubungan antara pengetahuan yang
siswa kurang diberikan kesempatan dimilikinya dengan penerapannya dalam
untuk menemukan kembali serta kehidupan mereka sebagai anggota
mengonstruksi sendiri ide-ide keluarga dan masyarakat.
matematika. Mengaitkan Menurut Hauvel-Panhuizen
pengalaman kehidupan nyata anak (Inganah 2003:12) Realistic Mathematics
dengan ide-ide matematika dalam Education (RME) merupakan suatu
pembelajaran di kelas penting pembelajaran yang menggunakan masalah
dilakukan agar pembelajaran lebih kontekstual dan situasi kehidupan nyata
bermakna. Bila anak belajar untuk memperoleh dan mengaplikasikan
matematika terpisah dari konsep matematika. Konsep RME
pengalaman mereka sehari-hari menurut Freudenthal yang berkaitan
maka anak akan cepat lupa dan tidak dengan pembelajaran matematika
dapat mengaplikasikan matematika (Suryanto, 2007:8) adalah:
(Suharta, 2001). 1. Matematisasi, artinya bahwa ilmu tidak
Pembelajaran matematika lagi hanya sekedar kumpulan
di kelas ditekankan pada pengalaman, ilmu melibatkan kegiatan
keterkaitan antara konsep-konsep mengorganisasi pengalaman dengan
matematika dengan pengalaman menggunakan matematika yang disebut
anak sehari-hari. Selain itu, perlu mathematizing (matematisasi atau
menerapkan kembali konsep mematematikakan). Matematisasi
matematika yang telah dimiliki terdiri dari dua tipe yaitu matematika
anak pada kehidupan sehari-hari vertikal dan matematika horizontal.
atau pada bidang lain sangat Matematisasi horizontal berkaitan
penting dilakukan. Salah satu dengan pengetahuan yang telah dimiliki
pembelajaran matematika yang siswa sebelumnya bersama intuisi
berorientasi pada pengalaman mereka sebagai alat untuk
sehari-hari (mathematize of menyelesaikan masalah dari dunia
everyday experience) dan nyata. Sedangkan Matematisasi vertikal
menerapkan matematika dalam berkaitan dengan proses organisasi
kehidupan sehari-hari adalah kembali pengetahuan yang telah
pembelajaran Matematika diperoleh dalam simbol-simbol
Realistik (MR). Pendekatan matematika yang lebih abstrak.
Matematika Realistik (PMR) atau 2. Matematika sebagai produk jadi dan
Realistic Mathematics Education matematika sebagai kegiatan.
(RME) merupakan konsep belajar Pembelajaran yang berdasarkan paham
yang membantu guru mengaitkan bahwa matematika harus diajarkan
antara materi yang diajarkannya sebagai barang jadi atau sebagai sistem
dengan situasi dunia nyata siswa deduktif, menghasilkan pandangan
dan mendorong siswa membuat bahwa matematika tidak
Rissa Prima K: Pembelajaran Matematika Realistik Pada Materi Penjumlahan... 83
Pembelajaran Matematika
12 = 15 × 100 % = 80 %
Realistik 3 = 15 × 100 % = 20%
DAFTAR PUSTAKA
Abstract
Learning social studies in elementary dominated by the monotonous teaching methods,
conventional and less effective, the teacher dominated learning, teaching by lecturing and
recorded material, and using instructional media. This needs to be an improvement of learning.
Researchers trying to implement cooperative learning methods through the media game of snakes
and ladders as an attempt to create learning interesting, active, and can motivate student learning.
This study aims to determine the effect of cooperative learning through the media cooperative
game of snakes and ladders on learning outcomes of fourth grade students in academic year
2014/2015 Tembi Bantul. The study population was all students in fourth grade Tembi as
experimental class and fourth grade students Bangeran as the control class. The samples were
overall Tembi fourth grade students were 22 students and fourth grade students Bangeran as many
as 11 students. This study design used quantitative research methods. Collecting data in this study
used the test method. The test method used is the pre-test and post-test were given to the
experimental group and the control group. Analysis of the data used is a statistical method t test
(t-test). Results of the data analysis t test (t-test) obtained value =
12.7754. At the significance level (α) = 0.05 earned value = 2.0441. Then thitung ≥ ttabe is 12,7754
≥ 2,0441, then Ho is rejected and Ha accepted. The conclusion of this study was the influence
of cooperative learning through the medium of snakes and ladders game on learning
outcomes of students Subjects IPS in Tembi Bantul elementary school year 2014/2015.
Keywords : Cooperative Model, Media Snakes and Ladders, Learning Outcomes
ABSTRAK
Pembelajaran IPS di SD didominasi oleh metode pembelajaran yang monoton,
konvensional dan kurang efektif, yakni guru mendominasi pembelajaran, mengajar dengan
berceramah dan mencatat materi, dan tidak menggunakan media pembelajaran. Hal ini perlu
adanya perbaikan pembelajaran. Peneliti mencoba menerapkan metode pembelajaran
kooperatif melalui media permainan ular tangga sebagai upaya untuk menciptakan
pembelajaran yang menarik, aktif, dan dapat memotivasi belajar siswa. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode pembelajaran kooperatif melalui media
permainan ular tangga terhadap hasil belajar siswa kelas IV SD Tembi Bantul Tahun Pelajaran
2014/2015. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Tembi sebagai kelas
experimen dan siswa kelas IV SD Bangeran sebagai kelas kontrol. Sampel penelitian adalah
keseluruhan siswa kelas IV SD Tembi sebanyak 22 siswa dan siswa kelas IV SD Bangeran
sebanyak 11 siswa. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Pengumpulan
data menggunakan metode tes berupa pre-test dan post-test yang diberikan kepada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Analisis data yang digunakan adalah metode statistik t test
(uji-t). Hasil analisis data t test (uji-t) diperoleh nilai = 12,7754. Pada taraf signifikansi (α) =
0,05 diperoleh nilai = 2,0441. Maka thitung ≥ ttabel yaitu 12,7754 ≥ 2,0441, maka Ho ditolak.
Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah ada pengaruh metode pembelajaran kooperatif
melalui media permainan ular tangga terhadap hasil belajar siswa Mata Pelajaran IPS di SD
Tembi Bantul tahun pelajaran 2014/2015.
Kata Kunci: Model Kooperatif, Media Ular Tangga, Hasil Belajar.
89
90 Premiere Educandum, Volume 5 Nomor 1, Juni 2015, 80 – 88
kelas kontrol menunjukkan bahwa b. Data post tes Hasil Belajar IPS
kelas IV SD Tembi (kelas (setelah mendapat perlakuan) di kelas
eksperimen) dari 22 siswa kontrol dan experimen
diperoleh nilai tertinggi sebesar 90, Pemberian post-test hasil belajar
nilai terendah 55 dengan rata-rata IPS dilakukan setelah siswa kelas IV SD
sebesar 73,86 ; median (nilai Tembi mendapatkan perlakuan berupa
tengah) sebesar 77,5 ; modus (nilai metode pembelajaran kooperatif melalui
yang sering muncul) sebesar 80 media permainan ular tangga dan kelas IV
dan standar deviasi sebesar 9,75. SD Bageran dengan model pembelajaran
yang digunakan oleh guru sehari-hari yaitu
Pada siswa kelas IV SD
konvensional. Berdasarkan nilai post-test
Bageran (kelas kontrol) dari 11
menunjukkan bahwa kelas IV SD Tembi
siswa diperoleh nilai tertinggi
(kelas eksperimen) dari 22 siswa diperoleh
sebesar 95, nilai terendah sebesar
nilai tertinggi sebesar 100, nilai terendah
60 dengan rata-rata sebesar 76,82 ; 70 dengan rata-rata sebesar 81,82, median
median (nilai tengah) sebesar 75 ; (nilai tengah) sebesar 82,5, modus (nilai
modus (nilai yang sering muncul) yang sering muncul) sebesar 85 dan
sebesar 85 dan standar deviasi standar deviasi sebesar 9,20.
sebesar 11,24.
Gambaran lebih jelas Pada siswa kelas IV di SD
mengenai data nilai pre-test hasil Bageran (kelas kontrol) dari 11 siswa
belajar IPS siswa kelas IV SD diperoleh nilai tertinggi sebesar 85, nilai
Tembi (kelas eksperimen) dan terendah sebesar 50 dengan rata-rata
kelas IV SD Bageran (kelas sebesar 66,82 median (nilai tengah)
kontrol) dapat dilihat pada tabel sebesar 65, modus (nilai yang sering
nilai pre-test hasil belajar IPS muncul) sebesar 80 dan standar deviasi
yakni: sebesar 12,70.
Tabel. 1. Hasil nilai Pre-tes Gambaran lebih jelas mengenai
Pre test hasil belajar data nilai post-test hasil belajar IPS siswa
Hasil Kelas Kelas kelas IV SD Tembi (kelas eksperimen)
experimen kontrol dan kelas IV SD Bageran (kelas kontrol)
N (jumlah dapat dilihat pada tabel nilai post-test hasil
22 11
siswa) belajar IPS berikut ini:
Xmaks (Skor Tabel. 2. Hasil nilai Post-tes
90 95 Post-test hasil belajar
maksimal)
Xmin (Skor Hasil Kelas Kelas
55 60 experimen kontrol
minimal) N (jumlah siswa) 22 11
(Rata – rata) 73,86 76,82 Xmaks (Skor
100 85
S (simpangan maksimal)
9,75 11,24 Xmin (Skor minimal) 70 50
baku) (Rata – rata) 81,82 66,82
S (simpangan baku) 9,20 12,70
98 Premiere Educandum, Volume 5 Nomor 1, Juni 2015, 89 – 102
a) Hasil Analisis Uji Normalitas variansi yang homogen. Hasil analisis uji
Uji normalitas digunakan homogenitas pre-test dengan uji F pada
untuk mengetahui apakah data tingkat signifikansi α = 0,05
sampel tersebut berasal dari menunjukkan bahwa F hitung ≤ F tabel
populasi yang berdistribusi normal atau 1,33 ≤ 3,31. Sedangkan hasil
atau tidak. Pada penelitian ini, uji analisis uji homogenitas post-test dengan
normalitas dihitung dengan uji F pada tingkat signifikansi α = 0,05
menggunakan metode lilliefors menunjukkan bahwa F hitung ≤ F tabel
dengan taraf signifikansi (α) atau 1,91 ≤ 3,31. Ini berarti Ho diterima,
sebesar 0,05 (penghitungan sehingga dapat disimpulkan bahwa data
selengkapnya dapat dilihat pada sampel kedua kelompok homogen.
lampiran 10. Kriteria ujinya c) Hasil Analisis Uji Hipotesis
sebagai berikut: Dalam penelitian ini uji hipotesis
H0 diterima jika Lobs ≤ Ltabel
yang digunakan adalah uji t. Uji t tersebut
H0 ditolak jika Lobs > Ltabel digunakan untuk mengetahui apakah ada
Hasil uji normalitas Lilifors pengaruh metode pembelajaran kooperatif
untuk kelas IV di SD Tembi (kelas melalui media permainan ular tangga
eksperimen) dengan tingkat α = terhadap hasil belajar IPS siswa kelas IV
0,05 menunjukkan bahwa nilai di SD Tembi Bantul tahun ajaran
koefisien L=0,13651 ≤ Ltabel 2014/2015. Uji hipotesis pada penelitian
=0,249, Ini berarti Ho diterima, ini menggunakan uji t dengan varian
sehingga dapat disimpulkan bahwa homogen dan tingkat signifikasi 5%,
data sampel untuk kelas kriteria ujinya sebagai berikut:
eksperimen berasal dari populasi H1 diterima jika thitung > ttabel
yang berdistribusi normal. H1 ditolak jika thitung < ttabel
Uji normalitas Lilifors Keterangan:
untuk kelas IV di SD Bangeran H o : μ 1 μ 2 (Tidak ada pengaruh metode
(kelas kontrol) dengan tingkat α = pembelajaran kooperatif melalui media
0,05 menunjukkan bahwa niliai permainan ular tangga terhadap hasil
koefisien L= 0,19327 ≤ belajar IPS siswa kelas IV di SD Tembi
Ltabel=0,249. Ini berarti Ho Bantul tahun ajaran 2014/2015).
diterima, sehingga dapat H1 : μ1 μ 2 (Ada pengaruh metode
disimpulkan bahwa data sampel
pembelajaran kooperatif melalui media
untuk kelas kontrol berasal dari
permainan ular tangga terhadap hasil
populasi yang berdistribusi normal. belajar IPS siswa kelas IV di SD Tembi
b) Hasil Analisis Uji Homogenitas Bantul tahun ajaran 2014/2015).
Uji homogenitas digunakan Berdasarkan hasil analisis data,
untuk mengetahui apakah sampel diperoleh thitung = 12,7754 dan ttabel =
data pengamatan kelompok 2,0441. Karena thitung > ttabel, maka Ha
eksperimen dan kontrol memiliki diterima dan Ho ditolak. Kesimpulannya
100 Premiere Educandum, Volume 5 Nomor 1, Juni 2015, 89 – 102
pandai saja yang mendapat nilai kooperatif melalui media permainan ular
yang baik. Berdasarkan hasil tangga berpengaruh terhadap hasil belajar
penelitian, pada saat pengujian pre- IPS dengan taraf signifikansi 5% atau
test siswa dikelas kontrol 0,05. Hal ini semakin diperkuat dengan
mendapatkan nilai tertinggi 95, nilai hasil belajar yang diperoleh pada kelas
terendah 60, dan rata-rata nilai pre- kontrol dan kelas eksperimen, yaitu untuk
test sebesar 76,82. Sedangkan pada kelas kontrol dengan jumlah siswa 11
saat pengujian post-tes siswa dikelas anak memiliki nilai rata-rata 66,82.
kontrol mendapatkan nilai tertinggi Sedangkan pada kelas ekperimen dengan
85, nilai terendah 50, dan rata-rata jumlah siswa 22 anak memiliki nilai rata-
nilai post-test sebesar 66,82. Hal ini rata 81,82. Berdasarkan data tersebut
menunjukkan pembelajaran dikelas terbukti bahwa pembelajaran di kelas
kontrol dengan menggunakan ekperimen yang menggunakan metode
metode konvensional kurang pembelajaran kooperatif melalui media
diminati oleh siswa. permainan ular tangga memiliki rata-rata
yang lebih baik bila dibandingkan dengan
Dari paparan diatas, kelas kontrol yang menggunakan metode
pembelajaran yang menggunakan pembelajaran konvensional.
metode pembelajaran kooperatif Kesimpulan dari penelitian ini
melalui media permainan ular yaitu ada pengaruh yang signifikan
tangga lebih efektif dibandingkan penggunaan metode pembelajaran
dengan pembelajaran kooperatif melalui media permainan ular
menggunakan metode tangga terhadap hasil belajar IPS siswa
konvensional. Terbukti dari hasil kelas IV SD Tembi Bantul Tahun
tes belajar siswa pada mata Pelajaran 2014/2015.
pelajaran IPS, siswa kelas
eksperimen yang menggunakan E. Penutup
metode pembelajaran kooperatif Dari analisis data dan
melalui media permainan ular pembahasan yang telah disampaikan
tangga memiliki rata-rata nilai dapat disimpulkan sebagai berikut:
kelas yang lebih tinggi dibanding 1. Ada perbedaan hasil belajar siswa
dengan nilai rata-rata siswa kelas dengan menggunakan metode
kontrol yang menggunakan metode pembelajaran kooperatif melalui media
pembelajaran konvensional. permainan ular tangga dan hasil belajar
Berdasarkan hasil uji siswa dengan menggunakan metode
hipotesis yang telah dilakukan pembelajaran konvensional. Hal ini
dapat diketahui bahwa thitung= dapat dilihat dari rata-rata nilai kelas
12,7754 dan t=2,0441. experimen lebih tinggi dibandingan
tabel
Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan kelas kontrol yakni nilai rata-
penggunaan metode pembelajaran rata kelas experimen
102 Premiere Educandum, Volume 5 Nomor 1, Juni 2015, 89 – 102