Professional Documents
Culture Documents
Efektivitas Kompres Air Hangat Dan Air Dingin Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Pada Remaja Putri Dengan Dismenore
Efektivitas Kompres Air Hangat Dan Air Dingin Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Pada Remaja Putri Dengan Dismenore
Efektivitas Kompres Air Hangat Dan Air Dingin Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Pada Remaja Putri Dengan Dismenore
untuk penanganannya 5 orang siswi dalam bentuk distribusi frekuensi dan tendensi
mengkonsumsi obat anti nyeri dan 2 orang sentral.
lainnya mengatasinya dengan beristirahat. Pada penelitian ini sebelum dilakukan
Semua siswi mengatakan belum pernah uji statistik pada vaiabel dependen terlebih
menggunakan kompres air hangat atau kompres dahulu dilakukan uji normalitas dengan
air dingin untuk menangani nyeri haid. menggunakan uji Shapiro wilk. Analisa bivariat
Terdapat 6 orang siswi yang mengaku sampai menggunakan uji Wilcoxon dan uji Man
tidak hadir di sekolah karena nyeri haid yang Withney Test.
dirasakan. Peneliti ingin membandingkan
penanganan dismenore yang lebih efektif dan HASIL PENELITIAN
efisien dari kompres hangat dan kompres dingin Intensitas Nyeri Sebelum dan Sesudah diberi
Tujuan penelitian ini adalah untuk Kompres Air Hangat
mengetahui perbedaan kompres air hangat dan
kompres air dingin terhadap penurunan Tabel 1. Intensitas Nyeri Sebelum dan
intensitas nyeri pada remaja putri dengan Sesudah diberi Kompres Air
dismenore di MAN Kendal. Hangat pada Remaja Putri
dengan Dismenore (n = 17)
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian Standar
Jenis penelitian yang digunakan dalam Variabel Mean Min Max
Deviasi
penelitian ini adalah Quasi Eksperimental Intensitas Nyeri
dengan rancangan Pretest-Posttest, Non- (sebelum)
Equivalent Control Group Design. 4,94 0,827 4 6
diberi Kompres
Air Hangat
Lokasi dan Waktu Penelitian Intensitas Nyeri
Penelitian ini berlokasi di Madrasah Aliyah (sesudah) diberi
Negeri Kendal. Penelitian ini dilaksanakan pada 2,29 0,849 1 4
Kompres Air
bulan September 2016 – April 2017. Hangat
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah semua Pada tabel 1 dapat disimpulkan terjadi
siswi kelas X di MAN Kendal yang mengalami penurunan intensitas nyeri sebelum dan sesudah
disminore sejumlah 64 orang. Sampel dalam diberikan kompres air hangat.
penelitian ini adalah siswi kelas X di MAN
Kendal yang mengalami dismenore sejumlah 34 Intensitas Nyeri Sebelum dan Sesudah diberi
orang yang dibagi menjadi 2 kelompok yang Kompres Air Dingin
masing-masing sejumlah 17 orang. Teknik
sampling dalam penelitian ini adalah Tabel 2. Intensitas Nyeri Sebelum dan
menggunakan consecutive sampling. Sesudah diberi Kompres Air
Dingin pada Remaja Putri dengan
Pengumpulan Data Dismenore (n = 17)
Pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan kuesioner menggunakan skala Standar
Variabel Mean Min Max
nyeri berdasarkan Bourbonais dengan Deviasi
penggolongan nyeri skala 0 = tidak nyeri, 1 – 3 Intensitas Nyeri
(Sebelum) diberi
= nyeri ringan, 4 – 6 = nyeri sedang, 7 – 9 = 5,06 0,748 4 6
Kompres Air
nyeri berat terkontrol dan 10 = nyeri berat tidak Dingin
terkontrol. Intensitas Nyeri
(Sesudah) diberi
Pengolahan dan Analisa Data 3,65 0,606 3 5
Kompres Air
Pengolahan data skala nyeri disminorea Dingin
yang dirasakan sebelum dan atau setelah
dilakukan kompres air hangat atau air dingin
Pada tabel 2 dapat disimpulkan terjadi rata 5,06, sedangkan intensitas nyeri (sesudah)
penurunan intensitas nyeri sebelum dan sesudah diberi kompres air dingin rata-rata 3,65.
diberikan kompres air dingin. Hasil uji Wilcoxon match pair test
didapatkan nilai p value =0,000 (α< 0,05), maka
Perbedaan Intensitas Nyeri Sebelum dan Ho ditolak dan Ha diterima artinya ada
Sesudah diberi Kompres Air Hangat perbedaan yang signifikan intensitas nyeri
sebelum dan sesudah diberikan kompres air
Tabel 3. Perbedaan Intensitas Nyeri Sebelum dingin pada remaja putri dengan dismenore.
dan Sesudah diberi Kompres Air
Hangat pada Remaja Putri Dengan Tabel 5. Efektivitas Kompres Air Hangat
Dismenore (n = 17) dan Kompres Air Dingin terhadap
Penurunan Intensitas Nyeri pada
Variabel N Mean STD Z p value
Remaja Putri dengan Dismenore
(n= 34)
Intensitas Nyeri
(Sebelum) diberi Pemberian Standar ρ
17 4,94 0,827 N Mean Z
Kompres Air Kompres Deviasi value
Hangat Air
-3,684 0,000 Penurunan 17 2,64705 1,41176
Intensitas Nyeri Hangat
(Sesudah) diberi Intensitas -4,053 0,000
Air
17 2,29 0,849 Nyeri 17 1,41176 0,5073
Kompres Air Dingin
Hangat
Tabel 5 menunjukkan bahwa nilai rata-
Tabel 3 menunjukkan bahwa intensitas ratapenurunan intensitas nyeripada remaja putri
nyeri (sebelum) diberi kompres air hangat rata- dengan dismenore yang diberi kompres air
rata 4,94, sedangkan intensitas nyeri (sesudah) hangat lebih tinggi (2,64705) dibandingkan
diberi kompres air hangat rata-rata 2,29. Hasil kompres air dingin (1,41176). Berdasarkan
uji Wilcoxon match pair test didapatkan nilai p analisis statistik menggunakan uji Mann
value =0,000 (α<0,05), maka Ho ditolak dan Ha Whitney didapatkan nilai ρvalue 0,000. Nilai Z
diterima artinya ada perbedaan yang hitung sebesar -4,053 yang merupakan nilai
signifikanintensitas nyeri sebelum dan sesudah mutlak. Hal ini menunjukkan bahwa nilai ρ
diberikan kompres air hangat pada remaja putri value lebih kecil dari value 0,05), sehingga
dengan dismenore. Ho ditolak Ha diterima, yang berarti ada
perbedaan yang signifikan antara intensitas
Perbedaan Intensitas Nyeri Sebelum dan nyeri dismenore yang diberikan kompres air
Sesudah diberi Kompres Air Dingin hangatdan kompres air dingin pada remaja putri
dengan dismenore. Hal ini menunjukkan bahwa
Tabel 4. Perbedaan Intensitas Nyeri Sebelum kompres air hangat lebih efektif dalam
dan Sesudah diberi Kompres Air menurunkan intensitas nyeri dismenore
Dingin pada Remaja Putri dengan dibandingkan diberikan kompres air dingin
Dismenore (n= 17)
PEMBAHASAN
Variabel N Mean
Standar
Z
p Intensitas Nyeri Sebelum diberi Kompres
Deviasi value Air Hangat
Intensitas Nyeri Rata-rata dismenore sebelum dilakukan
(Sebelum) kompres hangat Berdasarkan hasil penelitian
17 5,06 0,748
diberi Kompres didapatkan data bahwa intensitas nyeri
Air Dingin dismenore sebelum dilakukan kompres air
-3,739 0,000
Intensitas Nyeri hangat nilai terendah adalah 4, nilai tertinggi
(Sesudah) diberi adalah 6 dan nilai rata-rata adalah 4,94.
17 3,65 0,606
Kompres Air
Sesuai data yang didapatkan dari
Dingin
responden rata-rata responden yang mengalami
Tabel 4 menunjukkan bahwa intensitas nyeri (skala 4 – 6) yang dideskriptifkan
nyeri (sebelum) diberi kompres air dingin rata- dismenore sedang. Data tersebut menunjukkan
responden yang mengalami nyeri (dari skala 4 – ketegangan otot dan membuat nyaman/rileks
6) yang dideskriptifkan dismenore sedang pada responden.
mengatakan ketika mereka sedang mengalami Setelah diberikan kompres hangat
dismenore mereka tidak mengonsumsi obat atau remaja putri mendeskripsikan nyerinya
menggunakan hal yang lainnya untuk berkurang dan merasa nyaman. Intervensi
mengurangi nyeri. Alasan mereka tidak kompres hangat yang diberikan ini mampu
menggunakan obat-obatan karena mereka takut mengurangi nyeri responden menjadi nyeri
menimbulkan dampak ketergantungan terhadap ringan (skala 1 – 3) sampai sedang sehingga
obat-obatan. mereka dapat melanjutkan aktivitas sehari-
Hasil penelitian ini menunjukkan skala hari.Fakta dilapangan dari 17 responden yang
intensitas nyeri dismenore responden bervariasi mengalami dismenore dengan skala nyeri 4–6
karena nyeri yang dirasakan individu satu setelah dilakukan kompres hangat seluruh
dengan yang lainnya tidak sama. Sesuai yang responden mengatakan ada penurunan nyeri.
disampaikan (Tamsuri, 2007), bahwa perbedaan Pemberian kompres hangat dilakukan dengan
nyeri ini dipengaruhi oleh beberapa faktor perlakuan yang sama dan sesuai prosedur
seperti usia, jenis kelamin, kultur/budaya, dengan menggunakan buli-buli dan air panas,
dukungan keluarga/sosial, dan koping. Kondisi perpindahan panas akibat paparan langsung dari
tubuh seseorang yang tidak akan sama satu buli-buli ke perut bagian bawah.
dengan yang lainnya yang disebabkan oleh Sesuai yang disampaikan oleh (Kozier
perbedaan kadar endorphin. Endorphin & Erb’s, 2009), bahwa penggunaan kompres air
berfungsi mengatur berbagai fungsi fisiologi hangat membuat sirkulasi dan vaskularisasi
transmisi nyeri, emosi, kontrol nafsu makan dan darah lancar, dengan cara menggunakan buli-
sekresi hormon. Perbedaan kadar endorphin buli panas yang di bungkus dengan kantong.
yang tinggi akan sedikit merasakan nyeri dan Cara pemindahannya secara konduksi dimana
kadar endorphin yang sedikit akan merasakan terjadi pemindahan panas dari buli-buli ke
nyeri yang berlebih (Harry, 2007). dalam perut bagian bawah sehingga terjadi
Usia remaja banyak yang mengalami vasodilatasi yang membuat relaksasi pada otot.
dismenore yaitu sekitar 60 – 80% karena Kompres air hangat dengan suhu 42 – 50,5°C
mereka sedang mengalami tahap pertumbuhan mengakibatkan terjadinya vasodilatasi di daerah
dan perkembangan fisik. Menurut (Harry, simphisis pubis yang bisa membuka aliran
2007), dismenore dapat berlebihan jika darah membuat sirkulasi darah lancar kembali
dipengaruhi oleh faktor psikis dan fisik seperti sehingga terjadi relaksasi pada otot
stres, syok, kurang darah, dan kondisi tubuh mengakibatkan kontraksi otot menurun dan
yang menurun. nyeri berkurang.
Hasil penelitian sesuai dengan
Intensitas Nyeri Sesudah diberi Kompres Air penelitian yang dilakukan oleh Wahyuningsih
Hangat (2013) yang menyatakan bahwa dari 30
Rata-rata nyeri dismenore sesudah responden di STIKES RS Baptis Kediri,
dilakukan kompres hangat Berdasarkan hasil sesudah diberikan kompres air hangat 19
penelitian sesudah diberikan kompres hangat responden (63,3%) mengalami intensitas nyeri
didapatkan paling banyak responden dengan ringan dan 11 responden (36,7%) nyeri sedang.
nyeri (skala 1 – 3) yang dideskriptifkan Penelitian yang dilakukan oleh Rohmawaty dan
dismenore ringan. Dapat diartikan bahwa Ekawati (2014) juga menyatakan sebagian
kompres hangat dapat menurunkan nyeri besar responden setelah diberikan kompres air
dismenore, responden sebagian besar hangat mengalami nyeri ringan sebanyak 19
mengalami penurunan 2 skala nyeri. Penurunan responden (55,9 %) responden dan sebanyak 12
nyeri responden ini karena kompres hangat responden (35,3%) mengalami nyeri sedang.
dapat memberikan rasa hangat kepada
responden untuk mengurangi nyeri, penurunan Intensitas Nyeri Sebelum diberi Kompres
nyeri terjadi karena adanya perpindahan panas Air Dingin
secara konduksi dari buli-buli yang diletakkan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
di perut bagian bawah ke dalam perut yang intensitas nyeri sebelum diberi kompres air
melancarkan peredaran darah, menurunkan dingin rata-rata 5,06, intensitas nyeri terendah
4 dan intensitas nyeri tertinggi 6. Selain