Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

JURNAL KEBIDANAN Vol. 8 No. 1 October 2018 p- ISSN.2089-7669 e-ISSN.

2621-2870

FAKTOR PENGHAMBAT PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF


PADA IBU BEKERJA DI KOTA BLORA

Yanik Muyassaroh1) Rizky Amelia1) Komariyah1)


E-mail address: yanikmuyass@gmail.com

ABSTRACT

Breastfeeding is one of the first steps for a human being to get a healthy and
prosperous life. Data from the Blora District Health Office, the number of infants aged 6-
24 months was 1,063 babies. Of these figures, exclusive breastfeeding rates are still
around 75%. The exclusive breastfeeding coverage is still below the target in accordance
with the Republic of Indonesia Law No. 25 of 2000 concerning the National
Development Program (Propenas) in 2000-2004, which states the level of achieving
exclusive breastfeeding by 80%. The 2012 Indonesian Demographic Health Survey
(IDHS) shows that 57% of the workforce in Indonesia are women. In Blora City, there are
already ASI corner facilities in various fields of work, facilities and different policies, but
still not supporting the mastery of ASI. Data from the Blora District Health Office, the
number of infants aged 6-24 months was 1,063 babies. This research is a quantitative
observational analytic study, a cross-sectional approach with a population of 72 people.
Samples were taken by Total Sampling. The analysis used is Chi-Square analysis and
Logistics regression. The results showed there was a positive and statistically significant
effect between policies (OR = 0.043; CI 95% 0.005-0.375; p = 0.004), working hours
(OR = 0.049; CI 95% 0.003-0.733; p = 0.029), availability of places pumping breast milk
(OR = 0.034; CI 95% 0.004-0.290; p = 0.002) and leadership support with exclusive
breastfeeding (OR = 0.057; CI 95% 0.006-0.526; p = 0.012). It is recommended that the
Health Service and Puskemas can work together with companies / factories / places of
work to improve facilities and infrastructure that can support working mothers in
breastfeeding.
Keywords: Exclusive Breastfeeding; Working mother
1)
Poltekkes Kemenkes Semarang

I. Pendahuluan (SDKI) 2012 menunjukkan bahwa


pemberian ASI eksklusif di Indonesia
Menyusui merupakan salah satu adalah 42%.
langkah pertama bagi seorang manusia Menyusui merupakan hak setiap
untuk mendapatkan kehidupan yang ibu, termasuk ibu bekerja. Dalam
sehat dan sejahtera. Hal tersebut Konvensi Organisasi Pekerja
tercantum di dalam Sustainable Internasional tercantum bahwa cuti
Development Goals (SDGs) atau tujuan melahirkan selama 14 minggu dan
pembangunan berkelanjutan tahun penyediaan sarana pendukung ibu
2030.Tetapi, di beberapa negara maju menyusui di tempat kerja wajib
dan berkembang termasuk Indonesia diadakan. Undang-Undang Perburuhan
banyak ibu karir yang tidak menyusui di Indonesia No.1 tahun 1951
secara eksklusif.Data dari Survey memberikan cuti melahirkan selama 12
Demografi Kesehatan Indonesia minggu dan kesempatan menyusui 2 x

10
JURNAL KEBIDANAN Vol. 8 No. 1 October 2018 p- ISSN.2089-7669 e-ISSN. 2621-2870

30 menit dalam jam kerja. Namun ibu waktu untuk memerah ASI), tidak
bekerja masih dianggap sebagai salah adanya ruangan untuk memerah ASI,
satu faktor penyebab tingginya angka pertentangan keinginan ibu antara
kegagalan menyusui, padahal di mempertahankan prestasi kerja dan
negara-negara industri 45-60% tenaga produksi ASI.
kerja merupakan wanita usia produktif. Persoalan hak ibu bekerja untuk
menyusui anaknya menjadi sangat
Selain itu Pemberian ASI eksklusif penting jika dilihat dari jumlah ibu
juga telah diatur dalam Peraturan pekerja di Indonesia. Hak ibu sebagai
Bersama Menteri Negara tenaga kerja telah diatur dalam Undang
Pemberdayaan Perempuan, Menteri - Undang No.13 tahun 2003 tentang
Tenaga Kerja dan Transmigrasi, dan ketenagakerjaan, yaitu : memperoleh
Menteri Kesehatan No. cuti istirahat selama 1,5 bulan sebelum
48/MEN.PP/XII/2008,PER.27/MEN/X dan 1,5 bulan sesudah melahirkan
II/2008, dan (Pasal 82) dan pekerja/buruh
1177/MENKES/PB/XII/2008 Tahun perempuan yang anaknya masih
2008 tentang Peningkatan Pemberian menyusu harus diberi kesempatan
Air Susu Ibu Selama Waktu Kerja di untuk menyusui anaknya jika harus
Tempat Kerja. Dalam Peraturan dilakukan selama waktu kerja (pasal
Bersama tersebut antara lain disebutkan 83) (Nurjanah,2008).
bahwa Peningkatan Pemberian ASI Kembali bekerja setelah cuti
selama waktu kerja di tempat kerja melahirkan merupakan kendala
adalah program nasional untuk suksesnya PP-ASI.Chatterji dan Frick
tercapainya pemberian ASI eksklusif 6 (2005) menyatakan bahwa kembali
(enam) bulan dan dilanjutkan bekerja dalam tiga bulan pertama
pemberian ASI sampai anak berumur 2 setelah melahirkan sangat
(dua) tahun). Berdasarkan Peraturan berhubungan dengan penurunan untuk
Bersama tersebut, Menteri Tenaga memulai menyusui sebesar 16-18%,
Kerja dan Transmigrasi bertugas dan dan pengurangan durasi menyusui
bertanggung jawab mendorong sekitar 4-5 minggu. Weber et al (2011)
pengusaha/pengurus serikat menyatakan bahwa kembali bekerja
pekerja/serikat buruh agar mengatur adalah alasan utama unuk berhenti
tata cara pelaksanaan pemberian ASI menyusi, dari 60% wanita yang
dalam Peraturan Perusahaan atau berniat terus menyusui namun hanya
Perjanjian Kerja Bersama dengan 40% yang melakukannya.
mengacu pada ketentuan Peraturan Di Purwokerto Jawa Tengah,
Perundang-undangan Ketenagakerjaan. dalam penelitian karyawan di
Survey Demografi Kesehatan Perguruan Tinggi Negeri
Indonesia (SDKI) 2012 menunjukkan menunjukkan presentase pemberian
bahwa57% tenaga kerja di Indonesia ASI eksklusif hanya mencapai 21%,
adalah wanita.Faktor-faktor yang sebagian besar kegagalan disebabkan
menghambat keberhasilan menyusui oleh sikap ibu terhadap pemberian
pada ibu bekerja adalah pendeknya ASI eksklusif dan peraturan di tempat
waktu cuti kerja, kurangnya dukungan kerja (Rahardjo & Dyah, 2009).
tempat kerja, pendeknya waktu World Health Organization
istirahat saat bekerja (tidak cukup (WHO), American Academy of

11
JURNAL KEBIDANAN Vol. 8 No. 1 October 2018 p- ISSN.2089-7669 e-ISSN. 2621-2870

Pediatrics (AAP), American Academy dikarenakan beberapa faktor. Salah


of Family Physicians (AAFP) dan satu faktor yaitu tidak adanya
Ikatan dokter Anak Indonesia (IDAI) kebijakan di perusahaan terkait
merekomendasikan pemberian ASI pemberian ASI, dukungan pimpinan,
eksklusif selama 6 bulan dan jam kerja yang tidak sesuai, dan
pemberian ASI dapat dilanjutkan ketersediaan tempat untuk memerah
sampai 2 tahun. Telah dibuktikan ASI. Faktor-faktor tersebut dapat
bahwa ibu menyusui memberikan menghambat peningkatan prosentase
berbagai keuntungan bukan hanya pemberian ASI eksklusif secara
bagi bayi dan ibu saja namun juga menyeluruh.
bagi tempat kerja sang ibu. Angka Pemerintah Indonesia
absensi ibu pada perusahaan lebih sebenarnya sudah memberikan
rendah karena anak lebih jarang sakit. dukungan bagi para ibu pekerja agar
Dengan memberikan ASI kedekatan tetap dapat memberikan ASI pada
ibu dengan bayi tetap dipertahankan, bayinya dalam PP No.33 Tahun 2012
bahkan pada saat berjauhan, serta pasal 30 mengatur tentang penyediaan
menghemat pendapatan ibu karena fasilitas khusus untuk menyusui
tidak perlu membeli susu formula. dan/atau memerah ASI. Pengurus
Beberapa hasil penelitian yang tempat kerja dan penyelenggara
pernah dilakukan menunjukan bahwa tempat sarana umum wajib
ibu bekerja adalah salah satu faktor menyediakan fasilitas khusus ini
penyebab gagalnya pemberian ASI sesuai dengan kemampuan
eksklusif. Saleh (2011), menemukan perusahaan/institusi.Tetapi dalam
bahwa pemberian susu formula pelaksanaannya belum semua
menjadi satu satunya alternatif dalam perusahaan melaksanakan peraturan
pemberian makanan bagi bayi yang tersebut.
ditinggalkan di rumah oleh ibu yang Selain itu, jam kerja juga
bekerja. Mulyaningsih (2010) mempengaruhi keberhasilan pem-
menemukan bahwa dari 100 ibu yang berian ASI termasuk di dalamnya
bekerja, hanya 11 orang ibu yang adalah jenis pekerjaan dan lamanya
memberikan ASI eksklusif.Selain itu kerja. Ibu yang bekerja di administrasi
Hikmawati (2008) juga menemukan atau kantor memiliki kesempatan
bahwa faktor ibu bekerja penyebab untuk menyusui bayinya lebih lama
kegagalan pemberian ASI selama dua dibandingkan dengan ibu yang bekerja
bulan. secara profesional. Ibu yang bekerja
Menurut (Haryono dan paruh waktu juga memiliki
Setianingsih, 2014) rendahnya kemungkinan memberikan waktu
presentase pemberian Air Susu Ibu menyusui lebih lama dibandingkan ibu
(ASI) eksklusif karena banyaknya yang bekerja full-time (Novayelinda,
faktor diantaranya adalah ibu yang 2012).
bekerja.Dari hasil penelitian (Oktora, Untuk mencapai keberhasilan ibu
2013) menyatakan bahwa ibu bekerja dalam menyusui eksklusif, perlu
yang memberikan ASI eksklusif hanya adanya dukungan dari berbagai
4 responden dari 18 pihak.Salah satunya adalah dukungan
responden.Sisanya tidak memberikan pimpinan dimana ibu bekerja.Hasil
ASI eksklusif. Hal ini dapat penelitian Amin, et al (2011) bahwa

12
JURNAL KEBIDANAN Vol. 8 No. 1 October 2018 p- ISSN.2089-7669 e-ISSN. 2621-2870

tempat kerja yang tidak mempunyai II. Metode Penelitian


fasilitas menyusui yang tidak adekuat Penelitian ini merupakan
merupakan factor risiko terjadinya penelitian kuantitatif dengan jenis
kegagalan menyusui pada ibu observasional analitik, pendekatan
bekerja.Pojok laktasi sangat penting cross-sectional (potong-lintang).
keberadaannya untuk suksesnya Dengan pendekatan potong-lintang,
pemberian ASI.Di Kota Blora sendiri artinya semua variabel yang diteliti
untuk fasilitas pojok ASI dengan diukur pada saat yang sama.
bernagai macam bidang pekerjaan, Populasi dalam penelitian ini
fasilitas dan kebijakan yang berbeda, adalah semua ibu menyusui yang
sudah ada yang mendukung program bekerja di kota Blora. Sedangkan
ASI eksklusif dan masih banyak juga populasi sasaran dalam penelitian ini
yang belum.Data dari Dinas adalah ibu menyusui yang bekerja di di
Kesehatan Kabupaten Blora, jumlah kota Blora.
bayi usia 6-24 bulan adalah 1.063 Teknik sampling yang digunakan
bayi. Dari angka tersebut angka untuk mendapatkan sampel adalah total
menyusui secara eksklusif masih sampling yaitu dengan mengambil
dikisaran 75%. Cakupan ASI eksklusif semua sampel yang ada dengan jumlah
tersebut masih dibawah target yang 72 orang, dengan kriteria inklusi :
sesuai dengan UU RI No 25 Tahun 1. Ibu yang mau menjadi responden
2000 tentang Program Pembangunan 2. Ibu bekerja yang mempunyai
Nasional (Propenas) tahun 2000-2004, bayi usia 6 - 24 bulan
yang mencantumkan tingkat Data yang dikumpulkan adalah
pencapaian pemberian ASI eksklusif data primer dan data sekunder. Data
sebesar 80%. Di Kabupaten Blora primer diperoleh melalui angket yang
sendiri dari studi pendahuluan yang diberikan kepada responden.
telah dilakukan banyak sekali ibu Sedangkan data sekunder diperoleh
bekerja yang tidak menyusui secara dari Kantor/ tempat bekerja
eksklusif karena berbagai macam responden.Sebelum pengambilan data
alasan.Masih rendahnya persentasi didahului dengan informed consent dan
pemberian ASI eksklusif tersebut menganut azas kerahasiaan.
merupakan salah satu permasalahan Instrument yang digunakan
kesehatan reproduksi yang menarik adalah angket yang berisi tentang
untuk di kaji. Oleh sebab itu, peneliti umur, pendidikan dan jenis persalinan,
tertarik untuk melihat lebih dalam lagi pemberian ASI, frekuensi Pemberian
mengenai faktor apa saja yang ASI eksklusif, kebijakan, jam kerja,
menghambat pemberian ASI eksklusif ketersediaan tempat memompa ASI,
pada ibu bekerja. dan dukungan pimpinan.
Tujuan penelitian ini adalah Uji normalitas data
untuk mengkaji lebih dalam tentang menggunakan Uji Kolmogorov
faktor – faktor yang mempengaruhi Smirnov.Analisa data yang digunakan
pemberian ASI eksklusif pada ibu adalah dengan menggunakan analisis
bekerja. Chi Square dan Regresi Logistik.

13
JURNAL KEBIDANAN Vol. 8 No. 1 October 2018 p- ISSN.2089-7669 e-ISSN. 2621-2870

Tabel 4. Distribusi data berdasarkan


III. Hasil dan Pembahasan Distribusi frekuensi Pemberian ASI
eksklusif, kebijakan, jam kerja,
Tabel 1.Distribusi data karakteristik ketersediaan tempat memompa ASI,
berdasarkan umur. dan dukungan pimpinan.

Umur Frekuensi Prosentase Variabel N Prosentase


<20 2 2.7% Kebijakan
tahun  Ada 28 38.9%
20-35 68 94.6%  Tidak ada 44 61.1%
tahun
>35 2 2.7% Total 72 100%
tahun Jam kerja
Total 72 100%  7-8 jam 16 22.2%
 >8 jam 56 77.8%
Berdasarkan Tabel 1 dapat Total 72 100%
diketahui bahwa sebagian responden Ketersediaan tempat
berusia reproduktif, yaitu 94.6% menyusui/memerah
responden berusia 20-35 tahun. ASI
 Ada 23 31.9%
Tabel 2.Distribusi data karakteristik  Tidak ada 49 68.1%
berdasarkan pendidikan. Total 72 100%
Pendidikan Frekuensi Prosentase Dukungan pimpinan
SD 3 4.2%  Mendukung 34 47.2%
SMP 56 77.8%  Tidak 38 52.8%
SMA 13 18% mendukung
Total 72 100% Total 72 100%
Pemberian ASI
Berdasarkan tabel 2 dapat Eksklusif
diketahui bahwa sebagian besar  Ya 23 31.9%
responden berpendidikan SMP yaitu  Tidak 49 68.1%
sebesar 77.8%. Total 72 100%
Tabel 3.Distribusi data karakteristik Berdasarkan Tabel 4 dapat
berdasarkan jenis Persalinan. diketahui bahwa pada sebagian besar
tempat bekerja subjek penelitian tidak
Jenis Frekuensi Prosentase ada kebijakan tentang pemberian ASI
Spontan 68 94.4% eksklusif pada jam kerja yaitu sebesar
SC 4 5.6%
61.1%. Sebagian besar subjek
Total 72 100%
penelitian memiliki jam kerja lebih dari
Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui
8 jam kerja karena mengambil jam
bahwa sebagian besar responden
lembur yaitu sebesar 77.8%. Pada
melahirkan secara spontan yaitu 94.4%.
tempat bekerja subjek penelitian
sebagian besar tidak memiliki tempat
untuk menyusui atau memerah ASI
yaitu sebesar 68.1%.Pimpinan dari

14
JURNAL KEBIDANAN Vol. 8 No. 1 October 2018 p- ISSN.2089-7669 e-ISSN. 2621-2870

perusahaan tempat bekerja subjek yang memiliki jam kerja 7-8 jam sehari
penelitian sebagian besar tidak kemungkinan 19,93 kali lebih besar
mendukung pemberian ASI eksklusif memberikan ASI secara eksklusif
bagi karyawan yang masih memberikan dibandingkan ibu yang bekerja lebih
ASI pada bayinya yaitu sebesar 52.8%. dari 8 jam sehari. Hasil uji Chi-Square
Pada subjek penelitian sebagian besar menunjukkan ada hubungan positif
tidak memberikan ASI eksklusif antara jam kerja dengan pemberian ASI
(68,1%). eksklusif dan secara statistik signifikan
(p= 0,000).
Tabel 5. Pengaruh kebijakan tentang
asi eksklusif terhadap pemberian ASI Tabel 7. Pengaruh Ketersediaan
Ekslusif pada ibu bekerja di Kota Blora Tempat Untuk Memompa ASI Bagi
Karyawan Menyusui terhadap
kebijakan ASI Total pemberian ASI Ekslusif pada ibu
Eks Tidak
n % n % n %
bekerja di Kota Blora
Ada 78. 10 20.4 28 38.9
18 3 Tempat Pemberian ASI Total
Tidak 5 21. 39 79.6 44 61.1 pompa
7
Eksklusif
Total 23 100 49 100 72 100 ASI Ya Tidak
OR 14,04 p 0,00 n % n % n %
Tabel 5 menunjukkan nilai Tersedia 17 73.9 6 12.2 23 31.9
Odds Ratio sebesar 14,04 berarti ibu Tidak 6 26.1 43 87.8 49 68.1
tersedia
yang di tempat kerjanya ada kebijakan total 23 100 49 100 72 100
tentang pemberian ASI eksklusif OR 20,30 p 0,000
kemungkinan 14,04 kali lebih besar
memberikan ASI secara eksklusif Pada Tabel 7 menunjukkan nilai
dibandingkan ibu yang di tempat Odds Ratio sebesar 20,30 berarti ibu
kerjanya tidak ada kebijakan mengenai yang di tempat kerjanya tersedia
pemberian ASI eksklusif. Hasil uji Chi- tempat untuk menyusui atau memerah
Square menunjukkan ada hubungan ASI kemungkinan 20,30 kali lebih
positif antara kebijakan dengan besar memberikan ASI secara eksklusif
pemberian ASI eksklusif dan secara dibandingkan ibu yang di tempat
statistik signifikan (p= 0,000). kerjanya tidak ada tempat untuk
menyusui atau memerah ASI. Hasil uji
Tabel 6.Pengaruh Jam kerja terhadap Chi-Square menunjukkan ada
pemberian ASI Eksklusif pada ibu hubungan positif antara ketersediaan
bekerja di Kota Blora. tempat untuk memompa ASI dengan
Jam Pemberian ASI Eksklusif Total pemberian ASI eksklusif dan secara
kerja Ya Tidak statistik signifikan (p= 0,000).
n % n % n %
7-8 3 6.1 16 22.2
13 56
jam
>8 10 43 46 93.9 56 77.8
jam
total 23 100 49 100 72 100
OR 19,93 p 0,0000
Pada Tabel 6 menunjukkan nilai
Odds Ratio sebesar 19,93 berarti ibu

15
JURNAL KEBIDANAN Vol. 8 No. 1 October 2018 p- ISSN.2089-7669 e-ISSN. 2621-2870

Tabel 8. Pengaruh dukungan pimpinan berarti bahwa ibu yang mendapat


perusahaan terhadap pemberian ASI dukungan dari pimpinan0.057 kali
Ekslusif pada ibu bekerja di Kota lebih besar kemungkinan memberikan
Blora ASI secara eksklusif daripada ibu yang
tidak mendapatkan dukungan dari
Dukun Pemberian ASI Total pimpinan. Hasil penelitian
gan Eksklusif menunjukkan ada hubungan positif
pimpin Ya Tidak
an n % n % n %
antara dukungan pimpinan dengan
Ya 18 78.3 16 32.6 34 47.2 pemberian ASI eksklusif dan secara
Tidak 5 21.7 33 67.4 38 52.8 statistik signifikan (OR= 0.057,
Jumlah 23 100 49 100 72 100 CI=95%; 0.006 hingga 0.526; p=
OR 7,42 p 0,000 0.012).
Dari hasil uji statistik dapat
Pada Tabel 8 menunjukkan nilai diketahui bahwa ada hubungan positif
Odds Ratio sebesar 7.42 berarti ibu dan secara statistik signifikan antara
yang mendapat dukungan pimpinan dukungan pimpinan dengan pemberian
untuk pemberian ASI eksklusif ASI eksklusif (p = 0,012). Hal ini
kemungkinan 7,42 kali lebih besar sesuai dengan penelitian Irni dan
memberikan ASI secara eksklusif Sutrisminah (2015), bahwadukungan
dibandingkan ibu yang mempunyai pimpinan untuk menyusui di tempat
pimpinan yang tidak mendukung kerja dapat meningkatkan perilaku ibu
mengenai pemberian ASI eksklusif. bekerja dalam memberikan ASI
Hasil uji Chi-Square menunjukkan ada eksklusif.
hubungan positif antara dukungan Keberhasilan menyusui di
pimpinan dengan pemberian ASI tempat kerja sangat dipengaruhi oleh
eksklusif dan secara statistik signifikan lingkungan kerja yang diciptakan oleh
(p= 0,000). perusahaan.Pimpinan harus
memberikan motivasikepada ibu
Tabel 9. Analisis regresi logisticganda bekerja untuk menghadiri kelas-kelas
Determinan faktor yang menghambat prenatal menyusui dankelompok-
pemberian ASI eksklusif pada ibu kelompok pendukung ASI.Kelas
bekerja pilihan bagi kedua orang tua (ayahdan
Variabel CI 95% p ibu) bisa juga ditawarkan oleh
OR Low Up
pimpinan saat istirahat makan siang
Dukungan .057 .006 .526 .012
Kebijakan .043 .005 .375 .004 dandibimbing oleh seorang
Jam Kerja .049 .003 .733 .029 perawat/bidan kerja lokal untuk
Tempat
.034 .004 .290 .002 mendidik keluargatentang pilihan
pompa makanan bayi dan dukungan yang
N observasi 72
-
mereka terima saat di tempatkerja
30.0 (Setyawati dan Sutrisminah, 2012).
2loglikedkeho
01 Persepsi pimpinan akan berbeda
od
Nagelkerke 79.3 dengan persepsi ibu bekerja terhadap
R2 % pemberian ASI eksklusif di tempat
bekerja. Pimpinan perusahaan/institusi
Nilai Odds Ratio variabel yang mempunyai pengalaman atau
dukungan pimpinan sebesar 0.057 pengetahuan tentang ASI eksklusif

16
JURNAL KEBIDANAN Vol. 8 No. 1 October 2018 p- ISSN.2089-7669 e-ISSN. 2621-2870

akan mempertimbangkan kebutuhan pekerja wanita dalam pemberian ASI


dan harapan ibu bekerja di eksklusif mempunyai pengaruh
perusahaannya. Kebutuhan dan harapan terhadap pemberian ASI eksklusif pada
pimpinan terhadap produktivitas dan ibu yang bekerja.
kualitas ibu bekerja sangat besar karena Pentingnya kebijakan tertulis
mempengaruhi hasil dan biaya yang mendukung pekerja wanita dalam
produksi yang harusdikeluarkan oleh pemberian ASI eksklusif adalah untuk
perusahaan.Informasi tentang manfaat memperkuat dasar hukum pekerja
menyusui ASI secara eksklusif sangat dalam mengimplementasikan ASI
penting diketahui oleh pimpinan eksklusif di tempat kerja, sehingga
perusahaan (Glenn, 2008). nantinya akan dapat meningkatkan
Witters-Green (2003) motivasi dari pekerja untuk tetap
menyatakan bahwa sebagian besar memberikan makanan terbaik untuk
pimpinan perusahaan masih belum bayi mereka yaitu ASI (Kurniawan,
mengetahui tentang hal ini, bahkan Jayanti, dan Astuti, 2012).
pimpinan perusahaan berpikir bahwa Kebijakan pemberian Air Susu
pemberian susu formula merupakan Ibu eksklusif bagi ibu bekerja adalah
makanan terbaik bagi bayi. Sebagian pelaksanaan kebijakan bagi pekerja
besar pimpinan tidak memperhatikan perempuan meliputi pemberian
manfaat pemberian ASI eksklusif saat kesempatan atau waktu kepada pekerja
bekerja, seperti mengurangi karyawan perempuan untuk menyusui/memerah
tidak masuk bekerja karena bayi jarang ASI selama waktu kerja, Adanya
atau bahkan tidak pernah sakit dan kebijakan tertulis instansi yang
masih sedikit pimpinan perusahaan mendukung pemberian ASI eksklusif di
yangmembuat aturan tentang menyusui tempat kerja akan meningkatkan
di tempat kerja bagi ibu bekerja. kemungkinan keberhasilan para pekerja
Nilai Odds Ratio variabel untuk memberikan ASI kepada bayinya
kebijakan tempat bekerja sebesar 0.043 secara eksklusif. Hal ini berkaitan
berarti bahwa ibu yang di tempat dengan salah satu dari sepuluh langkah
kerjanya ada kebijakan tentang ASI keberhasilan dalam menyusui yaitu
eksklusif, kemungkinan 0.043 kali adanya kebijakan tertulis tentang
lebih besar memberikan ASI eksklusif menyusui (Melissa, Jati, dan
daripada ibu yang di tempat kerjanya Suparwati, 2015).
tidak ada kebijakan tentang pemberian Menurut Undang-undang
ASI eksklusif. Hasil penelitian No.13/2003 tentang Ketenagakerjaan
menunjukkan ada hubungan positif menetapkan bahwa, pekerja atau buruh
antara kebijakan tentang pemberian perempuan yang anaknya masih
ASI eksklusif dengan pemberian ASI menyusui harus diberi kesempatan
eksklusif dan secara statistik signifikan sepatutnya untuk menyusui anaknya
(OR= 0.043, CI=95%; 0.005 hingga jika hal itu harus dilakukan selama
0.375; p= 0.004). bekerja.Setiap perusahaan seharusnya
Hasil penelitian ini sejalan mempunyai kebijakan tertulis tentang
dengan penelitian yang dilakukan oleh menyusui.Hal ini dikarenakan
Kurniawan, Jayanti, dan Astuti (2012), pemberian ASI eksklusif tidak
yang menyatakan bahwa belum adanya sepenuhnya dapat dipenuhi khususnya
kebijakan tertulis yang mendukung oleh ibu bekerja.Tidak dapat dipungkiri

17
JURNAL KEBIDANAN Vol. 8 No. 1 October 2018 p- ISSN.2089-7669 e-ISSN. 2621-2870

bahwa wanita bekerja ternyata banyak umumnya bayi mendapat makanan dan
kehilangan dan kekurangan waktu minuman selain ASI.
untuk menyusui anaknya, dan juga Ibu dengan jumlah jam kerja
masih kurangnya komitmen dari kurang dari 40 jam seminggu, rata-rata
penyelenggara tempat kerja yaitu cenderung untuk menyusui bayi
lingkungan perusahaan untuk mereka lebih dari enam bulan. Bila
mengimplementasikan peraturan lebih dari itu, pemberian ASI eksklusif
pendukung pemberian ASI eksklusif. dinilai bisa menjadi lebih sebentar atau
Oleh karena itu diperlukan kurang dari 6 bulan.Para peneliti
kebijakan yang dibuat oleh pengelola tersebut menganalisis data dari 2.300
perusahaan atau atasannya dalam ibu yang bekerja sebelum bayi mereka
memberikan air susu ibu secara lahir. Pada saat bayi berusia enam
ekslusif. Karena ASI ekslusif bulan, sekitar 60 persen ibu yang
merupakan nutrisi penting untuk bekerja dengan jumlah jam kerja tidak
pertumbuhan otak dan perkembangan lebih dari 40 jam seminggu, masih
generasi penerus bangsa.(Mellisa, menyusui bayi mereka secara eksklusif
2016). selama setidaknya 6 bulan.Tetapi, saat
Nilai Odds Ratio variabel jam jam kerja meningkat lebih dari 40 jam
kerja sebesar 0.049 berarti bahwa ibu seminggu, kemungkinan untuk terus
yang memiliki jam kerja 7-8 jam dalam menyusui menjadi lebih kecil.Hanya 47
sehari, kemungkinan 0.049 kali lebih persen ibu dengan jam kerja 20-40 jam
besar memberikan ASI eksklusif seminggu yang masih menyusui
kepada bayinya daripada ibu yang bayinya hingga 6 bulan, dan hanya 39
bekerja lebih dari 8 jam dalam sehari. persen ibu dengan jam kerja lebih dari
Hasil penelitian menunjukkan ada 40 jam seminggu yang masih
hubungan positif antara jam kerja menyusui.Hal tersebut dikarenakan
dengan pemberianASI eksklusif dan menyusui adalah sebuah kegiatan yang
secara statistik signifikan (OR= 0.049, memerlukan banyak waktu, wanita
CI=95%; 0.003 hingga 0.733; p= .029). yang bekerja perlu bekerja ekstra untuk
Dari hasil uji statistik dapat bisa memberikan ASI. (Xiang et al,
diketahui bahwa ada hubungan positif 2016).
dan secara statistik signifikan antara Nilai Odds Ratio variabel
jam kerja dengan pemberian ASI ketersediaan tempat untuk
eksklusif (p = 0,029). menyusui/memerah ASI sebesar 0.034
Berdasarkan hasil penelitian berarti bahwa ibu yang di tempat
Arifin dalam Mulyaningsih (2010), ibu kerjanya tersedia ruangan untuk
yang mempunyai jam kerja lebih dari 8 memompa ASI atau menyusui,
jam sehari mempunyai waktu yang kemungkinan 0.034 kali lebih besar
relatif lebih sedikit sedikit untuk rumah memberikan ASI secara eksklusif
tangga, sehingga bisa menyebabkan daripada ibu yang di tempat kerjanya
bayi tidak dapat memperoleh ASI tidak tersedia tempat untuk memerah
dengan baik dan teratur yang ASI. Hasil penelitian menunjukkan ada
menyebabkan fungsi pengasuhan hubungan positif antara ketersediaan
beralih kepada anggota keluarga yang tempat memerah ASI dengan
tinggal dirumah, pada saat itulah pemberian ASI eksklusif dan secara
statistik signifikan (OR= 0.034,

18
JURNAL KEBIDANAN Vol. 8 No. 1 October 2018 p- ISSN.2089-7669 e-ISSN. 2621-2870

CI=95%; 0.04 hingga 0.290 ; p= dibutuhkan tidak perlu mewah, hanya


0.002). sebuah ruang pribadi yang dilengkapi
Dari hasil uji statistik dapat pintu yang bisa dikunci, wastafel
diketahui bahwa ada hubungan positif bersih, lemari es untuk menyimpan
dan secara statistik signifikan antara ASI, kursi yang nyaman, tirai untuk
ketersediaan tempat untuk memompa melindungi privasi ibu saat menyusui
ASI dengan pemberian ASI eksklusif atau memerah ASI dan persediaan
(p = 0,002). pompa ASI (Setyawati dan
Hal ini sejalan dengan Sutrisminah, 2012).
penelitian Sutrisno dan Utami (2015), Diketahui bahwa nilai -2 Log
yang menyatakan bahwa terdapat likelihood 30.001. Hal ini
pengaruh yang signifikan yaitu sebesar menunjukkan bahwa ada kesesuaian
4 kali antara ketersediaan ruang model dengan data empiris yang
menyusui terhadap pemberian ASI dikumpulkan.
eksklusif pada ibu bekerja di Sleman Nilai Nagelkerke’s R square
Yogyakarta. 79.3 yang artinya dalam model regresi
Ketersediaan tempat memompa logistik ini, variable kebijakan tempat
ASI adalah tersedianya ruangan ketika bekerja, jam kerja, dukungan pimpinan,
ibu menyusui atau memerah ASI dan ketersediaan tempat untuk
ditempat kerja yang memiliki syarat- memerah ASI (pojok ASI) secara
syarat tertentu dan merasa nyaman bersama hanya mampu menjelaskan
menggunakan ruangan tersebut. 79.3% dari semua variabel dalam
Dukungan fasilitas menyusui akan pemebrian ASI eksklusif, sisanya
berdampak positif terhadap pemberian 20.7%, dijelaskan variabilitas dari
ASI eksklusif pada ibu menyusui yang variabel lain diluar model.
bekerja. Hal ini dibuktikan dengan
penelitian Abdullah (2012) bahwa 64 IV. Simpulan
% ibu yang mempunyai akses ruang Rata-rata (mean) intensitas nyeri
menyusui ditempat kerja memiliki kesimpulan dari penelitian ini adalah
kesempatan memberikan ASI eksklusif sebagai berikut :
lebih besar dari ibu yang tidak 1. Ada pengaruh positif dan secara
memiliki akses ruang menyusui di statistik signifikan antara kebijakan
tempat kerja. Hasil penelitian ini juga dengan pemberian ASI eksklusif
sejalan dengan penelitian Amin, et al (OR = 0.043; CI 95% 0.005-0.375;
(2011) bahwa tempat kerja yang tidak p = 0.004).
mempunyai fasilitas menyusui dan 2. Ada pengaruh positif dan secara
yang tidak adekuat merupakan faktor statistik signifikan antara jam kerja
risiko terjadinya kegagalan menyusui dengan pemberian ASI eksklusif
pada ibu bekerja. (OR = 0.049; CI 95% 0.003-0.733;
Menurut PP No 33 Pasal 32 p = 0.029).
Tahun 2012 Tentang ASI Eksklusif 3. Ada pengaruh positif dan secara
menyatakan bahwa tempat bekerja statistik signifikan antara
harus menyediakan ruang laktasi untuk ketersediaan tempat memompa ASI
pegawainya yang menyusui anaknya dengan pemberian ASI eksklusif
(Rahadian, 2017). Pusat laktasi perlu (OR = 0.034; CI 95% 0.004-0.290;
diadakan di tempat kerja, ruang yang p = 0.002).

19
JURNAL KEBIDANAN Vol. 8 No. 1 October 2018 p- ISSN.2089-7669 e-ISSN. 2621-2870

4. Ada pengaruh positif dan secara Practices?Review of Economic


statistik signifikan antara dukungan of The Household
pimpinan dengan pemberian ASI Glenn JS. 2008.Knowledge,
eksklusif (OR = 0.057; CI 95% perceptions, and attitudes of
0.006-0.526; p = 0.012). managers, coworkers, and
employed breastfeeding
Rekomendasi yang dapat diberikan mothers. AAOHN journal
bagi ibu bekerja adalah untuk tetap Green, L.W. Kreuter, M.W, 2010.
memberikan ASI Eksklusif kepada bayi Health Promotion Planning an
nya walaupun tetap melaksanakan Educationa and Environmental
tugas sebagai pekerja, bagi Dinas Approch; Second Edition,
Kesehatan dapat menjalin kerjasama Mayfield Publishing Company.
dengan tempat bekerja seperti Houston.
perusahaan/pabrik/kantor untuk
menyediakan sarana dan prasarana Kurniawan, B; Jayanti, S; Astuti, DY.
yang mendukung pemberian ASI 2012.Analisis Implementasi
eksklusif pada ibu bekerja, bagi tempat ASI Eksklusif Pada Ibu Bekerja
bekerja dapat meningkatkan sarana dan di PT. X Semarang.Prosiding
prasarana yang menunjang ibu bekerja Seminar NasionalWorld Fit For
dalam pemberian ASI eksklusif serta Children
bagi peneliti selanjutnya dapat meneliti Melissa, A; Jati, SP; Suparwati,
faktor lain yang mungkin berpengaruh A.2015.Analisis Implementasi
terhadap pemberian ASI eksklusif pada Kebijakan Pemberian Air Susu
ibu bekerja. IbuEksklusif Bagi Pekerja di
PT. Apac Inti Corpora
V. Ucapan Terimakasih KabupatenSemarang. Jurnal
kesehatan masyarakat (e-
Terimakasih disampaikan kepada
journal) volume 3, nomor 2,
Keluarga tercinta yang tak pernah
berhenti memberikan doa dan april 2015 (issn: 2356-3346)
Novayelinda, R. 2014. Pemberian ASI
dukungan baik moril maupun materiil.
dan Ibu Bekerja.Jurnal Ners
Seluruh Civitas akademika yang selalu
Indonesia
memberikan semangat satu sama lain
Peraturan Pemerintah RI no 33 tahun
dalam penyusunan naskah publikasi
2012 Tentang Pemberian ASI
ini.
Eksklusif.
Rahadian, AS.2014. Pemenuhan Hak
ASI Eksklusif di Kalangan Ibu
Daftar Pustaka Bekerja: Peluang Dan
Tantangan (fulfilling the right
Arno J, Broermann D, Gleason E, for exclusive breastfeeding
Ward AM.Changes to support among working women:
breastfeeding in the workplace. opportunities and
Amerika: NAEYC; 2010 challenges).Pusat Penelitian
Chatterji, P dan Frick, K.D.2005. Does Kependudukan Lembaga Ilmu
Returning to Work After Pengetahuan Indonesia
Childbirth Affect Breastfeeding

20
JURNAL KEBIDANAN Vol. 8 No. 1 October 2018 p- ISSN.2089-7669 e-ISSN. 2621-2870

Roesli, U, 2009. Mengenal ASI


Eksklusif. Jakarta : PT. Pustaka
Pembangunan Swadaya
Nusantara.
Saleh, LA. 2011. Faktor-faktor yang
menghambat praktik ASI
Eksklusif pada Bayi 0-6 bulan.
Setyawati, I; Sutrisminah, E.2012.
Pentingnya Motivasi Dan
Persepsi Pimpinan
TerhadapPerilaku Pemberian
Asi Eksklusif Pada Ibu Bekerja
Sutrisno, A.H; dan Utami, S.F.
2015.Ketersediaan Ruang
Menyusui Terhadap ASI
Eksklusif Pada Ibu Bekerja di
Sleman Yogyakarta. Jurnal
STIKES Aisyiyah Yogyakarta
Weber, D; Janson, A; Nolan, M; Wen,
LM; & Risel C.2011.Female
Employees perceptions of
Organisational Support For
Breastfeeding AtWork:
Findings From an Australian
Health Service Workplace.
International Breastfeeding
Journal

Widia, C.2014.Faktor-faktor eksternal


yang berhubungan dengan
kegagalan pemberian asi
ekslusif oleh ibu yang
bekerja.Jurnal kesehatan bakti
tunas husada volume 11 no.1
februari 2014
Xiang, N; Zadoroznyj, M;
Tomaszewski, W;
Martin,B.2016. Timing of
Return to Work and
Breastfeeding in Australia.
PEDIATRICS (ISSN Numbers:
Print, 0031-4005; Online, 1098
4275).

21

You might also like