Professional Documents
Culture Documents
Literature Review: Efektivitas Pemberian Oksigenasi: Laporan Kasus
Literature Review: Efektivitas Pemberian Oksigenasi: Laporan Kasus
Disusun Oleh :
1. Hasbin Firdian Utama (2017.02.063)
2. Mala Efriani (2017.02.023)
3. Muhammad Nurul Hidayat (2017.02.024)
4. Nur Dina Kamelia (2017.02.074)
5. Safira Ummi Salsabila (2017.02.035)
6. Siti Nurhalisa (2017.02.085)
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
NIK. 06.005.0906
LAPORAN KASUS
LITERATURE REVIEW: EFEKTIVITAS PEMBERIAN OKSIGENASI
PADA PASIEN DENGAN DECOMPENSASI CORDIS
Hasbin Firdian Utama1, Mala Efriani2, Muhammad Nurul Hidayat,3 Nur Dina Kamelia4,
Safira Ummi Salsabila5, Siti Nurhalisa6
Program Studi S1 Keperawatan STIKes Banyuwangi
Jalan Letkol Istiqlah N0. 109, Penataban, Banyuwangi, Jawa Timur
ABSTRACT
Background: Around 300,000 patients die from direct or indirect consequences of heart
failure each year and the number of deaths from heart failure continues to increase 6-fold
after 40 years. Heart failure is a primary disease in the elderly, with 6% to 10% of people
over 65 years old. Congestive heart failure (decompensated cordis) is the inability of the
heart to pump enough blood to meet tissue requirements for oxygen and nutrients.
Clinical Presentation: In this case report, a 56-year-old man, Muslim, works daily as a
laborer, before the patient had felt shortness of breath since 4 days ago, the patient said he
was given a stall but did not heal. After that on the 5th day the patient was taken to the RSI
Fatimah precisely on July 20, 2020 at 10:30 by the family through the Emergency
Department with the main complaint of shortness of breath already 4 days ago. Patients
were examined vital signs and the results were blood pressure 110/80 mmHg, temperature 36
° C, pulse 83 times / minute, SaO2 90%, and respiration as much as 30 times / minute. His
breathing is more than normal with RR 30 times / minute with deep breathing and rapid use
of breathing muscles and also using nasal lobe breathing and wheezing or wheezing.
Conclusion: 56-year-old male in the ICU room with an admission diagnosis from emergency
room congestive heart failure. With the name of Mr. S, the main complaint felt by patients is
shortness of breath. The focus in this case is the importance of initial administration of
oxygenation.
Latar Belakang: Sekitar 300.000 pasien meninggal karena konsekuensi langsung atau tidak
langsung dari gagal jantung setiap tahun dan jumlah kematian karena gagal jantung terus
meningkat 6 kali lipat setelah 40 tahun. Gagal jantung merupakan penyakit primer pada orang
berusia lanjut, mengenai 6% sampai 10% orang berusia lebih dari 65 tahun. Gagal jantung
kongestif (decompensasi cordis) adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah
dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadap oksigen dan
nutrient.
Presentasi Klinis: Pada laporan kasus ini, seorang laki-laki berusia berumur 56 tahun,
beragama Islam, bekerja sehari-hari sebagai buruh, sebelumnya pasien sudah merasa sesak
nafas sejak 4 hari yang lalu, pasien mengatakan diberi obat warung tapi tidak kunjung
sembuh. Setelah itu pada hari ke 5 pasien di bawa ke RSI Fatimah tepatnya tanggal 20 Juli
2020 jam 10.30 oleh keluarga melalui Instalasi Gawat Darurat dengan keluhan utama
sesak nafas sudah 4 hari yang lalu. Pasien diperiksa vital sign dan hasilnya tekanan darah
110/80 mmHg, suhu 36°C, nadi 83 kali/menit, SaO2 90%, dan respirasi sebanyak 30
kali/menit. Pernafasanya yang lebih dari normal dengan RR 30 kali/menit dengan pernafasan
dalam dan cepat menggunakan otot bantu pernafasan juga memakai pernafasan cuping
hidung serta terdapat wheezing atau mengi.
Kesimpulan: Laki-laki usia 56 tahun di ruang ICU dengan diagnosa masuk dari IGD gagal
jantung kongestif. Dengan nama Tn. S, keluhan utama yang dirasakan pasien adalah sesak
nafas. Fokus pada kasus ini adalah pentingnya tindakan awal pemberian oksigenasi.
Kata Kunci: Gagal Jantung Kongestif, Terapi Oksigenasi, Saturasi Oksigen, Hipoksia
PENDAHULUAN Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun
Pada zaman sekarang banyak 2018, angka kejadian penyakit jantung dan
penyakit yang disebabkan oleh pola makan pembuluh darah semakin meningkat dari
yang tidak baik maupun karena aktivitas tahun ke tahun. Setidaknya, 15 dari 1000
yang kurang. Gagal jantung yang dapat orang, atau sekitar 2.784.064 individu di
jantung adalah sindrom yang ditandai pasien dengan gagal jantung adalah resiko
dengan sesak napas, dispnea saat aktifitas tinggi penurunan curah jantung, nyeri
ortopnea, dan edema perifer atau edema gas, ketidakefektifan pola napas, kelebihan
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
3. Ermoshkin, V. (2017). 17th European Heart Disease and Heart Failure Congress and
Cardiovascular Medicine and Cardiac Surgery. Journal Clin Exp Cardiolog , 1-66.
9. Sepehrvand, N. e. (2016). Oxygen Therapy in Patients with Acute Heart Failure. JACC :
Heart Failure , 783-790.