Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 12

TOPOGRAFI PANTAI KENJERAN

KELOMPOK 7

Agil Setiawan (1511100053), Audrey Ompusunggu (1511100059) , Dian Fitriani (1511100702), Ditya
Larasati (1511100046), Galuh Singgih Rahmawati (1511100022), Kuni Mafruhati Fajrin (1511100028),
Nurul Alfiyah (1511100072), Trio Verdian (1511100073), Wahyuning Atis (1511100014)

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2012

Abstract

Ocean topography is one of branch of science in oceanography subject. Ocean topography is


specialized in to three branch of study, that is: seashore bounderies (coastal margins), deep ocean
province, and midoceanic province. Seashore bounderies is differentiated in to 3 area, that is:
continental shelf, continental slope, and continental rise. In kenjeran beach topogaraphy lab work, we
will get look shape of seashore bounderies (coastal margins) of kenjeran beach by set up first pole in
the high water point and then set up next poles in 2 m and continue till 40 m toward sea from first
pole. Then a rope will be tied in first pole and in line with high water point. This rope will be tied to
the second pole, the third pole, and the the next poles in straigth line by using waterpass. Then, we
will count the distance between rope and substrate surface in each pole point. From this data, we
will find the elevation rate in kenjeran beach. The purpose from this lab work activity are to know
and understand topography terminology, get competence for standard analysis of beach topography,
explain the influence of physic, geology-oceanography factors to the shape of beach topography.

Keywords: sea topography, coastal margins, beach elevation

Abstrak

Topografi lautan merupakan salah satu dari cabang ilmu dalam bidang oseanografi. Topografi
lautan adalah ilmu yang mempelajari bentukan-bentukan pada dasar lautan. Topografi pada dasar
lautan terdiri atas batas-batas pantai (coastal margins), daerah laut dalam (deep ocean province),
dan midoceanic province. Batas-batas pantai (coastal margins) dibedakan menjadi 3 daerah yaitu:
continental shelf, continental slope, dan continental rise. Pada praktikum topografi pantai kenjeran
akan dilihat bentuk dari batas-batas pantai (coastal margin) di pantai kenjeran dengan cara
memasang pancang dari garis pasang tertinggi hingga kemudian tiap 2 m menuju laut diberdirikan
pancang selanjutnya hingga 40 m dari titik pasang tertinggi. Pancang-pancang ini harus dalam
keadaan lurus. Kemudian tali dipasang pada pancang pertama dan sejajar dengan permukaan
tertinggi serta dihubungkan dengan pancang selanjunya dengan menggunakan waterpass agar tetap
sejajar. Selanjutnya, diukur ketinggian antara tali dan permukaan substrat sehingga dapat dilihat
tingkat kelandaian pantai tersebut dan jenis topografi panta. Tujuan dari kegiatan ini adalah agar
mahasiswa dapat mengetahui dan memahami terminologi topografi pantai dan dapat melakukan
metode standar analisis topografi pantai serta menjelaskan faktor-faktor fisika, geologi-oseanografi
yang berpengaruh terhadap pembentukan topografi pantai.

kata kunci: topografi pantai, coastal margins, kelandaian pantai.


PENDAHULUAN di pelabuhan, pembangunan di daerah pesisir
pantai, dan lain-lain. Oleh karena pentingnya
Pada mulanya dipercaya bahwa pengetahuan mengenai pasang surut maka
permukaan dasar lautan itu adalah datar dan akan dicoba jelaskan mengenai pengertian
tidak mempunyai bentuk, tetapi ilmu-ilmu dari pasang surut (Suardi,2011).
modern sekarang telah membuktikan bahwa
topografi dasar laut adalah kompleks seperti Menurut Pariwono (1989), fenomena
daratan (Hutabarat, 2008). pasang surut laut diartikan sebagai naik
turunnya permukaan laut secara berkala
Topografi merupakan ilmu yang akibat adanya gaya tarik benda-benda
mempelajari bentuk-bentukan lahan yang angkasa terutama matahari dan bulan
dipermukaan ataupun di dalam bumi. terhadap massa air di bumi. Sedangkan
Topografi dasar laut mengacu pada berbagai menurut literatur lain, pasang surut laut
macam bentuk di bagian bawah dasr laut yang merupakan suatu fenomena pergerakan naik
biasanya ada (Anggeliki, 2011). turunnya permukaan air laut secara berkala
Sejalan pengetahuan ilmiah yang yang diakibatkan oleh kombinasi gaya
telah maju, kemampuan untuk gravitasi dan gaya tarik menarik dari benda-
membayangkan situs-situs remote telah benda astronomi terutama oleh matahari,
meningkat secara signifikan. Ilmu bumi dan bulan. Pengaruh benda angkasa
pengetahuan telah menetapkan bahwa lainnya dapat diabaikan karena jaraknya lebih
topografi dasar laut mirip dengan topografi jauh atau ukurannya lebih kecil (Dronkers,
tanah dengan fitur seperti lembah, 1964).
pegunungan, dan dataran tinggi. Tiga Fenomena pasang surut menurut
perempat dari bumi terdiri dari air laut. Dronkers (1964) dibagi menjadi 3 tipe atau
Semua rincian ini dimasukkan dalam peta jenis pasang surut, yaitu:
topografi bawah air (Anggeliki, 2011).
1. Pasang surut diurnal yaitu bila dalam
Ocean Data View (ODV) merupakan sehari terjadi satu satu kali pasang
paket freeware untuk ekplorasi interaktif dan dan satu kali surut.  Biasanya terjadi di
penggambaran dari profil multi parameter laut sekitar katulistiwa.
ataupun data berurutan. Meski awalnya 2. Pasang surut semi diurnal yaitu bila
dikembangkan untuk observasi oseanografi dalam sehari terjadi dua kali pasang
saja namun konsepnya bisa diaplikasikan dan dua kali surut yang hampir sama
secara umum. Seperti pada ilmu bumi, tingginya.
contohnya penelitian pada geologi, geofisika, 3. Pasang surut campuran (mixed tides)
geografi, dan atsmosfer. Dengan software ini yaitu gabungan dari tipe 1 dan tipe 2,
akan lebih mudah mengakses garispantai, bila bulan melintasi khatulistiwa
topografi, sungai, laut, ataupun garis batas (deklinasi kecil), pasutnya bertipe
lainnya tanpa biaya melalui internet (Schlitzer, semi diurnal, dan jika deklinasi bulan
2001) mendekati maksimum, terbentuk
pasut diurnal.
Setelah mengetahui mengenai
pengertian topografi, diperlukan pula Sedangkan menurut Wyrtki (1961),
pengetahuan tentang pasang surut. pasang surut di Indonesia dibagi menjadi 4,
Pengetahuan tentang pasang surut sangat yaitu:
diperlukan dalam transportasi laut, kegiatan
1. Pasang surut harian tunggal (Diurnal Bentuk-bentuk pantai ada berbagai
Tide) merupakan pasut yang hanya macam sebagai akibat dari berbagai proses
terjadi satu kali pasang dan satu kali geologi yang membentuknya dan batuan serta
surut dalam satu hari, ini terdapat di struktur geologi yang mengendalikannya. Ada
Selat Karimata. pantai yang berbentuk dataran yang landai
2. Pasang surut harian ganda (Semi baik yang sempit maupun yang lebar, atau
Diurnal Tide) merupakan pasut yang pantai yang bertebing terjal dan berbatu-batu,
terjadi dua kali pasang dan dua kali dan berteluk-teluk (Sampurno, 2011).
surut yang tingginya hampir sama
Berdasarkan bentuk dan genesa
dalam satu hari, ini terdapat di Selat
Malaka hingga Laut  Andaman. pantai Johnson dalam sampurno (2011)
terdapat 3 jenis, yaitu:
3. Pasang surut campuran condong
harian tunggal (Mixed Tide, Prevailing 1. Pantai bertebing terjal dan berteluk-
Diurnal)  teluk (fyord) : Pantai berbatasan
Merupakan pasut yang tiap harinya langsung dengan kaki bukit/gunung
terjadi satu kali pasang dan satu kali atau dengan dataran yang sempit.
surut tetapi terkadang dengan dua Teluk-teluk berselingan dengan
kali pasang dan dua kali surut yang punggungan bukit dengan berbagai
sangat berbeda dalam tinggi dan struktur geologi seperti struktur
waktu, ini terdapat di Pantai Selatan lipatan, patahan, komplex, atau
Kalimantan dan Pantai Utara Jawa gunungapi. Dasar laut umumnya
Barat. terjal, langsung ke laut dalam. Gejala
4. Pasang surut campuran condong demikian terlihat di Dalmasia,
harian ganda (Mixed Tide, Prevailing Spanyol, Pasifik Selatan, dan mungkin
Semi Diurnal) juga di Indonesia bagian Timur. Hal
Merupakan pasut yang terjadi dua kali tersebut disebabkan oleh
pasang dan dua kali surut dalam tenggelamnya wilayah tersebut oleh
sehari tetapi terkadang terjadi satu genangan airlaut (submergence).
kali pasang dan satu kali surut dengan 2. Pantai berdataran yang luas dan
memiliki tinggi dan waktu yang panjang : Pantai ini mempunyai ciri
berbeda, ini terdapat di Pantai Selatan adanya dataran yang luas. Banyak
Jawa dan Indonesia Bagian Timur. yang lurus, dasar laut yang relatif
Setelah mengetahui tentang dangkal dan merupakan hasil
pengertian dari topografi dan pasang surut, endapan sedimen dari daratan,
perlu diketahui pula mengenai pantai, bentuk dengan kemiringan kearah laut dalam
(topografi) dan jenis pantai serta faktor-faktor secara gradual. Kerja gelombang di
yang mempengaruhi topografi pantai. pantai menghasilkan berbagai
morfologi seperti pematang pantai
Pantai adalah jalur yang merupakan
(barrier bars) laguna (lagoon) dengan
batas antara darat dan laut, diukur pada saat
“tidal inlet”, dan delta. Banyak dari
pasang tertinggi dan surut terendah,
gejala tersebut di atas dibentuk
dipengaruhi oleh fisik laut dan sosial ekonomi
karena munculnya dasar laut, ke
bahari, sedangkan ke arah darat dibatasi oleh
permukaan. Dalam
proses alami dan kegiatan manusia di
perkembangannya, kedua jenis pantai
lingkungan darat (Triatmodjo, 1999).
tersebut dapat berelevasi ke berbagai b. Batas antara daratan pantai dan
bentuk pantai. garis pantai (yang umumnya
3. Delta, dataran aluvial, dan “Outwosh lurus) sempit.
Plain”: Delta merupakan dataran di c. Kedalaman pantai ke arah laut
muara sungai yang terbentuk sebagai berubah tiba-tiba (curam).
akibat dari endapan sedimen di laut
yang berasal dari sungai. Berbagai 3. Pantai Pulau merupakan pantai yang
bentuk delta dikenal tergantung mengelilingi pulau kecil. Pantai ini
kepada kondisi morfologi sungai, dibentuk oleh endapan sungai, batu
morfologi dataran, arah gelombang gamping, endapan gunung berapi
laut, kedalaman laut, dsb. atau endapan lainnya. Pantai pulau
umumnya terdapat di Kepulauan Riau,
Sedangkan menurut Pratikto (1996) Kepulauan Seribu, dan Kepulauan
penggolongan pantai di Indonesia Nias.
berdasarkan tipe-tipe
paparan (shelf) dan perairan ada 3, yaitu:
1. Pantai Paparan merupakan pantai Menurut Prof. dott. Sampurno (2011)
dengan proses pengendapan yang salah satu faktor pembentuk dari topografi
lebih dominan dibanding proses adalah faktor geologi. Faktor geologi tersebut
erosi/abrasi. Pantai paparan adalah proses geologi yang merupakan proses
umumnya terdapat di Pantai Utara endogen yang diprakarsai oleh proses yang
Jawa, Pantai Timur Sumatera, Pantai terjadi dari dalam bumi, dan proses eksogen
Timur dan Selatan Kalimantan dan yang dimotori oleh kegiatan dari luar bumi
Pantai Selatan Papua, dan mempunyai (Sampurno, 2011).
karakteristik sebagai berikut: Proses endogen bermula dari gerak-
a. Muara sungai memiliki delta, gerak dari dalam bumi seperti gempa bumi,
airnya keruh mengandung letusan gunungapi; proses tersebut
lumpur dan terdapat proses membentuk benua, lautan, deretan
sedimentasi. pegunungan, dsb. Proses exogen diprakarsai
b. Pantainya landai dengan oleh pancaran sinar matahari, kegiatan
perubahan kemiringan ke arah atmosfir tanah, erosi oleh air/angin/es,
laut bersifat gradual dan teratur. transport sediment, dan sedimentasi di
c. Dataran pantainya lebih dari berbagai tempat (Sampurno,2011).
20km Wilayah pantai merupakan wilayah
2. Pantai Samudra merupakan pantai pertemuan antara daratan dan lautan.
dimana proses erosi lebih dominan Perubahan-perubahan yang terjadi sebagai
dibanding proses sedimentasi. akibat proses endogen dan exogen akan dapat
Terdapat di Pantai Selatan Jawa, terlihat pada wilayah tersebut, baik
Pantai Barat Sumatera, Pantai Utara perubahan dari geomorfologi, proses-proses
dan Timur Sulawesi serta Pantai Utara erosi dan sedimentasi, jenis tanah dan batuan
Papua, dan mempunyai karakteristik sedimen yang terbentuk, kondisi hidrogeologi,
sebagai berikut: berbagai proses bencana alam, dan
a. Muara sungai berada dalam perubahan ekosistem maupun lingkungan
teluk, delta tidak berkembang manusia (Sampurno, 2011).
baik danairnya jernih.
Dari penjelasan diatas didapatkan satelit mentransmisikan kode yang unik
bahwa faktor pembetuk topografi menurut sehingga penerima (perangkat GPS) dapat
Prof. dott. Sampurno (2011) adalah faktor mengidentifikasi sinyal dari setiap satelit.
geologi berupa proses endogen dan eksogen Pada saat fitur ”Anti-Spoofing” diaktifkan,
serta faktor fisika berupa erosi, sedimentasi, maka kode P akan dienkripsi dan selanjutnya
pembentukan batuan, hidrologi, dan lain-lain. dikenal sebagai kode P(Y) atau kode Y
Pantai kenjeran adalah pantai tempat (Anonim2, 2011).
dilakukannya praktikum topografi pantai. Perangkat GPS yang dikhususkan buat
Gambaran umum dari pantai kenjeran ini sipil hanya menerima kode C/A pada sinyal L1
adalah pantai kenjeran memiliki jenis (meskipun pada perangkat GPS yang canggih
topografi dengan pantai berdataran yang luas dapat memanfaatkan sinyal L2 untuk
dan panjang serta dibentuk dari sedimen memperoleh pengukuran yang lebih teliti
daratan serta biogenous. Pantai kenjeran (Anonim2, 2011).
memiliki kemiringan ke arah laut secara Perangkat GPS menerima sinyal yang
gradual /perlahan-lahan. Pantai kenjeran ditransmisikan oleh satelit GPS. Dalam
merupakan jenis pantai berlumpur karena menentukan posisi, kita membutuhkan paling
lumpur mendominasi komponen daratan sedikit 3 satelit untuk penentuan posisi 2
dibawah perairannya. Pantai kenjeran dimensi (lintang dan bujur) dan 4 satelit untuk
merupakan salah satu contoh pantai penentuan posisi 3 dimensi (lintang, bujur,
tercemar. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya dan ketinggian). Semakin banyak satelit yang
sampah sisa pembuangan di pinggir pantai, diperoleh maka akurasi posisi kita akan
warna airnya yang keruh, dan aromanya yang semakin tinggi. Untuk mendapatkan sinyal
tidak sedap. tersebut, perangkat GPS harus berada di
Pantai kenjeran sebagai tempat ruang terbuka. Apabila perangkat GPS kita
diadakannya praktikum topografi pantai berada dalam ruangan atau kanopi yang lebat
direkam posisi geografisnya melalui GPS. dan daerah kita dikelilingi oleh gedung tinggi
Secara singkat, GPS (Global Positioning maka sinyal yang diperoleh akan semakin
System) Merupakan sebuah sistem yang berkurang sehingga akan sukar untuk
dapat menunjukan posisi benda di permukaan menentukan posisi dengan tepat atau bahkan
bumi secara cepat, di semua tempat, pada tidak dapat menentukan posisi (Anonim1,
semua kondisi, dan pada setiap waktu 2011).
(Anonim, 2012).

Komponen GPS antara lain: Space METODELOGI


segment (24 Satelit), User segment (Pesawat,
kapal, mobil), Monitor segment (Hawai, Diego Alat dan bahan yang digunakan dalam
praktikum topografi pantai antara lain adalah
Garcia, dan Colorado) Ground Control System
(Falcon Air Force Base in Colorado Springs, tonggak kayu atau bambu sepanjang 2,00
meter, Global Positioning System (GPS), tali
Colorado) (Anonim1, 2012).
rafia, meteran jahit, meteran lapangan (50
Setiap satelit mentransmisikan dua atau 100 meter), waterpass, kompas, dan
sinyal yaitu L1 (1575.42 MHz) dan L2 (1227.60 kertas newtop.
MHz). Sinyal L1 dimodulasikan dengan dua
Lokasi yang digunakan untuk
sinyal pseudo-random yaitu kode P
(Protected) dan kode C/A (coarse/aquisition). praktikum topografi pantai di kenjeran
Sinyal L2 hanya membawa kode P. Setiap
direkam dengan GPS dengan data posisi
geografis sebagai berikut:

Elevasi : 64 ft

Latitude (S) : 07⁰ 14 menit; 17,0 detik

Longitude (E) : 112⁰ 47 menit; 72,1 detik

(Anonim3, 2012)

Prosedur kerja dari praktikum


topografi pantai adalah pertama ditentukan
dahulu wilayah pantai mana yang akan
diamati topografinya lalu direkam posisi matahari dan bulan terhadap massa air di
geografis lokasi dengan menggunakan GPS. bumi (Pariwono, 1989)
Kemudian pada garis pasang tertinggi
Fenomena pasang surut menurut
(seringkali ditandai dengan adanya tumpukan
sampah teratur sejajar dengan garis pantai) Dronkers (1964) dibagi menjadi 3 tipe atau
jenis pasang surut, yaitu: Pasang surut diurnal,
ditancapkan satu buah tonggak atau pancang.
tonggak ini dianggap sebagai tonggak ke-0. pasang surut semidiurnal, dan pasang surut
campuran (mixed tides). Sedangkan menurut
Dari tonggak ke-0, dibuat jarak 2 meter ke
arah laut kemudian ditancapkan satu tonggak Wyrtki (1961) pasang surut di Indonesia dibagi
menjadi 4, yaitu: pasang surut harian tunggal
lagi. Tonggak yang baru ini dianggap sebagai
tonggak ke-1. Dari tonggak ke-1 dibuat lagi (diurnal tide), Pasang surut harian ganda
(semi diurnal tide), dan pasang surut
jarak sejauh 2 meter dan ditancapkan tonggak
ke-2. Demikian seterusnya hingga dicapai campuran condong harian tunggal (Mixed
Tide, Prevailing Diurnal). Semua jenis pasang
jarak 40 meter dari garis pasang tertinggi.
Setelah semua tonggak selesai ditancapkan, surut ini telah dijelaskan pada bagian
pendahuluan.
tali rafia diikatkan pada tonggak ke-0 tepat
diatas permukaan tanah, lalu dibentangkan Pantai kenjeran memiliki jenis pasang
hingga mencapai tonggak ke-1, ke-2, dan ke-3, surut campuran (mixed tides) yaitu bila bulan
dan seterusnya. Dengan menggunakan melintasi khatulistiwa (deklinasi kecil),
waterpass, tali diposisikan agar selalu dalam pasutnya bertipe semi diurnal, dan jika
keadaan sejajar. Langkah terakhir adalah deklinasi bulan mendekati maksimum,
mengukur jarak (ketinggian) antara tali terbentuk pasut diurnal. Pasang surut ini
dengan permukaan substrat masing-masing merupakan salah satu jenis pasut yang
tonggak. Variasi jarak atau selisih jarak digolongkan oleh Dronkers (1964). Sedangkan
tersebut merupakan data awal penentuan berdasarkan penggolongan jenis pasut oleh
tingkat keterjalan atau kelandaian pantai. Wyrtki (1964) maka pantai kenjeran memiliki
Data dicatat diatas kertas newtop karena jenis pasang surut campuran condong harian
kertas newtop merupakan kertas tahan air. tunggal (Mixed Tide, Prevailing Diurnal)  yang
merupakan pasut yang tiap harinya terjadi
PEMBAHASAN
satu kali pasang dan satu kali surut tetapi
Kegiatan praktikum topografi pantai terkadang dengan dua kali pasang dan dua
dilakukan saat keadaan laut sedang surut kali surut yang sangat berbeda dalam tinggi
sehingga lebih mudah saat melakukan metode dan waktu, ini terdapat di Pantai Selatan
standar sederhana untuk menghitung Kalimantan dan Pantai Utara Jawa Barat.
kelandaian atau keterjalan dari topografi Pada bagian pendahuluann telah
pantai. Oleh karena itu, perlu diketahui jenis dijelaskan bahwa bentuk pantai yang
dari pasang surut laut khususnya di pantai berbdeda membentuk jenis pantai yang
kenjeran tempat dilakukannya praktikum berbeda pula. Jenis dan bentuk yang berbeda
topografi pantai. ini diakibatkan dari berbagai proses geologi
yang membentuknya dan batuan serta
Pasang surut sendiri memiliki
struktur geologi yang mengendalikannya
pengertian sebagai fenomena naik turunnya
(Sampurno, 2011).
permukaan laut secara berkala akibat adanya
gaya tarik benda-benda angkasa terutama Bentuk dan jenis pantai telah
dijelaskan pula pada bagian pendahuluan.
Berdasarkan bentuk dan genesa pantai, gelombang di pantai menghasilkan berbagai
Johnson dalam Sampurno (2011) membaginya morfologi seperti pematang pantai (barrier
menjadi 3 jenis, yaitu: pantai bertebing terjal bars) laguna (lagoon) dengan “tidal inlet”, dan
dan berteluk-teluk (fyord), pantai berdataran delta. Topografi pantai kenjeran dapat pula
yang luas dan panjang, dan Delta, dataran dikelompokkan sebagai jenis pantai paparan
aluvial, dan “Outwosh Plain”. Sedangkan berdasarkan Pratikto (1996). Pantai paparan
menurut Pratikto (1996) penggolongan pantai merupakan pantai dengan proses
di Indonesia berdasarkan tipe-tipe paparan pengendapan yang lebih dominan dibanding
(shelf) dan perairan ada 3, yaitu: pantai proses erosi/abrasi. Pantai paparan umumnya
paparan, pantai samudra, dan pantai pulau. terdapat di Pantai Utara Jawa, Pantai Timur
Sumatera, Pantai Timur dan Selatan
Berdasarkan hasil pengamatan dari Kalimantan dan Pantai Selatan Papua, dan
topografi pantai kenjeran didapatkan bahwa mempunyai karakteristik sebagai berikut:
dari tonggak ke-0 hingga tonggak ke-12 jarak muara sungai memiliki delta, airnya keruh
antara tali dan substrat semakin besar mengandung lumpur dan terdapat proses
(semakin dalam). Kemudian dari tonggak ke- sedimentasi, pantainya landai dengan
13 hingga tonggak ke-15 jarak antara tali dan perubahan kemiringan ke arah laut bersifat
substrat semakin kecil (semakin dangkal) dan gradual dan teratur, dan dataran pantainya
selanjutnya, pada tonggak ke-16 hingga lebih dari 20km.
tonggak ke-20, jarak antara tali dan substrat Topografi pantai kenjeran yang
semakin besar (semakin dalam). Perlu berbentuk paparan dataran luas dikarenakan
diketahui bahwa perbedaan kedalaman ini munculnya dasar laut, ke permukaan. Dalam
tidak lebih dari 30 cm. Semakin ke tengah laut perkembangannya, kedua jenis pantai
perbedaannya semakin kecil, hanya antara 1- tersebut dapat berelevasi ke berbagai bentuk
10 cm. Bahkan, terdapat tingkat pantai. Selain itu, bentuk topografi pantai
kedalamannya yang berturut-turut sama di yang seperti itu juga dikarenakan terjadinya
titik (tempat pancang ditancapkan) dengan proses sedimentasi yang lebih besar
titik selanjutnya. dibandingkan dengan erosi ataupun abrasi.
Menurut deskripsi dari tiap-tiap jenis
topografi pantai yang juga dihubungkan KESIMPULAN
dengan hasil pengamatan dari topografi Topografi pantai kenjeran
pantai kenjeran, dapat ditari kesimpulan memiliki jenis pantai berdataran luas dan
bahwa jenis topografi pantai kenjeran adalah panjang berdasarkan bentuk dan genesa
pantai berdataran yang luas dan panjang pantai. Sedangkan berdasarkan jenis paparan
berdasarkan Johnson dalam Sampurno (2011). (shelf) dan perairan, topografi pantai memiliki
Pantai berdataran yang luas dan panjang yang jenis pantai paparan. Topografi pantai sangat
mempunyai ciri adanya dataran yang luas. dipengaruhi oleh faktor geologi-oseanografi
Banyak yang lurus, dasar laut yang relatif seperti proses endogen dan eksogen serta
dangkal dan merupakan hasil endapan faktor fisika berupa erosi, sedimentasi,
sedimen dari daratan, dengan kemiringan pembentukan batuan, hidrologi, dan lain-lain.
kearah laut dalam secara gradual. Kerja

DAFTAR PUSTAKA
Anonim1. 2012. Pengertian GPS. disadur dari http://lbprastdp.staff.ipb.ac.id/files/2010/12/GPS.ppt.
diakses pada tanggal 23 Mei 2012 pukul 06.33 WIB.

Anonim2. 2011. Apa Itu GPS dan Cara Kerja GPS. http://www.ilmushare.com/2011/01/apa-itu-gps-
dan-cara-kerja-gps-map.html. Diakses tanggal 22 Mei 2012 pukul 16.00 WIB.
Anonim3. 2012. Pantai Kenjeran. http://maps.google.co.id/ diakses pada tanggal 22 Mei 2012 pada
pukul 22.00 WIB.
Anggeliki, K. 2011. Pengertian dari Topografi.
http://www.brighthub.com/engineering/civil/articles/63495.aspx. Diakses pada tanggal 22 Mei
2012 pukul 16.00 WIB.

Dronkers, J. J. 1964. Tidal Computations in rivers and coastal waters. Amsterdam : North-Holland
Publishing Company.

Hutabarat, Sahalah dan Evans, Stewart M. 2008. PENGANTAR OSEANOGRAFI. Jakarta: Universitas
Indonesia UI-Press.

Pariwono, J.I. 1989. Gaya Penggerak Pasang Surut. Dalam Pasang Surut. Ed. Ongkosongo, O.S.R. dan
Suyarso. P3O-LIPI. Jakarta. Hal. 13-23.

Pratikto, dkk, (1996). Edi Fasilitas nilai Pantai Dan Laut. Yogyakarta: BPFE.

Sampurno, dott. 2011. Pengembangan Kawasan Pantai Kaitannya Dengan Geomorfologi. Disadur
dari http://sim.nilim.go.jp/GE/SEMI2/Proceedings/Makalah%201.doc pada tanggal 22 Mei 2012
pukul 16.00 WIB.

Schlitzer, Reiner. 2001. Interactive analysis and visualization of geoscience data with Ocean Data
View. Computers & Geosciences 28 (2002) 1211–1218

Suardi, yogi. 2011. Pasang Surut. disadur dari http://www.ilmukelautan.com/oseanografi/fisika-


oseanografi/402-pasang-surut. diakses pada tanggal 22 Mei 2012 pukul 19.00 WIB.

Triatmodjo, bambang. 1999. TEKNIK PANTAI. Yogyakarta: Beta Offset.

Wyrtki, K. 1961. Phyical Oceanography of the South East Asian Waters. Naga Report Vol. 2 Scripps,
Institute Oceanography, California.
LAMPIRAN

LAPORAN SEMENTARA ANALISIS TOPOGRAFI PANTAI

Nomor sampel : 7
Tanggal pengambilan sampel : Sabtu, 5 Mei 2012. Pukul 16.30 WIB
Tanggal pengamatan sampel : Sabtu, 5 Mei 2012. Pukul 17.30 WIB
Lokasi pengambilan sampel : Pantai Kenjeran
Posisi geografis : Elevasi 64 ft
Latitude (s) 07⁰; 14 minutes; 17,0 seconds
Longitude (E) 112⁰; 47 minutes; 72,1 seconds

Tabel Hasil Pengamatan Topografi Pantai

No Tonggak ke- Ketinggian (cm)


1 0 24
2 1 38
3 2 61
4 3 84
5 4 100
6 5 120
7 6 134
8 7 143
9 8 145
10 9 152
11 10 152
12 11 152
13 12 153
14 13 151
15 14 148
16 15 142
17 16 152
18 17 163
19 18 158
20 19 164
21 20 165

Foto Praktikum Topografi Pantai Kenjeran

You might also like