Analisis Pencapaian Strategi Menggunakan Balanced Scorecard

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

Jurnal Pendidikan Ekonomi & Bisnis, 5 (2) 2017, 194-205

JURNAL PENDIDIKAN EKONOMI & BISNIS


http://journal.unj/unj/index.php/jpeb

Analisis Pencapaian Strategi Menggunakan Balanced Scorecard

Arasy Alimudin1*

1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Narotama, Indonesia

Article Info Abstract


Article history: The purpose of this research is measurement strategy achievement of
Received: 18 August 2017; public education office of surabaya city using Balanced Scorecard
Accepted: 18 October 2017; as a measurement tool based on financial perspective, internal busi-
Published: 31 October 2017. ness process perspective, customer perspective, and learning and
growth perspective. The research approach used is descriptive quali-
tative by using the method of observation and interview and then
analyzed by giving an overview of the performance of the strategy
undertaken and explain systematically. The stages of the analysis
Keywords: include weighting performance to measure the number of indexes,
Strategy achievement; Balanced
which consists of Major Performance Indicator Achievement Index
scorecard; Performance
(IKU), Strategic Target Value (NSS), Performance Perspective Value
(NKP), Unit Performance Value (NKU). Based on the achievement of
strategy using balanced scorecard on the strategy used by Surabaya
Education Department in improving the quality of education in Su-
rabaya has been achieved well this is indicated by the achievement
of Unit Performance Value of 102.31% which means it has met the
target set 100%.
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah mengukur pencapaian startegi
Dinas Pendidikan Kota Surabaya menggunakan Balanced Score-
card sebagai alat ukur berbasis strategis, meliputi financial per-
spectice, internal proses business perspective, customer perspective,
serta learning dan growth perspectif. Pendekatan penelitian yang
digunakan adalah pendekatan deskriptif kualitatif dengan meng-
gunakan metode studi observasi dan wawancara.Tahapan analisis
yang dilakukan meliputi pembobotan kinerja untuk menilai be-
saran angka/indeks,yang terdiri dari; Indeks Capaian Indikator
Kinerja Utama (IKU), Nilai Sasaran Strategis (NSS), Nilai Kinerja
Perspektif (NKP), Nilai Kinerja Unit (NKU). Berdasarkan Analisis
pencapaian strategi menggunakan balanced scorecard pada
strategi yang digunakan oleh Dinas Pendidikan Kota Surabaya
dalam meningkatkan mutu pendidikan di Kota Surabaya telah
tercapai dengan baik hal ini ditunjukan dengan pencapaian Nilai
Kinerja Unit sebesar 102,31% yang berarti telah memenuhi target
yang telah ditetapkan 100%.

How to Cite:
Alimudin, A. (2017). Analisis Pencapaian Strategi Menggunakan
Balanced Scorecard. Jurnal Pendidikan Ekonomi & Bisnis, 5(2),
194-205. https://doi.org/10.21009/JPEB.005.2.6

* Corresponding Author. ISSN


arasybest@gmail.com (Arasy Alimudin) 2302-2663 (online)
DOI: doi.org/10.21009/JPEB.005.2.6
Alimudin, A. / Jurnal Pendidikan Ekonomi & Bisnis, 5 (2) 2017, 194-205

PENDAHULUAN masih belum merepresentasikan kinerja se-


Pendidikan merupakan kegiatan yang sungguhnya dari Dinas Pendidikan Kota Su-
berkaitan langsung dengan pembangunan rabaya; karena hanya berorientasi pada ang-
manusia namun bila berbicara mengenai ma- garan yang terserap. Sehingga faktor non
salah pendidikan akan semakin banyak ma- anggaran/keuangan tidak dilakukan pengu-
salah yang muncul dikarenakan pendidikan kuran.
sangatlah komplek. Banyak upaya yang su- Selain itu, Dinas Pendidikan Kota Su-
dah dilakukan oleh Pemerintah Kota Suraba- rabaya selama ini belum menggunakan ana-
ya untuk mengatasi problem pendidikan lisis balanced scorecard dalam pengukuran
yang ada di wilayahnya, termasuk upaya kinerja terkait penerapan strategi yang telah
mendorong warga ke depan agar mampu berjalan, hanya menggunakan analisis sera-
menyesuaikan dengan perkembangan ilmu pan atas anggaran. Padahal, masyarakat
pengetahuan dan teknologi, namun juga upa- Kota Surabaya semakin kritis terhadap nilai
ya memotivasi warga agar bersedia beranjak layanan yang mereka peroleh dari pemerin-
dari kemiskinan, meninggalkan ketertingga- tah. Dan keberadaan Laporan Akuntabilitas
lan, berubah dari kebodohan. Guna mengata- Kinerja (LAKIP) yang dibuat Dinas Pendidi-
si hal tersebut diperlukan upaya – upaya da- kan Kota Surabaya, belum mampu menjelas-
ri Dinas Pendidikan selaku Satuan Kerja Pe- kan hasil kinerja secara menyeluruh. Hal ini
rangkat Daerah (SKPD) di Kota Surabaya terlihat pada tidak terpantau dan terkontrol-
yang menangani bidang pendidikan. nya kegiatan–kegiatan yang dilaksanakan
Dinas Pendidikan Kota Surabaya te- secara konsisten dan berkesinambungan.
lah mencanangkan visi dan misi serta bebe- Oleh karena itu, untuk dapat melihat
rapa program untuk mengurai permasalahan pencapaian kinerja menyeluruh, Dinas Pen-
serta mengatasi permasalahan – permasala- didikan Kota Surabaya dapat menerapkan
han tersebut. Demi mencapai tujuan pening- Balanced Scorecard sebagai alat ukur ber-
katan mutu pendidikan di kota surabaya ser- basis strategis. Adapun balanced scorecard
ta mengurai permasalahan-permasalahan meliputi financial perpectice, internal proses
yang ada di dunia pendidikan di Kota Sura- business perspective, customer perspective,
baya maka Dinas Pendidikan Kota Surabaya dan learning dan growth. Dengan dilaku-
membuat sebuah visi yaitu “Menjadikan Su- kannya analisis pencapaian strategi Dinas
rabaya Sebagai Barometer Pendidikan Na- Pendidikan terhadap visinya menggunakan
sional”. Melalui visi tersebut Dinas Pendidi- balanced scorecard, diharapkan dapat mem-
kan yang juga merupakan salah satu SKPD bantu Dinas Pendidikan dalam mengukur
di lingkungan Pemerintah Kota Surabaya kinerja organisasi secara menyeluruh. Lebih
yang memiliki anggaran cukup besar serta dari itu, dapat ditetapkan rencana pemban-
kebijakannya bersentuhan langsung dengan gunan sesuai dengan strategi organisasi me-
masyarakat, diharuskan untuk makin aktif lalui penyusunan strategy maps sehingga
didalam meningkatkan mutu pendidikan Ko- visi, misi, tujuan Dinas pendidikan dapat
ta Surabaya dikarenakan untuk menjadi ba- terpantau pencapaiannya.
rometer pendidikan maka diperlukan kele- Strategi merupakan seperangkat kepu-
bihan di berbagai sektor. tusan dan kegiatan-kegiatan manjerial yang
Dikarenakan pendidikan adalah menentukan kinerja jangka panjang mana-
urusan wajib pemerintahan yang mana jerial (Hunger, J. David, 2003). Dalam me-
stakeholder-nya adalah masyarakat sehingga laksanakan tugas pokoknya Dinas Pendidi-
secara tidak langsung kinerja dari Dinas kan telah menetapkan visi, misi, serta
Pendidikan Kota Surabaya menjadi sorotan strategi untuk meningkatkan mutu pendidi-
masyarakat dan berbagai pihak lainnya, na- kan di kota Surabaya. Adapun visi dari Di-
mun selama ini pengukuran kinerja di Dinas nas Pendidikan Kota Surabaya adalah
Pendidikan Kota Surabaya atau instansi pe- “Menjadikan Surabaya Sebagai Barometer
merintah pada umumnya dengan mengguna- Pendidikan Nasional”. Dari Visi diatas ke-
kan Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP)

ISSN
195 2302-2663 (online)
DOI: doi.org/10.21009/JPEB.005.2.6
Alimudin, A. / Jurnal Pendidikan Ekonomi & Bisnis, 5 (2) 2017, 194-205

mudian dijabarkan ke dalam misi Dinas Pen- karena memfokuskan pada proses dan me-
didikan Kota Surabaya yang antara lain merlukan penggunaan informasi berbasis
adalah sebagai berikut: (1) peningkatan kom- aktfifitas untuk menerapakan banyak tujuan
petensi guru; (2) peningkatan kompetensi dan tolak ukurnya.
siswa; (3) ketersediaan layanan yang ber- Balanced Scorecard merupakan suatu
mutu, dan (4) peningkatan kualitas sekolah. sistem manajemen strategi yang men-
Adapun strategi yang digunakan dalam jabarkan visi dan strategi suatu perusahaan
meningkatkan mutu pendidikan di Kota ke dalam tujuan operasional dan tolak ukur.
Surabaya adalah antara lain: (1) pening- Tujuan dan tolak ukur dikembangkan untuk
katan kompetensi guru; (2) peningkatan setiap 4 (empat) perspektif yaitu: perspektif
kompetensi siswa; (3) ketersediaan layanan keuangan, perspektif pelanggan, perspektif
pendidikan, dan (4) peningkatan kualitas se- proses usaha dan perspektif pembelajaran
kolah. dan pertumbuhan. Balanced scorecard
Untuk mengukur capaian strategi Di- menurut Kaplan dan Norton (2001:117)
nas pendidikan Kota Surabaya mengguna- ukuran kinerja keuangan saja tidaklah cu-
kan pelaporan pelaksanaan dari kegiatan – kup untuk menilai kinerja perusahaan yang
kegiatan yang ada dan dibentuklah suatu diharapkan berhasil di masa depan tetapi
output–output untuk mengukur kinerja dari juga harus memperhatikan empat aspek
Dinas Pendidikan Kota Surabaya. Untuk me- ukuran kinerja yaitu: perspektif belajar dan
wujudkan tujuan organisasi dengan menca- tumbuh (learning and growth perspective),
pai kinerja yang luar biasa di unit organisasi perspektif proses internal/bisnis (customer
merupakan tanggung jawab setiap mana- perspective), dan perspektif keuangan (finan-
jernya, para manajer berada di bawah teka- cial perspective).
nan besar untuk secara efektif menangani Manfaat balanced scorecard bagi pe-
tren dan perkembangan. Oleh karena itu, se- rusahaan menurut (Robert S. Kaplan, 2001)
makin banyak yang diketahui tentang unsur- adalah sebagai berikut: (1) balanced score-
unsur yang membentuk kinerja organisasi card mengintegrasikan strategi dan visi pe-
yang berkelanjutan, semakin mudah bagi pa- rusahaan untuk mencapai tujuan jangka
ra manajer untuk memperbaiki organisasi pendek dan jangka panjang; (2) balanced
mereka secara terfokus (André A. de Waal, scorecard memungkinkan manajer untuk
2007). melihat bisnis dalam perspektif keuangan
Pengukuran kinerja yang efektif hen- dan non keuangan (pelanggan, proses bisnis
daknya mampu menterjemahkan misi, visi, internal, dan belajar dan bertumbuh), dan
dan strategi suatu organisasi kedalam tu- (3) balanced scorecard memungkinkan mana-
juan operasional dan ukuran kinerja, baik jer menilai apa yang telah mereka investasi-
kinerja keuangan maupun non-keuangan kan dalam pengembangan sumber daya
(Djoko Susanto., 2003). Pengukuran kinerja manusia, sistem dan prosedur demi perbai-
dengan pendekatan balanced scorecard tidak kan kinerja perusahaan di masa mendatang.
terbatas digunakan pada organisasi swasta Balanced scorecard yang dirancang
melainkan juga bisa diterapkan pada or- dengan baik mengkombinasikan antara pen-
ganisasi sektor publik(Mardiasmo, 2002). gukuran keuangan dari kinerja masa lalu
Balanced scorecard pertama kali dengan pengukuran dari pemicu kerja masa
diperkenalkan oleh Kaplan & Norton di depan perusahaan. Balance scorecard adalah
Harvard Business Review edisi Januari – metodologi perangkat evaluasi dengan empat
Februari 1992. Balanced scorecard tersebut perspektif yang dikembangkan oleh Norton
digunakan Kaplan & Norton sebagai salah dan Kaplan. Balanced scorecard menilai ki-
satu alat manajemen strategi yang terdiri nerja suatu organisasi atau perusahaan da-
dari satu rangkaian pengukuran dan dapat lam suatu rentang waktu tertentu (Maiga &
memberikan gambaran non keuangan. Ba- Jacobs, 2003).
lanced scorecard cocok satu sama lain den- Banyak strategi eksekusi yang sudah
gan activity based responsibility accounting,

ISSN
196 2302-2663 (online)
DOI: doi.org/10.21009/JPEB.005.2.6
Alimudin, A. / Jurnal Pendidikan Ekonomi & Bisnis, 5 (2) 2017, 194-205

ada, strategi visi dan alat formulasi strategi anced scorecard. Kaplan dan Norton (Robert
telah dikembangkan (Luis, S., Biromo, P. A., S. Kaplan, 2001) menggunakan empat stan-
Hadisubrata, R., Andika, A., & Margana, dar perspektif balanced scorecard yaitu: (1)
2011). Alat perencanaan strategi, termasuk perspektif keuangan, yaitu balanced score-
strategy maps dan balanced scorecard, telah card dibangun dari studi pengukuran kinerja
tersedia untuk digunakan oleh perusahaan di sektor bisnis, sehingga yang dimaksud
lebih dari 10 tahun. Dan hampir semua peru- dengan perspektif keuangan di sini adalah
sahaan menggunakan alat operasional untuk terkait dengan financial sustainability. Per-
manajemen kualitas, peningkatan proses, spektif ini digunakan oleh stakeholder dalam
dashboards, danactivity-based costing. Bagai- rangka melakukan penilaian kinerja or-
manapun, kekurangannya adalah kerangka ganisasi. Apabila dinarasikan akan berbunyi
komprehensif untuk mengintegrasikan se- “organisasi harus memenuhi sebagaimana
mua peralatan tersebut, sehingga sebagaima- harapan stakeholder agar dinilai berhasil
na mestinya dapat menjadi selaras dan sin- oleh stakeholder; (2) perspektif pelanggan,
kron. yaitu perspektif yang berorientasi pada pe-
Langkah pertama adalah menentukan langgan karena merekalah pemakai produk/
visi, misi dan sasaran strategis. Visi meru- jasa yang dihasilkan organisasi. Dengan
pakan pernyataan yang berisi gambaran kata lain, organisasi harus memperhatikan
keadaan organisasi yang ingin dicapai di apa yang diinginkan oleh pelanggan; (3) per-
masa yang akan datang. Visi menjawab per- pektif proses bisnis internal, yaitu serang-
tanyaan “kita ingin menjadi apa?”. Misi kaian aktivitas yang ada dalam organisasi
menerangkan cara yang harus dilakukan se- untuk menciptakan produk/jasa dalam
bagai wujud penjabaran visi yang telah rangka memenuhi harapan pelanggan. Per-
ditetapkan. Dalam konsep balanced score- spektif ini menjelaskan proses bisnis yang
card, visi dan misi yang telah diformulasikan dikelola untuk memberikan layanan dan
selanjutnya diterjemahkan dalam sejumlah nilai-nilai kepada stakeholder dan customer,
sasaran strategis. Sasaran strategis dide- dan (4) perspektif pembelajaran dan pertum-
finisikan sebagai pernyataan tentang yang buhan, yaitu perspektif yang menggambar-
ingin dicapai (sasaran strategis bersifat out- kan kemampuan organisasi untuk melaku-
put/outcome) atau apa yang ingin dilakukan kan perbaikan dan perubahan dengan me-
(sasaran strategis bersifat proses) atau apa manfaatkan sumber daya internal or-
yang seharusnya kita miliki (sasaran strate- ganisasi. Kesinambungan suatu organisasi
gis bersifat input). dalam jangka panjang sangat tergantung
Langkah kedua adalah menyusun pada perspektif ini.
peta strategi. Peta strategi merupakan suatu Langkah keempat adapah menen-
dashboard (panel instrument) yang memeta- tukan Key Performance Indicator (KPI). Sete-
kan sasaran strategis organisasi dalam suatu lah peta strategi disusun, maka langkah se-
kerangka hubungan sebab akibat yang me- lanjutnya adalah menentukan Key Perform-
nggambarkan keseluruhan perjalanan ance Indicator (KPI) untuk setiap Sasaran
strategi organisasi. Peta strategi memu- Strategis (SS). KPI adalah alat ukur bagi
dahkan organisasi untuk mengkomunikasi- pencapaian SS. KPI dibedakan menjadi KPI
kan keseluruhan strateginya kepada seluruh lagging dan KPI leading.KPI lagging adalah
anggota organisasi dalam rangka pemaha- KPI yang bersifat outcome/output atau yang
man demi suksesnya pencapaian tujuan or- mengukur hasil, umumnya di luar kendali
ganisasi. Unit organisasi yang menyusun unit yang bersangkutan. KPI leading adalah
peta strategi adalah unit organisasi yang KPI yang bersifat proses, yang mendorong
mendefinisikan visi dan misinya dengan jelas pencapaian KPI lagging. Umumnya KPI
serta memiliki proses manajemen yang leng- leading berada di bawah kendali unit or-
kap (input sumber daya, proses internal dan ganisasi.
output/outcome). Dalam perumusan KPI sebaiknya me-
Langkah ketiga adalah perspektif bal-

ISSN
197 2302-2663 (online)
DOI: doi.org/10.21009/JPEB.005.2.6
Alimudin, A. / Jurnal Pendidikan Ekonomi & Bisnis, 5 (2) 2017, 194-205

menuhi karakteristik indikator kinerja yang suatu organisasi dalam mengontrol / mengel-
baik dan cukup memadai guna pengukuran ola pencapaian target IKU: (1) high, ber-
kinerja menggunakan prinsip SMART-C, makna pencapaian target secara dominan
yaitu: (1) specific, KPI harus mampu men- ditentukan oleh unit/individu yang bersang-
yatakan sesuatu yang khas/unik dalam kutan; (2) moderate, yang bermakna penca-
menilai kinerja suatu unit kerja; (2) measur- paian target juga ditentukan oleh unit/
able, KPI yang dirancang harus dapat diukur individu lain; dan (3) low, yaitu pencapaian
dengan jelas, memiliki satuan pengukuran, target sangat dipengaruhi oleh unit/individu
dan jelas pula cara pengukurannya; (3) lain.
achievable, KPI yang dipilih harus dapat di- Setiap IKU yang ditetapkan harus
capai oleh penanggungjawab atau Unit In dilengkapi dengan manual IKU. Manual
Charge; (4) relevant, KPI yang dipilih dan IKU berisi berbagai informasi tentang IKU
ditetapkan harus sesuai dengan visi dan seperti deskripsi IKU, formula IKU, degree of
misi, serta tujuan strategis organisasi; (5) controllability dari IKU, jenis IKU, pihak
time-bounded, KPI yang dipilih harus yang mengukur IKU, sumber data, satuan
memiliki batas waktu pencapaian, dan (6) pengukuran, jenis konsolidasi data, po-
continuously improve, KPI yang dibangun larisasi data, dan periode pelaporan: Per-
menyesuaikan dengan perkembangan stra- tama, jenis konsolidasi data, menunjukkan
tegi organisasi. pola penetapan atau penghitungan angka ca-
Selanjutnya, kualitas IKU ditentukan paian IKU yang terdiri atas: (a) sum, yaitu
oleh: pertama, tingkat validitas IKU. Validi- penjumlahan angka capaian per periode pe-
tas suatu IKU ditentukan berdasarkan ting- laporan; (b) take last known value, yaitu
kat kedekatan IKU tersebut dengan tu- angka capaian yang digunakan adalah
juannya (SS) (gambar 1). Adapun penjelasan angka periode terakhir, dan (3) average,
gambar 1: Tingkat validitas IKU dibagi men- yaitu rata-rata dari penjumlahan angka ca-
jadi: (a) exact, yaitu ukuran yang ideal untuk paian per periode pelaporan. Kedua, po-
mengukur hasil pencapaian Sasaran Strategi larisasi data, yaitu menunjukkan ekspektasi
(SS) yang diharapkan; (b) proxy, yaitu indi- arah nilai aktual dari IKU dibandingkan re-
kator yang mengukur hasil tidak secara latif dengan nilai target: (a) maximize, yaitu
langsung, tetapi lewat sesuatu yang me- nilai aktual/realisasi/pencapaian IKU di-
wakili hasil tersebut, dan (c) activity, yaitu harapkan lebih tinggi dari target; (b) mini-
IKU yang mengukur jumlah, biaya dan mize, yaitu nilai aktual/realisasi/pencapaian
waktu dari kegiatan-kegiatan yang berdam- IKU diharapkan lebih kecil dari target, dan
pak pada SS yang bersangkutan. (c) stabilize, yaitu nilai aktual/realisasi/
Kedua, Degree of controllability yaitu pencapaian IKU diharapkan dalam satu ren-
menunjukkan sejauh mana kemampuan

Visi
“Menjadikan Surabaya Sebagai Barometer
Pendidikan Nasional”
Misi
1. Peningkatan Kompetensi Guru
2. Peningkatan Kompetensi Siswa
3. Ketersediaan Layanan Pendidikan
Bermutu
4. Peningkatan Kualitas Sekolah

Gambar 1.Tingkat validitas IKU Gambar 2. Rancangan Peta Strategi Dinas


Sumber: (Analisis, 2010) Pendidikan

ISSN
198 2302-2663 (online)
DOI: doi.org/10.21009/JPEB.005.2.6
Alimudin, A. / Jurnal Pendidikan Ekonomi & Bisnis, 5 (2) 2017, 194-205

tang target tertentu. Polarisasi data ini mukan bahwa sebagian besar responden
digunakan untuk menentukan status ca- sepakat bahwa dampak sistem manajemen
paian IKU yang secara umum menggunakan kinerja balanced scorecard terhadap kepua-
perhitungan (tabel 1). san kerja karyawan penting dan akan lebih
Setelah menentukan IKU untuk bernilai jika digunakan secara efektif.
setiap SS, organisasi perlu menetapkan tar- Efeknya secara umum dinilai moderat.
get untuk setiap KPI. Target adalah suatu Demikian juga studi Narayanamma
ukuran yang ingin dicapai dalam jangka (2017) yang meneliti peran balanced score-
waktu tertentu. Berkaitan dengan penerapan card dalam meningkatkan kepuasan kerja
BSC, target umumnya ditetapkan untuk karyawan, menyatakan untuk memperoleh
masa 1 tahun. Penentuan besarnya target manfaat penuh dari pendekatan balanced
dapat didasarkan pada beberapa hal seperti scorecard, perusahaan harus bekerja lebih
pencapaian tahun lalu (baseline), keinginan keras untuk mendapatkan karyawan men-
stakeholder, atau melihat kepada kondisi in- jalankan metode ini di semua tingkatan. Ha-
ternal dan eksternal organisasi. sil penelitian menunjukkan bahwa terdapat
Banyak penelitian telah dilakukan un- hubungan positif antara balanced scorecard
tuk menyelidiki efektifitas BSC dalam or- dan kepuasan kerja.
ganisasi (Al-Hosaini, Fahmi Fadhl, 2015).
Berdasarkan penelitian tersebut ditemukan- METODE
banyak organisasi mengadopsi perspektif Pendekatan penelitian yang diguna-
yang berbeda sesuai fungsinya, visi, misi dan kan adalah deskriptif kualitatif dengan
tema strategis mereka. Beberapa peneliti menggunakan metode observasi dan wawan-
bahkan telah menyoroti relevansinya dengan cara. Penelitian kualitatif adalah penelitian
institusi Pendidikan Tinggi (PT). Hasil studi tentang riset yang bersifat deskriptif, yang
mengidentifikasi perspektif yang relevan un- memberikan gambaran dan menjelaskan se-
tuk PT dan menyajikan analisis kontekstual- cara sistimatis. Data yang digunakan adalah
nya. Bila diimplementasikan, ini dapat data sekunder, berupa catatan dan laporan
digunakan untuk memantau kinerjanya dan keuangan yang dibuat oleh Dinas Pendidi-
memungkinkan mereka menyesuaikan diri kan Kota Surabaya periode 01 Januari 2015
dengan tantangan baru yang muncul sebagai s/d 31 Desember 2015. Serta data primer ha-
akibat penerapan strategi utama. Penelitian sil wawancara dengan informan meliputi
Strohhecker (2007) juga menyatakan peng- kepala bidang, kepala seksi, dan kepala se-
gunaan balanced scorecard terindikasi mem- kolah.
berikan pengaruh terhadap peningkatan Variabel-variabel dalam penelitian ini
kinerja perusahaan. yang akan diteliti adalah kinerja organisasi
Bukti empiris dari literatur mengkon- yang diukur dengan empat perspektif balan-
firmasi, bahwa perusahaan yang mengimple- ced scorecard yaitu: (1) perspektif keuangan;
mentasikan balanced scorecard telah menun- (2) perspektif pelanggan; (3) perspektif pro-
jukkan pemulihan dari kondisi kinerja buruk ses bisnis internal; dan (4) perspektif pembe-
dan mengembalikan situasi kehilangan lajaran dan pertumbuhan. Narasumber
mereka juga (Etim, R. S., Agara, 2011). dalam penelitian ini disesuaikan dengan
Gacheri (2011) dalam penelitiannya mene-

Tabel 1. Jenis Polarisasi Data


Polarisasi
Status
Maximize Minimize Stabilize
X < 80% X >120% X <80% atau X > Merah
120 %
80% ≤ X< 100% 100% X ≤ 120% 80% ≤ X < 90% atau Kuning
120 ≥ X >110%
X ≥ 100% X ≤ 100% 90 % ≤ X ≤ 110% Hijau
Sumber : (Analisis, 2010)

ISSN
199 2302-2663 (online)
DOI: doi.org/10.21009/JPEB.005.2.6
Alimudin, A. / Jurnal Pendidikan Ekonomi & Bisnis, 5 (2) 2017, 194-205

masing-masing perspektif Balanced Score- dengan target yang telah ditetapkan oleh
card: (1) perspektif pelanggan: responden Dinas Pendidikan Kota Surabaya.
yang digunakan adalah wali murid, dan pe- Kedua, perspektif pelanggan: (a) kepu-
serta didik; (2) perspektif bisnis internal: re- asan stakeholder, yaitu representasi dari
sponden yang digunakan adalah Kepala Di- peningkatan pelayanan yang ada pada Dinas
nas, Kepala Bidang dan Kepala Seksi, dan Pendidikan Kota Surabaya terhadap siswa,
(3) perspektif pembelajaran dan pertumbu- sekolah, wali murid dan semua yang menjadi
han: responden yang digunakan adalah stakeholder pendidikan; (b) kepuasan
Kepala Dinas, Kepala Bidang dan Kepala masyarakat, yaitu representasi dari
Seksi. peningkatan pelayanan yang ada pada Dinas
Teknik analisis data yang digunakan Pendidikan Kota Surabaya kepada
dalam penelitian ini adalah teknik deskriptif masyarakat luas baik yang terlibat langsung
dengan melihat data–data fakta organisasi dalam pendidikan maupun tidak; (c)
dan menganalisis kinerja organisasi ber- peningkatan pemerataan pendidikan, yaitu
dasarkan perspektif – perspektif yang ada di peningkatan akses terhadap lembaga
dalam balanced scorecard. Tahapan analisis pendidikan sehingga tidak ada lagi anak
yang dilakukan meliputi pembobotan kinerja usia sekolah yang tidak bersekolah, dan (d)
untuk menilai besaran angka/indeks,yang peningkatan mutu pendidikan, yaitu
terdiri dari: (1) Indeks Capaian Indikator peningkatan terhadap output yang
Kinerja Utama (IKU); (2) Nilai Sasaran dihasilkan dari proses pembelajaran yang
Strategis (NSS); (3) Nilai Kinerja Perspektif telah dilakukan.
(NKP), dan (4) Nilai Kinerja Unit (NKU). Ketiga, perspektif proses bisnis
Dalam analisis strategi digambarkan dan di- internal: (a) peningkatan pemahaman
jelaskan kondisi organisasi dalam bentuk ta- pemberi layanan, yaitu program untuk
bel serta analisis sederhana meliputi: (1) meningkatkan pemahaman pemberi layanan
penggambaran alur peta strategi Dinas Pen- dalam memberikan layanan pendidikan
didikan Kota Surabaya, dan (2) penggam- kepada masyarakat mulai dari warga
baran BSC model lengkap dengan sasaran sekolah dan warga kantor Dinas Pendidikan
strategis, pengukuran strategis dan perform- Kota Surabaya; (b) pengelolaan organisasi,
ance. yaitu pengelolaan proses bisnis dan alur
pelayanan serta dasar Hukum yang
HASIL DAN PEMBAHASAN digunakan yang ada di Dinas Pendidikan
Berdasarkan hasil wawancara dan Kota Surabaya; (c) pemanfaatan teknologi
analisis data sekunder yang dilakukan dan informasi dan komunikasi, yaitu peman-
dengan membandingkannya dengan teori faatan teknologi informasi dan komunikasi
yang ada, maka rancangan peta strategi Di- untuk pengolahan data menjadi informasi
nas Pendidikan Kota Surabaya dapat dilihat sebagai sumber atau bahan pengambilan
pada gambar 2. keputusan, dan (d) pengadaan perlengkapan
Berdasarkan gambar 2 diketahui sekolah negeri, yaitu merupakan proses pen-
bahwa peta strategi Dinas Pendidikan Kota ingkatan pelayanan kepada siswa melalui
Surabaya terdiri dari 4 perspektif balanced pemenuhan sarana dan prasarana dari seko-
scorecard, dan masing–masing perspektif lah negeri di bawah naungan Dinas Pendidi-
terdiri dari satu atau beberapa sasaran kan Kota Surabaya.
strategis (SS) yaitu: Pertama, perspektif Keempat, perspektif pembelajaran dan
keuangan: (a) penggunaan anggaran yang pertumbuhan yang meliputi: (a) peningkatan
efisien, yaitu tingkat pencapaian realisasi mutu SDM, dan (b) peningkatan mutu SDM
anggaran sesuai dengan target yang telah adalah program untuk meningkatkan
ditetapkan oleh Dinas Pendidikan Kota kapasitas dan kemampuan dari pendidik,
Surabaya, dan (b) penggunaan anggaran tenaga kependidikan dan peserta didik.
yang efektif, yaitu tingkat pencapaian tolok Berdasarkan hasil analisis dengan
ukur kinerja dari setiap kegiatan sesuai

ISSN
200 2302-2663 (online)
DOI: doi.org/10.21009/JPEB.005.2.6
Alimudin, A. / Jurnal Pendidikan Ekonomi & Bisnis, 5 (2) 2017, 194-205

melihat data dan kinerja organisasi paiannya memenuhi standar.


berdasarkan perspektif yang ada dalam Hasil pengukuran Indeks Capaian IKU
balanced scorecard, penulis merumuskan Dinas Pendidikan Kota Surabaya Tahun
rancangan Indikator Kinerja Utama (IKU) 2015
dan target capaian dari Dinas Pendidikan Perspektif Keuangan. Perspektif
Kota Surabaya. Pada pembobotan IKU keuangan memiliki dua jenis IKU yaitu Re-
sendiri dibagi menjadi 3 level berdasarkan alisasi Penyerapan Anggaran dan prosentase
tingkat validitas dan tingkat control (Degree ketercapaian tolok ukur kinerja kegiatan,
of Controllability) dari IKU tersebut. Adapun yang pada tahun 2014 untuk Realisasi Pen-
pembobotan IKU yang digunakan adalah yerapan Anggaran belum dapat melampaui
sebagai berikut : (1) berdasarkan validitas target dari APBD yang telah dianggarkan se-
(V) terbagi atas 3 level bobot: (a) exact (E) hingga capaian kinerjanya sebesar 85,70%
=0,50; (b) proxy (P)=0,35, dan (c) activity (A) dari target yang telah ditetapkan dan status
=0,20;(2)berdasarkan degree of controllability IKU kuning. Sedangkan untuk prosentase
(C) terbagi atas 3 level bobot: (a) high (H) = ketercapaian tolok ukur kinerja kegiatan
0,50; (b) moderate (M)= 0,35, dan (c) low (L)= hanya tercapai 20 kegiatan dari total 32
0,20. kegiatan sehingga prosentase prosentase
Pada tabel 2 polarisasi data menun- ketercapaian tolok ukur kinerja kegiatan se-
jukkan ekspektasi arah nilai dari IKU di- besar 62,5% atau status IKU Merah. Per-
bandingkan dengan nilai target yang terdiri spektif keuangan memiliki dua sasaran
dari: (1) maximize: Nilai aktual / realisasi / strategis (SS) yaitu anggaran yang efisien
pencapaian IKU diharapkan lebih tinggi dari dan Anggaran yang efektif, dimana SS terse-
target; (2) minimize: Nilai aktual / realisasi / but belum dapat tercapai untuk anggaran
pencapaian IKU diharapkan lebih kecil dari yang efisien dengan nilai skor 85,7% (status
target, dan (3) stabilize: Nilai aktual / re- SS kuning) dan untuk anggaran yang efektif
alisasi / pencapaian IKU diharapkan dalam dengan nilai skor 62,5% (status SS merah).
satu rentang dengan target. Perspektif pelanggan. Pada perspektif
Polarisasi data ini digunakan untuk pelanggan memiliki 21 IKU meliputi: (1)
menentukan status dari capaian IKU(pada jumlah pengaduan stakeholder; (2) indeks
gambar 2 diberi notasi X) yang secara umum kepuasan masyarakat; (3) Angka Partisipasi
menggunakan perhitungan sebagai berikut: Murni (APM) jenjang PAUD; (4) Angka Par-
(1) jika X < 80%, atau X > 120%, atau X < tisipasi Murni (APM) Jenjang SD/MI; (5)
80% atau X > 120%, maka status IKU ber- Angka Partisipasi Murni (APM) Jenjang
warna MERAH yang artinya capaiannya di- SMP/MTs; (6) Angka Partisipasi Murni
bawah standar; (2) jika 80% ≤ X < 100%, atau (APM) Jenjang SMA/MA/SMK; (7) Angka
100% < X ≤ 120%, atau 80% ≤ X < 90% atau Partisipasi Kasar (APK) Jenjang PAUD; (8)
120% ≥ X > 110%, maka status IKU ber- Angka Partisipasi Kasar (APK) Jenjang SD/
warna kuning yang artinya capaiannya MI; (9) Angka Partisipasi Kasar (APK) Jen-
mendekati standar, dan (3) Jika X ≥ 100%, jang SMP/MTs; (10) Angka Partisipasi Kasar
atau X ≤ 100%, atau 90% ≤ X ≤ 110%, maka (APK) Jenjang SMA/MA/SMK; (11) Angka
status IKU berwarna hijau yang artinya ca-

Tabel 2. Polarisasi Data Dinas Pendidikan Kota Surabaya


Polarisasi
Status
Maximize Minimize Stabilize
X < 80% X > 120% X < 80% atau X > 120% Merah
80% ≤ X < 100% < X ≤ 80% ≤ X < 90% atau 120% ≥ X >
Kuning
100% 120% 110%
X ≥ 100% X ≤ 100% 90% ≤ X ≤ 110% Hijau
Sumber: Diadopsi dari panduan Pengeloalan Kinerja berbasis Balanced Scorecard di lingkungan
Kementerian Keuangan (2010)

ISSN
201 2302-2663 (online)
DOI: doi.org/10.21009/JPEB.005.2.6
Alimudin, A. / Jurnal Pendidikan Ekonomi & Bisnis, 5 (2) 2017, 194-205

Melanjutkan SD/MI ke jenjang SMP/MTs; didikan lanjutan strata satu (S1) dan strata
(12) Angka Melanjutkan SMP/MTs ke jen- dua (S2), jumlah siswa yang mendapatkan
jang SMA/MA; (13)Angka Melek Huruf; (14) pengembangan minat, bakat, dan kreatifitas,
Angka Putus Sekolah Jenjang SD/MI; (15) jumlah orang yang mengikuti pelatihan,
Angka Putus Sekolah Jenjang SMP/MTs; (16) seminar, dan lokakarya serta diskusi ilmiah
Angka Putus Sekolah Jenjang SMA/MA; (17) tentang berbagai isu pendidikan, jumlah pe-
Angka Putus Sekolah Jenjang SMK; (18) serta yang mengikuti peningkatan mutu
Angka Kelulusan Jenjang SD/MI; (19) Angka pembelajaran. Dari 5 IKU tersebut terdapat
Kelulusan Jenjang SMP/MTS (20) Angka Ke- satu IKU belum memenuhi target, yaitu
lulusan Jenjang SMA/MA, dan (21) Angka jumlah orang yang mengikuti pelatihan,
Kelulusan Jenjang SMK. seminar, dan lokakarya serta diskusi ilmiah
Dari 21 IKU ada 20 IKU telah menca- tentang berbagai isu pendidikan yang mana
pai target (status hijau), namun ada satu hanya tercapai 95,88% (status kuning). Hal
IKU yang belum tercapai yaitu Angka Par- ini menunjukkan masih belum optimalnya
tisipasi Kasar (APK) jenjang SMP/MTS jumlah peserta pelatihan yang diadakan. Se-
hanya tercapai 95,59% (status kuning). Ber- dangkan IKU yang lain telah memenuhi tar-
dasarkan hasil tersebut didapatkan kesimpu- get yang ditetapkan. Pada perspektif pembe-
lan bahwa lembaga pendidikan jenjang SMP/ lajaran dan pertumbuhan terdapat satu SS
MTS masih kurang dibandingkan dengan yaitu peningkatan mutu SDM dan telah ter-
jumlah penduduk usia sekolah tersebut. capai (status NSS hijau)
Pada perspektif Pelanggan terdapat
empat sasaran strategis (SS) meliputi Nilai Kinerja Perspektif (NKP)
kepuasan stakeholder, kepuasan masyarakat, Setelah menentukan NSS, maka akan
peningkatan pemerataan pendidikan, dilakukan perhitungan besaran Nilai Kinerja
peningkatan mutu pendidikan. Dari kesemua Perspektif (NKP) untuk unit organisasi.
SS tersebut telah berhasil dicapai (status NKP bersifat fleksibel disesuaikan dengan
NSS hijau). karakteristik dari masing–masing organisasi
Perspektif proses bisnis internal. dengan mempertimbangkan prioritas
Pada perspektif proses bisnis internal perspektif yang menjadi fokus strategi
terdapat 7 jenis IKU yang ditetapkan organisasi. Adapun rumusan NKP adalah
meliputi: jumlah sosialisasi yang diseleng- sebagai berikut:
garakan, Jumlah SOP Pelayanan, Jumlah
Peraturan Daerah tentang Pendidikan, NKP = (∑ NSS : ∑ SS) x Bobot Perspektif
Jumlah Peraturan Walikota tentang
Pendidikan, struktur jabatan dan eselonering Untuk Dinas Pendidikan Kota
yang terisi, Jumlah aplikasi berbasis TIK, Surabaya ditetapkan bobot tiap perspektif
Jumlah sekolah Negeri yang mendapatkan adalah sebagai berikut: (1) perspektif
sarana. Dan semua IKU tersebut telah keuangan sebesar 20%; (2) perspektif
tercapai targetnya (status warna hijau). pelanggan sebesar 40%; (3) perspektif proses
Perspektif Proses Bisnis Internal memiliki 4 bisnis internal sebesar 20%, dan (4)
Sasaran Strategis (SS) meliputi Peningkatan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
pemahaman pemberi layanan, Pengelolaan 20%. Pertimbangan penentuan bobot pers-
Organisasi, Pemanfaatan TIK, Pengadaan pektif balanced scorecard di atas adalah
perlengkapan sekolah dan pada semua SS sebagai berikut: (1) bobot perspektif pelang-
tersebut telah mencapai sasasaran yang gan paling besar 40% karena Dinas Pendidi-
ditetapkan (status NSS hijau). kan Kota Surabaya adalah dinas teknis yang
Perspektif pembelajaran dan pertum- kebijakannya akan berdampak langsung ter-
buhan. Perspektif pembelajaran dan pertum- hadap masyarakat. Sehingga perspektif pe-
buhan memiliki 5 IKU yaitu persentase langgan menjadi prioritas utama dalam
tenaga pendidik yang memenuhi standar strategi yang ditetapkan oleh Dinas Pendidi-
kualifikasi, jumlah guru yang mengikuti pen- kan Kota Surabaya; (2) perspektif proses bis-

ISSN
202 2302-2663 (online)
DOI: doi.org/10.21009/JPEB.005.2.6
Alimudin, A. / Jurnal Pendidikan Ekonomi & Bisnis, 5 (2) 2017, 194-205

nis internal dihitung 20% pelayanan optimal berwarna kuning menunjukan kinerja Dinas
kepada pelanggan tergantung pada kemam- Pendidikan Kota Surabaya dalam mencapai
puan SDM; (3) perspektif pembelajaran dan realisasi anggaran yang telah ditetapkan
pertumbuhan dihitung 20% dikarenakan ke- masih belum cukup baik, masih adanya be-
mampuan SDM internal merupakan faktor berapa kendala di lapangan yang pada
pendukung internal proses bisnis yang ada di akhirnya menghambat proses pelaksanaan
Dinas Pendidikan Kota Surabaya, dan (4) sebuah kegiatan dan juga adanya perbedaan
perspektif keuangan ditetapkan sebesar 20% antara harga perencanaan dengan harga di
karena secara aturan Pemerintah diwajibkan lapangan yang mengakibatkan adanya sisa
untuk menganggarkan sekurang-kurangnya yang tidak bisa lagi untuk direalisasikan dan
20% dari APBD/APBN untuk program pen- hal ini mengangu capaian strategi ket-
didikan, dan Pemerintah Kota Surabaya te- ersediaan layanan pendidikan yang terlihat
lah menetapkan pendidikan sebagai prioritas dari IKU Angka Partisipasi Kasar (APK)
utama pembangunan dan telah dialokasikan Jenjang SMP/MTs yang masih status ber-
anggaran sebesar 30% warna kuning karena belum mencapai stan-
Hasil pengukuran Nilai Kinerja dar.
Perspektif (NKP) pada Dinas Pendidikan Kedua, perspektif pelanggan. Pada ta-
Kota Surabaya adalah sebagai berikut: Per- bel 4 dapat dijelaskan bahwa status NKP pe-
tama, perspektif Keuangan. Sebagaimana langgan berwarna hijau yang berarti Kinerja
terlihat pada tabel 3, status NKP keuangan

Tabel 3. Nilai NKP Keuangan


Sasaran Nilai Jumlah Bobot Nilai Status
Strategis SS SS NKP NKP NKP
Anggaran yang
85,70% 1 20,00% 17,14%
efisien
Anggaran yang
62,50% 1 20,00% 12,50%
efektif
148,2% 2 20,00% 14,82% Kuning
Sumber : Data hasil observasi dan wawancara di olah 2016

Tabel 4. Nilai NKP Pelanggan


Nilai Jumlah Bobot Nilai Status
Sasaran Strategis
SS SS NKP NKP NKP
Kepuasan Stakeholder 100 % 1 40% 40%
Kepuasan Masyarakat 100% 1 40 % 40%
Peningkatan
104,41% 1 40% 41,76%
Pemerataan Pendidikan
Peningkatan Mutu
100,23% 1 40% 40,09%
Pendidikan
404,64% 4 40% 40,46% Hijau
Sumber : Data hasil observasi dan wawancara di olah 2016

Tabel 5. Nilai NKP Proses Bisnis Internal


Nilai Jumlah Bobot Nilai Status
Sasaran Strategis
SS SS NKP NKP NKP
Peningkatan pemahaman pemberi
100, % 1 20,00% 20,00%
pelayanan
Pengelolaan Organisasi 107,93% 1 20,00% 21,59%
Pemanfaatan TIK 110 % 1 20,00% 22,00%
Pengadaan perlengkapan sekolah
113,46% 1 20,00% 22,69%
Negeri
431,39% 4 20,00% 21,57% Hijau
Sumber : Data hasil observasi dan wawancara di olah 2016

ISSN
203 2302-2663 (online)
DOI: doi.org/10.21009/JPEB.005.2.6
Alimudin, A. / Jurnal Pendidikan Ekonomi & Bisnis, 5 (2) 2017, 194-205

Dinas Pendidikan Kota Surabaya dalam per- yang berarti memenuhi target yang telah
spektif pelanggan masih harus ditingkatkan ditetapkan. Meskipun pada NKP keuangan
telah tercapainya. Ketiga, perspektif proses belum memenuhi target masih 14,82% dari
bisnis internal. Pada tabel 5 dapat dijelaskan bobot 20% yang telah ditetapkan kurang
NKP proses bisnis internal status NKP ber- 5,18%, namun ditutup sebesar 7,03% kelebi-
warna hijau yang berarti Kinerja Dinas Pen- han target nilai dari NKP proses bisnis inter-
didikan Kota Surabaya dilihat dari sisi per- nal serta pembelajaran dan pertumbuhan.
spektif proses bisnis internal sudah cukup Hasil dari pengamatan dan wawancara den-
baik, hal ini dibuktikan dari nilai NKP yang gan nara sumber untuk meningkatkan NKU
telah dihitung mencapai 21,57% dibanding- perspektif keuangan Dinas Pendidikan Kota
kan dengan bobot yang telah ditetapkan Surabaya dapat bekerja sama dengan SKPD
yaitu 20%. terkait, kecamatan, kelurahan bahkan RT
Keempat, perspektif pembelajaran dan RW untuk menjaring anak – anak usia seko-
pertumbuhan. Pada tabel 6 dapat dijelaskan lah yang tidak bersekolah kemudian akan
bahwa status NKP pembelajaran dan per- disekolahkan kembali.
tumbuhan berwarna hijau yang menunjuk-
kan kinerja Dinas Pendidikan Kota Surabaya KESIMPULAN DAN SARAN
dilihat dari sisi perspektif pembelajaran dan Berdasarkan analisis pencapaian
pertumbuhan sudah cukup baik sebagai- strategi menggunakan balanced scorecard
mana dapat dilihat bahwa capaian NKP yang pada strategi yang digunakan oleh Dinas
telah dihitung sebesar 25,46% melebihi bobot Pendidikan Kota Surabaya dalam mening-
yang ditetapkan yaitu 20%. katkan mutu pendidikan di Kota Surabaya
tahun 2015 telah tercapai dengan baik hal
Nilai Kinerja Unit (NKU) ini ditunjukan dengan capaian NKU sebesar
Setelah Nilai Kinerja Perspektif 102,31% yang berarti telah memenuhi target
(NKP) ditentukan maka Nilai Kinerja Unit yang telah ditetapkan 100%. Namun
(NKU) yang menjadi nilai kinerja bagi demikian status NKP keuangan berwarna
pimpinan/Kepala Dinas Pendidikan Kota kuning menunjukan kinerja Dinas Pendidi-
Surabaya sudah dapat diketahui. Nilai kan Kota Surabaya dalam mencapai realisasi
Kinerja Unit (NKU) ditentukan dengan cara anggaran yang telah ditetapkan masih be-
menjumlahkan seluruh NKP (tabel 7) lum cukup baik, masih adanya beberapa
Berdasarkan tabel 7 NKU dapat dis- kendala di lapangan yang pada akhirnya
impulkan bahwa kinerja Dinas Pendidikan menghambat proses pelaksanaan sebuah
Kota Surabaya dilihat berdasarkan analisa kegiatan dan juga adanya perbedaan antara
Balanced Scorecard telah berjalan dengan harga perencanaan dengan harga di lapan-
baik dimana capaian NKU sebesar 102,31%

Tabel 6. Nilai NKP Pembelajaran dan Pertumbuhan


Sasaran Status
Nilai SS Jumlah SS Bobot NKP Nilai NKP
Strategis NKP
Peningkatan
127,31% 1 20% 25,46%
mutu SDM
127,31% 1 20% 25,46% Hijau
Sumber : Data hasil observasi dan wawancara di olah 2016

Tabel 7. Nilai Kinerja Unit (NKU)


Perspektif Nilai NKP Status NKU
Keuangan 14,82%
Pelanggan 40,46%
Proses Bisnis Internal 21,57%
Pembelajaran dan Pertumbuhan 25,46%
NKU 102,31% Hijau
Sumber : Data hasil observasi dan wawancara di olah 2016

ISSN
204 2302-2663 (online)
DOI: doi.org/10.21009/JPEB.005.2.6
Alimudin, A. / Jurnal Pendidikan Ekonomi & Bisnis, 5 (2) 2017, 194-205

gan yang mengakibatkan adanya sisa yang The Co-Operative Bank Of Kenya Ltd.
tidak bisa lagi untuk direalisasikan. Diss. Bank Of Kenya Ltd. Doctoral dis-
Selanjutnya, Dinas Pendidikan Kota sertation, University of Nairobi. Univer-
Surabaya perlu untuk memaksimalkan sity of Nairobi, Kenya.
proses perencanaan anggaran sehingga ang- Hunger, J. David, and T. L. W. (2003).
garan yang telah ditetapkan akan dapat le- Manajemen strategis. Yogyakarta:
bih efektif dan efisien. Termasuk dalam hal ANDI.
ini adalah perlu adanya evaluasi rutin terha- Luis, S., Biromo, P. A., Hadisubrata, R.,
dap pelaksanaan kegiatan yang ada di Dinas Andika, A., & Margana, A. (2011). Even
Pendidikan Kota Surabaya dalam rangka elephants can dance:" transforming or-
meningkatkan prosentase realisasi angga- ganizations through strategy and per-
ran. Untuk penelitian selanjutnya bisa dila- formance execution excellence (spex2).
kukan penelitian pengaruh dari masing- Gramedia Pustaka Utama.
masing perspektif terhadap capaian kinerja Maiga, A. S., & Jacobs, F. A. (2003). Bal-
dengan memasukan unsur lingkungan ek- anced scorecard, activity-based costing
sternal and company performance: an empirical
analysis. Journal of Managerial Issues,
DAFTAR PUSTAKA 283-301.
Al-Hosaini, Fahmi Fadhl, and S. S. (2015). A Mardiasmo. (2002). Akuntansi Sektor Publik.
Review of Balanced Scorecard Frame- Yogyakarta: ANDI.
work in Higher Education Institution Narayanamma, P. L. (2017). A Study On Im-
(HEIs). International Review of Manage- pact Of Balanced Scorecard Implemen-
ment and Marketing, 5(1), 26–35. tation On Job Satisfaction Of Employees
Analisis, P. (2010). Panduan Pengelolaan In Selected Public And Private Sector.
Kinerja Berbasis Balanced Scorecard di Shanlax International Journal of Arts,
Lingkungan Kementerian Keuangan. Science and Humanities, 4(3), 44–52.
André A. de Waal. (2007). The characteristics Retrieved from www.shanlaxjournals.in/
of a high performance organization. pdf/SPL/loyola_spl.pdf
Business Strategy Series, 8(3), 179–185. Robert S. Kaplan, D. P. N. (2001). The Strat-
https://doi.org/https:// egy-focused Organization: How Balanced
doi.org/10.1108/17515630710684178 Scorecard Companies Thrive in the New
Djoko Susanto., S. R. (2003). Penerapan Pen- Business Environment. Boston: Harvard
erapan Balanced Scorecard Sebagai Pen- Business School Press.
gukur Kinerja Pada Sektor Publik. Jur- Strohhecker, J. (2007). Does a Balanced
nal Akuntansi Dan Manajemen, 81–95. Scorecard Management Cockpit In-
Retrieved from http://stieykpn.ac.id/ crease Strategy Implementation Per-
downloads/journal/JAM/ formance? In system dynamics society
JAM_Vol_14_No_1_April_2003.pdf conference (pp. 1–31). Frankfurt Ger-
Etim, R. S., Agara, I. G. (2011). The Balanced many. https://doi.org/10.1.1.617.9801
Scorecard: The New Performance Man-
agement Paradigm For Nigerian Firms.
International JournalofEconomicDevel-
opmentResearchandInvestment, 1(3), 64–
73. Retrieved from www.icidr.org/
ijedri_vol2 nos3_dec2011/The Balanced
Scorecard-The New Performance Man-
agement Paradigm for Nigerian
Firms.pdf
Gacheri, M. (2011). Effects Of Balanced
Scorecard Performance Management
System On Employee Job Satisfaction At

ISSN
205 2302-2663 (online)
DOI: doi.org/10.21009/JPEB.005.2.6

You might also like