Biografi Barack Obama

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 12

Biografi Barack Obama

Barack Obama, born on August 4, 1961 in Honolulu–Hawaii, which now serves and
is the President of the United States 44. Before the start of political career, Obama was
working as a Civil Attorney, later became a senator and current University of Illinois was a
descendant of the first African American elected President of the United States.Barrack
Obama was born to Barack Hussein Obama, SR. of Kenya, and Ann Dunham,of Wichita,
Kansas. But the two split up when Obama was two years old and eventually divorced.
Obama‘s father returned to Kenya, while Obama’s mother married LoloSoetoro, and then in
1967 the family moved to Jakarta, Indonesia. Little Obama then attended St. Francis of Assisi
ELEMENTARY SCHOOL in Tebet for three years, then moved to Menteng 1 Country
ELEMENTARY SCHOOL until he was ten. Obama returned to Honolulu to live with his
grandfather and grandmother and attended Punahou School since fifth grade in 1971 until
graduating high school in 1979.
Obama then continued his education at Columbia University libraries, but due to the
racial system of whites and blacks still apply there, so what get Obama not unlikehis brothers
who are black, namely the existence of a distinction between the treatment of those who are
fair skinned. In the end after going through the struggle against racism, Obama managed to
get into Harvard University majoring in law. From there he then slowly lifted and famous for
his courage to criticize racism in Chicago, as well as criticism–criticism through his writings
about equality among citizens of whites and blacks. In the end he was appointed as a lecturer
at the Faculty of law at the University of Chicago and later married to Michelle Robinson, his
close friend who is also a lawyer. His marriage to Michelle had two daughters. Their first
child, MaliaAnn, was born in 1998, followed by a second daughter, Natasha (“Sasha“), in
2001.
In 2004 Obama was elected to the Senate from the Democrats in Illionis, and adopted
as a spokesman at the National Convention in Boston. And in 2008, he then tried his luck
took part in the American presidential election. Although it is only armed with a 4 year
experience in the political world, he is getting a lot of support and support. And finallyin
2009 at the age of 44 years old; He managed to win in the American presidential election.

Terjemahan

Barrack Obama, lahir pada tanggal 4 Agustus 1961 di Honolulu-Hawaii, yang


sekarang menjabat dan merupakan Presiden Amerika Serikat yang ke-44. Sebelum memulai
karir politik, Obama berkerja sebagai Pengacara Sipil, kemudian menjadi senator Universitas
Illinois dan saat ini merupakan keturunan Afrika-Amerika pertama yang terpilih sebagai
presiden Amerika Serikat.

Barrack Obama lahir dari pasangan Barrack Hussein Obama, Sr. dari Kenya, dan Ann
Dunham, dari Wichita, Kansas. Namun keduanya berpisah saat Obama masih berusia dua
tahun dan akhirnya bercerai. Ayah Obama kembali ke Kenya, sedangkan ibu Obama
menikahi Lolo Soetoro, dan kemudian pada tahun 1967 keluarganya pindah ke Jakarta,
Indonesia. Obama kecil kemudian bersekolah di SD Santo Fransiskus Asisi di Tebet selama
tiga tahun, kemudian pindah ke SD Negeri Menteng 1 sampai ia berusia sepuluh tahun.
Obama kembali ke Honolulu untuk tinggal bersama kakek dan neneknya dan belajar di
Sekolah Punahou sejak kelas lima tahun 1971 hingga lulus SMA pada 1979.

Obama kemudian melanjutkan pendidikannya di Universitas Colombia, namun karena


sistem rasial kulit putih dan kulit hitam masih berlaku di sana, sehingga apa yang di dapatkan
Obama tidak berbeda dengan saudara-saudaranya yang berkulit hitam,yaitu adanya
pembedaan perlakuan dari mereka yang berkulit putih. Pada akhirnya setelah melalui
perjuangan melawan rasialisme, Obama berhasil masuk ke Universitas Harvard pada jurusan
Hukum. Dari sanalah kemudian perlahan-lahan namanya mulai terangkat dan terkenal karena
keberaniannya mengkritik rasialisme di Chicago, serta kritikan-kritikan melalui tulisannya
tentang persamaan hak antara warga kulit putih dan kulit hitam. Pada akhirnya Dia diangkat
sebagai dosen pengajar di Universitas Hukum Chicago dan kemudian menikah dengan
Michelle Robinson teman dekatnya yang juga seorang pengacara. Pernikahannya dengan
Michelle dikaruniai dua anak perempuan. Anak pertama mereka, Malia Ann, lahir tahun
1998, diikuti oleh anak kedua, Natasha (“Sasha”), tahun 2001.

Pada tahun 2004 Obama terpilih untuk sebagai senat dari partai Demokrat di Illionis,
dan di angkat sebagai juru bicara pada konvensi National di Boston. Dan pada tahun 2008,
kemudian dia mencoba peruntungannya ikut dalam pemilihan presiden Amerika. Meskipun
hanya berbekal pengalaman 4 tahun dalam dunia politiknya, dia mendapatkan banyak
dukungan dan support. Dan Akhirnya pada tahun 2009 di usianya yang ke 44 tahun; dia
berhasil menang dalam pemilihan Presiden Amerika.
Biografi Chairil Anwar

Chairil Anwar was a well known Indonesian poet. He was born on July 26th, 1922 in
Medan, North Sumatera. He was the only child from his parents. His father name is Toeloes
and his mother name is Saleha. His father has served as of Inderagiri, Riau. While his mother
was from Situjug, Limapuluh Kota. His mother still has family ties with Sutan Syahrir, the
first Prime Minister of Indonesia.

Anwar attended Hollandsch-Inlandsche School (HIS), an elementtary school for


native Indonesian in the Dutch colonial period. Anwar then continued his school to Meer
Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) until he was dropped out at age 18. He said that he had
been determined to be an artist since he was 15 years old.

Eventhough he didn’t finish his school, he didn’t waste his time. He spend his time to
read by reading a lot of the works of International famous writers, such as Archibald
Macleish, Edgar du Perron, Hendrik Marsman, J.Slaurhoff, Rainer Maria Rike, W.H. Auden.
He also master several foreign languages such as Engish, Ducth and German.

Anwar gained recognition after his poem titled “Nisan” was published in 1942.
However, his poems at that time were rejected because his poems were too individualistic.
His poems was published on cheap paper during the Japanese occupation in Indonesia and it
was not published until 1945.

Anwar died in a very young age, 26 years old. He died on April 28th, 1949. He was
buried at Karet Bivak cemetery. His cause of death was uncertain, some suggesting thypus,
some syphilis, and some suggesting tuberculosis. Dutch scholar of Indonesian literature A.
Teeuw said that Anwar was aware that he would die young, through his poem titled “Jang
Terampas dan Jang Terputus”. Anwar wrote his last poem titled “Cemara Menderai Sampai
Jauh”.

During his lifetime Anwar have 96 works, including 70 individual poems. However,
Anwar considered only 13 to be truly good poems. The first published was Deru Tjampur
Debu, followed by Kerikil Tadjam and Jang Terampas dan Jang Terputus. The most popular
work of his was “Aku”.

Terjemahan

Chairil Anwar adalah seorang penyair Indonesia yang populer. Beliau lahir pada
tanggal 26 Juli 1922 di Medan, Sumatera Utara. Beliau adalah anak tunggal. Ayahnya
bernama Toeloes dan ibunya bernama Saleha. Ayahnya pernah menjabat sebagai bupati
Inderagiri, Riau. Sedangkan ibunya berasal dari Situjug, Limapuluh Kota. Ibunya masih
memiliki hubungan darah dengan Sutan Syahrir, Perdana Menteri Indonesia yang pertama.

Anwar bersekolah di Hollandsch-Inlandsche School (HIS),sebuah sekolah dasar untuk


rakyat pribumi Indonesia pada masa pemerintahan kolonial Belanda. Anwar lalu melanjutkan
sekolahnya ke Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO)sampai akhirnya dikeluarkan pada
usia 18 tahun. Anwar berkata bahwa beliau sudah ingin menjadi seorang seniman sejak beliau
berusia 15 tahun.
Walaupun beliau tidak menyelesaikan sekolahnya, beliau tidak menyia-nyiakan
waktunya. Beliau menghabiskan waktu dengan membaca banyak akrya dari penulis
internasional yang terkenal seperti Archibald Macleish, Edgar du Perron, Hendrik Marsman,
J.Slaurhoff, Rainer Maria Rike, W.H. Auden. Beliau juga menguasai beberapa bahasa asing
seperti bahasa Inggris, Belanda dan Jerman.

Anwar mulai dikenal setelah puisinya yang berjudul “Nisan” diterbitkan pada tahun
1942. Akan tetapi, puisinya pada saat itu mendapat penolakan karena puisinya dinilai terlalu
individualis. Puisi beliau ditulis di kertas murah selama masa penjajahan Jepang dan tidak
diterbitkan sampai tahun 1945.

Anwar meninggal pada usia yang sangat muda, 26 tahun. Beliau meninggal pada
tanggal 28 April 1949. Beliau dikuburkan di pemakaman Karet Bivak. Penyebab
meninggalnya beliau tidak diketahui secara pasti, ada yang mengatakan karena tifus, ada pula
yang mengatakan sifilis, dan ada yang beranggapan karena tuberculosis. Seorang sarjana
sastra Indonesia dari Belanda A. Teeuw mengatakan bahwa Anwar sudah mengetahui bahwa
dirinya akan meninggal pada usia muda, melalui puisinya yang berjudul “Jang Terampas dan
Jang Terputus. Anwar menulis puisi terakhirnya yang berjudul “Cemara Menderai Sampai
Jauh”.

Selama masa hidupnya Anwar menciptakan 96 karya, 70 diantaranya termasuk puisi


individual. Akan tetapi, Anwar beranggapan hanya 13 buah yang merupakan puisi terbaik.
Yang pertama diterbitkan adalah Tjampur Debu, diikuti oleh Kerikil Tadjam dan Jang
Terampas dan Jang Terputus. Karya beliau yang paling populer adalah “Aku”.
Biography Of Thomas Alva Edison

Thomas Alva Edison was one of the most famous scientists and is also listed as the
inventor of the incandescent lamp . Thomas Alva Edison was born in Milan , Ohio , United
States on February 11, 1847 .On his childhood in the United States , Thomas Alva Edison
always got bad grades in school. Therefore mother him from school and taught him at home .
At home with small freely Thomas Alva Edison can read scientific books mature and begin to
conduct various scientific experiments themselves .
               At the age of 12 years Thomas Alva Edison began working as a newspaper seller ,
fruits and sweets on the train .Then Thomas Alva Edison became a telegraph operator ,
Thomas Alva Edison to move from one city to another . In New York, Thomas Alva Edison
was asked to become the head of the telegraph machine that is important .The machines were
sending business news throughout the leading company in New York .In 1870 Thomas Alva
Edison invented the telegraph machine better The machines can print the messages on top of
a long strip of paper . The money generated from the discovery was enough to establish his
own company .In 1874 Thomas Alva Edison moved to Menlo Park , New Jersey . There,
Thomas Alva Edison made a great scientific workshop and the first in the world . In 1877
Thomas Alva Edison invented Gramofon .
               In 1879 Thomas Alva Edison discovered the electric light then Thomas Alva Edison
also find a projector for small films . In 1879 Thomas Alva Edison managed to create an
incandescent bulb , which makes his name is remembered throughout history .
Thomas Alva Edison is not the first to create a system of electric lighting .
A few years earlier provide light electric current has been used for lighting the lamp in paris .

Terjemahan
Thomas Alva Edison merupakan salah satu ilmuwan paling terkenal dan juga tercatat
sebagai penemu lampu pijar.Thomas Alva Edison lahir di Milan,Ohio,Amerika Serikat pada
tanggal 11 Februari 1847. Pada masa kecilnya di Amerika Serikat , Thomas Alva Edison
selalu mendapat nilai buruk di sekolahnya. Oleh karena itu ibunya memberhentikannya dari
sekolah dan mengajarnya sendiri di rumah. Di rumah dengan leluasa Thomas Alva Edison
kecil dapat membaca buku-buku ilmiah dewasa dan mulai mengadakan berbagai percobaan
ilmiah sendiri.
Pada usia 12 tahun Thomas Alva Edison mulai bekerja sebagai penjual koran,buah-
buahan dan gula-gula di kereta api. Kemudian Thomas Alva Edison menjadi operator telegraf
, Thomas Alva Edison pindah dari satu kota ke kota lain. Di New YOrk, Thomas Alva Edison
diminta untuk menjadi kepala mesin telegraf yang penting.Mesin-mesin itu mengirimkan
berita bisnis keseluruh perusahaan terkemuka di New York.Pada tahun 1870 Thomas Alva
Edison menemukan mesin telegraf yang lebih baik. Mesin-mesinnya dapat mencetak pesan-
pesan di atas pita kertas yang panjang. Uang yang dihasilkan dari penemuannya itu cukup
untuk mendirikan perusahaan sendiri. Pada tahun 1874 Thomas Alva Edison pindah ke
Menlo Park,New Jersey. Di sana Thomas Alva Edison membuat bengkel ilmiah yang besar
dan yang pertama di dunia . Pada tahun 1877 Thomas Alva Edison menemukan Gramofon.
Dalam tahun 1879 Thomas Alva Edison berhasil menemukan lampu listrik kemudian
Thomas Alva Edison juga menemukan proyektor untuk film-film kecil. Pada tahun 1879
Thomas Alva Edison berhasil menciptakan lampu pijar,yang menjadikan namanya dikenang
sepanjang sejarah.Thomas Alva Edison bukan orang pertama yang menciptakan sistem
penerangan listrik. Beberapa tahun sebelumnya lampu memberikan arus listrik telah
digunakan buat penerangan lampu di paris .
Biografi B.J. Habibie
Bacharuddin Jusuf Habibie is the third President of Indonesia. He was born on June
25, 1936 in Pare-Pare, South Sulawesi. He is the fourth of eight children in his family. His
parents are Alwi Abdul Jalil Habibie and RA. Tuti Marini Puspowardojo. He spent his
childhood in Pare-Pare. Since he was a kid, he has shown his integrity and persistent
behaviour. At school, Habibie whose hobbies are riding horse and reading book is famous for
his intelligence.

Habibie’s father passed away due to heart attack when he was in elementary school.
After that, his mother sold their vehicle and house and then moved to Bandung. As a single
parent, Habibie’s mother worked hard to afford her life with her children.In 1954, after
Habibie graduated from senior high school in Bandung, he continued his study to Bandung
Institute of Technology. He did not finish his study at ITB because at the same time he got a
scholarship from The Ministry of education and Culture of Indonesia to study in Germany.
He remembered that Bung Karno had ever said about the importance of plane development
for Indonesia, and then he decided to take aerospace engineering with aeroplane construction
specialty at Rhein Westfalen Aachen Technische Hochschule (RWTH), an institute of
technology in Germany.

Habibie studied hard to be success since he remembered how hard his mother worked
for his life. Even, Habibie spent his time in holiday to earn extra money for buying books.
When holiday ended, he did not do anything except studying. In 1960, he graduated with
great score, almost perfect (9.5). With his education background, he applied at an industry
company of train, named Firma Talbot.After that, he continued his doctoral degree at
Technische Hochschule Die Facultaet Fuer Maschinenwesen Aachean. In 1962, he got
married with Hasri Ainun. She was a doctor and she followed his husband to Germany.
Habibie and Ainun has two sons. They are Ilham Akbar dan Thareq Kemal. At that time, life
got harder. He had to go to work in the early morning because he walked to the office to save
more money. He went home in the evening and studied. He finished his doctoral degree in
1965 with perfect score (10).

In his life, Habibie has got many achievements and awards from Indonesia and other
International institution. Before he fulfilled a call from President Soeharto and went back to
Indonesia, he had worked at a leading aeroplane industry, MBB Gmbh, Germany. In
Indonesia, Habibie had been the minister of Research and Technology for 20 years and led 10
governmental company of strategic industry. He was elected by society representative
assembly as the Vice President of Indonesia. When the crisis happened in 1998 and President
Soeharto was insisted to step down from his position, Habibie was assigned to replace
President Soeharto to be the third President of Indonesia.In 2012, the life of Habibie and how
he met Ainun were filmed and got high rates for the inspirational story. Hasri Ainun passed
away on May 22, 2010 in Ludwig Maximilians Universitat hospital, Klinikum, Muenchen,
Germany. She suffered a cancer for a long time however she never told her husband, Habibie.
It was known that she had cancer when she collapsed and had to be hospitalized. For Habibie,
Ainun is everything. She is a great partner of life who had accompanied him to go through
good and bad times in life.
Bacharuddin Jusuf Habibie adalah Presiden ketiga Indonesia. Ia lahir pada 25 Juni
1936 di Pare-Pare, Sulawesi Selatan. Dia adalah anak keempat dari delapan bersaudara di
keluarganya. Orang tuanya adalah Alwi Abdul Jalil Habibie dan RA. Tuti Marini
Puspowardojo. Ia menghabiskan masa kecilnya di Pare-Pare. Sejak Habibie masih kecil, ia
telah menunjukkan integritas dan perilaku yang gigih. Di sekolah, Habibie yang hobi
menunggang kuda dan membaca buku terkenal karena kecerdasannya.Ayah Habibie
meninggal dunia karena serangan jantung ketika ia masih di sekolah dasar. Setelah itu,
ibunya menjual kendaraan dan rumah mereka dan kemudian pindah ke Bandung. Sebagai
orangtua tunggal, ibu Habibie bekerja keras untuk membiayai hidupnya dan anak-anaknya.

Pada tahun 1954, setelah Habibie lulus dari SMA di Bandung, ia melanjutkan studi ke Institut
Teknologi Bandung. Dia tidak menyelesaikan studinya di ITB karena pada saat yang sama ia
mendapat beasiswa dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia untuk belajar di
Jerman. Dia ingat bahwa Bung Karno pernah mengatakan tentang pentingnya pengembangan
pesawat untuk Indonesia, dan kemudian ia memutuskan untuk mengambil teknik
penerbangan dengan konstruksi pesawat terbang khusus di Rhein Westfalen Aachen
Technische Hochschule (RWTH), sebuah institut teknologi di Jerman.

Habibie berusaha keras untuk menjadi sukses karena ia ingat betapa keras ibunya bekerja
untuk dirinya. Bahkan, ia menghabiskan waktu liburannya untuk bekerja karena ingin
mendapatkan uang agar bisa membeli buku. Ketika liburan berakhir, beliau tidak melakukan
apa-apa kecuali belajar. Pada tahun 1960, Habibie lulus dengan skor tinggi, hampir sempurna
(9,5). Dengan latar belakang pendidikannya, ia dipekerjakan pada perusahaan industri kereta
api, bernama Firma Talbot.

Setelah itu, ia melanjutkan gelar doktor di Technische Hochschule Die Facultaet Fuer
Maschinenwesen Aachean. Pada tahun 1962, ia menikah dengan Hasri Ainun. Ia adalah
seorang dokter dan setelah menikah, Ainun ikut Habibie ke Jerman. Habibie dan Ainun
memiliki dua putra. Mereka adalah Ilham Akbar dan Thareq Kemal. Pada saat itu, kehidupan
semakin sulit. Dia harus pergi bekerja di pagi hari karena Habibie berjalan ke kantor untuk
menghemat lebih banyak uang. Ia pulang ke rumah di malam hari dan kemudian belajar. Dia
menyelesaikan gelar doktornya di tahun 1965 dengan nilai sempurna (10).

Dalam hidupnya, Habibie telah mendapat banyak prestasi dan penghargaan dari Indonesia
dan lembaga internasional lainnya. Sebelum dia memenuhi panggilan dari Presiden Soeharto
dan kembali ke Indonesia, ia pernah bekerja di industri pesawat terbang terkemuka, MBB
Gmbh, Jerman. Di Indonesia, Habibie telah menjadi menteri Riset dan Teknologi selama 20
tahun dan memimpin 10 perusahaan pemerintah di industri strategis. Dia dipilih oleh majelis
perwakilan masyarakat sebagai Wakil Presiden Indonesia. Ketika krisis terjadi pada tahun
1998 dan Presiden Soeharto menegaskan untuk turun dari jabatannya, Habibie ditugaskan
untuk menggantikan Presiden Soeharto menjadi Presiden ketiga Indonesia.

Pada tahun 2012, kehidupan Habibie dan bagaimana ia bertemu Ainun difilmkan dan
mendapat respon tinggi sebagai cerita inspiratif. Hasri Ainun meninggal pada 22 Mei 2010 di
rumah sakit Ludwig Maximilians Universitat, Klinikum, Muenchen, Jerman. Dia menderita
kanker untuk waktu yang lama namun dia tidak pernah mengatakan kepada suaminya,
Habibie. Ia diketahui menderita kanker ketika ia pingsan dan harus dirawat di rumah sakit.
Bagi Habibie, Ainun adalah segalanya. Dia adalah mitra besar dalam kehidupan yang telah
menemaninya untuk melalui masa-masa indah dan sulit dalam hidup.
Bandung as Sea of Fire

Bandung as Sea of Fire was a fire that occurred in the city of Bandung on March 24, 1946.
Within seven hours, about 200,000 residents of Bandung burned their homes.

British troops as part of the Brigade MacDonald arrived in Bandung on October 12, 1945.
Bandung was deliberately burned by TRI and local people. There were black smoke
billowing high into the air everywhere. The British Army began to attack so fierce. The
greatest battle happened in the Village name Dayeuh Kolot, in South Bandung, where there
were a large ammunition depot belonging to British. In this battle, Barisan Rakyat Indonesia 
destroyed the ammunition depot.

The strategy to fire Bandung was considered because the power of TRI and people’s militia
was not comparable to the British forces and NICA. This incident inspired to create the
famous song “Halo, Halo Bandung”.

Terjemahan

Bandung lautan api adalah kebakaran yang terjadi di kota Bandung pada tanggal 24 Maret
1946. Dalam waktu tujuh jam, sekitar 200.000 warga Bandung membakar rumah mereka.

Pasukan Inggris sebagai bagian dari Brigade MacDonald tiba di Bandung pada 12 Oktober
1945. Bandung memang sengaja dibakar oleh TRI dan masyarakat setempat. Ada asap hitam
mengepul tinggi ke udara di mana-mana. Tentara Inggris mulai menyerang dengan sangat
sengit. Pertarungan terbesar terjadi pada nama desa Dayeuh Kolot, di Bandung Selatan,
dimana terdapat sebuah gudang amunisi besar milik Inggris. Dalam pertempuran ini, Barisan
Rakyat Indonesia menghancurkan depot amunisi.

Strategi untuk menghanguskan Bandung dianggap perlu karena kekuatan TRI dan milisi
rakyat tidak sebanding dengan pasukan Inggris dan NICA. Kejadian ini terinspirasi untuk
menciptakan lagu terkenal “Halo, Halo Bandung”.
Battle of Surabaya

The Battle of Surabaya was fought between pro-independence Indonesian soldiers and militia
against British and British Indian troops as a part of the Indonesian National Revolution.

The peak of the battle was in November 1945. The battle was the heaviest single battle of the
revolution and became a national symbol of Indonesian resistance.  Fighting broke out on 30
October after the British commander, Brigadier A. W. S. Mallaby was killed in a skirmish.
Although the Colonial forces largely captured the city in three days, the poorly armed
Republicans fought for three weeks, and thousands died as the population fled to the
countryside.

The battle and defence mounted by the Indonesians galvanised the nation in support of
independence and helped garner international attention. For the Dutch, it removed any doubt
that the Republic was not simply a gang of collaborators without popular support. It also had
the effect of convincing Britain that wisdom lay on the side of neutrality in the revolution;
within a few years, in fact, Britain would support the Republican cause in the United Nations.

Considered a heroic effort by Indonesians, the battle helped galvanise Indonesian and
international support for Indonesian independence. 10 November is celebrated annually as
Heroes’ Day.

Terjemahan

Pertempuran Surabaya diperjuangkan antara tentara pro-kemerdekaan Indonesia dan milisi


melawan pasukan Inggris dan Inggris India sebagai bagian dari Revolusi Nasional Indonesia.

Puncak pertempuran adalah pada bulan November 1945. Pertempuran itu merupakan
pertempuran tunggal terberat revolusi dan menjadi simbol nasional perlawanan Indonesia.
Pertarungan terjadi pada 30 Oktober setelah komandan Inggris, Brigadir A. W. S. Mallaby
terbunuh dalam baku tembak. Meskipun pasukan Kolonial sebagian besar merebut kota itu
dalam tiga hari, kaum Republikan yang bersenjata buruk berjuang selama tiga minggu, dan
ribuan orang meninggal saat penduduknya melarikan diri ke pedesaan.

Pertarungan dan pertahanan yang dilakukan oleh orang-orang Indonesia menggembleng


bangsa untuk mendukung kemerdekaan dan membantu mengumpulkan perhatian
internasional. Bagi Belanda, ini menghilangkan keraguan bahwa Republik bukan sekadar
sekelompok kolaborator tanpa dukungan rakyat. Ini juga memiliki efek meyakinkan Inggris
bahwa kebijaksanaan berada di sisi netralitas dalam revolusi; Dalam beberapa tahun,
sebenarnya, Inggris akan mendukung perjuangan Republik di Perserikatan Bangsa-Bangsa.
General Offensive of 1 March 1949

The Dutch launched a military offensive on 19 December 1948 which it termed Operation
Crow. By the following day it had conquered the city of Yogyakarta, the location of the
temporary Republican capital. By the end of December, all major Republican held cities in
Java and Sumatra were in Dutch hands. The Republican President, Vice-President, and all
but six Republic of Indonesia ministers were captured by Dutch troops and exiled on Bangka
Island off the east coast of Sumatra. In areas surrounding Yogyakarta and Surakarta,
Republican forces refused to surrender and continued to wage a guerrilla war under the
leadership of Republican military chief of staff General Sudirman who had escaped the Dutch
offensives. An emergency Republican government, was established in West Sumatra.
On March 1, 1949 at 6 am, Republican forces launched March 1 General Offensive. The
Offensive caught the Dutch by surprise. For his part, Hamengkubuwono IX allowed his
palace to be used as a hide out for the troops. For 6 hours, the Indonesian troops had control
of Yogyakarta before finally retreating. The Offensive was a moral and diplomatic success,
inspiring demoralised troops all around Indonesia, as well as proving to the United Nations
that the Indonesian army still existed and were capable of fighting. On the other hand, the
offensive had demoralized the Dutch forces, because they never thought that Indonesian
forces could assault and control the city, even for a few hours.

Terjemahan

Belanda melancarkan serangan militer pada tanggal 19 Desember 1948 yang disebut Operasi
Gagak.Keesokan harinya kota tersebut telah menaklukkan kota Yogyakarta, lokasi ibukota
Republikan sementara. Pada akhir Desember, semua kota besar Republik di Jawa dan
Sumatra berada di tangan Belanda.Presiden Republik, Wakil Presiden, dan semua kecuali
enam menteri Republik Indonesia ditangkap oleh tentara Belanda dan diasingkan di Pulau
Bangka di lepas pantai timur Sumatra. Di daerah sekitar Yogyakarta dan Surakarta, pasukan
Republik menolak untuk menyerah dan terus melakukan perang gerilya di bawah pimpinan
kepala staf militer Republik Jenderal Sudirman yang telah lolos dari serangan-serangan
Belanda. Pemerintah Republik darurat, didirikan di Sumatera Barat.
Pada tanggal 1 Maret 1949 jam 6 pagi, pasukan Republik meluncurkan Serangan Umum 1
Maret. Serangan tersebut membuat Belanda terkejut. Sementara itu, Hamengku Buwono IX
mengizinkan istananya untuk dijadikan tempat persembunyian bagi pasukan. Selama 6 jam,
pasukan Indonesia menguasai Yogyakarta sebelum akhirnya mundur.
Serangan tersebut merupakan keberhasilan moral dan diplomatik, mengilhami pasukan
demoralisasi di seluruh Indonesia, dan juga membuktikan kepada Perserikatan Bangsa-
Bangsa bahwa tentara Indonesia masih ada dan mampu berperang. Di sisi lain, serangan
tersebut telah merendahkan kekuatan Belanda, karena mereka tidak pernah berpikir bahwa
pasukan Indonesia dapat menyerang dan mengendalikan kota, bahkan selama beberapa jam
saja.
The Battle of Ambarawa

The Battle of Ambarawa was a battle between the recently created Indonesian Army and the
British Army that occurred between 20 October and 15 December 1945 in Ambarawa,
Indonesia.

On 20 October 1945, Allied troops under the command of Brigadier Bethell landed in
Semarang to disarm Japanese troops. Initially, the troops were welcomed in the area, with
Central Java’s governor Wongsonegoro agreeing to provide them with food and other
necessities in return for the Allies’ promise to respect Indonesia’s sovereignty and
independence.

However, when Allied and NICA troops began freeing and arming freed Dutch POWs in
Ambarawa and Magelang, many locals were angered. Indonesian troops under the command
of Lieutenant Colonel M. Sarbini began besieging Allied troops stationed in Magelang in
reprisal for their attempted disarmament.

On the morning of 23 November 1945, Indonesian troops began firing on Allied troops
stationed in Ambarawa. A counterattack by the Allies forced the Indonesian Army to retreat
to the village of Bedono.

On 11 December 1945, Soedirman held a meeting with various commanders of the


Indonesian Army. The next day at 4:30 AM, the Indonesian Army launched an assault on the
Allies in Ambarawa. Indonesian artillery pounded Allied positions, which were later overrun
by infantry. When the Semarang-Ambarawa highway was captured by Indonesian troops,
Soedirman immediately ordered his forces to cut off the supply routes of the remaining Allied
troops by using a pincer maneuver.

The battle ended four days later on 15 December 1945, when Indonesia succeeded in
regaining control over Ambarawa and the Allies retreated to Semarang.

Terjemahan
Pertempuran Ambarawa adalah pertempuran antara Tentara Indonesia yang baru saja
dibentuk dan Angkatan Darat Inggris yang terjadi antara 20 Oktober dan 15 Desember 1945
di Ambarawa, Indonesia.

Pada tanggal 20 Oktober 1945, pasukan Sekutu di bawah komando Brigadir Bethell mendarat
di Semarang untuk melucuti senjata tentara Jepang. Awalnya, pasukan tersebut disambut di
daerah tersebut, dengan Gubernur Jawa Tengah Wongsonegoro setuju untuk menyediakan
makanan dan kebutuhan lainnya sebagai pengganti janji Sekutu untuk menghormati
kedaulatan dan kemerdekaan Indonesia.

Namun, ketika pasukan Sekutu dan NICA mulai membebaskan dan mempersenjatai
membebaskan tahanan Belanda di Ambarawa dan Magelang, banyak penduduk setempat
yang marah. Pasukan Indonesia di bawah komando Letnan Kolonel M. Sarbini mulai
mengepung pasukan Sekutu yang ditempatkan di Magelang sebagai pembalasan atas usaha
pelucutan senjata mereka.
Pada pagi hari tanggal 23 November 1945, tentara Indonesia mulai menembaki tentara
Sekutu yang ditempatkan di Ambarawa. Serangan balik oleh Sekutu memaksa tentara
Indonesia mundur ke desa Bedono.

Pada tanggal 11 Desember 1945, Soedirman mengadakan pertemuan dengan berbagai


komandan Angkatan Darat Indonesia. Keesokan harinya pada pukul 4.30 pagi, Angkatan
Darat Indonesia melancarkan serangan terhadap Sekutu di Ambarawa. Senjata artileri
Indonesia menggebrak posisi Sekutu, yang kemudian dikuasai oleh infanteri. Ketika jalan
raya Semarang-Ambarawa ditangkap oleh pasukan Indonesia, Soedirman segera
memerintahkan pasukannya untuk memotong rute pasokan tentara Sekutu yang tersisa
dengan menggunakan manuver penjepit.

Pertempuran berakhir empat hari kemudian pada tanggal 15 Desember 1945, ketika Indonesia
berhasil mendapatkan kembali kendali atas Ambarawa dan Sekutu yang kembali ke
Semarang.

You might also like