Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 6

85

PELAKSANAAN KOORDINASI
DALAM MEWUJUDKAN GREEN CITY
M. Fajar Anugerah, Sujianto, dan Adlin
FISIP Universitas Riau, Kampus Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru 28293

Abstract: Implementation Coordination in Making Geen City. Initiative green city embodies has
strategic significance because it was motivated by several factors, including the rapid growth of cities
and the implications for the emergence of a variety of urban problems such as traffic congestion, floods,
slums, social inequality and reduced area of green open space. There are four attributes to realize the
green city of Green Planning and Design, Green Open Space, Green Waste, Green Transportation. The
method used in this study is a qualitative research method. Based on the results of this research is that
the functions of planning and organizing the management functions of local government in the
implementation of coordination in realizing green city of Pekanbaru significantly affect its
implementation. This is because in the planning function realizing green planning and design in
planning the environmental documents for the initiators or business owners they are still viewed as a
burden (in terms of both budget and implementation), not as an obligation to manage the environment
and poor law enforcement effort/activities that do not prepare and implement environmental documents.
In the monitored object embodies a green open space is still focused on vital objects without seeing
other objects as objects to monitor road that focus on the way the protocol/parent and offices that focus
on office close to the center of government. organizing coordination function Environment Agency is
still lacking coordination
in the delivery of test equipment to realize the integrated transport emissions or green transportation.

Abstrak: Pelaksanaan Koordinasi dalam Mewujudkan Green City. Inisiatif green city mewujudkan
memiliki makna strategis karena didorong oleh beberapa faktor, termasuk pertumbuhan yang cepat dari
kota dan implikasi bagi munculnya berbagai masalah perkotaan seperti kemacetan lalu lintas, banjir,
kumuh, kesenjangan sosial dan daerah berkurang dari ruang terbuka hijau. Ada empat atribut
mewujudkan kota hijau, yakni Perencanaan dan Desain Hijau, Ruang Terbuka Hijau, Limbah Hijau, dan
Transportasi Hijau. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pe-nelitian kualitatif.
Berdasarkan hasil penelitian ini adalah bahwa fungsi perencanaan dan pe-ngorganisasian fungsi
manajemen pemerintah daerah dalam pelaksanaan koordinasi dalam me-wujudkan kota hijau Pekanbaru
signifikan mempengaruhi pelaksanaannya. Ini adalah karena dalam fungsi perencanaan mewujudkan
perencanaan hijau dan desain dalam perencanaan dokumen lingkungan untuk pemrakarsa atau pemilik
usaha mereka masih dilihat sebagai beban (baik dari segi anggaran dan pelaksanaan), bukan sebagai
kewajiban untuk mengelola lingkungan dan miskin penegakan hukum usaha/kegiatan yang tidak
mempersiapkan dan melaksanakan dokumen ling-kungan. Dalam objek dipantau mewujudkan ruang
terbuka hijau masih terfokus pada obyek vital tanpa melihat benda-benda lain sebagai objek untuk
memantau jalan yang fokus pada jalan protokol/ induk dan kantor yang fokus pada kantor dekat dengan
pusat pemerintahan. Pengorganisasian fungsi koordinasi Badan Lingkungan Hidup masih kurang
koordinasi dalam pengiriman alat uji emisi mewujudkan transportasi terpadu atau transportasi hijau.

Kata Kunci: koordinasi, green city, manajemen pemerintah

PENDAHULUAN prinsip pembangunan berkelanjutan. Hal ini


Inisiatif mewujudkan Kota Hijau memiliki berlandaskan pada UU No. 26 Tahun 2007
makna strategis karena dilatarbelakangi oleh be- pasal 29 ayat 2 tentang Penataan Ruang
berapa faktor, antara lain pertumbuhan kota yang yaitu terse-dianya Ruang Terbuka Hijau
begitu cepat dan berimplikasi terhadap timbulnya sebesar 30 persen dari luas wilayah Kota.
berbagai permasalahan perkotaan seperti; kema- Misi kota hijau atau green city sebenarnya
cetan, banjir, permukiman kumuh, kesenjangan tidak hanya sekedar ‘menghijaukan’ kota. Lebih
sosial dan berkurangnya luasan ruang terbuka dari itu, kota hijau dengan visinya yang lebih luas
hijau.Kementerian Pekerjaan Umum melalui Ditjen dan komprehensif, yaitu kota yang ramah ling-
Penataan Ruang, mendorong terwujudnya kota kungan. Ada empat atribut untuk mewujudkan kota
hijau sebagai metafora dari kota berkelan-jutan hijau, yaituperencanaan dan perancangan kota
yang berlandaskan penerapan prinsip- (green planning and design), pemba-

85
86 Jurnal Kebijakan Publik, Volume 7, Nomor 1, Maret 2016, hlm. 1-98

ngunan ruang terbuka hijau (green open space), tujuan bersama. Teknik koordinasi dengan
pengurangan dan pengolahan sampah (green pen-dekatan proses manajemen pemerintahan
waste), dan pengembangan sistem transportasi daerah, yaitu koordinasi dalam perencanaan,
berkelanjutan (green transportation). koordinasi dalam pengorganisasian, koordinasi
Kota Pekanbaru terus berbenah untuk me- dalam staf-fing, koordinasi dalam pelaksanaan
wujudkan Green City itu sendiri walaupun Kota dan koor-dinasi dalam pengawasan.
Pekanbaru sudah sembilan kali mendapatkan pe-
nghargaan sebagai kota sehat/bersih (ADIPURA). METODE
Jauh disini dalam artian yaitu masih ada beberapa Metode yang digunakan dalam penelitian ini
kekurangan dalam pengelolaan lingkungan hidup adalah penelitian kualitatif, yang dapat diartikan
menuju kota berbasis green city. Fenomena per- sebagai penelitian yang menghasilkan data des-
masalahan perkotaan saat ini yang di hadapi Kota kriptif mengenai kata-kata lisan maupun tertulis,
Pekanbaru adalah kurangnya Ruang Terbuka Hijau dan tingkah laku yang dapat diamati dari orang-
(RTH), timbulan sampah dan transportasi orang yang diteliti. Instansi terkait yang diteliti
berkelanjutan, dengan begitu Kota Pekanbaru yakni Badan Lingkungan Hidup, Dinas Tata Ruang
menjadi semakin panas dan berdebu, menum- dan Bangunan, Dinas Kebersihan dan Pertamanan,
puknya sampah, dan lain-lain.3 Dinas Perhubungan yang mena-ngani dan
Ruang Terbuka Hijau yang ada di Kota Pe- bertanggung jawab mengenai Pelaksa-naan
kanbaru dapat dilihat pada tabel 1.1 menerang-kan Koordinasi dalam Mewujudkan Green City Kota
6.817,42 ha atau 126.452 km2 ,± 20 persen dari luas Pekanbaru. Adapun jenis dan sumber data yang
administrasi Kota Pekanbaru. Penge-lolaan sampah digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
merupakan aspek penting dalam mengurangi berikut; Data primer, yaitu data yang di-peroleh
jumlah sampah yang ada di suatu Kota/ Kabupaten. langsung dari informan penelitian, yang dilakukan
Berdasarkan tabel 1.2 bahwa sampah meningkat melalui penelitian lapangan berupa informasi dari
tiap tahunnya. Timbulan sam-pah terbanyak ada di wawancara. Dilakukan untuk mengetahui fakta
Kecamatan Tampan hingga mencapai 373 m 3/ hari, langsung mengenai bagaimana pelaksanaan
sehingga perlu perhatian khusus untuk pengelolaan koordinasi Badan Lingkungan Hidup dengan
sampah dimasa yang akan datang dan begitu juga instansi lain dalam mewujudkan Green City.
kecamatan lainnya. Dari aspek transportasi yang Adapun yang menjadi data primer dalam penulisan
ada di Kota Pekan-baru melihat meningkatnya meliputi : Teks wawancara dan informasi mengenai
volume kendaraan yang ada di Kota Pekanbaru penelitian tersebut. Data sekunder, yaitu data yang
setiap tahunnya me-ningkat. Fakta di lapangan diperoleh dari doku-mentasi-dokumentasi, media
menunjukan bahwa per-sentase pengguna massa atau ketera-ngan sumber-sumber lainnya
transportasi umum hanya se-kitar 21% terhadap yang dapat menun-jang objek yang sedang diteliti,
jumlah total kendaraan ber-motor, kemudian seperti dokumen-tasi data Ruang Terbuka Hijau,
frekuensi kawasan bebas ken-daraan yang hanya 4- data timbulan sampah yang ada di Kota Pekanbaru,
6 jam per minggunya. data volume kendaraan yang ada di Kota
Suatu manajemen pemerintahan yang baik Pekanbaru, arsip, dan keterangan-keterangan lain
dan benar, pemerintah jangan hanya sebagai lain yang berhu-bungan dengan masalah penelitian
penjaga malam yang mementingkan ketertiban yang diguna-kan sebagai pelengkap dan pendukung.
tetapi lupa pada ketentraman, yang hanya ber-kuasa
tapi tidak mampu melayani. Dapat disadari bahwa
apakah kita akan mengorbankan terlalu banyak HASIL DAN PEMBAHASAN
anasir etis guna efesiensi, atau apakah kita Terdapat beragam teknik koordinasi, be-
sebaliknya mengorbankan efisiensi guna me- berapa diantara teknik koordinasi yang dapat
menuhi kebutuhan etis.6 Koordinasi adalah su- diaplikasikan dalam organisasi kepemerintahan
sunan yang teratur dari usaha kelompok, untuk adalah teknik koordinasi dengan pendekatan
menciptakan kesatuan tindakan dalam mengejar manajemen. Variabel tersebut adalah Koordinasi
Pelaksanaan Koordinasi dalam Mewujudkan Green City (Anugerah, Sujianto, dan Adlin) 87

dalam perencanaan, koordinasi dalam peng- ngolahan sampah (green waste) dengan me-
organisasian, koordinasi dalam pelaksanaan, nerapkan zero waste indikatornya pendaur ula-ngan
dan koordinasi dalam pengawasan. limbah dengan cara 3R. Melalui bank sampah,
rumah kompos dan TPS 3R yang di-miliki
Koordinasi dalam Perencanaan Koordinasi Pemerintah Kota Pekanbaru dibawah tanggung
dalam perencanaan mewujud- jawab Badan Lingkungan Hidup Kota Pekanbaru
kan green planning and design merupakan per- dengan menggunakan prinsip 3R diatas yang
wujudan rencana tata ruang dan rancang kota yang diharapkan bisa mengurangi pasokan sampah yang
berbasis lingkungan hidup untuk membang-kitkan akan dibuang ke TPA. BLH Kota Pekanbaru
kepedulian masyarakat dan mewujudkan berkoordinasi dengan DKP Kota Pekanbaru dalam
keberlangsungan tata kehidupan kota dalam pengelolaan sampah dengan konsep 3R, selain itu
perwujudan kota hijau. Dokumen RKL-RPL juga diperlukan koordinasi dansinergi antar
merupakan salah satu upaya untuk mengelola berbagai pihak, baik antar SKPD maupun antara
dampak lingkungan yang mungkin akan terjadi Pemerintah dan masyarakat guna menyatukan arah
dalam pelaksanaan rencana pembangunan sejak dalam rangka pengelolaan sampah.
mulai tahap pra konstruksi, konstruksi hingga
operasional yang didalamnya termasuk mengenai Koordinasi dalam perencanaan green
pemenuhan terhadap ruang terbuka hijau, Badan transportation, melalui Badan Lingkungan Hi-dup
Lingkungan Hidup berkoordinasi bersama de-ngan berupaya mengaplikasikan program peme-rintah
Dinas Tata Ruang dan Bangunan dalam yang berkenaan dengan pengendalian pencemaran
perencanaan pembangunan yang berkelanjutan agar udara dengan melakukan sosialiasi secara terus
RTH dari publik area dan privat area dapat menerus tentang emisi gas buang kendaraan
memberikan sumbangsih yang besar terhadap bermotor dan melalui kegiatan kamis bersih tanpa
jumlah RTH yang ada. polusi asap (KASIH PAPA). Untuk uji emisi Badan
Koordinasi dalam perencanaan mewujud-kan lingkungan Hidup berkoordinasi dengan instansi
green open space merupakan indikator paling terkait seperti Pusat Pengelolaan Ekoregion
utama dalam konsep green city itu sendiri, dimana Wilayah Sumatera dan Satuan Lalu Lintas Polresta
proporsi Ruang Terbuka Hijau (RTH) pada setiap Kota Pekanbaru. Program kasih-papa berkoordinasi
wilayahnya sebesar 30% untuk wi-layah kota. dengan BKD dan Satpol PP Kota Pekanbaru.
Badan Lingkungan Hidup melalui kegiatan
koordinasi penilaian kota Adipura yang didalamnya
banyak terdapat aspek ruang ter-buka hijau, Koordinasi dalam Pengorganisasian
perencanaan taman keanekaragaman hayati dan Koordinasi dalam pengorganisasian me-
sekolah adiwiyata. Sedangkan untuk sektor privat wujudkan green planning and design, BLH
melalui program kampung iklim (PROKLIM). Kota Pekanbaru melalui Bidang Analisis
Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas RTH Masalah Dampak Lingkungan (AMDAL)
Badan Lingkungan Hidup ber-koordinasi dengan melakukan pembagian kelompok atau tim
Dinas Kebersihan dan Perta-manan, Kecamatan, dalam melak-sanakan tugas, yaitu pertama
Dinas Pendidikan, untuk perguruan tinggi Komisi Penilai AM-DAL Kota Pekanbaru
berkoordinasi dengan Univer-sitas Riau. Namun yang terdiri dari kepala-kepala SKPD, Pakar,
dalam objek pantau penilaian terhadap ruang LSM dan Masyarakat, kedua Tim Teknis
terbuka hijau dapat dilihat bahwa sebaran objek Penilai AMDAL Kota Pekan-baru yang terdiri
pantau terhadap ruang terbuka hijau khususnya dari instansi-instansi pemerintah maupun dari
jalan dan perkantoran masih terfokus pada jalan- unsur perguruan tinggi yang terdiri dari orang-
jalan protokol/induk dan per-kantoran yang berada orang yang berkompeten dalam bidangnya
di pusat pemerintahan. dalam konteks memiliki kualifikasi keahlian,
Koordinasi dalam perencanaan mewujud- ketiga Sekretariat Komisi Penilai AM-DAL
kan green waste adalah pengurangan dan pe- Kota Pekanbaru yang terdiri dari internal BLH.
88 Jurnal Kebijakan Publik, Volume 7, Nomor 1, Maret 2016, hlm. 1-98

Koordinasi dalam Pengorganisasian me- dari Dinas Perhubungan ini jelas tidak akan
wujudkan green open space, untuk pengorgani- mem-berikan hasil yang maksimal, apalagi
sasian mewujudkan green open space Badan ditambah dengan volume kendaraan setiap
Lingkungan Hidup berkoordinasi dengan instansi tahunnya se-makin meningkat.
terkait terhadap perencanaan yang telah ditetap-kan
sehinga tidak menimbulkan masalah pada proses Koordinasi dalam Pelaksanaan
pelaksanaan nantinya, yaitu dengan mem-buat surat Koordinasi dalam pelaksanaan green
keputusan tim teknis yang didalamnya terdapat planning and design, dalam pelaksanaan/
tugas dan fungsi masing-masing sehingga tujuan penggerakan dalam mewujudkan green planning
terwujudnya amanah dari UU No 26 Tahun 2007 and design meliputi pemberian arahan dari pe-
dapat dilakukan secara maksimal. Seperti mimpin kepada perangkat untuk mengatur segala
koordinasi dengan SKPD yaitu penang-gung jawab kegiatan dan tugas yang berkaitan dengan peren-
objek pantau adipura, untuk sekolah adiwiyata ada canaan pembangunan yang ramah lingkungan.
tim teknis adiwiyata, untuk proklim ada tim teknis kepala Badan Lingkungan Hidup memimpin sidang
proklim yang mana setiap tim tek-nis terdiri dari KPA untuk menentukan kelayakan atau
instansi-instansi teknis dibidangnya masing- ketidaklayakan berdasarkan penilaian hasil ka-jian
masing. yang tercantum dalam ANDAL dan RKL-RPL
Koordinasi dalam pengorganisasian me- kepada Walikota Pekanbaru. Untuk peni-laian
wujudkan green waste, untuk pengorganisasian dokumen AMDAL dari tahun 2012-2015 sebanyak
green waste yaitu koordinasi dalam pengelolaan 10 usaha/kegiatan, sedangkan do-kumen UKL-UPL
Bank Sampah dengan konsep 3R, BLH mem- sebanyak 207 usaha/ke-giatan. Dalam
berikan tanggung jawab kepada kepala bidang pelaksanaannya terdapat bebe-rapa faktor yang
pengendalian kerusakan dan pemulihan lingku- menjadi hambatan terhadap kurang optimalnya
ngan bersama dengan kepala sub bidang pe- pelaksanaan dokumen ling-kungan hidup yaitu
ngendalian kerusakan lingkungan, staf dan tenaga dokumen lingkungan hidup dan implementasinya
harian lepas (THL) yang bertugas sebagai pena- oleh pemrakarasa masih dipandang sebagai beban
nggung jawab di masing-masing Bank Sampah, (baik dari segi ang-garan maupun
kemudian dari instansi lain, yaitu Kecamatan dan implementasinya), bukan sebagai kewajiban untuk
Kelurahan. mengelola lingkungan hidup.
Koordinasi dalam pengorganisasian green Koordinasi dalam pelaksanaan green open
transportation. Koordinasi dalam pengorgani-sasian space, pada saat melakukan koordinasi dalam
uji emisi ini sesuai dengan surat keputusan Kepala pelaksanaan perencanaan mewujudkan ruang
Badan Lingkungan Hidup Kota Pe-kanbaru terbuka hijau, Badan Lingkungan Hidup melaku-
Nomor : Kpts.800/BLH/V/2015/76 tentang tim kan komunikasi yang baik guna menciptakan
teknis kegiatan uji emisi yang diketuai oleh kepala koordinasi yang baik pula antara Badan Ling-
BLH dan dikoordinator oleh kepala bidang kepala kungan Hidup dengan setiap instansi yang me-
bidang pencemaran lingkungan dan pengelolaan laksanakan tehadap perannya masing-masing yaitu
limbah B3 bersama dengan instansi terkait yaitu dengan cara secara vertikal dan horizontal. Dimana
Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah, pada pelaksanaan vertikal Badan Ling-kungan
beserta dengan petugas lapangan yang berasal dari Hidup memberikan pengarahan tentang pelaksanaan
BLH, PPE Wilayah Sumatera, Dinas Perhubungan, ruang terbuka hijau sesuai dengan struktur
Satlantas Polresta Kota Pekanbaru dan Tenaga organisasi yang dimiliki oleh Badan Lingkungan
Harian Lepas (THL). jumlah alat uji emisi dalam Hidup Kota Pekanbaru, sedangkan pelaksanaan
mewujudkan green transportation ada 4 unit, secara horizontal Badan Lingkungan Hidup Kota
dengan jumlah alat uji emisi yang ada saat ini serta Pekanbaru melakukan pengarahan pelaksanaan
dengan pe-nyelenggaraan kegiatan yang hanya satu dengan instansi lain. Hasilnya sam-pai dengan
kali da-lam satu tahun serta keterbatasan operator tahun 2015 Kota Pekanbaru telah mendapatkan 9
alat kali penghargaan Kota Adipura,
Pelaksanaan Koordinasi dalam Mewujudkan Green City (Anugerah, Sujianto, dan Adlin) 89

116 Sekolah Adiwiyata yang terdiri dari hidup berkoordinasi dengan Badan Kepega-
Sekolah Adiwiyata Tingkat Kota, Provinsi, waian Daerah Kota Pekanbaru sebagai
Nasional dan Mandiri, 6 Kampung Iklim pemberi sanksi tegas terhadap pegawai yang
Koordinasi dalam pelaksanaan green waste, tidak me-laksanakan instruksi Walikota Nomor
dalam koordinasi pelaksanaan mewujud-kan green 4 tahun 2014 tentang Hari Kamis Bersih Tanpa
waste Badan Lingkungan Hidup menjalin kerja Polusi Asap Bagi Pegawai Negeri Sipil Di
sama dengan pengurus bank sam-pah yang tidak Jajaran Pemerintah Kota Pekanbaru.
lain merupakan tenaga harian lepas yang dibiayai
oleh Badan Lingkungan Hidup melalaui APBD Koordinasi dalam Pengawasan
Kota Pekanbaru dalam menge-lola bank sampah. Pertama, koordinasi dalam pengawasan
Kemudian selain berkoor-dinasi dengan internal mewujudkan pembangunan yang berwawasan
BLH juga melakukan koordinasi dengan sekolah- lingkungan atau green planing and design di-
sekolah dalam pe-laksanaan bank sampah skala lakukan koordinasi pengawasan tergantung
sekolah, rumah kompos dan TPS dalam program dari dampak apa yang ditimbulkan dalam
sekolah adi-wiyata. sampai dengan tahun 2015 proses pembangunan. Dalam melakukan
pelaksanaan pengolahan sampah di 5 lokasi wajib koordinasi pengawasan terhadap pelaksanaan
meliputi permukiman, pasar, perkantoran, sekolah pemba-ngunan melibatkan instansi teknis yang
dan TPA dengan rincian : 19 perumahan dengan mempu-nyai keahlian dibidangnya masing-
jenis pemanfaatan sampahnya pemilihan, pengom- masing. Pengawasan juga dapat dilihat dari
posan, pemanfaatan sampah plastik menjadi dokumen AMDAL yang dibuat oleh
kerajinan tas dan keperluan rumah tangga lain-nya, pemrakarsa mulai dari pengawasan tahap pra
3 pasar dengan pemanfaatan sampahnya melalui kontruksi, kontruksi dan operasional.
pemilihan dan pengomposan, 9 perkan-toran Kedua, koordinasi pengawasan dalam me-
pemerintah, 54 sekolah dengan peman-faatan wujudkan ruang terbuka hijau atau green open
sampahnya pemilahan, pengomposan dan space dilakukan melalui pemantauan oleh tim
pemanfaatan sampah organik menjadi hiasan, independen yang dibentuk melalui Surat Keputu-
kerajinan tas dll, 6 puskesmas, pengomposan di san Badan Lingkungan Hidup Nomor: Kpts 800/
Hutan Kota Ronggo warsito dan TPA Muara Fajar. BLH/PK-PL/68 tentang Pembentukan Tim
Independen Kota Pekanbaru Tahun 2015. Untuk
Koordinasi dalam pelaksanaan green keanggotaan tim independen ini BLH berkoor-
transportation, untuk pelaksanaan kegiatan uji dinasi dengan instansi pemerintahan yaitu BLH
emisi dan program kasihpapa Badan Lingkungan Provinsi Riau, dari perguruan tinggi yaitu dari
Hidup berkoordinasi dengan internal BLH itu Universitas Islam Riau dan dengan pihak media
sendiri dan instansi pemerintah dan non peme- yaitu wartawan riau pos.
rintah. Seperti pelaksanaan kegiatan uji emisi BLH Ketiga, koordinasi dalam pengawasan
berkoordinasi dengan Satuan Lalu Lintas Polresta me-wujudkan mewujudkan pengurangan
Pekanbaru, Bengkel Toyota Agung Automall, dan dan pengo-lahan sampah atau green waste.
THL BLH Kota Pekanbaru. kegiatan uji emisi dan Koordinasi dilakukan dengan tiga cara yaitu
program kasihpapa Badan Lingkungan Hidup koordinasi pengawasan bank sampah, rumah
berkoordinasi dengan internal BLH itu sendiri dan kompos dan TPS 3R. Untuk pengawasan
instansi pemerintah dan non pemerintah. Seperti bank sampah dan TPS 3R, pengawasan
pelaksanaan kegiatan uji emisi BLH berkoordinasi koordinasi dilakukan dengan internal Badan
dengan Satuan Lalu Lintas Polresta Pekanbaru, Lingkungan Hidup, pen-gawasan rumah
Bengkel Toyota Agung Automall, dan THL BLH kompos berkoordinasi dengan DKP.
Kota Pekan-baru. Selanjutnya koordinasi dalam Keempat, koordinasi dalam pengawasan
pelaksanaan program pembatasan jam berkendara mewujudkan pengembangan transportasi ber-
atau kamis bersih tanpa polusi asap Badan kelanjutan atau green transportation. Dalam
Lingkungan pelaksanaan tentu ada pengawasan yang ber-
90 Jurnal Kebijakan Publik, Volume 7, Nomor 1, Maret 2016, hlm. 1-98

guna agar pelaksanaan berjalan sesuai target ya-ng usaha/kegiatan yang tidak menyusun dan me-
diinginkan. Koordinasi pengawasan yang dilakukan ngimplementasikan dokumen lingkungan hidup.
oleh Badan Lingkungan Hidup dalam pelaksanaan Dalam perencanaan yang menjadi objek
kegiatan uji emisi dilakukan oleh bidang pantau mewujudkan ruang terbuka hijau masih
pengendalian pencemaran lingkungan dan terfokus pada objek-objek vital tanpa melihat objek
pengelolaan limbah bersama dengan perwakilan lainnya yang berada jauh dari pusat kota, seperti
PPE Wilayah Sumatera di Pekanbaru. objek pantau jalan yang fokus pada jalan
Sedangkan Koordinasi dalam pengawasan protokol/induk dan perkantoran yang fokus pada
Kamis Bersih Tanpa Polusi Asap dilakukan oleh perkantoran yang dekat dengan pusat peme-
Satuan Polisi Pamong Praja sebagai penegak rintahan. Satpol PP yang merupakan pengawas
hukum di Pemerintah Kota Pekanbaru yang ber- yang berada di pusat pemerintahan masih lemah
tugas mengawasi jalannya program ini di lingku- pengawasannya terhadap program KASIH-PAPA.
ngan perkantoran walikota, sedangkan untuk Dalam fungsi koordinasi pengorgani-sasian Badan
dilingkungan dinas atau badan pengawasan di- Lingkungan Hidup masih kurang berkoordinasi
lakukan oleh Kepala SKPD masing-masing sesuai dalam hal penyediaan alat uji emisi mewujudkan
didalam Instruksi Walikota Pekanbaru Nomor 4 transportasi terpadu atau green transportation.
Tahun 2014. Namun dalam koordinasi dalam
pengawasan KASIHPAPA yang mem-berikan
hambatan terwujudnya tujuan program tersebut DAFTAR RUJUKAN
yaitu masih belum efektifnya pengawa-san Dharma Setyawan Salam, 2004. Manajemen
terhadap program ini dapat dilihat dari masih Pemerintahan Indonesia. Jakarta: Djambatan
banyaknya kendaraan yang parkir didalam ling- Djam’an, MA dan Aan Komariah. 2012.
kungan kantor walikota pada hari Kamis. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung:
Alpabeta
SIMPULAN Dwi Suryadi Nugroho, Strategi Peningkatan
Pelaksanaan koordinasi dalam mewujud-kan Kualitas Empat Atribut Green City di
green city Kota Pekanbaru adalah dengan proses Kecamatan Bandung Wetan Kota Bandung,
koordinasi dalam perencanaan, koordi-nasi dalam Bandung: Universitas Islam Bandung
pengorganisasian, koordinasi dalam pelaksanaan Inu Kencana Syafiie, 2008. Manajemen
dan koordinasi dalam pengawasan. Namun didalam Pemerintahan. Jakarta: PT Perca
pelaksanaannya masih belum optimal dan masih Kementerian Pekerjaan Umum, 2011. Buku
menemukan beberapa ham-batan-hambatan yang Panduan Program Pengembangan Kota
dapat mempengaruhi kinerja Pemerintahan Daerah Hijau (P2KH). Jakarta
dalam hal ini Badan Lingkungan Hidup Kota Pandji. Santosa, 2008. Administrasi Publik:
Pekanbaru. Fungsi perencanaan, pelaksanaan, Teori dan Aplikasi Good Governance.
pengorgani-sasian dan pengawasan merupakan Bandung:Refika Aditama
fungsi mana-jemen pemerintahan daerah dalam Rahardjo Adisasmita, 2011. Manajemen
pelaksanaan koordinasi mewujudkan green city Pemerintah Daerah. Yogyakarta: Graha
Kota Pe-kanbaru yang signifikan mempengaruhi Ilmu
pelak-sanaannya. Hal ini dikarenakan dalam fungsi Rushayati, SB. 2012. Model Kota Hijau di
pelaksanaan mewujudkan green planning and Kabupaten Bandung Jawa Barat.
design dalam hal pelaksana dokumen lingkungan Disertasi SP PSL IPB Bogor
hidup bagi para pemrakarsa atau pemilik usaha Surjadi, 2009. Pengembangan Kinerja
masih masih dipandang sebagai beban (baik dari Pelayanan Publik. Bandung: Refika Aditama
segi anggaran maupun implementasinya), bukan Tutut Subadyo, 2013. Rekayasa Infrastruktur
sebagai kewajiban untuk mengelola lingkungan hijau Perkotaan Untuk Pembangunan Green
hidup dan lemahnya penegakan hukum terhadap City Dikota Malang. Malang:
Universitas Merdeka

You might also like