Professional Documents
Culture Documents
Training Needs Analysis Quality Assurance Departement and Engineering Departement PT Milko Beverage Industry, Bogor
Training Needs Analysis Quality Assurance Departement and Engineering Departement PT Milko Beverage Industry, Bogor
ABSTRACT
The research is conducted at PT. Milko Beverage Industry, Bogor. The purpose of the
research is to know about : 1) how is the implementation of employee training, 2) how are the
knowledge, skills and attitudes that employee have seen from KKJ and CTF and 3) how are the
needs and training decisions based on the KKJ and CTF analysis. It uses Tool Training Need
Assessment (TNA-T) method. The results show that the implementation of the training includes
three stages; they are planning, implementation, and evaluation stage. The quality of knowledge,
skills, and attitudes of the employees are quite good. The quality of knowledge and the skills of
employes are quite good and the level attitude is a good interpretation. From the results of the
analysis about the needs and priorities employees training decisions in areas B, is mean that it
needs a training. The substances of the training include : subject of analysis capabilities, task
management, and self-management for the QA department. While the Department of
Engineering priorities are self-management, task management and capabilities.
ABSTRAK
Penelitian ini dilaksanakan pada PT. Milko Beverage Industry, Bogor. Tujuan penelitian
untuk mengetahui:1) bagaimana pelaksanaan pelatihan karyawan, 2) bagaimana pengetahuan,
keterampilan serta sikap yang dimiliki karyawan dilihat dari KKJ dan KKP dan 3) bagaimana
kebutuhan dan keputusan pelatihan berdasarkan hasil analisis KKJ dan KKP. Metode yang
digunakan adalah Training Need Assesment-Tool (TNA-T). Hasil penelitian menunjukan
pelaksanaan pelatihan mencakup tiga tahap, pertama tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan
tahap evaluasi. Kualitas pengetahuan, keterampilan, sikap karyawan dengan rata-rata cukup baik.
Kualitas pengetahuan, keterampilan karyawan dengan interpretasi cukup baik serta tingkat sikap
dengan interpretasi baik. Hasil analisis mengenai kebutuhan dan keputusan pelatihan karyawan
prioritas pada wilayah B, artinya perlu pelatihan. Adapun substansi pelatihan diantaranya:
subjek analisis kapabilitas, pengelolaan tugas, dan pengelolaan diri untuk Departemen QA.
Sedangkan Departemen Engineering dengan prioritas pengelolaan diri, pengelolaan tugas dan
kapabilitas.
.
Kata Kunci : Analisis Kebutuhan Pelatihan, KKJ dan KKP
2 Ajrina Analisis Kebutuhan Pelatihan Departemen Quality Assurance dan........
PENDAHULUAN
Sumber Daya Manusia (SDM) terletak di wilayah Bogor, Jawa Barat. Pada
merupakan aset perusahaan yang penting Agustus 2013-Juni 2014 (11 bulan),
dibanding dengan aset-aset lain karena SDM perusahaan menghadapi permasalahan
bertugas menjalankan organisasi perusahaan. berkaitan dengan produksi yaitu pengisian
SDM harus diberi ekstra perhatian dan volume pada botol kurang sesuai dengan
memenuhi hak-haknya, selain itu SDM standar. Pada periode tersebut, masalah
adalah partner pengusaha untuk pencapaian volume kurang mencapai 216 kejadian atau
tujuan organisasi. rata–rata per bulan 20 kejadian. Berdasarkan
Mengembangkan atau memberikan analisis perusahaan, permasalahan berkaitan
pelatihan terhadap karyawan yang berkinerja dengan volume kurang dipengaruhi beberapa
rendah diharapkan dapat meminimalisir faktor di antaranya material, machine,
kesenjangan (gap) antara kompetensi yang method, man dan enviroment. Hasil rincian
dimiliki dengan job recruitment. Dalam analisis volume kurang tersebut disajikan
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pada Tabel 1 berikut ini :
(2008), pelatihan (training) adalah proses Tabel 1. Hasil Analisis Kondisi Volume
serta cara belajar dan membiasakan diri agar Kurang Pada PT Milko
mampu melakukan segala hal yang Beverage Industry
diharapkan. Pelatihan sangat memerlukan
biaya besar dan merupakan investasi penting
bagi perusahaan. Salah satu pengawasan
terhadap penerapan pelatihan yaitu
mengawasi pelatihan yang dirancang
organisasi sudah memenuhi kebutuhan
organisasi serta kebutuhan pegawai. Analisis
kebutuhan pelatihan atau Training Needs
Analysis (TNA) adalah kegiatan analisis
yang dipakai untuk merancang kebutuhan
pelatihan serta pengembangan. Kegiatan ini
harus mengerti mengenai bagaimana
kompetensi saat ini dan diperlukan oleh
perusahaan sesuai dengan perubahan situasi
lingkungan. (Hariandja, 2007)
Pada hakekatnya pelatihan adalah Sumber : Departement Engineering PT Milko
untuk mengatasi kesenjangan keahlian, Beverage Industry, 2015
keterampilan serta kemampuan karyawan
yang tidak paham akan tugasnya. Menurut Berdasarkan Tabel 1 pada faktor
Arep dan Tanjung (2002), dalam melakukan material tidak terdapat kendala, kondisi botol
analisis kebutuhan pelatihan, TNA adalah tidak bocor dan tidak rusak serta viscositas
alat yang dapat digunakan bertujuan produk susu telah sesuai dengan standar.
menganalisis gap antara kemampuan kerja Faktor machine terdapat 4 (empat) jalur yaitu
jabatan dan kemampuan kerja pribadi jalur produk, jalur alu–cap, jalur botol, dan
karyawan. Kemampuan kerja jabatan jalur produk after filling. Pada jalur produk
merupakan kemampuan kerja karyawan yang terdapat 6 (enam) kendala yaitu spring nozzle
diharapkan perusahaan dari karyawan. yang lembek. Penanganannya dengan
Sedangkan kemampuan kerja pribadi adalah mengganti dengan spring nozzle yang elastis.
kemampuan per individu saat mengerjakan Silicon nozzle yang memiliki ketebalan
pekerjaannya. bervariasi, lembek, terkikis dan set silicon
PT. Milko Beverage Industry adalah berbeda. Dilakukan penanganan dengan
perusahaan produsen minuman susu yang menyamakan ketebalan, mengganti dengan
Jurnal Visionida, Volume 2 Nomor 2, Desember 2016 3
yang elastis, penggantian yang utuh dan set pihak perusahaan yang diperuntukkan
siliconyang sama. Vacuum pump yang seluruh karyawan. Cara lain yang dilakukan
memiliki tekanan tidak diketahui sehingga perusahaan terhadap barang reject adalah
penanganannya adalah tekanan vacuum pump produk volume kurang di musnahkan dengan
harus diketahui. Kendala yang keempat mengambil kembali isinya lalu botolnya
adalah leveling adjuster filler bowl yang dimusnahkan untuk dijadikan bibit botol
memiliki setting bervariasi penanganannya yang baru.
adalah setting yang jelas. Level sensor dalam Sehubungan dengan fenomena
filler bowl yaitu level sensor kadang tidak masalah tersebut, maka perusahaan perlu
berfungsi sehingga penanggulangannya merancang pelatihan bagi karyawan-
adalah level sensor harus dipatau agar karyawan yang masih rendah kinerjanya.
berfungsi dengan baik .Kendala keenam Untuk memperlancar pelatihan agar berjalan
adalah spring lifter yang lembek sehingga efisien dan efektif, maka perusahaan perlu
harus diganti dengan yang elastis. Pada jalur melakukan analisis kebutuhan pelatihan.
produk after filling kendalanya adalah star Selama ini perusahaan belum melakukan
wheel 2 yang goyang diganti menjadi yang analisis kebutuhan pelatihan, sehingga
stabil. Faktor method memiliki 2 (dua) dengan dilakukannya analisis kebutuhan
kendala yaitu prosedur operasional mesin pelatihan diharapkan dapat mengatasi
filllingyang belum memiliki standard kemampuan yang diharapkan perusahaan dan
operating procedure (SOP) setting untuk itu kemampuan yang dimiliki oleh karyawan.
cara penangangannya adalah membuat SOP Berdasarkan uraian tersebut maka
setting. Kendala kedua adalah monitoring penelitian dilakukan bertujuan: 1) untuk
sid –glass filler bowl yang tidak tecatat dan mengetahui pelaksanaan pelatihan karyawan,
cara mengatasinya adalah melakukan 2) untuk mengetahui kualitas pengetahuan,
pencatatan agar seluruh proses monitoring keterampilan serta sikap karyawan
tercatat. Faktor man terdapat 2 (dua) berdasarkan KKJ dan KKP dan 3) untuk
kendala yaitu Skill Personel dan Person In mengetahui kebutuhan dan menentukan
Change (PIC) setting. Jika dilihat dari PIC keputusan pelatihan bagi karyawan
Setting selama ini belum ditetapkan sehingga berdasarkan analisis KKJ dan KKP.
penanganannya adalah dibuat penanggung Sedangkan bahasan penelitian ini dibatasi
jawab beserta anggota serta job description pada Departemen QA dan Departemen
yang jelas. Sedangkan jika dilihat dari skill Engineering. Alasan memilih departement
personel kompetensi yang dimiliki tidak tersebut adalah karena Departemen QA dan
sesuai. Faktor dari kompetensi yang dimiliki Departemen Engineering berkaitan erat
tidak sesuai adalah karyawan belum mahir dengan masalah yang terjadi volume kurang,
terhadap mesin yang ada. sehingga membutuhkan analisis untuk
Faktor lainnya karyawan belum merancang pelatihan.
memiliki keterampilan terhadap sparepart
yang terdapat pada mesin. Faktor terakhir MATERI DAN METODE
karyawan belum pernah mengikuti pelatihan,
oleh karena itu kompetensi harus disesuaikan Pelatihan
dengan melakukan pelatihan. Jika dilihat Pelatihan mengacu pada metode-
berdasarkan kolom kesimpulan terdapat metode yang digunakan dan keahlian yang
tulisan NOK yang merupakan kepanjangan mereka perlukan untuk melakukan
dari not ok.Berdasarkan faktor yang not ok pekerjaan-pekerjaan.
adalah machine, method dan man sehingga Menurut Mangkuprawira (2011),
faktor method yang dilakukan oleh faktor pelatihan adalah vital bagi perusahaan
man tidak sesuai dalam menjalankan Pelatihan merupakan sebuah proses
machine produksi. Akibat dari volume mengajarkan pengetahuan dan keahlian
kurang ini adalah produk yang reject, dimana tertentu serta sikap agar karyawan semakin
produk tersebut dikonsumsi sendiri oleh terampil dan mampu melaksanakan tanggung
4 Ajrina Analisis Kebutuhan Pelatihan Departemen Quality Assurance dan........
jawabnya semakin baik sesuai standar. (Role Playing), studi kasus, self study,
Sedangkan menurut Rivai (2004), pelatihan laboratory training.
merupakan bagian pendidikan yang
menyangkut proses belajar untuk Tujuan dan Manfaat Pelatihan
memperoleh dan meningkatkan keterampilan Adapun tujuan dan Manfaat Pelatihan,
di luar sistem pendidikan yang berlaku dalam Mangkunegara (2002), diantaranya:
waktu yang relatif singkat dengan metode 1. Meningkatkan penghayatan jiwa dan
yang lebih mengutamakan pada praktik dari ideologi
pada teori. Berdasarkan definisi tersebut, 2. Meningkatkan produktivitas kerja
pengertian pelatihan adalah mengajarkan 3. Meningkatkan kualitas kerja
keahlian-keahlian kepada karyawan baru 4. Meningkatkan ketetapan perencanaan
maupun tetap agar dapat melaksanakan sumber daya manusia
tanggung jawab dan sesuai dengan standar. 5. Meningkatkan sikap moral dan semangat
Pelatihan juga dapat meningkatkan kerja
keterampilan di luar pendidikan yang berlaku 6. Meningkatkan rangsangan agar karyawan
dengan waktu yang relatif singkat dan mampu berprestasi secara maksimal
suasana yang menyenangkan serta lebih 7. Meningkatkan kesehatan dan keselamatan
menggunakan metode praktik dari pada teori. kerja
8. Menghindari keusangan (obsolence)
9. Meningkatkan perkembangan karyawan
Metode Pelatihan
Menurut Rachmawati (2008), ada dua
metode yang digunakan perusahaan untuk Proses Tahapan Pelatihan
pelatihan, yaitu: on the job training dan off Secara konseptual program pelatihan
the job training. dan pengembangan menurut Ma’arif dan
a. On the job training, yaitu pelatihan ini Kartika (2014) pada umumnya meliputi tiga
dilakukan untuk mempelajari bidang proses tahapan, yaitu: a) Tahapan analisis
pekerjaannya sambil benar-benar kebutuhan pelatihan (training needs
mengerjakannya. Beberapa bentuk analysis); Sebelum pelatihan
pelatihan on the job training, yaitu diselenggarakan, maka dilakukan analisis
diantaranya: counching/understudy, kebutuhan pelatihan untuk dapat
pelatihan magang/apprenticeship training. mendiagnosis berbagai dimensi
Keuntungan metode on the job training permasalahan dan tantangan masa depan. Hal
menurut Dessler (2006), yaitu: metode ini ini disebut juga sebagai permasalahan dan
relatif tidak mahal orang yang dilatih tantangan masa depan. Hal ini disebut juga
belajar sambil bekerja, tidak sebagai penilaian dari proses pelatihan.
membutuhkan fasilitas di luar kantor yang Tahapan ini kebutuhan pelatihan dari
mahal seperti ruang kelas atau peralatan perusahaan atau organisasi, tugas dan
belajar tertentu, metode ini juga kebutuhan individual perlu dianalisis. b)
memberikan pembelajaran, karena orang Tahapan implementasi pelatihan; Tahapan
yang dilatih belajar sambil melakukannya implemenasi pelatihan pada dasarnya
dan mendapatkan timbal balik yang cepat berfokus pada bagaimana merancang dan
atas prestasi mereka. menyeleksi prosedur pelatihan beserta
b. Off the job training, pelatihan yang penentu dan pelaksanaan program pelatihan.
menggunakan situasi di luar pekerjaan, c) Tahapan evaluasi pelatihan; Pada tahapan
dipergunakan apabila banyak pekerja yang evaluasi pelatihan difokuskan pada
harus dilatih dengan cepat seperti halnya bagaimana mengukur hasil pelatihan dan
dalam penguasaan pekerjaan. Beberapa membandingkan hasil pelatihan terhadap
bentuk pelatihan off the job training,yaitu kriteria yang telah ditentukan.
diantaranya: lecture, presentasi dengan
video, vesibule training, bermain peran
Jurnal Visionida, Volume 2 Nomor 2, Desember 2016 5