Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

Jurnal Visionida, Volume 2 Nomor 2, Desember 2016 1

ANALISIS KEBUTUHAN PELATIHAN


DEPARTEMEN QUALITY ASSURANCE DAN DEPARTEMEN ENGINEERING
PT MILKO BEVERAGE INDUSTRY, BOGOR

TRAINING NEEDS ANALYSIS


QUALITY ASSURANCE DEPARTEMENT AND ENGINEERING DEPARTEMENT
PT MILKO BEVERAGE INDUSTRY, BOGOR

Ajrina 1); Erni Yuningsih2)


Program Management Studies Faculty of Economic, University of Djuanda Bogor
1)
Email: ajrina@gmail.com;2)

ABSTRACT

The research is conducted at PT. Milko Beverage Industry, Bogor. The purpose of the
research is to know about : 1) how is the implementation of employee training, 2) how are the
knowledge, skills and attitudes that employee have seen from KKJ and CTF and 3) how are the
needs and training decisions based on the KKJ and CTF analysis. It uses Tool Training Need
Assessment (TNA-T) method. The results show that the implementation of the training includes
three stages; they are planning, implementation, and evaluation stage. The quality of knowledge,
skills, and attitudes of the employees are quite good. The quality of knowledge and the skills of
employes are quite good and the level attitude is a good interpretation. From the results of the
analysis about the needs and priorities employees training decisions in areas B, is mean that it
needs a training. The substances of the training include : subject of analysis capabilities, task
management, and self-management for the QA department. While the Department of
Engineering priorities are self-management, task management and capabilities.

Keywords: Training Needs Analysis, KKJ and CTF

ABSTRAK

Penelitian ini dilaksanakan pada PT. Milko Beverage Industry, Bogor. Tujuan penelitian
untuk mengetahui:1) bagaimana pelaksanaan pelatihan karyawan, 2) bagaimana pengetahuan,
keterampilan serta sikap yang dimiliki karyawan dilihat dari KKJ dan KKP dan 3) bagaimana
kebutuhan dan keputusan pelatihan berdasarkan hasil analisis KKJ dan KKP. Metode yang
digunakan adalah Training Need Assesment-Tool (TNA-T). Hasil penelitian menunjukan
pelaksanaan pelatihan mencakup tiga tahap, pertama tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan
tahap evaluasi. Kualitas pengetahuan, keterampilan, sikap karyawan dengan rata-rata cukup baik.
Kualitas pengetahuan, keterampilan karyawan dengan interpretasi cukup baik serta tingkat sikap
dengan interpretasi baik. Hasil analisis mengenai kebutuhan dan keputusan pelatihan karyawan
prioritas pada wilayah B, artinya perlu pelatihan. Adapun substansi pelatihan diantaranya:
subjek analisis kapabilitas, pengelolaan tugas, dan pengelolaan diri untuk Departemen QA.
Sedangkan Departemen Engineering dengan prioritas pengelolaan diri, pengelolaan tugas dan
kapabilitas.
.
Kata Kunci : Analisis Kebutuhan Pelatihan, KKJ dan KKP
2 Ajrina Analisis Kebutuhan Pelatihan Departemen Quality Assurance dan........

PENDAHULUAN

Sumber Daya Manusia (SDM) terletak di wilayah Bogor, Jawa Barat. Pada
merupakan aset perusahaan yang penting Agustus 2013-Juni 2014 (11 bulan),
dibanding dengan aset-aset lain karena SDM perusahaan menghadapi permasalahan
bertugas menjalankan organisasi perusahaan. berkaitan dengan produksi yaitu pengisian
SDM harus diberi ekstra perhatian dan volume pada botol kurang sesuai dengan
memenuhi hak-haknya, selain itu SDM standar. Pada periode tersebut, masalah
adalah partner pengusaha untuk pencapaian volume kurang mencapai 216 kejadian atau
tujuan organisasi. rata–rata per bulan 20 kejadian. Berdasarkan
Mengembangkan atau memberikan analisis perusahaan, permasalahan berkaitan
pelatihan terhadap karyawan yang berkinerja dengan volume kurang dipengaruhi beberapa
rendah diharapkan dapat meminimalisir faktor di antaranya material, machine,
kesenjangan (gap) antara kompetensi yang method, man dan enviroment. Hasil rincian
dimiliki dengan job recruitment. Dalam analisis volume kurang tersebut disajikan
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pada Tabel 1 berikut ini :
(2008), pelatihan (training) adalah proses Tabel 1. Hasil Analisis Kondisi Volume
serta cara belajar dan membiasakan diri agar Kurang Pada PT Milko
mampu melakukan segala hal yang Beverage Industry
diharapkan. Pelatihan sangat memerlukan
biaya besar dan merupakan investasi penting
bagi perusahaan. Salah satu pengawasan
terhadap penerapan pelatihan yaitu
mengawasi pelatihan yang dirancang
organisasi sudah memenuhi kebutuhan
organisasi serta kebutuhan pegawai. Analisis
kebutuhan pelatihan atau Training Needs
Analysis (TNA) adalah kegiatan analisis
yang dipakai untuk merancang kebutuhan
pelatihan serta pengembangan. Kegiatan ini
harus mengerti mengenai bagaimana
kompetensi saat ini dan diperlukan oleh
perusahaan sesuai dengan perubahan situasi
lingkungan. (Hariandja, 2007)
Pada hakekatnya pelatihan adalah Sumber : Departement Engineering PT Milko
untuk mengatasi kesenjangan keahlian, Beverage Industry, 2015
keterampilan serta kemampuan karyawan
yang tidak paham akan tugasnya. Menurut Berdasarkan Tabel 1 pada faktor
Arep dan Tanjung (2002), dalam melakukan material tidak terdapat kendala, kondisi botol
analisis kebutuhan pelatihan, TNA adalah tidak bocor dan tidak rusak serta viscositas
alat yang dapat digunakan bertujuan produk susu telah sesuai dengan standar.
menganalisis gap antara kemampuan kerja Faktor machine terdapat 4 (empat) jalur yaitu
jabatan dan kemampuan kerja pribadi jalur produk, jalur alu–cap, jalur botol, dan
karyawan. Kemampuan kerja jabatan jalur produk after filling. Pada jalur produk
merupakan kemampuan kerja karyawan yang terdapat 6 (enam) kendala yaitu spring nozzle
diharapkan perusahaan dari karyawan. yang lembek. Penanganannya dengan
Sedangkan kemampuan kerja pribadi adalah mengganti dengan spring nozzle yang elastis.
kemampuan per individu saat mengerjakan Silicon nozzle yang memiliki ketebalan
pekerjaannya. bervariasi, lembek, terkikis dan set silicon
PT. Milko Beverage Industry adalah berbeda. Dilakukan penanganan dengan
perusahaan produsen minuman susu yang menyamakan ketebalan, mengganti dengan
Jurnal Visionida, Volume 2 Nomor 2, Desember 2016 3

yang elastis, penggantian yang utuh dan set pihak perusahaan yang diperuntukkan
siliconyang sama. Vacuum pump yang seluruh karyawan. Cara lain yang dilakukan
memiliki tekanan tidak diketahui sehingga perusahaan terhadap barang reject adalah
penanganannya adalah tekanan vacuum pump produk volume kurang di musnahkan dengan
harus diketahui. Kendala yang keempat mengambil kembali isinya lalu botolnya
adalah leveling adjuster filler bowl yang dimusnahkan untuk dijadikan bibit botol
memiliki setting bervariasi penanganannya yang baru.
adalah setting yang jelas. Level sensor dalam Sehubungan dengan fenomena
filler bowl yaitu level sensor kadang tidak masalah tersebut, maka perusahaan perlu
berfungsi sehingga penanggulangannya merancang pelatihan bagi karyawan-
adalah level sensor harus dipatau agar karyawan yang masih rendah kinerjanya.
berfungsi dengan baik .Kendala keenam Untuk memperlancar pelatihan agar berjalan
adalah spring lifter yang lembek sehingga efisien dan efektif, maka perusahaan perlu
harus diganti dengan yang elastis. Pada jalur melakukan analisis kebutuhan pelatihan.
produk after filling kendalanya adalah star Selama ini perusahaan belum melakukan
wheel 2 yang goyang diganti menjadi yang analisis kebutuhan pelatihan, sehingga
stabil. Faktor method memiliki 2 (dua) dengan dilakukannya analisis kebutuhan
kendala yaitu prosedur operasional mesin pelatihan diharapkan dapat mengatasi
filllingyang belum memiliki standard kemampuan yang diharapkan perusahaan dan
operating procedure (SOP) setting untuk itu kemampuan yang dimiliki oleh karyawan.
cara penangangannya adalah membuat SOP Berdasarkan uraian tersebut maka
setting. Kendala kedua adalah monitoring penelitian dilakukan bertujuan: 1) untuk
sid –glass filler bowl yang tidak tecatat dan mengetahui pelaksanaan pelatihan karyawan,
cara mengatasinya adalah melakukan 2) untuk mengetahui kualitas pengetahuan,
pencatatan agar seluruh proses monitoring keterampilan serta sikap karyawan
tercatat. Faktor man terdapat 2 (dua) berdasarkan KKJ dan KKP dan 3) untuk
kendala yaitu Skill Personel dan Person In mengetahui kebutuhan dan menentukan
Change (PIC) setting. Jika dilihat dari PIC keputusan pelatihan bagi karyawan
Setting selama ini belum ditetapkan sehingga berdasarkan analisis KKJ dan KKP.
penanganannya adalah dibuat penanggung Sedangkan bahasan penelitian ini dibatasi
jawab beserta anggota serta job description pada Departemen QA dan Departemen
yang jelas. Sedangkan jika dilihat dari skill Engineering. Alasan memilih departement
personel kompetensi yang dimiliki tidak tersebut adalah karena Departemen QA dan
sesuai. Faktor dari kompetensi yang dimiliki Departemen Engineering berkaitan erat
tidak sesuai adalah karyawan belum mahir dengan masalah yang terjadi volume kurang,
terhadap mesin yang ada. sehingga membutuhkan analisis untuk
Faktor lainnya karyawan belum merancang pelatihan.
memiliki keterampilan terhadap sparepart
yang terdapat pada mesin. Faktor terakhir MATERI DAN METODE
karyawan belum pernah mengikuti pelatihan,
oleh karena itu kompetensi harus disesuaikan Pelatihan
dengan melakukan pelatihan. Jika dilihat Pelatihan mengacu pada metode-
berdasarkan kolom kesimpulan terdapat metode yang digunakan dan keahlian yang
tulisan NOK yang merupakan kepanjangan mereka perlukan untuk melakukan
dari not ok.Berdasarkan faktor yang not ok pekerjaan-pekerjaan.
adalah machine, method dan man sehingga Menurut Mangkuprawira (2011),
faktor method yang dilakukan oleh faktor pelatihan adalah vital bagi perusahaan
man tidak sesuai dalam menjalankan Pelatihan merupakan sebuah proses
machine produksi. Akibat dari volume mengajarkan pengetahuan dan keahlian
kurang ini adalah produk yang reject, dimana tertentu serta sikap agar karyawan semakin
produk tersebut dikonsumsi sendiri oleh terampil dan mampu melaksanakan tanggung
4 Ajrina Analisis Kebutuhan Pelatihan Departemen Quality Assurance dan........

jawabnya semakin baik sesuai standar. (Role Playing), studi kasus, self study,
Sedangkan menurut Rivai (2004), pelatihan laboratory training.
merupakan bagian pendidikan yang
menyangkut proses belajar untuk Tujuan dan Manfaat Pelatihan
memperoleh dan meningkatkan keterampilan Adapun tujuan dan Manfaat Pelatihan,
di luar sistem pendidikan yang berlaku dalam Mangkunegara (2002), diantaranya:
waktu yang relatif singkat dengan metode 1. Meningkatkan penghayatan jiwa dan
yang lebih mengutamakan pada praktik dari ideologi
pada teori. Berdasarkan definisi tersebut, 2. Meningkatkan produktivitas kerja
pengertian pelatihan adalah mengajarkan 3. Meningkatkan kualitas kerja
keahlian-keahlian kepada karyawan baru 4. Meningkatkan ketetapan perencanaan
maupun tetap agar dapat melaksanakan sumber daya manusia
tanggung jawab dan sesuai dengan standar. 5. Meningkatkan sikap moral dan semangat
Pelatihan juga dapat meningkatkan kerja
keterampilan di luar pendidikan yang berlaku 6. Meningkatkan rangsangan agar karyawan
dengan waktu yang relatif singkat dan mampu berprestasi secara maksimal
suasana yang menyenangkan serta lebih 7. Meningkatkan kesehatan dan keselamatan
menggunakan metode praktik dari pada teori. kerja
8. Menghindari keusangan (obsolence)
9. Meningkatkan perkembangan karyawan
Metode Pelatihan
Menurut Rachmawati (2008), ada dua
metode yang digunakan perusahaan untuk Proses Tahapan Pelatihan
pelatihan, yaitu: on the job training dan off Secara konseptual program pelatihan
the job training. dan pengembangan menurut Ma’arif dan
a. On the job training, yaitu pelatihan ini Kartika (2014) pada umumnya meliputi tiga
dilakukan untuk mempelajari bidang proses tahapan, yaitu: a) Tahapan analisis
pekerjaannya sambil benar-benar kebutuhan pelatihan (training needs
mengerjakannya. Beberapa bentuk analysis); Sebelum pelatihan
pelatihan on the job training, yaitu diselenggarakan, maka dilakukan analisis
diantaranya: counching/understudy, kebutuhan pelatihan untuk dapat
pelatihan magang/apprenticeship training. mendiagnosis berbagai dimensi
Keuntungan metode on the job training permasalahan dan tantangan masa depan. Hal
menurut Dessler (2006), yaitu: metode ini ini disebut juga sebagai permasalahan dan
relatif tidak mahal orang yang dilatih tantangan masa depan. Hal ini disebut juga
belajar sambil bekerja, tidak sebagai penilaian dari proses pelatihan.
membutuhkan fasilitas di luar kantor yang Tahapan ini kebutuhan pelatihan dari
mahal seperti ruang kelas atau peralatan perusahaan atau organisasi, tugas dan
belajar tertentu, metode ini juga kebutuhan individual perlu dianalisis. b)
memberikan pembelajaran, karena orang Tahapan implementasi pelatihan; Tahapan
yang dilatih belajar sambil melakukannya implemenasi pelatihan pada dasarnya
dan mendapatkan timbal balik yang cepat berfokus pada bagaimana merancang dan
atas prestasi mereka. menyeleksi prosedur pelatihan beserta
b. Off the job training, pelatihan yang penentu dan pelaksanaan program pelatihan.
menggunakan situasi di luar pekerjaan, c) Tahapan evaluasi pelatihan; Pada tahapan
dipergunakan apabila banyak pekerja yang evaluasi pelatihan difokuskan pada
harus dilatih dengan cepat seperti halnya bagaimana mengukur hasil pelatihan dan
dalam penguasaan pekerjaan. Beberapa membandingkan hasil pelatihan terhadap
bentuk pelatihan off the job training,yaitu kriteria yang telah ditentukan.
diantaranya: lecture, presentasi dengan
video, vesibule training, bermain peran
Jurnal Visionida, Volume 2 Nomor 2, Desember 2016 5

Analisis Kebutuhan Pelatihan (Training Proses TNA (Training Needs Analysis)


Needs Analysis – TNA) TNA dilakukan melalui proses tanya
Analisis kebutuhan pelatihan jawab (asking question getting answer).
merupakan sebuah analisis kebutuhan di Pertanyaan diajukan kepada setiap tingkat
tempat kerja yang secara spesifik struktur organisasi atau perusahaan kemudian
dimaksudkan untuk mengidentifikasi dilakukan verifikasi dan dokumentasi untuk
kebutuhan pelatihan yang menjadi prioritas memperoleh hal apa yang dibutuhkan dalam
dalam rangka mewujudkan tujuan organisasi. pelatihan dan jenis pelatihan apa yang
Informasi kebutuhan tersebut akan dapat dibutuhkan. Menurut Tovey dalam Ma’arif
membantu organisasi atau perusahaan dalam dan Kartika (2014) terdapat 7 (tujuh) tahapan
menggunakan sumber daya (waktu, dana, pokok dalam TNA, yaitu: a) Dokumentasi
teknologi, dan sebagainya) secara efektif masalah, b) Investigasi masalah, c)
sekaligus menghindari kegiatan pelatihan Merencanakan kebutuhan analisis. Tovey
yang tidak diperlukan. Analisis kebutuhan dalam Ma’arif dan Kartika (2014)
pelatihan dapat dipahami sebagai sebuah memberikan sebuah outline yang mungkin
investigasi sistematis dan komperhensif dapat digunakan untuk melakukan analisis,
tentang berbagai masalah dengan tujuan yaitu:
mengidentifikasi secara tepat tentang 1) Identifikasi apa yang ingin dicapai
beberapa dimensi persoalan. Hal tersebut 2) Identifikasi tugas utama analisis
dilakukan sedemikian rupa, sehingga 3) Membagi tugas-tugas utama ke dalam
akhirnya organisasi atau perusahaan dapat sub-tugas
mengetahui apakah masalah tersebut 4) Identifikasi mengenai ketersediaan
memang perlu dipecahkan melalui program sumber daya manusia (SDM)
pelatihan atau tidak.(Irianto, 2001). Menurut 5) Identifikasi SDM mana yang dapat
Mangkunegara (2003), TNA adalah suatu melaksanakan tugas
studi sistematis tentang suatu masalah 6) Mengulas kembali jadwal dan time
pendidikan dengan pengumpulan data dan frame yang telah disusun
informasi dari berbagai sumber, untuk 7) Penjadwalan SDM melaksanakan tugas
mendapatkan pemecahan masalah atau saran di dalam timeframe yang telah dibuat
tindakan selanjutnya. TNA merupakan 8) Mengulas kembali rencana untuk
sebuah analisis kebutuhan workplace yang meyakinkan bahwa semua tindakan akan
secara spesifik dimaksudkan untuk mengcover seluruh tujuan
menentukan apa sebetulnya kebutuhan 9) Perbaikan kembali beberapa rencana
pelatihan yang menjadi prioritas. Informasi sebelum melakukan analisis
kebutuhan tersebut akan dapat membantu Hasil dari TNA adalah identifikasi
perusahaan dalam menggunakan sumberdaya performance gap. Kesenjangan kinerja
(waktu, dana, dan lain-lain) secara efektif tersebut dapat didefinisikan sebagai
sekaligus menghindari kegiatan pelatihan perbedaan antara kinerja yang diharapkan
yang tidak diperlukan. dan kinerja actual individu. Kesenjangan
Analisis kebutuhan pelatihan adalah kinerja dapat ditemukan dengan
suatu diagnosa untuk menentukan masalah mengidentifikasi dan mendokumentasikan
yang dihadapi saat ini dan tantangan di masa standar atau persyaratan kompetensi yang
mendatang yang harus dihadapi saat ini dan harus dipenuhi dalam melaksanakan
tantangan di masa mendatang yang harus pekerjaan dan mencocokannya dengan
dipenuhi oleh program pelatihan dan kinerja actual individu di tempat kerja.
pengembangan (Rivai dan Sagala, 2009). Masalah penelitian pada dasarnya
Sehingga dapat disimpulkan bahwa analisis merujuk pada satu keyakinan bahwa sebuah
kebutuhan pelatihan adalah mengidentifikasi pelatihan dapat mengatasi kesenjangan
masalah yang terdapat pada perusahaan atau kinerja baik masa kini maupun untuk
organisasi melalui program pelatihan. proyeksi masa yang akan datang. Di luar
keyakinan tersebut, maka pelatihan tidak
6 Ajrina Analisis Kebutuhan Pelatihan Departemen Quality Assurance dan........

harus dilakukan. Terjadinya kebutuhan permasalah yang terjadi perlu melalui


pelatihan jika karyawan tidak mengetahui pelatihan atau tidak. (Irianto, 2001).
bagaimana melaksanakan pekerjaannya. AKP dapat dilaksanakan melalui
Sedangkan yang bukan merupakan asking question getting answer. Proses
kebutuhan terjadi jika pekerja mengetahui tersebut dilakukan kepada setiap tingkat
tentang bagaimana melaksanakan pekerjaan struktur perusahaan dengan mengajukan
namun tidak mau melaksanakannya. pertanyaan-pertanyaan, kemudian dilakukan
Apabila kesenjangan KKJ dengan verifikasi serta dokumentasi agar
KKP disebabkan oleh rendahnya memperoleh data yang diperlukan saat
pengetahuan,keterampilan dan sikap,maka pelatihan serta jenis pelatihan yang
solusinya adalah pelatihan. Metode TNA-T dibutuhkan. Hasil dari TNA adalah
memiliki keunggulan dan kelemahan. indentifikasi performance gap. Kesenjangan
Keunggulannya adalah dalam hal kinerja tersebut didefinisikan sebagai
memperkecil penilaian yang bersifat subjectif perbedaan antar kinerja yang diharapkan dan
dari pihak yang memberikan penilaian kinerja actual individu. Kesenjangan kinerja
maupun pihak yang dinilai, sedangkan di dapat dari mengidentifikasi dan
kelemahannya adalah apabila memberikan mendokumentasikan standar persyaratan
penilaian maupun pihak yang dinilai tidak kompetensi yang di penuhi dengan cara
memberikan informasi yang jujur sehingga melaksanakan pekerjaan dan mencocokannya
hasilnya akan bias.Selisih antara KKJ dengan denga kinerja actual individu di tempat kerja.
KKP merupakan kekurangan kemampuan Pengembangan SDM perusahaan dengan
yang perlu dilatih. Jadi KKJ adalah KKP cara memberikan pelatihan sesuai dengan
ditambah dengan pelatihan sehingga bidangnya masing masing. Penentuan
disimpulkan bahwa pelatihan dilakukan kebutuhan pelatihan akan dapat memberikan
untuk mengatasi kekurangmampuan kerja gambaran mengenai KKP karyawan serta
yang dilatih. KKJ. Kesenjangan antara KKP karyawan dan
KKJ – KKP = Kekurangan kemampuan KKJ akan menentukan tingkat kebutuhan
kerja yang perlu dilatih akan pelatihan. Jadi pelaksanaan pelatihan di
KKP + Pelatihan = Kemampuan Kerja Jbatan perusahaan dimaksudkan untuk mengatasi
(KKJ) kesenjangan antara KKP karyawan dan KKJ.
Pelatihan = Mengatasi kekurangan Jika hasil analisis menunjukkan selisih anatar
kemampuan kerja yang nilai KKJ dengan KKP lebih besar atau sama
memerlukan pelatihan dengan satu maka kondisi karyawan sangat
Dua instrumen yang digunakan dalam membutuhkan pelatihan. Dibawah ini
penelaahan kebutuhan pelatihan, yaitu : merupakan kerangka pemikirannya dalam
1. Instrumen yang digunakan untuk penelitian ini:
mengukur kemampuan kerja dari sasaran
yang akan ditelaah kebutuhan
pelatihannya
2. Instrumen yang digunakan untuk
menafsirkan data kemampuan kerja yang
telah dikumpulkan dan telah diolah

Analisis Kebutuhan Pelatihan (AKP)


AKP dipahami sebagai sebuah
investigasi sistematis dan komperhensif
tentang berbagai masalah dengan tujuan
mengidentifikasi secara tepat tentang
beberapa dimensi persoalan. Hal tersebut
dilakukan sedemikian rupa, sehingga
akhirnya perusahaan mengetahui solusi Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Jurnal Visionida, Volume 2 Nomor 2, Desember 2016 7

HASIL DAN PEMBAHASAN Notoatmodjo (2003). Berikut adalah


rekapitulasi kualitas pengetahuan
1. Pelaksanaan Pelatihan pada PT Milko Departemen QA:
Beverage Industry Tabel 2. Rekapitulasi Kualitas
Pelaksanaan pelatihan pada PT Milko Pengetahuan Karyawan
Beverage Industry terdapat tiga tahapan Departemen QA
diantaranya perencanaan, pelaksanaan dan No Subjek Analisis Mean interpretasi
evaluasi. Seluruh pelaksanaan pelatihan di 1 Improvement 3,16 Cukup Baik
2 Berpikir analitis 2,63 Cukup Baik
backup oleh Departemen HRD dan General
3 Komunikasi, 3,16 Cukup Baik
Affairs (GA). Tahapan perencanaan adalah koordinasi dan
tahapan pedoman sebelum pelatihan kerjasama
dilaksanakan. Tahapan pelaksanaan pelatihan Rata – Rata 2,98 Cukup Baik
pada PT Milko Beverage Industry memiliki Sumber: Data primer diolah, 2016
tiga jenis pelatihan diantaranya adalah
pelatihan wajib perusahaan dengan 5 jenis Berdasarkan tabel 2 hasil
pelatihan, pelatihan teknis 36 jenis pelatihan menunjukkan bahwa pengetahuan untuk
dan pelatihan non teknis dengan 5 jenis karyawan Departemen QA diperoleh hasil
pelatihan. Tahapan terakhir adalah tahapan rata-rata (mean) 2,98 dengan intrepretasi
evaluasi tujuannya memastikan materi cukup baik. Artinya karyawan perlu
pelatihan dapat diterima atau terserap oleh dilibatkan dalam pelatihan agar menambah
peserta. Selanjutnya atasan akan pengetahuan.
melaksanakan evaluasi kinerja pada
karyawan terkait dengan pelatihan yang 2. Kualitas Keterampilan
diikutinya. Evaluasi dilaksanakan setelah Keterampilan merupakan kegiatan
minimal satu bulan atau maksimal tiga bulan melatih kemampuan dasar agar menghasilkan
setelah pelatihan dilaksanakan. sesuatu yang diinginkan (Iverson, 2001).
Agar keterampilan semakin baik dibutuhkan
2.a. Kualitas Pengetahuan, Keterampilan pelatihan agar kinerja para karyawan
serta Sikap Karyawan Berdasarkan meningkat. Jika keterampilan diasah
KKJ dan KKP kembali dengan bantuan pelatihan maka
kemungkinan hasilnya sangat baik. Berikut
Departemen QA (Quality Assurance) ini adalah rekapitulasi keterampilan
Kualitas pengetahuan karyawan, karyawan Departemen QA :
keterampilan karyawan, sikap karyawan pada Tabel 3. Rekapitulasi Kualitas
Departemen QA dinilai dari kemampuan Keterampilan Karyawan
karyawan saat menjalankan tugas. Departemen QA
Kemampuan karyawan merupakan gambaran No Subjek Analisis Mean Interpretasi
pengetahuan yang menunjukkan kualitas 1 Kecakapan teknik 2,95 Cukup Baik
pengetahuan karyawan Departemen QA. 2 Kuantitas kerja 2,68 Cukup Baik
3 Kualitas Kerja 2,58 Tidak Baik
Keterampilan yang akan dilihat pada 4 Kreativitas dan 2,58 Tidak Baik
departemen ini adalah keterampilan dalam Inovasi
mengahasilkan produk-produk yang Rata – Rata 2,61 Cukup Baik
berkualitas. Kualitas sikap dinilai dari Sumber: Data primer diolah, 2016
perilaku serta sikap karyawan dalam kerja.
Berdasarkan tabel 3 menunjukkan
1. Kualitas Pengetahuan bahwa kualitas keterampilan karyawan
Pengetahuan adalah kemampuan Departemen QA diperoleh hasil rata-rata
seseorang yang ada dalam dirinya untuk (mean) 2,61 dengan interpretasi cukup baik.
mengungkapkan kembali yang diketahui Artinya karyawan masih perlu melatih
melalui lisan maupun tulisan, bukti tersebut keterampilannya sehingga memudahkan
merupakan reaksi dari suatu stimulasi karyawan saat melaksanakan tugas.
menurut Bloom dan Skinner dalam
8 Ajrina Analisis Kebutuhan Pelatihan Departemen Quality Assurance dan........

3. Kualitas Sikap Tabel 5. Rekapitulasi Kualitas


Kualitas sikap dapat terlihat dari Pengetahuan Karyawan
sesuatu hal yaitu objek. Sikap memiliki dua Departemen Engineering
jenis yaitu sikap positif dan sikap negatif. No Subjek Analisis Mean Interpretasi
Sikap positif merupakan sikap baik agar 1 Improvement 3,29 Cukup Baik
2 Berpikir analitis 3,29 Cukup Baik
dapat menjalankan goal yang telah
3 Komunikasi 3,21 Cukup Baik
ditetapkan. Sikap negatif merupakan sikap koordinasi dan
tidak baik serta menjadikan seseorang tidak kerjasama
sampai kepada tujuannya. Berikut merupakan Rata – Rata 3,23 Cukup Baik
rekapitulasi kualitas sikap Departemen QA: Sumber: Data primer diolah, 2016
Hasil pada Tabel 5 menjelaskan
bahwa kualitas pengetahuan Departemen
Tabel 4. Rekapitulasi Kualitas Sikap Engineering diperoleh hasil rata-rata (mean)
Karyawan Departemen QA 3,23 dengan interprestasi cukup baik.
No Subjek Analisis Mean Interpretasi Artinya karyawan lebih dilibatkan dalam
1 Kehadiran 2,84 Cukup Baik
2 Customer focus 2,58 Tidak Baik
training mengenai mesin agar pengetahuan
3 Tanggung jawab dan 2,74 Cukup Baik karyawan Departemen ini lebih meningkat.
dedikasi serta
loyalitas terhadap 2. Kualitas Keterampilan
perusahaan Tingkat keterampilan diketahui dari
4 Integritas dan 2,89 Cukup Baik
kepatuhan terhadap
pekerjaan yang dapat dihasilkan pada
peraturan yang Departemen ini. Banyaknya mesin yang
berlaku dapat diperbaiki ataupun dalam masa
5 Inisiatif dan proaktif 2,74 Cukup Baik perawatan merupakan ukuran dalam
Rata – Rata 2,75 Cukup Baik perhitungan yang dikerjakan oleh karyawan.
Sumber: Data primer diolah, 2016.
Berikut ini adalah rekapitulasi kualitas
Hasil Tabel 4 menunjukkan kualitas keterampilan Departemen Engineering :
sikap Departemen QA diperoleh rata-rata Tabel 6. Rekapitulasi Kualitas
(mean) sebesar 2,75 dengan interpretasi Keterampilan Karyawan
cukup baik. Artinya karyawan harus lebih Departemen Engineering
No Subjek Analisis Mean Interpretasi
aktif saat berinteraksi dengan sesama, agar 1 Kecakapan teknik 3,14 Cukup Baik
lebih meningkatkan sikap karyawan seperti 2 Kuantitas kerja 3,36 Cukup Baik
harapan perusahaan. 3 Kualitas Kerja 3,07 Cukup Baik
4 Kreativitas dan 3,14 Cukup Baik
Departemen Engineering Inovasi
Rata – Rata 3,19 Cukup Baik
Kualitas pengetahuan karyawan, Sumber: Data primer diolah, 2016.
keterampilan karyawan, sikap karyawan Berdasarkan Tabel 6 menerangkan
Departemen Engineering diketahui dari bahwa tingkat keterampilan Departemen
kemampuan serta keterampilan yang dimiliki Engineering diperoleh hasil 3,19 dengan
setiap karyawan Departemen Engineering interpretasi cukup baik. Artinya karyawan
dalam menjalankan mesin produksi ataupun masih harus mengoptimalkan keterampilan
mesin-mesin yang terdapat pada perusahaan. dirinya.
1. Kualitas Pengetahuan 3. Kualitas Sikap
Tingkat pengetahuan Departemen Kualitas sikap Departemen
Engineering dinilai dari kemampuan Engineering dilihat dari perilaku yang
karyawan dalam mencermati pengetahuan dilakukan selama berada pada lingkungan
yang diberikan saat pelatihan dilaksanan. kerja. Tingkat sikap diukur dengan cara
Berikut merupakan tabel rekapitulasi kualitas melihat rata-rata indikator yang di tetapkan.
pengetahuan Departemen Engineering: Tabel berikut adalah rekapitulasi kualitas
sikap Departemen Engineering:
Jurnal Visionida, Volume 2 Nomor 2, Desember 2016 9

Tabel 7. Rekapitulasi Kualitas Sikap Diri


Karyawan Departemen Sumber: Data primer diolah, 2016.
Engineering Berdasarkan Tabel 8 seluruh subjek
No Subjek Analisis Mean Interpretasi analisis berada pada tingkat tinggi artinya
1 Kehadiran 3,36 Cukup Baik penetapan nilai yang ditetapkan pihak
2 Customer focus 3.57 Baik perusahaan mengharuskan karyawan untuk
3 Tanggung jawab dan 3,43 Baik mendapatkan nilai tersebut. Karena tugas
dedikasi serta loyalitas
yang dilaksanakan memerlukan kemampuan
terhadap perusahaan
4 Integritas dan 3,50 Baik dan keterampilan serta sikap.
kepatuhan terhadap
peraturan yang berlaku Kemampuan Kerja Pribadi (KKP)
5 Inisiatif dan proaktif 3,21 Cukup Baik Departemen QA dan Departemen
Rata – Rata 3,41 Baik Engineering
Sumber: Data primer diolah, 2016
KKP adalah kemampuan karyawan
Berdasarkan Tabel 7 menjelaskan
pada saat mengerjakan perkerjaannya. Nilai
kualitas sikap Departemen Engineering
KKP diperoleh dari penilaian karyawan
diperoleh nilai rata-rata baik. Artinya sikap
terhadap dirinya. Adapun subjek analisisnya
karyawan baik seperti harapan perusahaan.
adalah kapabilitas, pengelolaan tugas dan
pengelolaan diri. Nilai skala yang diberikan
2.b . Kemampuan Kerja Jabatan (KKJ)
terbagi menjadi tiga skala diantaranya skala
dan Kemampuan Kerja Pegawai (KKJ)
5-10 rendah, 11-16 sedang dan 17-25 tinggi.
Departemen Quality Assurance dan
Berdasarkan olah data KKP didapat nilai
Departemen Engineering
rata-rata untuk Departemen QA dan
Engineering (Tabel 9):
Kemampuan Kerja Jabatan (KKJ)
Tabel 9. Nilai Rata-rata KKP untuk
Departemen Quality Assurance dan
Departemen QA dan
Departemen Engineering
Engineering
KKJ adalah kemampuan kerja yang No Departemen Subjek Nilai Peringkat
diharapkan pihak perusahaan serta dimiliki Analisis KKP
oleh karyawan. Nilai KKJ diperoleh dari 1 Kapabili 6,66 Sedang
ketetapan nilai yang telah dirancang oleh QA tas
perusahaan. Adapun subjek analisisnya 2 Pengelol 6,76 Sedang
aan
adalah kapabilitas, pengelolaan tugas dan
Tugas
pengelolaan diri. Nilai skala yang diberikan 3 Pengelol 5,79 Sedang
terdapat dalam 3 bagian yaitu skala 0-3 aan Diri
rendah, 4-6 sedang dan 7-9 tinggi. 4 Kapabili 6,93 Sedang
Berdasarkan olah data KKJ didapat nilai rata- Engineering tas
rata untuk Departemen QA dan Engineering 5 Pengelol 6,89 Sedang
aan
(Tabel 8): Tugas
Tabel 8. Nilai Rata-rata KKJ untuk 6 Pengelol 6,86 Sedang
Departemen QA dan Departemen aan Diri
Engineering Sumber: Data primer diolah, 2016
No Departemen Subjek Nilai Peringkat Berdasarkan Tabel 9 menerangkan
Analisis KKJ seluruh subjek analisis dalam peringkat
1 Kapabilitas 8 TINGGI
QA sedang, artinya karyawan belum maksimal
2 Pengelolaan 8 TINGGI dalam menggunakan kemampuan,
Tugas keterampilan, sikap karena seluruh subjek
3 Pengelolaan 7 TINGGI
Diri analisis masih berada pada tingkat sedang.
4 Kapabilitas 9 TINGGI Sehingga karyawan Departemen ini harus
Engineering diikutsertakan pelatihan agar meningkatkan
5 Pengelolaan 9 TINGGI
Tugas
ke 3 subjek analisis tersebut.
6 Pengelolaan 9 TINGGI
10 Ajrina Analisis Kebutuhan Pelatihan Departemen Quality Assurance dan........

3. Kebutuhan dan Penentukan Keputusan 2. Pengelolaan Tugas QA :


Pelatihan bagi Karyawan Berdasarkan Daerah B (Daerah Perlu Pelatihan)
Analisis KKJ dan KKP 3. Pengelolaan Diri QA :
Analisis kesenjangan Kemampuan Daerah B (Daerah Perlu Pelatihan)
Kerja Jabatan dan Kemampuan Kerja Pribadi
merupakan pengurangan dari hasil nilai KKJ Berikut merupakan Gambar titik selisih
yang telah peroleh dikurangi dengan hasil Departemen Engineering:
KKP. Hasil dari selisih tersebut merupakan
jawaban dari kebutuhan pelatihan. Jika hasil
selisih (>1) maka subjek analisis memerlukan
pelatihan. Sedangkan jika hasil (<1) maka
subjek analisis cukup untuk memenuhi
kebutuhan pelatihan yang diingikan oleh
perusahaan.
Tabel 10. Nilai Selisih Kemampuan Kerja
Jabatan dan Kemampuan Kerja
Pribadi Departemen QA dan
No Departemen Subjek KKJ KKP Selisih Keterangan
Analisis
1 Kapabilitas 8 6,66 1,34 Wilayah B
2 QA Pengelolaan 8 6,76 1,24 Wilayah B
Gambar 4. Diagram Penentuan
Tugas Kebutuhan Pelatihan Karyawan
3 Pengelolaan 7 5,79 1,21 Wilayah B
Diri Departemen Engineering
4 Kapabilitas 9 6,93 2,07 Wilayah B
Engineering
Sumber: Data primer diolah, 2016
5 Pengelolaan 9 6,89 2,11 Wilayah B
Tugas Keterangan :
6 Pengelolaan 9 6,86 2,14 Wilayah B
Diri
1. Kapabilitas Engineering :
Engineering Daerah B (Daerah Perlu Pelatihan)
Sumber: Data primer diolah, 2016. 2. Pengelolaan Tugas Engineering :
Berdasarkan Tabel 10 diperoleh hasil Daerah B (Daerah Perlu Pelatihan)
selisih antara Kemampuan Kerja Jabata dan 3. Pengelolaan Diri Engineering :
Kemampuan Kerja Pribadi untuk Daerah B (Daerah Perlu Pelatihan)
Departemen QA dan Departemen
Engineering berada pada wilayah B artinya
perlu pelatihan. Berikut merupakan Gambar Penentuan Kebutuhan Pelatihan (PKP)
titik selisih Departemen QA: Jika hasil selisih antara Kemampuan
Kerja Jabatan dan Kemampuan Kerja Pribadi
lebih dari satu maka subjek tersebut perlu
dilakukan pelatihan. Berdasarkan diagram
PKP (Gambar 3 dan Gambar 4) seluruh
subjek analisis berada pada wilayah pelatihan
B di mana pada daerah tersebut
membutuhkan pelatihan. Subjek analisisnya
adalah kapabilitas, pengelolaan tugas dan
pengelolaan diri dari Departemen QA dan
Engineering.
Gambar 3. Diagram Penentuan
Tabel 11. Penentuan Kebutuhan Pelatihan
Kebutuhan Pelatihan Karyawan No Depar Subjek Analisis Selisih Daerah
Departemen QA temen Pelatihan
Sumber: Data Primer diolah, 2016 1 Kapabilitas 1,34 B
Keterangan 2 QA Pengelolaan Tugas 1,24 B
1. Kapabilitas QA : 3 Pengelolaan Diri 1,21 B
Daerah B (Daerah Perlu Pelatihan)
4 Kapabilitas 2,07 B
Jurnal Visionida, Volume 2 Nomor 2, Desember 2016 11

5 Enginee Pengelolaan Tugas 2,11 B pelaksanaan dan evaluasi. Tahap


ring
perencanaan berisikan perencanaan
6 Pengelolaan Diri 2,14 B
sebelum melakukan pelatihan. Pelatihan
Sumber: Data primer diolah, 2016
Berdasarkan Tabel 11 diperoleh hasil terdiri dari tiga jenis diantaranya pelatihan
selisih antara Kemampun Kerja Jabatan dan wajib perusahaan, pelatihan teknis dan
Kemampuan Kerja Pribadi berdasarkan hasil pelatihan non teknis. Pelatihan wajib
selisih tersebut dapat dikategorikan seluruh dengan lima jenis pelatihan, pelatihan
subjek analisis berada pada wilayah pelatihan teknis memiliki tiga puluh enam jenis
B yag artinya daerah yang perlu pelatihan. pelatihan dan pelatihan non teknis dengan
lima jenis pelatihan. Tahapan evaluasi
Prioritas Pelatihan pelatihan, di mana karyawan mengisi form
Prioritas pelatihan menunjukkan evaluasi tujuannya memastikan materi
bahwa semakin besar kesenjangan diperoleh pelatihan dapat diterima atau terserap oleh
dari selisih antara pengurangan Kemampuan peserta. Evalusi selanjutnya atasan
Kerja Jabatan dan Kemampuan Kerja Pribadi melaksanakan evaluasi kinerja pada
maka semakin mendesak untuk dilakukan karyawan terkait dengan pelatihan yang
pelatihan. Jika lihat berdasarkan tabel PKP diikutinya. Evaluasi dilaksanakan setelah
maka subjek yang sangat perlu untuk minimal satu bulan atau maksimal tiga
dilakukan pelatihan yaitu pengelolaan diri bulan setelah pelatihan dilaksanakan.
dari karyawan Departemen Engineering. 2. Hasil AKP Departemen QA dan
Sedangkan untuk subjek analisis yang Departemen Engineering menunjukkan
memiliki nilai selisih terkecil adalah kualitas pengetahuan karyawan,
pengelolaan diri dari karyawan Departemen keterampilan karyawan, sikap karyawan
QA. Prioritas pelatihan disusun dalam Tabel untuk masing-masing Departemen.
12: Karyawan Departemen QA memiliki
Tabel 12. Prioritas Pelatihan kualitas pengetahuan karyawan,
No Departe Subjek KKJ KKP Selisi
keterampilan karyawan, sikap karyawan
men Analisis h dengan interpretasi cukup baik.
1 Pengelolaan 9 6,86 2,14 Karyawan Departemen Engineering
Engi Diri memiliki kualitas pengetahuan serta
2 neering Pengelolaan 9 6,89 2,11 keterampilan dengan interpretasi cukup
Tugas
3 Kapabilitas 9 6,93 2,07
baik, untuk kualitas sikap baik.
4 Kapabilitas 8 6,66 1,34 3. Hasil AKP karyawan Departemen QA dan
5 QA Pengelolaan 8 6,76 1,24 karyawan Departemen Engineering
Tugas PT.Milko Beverage Industry memberi
6 Pengelolaan 7 5,79 1,21 keputusan untuk melakukan pelatihan
Diri
dengan prioritas berada pada wilayah
Sumber: Data primer diolah, 2016
pelatihan B, artinya perlu pelatihan.
Hasil Tabel 12 diperoleh hasil
Adapun substansi pelatihannya dengan
prioritas pelatihan, prioritas pertama dengan
subjek analisis kapabilitas, pengelolaan
subjek analisis pengelolaan diri untuk
tugas, dan pengelolaan diri untuk
Departemen Engineering, prioritas ke dua
Departemen QA. Sedangkan Departemen
dan ke tiga pengelolaan tugas dan kapabilitas
Engineering dengan prioritas pengelolaan
untuk Departemen Engineering. Prioritas ke
diri, pengelolaan tugas dan kapabilitas.
empat, ke lima, ke enam untuk kapabilitas,
Setelah diperoleh hasil pembahasan
pengelolaan tugas dan pengelolaan diri
dan kesimpulan berikut implikasi yang
Departemen QA.
diperuntukkan perusahaan:
1. Sebaiknya sebelum pelaksanaan pelatihan,
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
pada perusahaan dilakukan analisis
1. Pelaksanaan pelatihan pada PT Milko
kebutuhan pelatihan terlebih dahulu,
Beverage Industry terdiri dari tiga tahapan
sehingga pelatihan tepat sasaran.
di antaranya tahap perencanaan,
12 Ajrina Analisis Kebutuhan Pelatihan Departemen Quality Assurance dan........

Pelatihan yang dilaksanakan harus sesuai DAFTAR PUSTAKA


kebutuhan perusahaan. Dengan adanya Arep, H. I dan Tanjung. 2002. Manajemen
analisis kebutuhan pelatihan, maka dapat Sumber Daya Manusia. Jakarta:
diperoleh pelatihan yang perlu segera Universitas Trisakti.
diselenggarakan beserta prioritas Dessler, G. 2006. Manajemen Sumber Daya
karyawan yang diikutsertakan pelatihan. Manusia. Jakarta: PT Indeks.
2. Perusahaan perlu meningkatkan pelatihan . 2011. Manajemen Sumber Daya
di Departemen QA dan Departemen Manusia. Jakarta: PT Indeks.
Engineering, untuk meningkatkan kualitas Hariandja, E. T. M. 2007. Manajemen
pengetahuan karyawan, keterampilan Sumberdaya Manusia. Jakarta: PT.
karyawan, sikap karyawan karena masih Gramedia Widiasarana Indonesia.
berada pada kualitas cukup, bahkan ada Irianto, J. 2001. Prinsip-prinsip Dasar
yang masih kurang, misalnya pelatihan Manajemen Pelatihan. Surabaya:
yang berkaitan dengan peningkatan Insan Cendikia.
conseptual skill (pelatihan study casus, Iverson. 2001. Memahami Keterampilan
bussiness game), operational skill Pribadi. Bandung: CV Pustaka.
(pelatihan penanganan mesin dan Maarif dan Kartika. 2014. Manajemen
pelatihan mesin filling) dan human skill Pelatihan : Upaya Mewujudkan
(pelatihan kepribadian atau personality) Kinerja Unggul dan Pemahaman
Employee Engagement. Bogor:
Penerbit IPB Press.
UCAPAN TERIMA KASIH Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Metodologi
Ucapan terima kasih kepada PT Milko Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT
Beverage Industry Ciherang-Bogor yang Rineka.
telah memberikan izin penelitian kepada Departemen Pendidikan Nasional. 2008.
Penulis. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

You might also like