Anang W. M. Diah, Ni Kadek Ana Diani, Dan Minarni R. Jura: ISSN 2302-6030

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

J. Akademika Kim.

5(4): 185-190, November 2016


ISSN 2302-6030

EFEKTIVITAS EKSTRAK BUAH MERAH (Pandanus conoideus De Vriese)


ASAL KABUPATEN POSO SEBAGAI ALTERNATIF PENURUN KADAR
GULA DARAH

Effectivity of Red Fruit (Pandanus conoideus De Vriese) Extract from Poso as


an Alternative for Lowering Blood Sugar

*Anang W. M. Diah, Ni Kadek Ana Diani, dan Minarni R. Jura


Pendidikan Kimia/FKIP - Universitas Tadulako, Palu - Indonesia 94118
Received 12 September 2016, Revised 11 October 2016, Accepted 14 November 2016

Abstract
Bioactive compounds contained in red fruit (pandanus conoideus De Vriese) among others are
flavonoids and tannins. The compounds are classified as very powerful antioxidants and can inhibit free
radicals. This study aimed to determine the effective concentration of the red fruit extract from Poso as
an alternative for lowering blood sugar levels. The separatin method used was boiling. The animals test
were 15 male of mice (Mus musculus) induced by ethylene diamine tetra acetic (EDTA). The mice were
divided randomly into 5 groups with different treatments. The first, the second, and the third treatments
were given red fruit extract each with a concentration of 10%, 20% and 30%. The fourth treatment
was given glibenclamide suspension as a positive control, and the fifth treatments was given Na-CMC
as a negative control. Data were analyzed using a statistical analysis of variance (ANOVA) test followed
by Duncan test. The results showed that the preclinical test of red fruit extract reduced blood sugar levels
of mice, and the most effective concentration was 20% as much as 68% (w/v) with significance level
α = 0.05
Keywords: Effecivity red fruit, blood sugar levels, mice (Mus musculus).

Pendahuluan
Diabetes mellitus (DM) merupakan tidak dapat menghasilkan insulin. Kerusakan
penyakit dimana kondisi tubuh penderita pangkreas ini dapat disebabkan oleh senyawa
sudah tidak mampu mengendalikan kadar gula radikal bebas yang merusak sel-sel pankreas
dalam darah. Penderita mengalami gangguan sehingga tidak dapat berfungsi (Studiawan &
metabolisme pada proses penyerapan gula Santosa, 2005).
oleh tubuh karena tidak dapat melepaskan Pengobatan DM dalam dunia kedokteran
atau menggunakan insulin secara normal. adalah dengan injeksi insulin dan obat
Insulin adalah hormon yang dilepaskan hipoglikemik oral (OHO) sintetik. Obat oral
oleh pankreas, merupakan zat utama yang tersebut disintesis dari golongan sulfonilurea,
bertanggung jawab dalam mempertahankan biguanida, tiazolidindion, dan meglitinida.
kadar gula darah (Chairunnisa, 2012). Mangan Penggunaan obat-obat tersebut relatif
(2003) sebelumnya juga menyatakan bahwa mengeluarkan biaya yang cukup mahal dan
DM juga menyebabkan penyakit neuropati, menghasilkan efek samping. Mahalnya terapi
atherosklerosis (bisa menyebabkan stroke), pengobatan DM secara medis merupakan
gangrene, dan penyakit arteri coronaria salah satu penyebab tingginya tingkat
(coronary artery disease). Penurunan hormon kematian penderita karena banyak orang
insulin mengakibatkan seluruh glukosa dalam beralih pada pengobatan alternatif ataupun
darah yang dikonsumsi di dalam tubuh akan tradisional. Selain itu penggunaan obat sintesis
meningkat. Peningkatan kadar glukosa darah menimbulkan resiko terjadinya kerusakan
disebabkan oleh kerusakan pankreas yang organ secara permanen. Obat alternatif dari
*Correspondence: berbagai jenis tumbuhan diperlukan untuk
Anang W. M. Diah mengobati penyakit dengan efek samping yang
Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako
sangat kecil (Kurniasih, dkk., 2006).
email: anangwmdiah@gmail.com Tanaman jenis buah merah (Pandanus
Published by Universitas Tadulako 2016 conoideus Lam) sudah terkenal di Papua dan
185
Volume 5, No. 4, 2016: 185-190 Jurnal Akademika Kimia

untuk dimanfaatkan oleh masyarakat Papua Metode


terutama yang tinggal di pedalaman. Secara Peralatan yang digunakan dalam penelitian
garis besar, buah merah (Pandanus conoideus ini yaitu peralatan gelas, pissau/cutter, batang
Lam) dimanfaatkan dalam empat hal yaitu pengaduk, hot plate, spatula, lumpang dan alu,
sebagai bahan pangan, bahan pewarna alami, gunting, kertas label, pipet tetes, glukometer
bahan kerajinan, dan sebagai bahan obat untuk (EZ smart), spoit oral, pompa vokum, neraca
berbagai jenis penyakit (Budi & Paimin, 2005). analitik, strip glucoDr-2100, suntik sonde,
Di daerah Sulawesi Tengah yaitu di daerah masker, sarung tangan, lap halus, ayakan
Kabupaten Poso, Kecamatan Pamona Selatan, 50 mesh, blender, aluminium foil, kandang
Desa Mattirowaslle juga tumbuh tanaman hewan dan timbangan hewan. Bahan-bahan
buah merah (pandanus conoideus De Vriese). yang digunakan yaitu buah merah (pandanus
Conoideus De Vriese) dari Kabupaten Poso, Asam
Etilen Diamin Tetra Asetat (EDTA) Merck,
hewan uji (mencit), Natrium–Carboxymethyle
Cellulose (Na-CMC) Merck, glibenklamid,
padatan glukosa (C6H12O6) Merck, kertas
saring, alkohol 70%, kapas, tissue dan aquades
(H2O).

Pembuatan ekstrak buah merah dalam berbagai


konsentrasi (Dharmayudha, 2011).
Ekstrak buah merah 10% dibuat dengan
Gambar 1. Buah Merah (Pandanus Conoideus cara mencampurkan serbuk buah merah
De Vriese) Asal Kabupaten Poso (Pandanus conoideus) yang telah kering 10 g
dengan 100 mL aquades ke dalam gelas kimia.
Astuti & Dewi (2007) meneliti ekstrak Kemudian dipanaskan pada suhu 90oC selama
buah merah (Pandanus conoideus Lam) dapat 20 menit. Setelah itu campuran disaring dalam
menurunkan kadar gula darah, Febriyanti, keadaan panas menggunakan pompa vakum
dkk., (2008) meneliti buah merah (Pandanus dan tambahkan dengan air hangat melalui
conoideus Lam) dapat menurunkan kadar residu saringan hingga volumenya mencapai
gula darah. Sangkala (2014) meneliti aktivitas 100 mL. Ekstrak buah merah 20% dan 30%
antioksidan jenis buah merah (Pandanus dibuat dengan cara yang sama, menggunakan
conoideus Lam) dari daerah Poso Sulawesi 20 g dan 30 g ekstrak buah merah.
Tengah.
Pembuatan koloid Na-CMC 1% b/v
Redha, (2010) menyatakan Senyawa Sebanyak 1 gram Na-CMC 1% dalam
metabolit sekunder yang paling banyak gelas kimia 50 mL ditambah 50 mL air suling
ditemukan di dalam jaringan tanaman, sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga
termasuk di dalamnya buah merah, adalah terbentuk koloid. Selanjutnya campuran
flavonoid dan tanin. Senyawa aktif antioksidan dimasukkan dalam labu ukur 100 mL dan
yaitu tokoferol berupa vitamin E dalam buah volume dicukupkan hingga 100 mL dengan air
merah. Tokoferol tersebut akan membantu suling.
mengencerkan darah, mencegah penggumpalan
darah, dan memperbaiki sistem kerja jantung, Pembuatan suspensi Glibenklamid
atau menurunkan tekanan darah. Sementara 1 tablet glibenklamid 5 mg digerus dalam
itu, betakaroten di dalam tubuh akan diubah lumpang setelah itu ditambahkan dengan
menjadi vitamin A yang tidak bisa diproduksi koloid Na-CMC 1% b/v sedikit demi sedikit
oleh tubuh manusia. Vitamin A inilah yang sambil diaduk hingga homogen. Campuran
berfungsi membantu menyembuhkan penyakit dimasukkan dalam labu ukur 100 mL
kemudian volume dicukupkan hingga 100 mL
(Budi, 2001). Tujuan penelitian ini menentukan dengan koloid Na-CMC 1%.
apakah ekstrak buah merah (Pandanus
Conoideus De Vriese) dapat menurunkan kadar Pemilihan dan Perlakuan Hewan Uji
gula darah dan konsentrasi ekstrak buah merah Hewan uji yang digunakan adalah mencit
(Pandanus Conoideus De Vriese) yang paling (Mus musculus) jantan berbadan sehat, berumur
efektif dalam menurunkan kadar gula darah 2-3 bulan dengan berat berkisar antara 20-30
pada mencit yang berasal dari Kabupaten Poso. g. Mencit yang digunakan sebanyak 15 ekor

186
Anang W.M Efektifitas Ekstrak Buah Merah (Pandanus conoideus De Vriese).

dan dibagi dalam 5 kelompok perlakuan. metabolisme dan sistem pencernaan yang relatif
Masing-masing perlakuan terdiri dari 3 ekor sama dengan manusia (Salam, 2011).
mencit dimana ketiga mencit tersebut diletakan Mencit terlebih dahulu dipuasakan selama
terpisah untuk setiap perlakuan. Sebelum 16 jam sebelum diberi perlakuan dengan tujuan
diberikan perlakuan hewan uji dipuasakan untuk meminimalkan faktor makanan yang
selama 16 jam. Kemudian diukur kadar glukosa dapat mempengaruhi kadar glukosa darah pada
darahnya. Setelah itu, semua hewan kelompok saat pengukuran. Kadar gula darah awal mencit
diinduksikan secara intervena dengan EDTA diukur dengan menggunakan Glukometer.
dengan dosis 70 mg/kg berat badan. Selanjutnya Selanjutnya mencit diinduksi dengan
diberikan glukosa secara oral sebanyak 0,02 menggunakan EDTA. Pemberian EDTA ini
mL. Satu hari kemudian dilakukan pengukuran adalah untuk menghasilkan kondisi diabetik
kadar glukosa. Selama perlakuan mencit tetap pada mencit sama halnya dengan diabetogen
diberikan pakan. lainnya karena EDTA dapat merusak substansi
Mencit dibagi menjadi 5 kelompok dan esensial di dalam sel beta-pankreas sehingga
menyebabkan berkurangnya insulin di dalam
diberikan perlakuan sebagai berikut : sel beta-pankreas (Radiansah, 2013).
P1:perlakuan 1 (pakan + EDTA + glukosa 10% Pengukuran gula darah pada mencit yang
+ ekstrak buah merah 10% + Na-CMC 1%) diinduksi dengan EDTA dilakukan pada hari
P2:perlakuan 2 (pakan + EDTA + glukosa 10% 1, 4 dan 7. Penentuan hari dihitung sejak
+ ekstrak buah merah 20% + Na-CMC 1%) pemberian diabetogen (EDTA) pertama
P3:perlakuan 3 (pakan + EDTA + glukosa 10% kali. Pada hari ke-1 adalah hari pertama
+ ekstrak buah merah 30% + Na-CMC 1%) pemberian EDTA. Tabel 1 menunjukkan
P4:perlakuan 4 kontrol positif (pakan + EDTA bahwa hari pertama perlakuan terhadap hewan
+ glukosa 10%+ glibenklimid + Na-CMC 1%) uji ternyata kadar glukosa darah mengalami
P5: perlakuan 5 kontrol negatif (pakan + EDTA sedikit kenaikan yang disebabkan karena kadar
+ glukosa 10% + Na-CMC 1%. glukosa darah hewan uji tidak lebih dari 120
Setelah diberikan perlakuan semua mencit mg/dL. Evacuasiany, dkk., (2010) menyatakan
diistirahatkan dalam kandang masing-masing bahwa syarat untuk terjadinya keadaan
dan diberikan makanan dan minuman. Kadar hiperglikemia pada hewan uji adalah ketika
glukosa darah diukur kembali pada hari ke 1, kadar glukosa darah hewan uji <120 mg/dl.
4, dan 7. Pengukuran kadar glukosa darah hewan mencit
hari ke-4 telah mengalami kenaikan, namun
Penentuan kadar gula darah kenaikannya tidak dapat memincu terjadinya
Sebelum digunakan glukometer dihidupkan diabetes (nilai dari table 1). Oleh karena itu
dan strip glukosa dimasukkan ke dalam hewan uji diinduksi kembali sehingga pada
glukometer. Darah diambil melalui ujung ekor hari ke-7 dilakukan pengukuran kadar glukosa
hewan uji (mencit) kemudian diteteskan pada darah mencit yang ternyata telah mengalami
strip glukometer. Kadar glukosa darah akan kenaikan untuk dapat memicu terjadinya
terukur secara otomatis dan hasilnya dapat diabetes (nilai dari table 1).
dibaca pada monitor glukometer. Analisis kadar Tabel 1. Rerata kadar gula darah awal, setelah
dengan menggunakan uji statistik analisis sidik induksi, setelah diberikan perlakuan dan
ragam (uji F) taraf kepercayaan 95%. Uji ini penurunan glukosa darah
untuk mengetahui perbedaan yang signifikan
dan jika terdapat perbedaan maka pengujian
dilanjutkan dengan uji Duncan untuk
mengetahui perlakuan mana yang mempunyai
perbedaan yang nyata.
Hasil dan Pembahasan
Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Buah Merah
Terhadap Penurunan Gula Darah
Ekstrak buah merah (Pandanus Conoideus
De Vriese) diberikan terhadap mencit untuk Penurunan gula darah terjadi terhadap
mempelajari penurunan glukosa darah. mencit (Mus Muculus) yang diberikan ekstrak
Pemilihan hewan uji ini karena ketersediannya buah merah (Pandanus Conoideus De Vriese).
yang cukup tinggi dan cukup peka untuk Tabel 1 menunjukkan rerata glukosa normal
mewakili manusia dalam penentuan kadar mencit berkisar dari 73,00-78,67 mg/dL.
glukosa darah. Mencit memiliki sistem Kondisi seperti ini sesuai dengan pernyataan

187
Volume 5, No. 4, 2016: 185-190 Jurnal Akademika Kimia

Djojodibroto (2001) bahwa glukosa darah glibenklamid berbeda menurunkan glukosa


normal harus berada dalam rentang 60-180 darah pada mencit dengan P5 (kontrol negatif ).
mg/dL. Analisa kadar glukosa darah awal Perlakuan yang paling berbeda nyata terlihat
ini juga menunjukkan tidak ada perbedaan pada P2 dan P5 yang menunjukkan bahwa
yang signifikan antar kelompok. Hasil uji P2 pemberian ekstrak buah merah (Pandanus
homogenitas kadar glukosa darah mencit awal Conoideus De Vriese) dengan konsentrasi 20%
antar kelompok perlakuan (p > 0,05 atau sangat efektif dalam menurunkan glukosa
nilai signifikan 0,650 > 0,05), sehingga semua darah sedangkan P5 menunjukkan sedikit
kelompok perlakuan layak untuk perlakuan terjadi penurunan kadar glukosa darah
selanjutnya. Kadar retara glukosa darah mencit pada kontrol negatif (P5) karena didukung
setelah induksi EDTA berkisar antara 143,66 regenerasi sel β pankreas yang sebenarnya
-159,33 mg/dL. Uji Homogenitas kadar induksi aloksan tidak seluruhnya merusak sel β
glukosa darah mencit setelah induksi EDTA pankreas sehingga masih terdapat insulin yang
menunjukkan tidak ada perbedaan yang masih bisa dieksresi. Meskipun terjadi sedikit
signifikan antar kelompok perlakuan (p > 0,05
atau nilai signifikan 0,719 > 0,05). Dengan penurunan namun kadar glukosa darah pada
demikan, semua kelompok perlakuan layak hewan uji masih dikatakan diabetes. Kontrol
dibandingkan karena tidak ada perbedaan yang positif terjadi penurunan yang signifikan karena
signifikan. Hasil rerata glukosa akhir berkisar glibenklamid merupakan obat antidiabetik
100,00-126,67 mg/dL. oral golongan sulfonilurea yang mekanisme
Evacuasiany, dkk., (2010) menyatakan kerjanya menstimulasi sel β pankreas untuk
bahwa syarat untuk terjadinya keadaan melepaskan sekresi insulin (Novrial, dkk.,
hiperglikemia pada hewan uji adalah ketika 2012). Selain merangsang sekresi insulin,
kadar glukosa darah hewan uji mencapai >120 dalam memberikan efek penurunan kadar
mg/dL. Hasil glukosa darah akhir menunjukkan glukosa darah dapat melalui jalan lain dengan
tidak ada perbedaan yang signifikan antar memperbaiki kerusakan akibat mekanisme
kelompok. Hasil uji homogenitas kadar gula aloksan. Hal ini mengganggu homeostatis
darah mencit akhir antar kelompok perlakuan intraseluler menyebabkan depolarisasi sel β
(p > 0,05 atau nilai signifikan 0,650 > 0,05). pankreas dan membuka kanal kalsium sehingga
Dengan demikian, semua kelompok perlakuan terjadi gangguan sensitivitas insulin (Nugroho,
layak dibandingkan karena tidak ada perbedaan 2006).
yang signifikan atau kelompok perlakuan
homogen. Perhitungan besaran penurunan Hasil Uji ANAVA dan Uji Duncan Penurunan
kadar glukosa darah pada mencit dilakukan Gula Darah
dengan cara selisih antara kadar glukosa darah Perbedaan yang signifikan antar kelima
setelah diinduksi dengan kadar glukosa darah perlakuan dapat diketahui dengan melakukan
setelah pemberian perlakuan (Lihat Tabel 1). uji statistik menggunakan analisis varians
(Anava). Tabel 2 menunjukkan bahwa antar
perlakuan mempunyai nilai signifikan 0,034 <
α = 0,05. Hal ini menandakan bahwa terdapat
penurunan kadar glukosa yang cukup bermakna
dari kelima kelompok perlakuan. Berarti hasil
uji Anava didapatkan Fhitung = 4,029 lebih besar
dibandingkan dengan Ftabel 5% = 2,80. Hal
ini menunjukkan terjadinya perbedaan yang
signifikan antar kelompok. Hal ini menandakan
bahwa kelima kelompok tersebut memiliki
Gambar 2. Retara Kadar Gula Darah Awal, efektivitas cukup berbeda dalam menurunkan
Setelah Induksi dengan EDTA dan Penurunan kadar gula darah pada mencit.
Gula darah Tabel 2 Hasil uji ANAVA untuk penurunan
Gambar 2 menunjukkan bahwa rerata gula
penurunan gula darah tersebut berbeda nyata
antara beberapa perlakuan. Perlakuan yang
paling berbeda nyata terlihat pada P1, P2, P3
dan P4 dengan P5 yang menunjukkan bahwa
P1 untuk ekstrak buah merah 10%, P2 ekstrak
buah merah 20%, P3 ekstrak buah merah
30% dan P4 (kontrol positif ) pemberian obat

188
Anang W.M Efektifitas Ekstrak Buah Merah (Pandanus conoideus De Vriese).

Setelah uji Anava tersebut, kemudian keadaan diabetes melitus. Keefektivan ekstrak
dilanjutkan dengan uji Duncan yang buah merah yang mampu menurunkan glukosa
digunakan untuk mengetahui pada perlakuan darah dipengaruhi oleh zat bioaktif yang
mana yang memiliki perbedaan yang bermakna terkandung dalam ekstrak buah merah tersebut.
dalam menentukan konsentrasi yang paling
efektif dalam menurunkan gula darah. Hasil Kesimpulan
perhitungan uji statistik uji Duncan penurunan Ekstrak buah merah terbukti dapat
glukosa dengan taraf signifikan 5% pada Tabel 3 menurunkan kadar gula darah mencit dan yang
menunjukkan bahwa pada kontrol negatif (P5) paling efektif adalah konsentrasi 20% sebanyak
yaitu perlakuan tanpa ekstrak buah merah dan 68% (b/v) dengan taraf signifikansi α = 0,05.
obat glibenklamid terdapat perbedaan nyata
jika dibandingkan dengan keempat perlakuan
lainnya. Perlakuan dengan glibenklamid dan Ucapan Terima Kasih
ekstrak buah merah 20% dan 30% tidak Penulis mengucapkan terima kasih
terjadi perbedaan yang signifikan. Berarti kepada laboran Laboratorium Agroteknologi
konsentrasi paling efektif dari ekstrak buah FAPERTA Universitas Tadulako dan semua
merah yang dapat menurunkan glukosa darah pihak yang telah banyak membantu penulis
adalah perlakuan P2 yaitu dengan pemberian dalam menyelesaikan penelitian ini.
konsentrasi ekstrak buah merah 20%. Hal ini
disebabkan karena kandungan biaoaktif yang Referensi
terdapat dalam buah merah, yaitu kandungan
flavonoid, dan tanin. Astuti, Y. & Dewi, L. L. R. (2007). Pengaruh
Tabel 3. Hasil uji Duncan untuk penurunan ekstrak buah merah (pandanus conoideus
gula l.) terhadap kadar glukosa darah mencit.
Mutiara Medika, 7(1), 81-84.

Budi, I. M. (2001). Kajian kandungan zat


gizi dan sifat fisio kimia jenis minyak buah
(pandanus conoideus lam) hasil ekstraksi
secara tradisional di kabupaten jayawiajaya
propinsi irian jaya. Bogor: IPB.

Budi, I. M. & Paimin, F. R. (2005). Buah


Means for groups in homogeneous subsets are merah. Jakarta: Penebar Swadaya.
displayed. a.Uses Harmonic Mean Sample Size
= 3,000
Chairunnisa, R. (2012 ). Pengaruh jumlah
Salim (2006) mengemukakan bahwa pasta tomat terhadap penurunan kadar gula
flavonoid merupakan antioksidan yang dapat darah pada mencit diabetes. Jurnal Teknologi
mencegah reaksi pembentukan rantai AGE Industri Pertanian, 1(1), 1-10.
penyebab perubahan patologis pada keadaan
hiperglikemik.Mekanisme penyembuhan
penyakit diabetes oleh ektrak tumbuhan Dharmayudha, A.A. G. (2011). Pengaruh
tertentu berkaitan erat dengan kandungan ekstrak etanol buah naga daging putih (H.
flavonoid dalam tumbuhan tersebut. Flavonoid undatus) terhadap penurunan kadar glukosa
diduga berperan dalam meingkatkan aktivitas darah serta berat badan tikus putih jantan
enzim antioksidan dan mampu meregenerasi (R.novergicus) yang diinduksi aloksan. Bali:
sel-sel β pankreas yang rusak sehingga Universitas Udayana.
defisiensi insulin dapat diatasi. Flavonoid
juga diduga dapat memperbaiki sensitifitas Djojodibroto, D. (2001). Seluk beluk
reseptor insulin, sehingga memberikan efek pemeriksaan kesehatan general medical chek
yang menguntungkan bagi penderta diabetes up. Jakarta: Pustaka Populer Obor.
mellitus (Marianne, dkk., 2011).
Tanin terbukti dapat menghambat absorbsi Evacuasiany, E., Delima, E. R. & Boen, R.
glukosa sehingga laju peningkatan glukosa
darah tidak terlalu tinggi (Meiyanti, dkk., (2010). The effect of morinda citrifolia l.
2006). Tanin juga dapat menghambat absorpsi ethanol extract on blood in alloxan induced
glukosa di usus. Adanya flavonoid dan tanin male mice swiss webster strain. Jurnal
memberikan efek yang menguntungkan pada Medika Planta, 1(1), 87-92.

189
Volume 5, No. 4, 2016: 185-190 Jurnal Akademika Kimia

Febriyanti, R., Febriyanita, S., Astantri, P. Nugroho, A. E. (2006). Hewan percobaan


F., Slipranata, M. & Syaifullah. (2008). diabetes melitus pathology mekanisme aksi
Pengaruh pemberian ekstrak buah merah diabetogenik. Biodiversitas, 7(4), 381-389.
(pandanus conoideus) terhadap tikus (rattus
norvegicus) diabetik yang diinduksi dengan Radiansah, R. (2013). Ekstrak daun kelor
aloksan. Yogyakarta: Universitas Gajah (moringa oleivera) sebagai alternatif untuk
Mada. menurunkan kadar gula darah pada mencit.
Palu: Universitas Tadulako.
Kurniasih, T., Isma’il, M., Susilowati, F.
& Lestari, S. P. (2006). Kajian potensi
undur-undur darat (myrmeleon sp) sebagai Redha, A. (2010). Flavonoid: struktur, sifat
antidiabetes. Yogyakarta: Universitas Gadjah antioksidatif dan peranannya dalam sistem
Mada. biologis. Jurnal Belian, 9(2), 196-202.

Mangan, Y. (2003). Cara bijak menaklukkan Salam, A. A. (2011). Uji efektifitas daun lere
kanker. Jakarta: Agromedia Pustaka. (ipomea pes-caprae (l) roth br) sebagai
alternatif untuk menurunkan kadar glukosa
Marianne, Yuandani & Rosnani. (2011). darah kelinci (oryctologus cuniculus).
Antidiabetic activity from ethanol extract Universitas Tadulako, Palu.
of kluwih’s leaf (artocarpus camansi). Jurnal
Natural, 1(1), 64-68. Salim, A. (2006). Potensi rebusan daun sirih
merah (piper crocatum) sebagai senyawa
Meiyanti, Dewoto, H. R. & Suyatna, F. D. antihiperlakimia pada tikus putih galur
(2006). Efek hipoglikemik daging buah sprague-dawley. Bogor: Fakultas MIPA IPB.
mahkota dewa (phaleria macrocarpa (scheff)
boerl) terhadap kladar gula darah pada
Sangkala, S., A. (2014). Uji aktivitas antioksidan
manusia sehat setelah pembebanan glukosa.
Jurnal Universitas Medicina, 3(25), 114- buah merah (pandanus conoideus L) di
120. daerah Sulawesi Tengah. Palu: Universitas
Tadulako.
Novrial, D., Sulistyo, H. & Setiawati. (2012).
Comparison of antidiabetic effect of Studiawan, H. & Santosa, M. H. (2005). Uji
honey, glibenclamide metformin and their aktivitas penurunan kadar glukosa darah
combination in the streptozotocin induced ekstrak daun eugenia polyantha pada
diabetic rat. Prosiding Seminar Nasional mencit yang diinduksi aloksan. Jurnal
Kesehatan, 3(4), 31-34 Media Kedokteran Hewan, 21(5), 2-5.

190

You might also like