Professional Documents
Culture Documents
Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Pemenuhan Adl Pada Pasien Pasca Stroke Di Dusun Tambak Bayan, Babarsari, Sleman, D.I Yogyakarta
Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Pemenuhan Adl Pada Pasien Pasca Stroke Di Dusun Tambak Bayan, Babarsari, Sleman, D.I Yogyakarta
ABSTRACT
Background: Stroke is the leading cause of death in the world. The main is the presence of
hypertension or high blood pressure is usually caused by excessive stress or something surprising.
Often a stroke followed by a psychological disorder including self concept disorder is caused due
to the patient’s inability to do something usually done before a stroke. Therefore, the role of the
family in the rehabilitation or recovery of family members with post-stroke is needed, including the
fulfillment of basic needs of patients and also their psychological needs.
Objective: To know the relationship of family support to the fulfillment of ADL in post-stroke patient
in Tambak Bayan hamlet, Babarsari, Sleman, D.I Yogyakarta.
Method: This research is descriptive analytic research using Cross Sectional . The subjects of
this study were post-stroke patients in Tambak Bayan hamlet, Babarsari, Sleman, D.I Yogyakarta,
amounting to 32 people. Sampling technique using Total Sampling method.
Results: The results of this study indicate that family support is in good ie 24 respondents or 75%
with ADL fulfillment 65,6% (enough). Chi square correlation test between family support relationship
to post-stroke patient ADL fulfillment in Tambak Bayan hamlet, Babarsari, Sleman, D.I Yogyakarta
is known sig 0,000 which means there is correlation with strong Correlation Coefficient (0.722).
Conclusions: There is a significant relationship between family support for ADL post-stroke
patient fulfillment.
PENDAHULUAN
Stroke merupakan salah satu penyakit pembuluh darah otak yang menunjukkan
beberapa kelainan otak baik secara fungsional maupun struktural (Doenges, 2000).
Selanjutnya stroke dapat disebabkan oleh beberapa keadaan patologis dari pembuluh
darah serebral atau seluruh pembuluh darah otak, akibat adanya robekan pembuluh darah
atau oklusi parsial/total yang bersifat sementara atau permanen (Doenges, 2000) Menurut
Feigin (2009), stroke merupakan penyebab kecacatan nomor 1 (satu) dan penyebab
kematian nomor 3 (tiga) setelah penyakit jantung koroner dan penyakit kanker sehingga
penyakit stroke telah menjadi masalah kesehatan yang mendunia dan semakin penting.
Di Indonesia, diperkirakan setiap tahun terjadi 500.000 penduduk terkena serangan
stroke, sekitar 2,5 % atau 125.000 orang meninggal, dan sisanya cacat ringan maupun
berat (Anderson, 2008). Penyakit ini menduduki posisi ketiga setelah jantung dan kanker.
Sebanyak 28,5 % penderita stroke meninggal dunia, hanya 15% saja yang dapat sembuh
dari serangan stroke atau kecacatan. Sekitar 63,52/100.000 penduduk Indonesia berumur
di atas 65 tahun ditaksir terjangkit stroke (Sutrisno, 2007).
53
MIKKI Vol 07/No.01/April/2018
Penyebab utama dari penyakit pasca-stroke adalah adanya hipertensi atau tekanan
darah tinggi yang biasanya diakibatkan oleh stress yang berlebihan atau sesuatu yang
mengejutkan, selain itu pasca-stroke juga dapat dipacu oleh beberapa faktor seperti,
penyakit jantung, penyakit diabetes, penyakit migrain, dapat juga dari pola makan yang
tidak sehat, merokok, alkohol dan pengunaan obat-obat terlarang. Seringkali stroke
diikuti oleh gangguan psikologis termasuk gangguan konsep diri yang terjadi karena
dua faktor. Faktor yang pertama adalah pada penderita stroke terjadi sumbatan atau
pecahnya pembuluh darah di otak yang menyebabkan jalur komunikasi ke daerah otak
tersebut menjadi terhambat dan gangguan fungsi perasaan sehingga gangguan suasana
perasaan dan tingkah laku. Selain itu, gangguan psikologis pada pasien stroke juga
disebabkan karena adanya ketidakmampuan pasien dalam melakukan sesuatu yang
biasanya dikerjakan sebelum terkena stroke. Peran keluarga dalam rehabilitasi atau
pemulihan anggota keluarga dengan pasca stroke dapat dilakukan melalui pelaksanaan
fungsi keluarga yaitu fungsi afektif, fungsi sosialisasi, fungsi reproduksi, fungsi ekonomi
dan fungsi perawatan kesehatan. Dari ke lima fungsi tersebut, fungsi keluarga yang paling
relevan dengan kesehatan adalah fungsi perawatan kesehatan keluarga (Friedman,
2002).
Peneliti pun telah melakukan studi pendahuluan pada tanggal 26-28 Januari
2016 di Dusun Tambak Bayan, Babarsari, Sleman, D.I Yogyakarta. Studi pendahuluan
dilakukan dengan menggunakan metode wawancara. Peneliti melakukan wawancara
dengan kepala dukuh dan berdasarkan keterangan kepala dukuh, jumlah penderita
pasca stroke yang dirawat dirumah mencapai 32 orang pasien. Namun perawatan
terhadap pasien pasca stroke nampaknya belum sesuai dengan apa yang diharapkan.
Kurangnya pengetahuan keluarga tentang tata cara perawatan pasien stroke menjadi
kendala utama yang tidak dapat dielakan. Akibatnya sebagian besar penderita stroke
yang dirawat dirumah seringkali harus melakukan pemeriksaan ke rumah sakit karena
kondisi kesehatannya seringkali memburuk.
Kondisi ini menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan jumlah penderita
stroke yang dirawat dirumah. Dimana biasanya dibutuhkan waktu yang lama dalam
perawatan stroke, sehingga dukungan keluarga sangat dibutuhkan dalam rangka
membantu memenuhi kebutuhan dasarnya termasuk kebutuhan psikologisnya, sehingga
penderita tidak mengalami gangguan konsep diri akibat merasa tidak berguna lagi dan
tidak dibutuhkan lagi oleh keluarganya. Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka
peneliti ingin melakukan penelitian tentang “Hubungan Dukungan Keluarga terhadap
Pemenuhan ADL pada Pasien Pasca Stroke di Dusun Tambak Bayan, Babarsari, Sleman,
D.I Yogyakarta”.
METODE
Jenis penelitian ini menggunakan deskriptif analitik yaitu suatu penelitian untuk
mempelajari dinamika korelasi antara faktor resiko dengan efek, (Notoadmojo, 2010).
Dimana dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel
dukungan keluarga dengan variabel pemenuhan ADL pasien pasca stroke. Rancangan
penelitian ini menggunakan pendekatan Cross Sectional. Pendekatan cross sectional
merupakan rancangan penelitian dimana antara variabel dependen dengan variabel
54
Hubungan Dukungan Keluarga (Thomas Aquino)
HASIL PENELITIAN
1. Analisis Univariat
a. Karakteristik Responden
55
MIKKI Vol 07/No.01/April/2018
responden atau 3,2%, dan lulusan Perguruan Tinggi sebanyak 5 orang responden
atau 15,6%. Karakteristik Hubungan Responden dengan Pasien Pasca Stroke
seluruhnya merupakan anggota keluarga inti, yakni status istri yang berjumlah 14
orang responden atau 43,7%, status suami berjumlah 4 orang responden atau 12,5%,
status anak kandung berjumlah 12 orang responden atau 37,5%, dan berstatus
saudara kandung berjumlah 2 orang responden atau 6,3%.
b. Dukungan Keluarga
Berdasarkan tabel 4.2 tentang kategori dukungan keluarga terhadap pasien pasca
stroke di Dusun Tambak Bayan, Babarsari, Sleman, Yogyakarta maka dapat dilihat
bahwa dukungan keluarga dengan kategori kurang berjumlah 2 orang responden
atau 6,3%, dukungan keluarga dengan kategori cukup berjumlah 6 orang responden
atau 18,8%, dan dukungan keluarga dengan kategori baik berjumlah 24 orang
responden atau 75%.
56
Hubungan Dukungan Keluarga (Thomas Aquino)
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat untuk mengetahui adanya hubungan antara variabel bebas dan
variabel terikat. Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan
perkembangan motorik halus anak, maka digunakan rumus Korelasi Spearman Rank.
Hasil uji Korelasi Spearman Rank berikut seperti yang terdapat dalam tabel 4 berikut.
Berdasarkan tabel 4.4, menunjukkan bahwa hasil uji Korelasi Spearman Rank
antara pemenuhan ADL dan dukungan keluarga pada responden di Dusun Tambak
Bayan, Babarsari, Sleman, Yogyakarta diketahui Sig. (2-tailed) = 0,000<0,05, yang artinya
ada hubungan antara dukungan keluarga dengan pemenuhan ADL dengan Correlation
Coefficient kuat (0,722). Dikatakan nilai Coefficient kuat karena dilihat dari nilai Sig.
(2-tailed) < dari nilai taraf kesalahan yang digunakan dalam penelitian ini (Sugiyono, 2014).
PEMBAHASAN
1. Dukungan Keluarga
Dukungan keluarga dalam penelitian ini terbagi dalam kategori dukungan keluarga
baik, cukup, dan kurang. Dari 32 orang responden (keluarga) pasien pasca stroke di
Dusun Tambak Bayan, Babarsari hasilnya bahwa mayoritas responden berada pada
kategori baik yakni sebanyak 24 orang responden (75,0%), sedangkan untuk kategori
cukup sebanyak 6 orang responden (18,8 %), dan kategori kurang sebanyak 2 oang
responden (6,3%). Hal ini menunjukkan bahwa responden yang dalam hal ini adalah
keluarga pasien berada dalam kategori baik dalam memberikan dukungan terhadap
pasien pasca stroke di Dusun Tambak Bayan, Babarsari, Sleman, Yogyakarta.
Ada empat macam dukungan keluarga yaitu dukungan nyata, dukungan
pengharapan, dukungan emosional dan dukungan informasi (Friedman, 2010). Pada
dukungan nyata, keluarga berperan sebagai sumber pertolongan yang praktis dan
fasilitas selama masa perawatan. Keluarga sebagai penyedia dukungan jasmaniah
seperti pelayanan, bantuan finansial, dan bantuan nyata/praktis yang dapat dilakukan
keluarga seperti membantu penderita apabila mengalami kesulitan dalam melakukan
kegiatan sehari-hari. Dari hasil penelitian, dukungan nyata yang diberikan sebagian
57
MIKKI Vol 07/No.01/April/2018
58
Hubungan Dukungan Keluarga (Thomas Aquino)
Dukungan keluarga dapat diperoleh dari anggota keluarga suami, istri, anak, dan
kerabat), teman dekat atau relasi (Kuntjoro, 2002). Berikut karakteristik responden dalam
penelitian ini terbagi menjadi beberapa bagian, yakni:
1) Usia, Berdasarkan data yang diperoleh dalam penelitian ini, jumlah keseluruhan
responden adalah 32 orang responden yang mana didominasi oleh usia ≥ 40 tahun
yang berjumlah 18 orang (56,3%), sedangkan usia ≤ 40 tahun berjumlah 14 orang
responden (43,7%). Hasil tersebut sejalan yang dikemukakan (Robbins, 2001),
semakin meningkatnya usia, semakin berpengalaman dan semakin meningkat
kemampuan profesionalnya. Berdasarkan uraian di atas peneliti berpendapat bahwa
dengan bertambahnya usia seseorang semakin bertambah pengalaman dan semakin
dekat dengan keluarga untuk memberikan dukungan, harapan dan membantu secara
langsung merawat anggota keluarga dengan pasca stroke.
2) Jenis Kelamin
Berdasarkan data karakteristik jenis kelamin responden, sebagian besar responden
berjenis kelamin perempuan dengan jumlah 20 orang (62,5 %), sedangkan yang
berjenis kelamin laki-laki berjumlah 12 orang (37,5%).
Data tersebut menunjukkan bahwa responden berjenis kelamin perempuan lebih
banyak menjadi family care giver dibanding laki-laki. Hasil diatas didukung dari
beberapa penelitian sebelumnya yakni, penelitian Hagen, Bugge, & Alexander (2003),
bahwa family care giver lebih banyak berjenis kelamin perempuan yaitu 73%. Kondisi
di atas dapat disebabkan karena perempuan lebih sensitif, dan subjektif dari pada
laki-laki. Namun pada dasarnya baik laki-laki maupun perempuan dapat mempelajari
pengetahuan dan keterampilan cara merawat anggota keluarga dengan pasca stroke
sehingga mampu memahami dan melaksanakan secara baik.
3) Pekerjaan
Berdasarkan data karakteristik responden berdasarkan pekerjaan, sebagian besar
responden tidak bekerja berjumlah 22 orang (68,7%), sedangkan responden yang
bekerja berjumlah 10 orang (31,3 %). Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar
responden merupakan ibu rumah tangga, yang lainnya berprofesi sebagai tukang
ojek, PNS, petani, dan pensiunan. Berdasarkan yang dikemukakan oleh Feigin (2009),
anggota keluarga yang terkena stroke membutuhkan waktu untuk pemulihan status
kesehatan, selain menimbulkan beban emosional, fisik, juga beban ekonomi atau
keuangan pada keluarga.
4) Pendidikan
Berdasarkan data karakteristik responden berdasarkan pendidikan, sebagian besar
responden merupakan lulusan SMA yang mana berjumlah 18 orang (56,2 %), 8 orang
(25 %) merupakan lulusan SD, 1 orang responden (3,2 %) merupakan lulusan SMP,
dan 5 orang responden (15,6%) lainnya merupakan lulusan Perguruan Tinggi. Tingkat
pendidikan responden dalam penelitian yang dominan adalah tingkat pendidikan
SMA, yaitu 56,2%. SMA (Sekolah Menengah Atas) sebagai salah satu bagian dari
pendidikan menengah merupakan tingkat pendidikan yang telah melalui pendidikan
59
MIKKI Vol 07/No.01/April/2018
dasar, sehingga lebih mudah dalam menerima dan menyerap informasi. Hal ini sesuai
dengan pendapat Wawan & Dewi (2010) yang menyatakan bahwa semakin tinggi
pendidikan seseorang diharapkan akan semakin luas pula pengetahuannya.
60
Hubungan Dukungan Keluarga (Thomas Aquino)
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka diperoleh kesimpulan sebagai
berikut :
a) Dukungan keluarga terhadap pemenuhan ADL pasien pasca stroke di Dusun Tambak
Bayan, Babarsari, Sleman, Yogyakarta terbagi dalam 3 kategori yakni kategori baik
75%, kategori cukup 18,8%, dan kategori kurang 6,3%..
b) Pemenuhan ADL yang diterima oleh pasien pasca stroke di Dusun Tambak Bayan,
Babarsari, Sleman, Yogyakarta terbagi dalam 3 kategori, yakni kategori baik 65,6%,
kategori cukup 21,9%, dan kategori kurang 12,5%.
a. Ada Hubungan bermakna antara dukungan keluarga dengan pemenuhan ADL pasien
pasca stroke di Dusun Tambak Bayan, Babarsari, Sleman, Yogyakarta dengan nilai
correlation coefficient kuat (0,722).
SARAN
a. Bagi Keluarga Pasien Pasca Stroke
Keluarga perlu meningkatkan motivasi bagi pasien pasca stroke untuk lebih mandiri
dengan pengawasan dan tidak memberikan efek negatif ketergantungan dalam
melakukan kegiatan sehari-hari.
b. Bagi Profesi Keperawatan
Diharapkan penelitian ini dapat memberi masukan bagi profesi keperawatan dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien pasca stroke dalam pemenuhan
ADL.
c. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan dapat menjadi pedoman dalam mengembangkan penelitian selanjutnya
yang berhubungan dengan pemenuhan activities of daily living pasien pasca stroke.
RUJUKAN
Doenges, Marilyn E. (2009). Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk
Perencanaan Dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Alih Bahasa: I Made
Kariasa, Ni Made Sumarwati. Edisi 3. Jakarta: EGC.
Friedman. 2004. Teori Keperawatan Keluarga Dan Praktik. Jakarta: EGC
Friedman, dkk. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga : Riset, Teori dan Praktek.
Jakarta : EGC
Hagen, S., Bugge, C., Alexander, H. 2003: Psychometric properties of the SF-36 in the
early post-stroke phase. In: Journal of Advanced Nursing, 44(5), pp. 461-468.
61
MIKKI Vol 07/No.01/April/2018
62