Professional Documents
Culture Documents
Tugas Pengelolaan Limbah B3
Tugas Pengelolaan Limbah B3
Volume 76 2
5, Nomor
ISSN 2356-2226
Hasti Suprihatin
Prodi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Pembangunan Surabaya
Jalan Balongsari Praja V/1 Surabaya, Telp (031) 7406783
e-mail: hasti.suprihatin@yahoo.com
Abstract: To reduce the number of germic or nosocomial infections, especially come from
waste disposal. Especially for hospitals, the disposal procedure should cut off the chain of
transmission or the spread of disease which are came from the clinical waste or medical
waste by burning the clinical waste or medical waste using the incinerator.
Incenerator is used with high temperature by 800 ° C. Incenerator has been proven to
reduce medical waste about 70% to 90%, but it can also reduce the number of pathogenic
bacteria to zero in percentage. In the using of incinerators, there has not been an assessment
of the effectiveness of incinerator usage until today.
Research method which has been used is analytical research to determine the
effectiveness of incinerator usage due to the destruction of the medical waste. The result of
examination about effectivity of incinerator usage for 4 times of combustion was obtained that
the burning volume of medical waste exceeding the required incenerator volume of 0.7 m3/day
is very ineffective with the burning time for 2 hours, because of the results of the research
with different volume shows that the volume of 0.7 m3 is an effective volume for incinerators
in Public Hospital of ABC City, this is being streghtened based on the results of hypothesis
testing that shows the volume of 0.7 m3 would be more effective volume and could give a
significant result. In fact, the medical waste should be burnt twice a day in order to be able to
burn all the medical waste which is generated.
Rumah Sakit adalah suatu institusi atau lembaga Limbah Rumah Sakit dapat dianggap
yang menyelenggarakan atau memberikan sebagai mata rantai penularan dan penyebaran
pelayanan kesehatan kepada perorangan, penyakit menular, karena sampah bisa menjadi
keluarga dan masyarakat, dengan pelayanan tempat tertimbunnya mikroorganisme pathogen
medis yang meliputi upaya promotif, preventif, penyebab infeksi dan penyakit.
kuratif maupun rehabilitative yang Sampah medis juga mengandung benda
diselenggarakan secara terpadu dan yang membahayakan dan menimbulkan
berkesinambungan. gangguan kesehatan maupun cidera jika tidak
Rumah Sakit merupakan penghasil limbah mendapatkan penanganan dan pengelolaan.
dari sampah medis yang sangat besar. Berbagai Mengurangi sampah medis Rumah Sakit,
jenis limbah dari sampah medis yang dihasilkan maka diperlukan system pemusnahan yang baik,
di Rumah Sakit dan unit-unit pelayanan efektif dan efisien.Yaitu dengan cara
kesehatan masyarakat, yang dapat pembakaran pada suhu tinggi dalam tungku
membahayakan dan menimbulkan gangguan incinerator (Incenerasi). Karena dengan
kesehatan baik bagi pengunjung, karyawan dan pembakaran tersebut disamping dapat
utamanya bagi petugas yang menangani limbah membunuh mikroorganisme pathogen, juga
dari sampah medis tersebut serta dapat mengurangi volume sampah medis hingga
lingkungannya. (UU nomor 36 tahun 2009, UU menjadi sisa abu yang sudah aman untuk
nomor 18 tahun 2008 dan Peraturan Menteri dibuang ke tempat pembuangan sampah akhir
Negara Lingkungan Hidup nomor 32 tahun atau TPA. Penggunaan incinerator di Rumah
2009). Sakit merupakan salah satu system pengolahan
Dinamika Lingkungan Indonesia 77
limbah yang aman bagi kesehatan manusia berupa residu materi yang sulit terbakar dan abu
maupun lingkungan hidup sekitarnya ( UU RI, serta gas atau partikulat. Residu serta abu yang
No.32 Tahun 2009 ). Rumah Sakit Umum dihasilkan dikeluarkan dari incinerator dan
Daerah Kota ABC di dalam penggunaan ditimbun dilahan yang rendah, sedangkan gas
incinerator selama ini belum pernah dilakukan atau partikulat dikeluarkan melalui cerobong
pendataan mengenai hasil timbulan atau volume setelah sarana pengolah pencemar udara yang
dari sampah medis, dihubungkan dengan daya sesuai (Reinhardt & JG. Gordon, 1995 : 77.)
tampung incinerator, volume sisa sampah medis Hasil pengurangan volume dan massa juga
yang belum terbakar habis, serta data tentang mengurangi sifat berbahaya dari limbah tersebut
berat sisa hasil pembakaran (abu). Tetapi manakala limbah tersebut adalah limbah yang
keadaan incenerator saat ini menunjukkan berbahaya dan beracun, dan kemudian yang
bahwa penggunaannya kurang efektif dalam sangat memegang peranan penting dalam hal ini
pembakaran sampah medis yang dihasilkan oleh adalah temperatur dan waktu tinggal yang
Rumah Sakit dan Puskesmas wilayah Kota sesuai selama waktu pembakaran limbah
ABC. Dengan demikian harapannya kedepan berbahaya tersebut. Teknologi incenerasi
Rumah Sakit ini mampu memberikan pelayanan merupakan salah satu cara pengolahan yang
yang lebih baik, professional dan bermutu baik bagi materi yang mudah terbakar yang
dengan biaya pengobatan dan perawatan yang mempunyai nilai kalori yang memadai. Limbah
terjangkau sesuai VISI dan MISI. Dalam berbahaya yang patogenik, seperti dari rumah
penelitian yang lain disimpulkan semakin tinggi sakit terutama untuk limbah medis yang
suhu pembakaran maka proses pembakaran berkategorikan infeksius, sangat baik ditangani
akan semakin baik karena terpenuhinya nilai cara ini. Mikroorganisme pathogen dalam
kalor untuk proses pengabuan dan semakin lama limbah infeksius dapat dimusnahkan disebuah
waktu pembakaran maka kemampuan incinerator yang baik karena adanya panas yang
penyisihan residu juga bertambah (Rahayu Dwi tinggi. Waktu tinggal limbah serta temperatur
Utami, D.G Okayadnya dan M. Mirwan,2012) operasi merupakan parameter penentu dalam
Tujuan Penelitian : untuk mengetahui keberhasilan proses incenerasi limbah medis.
volume sampah medis rata-rata perhari yang Beberapa hal yang perlu diperhatkan apabila
efektif digunakan Incenerator di RSUD Kota incenerator akan digunakan di rumah sakit antar
ABC, untuk mengetahui hasil pembakaran 10% lain ialah : ukuran, desain kapasitas yang
sampai dengan 30 % sesuai dengan tipe disesuaikan dengan volume sampah medis yang
incinerator yang digunakan. akan dibakar dan disesuaikan pula dengan
Manfaat Penelitian dapat digunakan pengaturan pengendalian pencemaran udara,
sebagai bahan masukan Rumah Sakit di dalam penempatan lokasi yang berkaitan dengan jalur
mengambil kebijakan khususnya dalam upaya pengangkutan sampah dalam kompleks rumah
penanganan sampah medis dengan sakit dan jalur pembuangan abu, serta
menggunakan incinerator dan dapat digunakan perangkap untuk melindungi incenerator dari
sebagai bahan pertimbangan maupun acuan bahaya kebakaran.(Reinhardt & JG. Gordon,
pada penelitian yang akan datang khususnya 1995 : 110)
mengenai incinerator. Limbah Klinis adalah limbah yang
Incenerator adalah suatu alat yang berasal dari pelayanan medis, perawatan gigi, “
dipergunakan untuk proses pengurangan atau veterinary “,farmasi atau yang sejenis, (
perubahan bentuk sampah yang sudah terbakar penelitian, pengobatan, perawatan atau
menjadi abu pada suhu yang tinggi. Incenerator pendidikan ) yang menggunakan bahan-bahan
merupakan suatu alat berupa tungku yang beracun, infeksius, berbahaya atau bisa
pembakaran yang bersuhu tinggi (=> 1000°C), membahayakan, kecuali jika dilakukan
yang digunakan untuk memusnahkan sampah pengamanan tertentu. Sampah Rumah Sakit
infeksius, ataupun sampah bahan berbahaya dan adalah bahan yang tidak berguna, tidak
beracun. Incinerasi adalah sebuah proses digunakan ataupun yang terbuang yang dapat
pembakaran yang memungkinkan materi yang dibedakan menjadi sampah medis dan non
mudah terbakar seperti hanya limbah organik medis, dan dikategorikan : sampah radioaktif,
mengalami pembakaran, hasil pembakaran
Dinamika Lingkungan Indonesia 78
WADAH ABU
UDARA (OKSIGEN)
PEMBAKARAN
WADAH
SAMPAH GAS SISA PEMBAKARAN
SAMPAH ORGANIK
PANAS SAMPAH GAS SISA
PEMBAKARAN
PEMBAKARAN
GAS SISA PEMBAKARAN
UDARA (OKSIGEN)
UDARA (OKSIGEN)
FIRST CHAMBER
SECOND CHAMBER
Tabel 4. Hasil Pengukuran Berat Dan Volume Sampah Medis Perhari Di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Abc Dan
Puskesmas Wilayah Kota Abc
No Asal Hari ke 7 Hari ke 8 Hari ke 9 Hari ke 10 Total Rata2 Total Rata2
Berat Volume Berat Volume Berat Volume Berat Volume Berat Berat Volume Volum
e
(Kg) (m3) (Kg) (m3) (Kg) (m3) (Kg) (m3) (Kg) (Kg) (m3) (m3)
1 IRD 3,5 0,046 3,1 0,04 3 0,039 3,4 0,044 32,8 3,28 0,427 0,042
2 OK/ Kamar 5 0,065 5,1 0,066 5,3 0,069 4,9 0,064 51 5,1 0,663 0,066
Operasi
3 Bersalin/ 4,4 0,057 4,6 0,06 4,6 0,06 4,5 0,059 46,4 4,64 0,603 0,06
Kandungan
4 Melati 3,2 0,042 3,1 0,04 3,2 0,042 3 0,039 31,2 3,12 0,406 0,041
5 Anggrek 2,7 0,035 2,6 0,034 2,4 0,031 2,4 0,031 24,7 2,47 0,321 0,032
6 Mawar 3 0,039 3 0,039 2,9 0,038 3,1 0,04 30,8 3,08 0,4 0,04
7 Cendana 0,2 0,003 0,25 0,003 0,25 0,003 0,2 0,003 2,45 0,25 0,032 0,003
8 Laboratorium 0,8 0,01 0,9 0,011 1 0,013 1 0,013 9,6 0,96 0,124 0,012
9 ICCU 1 0,013 0,8 0,01 1,1 0,014 0,9 0,011 9,2 0,92 0,119 0,012
10 Poli 3,4 0,044 3,2 0,042 3,4 0,044 3 0,039 29,2 2,92 0,379 0,038
11 Pusk Oro Oro 7,2 0,094 7,3 0,095 7,4 0,096 7,6 0,099 74,4 7,44 0,967 0,097
Ombo
12 Pusk Tawang 5 0,065 5,1 0,066 4,9 0,064 4,8 0,062 51 5,1 0,663 0,066
13 Pusk 7,9 0,103 8 0,104 7,8 0,101 8 0,104 79,6 7,96 1,035 0,104
Banjarejo
14 Pusk 6 0,078 5,9 0,077 6,2 0,081 6,1 0,079 60,9 6,09 0,792 0,079
Demangan
15 Pusk 7,2 0,094 7,4 0,096 7,2 0,094 7,2 0,094 74 7,4 0,96 0,096
Manguharjo
16 Pusk Patihan 6,6 0,086 6,5 0,085 6,4 0,083 6,4 0,083 65,1 6,51 0,846 0,085
JUMLAH 67,1 0,872 66,9 0,869 67,1 0,872 66,5 0,864 675,3 67,5 8,779 0,0878
Sumber:Hasil penelitian
Dinamika Lingkungan Indonesia 81
Tabel 5. Hasil Pemusnahan, Waktu Yang Digunakan Dan Suhu Incenerator Dalam Pemusnahan Sampah Medis Setiap
Hari Selama 10 Hari
Kegiatan Hari
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Sebelum 68,3 67,8 68,5 67,6 68,2 67,4 67,1 66,9 67,1 66,5
Pemusnahan
(kg)
Sisa 26 25,6 26,4 25,3 26,2 25,1 24,7 23,8 24,3 23,4
Pemusnahan
(kg)
% Sisa 38,1 37,8 38,5 37,4 38,4 37,2 36,8 35,6 36,2 35,2
Pemusnahan
Suhu Bakar (°C) 800 800 800 800 800 800 800 800 800 800
Waktu ( jam ) 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Sumber : Hasil penelitian
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Reinhardt, P A & J.G. Gordon, 1995,
nomor 30 tahun 2009 tentang Tata Pengelolaan Limbah Menular dan
Laksana Perizinan dan Pengawasan Limbah Medik (Buku I&II) Jakarta,
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya AKL DepKes RI.
dan Beracun serta Pengawasan Tchobanoglous,G.H.Theisen, and S.Vigil
Pemulihan Akibat Pencemaran Limbah (1993) ”Integrated Solid Waste
Bahan Berbahaya dan Beracun oleh Management”, McGraw-Hill, New York
Pemerintah Daerah Undang-Undang Republik Indonesia nomor 32
Rahayu Dwi Utami, D.G Okayadnya dan M. tahun 2009 tentang : Pengelolaan
Mirwan, Meningkatkan Kinerja Lingkungan Hidup, Jakarta, Biro Bina
Incenerator Pada Pemusnahan Limbah Lingkungan Hidup
Medis RSUD Dr. Soetomo Surabaya,
Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol.7
No.2, Program Studi Teknik Lingkungan,
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,
Universitas Pembangunan