Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

Jurnal Sosial Humaniora ISSN 2087-4928 Volume 4 Nomor 1, April 2013 25

KONSEP ADAB BELAJAR MURID DALAM KITAB TA’LIM AL-MUTA’ALLIM

THE CONCEPT OF LEARNING ATTITUDE IN THE BOOK OF TA’LIM AL-MUTA’ALLIM


A Kholik1a dan A Mahruddin1
1 Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Djuanda Bogor,

Jl. Tol Ciawi No.1 Kotak Pos 35 Bogor 16720


a Korespondensi: Abdul Kholik, Email: abdul.kholik@unida.ac.id

(Diterima: 04-01-2013; Ditelaah: 07-01-2013; Disetujui: 09-01-2013)

ABSTRACT
The attitude of learning is mentally and physically courtesy shown by someone who wants to change
the behavior that happened to him, which was done on its purpose. In other words, the attitude of
learning is manners of moral in the learning process, which is shown by a student, whether it be
spiritual trancendental or social life. The book of Ta'lim al-Muta'allim is a book in which to discuss
about manners of a student as the key to success in learning. Formulation of the problem in this study
is how students learn concepts in the book of manners on al-Muta'allim Ta'lim? The purpose of this
study is to investigate, understand, assess, and analyze about the concepts in the book which is
written by Shaikh Burhanuddin al-Zarnuji. This research is a literature research that is using
qualitative descriptive approach. Data were collected through documentary techniques by collecting
data through the written heritage, such as archives and manuscripts includes books about the
opinions, theories, postulate, laws, and other issues related to the resources of data, in this case is all
documents related to title raised. The findings show that the attitude of learning concept in the book
of Ta'lim al-Muta'allim which is written by Shaikh Burhanuddin al-adab Zarnuji classified students
into some categories, such as: the students’ manners towards Allah, the students’ manners to learn
about themselves, students’ learn manners against the fellows (parents, teachers, and friends), and
the etiquette of students towards knowledge. Finally, this study recommends that all parties should
be involved in learning processes, especially a student, must always apply the manners of learning
that contained in the book of Ta'lim al-Muta'allim, in order to obtain successfulness, thus gaining
useful knowledge.
Key words: students’ learning attitude, book of Ta’lim al-Muta’allim, knowledge.

ABSTRAK
Adab belajar murid adalah kesopanan lahir batin oleh seseorang yang menghendaki sesuatu untuk
merubah tingkah laku pada dirinya dan dilakukan dengan sengaja, baik bersifat jasmaniah maupun
lahiriah. Dengan kata lain, adab belajar murid merupakan suatu sikap tata krama atau sopan santun
dalam proses belajar yang ditunjukkan oleh seorang murid, baik bersifat vertikal maupun horizontal.
Kitab Ta’lim al-Muta’allim adalah sebuah kitab yang membahas tentang adab-adab seorang penuntut
ilmu (murid) sebagai kunci sukses dalam belajar. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah
bagaimana konsep adab belajar murid dalam kitab Ta’lim al-Muta’allim? Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui, memahami, mengkaji, dan menganalisis konsep adab belajar murid dalam
kitab Ta’lim al-Muta’allim yang ditulis oleh Syaikh Burhanuddin al-Zarnuji. Jenis penelitian ini adalah
penelitian studi pustaka dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Data dikumpulkan
melalui teknik dokumentasi yaitu cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, seperti
arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil, hukum-hukum, dan lain-lain
yang berhubungan dengan masalah penelitian. Hasil temuan menunjukkan bahwa konsep adab
belajar murid dalam kitab Ta’lim al-Muta’allim yang ditulis oleh Syaikh Burhanuddin al-Zarnuji
memiliki konsep adab belajar murid yang terklasifikasi ke dalam adab belajar murid terhadap Allah,
adab belajar murid terhadap diri sendiri, adab belajar murid terhadap sesama (orang tua, guru, dan
teman), dan adab belajar murid terhadap ilmu. Rekomendasi dalam penelitian ini yaitu hendaknya
semua pihak yang berkecimpung dalam pendidikan khususnya bagi seorang murid, harus senantiasa
26 Kholik dan Mahruddin Adab belajar murid dalam kitab Ta’lim Al-Muta’allim

mengaplikasikan adab-adab belajar yang tertuang dalam kitab Ta’lim al-Muta’allim agar memperoleh
keberhasilan dan kesuksesan dalam belajar, sehingga mendapatkan ilmu yang bermanfaat.
Kata kunci: adab belajar murid, kitab Ta’lim al-Mta’allim, ilmu.

Kholik A dan A Mahruddin. 2013. Konsep adab belajar murid dalam kitab Ta’lim Al-Muta’allim. Jurnal
Sosial Humaniora 4(1): 25–34.

menuntut ilmu. Kitab ini menjabarkan tata cara


PENDAHULUAN bagaimana agar sukses dalam menuntut ilmu. Di
dalamnya al-Zarnuji memaparkan beberapa hal
Kitab kuning merupakan salah satu sumber
yang berkaitan dengan adab belajar murid serta
pemikiran para orang saleh pada masa lalu
konsekuensi jika adab tersebut ditinggalkan.
(salafu al-shãlihîn) yang diakui oleh berbagai
Adab yang teruang dalam kitab ini diibaratkan
kalangan, baik muslim maupun non muslim.
sebagai sebuah jalan, sedangkan ilmu itu adalah
Sudah sepatutnya manusia yang hidup di masa
tujuannya.
sekarang ini bercermin pada orang-orang saleh
pada masa lalu (salafu al-shãlihîn). Hal itu Penanaman ilmu dalam proses belajar
bertujuan untuk menjadikan pembelajaran bagi ditempuh melalui dua hal, yaitu: (1) dilakukan
manusia dalam menjalani kehidupan agar tetap dengan komunikasi interaktif antara murid dan
di jalan yang lurus dalam keseharian dengan guru, dan (2) dilakukan dengan proses
memiliki akhlak yang mulia dan menjadi pembelajaran yang hanya dilakukan secara
manusia yang beradab. Salah satu cara untuk mandiri oleh murid. Kedua hal tersebut
bercermin pada generasi saleh pada masa lalu menuntut adanya standar adab dalam teknisnya
adalah dengan mengkaji karya-karya para ulama yang secara alami menuntut setiap individu yang
salafu al-shâlihîn. berada di dalamnya untuk mematuhi adab
Salah satu karya atau kitab salafu al-shalihin tersebut, baik bersifat abstrak maupun nyata
yang ada hingga saat ini dan perlu dikaji atau yang ditetapkan sebagai peraturan tertulis.
sebagai bahan cerminan, khususnya dalam dunia Standar adab ini diperlukan untuk
pendidikan adalah kitab Ta’lim al-Muta’allim terciptanya ketenangan dalam proses belajar
karya Syaikh Burhanuddin al-Zarnuji. Hal ini yang murid tempuh. Secara substansial,
karena kitab tersebut banyak diakui sebagai ketenangan ini mampu membantu dan
suatu karya yang monumental dan sangat memudahkan subjek sekaligus objek
diperhitungkan keberadannya. Kitab tersebut pendidikan, khususnya murid untuk
banyak dijadikan bahan penelitian dan rujukan meningkatkan kualitas pembelajaran mereka
dalam penulisan karya-karya ilmiah terutama demi mencapai tujuanya masing-masing. Ketika
dalam bidang pendidikan. Kitab ini juga tidak adab yang berlaku dilanggar, maka sama artinya
hanya terbatas digunakan oleh kalangan membuka peluang untuk gagal.
ilmuwan muslim, tetapi juga digunakan oleh Al-Attas menegaskan bahwa penanaman
orientalis dan para penulis barat. Adapun tulisan adab merupakan bagian pokok yang melekat
yang menyinggung kitab tersebut dapat dari konsep pendidikan Islam. Hal ini
ditemukan antara lain: (a) G.E. Von Grunebaum mengindikasikan bahwa tujuan utama dari
dan T.M. Abel yang menulis “Ta’lim al-Muta’allim pendidikan Islam adalah mencetak manusia
Thuruq al-Ta’allum: Instruction of the Students: yang baik dan beradab, karena manusia yang
The Method of Learning”; (b) Carl Brockelmann beradab lebih berpeluang untuk membangun
dengan bukunya “Geschicte der Arabischem peradaban manusia yang lebih beradab, yakni
Litteratur”; (c) Mehdi Nakotsen dengan manusia yang telah maju tingkat kehidupannya,
tulisannya “History of Islamic Origins of Wetern baik lahir maupun batin (Husaeni 2010).
Education A.D. 800-1350” (Nata 2003). Selain
Jika pendidikan bertujuan untuk
itu, di dalam kitab Ta’lim al-Muta’allim Thariq al-
menanamkan nilai-nilai adab kepada murid,
Ta’allum terlihat kepiawaian al-Zarnuji dalam
maka sudah sewajarnya dalam proses
menyampaikan konsep pendidikan yang
belajarnya pun murid harus senantiasa
ditawarkan dengan bahasa yang sangat praktis
mengamalkan nilai-nilai adab tersebut.
dan aplikatif, serta penuh nilai-nilai adab.
Pentingnya memahami adab dalam proses
Kitab Ta’lim al-Muta’allim sarat akan adab. belajar seorang murid adalah sama pentingnya
Adab tersebut ialah adab yang berkaitan dalam memahami tujuan pendidikan itu sendiri. Hal
Jurnal Sosial Humaniora ISSN 2087-4928 Volume 4 Nomor 1, April 2013 27

tersebut terjadi karena dalam proses belajar melihat kondisi pendidikan saat ini, seorang
seorang murid memilki peluang untuk murid tidak lagi memiliki kecerdasan spiritual
menetukan keberhasilan dari proses yang tinggi, bahkan mereka tidak lagi dapat
pembelajaran yang telah dilakukan. memanfaatkan ilmu yang telah dimilikinya.
Islam sebagai sebuah ajaran yang universal Kondisi tersebut merupakan gambaran yang
memberikan perhatian dalam masalah adab. sama dengan yang terjadi pada masa
Adab dalam Islam menyangkut konsep yang Burhanuddin al-Zarnuji.
fundamental tentang ajaran Islam itu sendiri. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI)
Begitu pentingya masalah adab ini, sehinga menyebutkan bahwa dalam kurun waktu tiga
banyak para pemikir Islam atau para ulama yang tahun, sebanyak 301 peristiwa tawuran pelajar
menulis kitab terkait dengan adab secara terjadi di Jabodetabek. Dari seluruh peristiwa
khusus, seperti: (a) Al-Mawardi (w. 450 H) tersebut, sebanyak 46 orang pelajar tewas sia-
menulis “Adab al-Dunya wa al-Din”; (b) sia. Ketua Divisi Sosialisasi (KPAI), Asrorun
Muhammad bin Sahnun At-Tankhuwi (w. 256 H) Ni'am, mengatakan bahwa untuk tahun 2010
menulis “Adab al-Mu’allimin wa Al- tercatat ada 102 kejadian tawuran dengan
Muta’allimin”; (c) Al-Khatib Al-Baghdadi (w. 463 korban meninggal 17 orang, sementara tahun
H) menulis “Al-Jami’ li-Akhlak Al-Rawi wa Adab 2011 menurun hanya ada 96 kasus dengan
Al-Sami” (Husaeni 2010). korban meninggal 12, dan untuk tahun 2012 ada
Keberadaan adab menjadi hal yang mahal 103 kasus tawuran dengan jumlah korban tewas
dan sulit untuk diperoleh. Hal ini terjadi karena 17 orang (website 2013).
akibat kurangnya pemahaman terhadap nilai Masalah di atas tentu sangat memprihatinkan
adab itu sendiri serta besarnya pengaruh dan memerlukan solusi yang diharapkan mampu
lingkungan. Begitu pun dalam dunia pendidikan, mengantisipasi perilaku-perilaku murid yang
khususnya di lembaga pendidikan formal atau mulai dilanda krisis adab. Tindakan preventif
modern, keberadaan adab sangatlah jarang perlu ditempuh agar dapat mengantarkan para
terlihat. Padahal keberadaan adab dalam murid kepada tujuan pendidikan Islam yang
pendidikan khususnya dalam proses belajar sebenarnya, yaitu menciptakan manusia yang
sangatlah penting, karena adab inilah yang akan beradab dan berakhlak mulia. Hal tersebut
membawa para murid kepada kesuksesan dan menjadi salah satu alasan pemerintah
kemanfaatan akan ilmu yang diperolehnya. melahirkan atau mencetuskan pendidikan nilai
Selain itu, adab juga memberikan andil yang budaya dan karakter bangsa melalui kurikulum
besar dalam menciptakan manusia yang yang ada saat ini. Di dalam pendidikan, nilai
beradab. budaya dan karakter bangsa tersebut mencakup
Pendidikan dewasa ini, tidak sedikit para segala aspek yang dianggap sebagai sebuah
murid dalam proses belajarnya hanya tindakan alternatif yang bersifat preventif untuk
mengandalakan intelegensi yang dimilikinya dan dapat mengembangkan kualitas generasi muda
berbagai strategi belajar untuk menghasilkan bangsa dalam berbagai aspek yang dapat
output pembelajaran yang diinginkan. Walaupun memperkecil dan mengurangi penyebab
proses belajar yang dilakukan menabrak rambu- berbagai masalah budaya dan karakter bangsa,
rambu dalam proses belajar yang seharusnya khususya kenakalan para murid.
diperhatikan oleh murid. Belajar hanya dianggap Oleh sebab itu, menjadi sangat menarik jika
sebagai suatu proses mentransfer ilmu konsep adab belajar murid yang ditawarkan
pengetahuan ke dalam otaknya semata tanpa dalam kitab Ta’lim al-Muta’allim kembali kita
adanya aturan-aturan yang mengikat pada diri ungkap dalam penelitian ataupun penulisan-
seorang murid dalam proses belajar. Padahal penulisan yang nantinya menjadi rujukan bagi
belajar adalah key term (istilah kunci) yang kelangsungan pendidikan. Hal tersebut
paling vital dalam setiap usaha pendidikan, diperlukan karena jika dengan adanya adab
sehingga tanpa belajar sesungguhnya tidak dalam menuntut ilmu dalam hal ini proses
pernah ada pendidikan. Sebagai suatu proses, belajar seorang murid, maka akan terbentuk
belajar hampir selalu mendapat tempat yang akhlak yang baik pada murid dan hal ini akan
luas dalam berbagai disiplin ilmu yang berkaitan menumbuhkan generasi yang tidak hanya
dengan upaya kependidikan. (Syah 2006). memiliki ilmu dan terbatas pada kecerdasan
Murid tidak lagi memerhatikan adab yang akademik saja, melainkan kecerdasan
menjadi modal dasar bagi kesuksesan dan intelektual, emosional, dan spiritual yang tinggi,
keberhasilan proses belajarnya. Di samping itu,
28 Kholik dan Mahruddin Adab belajar murid dalam kitab Ta’lim Al-Muta’allim

sehingga hal ini akan meminimalisir angka digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kenakalan perilaku murid yang menyimpang. kepustakaan (literer). Metode kepustakaan
Alasan mendasar bagi penulis untuk adalah metode penelitian kualitatif yang lokasi
menelaah kitab Ta’lim al-Muta’allim tentang atau tempat penelitiannya dilakukan di pustaka,
konsep adab belajar seorang murid yang ada di dokumen, arsip, dan lain-lain (Prastowo 2011).
dalamnya. Oleh karena itu, penulis akan Adapun sumber data penelitian ini adalah
mengungkapkannya dalam konteks penelitian sumber data kepustakaan yang terdiri dari
yang berjudul “Konsep Adab Belajar Murid buku-buku, kitab, majalah, artikel pada jurnal,
dalam Kitab Ta’lim al-Muta’allim” dengan koran, dan karya ilmiah lain yang relevan
mencoba melakukan suatu studi terhadap dengan pembahasan yang tentunya merupakan
pemikiran syaikh Burhanuddin al-Zarnuji. komponen dasar. Dalam penelitian ini, peneliti
Berdasarkan latar belakang di atas, masalah menggunakan personal document sebagai
pada penelitian ini adalah bagaimana konsep sumber data penelitian ini, yaitu dokumen
adab belajar murid dalam kitab Ta’lim al- pribadi yang berupa bahan-bahan tempat orang
Muta’allim? yang mengucapkan dengan kata-kata mereka
sendiri (Furqan 1992). Personal document
sebagai sumber dasar atau data primernya
MATERI DAN METODE adalah buku-buku yang berkaitan dengan
konsep adab belajar dalam Kitab Ta’lim al-
Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi Muta’allim, serta sumber-sumber lain dalam
kandungan isi dalam kitab Ta’lim al-Muta’allim. penelitian ini.
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini
Dalam studi dokumentasi dan studi
adalah deskriptif kualitatif. Penelitian ini
kepustakaan, sumber primer terlebih dahulu
bertujuan menggambarkan secara sistematis
dilihat. Jika sumber primer tidak ditemukan,
mengenai fakta-fakta yang ditemukan di
maka berangkat pada sumber sekunder. Oleh
lapangan, baik yang bersifat verbal, kalimat-
karena itu, di dalam penelitian ini, data
kalimat, fenomena-fenomena, dan tidak berupa
dikumpulkan dari dokumen-dokumen, baik
angka. Penelitian kualitatif adalah penelitian
berbentuk buku, jurnal, majalah, artikel maupun
yang mengedepankan pengungkapan apa-apa
karya ilmiah lainnya yang berkaitan dengan
yang dieksplorasikan atau diungkapkan oleh
judul yang diangkat oleh peneliti, yakni tentang
para responden dan data yang dikumpulkan
konsep adab belajar murid dalam kitab Ta’lim
berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-
al-Muta’allim dan implikasinya terhadap
angka. Dengan kata lain, metode kualitatif
pengembangan pendidikan nilai budaya dan
sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan
karakter bangsa.
data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
lisan dari orang dan pelaku yang diamati. Untuk mendapatkan konklusi atau simpulan,
Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang setelah data terkumpul maka data tersebut
bermaksud untuk memahami fenomena tentang dianalisis. Analisis data merupakan proses
apa yang dialami subjek penelitian, misalnya mengorganisasikan dan mengurutkan data ke
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain- dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar
lain secara holistik dengan cara deskripsi dalam sehingga dapat ditemukan tema dan dapat
bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks dirumuskan hipotesis kerja yang disarankan
khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan (Prastowo 2011). Adapun teknik analisis data
berbagai metode alamiah (Moleong 2007). yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Dalam literatur lain, jenis penelitian yang teknik analisis data content analysis atau analisis
digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian isi. Teknik ini dikenal juga dengan istilah
kualitatif nonitneraktif atau lebih jelasnya literature study yang lazim dilakukan dalam
penelitian konsep. Pendekatan penelitian penelitian kepustakaan (Ramayulis 2012).
konsep ini digunakan untuk melakukan
penelitian tentang konsep-konsep yang perlu HASIL DAN PEMBAHASAN
diinterpretasikan dan dijelaskan melalui Paparan yang ditulis berikut ini merupakan isi
pengumpulan data-data secara sistematis dan dari kitab Ta’lim al- Muta’allim terbitan Ma Jaya
holistik, serta penelitian pemikiran para tokoh Jakarta tanpa tahun, dan terjemahan bahasa
juga termasuk dalam kategori penelitian konsep Indonesia oleh Abdul Kadir al-Jufri dengan judul
ini (Musfiqqin 2012). Penelitian ini berjenis terjemah Ta’lim al-Muta’allim yang diterbitkan
penelitian studi pustaka, maka metode yang
Jurnal Sosial Humaniora ISSN 2087-4928 Volume 4 Nomor 1, April 2013 29

oleh Mutiara Ilmu, Surabaya. Meskipun tidak manusia juga diwajibkan mempelajari ilmu yang
menutup kemungkinan ada beberapa judul buku diperlukan setiap saat karena manusia
terjemahan lain, namun penelitian ini diwajibkan shalat, puasa, dan haji, maka ia juga
menggunakan buku tersebut sebagai acuan diwajibkan mempelajari segala sesuatu yang
setelah kitab asli. berkaitan dengan kewajiban tersebut. Sebab apa
yang menjadi perantara pada perbuatan wajib,
Paparan Umum tentang Isi Kitab Ta’lim maka wajib pula hukumnya.
Al-Muta’allim
Niat di Waktu Belajar
Pada hakikatnya dalam khazanah Islam, kitab
Ta’lim al-Muta’allim bukanlah satu-satunya kitab Niat tidak boleh dilakukan semata-mata untuk
yang membahas tentang adab belajar murid, ada mencari pengaruh, kenikmatan duniawi, atau
beberapa kitab yang memiliki kecenderungan kehormatan dihadapan orang lain. Di samping
sama dengan kitab tersebut, bahkan lebih itu, seorang murid sebaiknya tidak
dahulu dituliskan daripada kitab Ta’lim al- merendahkan (menghinakan) dirinya dengan
Muta’allim. Misalnya, “al-Targhib fi al-ilm” karya mengharapkan sesuatu yang tidak semestinya
Ismail al-Muzani (wafat 264 H) dan “Bidayat al- dan menghindari hal-hal yang dapat
Hidayah dan Minhaj al-Muta’allim” karya al- menghinakan ilmu dan ahli ilmu.
Ghazali (wafat 505 H). Namun, Ta’lim al-
Muta’allim jauh lebih mengakar di kalangan Memilih Ilmu, Guru, Teman, dan
pesantren dibanding kitab-kitab tentang adab Ketabahan
mencari ilmu yang lain, sekalipun periode
Murid hendaknya memilih ilmu yang terbaik dan
penyusunannya jauh lebih dahulu dibanding
ilmu yang dibutuhkan dalam kehidupan
Ta’lim al-Muta’allim. Bandingkan antara Ta’lim
agamanya dan masa depan. Seorang murid
yang disusun pada akhir abad ketujuh Hijriyah
perlu memprioritaskan ilmu tauhid dan
dengan al-Targhib fi al-Ilm yang dikarang
mengenal Allah beserta dalilnya, karena
pertengahan abad ketiga.
keimanan secara taklid (mengikuti pendapat
Kitab Ta’lim al-Muta’allim yang terdiri dari
orang lain tanpa mengetahui dalilnya) meskipun
muqaddimah dan 13 penjelasan tersebut, al-
sah menurut kita, tetapi tetap berdosa karena
Zarnuji menuliskan tentang beberapa hal yang
tidak berusaha mengkaji dalilnya.
berkaitan dengan adab belajar murid terhadap
Dalam memilih guru hendaknya memilih
Allah, diri sendiri, orang tua, guru, teman, dan
siapa yang lebih alim, wara', berusia, berlapang
kitab atau buku pelajarannya. Selain itu, dalam
dada, dan penyabar. Seorang murid juga harus
kitab tersebut al-Zarnuji juga memaparkan
sabar dan tabah dalam belajar kepada guru yang
tentang beberapa hal yang harus dijauhi selama
telah dipilihnya serta sabar dalam menghadapi
menuntut ilmu dan beberapa hal yang harus
berbagai cobaan. Selain itu, murid dalam
dilakukan ketika seorang mencari ilmu. Dalam
mempelajari suatu bidang ilmu jangan
muqaddimah kitabnya, al-Zarnuji memaparkan
berpindah ke bidang ilmu lain sebelum yang
tentang kondisi generasi murid pada masanya
pertama sempurna dipelajari.
yang kemudian menjadi latar belakang
penulisan karyanya tersebut. Setelah itu, Selanjutnya, dalam memilih seorang teman,
kemudian disusul dengan 13 penjelasan yang murid hendaknya memilih teman yang tekun,
diawali dengan pembahasan tentang pembagian wara', jujur, dan mudah memahami masalah.
ilmu. Selain itu, dalam memilih teman hendaklah
menjauhi pemalas, banyak bicara, penganggur,
Agar tidak timbul kerancuan dalam
pengacau, dan gemar memfitnah.
pemahaman, penulis akan memaparkan dan
menjelaskan satu-persatu dalam bentuk sub bab
Penghormatan terhadap Ilmu dan ‘Ulama
berikut:
(Orang yang Berilmu)
Hakikat Imu, Fiqh, dan Keutamaannya Menghormati ilmu merupakan cara untuk
Keutamaan menuntut ilmu tidak difokuskan menghormati guru dan kawan, serta
untuk segala macam ilmu. Akan tetapi, lebih memuliakan kitab. Oleh karena itu, murid
kepada ilmu-ilmu hall (ilmu yang menyangkut hendaknya tidak mengambil kitab kecuali dalam
kewajiban sehari-hari sebagai muslim, seperti keadaan suci. Demikian pula dalam belajar,
ilmu tauhid, akhlak, dan fiqh). Di samping itu, hendaknya dalam keadaan suci. Al-Zarnuji
menyarankan kepada guru yang akan memulai
30 Kholik dan Mahruddin Adab belajar murid dalam kitab Ta’lim Al-Muta’allim

belajar dengan berwudu, sebab ilmu adalah sendiri, sebab dalam diskusi selain mengulangi
cahaya dan wudu pun adalah cahaya, maka akan juga menambah ilmu pengetahuan.
semakin bersinarlah cahaya ilmu itu dengan
wudu. Tawakal
Murid hendaknya juga memperhatikan
Murid harus bertawakal kepada Allah dan tidak
catatan, yakni selalu menulis dengan rapi dan
tergoda dan tidak digelisahkan oleh urusan
jelas, agar tidak terjadi penyesalan kemudian
duniawi semata, karena kegelisahan tidak bisa
hari. Sementara itu, murid hendaknya dengan
mengelakkan musibah bahkan membahayakan
penuh rasa hormat selalu memperhatikan secara
hati, akal, badan, dan merusak perbuatan-
seksama terhadap ilmu yang disampaikan
perbuatan yang baik. Oleh karena itu, murid
padanya, sekalipun telah diulang seribu kali
hendaknya berusaha untuk mengurangi urusan
penyampaiannya.
duniawi.
Murid harus sanggup menanggung segala
Kesungguhan, Kontinu dalam Belajar,
kesulitan dan keprihatinan pada saat belajar
dan Cita-cita Luhur untuk mencari ilmu. Sebagaimana pernah
Murid harus sungguh-sungguh di dalam belajar diucapkan Nabi Musa as. ketika menempuh
dan mampu mengulangi pelajarannya secara perjalan untuk berguru kepada Nabi Khidir as.
kontinu dan murid dianjurkan untuk belajar yang diabadikan dalam Al-Qur’an Q.S. al-Kahfi
pada awal waktu malam dan di akhir malam, ayat 62: ”Aku benar-benar menemui kesulitan
yakni waktu antara magrib dan isya, serta dalam bepergianku ini.”
setelah waktu sahur, sebab waktu-waktu Murid hendaknya bersabar dalam
tersebut ialah kesempatan yang memberkahi. perjalanannya mempelajari ilmu. Perlu disadari
Dalam kitab tersebut juga diisyaratkan bahwa bahwa perjalanan mempelajari ilmu itu tidak
kemalasan disebabkan oleh lendir dahak yang akan terlepas dari kesulitan sebagaimana
cukup banyak, yang disebabkan dengan terlalu dituliskan sebelumnya, sebab mempelajari ilmu
banyak makan dan minum. Cara menguranginya adalah suatu perbuatan yang menurut
bisa dengan menghayati manfaat dari makan kebanyakan ulama lebih utama daripada
sedikit yang di antaranya adalah badan menjadi berperang membela agama Allah. Siapa yang
sehat, terhindar dari badan yang haram dan ikut bersabar menghadapi kesulitan dalam
memikirkan nasib orang lain. mempelajari ilmu, maka ia akan merasakan
lezatnya ilmu melebihi segala kelezatan yang
Permulaan Belajar, Kadar Belajar, dan ada di dunia.
Urutan Ilmu yang Dipelajari
Murid dianjurkan memulai pelajarannya ketika
Waktu Keberhasilan dalam Belajar
hari Rabu. Hal tersebut didasarkan pada Ilmu atau belajar itu dimulai dari buaian (anak-
perbuatan yang dilakukan oleh Syaikh anak) hingga masuk ke liang lahat. Jadi
Burhanuddin, Imam Abu Hanifah, dan Syaikh sebaiknya murid memanfaatkan seluruh
Abu Yusuf Al-Hamadani yang memulai waktunya untuk belajar. Kemudian waktu yang
perbuatan baiknya pada hari Rabu. Menurut al- sebaik-baiknya untuk belajar adalah waktu
Zarnuji, hal itu dilakukan karena hari Rabu ketika masih muda. Adapun mengenai waktu
adalah hari dimana cahaya diciptakan oleh Allah. yang paling utama dalam belajar adalah
Selain itu, hari Rabu merupakan hari yang di menjelang waktu subuh (sahur) dan antara
dalamnya penuh dengan keberkahan bagi orang waktu magrib dan isya.
mukmin.
Seorang murid seharusnya mempelajari Kasih Sayang dan Nasihat
suatu kitab dengan cara menghafal kitab yang
Murid hendaknya selalu berusaha menghiasi
dibaca kemudian memahami isinya. Apabila
dirinya dengan akhlak mulia, menjauhi adanya
sudah mengerti baru menambah sedikit demi
perselisihan dan permusuhan, serta tidak
sedikit. Setiap kitab atau pelajaran minimal
berprasangka buruk, karena hal tersebut hanya
dibaca dua kali, tetapi apabila kitab atau
akan menyia-nyiakan waktu. Murid juga harus
pelajaran tersebut cukup tebal harus diulang-
menjauhi berprasangka buruk terhadap
ulang sampai sepuluh kali. Manfaat diskusi lebih
sesamanya terlebih pada guru, karena berburuk
besar daripada sekedar mengulangi pelajaran
sangka bisa terjadi akibat niat tidak baik dan
hati yang jahat.
Jurnal Sosial Humaniora ISSN 2087-4928 Volume 4 Nomor 1, April 2013 31

Mengambil Pelajaran (Istifadah) sela-sela iringan unta, membuang kutu yang


masih hidup ke tanah, dan berbekam pada
Murid hendaknya dapat mengambil pelajaran
tengkuk dapat menjadi penyebab seseorang
(istifadah) dan memanfaatkan semua
mudah lupa.
kesempatannya untuk belajar, hingga dapat
mencapai keutamaan dengan cara menyediakan
Penyebab Bertambah dan Berkurangnya
alat tulis, baik itu buku maupun pulpen di setiap
saat untuk mencatat hal-hal yang bermanfaat
Rezeki, serta Hal yang Menambah dan
yang diperoleh. Hal itu terjadi karena ilmu yang Mengurangi Umur
dihafal suatu ketika bisa lupa, sedangkan ilmu Ada beberapa hal yang menyebabkan
yang ditulis akan tetap abadi. Murid harus berkurangnya rezeki, antara lain: tidur di waktu
sanggup untuk menanggung penderitaan selama subuh, tidur telanjang, kencing telanjang, makan
menuntut ilmu, serta berkewajiban untuk dalam keadaan junub, membiarkan sisa
mempertajam ilmu melalui diskusi dengan guru, makanan berserakan, membakar kulit
teman, dan banyak mengulangi pelajaran yang kerambang dan dasun, menyapu lantai dengan
telah dipelajari. kain atau di waktu malam, membiarkan sampah
berserakan, lewat di depan pini sepuh,
Wara’ Ketika Belajar memanggil orang tua tanpa gelar (seperti pak,
Ilmu yang didapatkan oleh seorang murid akan bu, mas, dan lain-lain), membersihkan selilit gigi
lebih bermanfaat, lebih besar faedahnya, dan dengan benda kasar, melumurkan tanah atau
belajar pun lebih mudah jika murid bersikap debu dengan tangan, duduk di beranda pintu,
wara’. Adapun yang termasuk dalam perbuatan bersandar pada kaki gawang pintu, berwudu di
wara' yang dijelaskan dalam penjelasan ke-11 tempat orang beristirahat, menjahit pakaian
ini, yaitu menjaga diri dari terlalu kenyang, yang sedang dipakai, menyeka muka dengan
terlalu banyak tidur, dan terlalu banyak kain, membiarkan sarang lebah berada di
membicarakan hal-hal yang tidak bermanfaat. rumah, meremehkan ibadah salat, bergegas
Selain itu, bila memungkinkan juga menghindari keluar masjid setelah salat subuh, terlalu pagi
makanan masak di pasar yang diperkirakan berangkat ke pasar, membeli rerontokan
lebih mudah terkena najis dan kotoran, jauh dari makanan dari pengemis, mendoakan buruk
dzikir, dan diketahui orang-orang fakir, kepada anak, membiarkan wadah tidak
sementara mereka tidak mampu membelinya tertutupi, mematikan lampu dengan meniup,
yang akhirnya berduka lara, sehingga berkahnya menulis dengan pena rusak, menyisir rambut
pun menjadi hilang karena hal-hal tersebut. dengan sisir rusak, tidak mendoakan baik
kepada kedua orang tua, memakai serban sambil
Penyebab Hafal dan Lupa duduk, memakai celana sambil berdiri, kikir,
terlalu hemat atau terlalu berlebihan dalam
Penyebab mudah hafal yang paling kuat adalah membelanjakan harta, bermalas-malasan,
kesungguhan, kontinu, mengurangi makan, menunda-nunda, dan mudah menyepelekan
melaksanakan salat malam, membaca Al-Qur’an, suatu perkara.
membaca shalawat Nabi, dan berdoa sewaktu Adapun hal-hal yang menyebabkan
mengkaji buku serta seusai menulis. Selain itu, bertambahnya umur diantaranya adalah berbuat
bersiwak, minum madu, memakan kandar kebajikan, tidak menyakiti orang lain,
(sejenis susu yang hanya ada di Turki yang menghormati sesepuh, bersilaturahim, tidak
dicampur dengan gula) dan minum dua puluh memotong pepohonan yang masih hidup kecuali
satu zabib merah setiap hari dengan penuh terpaksa, berwudu secara sempurna,
syukur. Sementara itu, apapun yang dapat menunaikan salat, ta'zhim dan haji, serta
menambah lendir dan dahak adalah hal yang memelihara kesehatan. Selain itu, murid harus
menyebabkan lupa, dan apapun yang dapat belajar ilmu kesehatan dan dapat
mengurangi dahak dan lendir, maka merupakan memanfaatkannya dalam menjaga kesehatan
hal yang dapat memperkuat hafadzatan balan. dirinya.
Adapun penyebab mudah lupa antara lain Demikianlah deskripsi isi kitab Ta'lim al-
adalah perbutan maksiat, banyak dosa, gelisah Muta'allim karya al-Zarnuji. Al-Zarnuji menulis
karena urusan-urusan duniawi, dan terlalu sibuk kitab seperti itu, karena di masanya dia
dengan urusan-urusan duniawi. Demikian pula mengetahui banyak murid yang telah belajar
makan ketumbar, buah apel masam, melihat dengan sungguh-sungguh, tetapi tidak bisa
salib, membaca tulisan pada nisan, berjalan di
32 Kholik dan Mahruddin Adab belajar murid dalam kitab Ta’lim Al-Muta’allim

mendapatkan manfaat dan hasilnya yakni wara’ kamil (wara’ yang sempurna) adalah
mengamalkan dan menyiarkannya. menjaga diri dari segala sesuatu yang tidak
berguna menurut agama, baik sesuatu itu
Konsep Adab Belajar Murid dalam Kitab mubah, makruh, terlebih lagi haram.
Ta’lim al-Muta’allim
Adab Belajar Murid terhadap Diri Sendiri
Adab Belajar Murid terhadap Allah Swt Mengenai kewajiban terhadap diri sendiri, kitab
Sejauh pengetahuan penulis, di dalam kitab Ta’lim al-Muta’allim menjelaskan beberapa sikap
Ta’lim al-Muta’allim tidak diungkapkan secara yang harus diperhatikan oleh seorang murid,
khusus tentang adab belajar murid terhadap yaitu:
Allah Swt. Namun, dalam beberapa penjelasan di a) bersikap tawadhu;
dalam kitab tersebut diungkapkan ada beberapa b) berani bersikap sabar dan tabah dalam
hal yang berkaitan dengan adab belajar seorang belajar;
murid terhadap Allah Swt., antara lain: c) memiliki kesungguhan hati dalam belajar;
d) menyantuni diri;
a. Niat Belajar Hanya Mengharap Rida Allah e) memilki cita-cita tinggi;
Swt.
f) menghindari akhlak tercela;
Pedoman niat belajar yang baik harus dimiliki g) menghindari perselisihan dan menanamkan
oleh semua murid guna mendapatkan ilmu yang rasa saling menyayangi;
bermanfaat. Hal tersebut dipaparkan sebagai h) membiasakan untuk bermusyawarah;
berikut: i) membiasakan untuk membaca dan
(1) mengharap rida Allah; menghafal.
(2) kebahagiaan akhirat;
Adab Belajar Murid terhadap Sesama
(3) memerangi kebodohan pada diri sendiri dan
kaum yang bodoh (menambah pengetahuan Ada beberapa adab belajar yang harus dimiliki
dan memberikan manfaat kepada diri dan seorang murid dalam berinteraksi dengan
masyarakat); sesama. Sesama yang dimaksud dibatasi pada
orang-orang yang paling sering berinteraksi
(4) mengambangkan dan melestarikan Islam;
dengannya, yaitu orang tua, guru, dan teman.
(5) mensukuri nikmat akal dan badan;
a. Adab Belajar Murid terhadap Orang Tua
(6) tidak memiliki niat untuk mendapat pujian
dari manusia. Allah Swt. meletakkan keridaan orang tua
setelah keridaan Allah secara berturut-turut,
b. Bertawakal
kemudian berperilaku baik kepada keduanya
Kata al-tawakkal secara bahasa berarti merupakan keutamaan setelah keutamaan
menyerahkan diri. Menurut Sahal bin ‘Abdullah, beriman kepada Allah Swt. Hal tersebut
orang yang bertawakal di hadapan Allah adalah sebagaimana termaktub dalam Q.S. an-Nisa` ayat
ibarat bangkai di hadapan orang yang 36 yang berbunyi “Sembahlah Allah dan
memandikannya. Dia pasrah pada apapun yang janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan
dilakukan orang yang memandikannya. Dia tidak sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua
dapat bergerak dan bertindak apapun. Hamdun orang ibu-bapak...”.
al-Qashshar mengatakan, tawakal adalah
b. Adab Belajar Murid terhadap Guru
berpegang teguh kepada zat Allah. Firman-Nya
dalam Q.S. Ali Imron ayat 159 tentang kewajiban Adab terhadap guru merupakan sesuatu yang
sebagai seorang hamba-Nya untuk bertawakal. mutlak dalam sebuah proses pendidikan,
khususnya dalam proses belajar. Hal tersebut
c. Wara’ dalam Belajar
karena keberkahan suatu ilmu tergantung pada
Kata al-Wara’ secara bahasa berarti “saleh”, sikap santun dan rasa hormat seorang murid
yaitu menjauhkan diri dari perbuatan dosa. kepada gurunya.
Dalam pengertian sufi, al-Wara’ adalah
c. Adab Belajar Murid terhadap Teman
meninggalkan segala sesuatu yang di dalamnya
terdapat keragu-raguan antara halal dan haram Pergaulan harus dibingkai dalam adab-adab
(Syubhat). Wara’ adalah menjaga diri (self yang bernafaskan Islam. Seseorang harus
protection) dari hal yang haram, baik perbuatan, dibekali pemahaman mengenai adab bergaul
ucapan, sandang, pangan, dan papan. Adapun dalam Islam, supaya pergaulan tersebut
Jurnal Sosial Humaniora ISSN 2087-4928 Volume 4 Nomor 1, April 2013 33

memberi kebaikan bagi dirinya. Hal itu adab tersebut telah tumbuh, menyatu, dan
disebabkan pergaulan di masa kini telah menjadi diaplikasikan oleh murid, maka kesuksesan dan
pintu utama masuknya berbagai kerusakan. Al- keberhasilan untuk memperoleh ilmu yang
Zarnuji menyatakan dan menyarankan kepada bermanfaat akan terealisasi. Konsep adab yang
murid untuk selektif memilih teman tertuang dalam kitab tersebut merupakan
sebagaimana ketika dia memilih seorang guru, sebuah konsep dasar pendidikan yang
sehingga dianjurkan kepada murid ketika dalam membangun sebuah manusia yang berkarakter
proses belajarnya untuk memilih teman yang dan beradab.
tekun, wara’, berwatak jujur, dan tanggap.
Implikasi
Adab Belajar Murid terhadap Ilmu
Akhirnya, disarankan kepada para peneliti
Hal-hal yang termasuk ke dalam adab belajar selanjutnya mengenai adab belajar murid
seorang murid terhadap ilmu yang terdapat hendaknya agar memerhatikan berbagai
dalam kitab Ta’lim al-Muta’allim ini adalah literatur sebagai sumber data dari berbagai
sebagai berikut: tokoh, baik ulama, cendekiawan atau para ahli di
a) memuliakan guru; bidang pendidikan Islam agar dapat membuka
b) memuliakan kitab dengan cara mengambil ‘tabir’ mengenai adab-adab yang harus
kitab dalam keadaan suci, tidak menjulurkan diterapkan oleh murid dan membuktikannya
kaki ke arah kitab, meletakkan kitab tafsir di bahwa secara implisit adab belajar murid dalam
atas kitab yang lain, tidak meletakkan pandangan Islam sangat berpengaruh terhadap
barang apapun di atas kitab, dan menjaga keberhasilan proses belajar. Hal itu akan
kebersihan kitab dari corat coret yang dapat membuktikan bahwa ajaran Islam merupakan
mengaburkan tulisan kitab; ajaran yang syumuliah (komprehensif).
c) memuliakan teman dengan menghormati
teman belajar.
DAFTAR PUSTAKA
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI Al-Zarnuji. 2009. Ta’lim al-Muta’allim. Terjemah:
Abdul Kadir al-Jufri. Mutiara Ilmu, Surabaya.
Kesimpulan
Furqan A. 1992. Pengantar Metode Penelitian
Penulis mendapatkan sebuah konklusi bahwa
Kualitatif. Usaha Nasional, Surabaya.
konsep adab belajar murid yang tertuang dalam
Husaeni A. 2010. Pendidikan Islam: Membentuk
kitab tersebut ditemukan beberapa konsep adab
Manusia Berkarakter dan Beradab. Cetakan
belajar yang menjadi pedoman bagi seorang
pertama. Cakrawala Publishing, Jakarta.
murid. Adapun konsep-konsep tersebut antara
Moleong LJ. 2007. Metodologi Penelitian
lain: (1) adab belajar murid terhadap Allah; (2)
Kualitatif. Edisi revisi. Remaja Rosda Karya,
adab belajar murid terhadap diri sendiri; (3)
Bandung.
adab belajar murid terhadap sesama (orang tua,
Muhajir N. 1996. Metodologi Penelitian
guru, dan teman); (4) adab belajar murid
Kualitatif. Edisi ketiga, cetakan ketujuh. Rake
terhadap ilmu. Niai-nilai adab yang tertuang
Surasin, Yogyakarta.
dalam kitab Ta’lim al-Muta’llim tentang adab
Musfiqqin HM. 2012. Panduan Lengkap
belajar murid, tidak hanya menyangkut nilai-
Metodologi Penelitian Pendidikan. Prestasi
nilai adab yang bersifat normatif yang berkaitan
Pustaka Publisher, Jakarta.
dengan hubungan horizontal (Allah), melainkan
Nata A. 2003. Pemikiran Para Tokoh Pendidikan
juga bersinggungan dengan hubungan vertikal
Islam Seri Kajian Filsafat Pendididikan Islam.
yang lebih bersifat universal.
Raja Garfindo Persada, Jakarta.
Inti dari adab belajar murid dalam kitab
Prastowo A. 2011. Metode Penelitian Kualitatif
Ta’lim al-Muta’allim adalah membangun sebuah
dalam Persfektif Rancangan Penelitian. Arruz
totalitas ketaatan dan kesadaran seorang murid
Media, Jogjakarta.
dalam melakukan proses belajar sebagai sebuah
Ramayulis. 2006. Ilmu Pendidikan Islam. Kalam
tanggung jawabnya untuk mengabdi kepada
Mulia, Jakarta.
Allah seutuhnya. Pada akhirnya, jika nilai-nilai

You might also like